You are on page 1of 20

PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LEMPUR

Jln Raya Lempur Kecamatan Gunung Raya Kode Pos 37174

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS LEMPUR
NOMOR : 445/ /SK.I/ADMIN/2023

TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN UKP,KEFARMASIAN DAN LABORATARIUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS LEMPUR

Menimbang : a. bahwa dalam pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP),


Kefarnmasian dan laboratarium , perlu disusun pedoman yang
jelas di Puskesmas, sehingga setiap karyawan yang memegang
posisi baik pimpinan, penanggung jawab maupun pelaksana
akan melakukan tugas sesuai dengan pedoman yang diberikan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dipandang pelu ditetapkan keputusan Kepala
Puskesmas Lempur tentang penetapan Pedoman Pelayanan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP),Kefarmasian dan
Laboratarium Puskesmas Lempur ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2019


tentang Pelayanan Publik;
2. Undang-undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2019 Tentang Standar Teknik Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.43 Tahun
2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Bupati Kerinci No.27 Tahun 2020 tentang Tata
Naskah Dinas Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kerinci
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUKSEMAS LEMPUR TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN UPAYA
KESEHATAN PERORANGAN (UKP),KEFARMASIAN DAN
LABORATARIUM DI PUSKESMAS LEMPUR

Kesatu : Menetapkan Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan


Perorangan (UKP),Kefarmasian dan Laboratarium Puskesmas
Lempur terlampir pada surat keputusan ini.

Kelima : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan
diperbaiki sesuai ketentuan.

Ditetapkan di : Lempur
pada tanggal : Januari 2023
KEPALA PUSKESMAS LEMPUR

Hj.SRIKANDI,SKM
NIP.19711005 199403 2 006
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
LEMPUR
NOMOR :
TENTANG :PEDOMAN PENYELENGGARAAN UKP,
KEFARMASIAN DAN LABORATARIUM

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang
diselenggarakan oleh pemerintah adalah puskesmas. Fasilitas pelayanan kesehatan
ini merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat dalam membina peran
serta masyarakat juga memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat. Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan
tanggung awab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas adalah pelayanan
kesehatan menyeluruh yang meliputi pelayanan: kuratif (pengobatan), preventif
(upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitative
(pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk,
tidak membedaan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan
dalam kandungan sampai tutup usia. Dalam hal ini Puskesmas dituntut untuk
selalu meningkatkan keprofesionalan dari para pegawainya serta meningkatkan
fasilitas atau sarana kesehatannya untuk memberikan kepuasan kepada
masyarakat pengguna jasa layanan kesehatan. Semakin ketatnya persaingan serta
pelanggan yang semakin selektif dan berpengetahuan mengharuskan Puskesmas
selaku salah satu penyedia jasa pelayanan kesehatan untuk selalu meningkatkan
kualitas pelayanannya. Untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan, terlebih
dahulu harus diketahui apakah pelayanan yang telah diberikan kepada pasien atau
pelanggan selama ini telah sesuai dengan harapan atau belum. Olehnya itu
puskesmas sangat dituntut untuk menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan
yang berkualitas bagi masyarakat di wilayah kerjanya.

B. Tujuan Pedoman
Tujuan disusunnya pedoman ini sebagai acuan bagi petugas kesehatan di
Puskesmas Lempur dalam menyelenggarakan kegiatan Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas Lempur. Sehingga penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Perorangan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana serta memperoleh hasil
sesuai yang diharapkan.
C. Sasaran Pedoman
Sasaran pedoman penyelenggaran UKP Puskesmas Lempur adalah
petugas pelaksana UKP yang meliputi:
1. Pelaksana Pelayanan Loket Pendaftaran
2. Pelaksana Pelayanan Pemeriksaan Umum Dewasa
3. Pelaksana Pelayanan Pemeriksaan Umum Lansia
4. Pelaksana Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
5. Pelaksana Pelayanan KIA/KB
6. Pelaksana Pelayanan MTBS dan MTBM
7. Pelaksana Pelayanan UGD
8. Pelaksana Pelayanan PONED
9. Pelaksana Pelayanan Rawat Inap
10. Pelaksana Pelayanan Laboratorium
11. Pelaksana Pelayanan Kefarmasian
12. Pelaksana Pelayanan Rujukan
13. Pelaksana Pelayanan Konseling

