Professional Documents
Culture Documents
Sa-170878 - Laela Sari Putri - 1411060076
Sa-170878 - Laela Sari Putri - 1411060076
Oleh
LAELA SARI PUTRI
NIM 1411060076
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
LAELA SARI PUTRI
NIM 1411060076
PERSETUJUAN
Oleh
Nama : Laela Sari Putri
Nim : 1411060076
Program Studi : S1 Akuntansi
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, RASIO RGEC
DAN ALTMAN ZSCORE DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS
PADA PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2013 – 2015
Hari : Rabu
Tanggal : 23 November 2016
Waktu : 10.00 sd 11.00 WIB
Oleh
Mengetahui
PERNYATAAAN
Seluruh isi dan materi skripsi ini menjadi tanggung jawab penyusun sepenuhnya.
Penyusun,
NIM : 1411060076
Menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata
dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sekaligus menerima sangsi berdasarkan aturan tata tertib di ABFI Institute
Perbanas.
Demikan pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada
unsur paksaan.
Penulis
NIM 1411060076
ABSTRAK
Laela Sari Putri 1411060076. Analisis Pengaruh Good Corporate, Rasio RGEC
dan Model Altman Z-Score Dalam Memprediksi Financial Distress pada
Perusahaan Perbankan Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-
2015. Skripsi Strata Satu Akuntansi. Fakultas Ekonomi Asian Banking Finance
dan Informatics Institute Perbanas. Jakarta. November 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Good Corporate
Governance, RGEC dan Altman Zscore untuk memprediksi financial distress.
Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Good Corporate
Governance terdiri dari Self Assessment, Kepemilikan Institusional dan Proporsi
Komisaris Independen, rasio-rasio keuangan yang membentuk kinerja perbankan
model RGEC yang terdiri dari Net Performing Loan (NPL), Loan to Deposit
Ratio (LDR), Return on Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), Capital
Adequacy Ratio (CAR) dan Altman Zscore. Variabel Dependen (terikat) yaitu
financial distress. Penelitian ini menggunakan analisis dan jenis data bersifat
kuantitatif tentang Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dalam jangka waktu 2013-2015. Dimensi waktu yang digunakan adalah time
series dan penelitian dilakukan secara cross sectional. Metode Penelitian yang
digunakan metode analisis regresi pada tingkat signifikan 5%. Hasil analisis
menunjukkan bahwa Good Corporate Governance yaitu Self Assessment
berpengaruh signifikan terhadap financial distress, sedangkan Kepemilikan
Institusional, dan Proporsi Komisaris Independen tidak berpengaruh terhadap
financial distress. Untuk hasil analisis RGEC yang terdiri dari NPL, LDR, ROA,
NIM, dan CAR yang berpengaruh signifikan terhadap financial distress adalah
NPL, LDR, ROA, dan CAR sedangkan untuk NIM tidak berpengaruh terhadap
financial distress. Sedangkan untuk hasil analisis Altman Z-Score berpengaruh
signifikan terhadap financial distress.
Kata Kunci : Good Corporate Governance, Rasio RGEC, Altman Zscore,dan
financial distress.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat,
Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 - 2015”. Shalawat serta salam tak
lupa penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat
pada Perbanas Institute Jakarta dan untuk memenuhi salah satu syarat guna
Namun besar demikian harapan penulis agar skripsi ini dapat memenuhi maksud,
i
S.W.T selalu melimpahkan rahmat dan karuniaNya serta senantiasa memberikan
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo Selaku Rektor Perbanas
Institute
2. Ibu Dr. Wiwiek Prihandini, Ak., M.M. Selaku Wakil Rektor Bidang
4. Ibu Heni Pujiastuti, SE., M.Si Selaku Dosen Pembimbing skripsi yang
telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang bersedia untuk
Institute Perbanas Jakarta dan seluruh staff yang telah memberikan ilmu
Institute
ii
6. Orangtua dan adik saya yang telah memberikan kesempatan atas
memberikan semangat.
Akuntansi.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
HIPOTESIS
viii
2.1.3 Kesehatan Bank .................................................................. 13
2.16 Kebangkrutan....................................................................... 18
viii
3.2 Operasionalisasi Variabel ................................................................ 39
viii
4.2. Analisis Data ................................................................................. 61
4.2.1. Analisis Deskriptif ............................................................ 61
Distress ............................................................................... 79
............................................................................................. 80
............................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
No Halaman
ix
4.10 Hasil Uji F (Simultan) ..................................................................... 77
x
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
tidak stabil ini terlihat dari gejolak inflasi yang terjadi dari tahun 2008 hingga
2014.
Pada awal tahun 2008, inflasi di Indonesia tercatat sebesar 7,36% dan terus
mengalami kenaikan hingga pada akhir tahun 2008 tercatat sebesar 11,06%, namun
pada awal tahun 2009 hingga awal tahun 2010 terus mengalami penurunan hingga
mencapai 3,72%. Inflasi pada angka 3,72% ini tidak bertahan lama karena terus
mengalami kenaikan hingga pada akhir tahun 2014, angka inflasi mencapai 8,36%
(www.bi.go.id). Dengan adanya kondisi yang seperti ini, bank dan lembaga
Kondisi financial distress sulit untuk diketahui oleh pihak eksternal karena
pihak bank berusaha menyelesaikan masalah ini secara internal dan tidak
melibatkan pihak eksternal. Oleh karena itu pihak eksternal harus mencari cara
untuk mengetahui kondisi financial distress suatu bank. Kondisi financial distress
1
2
yang tidak ditangani dengan tepat oleh bank akan dapat membuat bank mengalami
kebangkrutan dan terpaksa harus dilikuidasi. Hal ini akan merugikan para pihak
likuidasi ataupun kebangkrutan pada bank, tetapi juga dapat mempengaruhi kondisi
mengetahui lebih awal apakah bank tersebut mengalami financial distress atau
tidak. Kondisi dari bank tersebut dapat dilihat melalui laporan keuangan, dengan
berbagai macam pendekatan salah satunya dengan melihat nilai dari good
penentu apakah perusahaan tersebut dapat sukses atau tidak. Corporate governance
merupakan salah satu syarat utama dari manajemen yang sehat diantara
governance yang baik, dapat dikatakan memiliki manajemen yang sehat. Indeks
corporate governance ini dapat dilihat dalam laporan tahunan atau annual report
perusahaan dan memiliki peringkat sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan
tidak baik.
Kesehatan bank merupakan hasil dari penilaian kualitas atas berbagai aspek
dilakukan untuk mengetahui kredibilitas suatu bank dan salah satu indikator
penilaian kinerja manajemen perbankan. Selain itu juga penilaian tingkat kesehatan
3
bank dilakukan dalam upaya menetapkan strategi yang bagus dalam menyikapi
kebijakan API. Pada PBI No. 13/PBI/2011 dan SE No. 13/14/DPNP tanggal 25
Oktober 2011 yang menjadi indikator RGEC yang terdiri dari Risk atau resiko (R),
Good Corporate Governance (G), Earnings (E) dan Capital (C) dan penilaian
menggunakan skala 1 sampai 5 semakin kecil poin yang diterima itu menandakan
Analisis Z-score dikenal juga sebagai analisis kebangkrutan karena dari nilai yang
dengan dasar laporan keuangan, lalu menghitung rumus Z-Score dan menentukan
menyelamatkan bank.
yang mengarah pada kebangkrutan sedini mungkin dan kegunaan informasi jika
berikut:
2. Pihak manajemen dapat mengambil tindakan merger atau take over agar
perusahaan lebih mampu untuk membayar hutang dan mengelola perusahaan
dengan baik.
operasi suatu perusahaan dimasa yang akan datang dapat berakibat fatal yaitu
perusahaan.
industri perbankan Indonesia dapat kita lihat pada kasus Bank Century yang
sekarang berganti nama menjadi Bank Mutiara, dimana bank tersebut harus diambil
alih Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan ditetapkan sebagai bank gagal pada
tahun 2008 akibat banyaknya kredit bermasalah yang dimiliki bank tersebut. Oleh
menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak seperti pemberi pinjaman,
dan Chadha, 2005, dan Deng dan Wang (2006) dalam Darus dan Mohamad (2011)
failure adalah kurangnya kontrol internal yang timbul dari perusahaan yang
penelitian ini adalah agency theory, bahwa masalah corporate governance timbul
karena tidak adanya keselarasan kepentingan antara manager dan investor yang
berikut:
2015 ?
