Professional Documents
Culture Documents
GMP Good Mining Praktis UPN
GMP Good Mining Praktis UPN
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2016
Disampaikan pada :
Mata Kuliah Tata Kelola Pertambangan, Mei 2016
OUTLINE PRESENTASI
I. Pendahuluan 5.5. Pengawasan
I.1. Latar Belakang 5.6. Pengelolaan Ling. Pertambangan Minerba
I.2. Pengelolaan Pertambangan Yang Baik Dan Benar 5.7. Kegiatan Pertambangan
II. Peraturan Perudangan & Perizinan VI. Kesemalatan & Kesehatan Kerja Pertambangan
2.1 Peraturan Perundangan 6.1. Karakter Umum Ling. Pertambangan
2.2 Perizinan Pertambangan (KK & PKP2B) 6.2. Karakter Khusus Ling. Pertambangan
III. Teknis Pertambangan 6.3. Pengelolaan K3 Pertambangan Umum Scr Bersistem
3.1 Eksplorasi 6.4. Filosofi Dasar Manajemen Keselamatan Pertambangan
3.2 Studi Kelayakan 6.5. Manajemen Keselamatan Pertambangan
3.3. Metode Penambangan VII. Peningkatan Nilai Tambah
3.4. Pelaksanaan Penambangan 7.1. Konsep Dasar Kebijakan
3.5. Pengolahan dan/atau Pemurnian 7.2. Peningkatan Nilai Tambah Pertambangan
3.6. Pengangkutan 7.3. Pengembangan Wilayah & Masyarakat Di Sekitar
3.7. Penjualan Wilayah Pertambangan
3.8. Peralatan VIII. Standarisasi Pertambangan
3.9. Kontrak Kegiatan Teknis Pertambangan 8.1. Sistem Standarisasi Nasional
IV. Konservasi Bahan Galian 8.2. Standarisasi Pertambangan Umum
4.1. Obyek Konservasi Bahan Galian 8.3. Akreditasi & Sertifikasi
4.2. Lingkup Implementasi Konservasi Bahan Galian IX. Community Development
4.3. Pelaksanaan Konservasi Bahan Galian 9.1. Pengertian Umum CD
4.4. Evaluasi Pelaksanaan Konservasi Bahan Galian 9.2. Dasar Hukum
V. Perlindungan Lingkungan Pertambangan 9.3. Tujuan CD
5.1. Perubahan Paradigma 9.4. Prinsip-prinsip CD
5.2. Pembangunan Berkelanjutan 9.5. Fasilisator CD
5.3. Internalisasi Perlindungan Lingkungan 9.6. Program CD
5.4. Kriteria Teknis Kegiatan Dlm Kawasan Sensitif 9.7. Penyusunan Program
I. PENDAHULUAN
I.1 . LATAR BELAKANG I.2. PENGELOLAAN PERTAMBANGAN
YANG BAIK DAN BENAR
Latar belakang :
• Permasalahan umum tambang di Indonesia adalah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
pengelola tambang meninggalkan lahan tambang begitu saja setelah tidak produktif lagi.
• Berkembangnya suatu peradaban berarti berkembangnya suatu masyarakat yang beradab.
• Perlunya menegakan HAM dan menghargai budaya, tatanan adat, serta tatanan nilai dalam
setiap hubungan dengan pemangku kepentingan (stakeholder).
Pasal 95 :
Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik, pemegang IUP dan IUPK
wajib melaksanakan :
1. ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan ;
2. keselamatan operasi pertambangan;
3. pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan
reklamasi dan pasca tambang;
4. upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara;
5. pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam bentuk
padat, cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum
dilepas ke media lingkungan
I. PENDAHULUAN
I.1 . LATAR BELAKANG I.2. PENGELOLAAN PERTAMBANGAN
YANG BAIK DAN BENAR
Good Mining
Practice
Prinsip :
• Eksplorasi dengan presisi tinggi
• Penambangan tuntas
• Pemilihan teknologi yang tepat
• Efisiensi penggunaan lahan
• Konservasi bahan galian
• Pengelolaan : tanah penutup, tanah
pucuk (top soil), erosi dan sedimentasi.