D. Ruang Lingkup Pedoman


Ruang lingkup penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan di
Puskesmas Lempur meliputi pelayanan di dalam gedung dan di luar gedung.
1. Pelayanan Dalam Gedung
a. Pelayanan Loket Pendaftaran
b. Pelayanan Pemeriksaan Umum Dewasa
c. Pelayanan Pemeriksaan Umum Lansia
d. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
e. Pelayanan KIA/KB
f. Pelayanan MTBS dan MTBS
g. Pelayanan UGD
h. Pelayanan Rawat Inap
i. Pelayanan PONED
j. Pelayanan Laboratorium
k. Pelayanan Kefarmasian
l. Pelayanan Rujukan
m. Pelayanan Konseling

2. Pelayanan Luar Gedung


a. Puskesmas Keliling
b. Posyandu Lansia
c. Posbindu PTM

E. Batasan Operasional
Upaya kesehatan perorangan tingkat pertama meliputi upaya kesehatan
perorangan, kefarmasian dan laboratorim. Pedoman ini hanya mengatur
penyelenggaraan pelayanan UKP pada Puskesmas Lempur.

F. Landasan Hukum
1. Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Tenaga Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas Klinik Pratama Tempat Praktek Mandiri Dokter
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber daya Manusia

Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan Upaya


Kesehatan Perorangan Puskesmas Lempur adalah Sumber Daya Manusia
(SDM Kesehatan). Yang dimaksud dengan kualifikasi SDM, sama halnya
dengan job spesifikasi, yaitu minimal golongan/jabatan, masa kerja
minimal, pendidikan minimal, pengalaman kerja, nilai performance
(kinerjanya), dan standar kompetensi. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan
dihitung berdasar analisa beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah
pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya,
luas wilayah kerja, dan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama lainnya di wilayah kerja.

Kualifikasi Ketenagaan Pelaksana UKP


di Puskesmas Lempur

Kualifikasi
Nama Unit
NO Jumlah
Pelayanan
Status Pendidikan Pelatihan
1 Pelayanan Loket D III Rekam 1
Pendaftaran Medis
D III Bidan 2
2 Pelayanan Dokter 1
Pemeriksaan Umum
Umum Dewasa
3 Pelayanan D III 2
Pemeriksaan Bidan ,S-1
Umum Lansia Keperawatan
4 Pelayanan D III Gigi 1
Kesehatan Gigi
dan Mulut
5 Pelayanan KIA/KB D III, D IV 3
Kebidanan
6 Pelayanan MTBS D III 1
dan MTBM Kebidanan
7 Pelayanan UGD D III ,S-1 15
Keperawatan
8 Pelayanan PONED D III, D IV 14
Kebidanan
9 Pelayanan Rawat D III ,S-1 15
Inap Keperawatan
10 Pelayanan D III Analis 1
Laboratorium Kesehatan
11 Pelayanan S1 2
Kefarmasian Farmasi,DII
Farmasi
12 Pelayanan D III Bidan 3
Rujukan D III Rekam
medik
13 Pelayanan D III, S1 1
Konseling Penyuluh
Kesehatan :
Kesling

B. Distribusi Ketenagaan Upaya Kesehatan Perorangan


Distribusi Ketenagaan Pelaksana UKP di Puskesmas Lempur
Nama Unit Puskesmas
No Jenis Tenaga
Pelayanan Wajib Ada Kekurangan
1 Pelayanan Loket - Petugas Pendaftaran 3 2 1
Pendaftaran - Petugas Rekmed 1 1 -
3 Pelayanan - Dokter fungsional 1 1 -
Pemeriksaan - Perawat 1 1 -
Umum Dewasa
4 Pelayanan - Bidan 1 1 -
Pemeriksaan
Umum Lansia
5 Pelayanan - Dokter gigi 1 0 1
Kesehatan Gigi - Perawat gigi 2 1 1
dan Mulut
6 Pelayanan - Bidan 2 1 1
KIA/KB
7 Pelayanan MTBS - Perawat 1 - 1
dan MTBM - Bidan 1 1 -
9 Pelayanan UGD - Perawat 15 15 -
10 Pelayanan PONED - Bidan 14 14 -
11 Pelayanan - Analis 2 1 1
Laboratorium
12 Pelayanan - Apoteker 1 0 1
Kefarmasian - Asisten Apoteker 2 2 -