6
financial distress perbankan. Agar permasalahan yang diteliti terarah dengan baik,
Komisaris Independen), Rasio RGEC (NPL, LDR, ROA, NIM, CAR), dan
sebagai berikut:
2015.
1. Bagi Perusahaan
selanjutnya.
2. Bagi Investor
Penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan investor dalam
memilih bank untuk diberikan dana investasi, dengan melihat aspek-aspek yang
3. Bagi Nasabah
8
Penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam memilih
4. Bagi Peneliti
kesehatan perbankan yang dinilai dengan analisis rasio bagi peneliti berikutnya.
pelaksanaannya di dunia nyata dan hasil dari penelitian ini dapat menjadi salah
satu referensi untuk riset mengenai perbankan dan juga untuk memberikan
HIPOTESIS
berikut:
Bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset
keuangan (financial asset) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan
hanya mencari keuntungan saja. Bank juga merupakan pengumpul dana dan
9
10
masyrakat yang kelebihan dana dan menyalurkan kredit kepada masyarakat yang
membutuhkan dana.
Tahun 1998 dalam Brian (2010:30), “fungsi utama perbankan adalah sebagai
ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
a. Agent of Trust
b. Agent of Development
ekonomi.
11
c. Agent of Service
karena itu, kegiatan bank sehari-hari tidak dapat dipisahkan dari bidang keuangan.
Kegiatan bank secara sederhana dapat dikatakan sebagai tempat melayani segala
melalui simpanan dalam bentuk tabungan, deposito berjangka, giro dan kemudian
dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro,
tabungan dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini dilaksanakan oleh
bentuk pinjaman bagi bank konvensional atau pembiayaan bagi bank syariah.
pengiriman uang (transfer), jasa penagihan (inkaso), jasa kliring, dan jasa letter
of credit (L/C).
dengan UU No. 10 Tahun 1998 dalam Utami (2015:31) tentang perbankan, bank
serta aspek lainnya yang berkaitan dengan usaha bank dan wajib melakukan
2004, penilaian kesehatan bank merupakan penilaian kualitatif atas berbagai aspek
yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian
13
Bank yang sehat memberi manfaat pada semua pihak, yaitu pada pemilik
umum, bank sentral, dan pemerintah. Bank yang sehat selalu mengalami
Hal yang sangat penting bagi para pengguna jasa perbankan adalah
Sehat atau tidak sehatnya suatu bank mencakup untuk seluruh kegiatan
1. Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dan dari
modal sendiri.
Setiap perusahaan, baik bank maupun non bank pada saat periode tertentu
laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau
(IAI: 2011), Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
“The financial statement most frequently provided are (1) the statement of
comprehensive income, (3) the statement of cash flows, and (4) the statement
16
statement”.
tertentu yang terdiri dari neraca atau laporan keuangan pada periode tertentu yang
terdiri dari neraca atau laporan keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, serta catatan atas laporan keuangan.
keuangan yang lengkap. Menurut PSAK No. 1 (2011), laporan keuangan yang
yang menyediakan rincian pendapatan, beban, untung dan rugi perusahaan untuk
suatu periode waktu. Laporan laba rugi dapat digunakan untuk mengetahui
Laporan ini menyajikan dan melaporkan arus kas masuk dan arus kas
keluar bagi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan perusahaan secara terpisah
dan informasi penjelasan lainnya. Dalam PSAK No.1 (2011) dinyatakan bahwa:
18
jumlah yang tertera dalam neraca. Laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan
2.1.6 Kebangkrutan
(dalam Hadi, 2014) penyebab utamanya adalah faktor ekonomi (37%) dan faktor
perusahaan meliputi: Kesulitan arus kas, besarnya jumlah hutang, kerugian dari
beban bunga yang ditanggung perusahaan meningkat, selain itu adapula kenaikan
biaya tenaga kerja yang mengakibatkan besarnya biaya produksi suatu perusahaan
oleh setiap perusahaan. Kondisi ini merupakan ciri khas yang dialami oleh
digambarkan dari titik ekstrem yaitu kesulitan likuiditas jangka pendek sampai
tetapi bisa berkembang menjadi parah. Indikator kesulitan keuangan dapat dilihat
dari analisis aliran kas, analisis strategi perusahaan, dan laporan keuangan
perusahaan.
lancar (seperti hutang dagang atau beban bunga) dan perusahaan terpaksa
merupakan kondisi dimana keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau
hubungan kontraktual antara satu atau lebih pihak yaitu prinsipal dan agen,
dimana pemilik perusahaan atau investor menunjuk agen sebagai manjemen yang
20
terhadap munculnya biaya-biaya yang disebut sebagai agency cost. Ross et.al
(2008) mendefinisikan agency cost sebagai biaya yang muncul dari adanya
konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajemen. Biaya yang timbul
dapat berupa biaya langsung maupun tidak langsung. Biaya tidak langsung
merupakan biaya atas kehilangan peluang dan sedangkan biaya langsung dibagi
Tipe kedua dari biaya langsung adalah biaya yang muncul dari adanya kebutuhan
dan manager, eksekutif, karyawan di sisi lainnya. Oleh karena itu corporate
tata kelola yang baik dapat mengatasi masalah yang terjadi sehingga akan lebih
memastikan bahwa dana yang ditanamkan tidak diambil alih atau diinvestasikan
pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum adalah suatu tata
sebagai berikut:
a. Transparansi (Transparency)
menyediaan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses
transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur,
22
c. Pertanggungjawaban (Responsibility)
d. Independensi (Independency)
perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan
ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau
dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan”.
No. 13/24/PBI/2011. Peraturan ini efektif digunakan oleh seluruh Bank umum
terdiri dari 8 jenis risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas,
risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, dan risiko reputasi), Good
Berlaku 1991
1. Risk Profile
a. Resiko Kredit
b. Risiko Pasar
Suatu risiko yang timbul karena menurunnya nilai suatu investasi karena
c. Risiko Likuiditas
d. Risiko Operasional
proses internal, manusia, dan sistem, atau sebagai akibat dari kejadian eksternal.
e. Risiko Hukum
f. Risiko Stratejik
25
bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau
g. Risiko Reputasi
3. Earning
Earning adalah salah satu penilaian kesehatan bank dari sisi rentabilitas.
4. Capital
Capital atau permodalan memiliki indikator antara lain rasio kecukupan modal
dan kecukupan modal bank untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil
resiko yang disertai dengan pengelolaan permodalan yang sangat kuat sesuai
permasalahan tentang bankrupty ini, salah satu yang dianggap populer dan banyak
dipergunakan dalam berbagai penelitian serta analisis secara umum adalah model
kebangkrutan Altman. Model Altman ini atau lebih umum disebut dengan Altman
Z-Score.
adalah: “Model ini memberikan rumus untuk menilai kapan perusahaan akan
keuangan maka akan diketahui angka tertentu yang ada menjadi bahan untuk
manufaktur:
Jika nilai 1,81 < Z < 2,99 maka termasuk grey area
+ 0,6 X4 + 1,0 X5
Modal Kerja
Total Aset
Laba Ditahan
Total Aset
Total Aset
a. Z-Score > 2,99 dikategorikan sebagai perusahaan yang sangat sehat sehingga
b. 1,81 < Z-Score < 2,99 berada di daerah abu-abu sehingga dikategorikan sebagai
keputusan.
dikembangkan dengan menggunakan 4 rasio saja, yakni X1, X2, X3, X4.
diskriminan pada bank umum konvensional dan bank umum syariah. Adapun
1,1 < Z < 2,60 Terdapat kondisi keuangan disuatu bagian yang membutuhkan
perhatian khusus.
1. Suku Bunga
Suku bunga merupakan sebuah pembayaran di masa yang akan dating atas
2. Inflasi
Inflasi terjadi ketika tingkat harga umum naik. Inflasi di klasifikasikan ke dalam
a. Inflasi Rendah
Inflasi ini dicirikan oleh harga yang naik perlahan-lahan dan dapat diramalkan.
tunggal.
