You are on page 1of 5

E.

SUMBER-SUMBER HUKUM DAGANG

Hukum Dagang Indonesia terutama bersumber pada (diatur dalam):

1. Hukum Tertulis yang dikodifikasikan


a. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) atau Wetbook van Koophuandel
Indonesia (Wvk)
b. Kitab Undang-Undang Hukum Sipil (KUHS) atau Burgerlijk Wetbook Indonesia (BW)

2. Hukum Tertulis yang belum dikodifikasikan


yakni peraturan perundang-undangan khusus yang mengatur hal-hal yang berhubungan
dengan perdagangan.

Ad.1. Hukum Tertulis yang Dikodifikasikan

a. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang


Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) merupakan sumber hukum tertulis yang
mengatur masalah perdagangan/perniagaan.
KUHD terdiri atas dua buku, yaitu:

Buku pertama, yang terbagi dalam 9 (sembilan) title, yaitu:


1. Tentang pembukuan.
2. Tentang beberapa macam persekutuan dagang.
3. Tentang bursa, makelar
4. Tentang komisioner, ekspeditur, dan pengangkutan melalui sungai dan perairan di darat.
5. Surat wesel.
6. Tentang chequc. promes, kuitansi bawa (aan toonder).
7. Tentang hak reklame atau tuntutan kembali suatu kepailitan
8. Tentang asuransi seumumya
9. Tentang asuransi kebakaran, pertanian dan asuransi jiwa

Buku Kedua, tentang hak dan kewajiban yang timbul dari pelayaran yaitu:
1. Kapal laut dan muatannya.
2. Orang yang menyewakan kapal dan tempat sewaan kapal.
3. Kapten, anak buah kapal dan penumpang kapal
4. Perjanjian buruh kapal
5. Pemuatan kapal.
6. Tubrukan.
7. Kecelakaan kapal, kandas, barang-barang yang terdampar ombak.
8. Asuransi bahaya pengangkutan di darat.
9. Kapal-kapal dan perahu-perahu dalam perairan di darat.
10. Asuransi bahaya kapal.
11. Kecelakaan.
12. Hapusnya perjanjian dalam perdagangan.

b. Kitab Undang-Undang Hukum Sipil (KUHS)/BW

Kitab Undang-Undang Hukum Sipil/BW terbagi menjadi empat bagian yaitu sebagai berikut:

a) Hukum perorangan (personenrecht).

b)Hukum kebendaan (zakentecht).

c) Hukum perikatan (verbintenissenzecht).

d) Pembuktian dan daluwarsa.

Di dalam hukum perikatan, masalah perdagangan atau perniagaan diatur lebih rinci. Hukum
perikatan adalah hukum yang mengatur akibat hukum, yakni suatu hubungan hukum, yang
terletak dalam bidang hukum harta kekayaan, antara dua pihak yang masing-masing berdiri
sendiri (zelfstandige rechtssubjecten).

c. Di Luar KUHD dan KUHS

Sumber dari hukum dagang atau hukum perdata di luar KUHD dan KUHS yaitu sebagai
berikut:
1) Kebiasaan, berdasarkan Pasal 1339 dan 1347 BW yang berbunyi: Untuk apa yang sudah
menjadi kebiasaan (asumsi) dan hal yang sudah lazimnya harus dianggap sebagai termasuk juga
dalam suatu perjanjian
2) Peraturan kepailitan (S. 1905-No. 217)
3) Undang-Undang Hak Cipta (UU No. 6 Tahun 1982 LN. 1982 No. 15)
4) Peraturan Oktroi (S. 1911-No. 136, S. 1922-No. 25).
5) Peraturan tentang pabrik dan merk dagang (S. 1912 No. 545)
6) Peraturan tentang pertanggungan hasil bumi (oogsverband) (S. 1886-No. 57).
7) Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Koperasi
8) Ordonansi balik nama (Staatsblad 1834-No. 27).

Ad.2. Peraturan-peraturan lain di luar kodifikasi

a) Staatsblad 1927-262, mengenai pengangkutan dengan kereta api (Bepalingen Vervoer


Spooruagem)
b) Staatsblad 1939-100 jo. 101, mengenai pengangkutan dengan kapal terbang di pedalaman dan
perubahan-perubahan serta tambahan selanjutnya.
c) Staatsblad 1941- 101, mengenai perusahaan pertanggungan jiwa
d) Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1948 tentang Damri.
e) Undang-Undang No. 4 Tahun 1959 tentang Pos.
f) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1959, tentang Pos Internasional.

F. KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM DAGANG (KUHD)

1. Asal Usul KUHD


Berdasarkan pasal II aturan peralihan uud R.I 1945, KUHD masih berlaku di Indonesia.
KUHD Indonesia diumumkan dengan publikasi tanggal 30 April 1847 (Staatsblad 1847-23),
yang mulai berlaku pada tanggal 1 Mei 1848.
KUHD Indonesia hanya turunan belaka dari Wetboek van Koophandel Belanda yang dibuat atas
dasar asas konkordansi (Pasal 131 1.S). Wetboek van Koophandel Belanda berlaku mulai
tanggal I Oktober 1838 dan 1 januari 1842 di Limburg.
Selanjutnya Wetboek van Koophande. Belanda juga mencontoh dari code du Commerce Prancis
1808, tetapi anehnya tidak semua lembaga hukum yang diatur dalam Code du Commerce Francis
itu diambil alih oleh Wetboek van Koophandel Belanda.
Ada beberapa hal yang tidak diambil, misalnya peradilan khusus tentang perselisihan dalam
lapangan perniagaan (speciale handelsrecht banken).
a. Kodifikasi Hukum Dagang yang Pertama
Dahulu sebelum zaman Romawi, di samping Hukum Perdata yang mengatur hubungan hukum
antara perseorangan yang sekarang termasuk dalam KUHPerdata, para pedagang membutuhkan
peraturan-peraturan mengenai perniagaan. Karena perniagaan makin lama makin mulai
berkembang, maka kebutuhan hukum perniagaan atau hukum dagang makin bertambah.
Lama-kelamaan, hukum dagang yang pada waktu itu masih merupakan hukum kebiasaan, begitu
banyak sehingga dipandang perlu untuk mengadakan kodifikasi. Kodifikasi hukum dagang yang
pertama dibuat, yaitu atas perintah raja Lodewijk XIV di Prancis, yaizu Ordonnance du
Commerce 1673 dan Ovdonnance de la Marine 1681.

b. Hubungan antara KUHD dan KUHPerdata


Jika, ada 2 (dua) ketentuan yang mengatur terbadap hal yang sama maka berlaku asas Lex
Spesialis Derogat Legi Generali, artinya ketentuan khusus mengesampingkan ketentuan umum.
Ketentuan hukum perdata tidak berlaku jika sadah diatur dalam kitab-Kitab Undang-undang
Hukum Dagang. Mengingat hubungan antara hukum perdata dan hukum dagang sangat erat, di
Belanda kedua kitab tersebut dijadikan 1 (satu) yang dikenal dengan Kitab Undang-Undang.
Hukum Perdata Baru (Het Niee Burgrlike Wecbock). Dalam ketentuan baru ini masalah
hukum dajgang diatur dalam buku II.
Hubungan antara KUHPerdata dan KUHD sebagai hukum umum dan hukum khusus dapat
dibuktikan lagi dari Pasal-Pasal 1319, 1339, 1347 KUHPerdata, Pasal 15, Pasal 396 KUHD, dan
lain-lain.
Telah kita ketahui hubungan antara KUH Perdata dan KUHD Indonesia, yaitu sebagai hukum
umum dan hukum khusus yang bersilfat subordinasi. Lain halnya di Swiss, di mana hukum
perdatanya dibagi dua, yaitu zivilgoetzbuch (sama dengan hukum KUH Perdata) Indonesia
minus hukum perikatan buku llI KUHPerdata, dan obligationerecht (khusus) mengenai hukum
perikatan dan inukum dagang KUHD).

c. Hubungan Antara Ziilceetbuch dan Obligationenrecht Swis


Ziwilgesetzbuch terdiri atas hukum perorangan, hukum keluarga, hukum warisan, dan hukum
kebendaan. Adapun obligationenrecht terdiri atas hukum perikatan dan hukum dagang.
Hubungan antara zieilgesetzbuch dan obligationemeche Swiss bersifat koordinasi dan saling
melengkapi. Asas dari zivilgesetzdech dapat dipakai untuk obligationennecht, hegitu pula dengan
sebaliknya. Misalnya asas-asas hukum perjanjian dan oligutionentecht dapat dipakai uneuk
ziwilgeserzbuch dalam bidang hukum keluarga dan hukum waris Begitu pula asas keadilan
kejujuran, dan Lain-lain dari zivilgesetzbuch dapat dipengunakan untuk obligatiorenrecht.

GOOD LUCK MY LOVE

KEEP SPIRIT

I LOVE U

MAKE ME PROUD OF U

BY: ALVINA OLIVIA SITORUS

You might also like