13 Pelayanan - Administrasi 3 3 -
Rujukan
14 Pelayanan - Penyuluh kesehatan 1 1 -
Konseling

C. Jadwal kegiatan Upaya perorangan


Jadwal Kegiatan Upaya perorangan di Puskesmas Lempur

No. Jenis pelayanan Waktu Keterangan

1. Upaya kesehatan Senin s/d Kamis Pelaksanaan UKP


Perorangan dalam 07.30-14.00 WIB keluar gedung
gedng Jumat 07.30 s/d dilakukan diluar
jadwal rapat rutin
11.30
Sabtu 07.30
puskesmas
s/d 12.30

2 Upaya kesehatan Senin s/d Sabtu


Perorangan luar 07.30 – 12.00 WIB
gedung
BAB III
STANDAR FASILITAS
Ketersediaan peralatan kesehatan sangat menentukan terselenggaranya
pelayanan kesehatan yang optimal, efektif dan efisien di Puskesmas. Peralatan
kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan standar mutu,
keamanan, keselamatan, memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan dan diuji serta dikalibrasi secara berkala oleh institusi
penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.
Standar peralatan Upaya Kesehatan perorangan di Puskesmas Lempur
mengacu pada standar peralatan puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN

A. STRATEGI
1. Indikator Input
- Sumber Daya Manusia
- Sarana Prasarana
- Dana
- Pedoman kerja / SOP
- Dukungan administrasi
2. Indikator Proses
- Pendataan sasaran
- Perencanaan kegiatan
- Pelaksanaan kegiatan
- Monitoring dan evaluasi kegiatan
- Pelaporan kegiatan
- Perencanaan tindak lanjut
3. Indikator Output
- Pelaporan kegiatan
- Penilaian kinerja
- Penilaian kinerja

B. KEGIATAN
1. Pelayanan Kesehatan
 Loket
 Pengobatan
 UGD
 KIA/ KB
 MTBS dan Imunisasi
 Farmasi
 Pelayanan Gigi
 Laboratorium
 Konseling Terpadu

2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan


- Inspeksi kesling pada tempat-tempat umun, tempat pengelolaan
makanan, dan sarana air minum
- Pemicuan melalui Sanitasi total berbasis masyarakat
- Pembinaan pasca pemicuan STBM
- Pengambilan sampel air
BAB V
LOGISTIK

Manajemen Logistik adalah suatu pengetahuan atau seni serta proses


mengenai perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,
pemeliharaan serta penghapusan material. Tujuan dari manajemen logistik
adalah tersedianya bahan setiap saat dibutuhkan, baik mengenai jenis, jumlah
maupun kualitas yang dibutuhkan secara efisien. Manajemen logistik Upaya
Kesehatan Perorangan UPT. Puskesmas Garawangsa adalah sebagai berikut :
A. Perencanaan Pelayanan Klinis
a) Perencanaan pelayanan klinis dan perencanaan pelayanan terpadu
ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan dalam bentuk
diagnosis
b) Dalam penyusunan perencanaan pelayanan klinis harus dipandu
oleh SK Kepala Puskesmas Lempur tentang Penyusunan Rencana
Klinis dan SOP Penyusunan Perencanaan Layanan Medis sesuai
dengan standar pelayanan yang ditetapkan
c) Dalam penyususnan rencana pelayanan terpadu harus dipandu oleh
SK Kepala Puskesmas Lempur tentang Pelayanan Terpadu sesuai
dengan standar pelayanan yang ditetapkan
d) Setiap petugas yang terkait dalam pelayanan klinis harus
mengetahui kebijakan dan prosedur penyusunan layanan klinis serta
menerapkannya dalam penyusunan rencana terapi dan/rencana
layanan terpadu
e) Petugas kesehatan dan atau tim kesehatan dalam melakukan
perencanaan pelayanan harus melibatkan pasien. Perencanaan
layanan klinis yang disusun untuk setiap pasien harus ada kejelasan
tujuan yang ingin dicapai. Penyusunannya harus
mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, spiritual dan tata
nilai budaya pasien. Rencana layanan yang disusun juga memuat
pendidikan / penyuluhan pasien sesuai dengan SOP Pendidikan /
Penyuluhan pasien
f) Dalam layanan klinis apabila memungkinkan dan tersedia,
pasien/keluarga diperbolehkan untuk memilih tenaga/profesi
kesehatan sesuai SK Kepala Puskesmas Lempur tentang hak dan
kewajiban pasien.
g) Pada kondisi tertentu pasien membutuhkan layanan yang melibatkan
tim kesehatan. Rencana layanan meliputi tujuan layanan yang akan
diberikan, pendidikan kesehatan bagi pasien dan/ keluarga, jadwal
kegiatan, sumber daya yang akan digunakan dan kejelasan tanggung
jawab tiap anggota tim kesehatan dalam melaksanakan layanan.
Layanan dilakukan secara paripurna dan dilakukan sesuai SOP
Layanan Terpadu. Rencana yang disusun mempertimbangkan
efisiensi pemanfaatan sumber daya manusia dan sejak awal
mempertimbangkan risiko yang akan dialami psien termasuk efek
samping pengobatan (SOP Pemberian Informasi dan efek samping
dan risiko pengobatan)
h) Rencana layanan tersebut didokumentasikan dalam rekam medis.
Perubahan layanan didasarkan atas perkembangan pasien dan
didokumentasikan.