Inflasi dalam cakupan digit ganda atau triple misalnya 20, 100 atau 200 persen
per tahun
c. Hiperinflasi
Ketika hiperinflasi menyerang, tidak ada hal bagus yang dapat dikatakan
3. Kurs/Nilai Tukar
Nilai tukar adalah harga salah satu mata uang terhadap mata uang lain. Sistem
nilai tukar terbagi atas dua, yaitu system nilai tukar tetap (Fixed Exchange
Rate system) dan Sistem nilai tukar mengambang (Flexible Exchange Rate
System)
30
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No. Judul Metode Penelitian Indikator Hasil
Ratio)
=Juml.Kredit yg
diberikan / Total Deposit
x 100%
Magensti Rahayu, leverage terhadap kinerja dengan pendekatan signifikan antara GCG
Topowijono keuangan dan nilai kuantitatif terhadap kinerja
perusahaan 2. Variable independen keuangan,
Universitas (studi pada perusahaan (Variabel Bebas):
2. Terdapat Pengaruh
Brawijaya yang terdaftar di indeks Sri - Corporate Governance
Malang (Tahun Kehari Selama periode - Financial leverage signifikan antara GCG
2015) 2011-2014) 3. Variable dependen terhadap nilai perusahaan.
(terikat): (good corporate
- Kinerja Keuangan governance) berpengaruh
- Nilai Perusahaan tidak signifikan positif
secara langsung terhadap
nilai perusahaan.
3. Terdapat pengaruh
signifikan antara financial
leverage terhadap kinerja
keuangan.
Hasil pengukuran GCG:
1. Berpengaruh positif
yaitu: Kepemilikan
Institusional dan
Proporsi dewan
Komisaris Independen .
7. Ryanda Pengaruh corporate 1.Metode penelitian: 1. Tidak terdapat pengaruh
Niarachma governance terhadap kuantitatif deskriptif yang signifikan terkait
Universitas financial distress : studi 2.Variable independen board structure terhadap
Indonesia terhadap perusahaan yang (Variabel Bebas): financial distress
Tahun 2012 terdaftar pada bursa efek *Corporate governance:
indonesia (BEI) periode a.Board independent 2.Tidak berpengaruh yang
2007-2010 director signifikan terkait ownership
b. CEO Ownership struture yaitu CEO,
c. Executive director executive director dan
ownership family owneship
d. family ownership
e. Audite commitee 3.Tidak terdapat pengaruh
independent signifikan terkait internal
f. Audit committee control (audit committen
Expertise independen dan audit
-Variable dependen comitte expertise)
(terikat):
- Financial Distress
- Variable Kontrol:
a. ROA (return on
Asset): EBT/Total Asset
b.Leverage: Total
Liability/Total Asset
8 Arief Analisis Rasio CAMEL dan Model Altman Z-Score perbedaan tingkat kesehatan
Anshari Altman Z-Score Untuk dan Rasio CAMEL antara model ZScore dan
(2013) Menilai Kesehatan Bank analisis CAMEL
(Studi pada Bank Central dikarenakan berbedanya
Asia Tbk, Bank rasio yang digunakan
Internasional Indonesia pada kedua alat analisis
Tbk, dan Bank Artha Graha tersebut. Model Z Score
Internasional Tbk) lebih melihat kejadian dan
33
LAPORAN
KEUANGAN
MODEL Z-SCORE:
- X1 =Working Capital to
Total Asset ( Modal
GOOD Kerja/Total Asset)
CORPORATE - X2 = Retained Earning to Total
GOVERNANCE RGEC:
Asset (Laba Ditahan/Total
(GCG) Aset)
- Risk Profile
- Earning - X3 = Earning Before interest
-Self Assessement and Taxes to Total Asset
-Kepemilikan - Capital
(Pendapatan sebelum
Institusional dikurangi biaya
-Proporsi Dewan bunga/total aset)
Komisaris X4 = Market Value of Equity to
-
Independen Book Value to Total Debt
(harga pasar saham
dibursa/nilai total utang)
Secara Simultan
memprediksi financial distress yaitu semakin kecil jumlah komisaris dan semakin
modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuidasi dan solvabilitas, serta aspek
lain yang berkaitan dengan usaha bank dan wajib melakukan kagiatan usaha
dengan prinsip kehati-hatian. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat kesehatan
bank adalah dengan menggunakan rasio CAMEL yang menjadi RGEC untuk
lain sehingga dapat diperoleh gambaran posisi keuangan suatu bank baik
dan likuiditas untuk memprediksi financial distress. Pada analisis CAMEL ini
menggunakan 6 Rasio tidak mempunyai pengaruh yang cukup besar dan juga
tidak menggunakan harga saham dan jumlah saham yang beredar dalam menilai
kesehatan bank.
menggunakan analisis RGEC terdiri NPL, LDR, GCG, ROA, NIM, dan CAR
terhadap kinerja perbankan. Pada analisis RGEC ini dapat digunakan untuk
bahwa NPL, LDR, GCG, dan CAR tidak pengaruh signifikan dan ROA dan NIM
Ha2: Rasio keuangan RGEC ( NPL, LDR, ROA, NIM, CAR ) memiliki perbedaan
distress.
digunakan berbeda antara model Altman Z-Score dengan analisa CAMEL yang
harga saham, jumlah saham yang beredar dan nilai buku hutang, nilai Z-Score
Steelah dilakukan perhitungan nilai Z-Score yang dihasilkan untuk semua bank
yang diteliti ada yang mengalami kenaikan secara konsisten dari tahun 2011-
2013. Ada yang menurun secara konsisten dari tahun 201-2013 dan ada yang
Ha3: Model Z-Score (X1, X2, X3, X4,) memiliki perbedaan yang signifikan
METODE PENELITIAN
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau
hubungan (pengaruh) sebab akibat antara variabel independen (X) dan variabel
dependen (Y). Dalam penelitian ini variabel independennya (X) adalah Good
Dewan Komisaris Independen), Rasio RGEC (NPL, LDR, ROA, NIM, CAR) dan
Altman Z-Score.
Dalam penelitian ini, penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan
data sekunder pada perusahaan, yaitu data yang diperoleh dengan cara
tidak sehat. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan
bank yang bersumber dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
Waktu penelitian adalah tahun 2013-2015. Dimensi waktu yang digunakan adalah
38
39
time series dan penelitian dilakukan secara cross sectional. Jenis data yang
maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu
a. Self Assessment
Nilai komposit GCG perbankan yang diambil dari laporan tahunan yang
manajemen risiko.
adalah jumlah persentase hak suara yang dimiliki oleh institusi. Dalam
yang dimiliki institusi dari seluruh modal saham yang beredar. Skala
Risiko Likuiditas
Pendanaan Non Inti x 100%
Total Pendanaan
41
Modal x 100%
ATMR
Capital
Modal Inti (Tier 1 ) x 100%
ATMR
dinilai dalam komponen GCG terdiri dari sebelas faktor utama dengan bobot
masing-masing yaitu:
42
sebagai berikut:
atribut.
adalah nilai “1” (satu) untuk financial distress dan nilai “0” (nol) untuk non
Financial Distress.
dengan kriteria:
a. Jika perubahan nilai ekuitas, perubahan nilai ROA dan perubahan nilai NIM
pada perusahaan perbankan dibawah atau sama dengan nilai median dari
b. Jika perubahan nilai ekuitas, perubahan nilai ROA dan perubahan nilai NIM
pada perusahaan perbankan diatas nilai median dari seluruh observasi, maka
3.3.1 Populasi
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau
sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Populasi yang diteliti pada
45
Efek Indonesia periode tahun 2013-2015. Dibawah ini adalah populasi perusahaan
Tabel 3.6 Daftar Populasi Perusahaan Perbankan yang diteliti periode 2013-2015.
3.3.2 Sampel
perbankan yang telah terdaftar di BEI periode 2013-2015. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 37 sampel perusahaan perbankan yang telah terdaftar
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dan annual report yang telah di
3. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dalam satuan mata uang rupiah
Corporate Governance
Jenis data dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Data kuantitatif adalah
data yang berupa angka-angka. Data kuantitatif ini diperoleh dari laporan
Jenis data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder yang
data yang di ambil dari website resmi Bursa Efek Indonesia yang diakses melalui
www.idx.co.id yang berupa annual report bank umum yang listing di bursa Efek
berikut:
1. Studi Pustaka
Score seperti dari literatur, jurnal-jurnal, media massa dan hasil penelitian yang
diperoleh dari berbagai sumber, baik dari perpustakaan dan sumber lainnya.