• Penggunaan air kerja dan perlindungan
sumber air
• Reklamasi segera
• Pengelolaan limbah
• Peningkatan kompetensi tenaga kerja
• Pemantauan kinerja
• Pembangunan berkelanjutan
II. PERATURAN PERUNDANGAN & PERIZINAN
Undang-Undang Terkait
1. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang 8. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009
Pengelolaan Kawasan Lindung; tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di
2. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Bidang Penanaman Modal;
Penyakit Yang Timbul Akibat Hubungan Kerja; 9. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2012 tentang
3. Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Dan Pengawasan Terkait
Ketentuan Pokok Perjanjian Karya Pengusahaan Kegiatan Usaha Pertambangan Batubara;
Pertambangan Batubara; 10. Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2012
4. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2000 tentang tentang Tim Evaluasi Untuk Penyesuaian
Penanggulangan Masalah Pertambangan Tanpa Izin; Kontrak Karya Dan Perjanjian Kontrak Karya
5. Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 2001 tentang Pengusahaan Pertambangan Batubara;
Tim Koordinasi Penanggulangan Pertambangan 11. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015
Tanpa Izin, Penyalahgunaan Bahan Bakar Minyak tentang Kementerian Energi Dan Sumber Daya
Serta Perusakan Instalasi Ketenagalistrikan dan Mineral
Pencurian Aliran Listrik;
6. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang
Kebijakan Nasional Di Bidang Pertanahan;
7. Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 2004 tentang
Perizinan Atau Perjanjian Di Bidang Pertambangan
Yang Berada Di Kawasan Hutan;
II. PERATURAN PERUNDANGAN & PERIZINAN
Kepmen ESDMTerkait
1. Kepmentamben Nomor 2555.K/Tahun 1993 tentang 9. Keputusan Menteri ESDM Nomor 0057 K/40/MEM/2004
Pelaksanaan Inspeksi Tambang Bidang Pertambangan Umum; tentang Perubahan Keputusan Menteri Pertambangan
2. Kepmentamben Nomor 103.K/008/M.PE/1994 tentang Dan Energi Nomor 680 K/29/M.PE/1997 tentang
Pengawasan Atas Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1996
Lingkungan Dan Rencana Pemantauan Lingkungan Dalam tentang Ketentuan Pokok Perjanjian Karya
Bidang Pertambangan Dan Energi; Pengusahaan Pertambangan Batubara;
3. Kepmentamben Nomor 555/K/26/M.PE/1995 tentang Kesehatan 10. Keputusan Menteri ESDM Nomor 1128 K/40/MEM/2004
Dan Keselamatan Kerja Pertambangan Umum; tentang Kebijakan Batubara Nasional;
4. Kepmen ESDM Nomor 1211.K/008/M.PE/1995 tentang 11. Keputusan Menteri ESDM Nomor 1614 Tahun 2004
Pencegahan Dan Penanggulangan Perusakan Dan tentang Pedoman Pemrosesan Permohonan Kontrak
Pencemaran Lingkungan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Karya Dan Perjanjian Karya Pengusahaan
Umum; Pertambangan Batubara Dalam Rangka Penanaman
5. Kepmentamben Nomor 1256.K/008/M.PE/1996 tentang Modal Asing.
Pedoman Teknis Penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Untuk Kegiatan Pertambangan Dan Energi;
6. Kepmen ESDM Nomor 1453K/29/MEM/2000 tentang Pedoman
Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan Di Bidang
Pertambangan Umum;
7. Keputusan Menteri ESDM Nomor 1086 K/40/MEM/2003 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Khusu Bidang Geologi
dan Pertambangan;
8. Keputusan Menteri ESDM Nomor 1603 K/40/MEM/2003 tentang
Pedoman Pencadangan Wilayah Pertambangan;
II. PERATURAN PERUNDANGAN & PERIZINAN
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1614 tahun 2004, Pasal 1 angka 1.
Kontrak Karya adalah perjanjian antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan berbadan
hukum Indonesia dalam rangka penanaman modal asing untuk melaksanakan usaha
pertambangan bahan galian, tidak termasuk minyak bumi,gas alam, panas bumi, radio aktif, dan
batu bara.