B. Proses yang berhubungan dengan pelanggan


a) Pasien/pelanggan selalu dilibatkan dalam setiap pengambilan
keputusan dalam layanan klinis, yaitu dengan cara memberikan
informed concent.
b) Untuk menyetujui/memilih tindkan, pasien harus diberikan
penjelasan/ konseling tentang hal-hal yang berhubungan dengan
pelayanan yang direncanakan, karena diperlukan untuk suatu
keputusan persetujuan.
c) Informed concent dapat diperoleh diberbagai titik waktu dalam
proses pelayanan baik itu ketika pasien masuk rawat inap dan
sebelum suatu tindakan pengobatan yang berisiko dan dilaksanakan
sesuai SOP Informed Concent. Pasien dan/ keluarga dijelaskan
tentang tes/ tindakan, prosedur, dan pengobatan mana yang
memerlukan persetujuan baik lisan maupun menandatangani
formulir.
d) Pasien atau mereka yang membuat keputusan atas nama pasien,
dapat memutuskan untuk tidak melanjutkan pelayanan atau
pengobatan setelah kegiatan dimulai, termasuk menolak untuk
dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai.
 Pemberi pelayanan wajib memberitahukan pasien dan
keluarganya tentang hak mereka untuk membuat keputusan,
potensi hasil dari keputusan tersebut dan tangguang jawab
mereka berkenaan dengan keputusan tersebut. (SK Kepala
Puskesmas tentang hak dan kewajiban pasien, SOP tentang
penolakan pasien untuk menolak atau tidak melanjutkan
pengobatan)
 Pasien dan keluarganya diberitahu tentang alternative
pelayanan dan pengobatan.

C. Pembelian / pengadaan barang terkait pelayanan klinis


a) Pengadaan barang untuk pelayanan klinis harus berdasarkan
perencanaan yang baik sehingga sesuai dengan kebutuhan
pelayanan dan prioritas kebutuhan
b) Perencanaan yang diudah dibuat disampaikan kepada Kepala Dinas
Kesehatan untuk mendapatkan persetujuan
c) Pengadaan dilakukan oleh Dinas Kesehatan sesuai peraturan
perundangan yang berlaku
d) Untuk menjamin ketersediaan dan berfungsi/ laik pakainya
peralatan medis puskesmas:
 Melakukan inventarisasi peralatan medis
 Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur
 Melakukan uji coba peralatan medis sesuai dengan
penggunaan dan ketentuannya
 Melaksanakan pemeliharaan
 Melakukan inventarisasi peralatan yang harus dikalibrasi
 Memastikan bahwa alat yang perlu dikalibrasi, dilakukan
kalibrasi sesuai peraturan perundangan yang berlaku

D. Penyelenggaran pelayanan klinis
Bagian atau Unit Kerja melaksanakan kegiatan proses pelayanan dalam
kondisi terkendali, sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan
dilaksanakan sesui SK Kepala Puskesmas Lempur tentang
Penyelenggaraan Pelayanan

