You are on page 1of 23

ELOMPOK2

gugatan
BIMO LUGAS WICAKSONO (22071010322)
WISNU PUTRA ADRIWIDATA (22071010329)
MUHAMMAD IQBAL DZAKY (22071010169)
SAFANEIRA ANNISA PUTRI (22071010306)
DEWI HENJELINA SETIAWATI (22071010307)
Pengajuan Gugatan
Gugatan adalah suatu tuntutan hak yang
diajukan oleh penggugat kepada tergugat di
pengadilan. Dalam hukum acara perdata
umumnya terdapat 2 (dua) pihak atau lebih yang
mempertahankan haknya dari orang lain, yaitu
pihak penggugat dan tergugat. Dalam pengajuan
gugatan di pengadilan terdapat 2 (dua) jenis
gugatan yaitu volunter dan kontentiosa.
Gugatan volunter
Gugatan volunter atau permohonan adalah gugatan
perdata yang diajukan dalam bentuk permohonan yang
tidak mengandung unsur sengketa, ditandatangani oleh
pemohon atau kuasanya, serta diajukan kepada ketua
pengadilan negeri secara sepihak oleh pemohon tanpa ada
pihak lain yang ditarik sebagai tergugat.
Gugatan kontentiosa
gugatan kontentiosa adalah gugatan yang mengandung
sengketa antara 2 (dua) pihak atau lebih, dimana terdapat
lawan atau pihak lain yang diikut sertakan dalam gugatan ini,
dan pihak yang haknya dirugikan dan mengajukan gugatannya
ke pengadilan disebut dengan penggugat serta tergugat adalah
pihak yang ditarik oleh penggugat dalam mengajukan
gugatannya,karena tergugat tidak melakukan kewajibannya
sehingga menimbulkan kerugian bagi penggugat.
Istilah kontentiosa sendiri berasal dari bahasa latin
yang berarti penuh semangat bertanding atau
berpolemik. Oleh karena itu penyelesaian perkara
yang mengandung sengketa, disebut yuridiksi yang
merupakan kewenangan peradilan yang memeriksa
perkara yang berkenaan dengan masalah
persengketaan antara pihak yang bersengketa.
Pengertian tentang
gugatan
gugatan adalah suatu tuntutan hak yang
mengandung sengketa dimana gugatan diajukan
oleh penggugat kepada tergugat melalui pengadilan.
Gugatan dalam hukum acara perdata umumnya
terdapat 2 (dua) pihak atau lebih, yaitu antara pihak
penggugat dan tergugat, yang mana terjadinya
gugatan umumnya pihak tergugat telah melakukan
pelanggaran terhadap hak dan kewajiban yang
merugikan pihak penggugat.
Dalam perundang-undangan, istilah yang digunakan adalah
gugatan perdata atau gugatan saja.
Contoh gugatan misalnya, sengketa waris, sengketa jual beli
tanah, sengketa sewa menyewa dan sebagainya.
Adapun melakukan gugatan dengan beberapa persyaratan yaitu,
syarat formil dan materiil. Syarat materiil yang berkaitan dengan
isi tuntutan atau materi yang terdiri dari identitas para pihak,
dalil (alasan), petitum (tuntutan yang diminta pihak berperkara).
Sedangkan syarat formil persyaratan untuk mematuhi ketentuan
aturan prosedural yang ditetapkan oleh peraturan perundang-
undangan, seperti tidak adanya pelanggaran terhadap validitas
absolut atau relatif.
Gugatan lisan dan
tertulis
GUGATAN LISAN GUGATAN TERTULIS
Gugatan lisan, apabila penggugat Gugatan yang diajukan
buta huruf dan dalam hal ini terhadap ketua pengadilan
gugatan dapat diajukan secara lisan negeri yang berwenang
kepada ketua pengadilan negeri mengadili perkara..
yang mencatat perbuatannya atau Pasal 118 ayat (1) HIR / Pasal
yang memberikan rekamannya. 142 ayat (1) RBg.
Pasal 120 HIR / Pasal 144 ayat (1)
RBg.
Gugatan Lisan
Secara formil gugatannya bersifat lisan, karena penggugat tidak
bisa membaca dan menulis, penggugat buta huruf. Cara
mengajukannya dengan memberitahu ketua pengadilan negeri
secara lisan tentang pengajuan gugatan, menjelaskan atau
memperjelas isi dan tujuan gugatan, dan tidak dapat diwakili
dengan surat kuasa.
Tugas ketua pengadilan negeri adalah memberikan pelayanan
pendaftaran atau pemberian gugatan, meresmikan gugatan
sebaik-baiknya dalam bentuk tertulis menurut keterangan yang
dijelaskan penggugat.
Gugatan Tertulis
Penggugat atau wakilnya membuat sendiri surat kuasa
khusus lalu menunjukan kepada Ketua pengadilan negeri
sesuai dengan kompetensi relatif dan Surat gugatan diberi
tanggal, serta menyebut dengan jelas penggugat dan
tergugatnya. lalu Surat gugatan ditandatangani oleh pihak
penggugat atau kuasanya, sesuai dengan Stb. 1919 Nomor
776 dan dilegalisir oleh pejabat yang berwenang.
Setelah surat gugatan selesai, harus didaftarkan pada
panitera pengadilan negeri yang bersangkutan dan harus
dibayar biaya perkaranya.Biaya perkara ditanggung oleh
penggugat, tergantung pada sifat dan jenis perkara.
Para pihak dan
perannya
Dalam perkara perdata sendiri setidaknya
terdapat 2 pihak, yaitu;
Pihak penggugat
berperan sebagai pihak yang mengajukan gugatan
dan merasa dirugikan haknya oleh pihak tergugat.