2. Dokumentasi
keuangan yang diterbitkan bank dari Bursa Efek Indonesia (BEI) maupun
49
internet yang telah diaudit selama tahun 2031-2015. Metode yang dilakukan
untuk mendapatkan data yang diinginkan dengan membuka Website dari objek
umum atau generalisasi. Analisis ini hanya berupa akumulasi data dasar dalam
bentuk deskripsi semata dalam arti tidak mencari atau menerangkan saling
kesimpulan. Pada penelitian ini akan disajikan analisis deskriptif dengan ukuran
yang terdiri dari penggambaran nilai minimum, nilai maksimum, niali rata-rata
satu variabel dependen (Y) dengan satu atau lebih variabel independen (X). Jika
variabel dependen (Y) merupakan variabel kategorik, maka salah satu metode
50
yang dapat gunakan adalah analisis regresi logistik. Dalam hal ini hanya terdapat
satu variabel bebas, maka model yang diperoleh disebut model regresi logistik
sederhana. Apabila terdapat lebih dari satu variabel bebas, maka model yang
variabel kontinyu (data metrik) dan kategorial (non metrik). Adanya campuran
logistik. Teknik analisis ini tidak memerlukan uji nomalitas dan uji klasik pada
yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidak pengaruh
distress) dengan menggunakan alat analisis regresi logistik. Peneliti ingin menguji
bebasnya.
51
financial distress. Dipilihnya model regresi logistik dalam penelitian ini karena
baik numerik ataupun kategorik, termasuk variabel dummy. Pada regresi linear,
variabel prediktor yang digunakan biasanya numerik, tetapi jika kita melibatkan
campuran antara numerik dan kategorik dapat mengunakan regresi logistik, dua
nilai yang biasa digunakan sebagai variabel dependen yang diprediksi adalah 0
dan 1 , yaitu 0 = berhasil, 1 = gagal (Ghozali, 2013). Model Regresi Logistik yang
dependennya.
variabel dependennya.
52
Sebagai bagian dari metode statistika multivariat, hasil dari regresi logistik
juga memerlukan sebuah evaluasi untuk mengetahui seberapa baik hasil dari
regresi logistik tersebut. Berikut ini merupakan evaluasi dari hasil regresi logistik:
model sebagaimana uji goodness of fit model regresi linear berganda dengan
b. binar
Cox & Snell R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru R2 pada
multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai
Square untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0,05 sampai 0,10. Dan
Kisaran nilai Nagelkerke R Square adalah 0,05 sampai 0,10. Semakin nilai
53
membagi nilai Cox & Snell R Square dengan nilai maksimumnya. Oleh karena
multiple regression.
Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa
data empiris cocok atau sesuai sesuai dengan model. Jika nilai statistik Hosmer
and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05 maka
hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan
nilai observasinya sehingga goodness fit model tidak baik karena model tidak
dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistic Hosmer and Lemeshow’s
Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05 maka hpotesis nol diterima dan berarti
bahwa model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model
H0 : Model yang di hipotesiskan fit atau sesuai dengan data yang diamati
H1: Model yang dihipotesiskan tidak fit atau tidak sesuai dengan data yang
diamati.
Goodness of Fit untuk menguji hipotesis nol bahwa data sesuai dengan model.
Kriteria dalam menetapkan nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodnessof Fit yaitu:
a. Fungsi Likelihood
modifikasi, sehingga karakteristiknya sudah tidak sama lagi dengan model regresi
Untuk menilai Model Fit ditunjukkan dengan Log Likelihood Value (nilai
-2LL), yaitu dengan cara membandingkan antara nilai 2LL pada awal (blok
number = 0), yang dalam hal ini model hanya memasukkan konstanta dengan
nilai -2LL. Sedangkan, pada saat (blok number = 0), yang dalam hal ini model
hanya memasukkan konstanta dengan nilai -2LL. Sedangkan, pada saat blok
number = 1, yang dalam hal ini model memasukkan konstanta dan variabel bebas.
Apabila nilai -2LL blok number = 0 lebih besar dari nilai -2LL blok number = 1,
maka menunjukkan model regresi yang baik sehingga penurunan Log Likelihood
Statistik dan nilai probabilitas (Sig) dengan cara nilai Wald statistik dibandingkan
55
a. H0 tidak dapat ditolak apabila Wald hitung < Chi-Square Tabel, dan nilai
Asymptotic Significance > tingkat signifikansi (a). Hal ini berarti H alternative
b. H0 ditolak apabila Wald hitung > Chi- Square Tabel, dan nilai Asymptotic
Significance < tingkat signifikan (a). Hal ini berarti H alternative diterima atau
terikat diterima.
signifikan lebih kecil dari 0,05 maka koefisien regresi adalah signifikan pada
tingkat 5% maka berarti H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa variabel
independen berpengaruh signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5% maka berarti
terikat (Ghozali, 2005). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji dua
variabel terikat.
Taraf nyata yang digunakan α = 1%, 5%, 10%. Derajat bebas (df)
Keterangan :
n : jumlah sampel
berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan uji dua arah dengan hipotesis sebagai berikut:
df = n – k
dimana:
n : jumlah sampel
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun
2013 dan masih terdaftar hingga tahun 2015 melalui website resmi
kategori non keuangan atas dasar perbedaan pelaporan keuangan yang terdapat
antara perusahaan dibidang keuangan dan non keuangan sehingga tidak dapat
disetarakan untuk kemudian diteliti secara bersamaan. Selain itu salah satu alasan
perekonomian di Indonesia.
Data rasio keuangan Perbankan sesuai periode penelitian yaitu pada tahun
2013 hingga 2015, diperoleh dari laporan keuangan dan annual report perusahan
perbankan yang listing terdaftar di BEI dan telah di audit melalui website
menerbitkan laporan keuangan dan annual report yang telah diaudit selama
58
59
periode 2013 -2015 yaitu Bank Artos Indonesia Tbk, Bank Dinar Indonesia Tbk,
Bank Harda Internasional Tbk, dan Bank Yudha Bhakti Tbk sehingga tidak dapat
digunakan sebagai sampel penelitian. Sampai akhir yang terpilih untuk tahun
pengamatan (2013-2015) terdiri 111 firm year dimana 51 firm year merupakan
tahun perusahaan yang mengalami financial ditress dan 60 firm years merupakan
non financial distress atau sehat diberi nilai kategori “0” dan financial distress
Independen, Tingkat risiko pasar diukur dengan NPL, risiko likuiditas diukur
dengan LDR, earnings diukur dengan ROA, NIM dan kecukupan modal diukur
dengan CAR, serta Model Altman Zscore diukur dengan working capital to total
asset, retained earning to total assets, earning before interest and tax to total
61
assets, market value of equity to book value of debt. Variabel – variabel tersebut
keuangan selama 3 tahun berturut-turut yaitu 2013, 2014 dan 2015 karena di awal
tahun 2009 hingga awal tahun 2010 mengalami inflasi. Dengan adanya kondisi
yang seperti ini, bank akan mengalami dampak dari peningkatan inflasi. Hal
tersebut dijadikan dasar untuk penelitian. Data yang digunakan adalah data
sekunder yang diperoleh (diunduh) dari situs resmi Bursa Efek Indonesia melalui
website www.idx.co.id yang berupa annual report bank umum yang listing di BEI
periode 2013-2015.