E. Peningkatan Mutu Pelayanan klinis dan keselamatan pasien


a) Untuk mengetahui mutu layanan yang diberikan perlu dilakukan
penilaian. Penilaian tersebut dilakukan dengan pengukuran dan
analisis terhadap indicator-indikator klinis yang ditetapkan dengan
SK Kepala Puskesmas Lempur tentang Indikator Mutu Pelayanan
Klinis Hasil dan rekomendasi dari penilaian tersebut harus
ditindaklanjuti sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan
klinis
 Penilaian hasil layanan secara kuantitatif antara lain adalah:
indicator klinik, survey kepuasan pasien
 Penilaian secara kualitatif adalah deskripsi pengalaman
pasien/ keluarga pasien, pendapat, dan persepsi pasien
terhadap pelayanan
b) Perencanaan, monitoring dan evaluasi mutu layanan klinis dan
keselamatan menjadi tanggung jawab tenaga yang bekerja di
pelayanan klinis. Upaya peningkatan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien menjadi tanggung jawab seluruh tenaga klinis
yang memberikan asuhan pasien 9 dokter, perawat, bidan, dan
tenaga kesehatan llain sesuai SK Kepala Puskesmas Lempur tentang
kewajiban Semua Petugas Puskesmas Dalam Peningkatan Mutu
Puskesmas
c) Tenaga klinis wajib berperan aktif mulai dari identifikasi
permasalahan mutu layanan klinis, melakukan analisis, menyusun
rencana perbaikan, melaksanakan dan menindak lanjuti. Identifikasi
permasalahan mutu layanan klinis, melakukan analisis, potensi
terjadinya resiko dilakukan dengan menggunakan indicator-indikator
pelayanan klinis yang ditetapkan oleh Puskesmas dengan acuan yang
jelas. (SK Kepala Puskesmas Lempur tentang kewajiban Petugas
Dalam Peningkatan Mutu Klinis). Pimpinan puskesmas bersama
tenaga klinis melakukan evaluasi dan tindak lanut terhadap analisis
dan monitoring dan penilaian mutu klinis
d) Upaya keselamatan pasien dilakukan untuk mencegah terjadinya
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), yaitu cedera atau hasil yang tidak
sesuai dengan harapan, yang terjadi bukan karena kondisi pasien
tetapi oleh karena penanganan klinis (clinical management).
Penanganan klinis yang tidak sesuai kadang tidak menimbulkan
cedera, maka kejadian ini disebut dengan Kejadian Tidak Cedera
(KTC)
e) Kejadian Nyaris Cedera (KNC) terjadi jika hamper saja dilakukan
kesalahan dalam penanganan klinis, tetapi kesalahan tersebut tidk
jadi dilakukan
f) keadaan-keadaan tertentu dalam pelayanan klinis, misalnya tempat
tidur yang tidak dilengkapi dengan pengaman, lantai yang licin yang
beresiko terjadi pasien terjatuh, berpotensi, menimbulkan cedera.
Keadaan ini disebut kondisi berpotensi menyebabkan cedera (KPC).
g) Terdapat kebijakan dan prosedur penanganan KTD, KTC, KPC, KNC
dan resiko dalam pelayanan klinis yaitu SK Kepala Puskesmas
tentang penanganan KTD,KTC,KPC,KNC dan SOP penanganan KTD,
KTC, KPC,KNC. Jika terjadi KTD, KTC, dan KNC dilakukan analisis
dan tindak lanjut. Resiko- resiko yang mungkin terjadi dalam
pelayanaan klinis diidentifikasi, dianalisi, dan ditindak lanjuti.
Terdapat kebijakan yaitu SK KepalaPuskesmas tentang penerapana
manajemen resiko klinis, Panduan Manajemen resiko klinis.
Pelaksanaan keselamatan pasien harus mengikuti kerangka acuan
perencanaan program keselamatan pasien.
h) Mutu layanan klinis tidak hanya ditentukan oleh sistem pelayanan
yang ada, tetapi juga perilaku dalam pemberian pelayanan. Tenaga
klinis perlu melakukan evaluasi terhadap perilaku dalam pemberian
pelayanan dan melakukan upaya perbaikan baik pada system
pelayanan maupun perilaku pelayanan yang mencerminkan budaya
keselamatan, dan budaya perbaikan pelayanan klinis yang
berkelanjutan sesuai SK Kepala UPT. Puskesmas Garawangsa
Tentang Indikator Perilaku Dalam Layanan Klinis.
i) Dilakukan evaluasi dan perbaikan perilaku dalam pelayanan klinis
oleh tenaga klinis dalam pelayanan klinis yang mencerminkan
budaya keselamatan dan budaya perbaikan yang berkelanjutan.
Budaya mutu dan keselamatan pasien diterapkan dalam pelayanan
klinis. Ada keterlibatan tenaga klinis dalam kegiatan peningkatan
murtu yang ditunjukkan dalam penyusunan indicator untuk
menilaiperilaku dalam pemberian pelayanan klinis dan ide-ide