II. PERATURAN PERUNDANGAN & PERIZINAN
IUP :
Izin untuk melaksanakan pertambangan
IUP Eksplorasi :
Kegiatan penyelidikan unium, eksplorasi, dan studi kelayakan
IUPK :
Izin untuk melaksanakan usaha pertambangan di wilayah izin usaha
pertambangan khusus
IUPK Eksplorasi :
Tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan di wilayah
izin usaha pertambangan khusus
3.1 . EKSPLORASI
3.1 . EKSPLORASI
Tahapan Eksplorasi :
• Tahap eksplorasi pendahuluan
Tingkat ketelitian informasi data masih rendah (> 2000m), masih secara umum mencakup seluruh
wilayah.
• Tahap eksplorasi semi detail/ semi rinci
Kegiatan eksplorasi lanjutan dari tahap sebelumnya dalam mengetahui potensi mineralisasi di
daerah prospek, kerapatan informasi antara 250m sampai < 2000m
• Tahap eksplorasi rinci/ detail
Kegiatan eksplorasi akhir yang dilakukan untuk mengetahui gambaran secara jelas sumber daya di
daerah prospek, kerapatan informasi data antara 50 m sampai , 250m, peta dibuat sudah berskala
(1:500-2000).
III. TEKNIS PERTAMBANGAN
3.1 . EKSPLORASI
Klasifikasi cadangan :
• Terkira (untuk keperluan prastudi kelayakan)
• Terbukti (digunakan untuk studi kelayakan tambang)
Studi Hidrologi :
Perencanaan Tambang :
• Geologi dan cadangan endapan;
• Studi kelayakan;
• Infrastruktur tambang;
• Jumlah cadangan dan umur tambang;
• Produksi selama umur tambang;
• Stripping ratio;
• Desain, metode dan tahapan
• Batas maksimum kedalaman tambang;
penambangan;
• Cut off grade;
• Urutan penambangan;
• Pengaruh struktur geologi;
• Pembuangan overburden/waste;
• Menentukan dimensi jenjang;
• Rencana kemajuan tamban
• Memilih sistem penirisan yang sesuai;
• Rona akhir tambang
• Nilai dari bahan galian;
• Biaya produksi;
• Biaya stripping overbuden;
• Penentuan sarana jalan, pelabuhan, Komissioning Pertambangan :
lokasi penambangan • Sudah memiliki izin sesuai tahapan
• Rencana Kerja Teknis
Studi Metalurgi :
• Lokasi, sebaran, kualitas, dan jumlah cadangan
• Uji sifat fisik bijih yang akan
sudah diketahui secara pasti;
diolah/dimurnikan
• Desain, metode, tatacara penambangan sudah
• Uji peralatan & spesifikasi peralatan
memadai;
• Uji sampling / bulk sampling
• Sudah ada kajian lingkungan
• Settingan peralatan yang digunakan
III. TEKNIS PERTAMBANGAN
MINING SISTEM
SURFACE UNDERGROUND
Aspek Produksi :
• Sinkronisasi antara cadangan yang telah
tertambang, produksi run of mine (ROM) RKAB --- Sekuen Penambangan
dan jumlah produksi siap jual sesuai Laporan :
rencana; - Dwi minggu
• Terjaminnya kualitas produksi; - Bulanan
• Upaya untuk memproduksi bahan galian - Triwulan
ikutan (nilai tambah/ konservasi).
3.6. PENGANGKUTAN
3.7. PENJUALAN
3.7. PENJUALAN
3.7. PENJUALAN
III. TEKNIS PERTAMBANGAN
3.8. PERALATAN
• Sinkronisasi peralatan disesuaikan terhadap kondisi bahan galian dan medan kerja sehingga
didapatkan efektivitas alat yang maksimum;
• Perhitungan terhadap umur pakai dan nilai akhir peralatan harus diperhatikan untuk
memprediksi reinvestasi alat baru;
• Penerapan ergonomis dalam kontek penggunaan peralatan kerja dan/atau alat bantu
Upaya utk mewujudkan pengelolaan bahan galian secara optimal dengan mempertimbangkan
kebutuhan, kemampuan perkembangan teknologi, ekonomi, sosialbudaya, politik, dan sektor-sektor
lain yang terkait.