Pihak tergugat
berperan sebagai pihak yang dianggap telah merugikan
hak pihak lain (penggugat)
Adapun pihak pihak ketiga yang ikut serta dalam perkara perdata,
yaitu pihak intervensi. Berdasarkan Pasal 279 sampai dengan Pasal
282 RV, terdapat tiga macam pihak intervensi yang terdiri dari:
de Voeging adalah keikutsertaan pihak ketiga atas inisiatifnya sendiri agar
dapat terlibat dalam proses pemeriksaan sengketa yang dilakukan di
Pengadilan Negeri untuk membela salah satu pihak.
Tussenkomst adalah keikutsertaan pihak ketiga yang karena inisiatifnya sendiri
agar dapat ikut terlibat dalam proses pemeriksaan sengketa yang dilakukan di
Pengadilan Negeri, tetapi tidak untuk membela salah satu pihak, melainkan
untuk membela kepentingannya sendiri.
Vrijwaring adalah keikutsertaan pihak ketiga dalam suatu
perkara karena ditarik oleh salah satu pihak agar masuk untuk
ikut menanggungnya.
Penjelasan tentang
gugatan perwakilan
Gugatan perwakilan kelompok adalah suatu
tata cara pengajuan gugatan, dalam mana satu
orang atau lebih yang mewakili kelompok
mengajukan gugatan untuk dia atau dari mereka
sendiri
Gugatan Perwakilan Kelompok diajukan dalam hal:

a. Jumlah anggota kelompok semakin banyak sehingga


tidak efektif dan efisien apabila gugatan dilakukan
secara sendiri-sendiri atau secara bersama-sama dalam
satu gugatan.
b. Terdapat kesamaan fakta atau peristiwa dan kesamaan
dasar hukum yang digunakan yang bersifat subtansial,
serta terdapat kesamaan jenis tuntutan di antara wakil
kelompok dengan anggota kelompoknya.
c. Wakil kelompok memiliki kejujuran dan kesungguhan
untuk melindungi kepentingan anggota kelompok yang
diwakilinya;
Surat gugatan kelompok mengacu pada persyaratan yang diatur Acara Perdata yang berlaku, dan harus
memuat:
ldentitas lengkap dan jelas dan perwakilan kelompok.
ldentitas kelompok secara rinci tanpa menyebutkan nama anggota.
ldentitas lengkap dan jelas wakil kelompok, tanpa menyebutkan nama anggota kelompok satu
persatu.
ldentitas kelompok yang diperlukan dalam kaitan dengan kewajiban melakukan
pemberitahuan.
Posita dari seluruh kelompok baik wakil kelompok maupun anggota kelompok yang
teridentifikasi maupun tidak teridentifikasi yang dikemukakan secara jelas dan terinci.
Gugatan perwakilan dapat dikelompokkan beberapa bagian kelompok atau sub kelompok, jika
tuntutan tidak sama karena sifat dan kerugian yang berbeda;
Tuntutan atau petitum tentang ganti rugi harus dikemukakan secara jelas dan rinci memuat
usulan tentang mekanisme atau tata cara pendistribusian ganti kerugian kepada keseluruhan
anggota kelompok termasuk usulan tentang pembentukan tim atau panel yang membantu
memperlancar pendistribusian ganti kerugian.
Surat Kuasa
surat kuasa merupakan sebuah dokumen
yang memberikan wewenang kepada pihak
lain untuk melakukan perbuatan hukum,
untuk dan atas nama pemberi kuasa, karena
pihak pemberi kuasa sedang tidak dapat
melakukannya sendiri. Dalam surat kuasa,
terdapat dua jenis surat kuasa yaitu surat
kuasa umum & surat kuasa khusus
Surat Kuasa Umum
Pasal 1796 KUH Perdata, yang berbunyi:
Pemberi kuasa yang dirumuskan secara umum hanya meliputi tindakan-tindakan
yang menyangkut pengurusan. Untuk memindahtangankan barang atau
meletakkan hipotek di atasnya, untuk membuat suatu perdamaian, ataupun
melakukan tindakan lain yang hanya dapat dilakukan oleh seseorang pemilik,
diperlukan suatu pemberian kuasa dengan kata-kata yang tegas.

Berdasarkan isi penjelasan pasal di atas, kuasa umum bertujuan untuk


memberikan kuasa kepada seseorang untuk mengurus kepentingan pemberian
kuasa. Sedangkan untuk memindahtangankan benda-benda, atau perbuatan lain
yang hanya dilakukan oleh pemilik, tidak dapat menggunakan surat kuasa umum.
Oleh karena itu, ditinjau dari segi hukum, kuasa umum tidak dapat dijadikan
dasar untuk mewakili pemberian kuasa di depan pengadilan.
Surat Kuasa Khusus
Pasal 1795 KUH Perdata, yang berbunyi:
Pemberi kuasa dapat dilakukan secara khusus, yaitu hanya mengenai suatu
kepentingan tertentu atau lebih, atau secara umum, yaitu meliputi segala
kepentingan pemberi kuasa.

surat kuasa khusus adalah surat kuasa yang di dalamnya dijelaskan tindakan-
tindakan apa saja yang boleh dilakukan oleh penerima kuasa. Bentuk surat kuasa
inilah yang dapat menjadi landasan pemberian kuasa untuk bertindak di depan
pengadilan, mewakili kepentingan pemberi kuasa sebagai pihak prinsipal.
Setiap surat kuasa khusus harus dicatatkan dalam Register Kuasa Khusus di
kepaniteraan pada badan peradilan dimana akan dicantumkan untuk pendataan
dan pengawasan pemberi kuasa yang berkedudukan sebagai pihak materiil atau
prinsipal dan penerima kuasa sebagai pihak formil.

You might also like