perbaikan (SK dan SOP tentang pdenyusunan indicator klinis dan
indicator perilaku pemberi layanan klinis dan penilainya.)
j) Kepala puskesmas beserta jajaran berkomitmen meningkatkan mutu
layanan klinis, memfasilitasi, mengalokasikan dan sesuai dengan
ketersediaan angggaran dan sumber daya yang ada dipuskesmas.
Terdapat Rencana Peningkatan Mutu Layanan Klinis dan
Keselamatan Pasien, Kerangka acuan peningkatan mutu klinis dan
keselamatan pasien. Program/ kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai
rencana, dievaluasi, dan ditindak lanjuti.
k) Fungsi dan proses layanan klinis yang utama diidentifikasi dan
diprioritaskan dalam upaya perbaikan mutu layanan klinis dan
menjamin keselamatan.
l) Agar pelayanan klinis dapat dikendalikan dengan baik, maka perlu
dilakukan pembakuan standard an prosedur layanan klinis. Standar
dan prosedur tersebut perlu disusun berdasarkan acuan yang jelas
dan dapat dipertanggung jawabkan, dan bila memungkinkan
berdasarkan bukti ilmiah terkini dan yang terbaik (the best available
avidence) (SK Kepala Puskesmas Lempur Tentang Penyusunan
Layanan Klinis Berdasarkan Prosedur dan Standar yang Jelas)
m) Dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis perlu ditetapkan
ukuran-ukuran mutu layanan klinis yang menjadi sasaran
peningkatan layanan klinis. Untuk meningkatkan keseelamatan
pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap sasaran-sarsaran
keselamatan pasieen. Indicator peengukuran keselamatan pasien
meliputi tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien, tidak terjadi
kesalahan pemberian obat, tidak terjadinya kesalahan prosedur
tindakan medis dan keperawatan, pengurangan terjadinya resiko
infeksi dipuskesmas, dan tidak terjadinya pasien jatuh (SK Kepala
UPT Puskesmas Nusa Penida I tentang peningkatan keselamatan).
n) Untuk mengetahui nilai keberhasilan pencapaian mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien, maka perlu ditetapkan target
(batasan) yang harus dicapai untuk tiap-tiap indicator yang dipilih
dengan acuan yang jelas. Untuk monitor mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien, perlu dilakuakn pengukuran-pengukuran
dengan indicator yang telah ditetapkan secara periodic, dianalisis,
untuk menentukan strategi dan rencana perbaikan mutu layanan
klinis
o) Upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
hanya dapat terlaksana jika ada kejelasan siapa yang bertanggung
jawab dalam upaya tersebut. Penanggung jawab pelaksanaan dapat
dilakukandengan membentuk timpeningkatan mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien di Puskesmas, yang mempunyai program
kerja yang jelas. Uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing
anggota tim. (SK Kepala UPT. Puskesmas Garawangsa Tentang Pihak
Pihak Yang Terlibat Dalam Peningkatan MutuLayanan Klinis)
p) Hasil evaluasi terhadap upaya peningkatan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien perlu dikomunikasikan untuk meningkatkan
motivasi petugas dan meningkatkan keberlangsungan upaya
peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien. Hasil
evaluasi terhadap upaya peningkatan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien perlu dikomunikasikan untuk meningkatkan
motivasi petugas dan meningkatkan keberlangsungan upaya
peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien.
BAB VII
PENUTUP

Demikian Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan UKP Puskesmas Lempur


ini dibuat dan telah disahkan oleh Kepala Puskesmas untuk dijadikan
acuan oleh segenap karyawan Puskesmas Lempur mulai dari level
pimpinan sampai staf dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam
rangka menjalankan sistem manajemeen serta tugas, tanggung jawab
masing-masing sesuai dengan kapasitas dan wewenang yang telah
diberikan.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

SK Kepala Puskesmas Lempur Tentang Kebijakan Mutu dan


Keselamatan Pasien.

Ditetapkan di : Lempur
Pada tanggal : Januari 2023
KEPALA PUSKESMAS LEMPUR

Hj.SRIKANDI,SKM
NIP.19711005 199403 2 006

You might also like