Komisaris Independen), Rasio RGEC (NPL, LDR, ROA, NIM, CAR), dan Model
Altman ZScore dalam memprediksi financial distress maka akan dapat diketahui
nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean), standar deviasi dari setiap
variabel. Adapun data hasil analisis deskriptif dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
62
Analisis Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
observasi. Dari 111 data observasi ini diperoleh nilai minimum atau jumlah
terkecil dari Self Assessment (SL) yang dimiliki perusahaan perbankan adalah
sebesar 1 yaitu PT Bank Central Asia, Tbk, Bank Rakyat Indonesia, Tbk, dan
Bank QNB Indonesia Tbk selama periode tiga tahun berturut-turut (2013-2015)
menjadi PT Bank Jtrust Indonesia Tbk pada tahun 2015. Peringkat 4 dengan
kategori kurang baik (not good) diperoleh pada tahun 2013-2014 serta PT Bank
Pundi Indonesia Tbk mendapatkan peringkat 4 pada tahun 2015. Rata-rata nilai
variabel self assessment adalah 1,9189 dengan nilai standar deviasi atau
simpangan baku sebesar 0,57422. Nilai rata-rata lebih besar dari nilai standar
deviasi ini menunjukkan penyebaran data yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa
63
rata- rata nilai komposit untuk penilaian self assessment memiliki nilai 1,50 ≥
1.919 < 2,50 dengan predikat “Good/Baik” dari total sampel penelitian yang telah
Efek Indonesia selama periode tahun 2013-2015. Nilai Standar Deviasi dari
perbankan di Bursa Efek Indonesia yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
saham yang dimiliki oleh institusi. Nilai minimumnya sebesar 26% yang terjadi
pada PT Bank Capital Indonesia Tbk pada tahun 2014 dengan kepemilikan
institusional dimiliki oleh indigo investment Ltd dan Zen Gem Investment Ltd
dan nilai maksimum 99%-100% terjadi pada PT Bank Jtrust Indonesia Tbk
kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi adalah 75,52%. Hal ini berarti
bahwa proporsi rata-rata saham yang dimiliki oleh institusi adalah sebesar 75,52%
dari jumlah saham yang beredar. Kepemilikan institusional memiliki nilai standar
deviasi sebesar 17,76% yang berarti bahwa batas simpangan data pada
kepemilikan institusional relatif baik karena nilai mean-nya lebih besar dari
standar deviasinya.
dapat dilihat bahwa hasil pengujian deskriptif rata-rata proporsi dewan komisaris
komisaris independen 1 orang dari jumlah dewan komisaris 3 orang yang masih
dibawah batas komisaris independen yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu
Tbk Tahun 2013. Dan standar deviasi sebesar 10,886% dengan jumlah observasi
(n) sebesar 111. Berdasarkan nilai rata-rata proporsi dewan komisaris independen
melebihi sepertiga dari anggota komisaris pada suatu perusahaan telah memenuhi
ketentuan yang dibuat oleh Bursa Efek Indonesia yaitu sekurang-kurangnya 50%
dari dewan komisaris adalah komisaris independen. Standar deviasi pada variabel
proporsi dewan komisaris independen sebesar 10,886% yang berarti bahwa batas
simpangan proporsi dewan komisaris independen relatif baik karena nilai mean-
komisaris maka diberi skala 1 dan jika jumlah komisaris independen diatas 50%
Variabel NPL dengan jumlah observasi (n) sebesar 111 menunjukkan nilai
minimum sebesar 0,10% yang terjadi pada PT Bank QNB Indonesia Tbk tahun
2013 dan nilai maksimumnya adalah sebesar 8,90% yaitu terjadi pada PT Bank of
India Indonesia Tbk. Nilai NPL yang semakin rendah atau kecil maka akan
kepada nasabah. Rata-rata variabel Non Performing Loan (NPL) tahun 2013-
Simpangan data pada NPL relatif baik karena nilai mean –nya lebih besar dari
standar deviasi.
47,52% pada tahun 2013 yang masih dibawah batas LDR yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia yaitu 78%. Hal ini menunjukkan bahwa PT Bank Nationalnobu
Tbk memberikan kredit kurang efektif dan masih dibawah dana pihak ketiga yang
Saudara 1906 yang sekarang berganti menjadi PT Bank Woori Saudara Indonesia
1906 pada tahun 2013. Nilai rata-rata (mean) variabel LDR adalah 85,4443%
dengan standar deviasi yang diperoleh sebesar 13,52996%. Dalam hal ini data
variabel LDR bisa dikatakan baik, karena nilai mean-nya lebih besar daripada
standar deviasinya yang berarti simpangan data LDR tidak terlalu besar antara
tahun 2013 yaitu PT Bank Mutiara yang sekarang berganti menjadi PT Bank
Mestika Dharma Tbk pada tahun 2013. Rata-rata nilai variabel profitabilitas
adalah 1,5289% dengan standar deviasi 1,94823%. Nilai rata-rata lebih kecil dari
Net Interest Margin (NIM) Rata-rata sebesar 6,4565, nilai minimum NIM
yang dimiliki perusahaan perbankan sebesar 0,24% adalah PT Bank Mutiara yang
sekarang berganti menjadi PT Bank Jtrust Indonesia Tbk pada tahun 2014,
sedangkan nilai maksimum sebesar 55,70 yaitu PT Bank Danamon Indonesia Tbk
pada tahun 2014. Hal tersebut dapat meningkatkan pendapatan bunga atas
produktif yang dikelola oleh bank. Rata-rata nilai variabel NIM 6,4565% dan
standar deviasi sebesar 8,13308. Nilai rata-rata lebih kecil dari standar deviasi ini
pada PT Bank Pundi Indonesia Tbk pada tahun 2015 dan nilai maksimumnya
sebesar 80,77% terjadi pada PT Bank Nationalnobu Tbk pada tahun 2013. Nilai
CAR yang dihasilkan tidak memberikan nilai buruk bagi permodalan perbankan
karena fluktuasi nilainya berada diatas 8% yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Nilai CAR yang besar menunjukkan bank mampu membayar semua hutangnya,
67
mampu menanggung resiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko
dan menunjukkan sangat baiknya tingkat kesehatan bank dalam aspek permodalan
minimum bank. Rata-rata nilai variabel CAR yaitu 18,7711% dan standar
deviasinya 8,20145%. Simpangan data pada CAR relatif baik karena nilai mean-
Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan keuangan dari tahun 2013,
2014,dan 2015 kemudian diperoleh nilai dari rasio tersebut, maka hasil
perhitungan dari rasio tersebut dikalikan dengan koefisien tiap rasio dari rumus
Altman Zscore. Berdasarkan hasil olahan tersebut diatas, ditemukan nilai Z Score
tertinggi adalah PT Bank Central Asia sebesar 8,69 sedangkan nilai Z Score
terendah ada pada PT Bank Jtrust Indonesia Tbk yakni -9,72. Pengamatan dimulai
dengan periode sekarang. Kemudian diperoleh hasil berupa angka-angka atau nilai
pada perusahaan. Nilai Zscore ini akan menjelaskan kondisi keuangan perusahaan
prediktor baik numerik dan kategori dengan metode enter pada tingkat
68
Perporming Loan), LDR (Loan to Deposit Ratio), ROA (Return on Asset), NIM
(Net Interest Margin), CAR (Capital Adequacy Ratio), dan Altman Zscore
model regresi, (2) Menilai keseluruhan model, dan (3) menguji koefisien Regresi.
Fit)
and Lemeshow’s Goodness of fit Test karena uji ini dilakukan untuk mengetahui
apakah ada perbedaan antara hasil prediksi dengan model yang diteliti. Dipilihnya
uji kelayakan model menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of fit Test
kategori dengan diberikan nilai 0 dan 1 atau variabe dummy dalam penilaiannya
dan variabel independennya lebih dari satu variabel yang mengikat variabel
dependen. Oleh karena itu uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of fit yang
digunakan sangat cocok untuk membuktikan data empiris cocok atau sesuai
dengan model.
Uji Goodness of Fit merupakan pengujian kecocokan atau kebaikan sesuai antara
69
(teoritis).
1 10.139 8 .255
bahwa besarnya nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit pada
variabel Good Corporate Governance, Rasio RGEC dan Model Altman Zscore
yang diperoleh dari hasil pengujian sebesar 0,255 > 0,05 maka hipotesis nol tidak
dapat ditolak (H0 = diterima). Hal ini dapat diartikan bahwa model regresi yang
dipergunakan dalam penelitian ini layak atau cocok dipergunakan untuk analisis
selanjutnya, karena model ini dapat memprediksi nilai obeservasinya dan tidak
ada perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.
a,b,c
Iteration History
Iteration Coefficients
2 153.148 -.163
a,b,c,d
Iteration History
Iteration Coefficients
Step 1 92.243 8.026 -.554 -1.544 .560 -.369 -.046 -.393 -.035 -.020 -.151
1 2 76.371 15.480 -1.260 -2.140 -.003 -.582 -.085 -.637 -.061 -.043 -.347
3 70.305 23.548 -1.856 -2.458 -1.180 -.805 -.132 -.837 -.102 -.070 -.534
4 68.476 28.899 -2.247 -2.439 -1.651 -.925 -.164 -.943 -.203 -.092 -.633
5 67.991 30.392 -2.379 -2.152 -1.130 -.908 -.174 -.933 -.343 -.102 -.646
6 67.978 30.843 -2.413 -2.126 -1.103 -.909 -.177 -.946 -.368 -.105 -.645
7 67.978 30.859 -2.414 -2.126 -1.103 -.909 -.177 -.946 -.369 -.105 -.645
8 67.978 30.859 -2.414 -2.126 -1.103 -.909 -.177 -.946 -.369 -.105 -.645
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 153.148
d. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than .001.