Istilah terkait dg konservasi :
1. Sumber daya;
2. Cadangan;
3. CoG;
4. SR atau nisbah pengupasan;
5. Bahan galian kadar maejinal;
6. Bahan galian kadar rendah;
7. Bahan galian lain;
8. Mineral ikutan;
9. Sisa cadangan;
10. Recovery penambangan;
11. Rekoveri pengangkutan;
12. Recovery pengolahan;
13. Produk sampingan;
14. Tailing;
IV. KONSERVASI BAHAN GALIAN
Pascatambang :
• Sterilisasi cadangan; 4.3. EVALUASI PELAKSANAAN KONSERVASI
• Wajib membuat laporan Rencana Penutupan
Tambang; Evaluasi :
• Melaporkan semua data eksplorasi, dan data • Laporan pelaksanaan kegiatan;
eksploitasi; • Evaluasi dilakukan terhadap pengecekan,
• Melakukan dokumentasi dan pengamanan pengukuran, korelasi data, pengambilan contoh,
akan mineral dan batubara yang telah analisis contoh dan bahkan due diligence di
tertambang tetapi belum terpasarkan; lapangan atas data dan kegiatan teknis
• Pemegang izin usaha pertambangan umum pertambangan;
wajib mengambil seluruh mineral dan batubara • penilaian atas manfaat dan keberhasilan
sesuai dengan cut off grade dan stripping ratio kebijakan, pelaksanaan program, dan kegiatan
yang telah ditetapkan; teknis.
• Sisa cadangan mineral dan batubara yang
tidak terambil selama penambangan, harus
disimpan di suatu tempat yang aman;
• Pemegang izin usaha pertambangan umum
wajib mendata dan melaporkan kepada
pemerintah. sumber daya dan cadangan
mineral dan batubara yang tidak dapat
terambil seluruhnya.
V. PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
Ekonomi – sosial :
• Keadilan (equitable/a fair)
Ekonomi – lingkungan :
• Berjalan /berlanjut (a viable)
Sosial – lingkungan :
• Bertahan (bearable/a liveable)
V. PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
Eksplorasi :
• Kegiatan sesuai rencana kerja : disetujui KAIT;
• Melakukan selektif pada penebangan pohon & inventarisasi tegakan pohon;
• Tidak menyebabkan matinya sumber mata air dan tata air daerah aliran sungai (DAS);
• Mengamankan hutan di dalam & di sekitar lokasi kegiatan;
• Melaksanakan reklamasi terhadap daerah terganggu, apabila daerah tersebut tidak dilanjutkan
ke tahap eksploitasi;
• Melaporkan hasil kegiatan eksplorasi yang disertai informasi lingkungan pada daerah sekitar
kegiatan eksplorasi.
V. PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
Operasi Produksi :
1. Secara konsisten melaksanakan pengelolaan
5.5. PENGAWASAN
dan pemantauan lingkungan sesuai
komitmen dalam AMDAL.
2. Melaksanakan reklamasi daerah terganggu PP 55 TH 2010 (peran IT) pasal 28 :
sesegera mungkin dengan spesies asli 1. pengelolaan dan pemantauan lingkungan
setempat. sesuai dengan dokumen pengelolaan
3. Merencanakan rencana penutupan tambang lingkungan atau izin lingkungan yang
sedini mungkin dengan disertai konsultasi dimiliki dan telah disetujui;
dengan pihak terkait. 2. penataan, pemulihan, dan perbaikan lahan
4. Mengkomunikasikan program sesuai dengan peruntukannya;
pengembangan masyarakat. 3. penetapan dan pencairan jaminan
5. Pembukaan lahan secara bertahap dan reklamasi;
seminimal mungkin sesuai dengan keperluan. 4. pengelolaan pascatambang;
6. Pencegahan dan pengendalian erosi secara 5. penetapan dan pencairan jaminan
intensif. pascatambang;
6. pemenuhan baku mutu lingkungan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
V. PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
World Bank, 1998 …. AMDAL harus memuat : United Nation environment Programme :
• Memastikan bahwa biaya lingkungan, sosial • Kerusakan habitat dan keanekaragaman hayati
dan kesehatan dipertimbangkan dalam pada lokasi pertambangan;
menentukan kelayakan ekonomi dan • Perlindungan ekosistem/bahan/keanekaragaman
penentuan alternatif kegiatan yang akan hayati di lokasi pertambangan;
dipilih; • Perubahan penggunaan lahan;
• Memastikan bahwa pengendalian, • Stabilisasi site dan rehabilitasi;
pengolahan pemantauan serta langkah- • Limbah tambang dan pembuangan tailing;
langkah perlindungan telah terintegrasi di • Peralatan yang tidak digunakan, limbah padat,
dalam design dan implementasi proyek serta limbah rumah tangga;
rencana tambang. • Emisi udara;
• Debit;
• Perubahan iklim;
• Konsumsi energi;
• Perubahan aliran sungai;
• Air asam tambang;
• Perubahan air tanah;
• Limbah B3 dan bahan kimia;
• Kebisingan;
• K3;
• Kesehatan masyarakat dan pemukiman di sekitar
tambang
V. PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
Penerapan Aktual :
• Pelaksanaan reklamasi dengan segera;
• Pengelolaan tanah penutup dan tanah pucuk;
• Upaya pencegahan sumber air dan badan air dari pencemaran;
• Upaya pengelolaan limbah tambang.