secara serentak terhadap variabel dependen (overall model fit) dengan fungsi
Likelihood menilai kelayakan model (overall model fit). Pada tabel 4.5
(LL). Dari hasil perhitungan -2 LogLikelihood pada blok pertama (blok number =
0) terlihat pada tabel 4.7 nilai -2 LogLikelihood sebesar 153.148. kemudian hasil
pada nilai -2 LogLikelihood sebesar 67,978 terjadi penurunan pada blok kedua
(blok number=1). Adanya pengurangan nilai antara -2LL awal (initial -2LL
function ) dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model
yang dihipotesiskan fit dengan data dalam Ghozali (2013:58). Log Likelihood
pada regresi logistik mirip dengan pengertian “sum of square Error” pada model
baik. Hal ini yang ditunjukkan pada tabel 4.8. Block 1:Method = Enter
dimana jika terjadi penurunan pada blok kedua dibanding blok pertama maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi kedua menjadi lebih baik. Seperti yang
ditunjukkan pada tabel kedua tabel, pada blok pertama (block number=0) nilai-
nilai -2 LogLikelihood sebesar 153.148 dan pada blok kedua (block number =1)
nilai -2 LogLikelihood 67,978. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa model
a
Classification Table
Observed Predicted
FIND
5 perbankan. Jumlah sampel yang mengalami financial distress 4+47= 51. Yang
mengalami financial distress namun tidak mengalami sebanyak 47. Tabel di atas
4.2.2.4 Uji Koefisien Determinasi (Cox and Snell R Square dan Nagelkerke R
Square)
dalam menjelaskan variabel dependen, digunakan nilai Cox & Snell R Square.
Nilai-nilai tersebut juga dengan Pseudo R-Square atau jika pada regresi linear
(OLS) lebih dikenal dengan istilah R-Square. Tahap yang terakhir adalah uji
koefisien regresi, dimana hasilnya dapat dilihat pada tabel Model Summary. Tabel
73
signifikansi 5%. Pada tabel Model Summary memberikan nilai Cox & Snell R
Square sebesar 0.568, hal ini berarti model logit tersebut mampu menjelaskan
sebuah perusahaan mengalami financial distress atau tidaknya sebesar 66, 8% dan
nilai Nagelkerke R Sqaure sebesar 0.759 yang menjelaskan bahwa dalam model
sebesar 75.9% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lainnya diluar variabel
Model Summary
Faktor ini tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan namun pengaruhnya sangat
besar jika terjadi perubahan. Maka para analis maupun pelaku pasar modal pada
dan lebih terukur, yaitu melalui indikator inflasi, tingkat bunga, kurs, dan
Corporate Governance, Rasio RGEC, dan Altman Zscore. Analisis ini diolah
a
Coefficients
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Dari tabel di atas dengan memperhatikan angka yang berada pada kolom
sebagai berikut :
FIND = 2,278 – 0,073 SL + 0,098 KI + 0,029 PDKI – 0,114 NPL – 0,011 LDR –
Keterangan:
PDKI : Nilai Jumlah dewan komisaris independen dengan total anggota dewan
komisaris perusahaan yang diteliti
NPL : Nilai kredit bermasalah pada total kredit perusahaan yang diteliti
ROA : Nilai laba sebelum pajak dengan rata-rata aset perusahaan yang diteliti
NIM : Nilai pendapatan bunga bersih pada rata-rata asset produktif
KI, PDKI, NPL, LDR, ROA, NIM, CAR, dan Zscore. Menurut Widarjono
1. Jika tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa Ho
2. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa Ho
1. Ho diterima dan Ha ditolak jika nilai t hitung < t tabel atau jika nilai Sig. >
2. Ho ditolak dan Ha diterima jika nilai t hitung > t tabel atau jika nilai Sig. <
a
Coefficients
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Pengujian hipotesis keempat adalah pengaruh SL, KI, PDKI, NPL, LDR,
ROA, NIM, CAR, dan Zscore secara simultan terhadap financial distress. Hasil
terikat.
2. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, dapat disimpulkan bahwa Ho
b
ANOVA
a. Predictors: (Constant), ZSCORE, PDKI, NIM, LDR, SL, CAR, KI, NPL, ROA
b. Dependent Variable: FIND
Hasil pengujian analisis ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar
tersebut lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa SL, KI, PDKI, NPL,
LDR, ROA, NIM, CAR, dan Zscore secara simultan atau secara besama-sama
diterima.
Financial Distress
koefisien regresi sebesar 0,141 dengan nilai probabilitas sebesar 0,678, dan nilai
ini lebih besar dari nilai signifikansi sebesar 0.05 (5%) yang artinya tidak terdapat
distress yaitu sebesar 0,678 (signifikansi pada tingkat 5%). Dengan demikian
memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,109 dengan nilai probabilitas sebesar
0,922, dan nilai ini lebih besar dari nilai signifikansi sebesar 0.05 (5%) yang
pada tingkat 5%). Dengan demikian terbukti bahwa secara individu variabel
79
financial distress.
probabilitas sebesar 0,042, dan nilai ini lebih kecil dari nilai signifikansi sebesar
0.05 (5%) yang artinya terdapat hubungan signifikan antara variable Proporsi
0,042 (signifikansi pada tingkat 5%). Dengan demikian terbukti bahwa secara
Berdasarkan hasil analisis untuk pengujian RGEC untuk NPL, LDR, ROA,
NIM, dan CAR yang berpengaruh signifikan terhadap financial distress memiliki
nilai dibawah 0,05 atau 5% (signifikan pada tingkat 5%) yaitu LDR, ROA, dan
80
CAR sedangkan NPL dan NIM tidak berpengaruh signifikan terhadap financial
Distress
Berdasarkan hasil analisis untuk pengujian Altman Zscore uji wald (Sig) <
dengan nilai Exp (B) atau yang disebut juga Odds Ratio (OR). Variabel Altman
nilai B bernilai negatif maka model altman Zscore mempunyai hubungan negative
4.3.4 Hasil Uji Hipotesis Good Corporate Governance, Rasio RGEC dan
Tabel
81
a. Variable(s) entered on step 1: SL, KI, PDKI, NPL, LDR, ROA, NIM, CAR, ZSCORE.
4.3.4.1 Variabel Self Assessment (H1) : Self Assessment atau nilai komposit
Pengujian variabel dilakukan satu per satu menggunakan statistik uji wald
(Hosmer & Lemeshow, 1989), Berdasarkan hasil analisis untuk pengujian Self
probabilitas sebesar 0,013, dan nilai ini lebih kecil dari nilai signifikansi sebesar
0.05 (5%) atau 0,013 < 0.05 yang artinya terdapat hubungan signifikan antara
variabel self assessment dengan variabel financial distress yaitu sebesar 0,013
(signifikansi pada tingkat 5%). Dengan demikian terbukti bahwa secara individu
financial distress.
82
nilai probabilitas sebesar 0,391, nilai ini lebih besar dari nilai signifikansi sebesar
0.05 (5%). Dengan diketahuinya nilai koefisien regresi yang negatif yaitu -2,126
semakin kecilnya potensi financial distress. Hal ini dikarenakan semakin besar
perusahaan dan pada akhirnya akan mampu mendorong semakin kecilnya potensi
regresi sebesar -1,103 dengan probabilitas sebesar 0.816 lebih besar dari nilai
signifikansi sebesar 0.05 (5%). Hal ini mengandung arti bahwa secara individu
0,909 dan nilai signifikansi sebesar 0,040.sehingga dapat dikatakan variable NPL
perbankan, dikarenakan nilai signifikansi sebesar 0.040 < 0.05. Maka dengan
(diterima).
0.177 dan nilai signifikansi sebesar 0.001 sehingga dapat dikatakan variable LDR
perbankan, dikarenakan nilai signifikansi sebesar 0.001 < 0.05. Maka dengan
(H5=diterima).
Variabel Return on Asset (ROA) memiliki nilai koefisien sebesar -946 dan
perbankan, dikarenakan nilai signifikansi sebesar 0.023 < 0.05. Maka dengan
(H6=diterima).