• Work organization
• Out door activities
• Wide spread activities
• Deal with nature
• Confined space
• Price taker (adjustment of operation cost) 1975
Tenaga Kerja Pertanian
6.2. KARAKTER KHUSUS LING. KERJA PU
K3 Pertambangan
Musim kemarau :
Lingkungan pertambangan = kering, berdebu, kebakaran, asap,
dan gangguan kesehatan.
Musim hujan :
Lingkungan pertambangan = becek, berlumpur, jalan licin,
genangan air.
VI. KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN
RINGAN : Apabila sikorban 1 hari s.d. kurang dari 3 (tiga) minggu tdk bekerja pada pekerjaan semula;
BERAT : Apabila sikorban lebih dari 3 (tiga) minggu tdk dpt bekerja pd pekerjaan semula atau cacat
tetap, pingsan kurang oksigen, dislokasi pertama kali, retak tulang kaki, tangan;
MATI : Apabila sikorban meninggal dunia dalam tempo 24 jam atau kurang ( < 24 jam) sesudah
terjadi kecelakaan
VI. KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN
Kriteria kecelakaan tambang : (1) Jumlah Jam Kerja para pekerja pertambangan yang
• Benar-benar terjadi; sebenarnya
• Mengakibatkan cidera pekerja tambang (2) FR adalah kumulatif frequency rate per 1.000.000 jam
kerja
atau orang yang diberi izin oleh Kepala
Teknik Tambang; F.R. = Jumlah korban kecelakaan kumulatif x 1.000.000
• Akibat kegiatan usaha pertambangan; jumlah jam kerja kumulatif
• Terjadi pada jam kerja;
• Terjadi dalam wilayah kegiatan usaha (1) Jumlah hari kerja yang hilang korban kecelakaan
pertambangan atau wilayah proyek para pekerja tambang yang sebenarnya termasuk
lembur
Tujuan Pengelolaan K3 : (2) Jumlah jam kerja para pekerja tambang yang
sebenarnya termasuk lembur
• Menyelamatkan karyawan;
(3) S.R adalah kumulatif Severity Rate per 1.000.000 Jam
• Menyelamatkan properti perusahaan; Kerja
• Meningkatkan keuntungan Perusahaan;
• Memenuhi peraturan perudangan yang S.R. = Jumlah hari kerja yang hilang x 1.000.000
jumlah jam kerja kumulatif
berlaku secara aturan pemerintah dan
Internasional;
• Menjaga reputasi perusahaan;
• Menjadi yang terbaik di bidang
pekerjaannya
VI. KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN
DEVISA/PENDAPATAN NEGARA
Sumber : PT. WHW
VII. PENINGKATAN NILAI TAMBAH (PNT)
PP 102 Th. 2000 ttg Standarisasi Nasional 1. Sanksi adm. dan pidana;
Sertifikasi : rangkaian kegiatan penerbitan sertifikat terhadap barang dan atau jasa.
Sertifikat : jaminan tertulis yang diberikan oleh lembaga/laboratorium yang telah diakreditasi untuk
menyatakan bahwa barang, jasa, proses, sistem atau personel telah memenuhi standar yang dipersyaratkan.
Akreditasi : rangkaian kegiatan pengakuan formal oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), yang
menyatakan bahwa suatu lembaga/laboratorium telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan
sertifikasi tertentu.
VIII. STANDARISASI PERTAMBANGAN
CD = Pengembangan Komunitas/Masy.
Perusahaan adlh Organisasi pencari keuntungan Masyarakat : sekumpulan makhluk sejenis,
Kewajiban (Wibisono, 2007) : memiliki ciri yang relatif sama/seragam.