4.3.4.7 Variabel NIM (H7): Net Interest Margin (NIM) tidak berpengaruh
0,369 dan nilai signifikansi sebesar 0,155 sehingga dapat dikatakan variable NIM
perbankan, dikarenakan nilai signifikansi sebesar 0.155 > 0.05. Maka dengan
NIM dapat digunakan untuk memprediksi financial distress, tidak dapat diterima
(H7 = ditolak).
4.3.4.8. Variabel CAR (H8): Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh
-0,105 dan nilai signifikansi sebesar 0.042 sehingga dapat dikatakan variable CAR
perbankan, dikarenakan nilai signifikansi sebesar 0.042 < 0.05. Maka dengan
(H8=diterima).
4.3.4.9. Hasil Uji Hipotesis Altman ZScore (H9): Altman Zscore berpengaruh
Variabel Altman Zscore memiliki nilai koefisien sebesar -0,645 dan nilai
perbankan, dikarenakan nilai signifikansi sebesar 0.035 < 0.05. Maka dengan
diterima (H9=diterima).
Governance, Rasio RGEC, dan Altman Zscore baik secara parsial maupun
Financial Distress.
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel PDKI tidak berpengaruh positif
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel NPL berpengaruh negatif terhadap
Financial Distress
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel LDR berpengaruh positif terhadap
Financial Distress
88
bank (ROA) sebesar 84. Nilai signifikansi menunjukkan 0,002 yang bernilai
lebih kecil daripada α = 0,05. Hal ini menunjukkan variabel ROA berpengaruh
besar daripada α = 0,05. Hal ini menunjukkan variabel NIM tidak berpengaruh
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel CAR berpengaruh negatif terhadap
Financial distress.
89
menghasilkan adjusted R square sebesar 0,489. Hal ini berarti bahwa Financial
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
lebih kecil dari 0,05 yang Good Corporate Governance, Rasio RGEC, dan
Distress
prediksi financial distress. Artinya bahwa apabila nilai komposit GCG tinggi
maka kinerja suatu perusahaan akan rendah dan begitu pula sebaliknya, apabila
nilai komposit GCG rendah maka kinerja suatu perusahaan akan tinggi.
90
memiliki makna bahwa penerapan GCG pada bank yang bersangkutan akan
semakin buruk. Dengan demikian arah hubungan negatif ini sesuai dengan teori
bahwa peringkat komposit yang semakin tinggi, maka GCG semakin buruk dan
Hasil pengujian statistik model regresi logistic pada penelitian ini nilai
diterima).
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil dari penelitian yang
dilakukan oleh Ika dan Retno (2014), yang mengatakan bahwa variabel nilai
distress.
ini lebih besar daripada taraf signifikansi yaitu sebesar 5% (0,05). Sebagian besar
suatu institusi daripada menggunakan nama Pribadi. Kondisi ini akan menyulitkan
91
oleh institusi. Institusi itu sendiri meliputi pemerintah, perusahaan dan lembaga-
yang besar terhadap perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan pun akan lebih baik
perusahaan perbankan, maka hipotesis pertama tidak dapat diterima (H1= ditolak).
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil dari penelitian yang
PDKI nilai 0,816 dimana nilai ini lebih besar daripada taraf signifikansi yaitu
hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa semakin tinggi proporsi dewan
(H3=ditolak).
Hasil penelitian ini lain yang mendukung dari hasil penelitian ini, yaitu
terjadinya kredit bermasalah seperti kredit macet, kurang lancar dan kredit
diragukan. Semakin tinggi terjadinya Non Perporming Loan (NPL) maka akan
kredit yang bermasalah, sehingga apabila Non Perporming Loan (NPL) semakin
financial distress.
dibawah taraf signifikansi 0.05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel NPL
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil dari penelitian yang
dilakukan oleh Andry dan Yulian (2015), yang mengatakan bahwa variabel NPL
perbankan dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan
likuiditasnya. Dengan kata lain, sejauh mana pemberian kredit kepada nasabah,
deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh pihak
bank. Sehingga jika rasio Loan to Deposito Ratio (LDR) semakin tinggi maka
akan berpengaruh positif terhadap prediksi financial distress, sedangkan jika rasio
94
financial distress.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil dari penelitian yang
dilakukan oleh Andry dan Yulian (2015), yang mengatakan bahwa variabel LDR
pajak) secara keseluruhan. Semakin tinggi Return on Asset (ROA) pada suatu
bank semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang akan dicapai bank tersebut dan
semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Sehingga jika
nilai Return on Asset (ROA) semakin tinggi maka pengaruh negatif terhadap
financial distress, sedangkan jika Return on Asset semakin rendah maka akan
Maka hasil pengujian statistik model regresi logistik untuk nilai signifikan
dibawah taraf signifikan 0,05 sehingga dapat dikatakan variabel ROA dapat
95
Hasil penelitian ini lain yang mendukung dari hasil penelitian ini, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Andry dan Yulian (2015), yang mengatakan
distress.
dari aktiva produktif. Semakin besar rasio Net Interest Margin (NIM) maka terjadi
peningkatan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank. Sehingga
jika Net Interest Margin (NIM) semakin tinggi maka berpengaruh negatif
terhadap financial distress, sedangkan jika Net Interest Margin (NIM) semakin
Hasil pengujian statistik regresi logistic utnuk nilai signifikan diatas taraf
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil dari penelitian yang
dilakukan oleh Andry dan Yulian (2015), yang mengatakan bahwa variabel NIM
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan,
surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri bank,
seperti dana masyarakat, pinjaman (utang) dan lain-lain. Semakin tinggi nilai rasio
CAR menunjukkan potensi modal bank yang semakin kuat untuk mengcover
segala hal buruk yang mungkin terjadi pada bank tersebut. Sehingga jika capital
financial distress, sedangkan jika capital adequacy ratio (CAR) semakin rendah
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil dari penelitian yang
dilakukan oleh Andry dan Yulian (2015), yang mengatakan bahwa variabel CAR
Distress
Earning to total asset, (X3) Earning before interest and Taxes (EBIT) to total
asset, Market value of equity to book value of to total debt (X4). Antara variabel
yang satu dengan yang lainnya memiliki produktivitas aktiva perusahaan yang
mampu menghasilkan laba usaha yang besar seperti yang diharapkan perusahaan
perbankan. Dengan meningkatnya laba usaha maka akan menarik investor untuk
Descriptive Statistics
perbankan yang mengalami kondisi bangkrut dialami oleh perbankan pada tahun
Asset, Retained Earning To Total Asset, EBIT To Total Asset dan Book Value of
financial distress yang terjadi pada ke empat variabel perusahaan perbankan. Hal
ini ditandai dengan nilai signifikansi 0,035 lebih kecil dibandingkan dengan level
98
of significance 0,05 atau (0,035 < 0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat
Hasil penelitian ini lain yang mendukung dari hasil penelitian ini, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Boby, M. Rasuli dan Azlina (2014), yang
5.1 Kesimpulan
distress terdiri dari NPL, LDR, ROA, dan CAR sedangkan NIM tidak
99
100
variabel lain.
Independen,, Rasio RGEC yang terdiri dari NPL, LDR, ROA, NIM, CAR,
perbankan yang listing di BEI dari periode tahun 2013 sampai dengan
tahun 2015.
5.3 Rekomendasi
beberapa kesimpulan dan keterbatasan pada penelitian ini, maka saran untuk
perbankan.
ditetapkan oleh otoritas yang berwenang (OJK) dan Bank Indonesia (BI),
Altman, E.I. 1968, ‘Finanncial Ratios, Discriminant Analysis and the Prediction
609.
Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan
Darus, F., & Mohamad, A. (2011). Corporate Governance and Corporate Failure
Business, 17.
Edukasi. Jakarta.
Alpabeta.
Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS
Ghulam, Rhumy. 2011. Analisis Laporan Keuangan Pada PT. BPD Sulawesi
Harahap, Sofyan Safri. 2010. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta :
Bumi Aksara.
Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juli 2009.
Irdyana, Brian. 2010. Analisis Rasio Keuangan Camel dan Good Corporate
Sebelas Maret.
Ismail, 2014. Akuntansi Bank, dalam Transaksi Rupiah, Cetakan ke-4, Jakarta:
Jensen, CM., & Meckling, W.H. (1976). The Theory of the firm: Manajerial
Economics, No. 3.
Kasmir 2010, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Ke-3, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Kasmir. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Cetakan Ke-4, Jakarta: PT.
Laksana, Jaya. 2015. Corporate Governance dan Kinerja Keuangan (Studi Kasus
Lesmana, Tri Andry & Yulian. 2015. Pengaruh Penilaian RGEC terhadap
Ross, S.A, Westerfield, R.W., & Jordan, B.D. (2008). Corporate Finance
Hill Education.
Alfabeta.
Utami, Rizky. 2015. Analisis Perbandingan Reaksi Pasar dan Kinerja Keuangan
Makassar.
Lampiran I
Catatan:
1. Penilaian Tiingkat Kesehatan Bank Umum dan di dukung oleh Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 Tanggal 5 Oktober 2006 dan SE BI No. 15/15/DPNP
Tanggal 29 April 2013
2. Penilaian Self Assessment Good Corporate Governance menggunakan Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 Tentang pelaksanaan Good Corporate
Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah & OJK 15/SEOJK.05/2016 Tentang Laporan Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi
Perusahaan Pembiayaan
Lampiran VII
ALTMAN Z SCORE
Formula
NO TAHUN
KODE NAMA BANK TANGGAL IPO
. SAMPEL WCT
RETA EBITT MVEBVTL Altman
A Kondisi
(X2) A (X3) (X4) Zscore
(X1)
BANK ARTA
GRAHA
1 INPC 20 Aug1990 2013 0.126 0.014 0.014 Grey Area
INTERNATIONA 0.064 0.254
L TBK
2014 0.101 0.036 0.008 Grey Area
0.050 0.227
2015 0.090 0.036 0.003 Grey Area
0.037 0.191
BANK BUKOPIN
2 BBKP 10 Juli 2016 2013 0.063 0.051 0.017 Grey Area
TBK 0.089 0.257
Grey
2014 0.065 0.050 0.012
0.088 0.240 Area
2015 0.051 0.050 0.012 Grey Area
0.073 0.215
BANK BUMI
3 BNBA 31 Dec 1999 2013 0.114 0.080 0.019 Sehat
ARTA TBK 0.010 0.319
2014 0.092 0.070 0.014 Grey Area
0.008 0.258
2015 0.090 0.070 0.013 Grey Area
0.008 0.254
BANK CAPITAL
4 BACA 8 Oct 2007 2013 0.125 0.031 0.013 Grey Area
INDONESIA TBK 0.090 0.291
1 BANK ARTA GRAHA INTERNATIONAL TBK INPC 20 Aug1990 1.39 0.79 0.33
2 BANK BUKOPIN TBK BBKP 10 Juli 2016 1.78 1.23 1.39
3 BANK BUMI ARTA TBK BNBA 31 Dec 1999 2.05 1.52 1.33
4 BANK CAPITAL INDONESIA TBK BACA 8 Oct 2007 1.59 1.33 1.10
5 BANK CENTRAL ASIA TBK BBCA 31 May 2000 3.80 3.90 3.80
6 BANK CIMB NIAGA TBK BNGA 29 Nov 1989 2.76 1.44 0.24
7 BANK DANAMON INDONESIA TBK BDMN 6 Dec 1989 2.50 1.40 1.20
8 BANK INTERNASIONAL INDONESIA TBK BNII 21 Nov 1989 1.74 0.68 1.01
9 BANK MANDIRI (Persero) TBK BMRI 14 Juli 2003 3.66 3.57 3.15
10 BANK MAYAPADA INTERNATIONAL TBK MAYA 29 Aug 1997 2.53 1.95 2.10
11 BANK MEGA TBK MEGA 17 April 2000 1.14 1.16 1.97
12 BANK MNC INTERNATIONAL TBK BABP 15 Juli 2002 -0.93 -0.82 0.1
13 BANK NEGARA INDONESIA (Persero) TBK BBNI 25 Nov 1996 3.36 3.49 2.6
14 BANK NUSANTARA INDONESIA PARAHYANGAN TBK BBNP 10 Januari 2001 1.58 1.32 0.99
15 BANK NISP OCBC TBK NISP 20 Oct 1994 1.81 1.79 1.68
16 BANK OF INDIA INDONESIA TBK BSWD 01 May 2002 3.8 3.36 -0.77
17 BANK PAN INDONESIA TBK PNBN 29 Dec 1982 1.85 1.79 1.31
18 BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN TBK BJBR 02 Juli 2010 2.61 1.92 2.04
19 BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR TBK BJTM 12 Juli 2012 3.82 3.52 2.67
20 BANK PERMATA TBK BNLI 15 Januari 1990 1.6 1.2 0.2
21 BANK PUNDI INDONESIA TBK BEKS 13 Juli 2001 1.22 -1.59 -5.29
22 BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) TBK BBRI 10 Nov 2003 5.03 4.73 4.19
23 BANK RAKYAT INDONESIA AGRO NIAGA TBK AGRO 8 Aug 2003 1.66 1.47 1.55
24 BANK SINAR MAS TBK BSIM 13 Dec 2010 1.71 1.02 0.95
25 BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) TBK BBTN 17 Dec 2009 1.79 1.14 1.61
26 BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL TBK BTPN 12 Maret 2008 4.5 3.6 3.1
27 BANK VICTORIA INTERNATIONAL TBK BVIC 30 Juni 1999 1.97 0.8 0.65
28 BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL TBK MCOR 03 Juli 2007 1.74 0.79 1.03
29 INA PERDANA TBK BINA 31 Dec 2013 0.80 1.29 1.05
30 BANK JTRUST INDONESIA TBK BCIC 25 Juni 1997 -7.58 -4.97 -5.37
31 BANK MASPION INDONESIA TBK BMAS 11 Juli 2013 1.12 0.82 1.1
32 BANK MESTIKA DHARMA TBK BBMD 08 Juli 2013 5.42 3.86 3.53
33 BANK MITRANIAGA TBK NAGA 09 Juli 2013 0.39 0.59 0.71
34 BANK NATIONALNOBU TBK NOBU 20 May 2013 0.78 0.43 0.38
35 BANK PANIN SYARIAH TBK PNBS 30 Dec 2013 1.03 1.99 1.14
36 BANK QNB INDONESIA TBK BKSW 21 Nov 2002 0.09 1.05 0.87
37 BANK WOORI SAUDARA INDONESIA 1906 TBK SDRA 15 Dec 2006 5.14 2.81 1.94
Lampiran V
Analisis Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
1 10.139 8 .255
a,b,c
Iteration History
Iteration Coefficients
Iteration Coefficients
Step 1 92.243 8.026 -.554 -1.544 .560 -.369 -.046 -.393 -.035 -.020 -.151
1 2 76.371 15.480 -1.260 -2.140 -.003 -.582 -.085 -.637 -.061 -.043 -.347
3 70.305 23.548 -1.856 -2.458 -1.180 -.805 -.132 -.837 -.102 -.070 -.534
4 68.476 28.899 -2.247 -2.439 -1.651 -.925 -.164 -.943 -.203 -.092 -.633
5 67.991 30.392 -2.379 -2.152 -1.130 -.908 -.174 -.933 -.343 -.102 -.646
6 67.978 30.843 -2.413 -2.126 -1.103 -.909 -.177 -.946 -.368 -.105 -.645
7 67.978 30.859 -2.414 -2.126 -1.103 -.909 -.177 -.946 -.369 -.105 -.645
8 67.978 30.859 -2.414 -2.126 -1.103 -.909 -.177 -.946 -.369 -.105 -.645
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 153.148
d. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than .001.
a
Classification Table
Observed Predicted
FIND
a
Coefficients
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
a
Coefficients
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
b
ANOVA
a. Predictors: (Constant), ZSCORE, PDKI, NIM, LDR, SL, CAR, KI, NPL, ROA
b. Dependent Variable: FIND
Variables in the Equation
b
Variables Entered/Removed
Model Summary
a. Predictors: (Constant), ZSCORE, PDKI, NIM, LDR, SL, CAR, KI, NPL, ROA
a
Coefficients
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
FIND = 2.278 – 0, 073 SL + 0, 098 KI + 0, 029 PDKI – 0,114 NPL – 0,011 LDR – 0, 084 ROA -
0,009 NIM – 0,002 CAR – 0,258 ZSCORE
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Agama : Islam
Email : laelasariputri36@yahoo.co.id