• Sumbangan : penyerapan tenaga kerja
• Pemenuhan kebutuhan masy. dlm bentuk Community Development :
produk yg dihasilkan pengembangan komunitas, adalah proses
• Bayar pajak negara membangun atau membangun kembali struktur
Latar belakang : komunitas insani di mana cara-cara baru untuk
• Revolusi industri, Prancis 1792 (bebas diktator) berhubungan antar pribadi, mengorganisasikan
• Peran perusahaan multi nasional semakin kehidupan sosial, dan memenuhi kebutuhan insani
besar – mengalahakan negara; menjadi lebih dimungkinkan.
• UUD 1945 (pemerintah memajukan memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, dan
kesejahteraan umum …. Dan keadilan sosial kebudayaan, dan mengintegrasikan masyarakat
…. ) di dalam konteks kehidupan berbangsa, serta
• Eksploitasi SDA : perusahaan & masy. akan memberdayakan mereka agar mampu
timpang. memberikan kontribusi secara penuh untuk
• Tanggungjawab sosial sebagai bentuk mencapai kemajuan pada level nasional
tanggungjawab kerusakan ling.
IX. COMMUNITY DEVELOPMENT
Dasar Hukum :
UU No. 40 Th. 2007 ttg Perseroan Terbatas, Pasal UU No. 4 Th. 2009 ttg Pertambangan Minerba,
74 : pasal 108 :
• Perseroan yang menjalankan kegiatan • Pemegang IUP dan IUPK wajib menyusun
usahanya di bidang dan/atau berkaitan program pengembangan dan pemberdayaan
dengan sumber daya alam wajib masyarakat.
melaksanakantanggung jawab sosial dan • Penyusunan program dan rencana
lingkungan. dikonsultasikan kepada pemerintah,
• Tanggung jawab sosial dan lingkungan pemerintah daerah dan masyarakat.
merupakan kewajiban perseroan yang
dianggarkan dan diperhitungkan sebagai PP 23 Th 2010 ttg Pelaksanaan Kegiatan Usaha
biaya Perseroan yang pelaksanaannya Pertambangan Minerba, pasal 106 ayat 3 :
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan • Masyarakat dapat mengajukan usulan program
dan kewajaran. kegiatan pengembangan dan pemberdayaan
• Perseroan yang tidak melaksanakan masyarakat kepada bupati/walikota setempat
kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan untuk diteruskan kepada pemegang IUP atau
ketentuan peraturan perundang-undangan. IUPK.
IX. COMMUNITY DEVELOPMENT
Tujuan CD :
• Mengangkat masyarakat yang miskin akibat 9. Ketidaktergantungan pada pihak lain
tergusur oleh kegiatan proyek, dengan termasuk pemerintah;
memperbaiki kondisi sosial ekonomi mereka; 10. Keterkaitan jangka pendek dan
• Merealisasi keadilan distributif/lebih merata; menengah;
• Meningkatkan partisipasi masyarakat secara 11. Pembangunan yang bersifat organik
nyata. pemberdayaan) dan bukan mekanistik;
12. Kecepatan pembangunan ditentukan
9.4. PRINSIP-PRINSIP COMDEV. sendiri oleh masyarakat;
13. Pengalaman pihak luar diadaptasi sesuai
kondisi local;
1. Keterpaduan pembangunan aspek sosial,
14. Proses sama pentingnya dengan hasil
ekonomi, politik, budaya, lingkungan, dan
pembangunan; dan
pribadi/ spiritual;
15. Prinsip lainnya sepperti proses tanpa
2. Mengatasi ketidakberdayaan struktural;
paksaan, partisipatif, kooperatif, serta
3. Menjunjung Hak Asasi Manusia;
pengambilan keputusan secara
4. Keberlanjutan;
demokratis, dialogis dan berdasarkan
5. Pemberdayaan;
konsensus.
6. Kaitan masalah individual dan politik;
7. Kepemilikan oleh komunitas;
8. Kemandirian;
IX. COMMUNITY DEVELOPMENT
Fasilisator program CD :
• Pemimpin Masy. Lokal
• Penduduk Lokal Yg Punya Keahlian
• Profesional Dari Luar
• Pekerja Comdev. Serba Bisa
KONTROL / EVALUASI
• PEMERINTAH, PELAKU BISNIS & MASYARAKAT GOOD MINING PRACTICES
DILAKUKAN
TERIMA KASIH