You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawat harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah

sesuai tuntutan masyarakat dengan menjadi tenaga perawat yang professional.

Pengembangan dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan melalui

optimalisasi peran dan fungsi perawat (LIPI, 2013), ini menjadi acuan bahwa

untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka perawat harus

melakukan optimalisasi peran dan fungsinya sebagai perawat, hal ini hanya bisa

dijalankan jika perawat bekerja secara profesional, sementara dasar dari sebuah

kerja profesional adalah karena ditopang oleh pengetahuan keperawatan yang

optimal pula.

Pengetahuan keperawatan sebagai dasar optimalisasi peran perawat saat ini

terus meningkat, mengingat dunia keperawatan semakin berkembang. Perawat

dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam

pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia

(Andresni, 2013).

Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada

peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara

komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai

peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan
advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik

(Andresni, 2013).

Perkembangan peran perawat yang lebih luas itu menuntut perkembangan

pengetahuan yang lebih maju guna menciptakan perawat professional yang

mampu mengoptimalkan peran kerja perawat, Muzaky (2009) mengungkapkan

adanya perkembangan dalam teori keperawatan dan metodologi keperawatan

bersumber pada pergeseran pandangan dan keyakinan tentang keperawatan dan

pergeseran dalam asuhan keperawatan merupakan tekanan utama terjadinya

perubahan dalam pendidikan keperawatan. Pergeseran dalam asuhan

keperawatan itu adalah penjelmaan dari peningkatan peran perawat.

Pendidikan keperawatan yang tadinya lebih bersifat berada dirumah sakit

(hospital-based), bergeser pada bentuk pendidikan yang berada pada perguruan

tinggi atau universitas. (university – based). Pendidikan keperawatan yang

tadinya hanya bersifat magang (apprenticeship), bergeser menjadi pendidikan

yang ditunjukan pada pengetahuan keperawatan dan metode keperawatan melalui

pendidikan melalui pendidikan dan latihan yang lama. Di beberapa Negara di

luar Indonesia, proses ini sudah berlangsung sejak lama. Adanya tekanan ini

menyebabkan dibutuhkan pendidikan keperawatan pada pendidikan tinggi atau

universitas (Muzaky, 2009).


Lokakarya keperawatan tahun 1983 mengungkapkan bahwa peran perawat

sebagai Pelaksana Pelayanan Keperawatan adalah peran perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung kepada

klien (La Ode, 2012). Artinya ketika pengetahuan perawat sudah berada dalam

tahap aplikasi maka otomatis dia telah melaksanakan perannya dalam hal ini

perawat telah mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan yang telah

diketahuinya melalui proses belajar, ini menunjukkan sebuah hubungan antara

pengetahuan perawat dengan perannya sebagai perawat pelaksana.

Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat yang

sulit untuk ditanggulangi. Dari tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu

penyakit yang menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak (WHO, 2009

dalam Yusuf, 2013).

Berdasarkan hasil survei morbiditas diare yang dilakukan kementerian

kesehatan 3 tahun sekali dimana pada tahun 1996 jumlah penderita diare

sebanyak 280 per 1000 penduduk, tahun 2000 sebanyak 301 per 1000 penduduk,

tahun 2003 sebanyak 423 per 1000 penduduk dan 2010 sebanyak 411 per 1000

penduduk, dapat disimpulkan bahwa angka kesakitan diare meningkat dari tahun

1996 hingga 2006, kemudian menurun pada tahun 2010, pada tahun 2010, angka

kesakitan diare sebesar 411 per 1000 penduduk. Angka ini mengalami sedikit

penurunan dibandingkan tahun 2006 yang sebesar 423 per 1000 penduduk

(Wijaya, 2012).
Profil kesehatan Sulawesi Selatan Tahun 2010, di Indonesia, hasil survei

yang dilakukan diperoleh angka kesakitan untuk diare sebesar 324 per 1000

penduduk, angka ini meningkat bila dibandingkan dengan hasil survei yang sama

pada tahun 2000 sebesar 208 per 1000 penduduk. Berdasarkan laporan

kabupaten/kota pada tahun 2010 diperoleh angka kesakitan diare sebesar 27,97

per 1000 penduduk.

Data dari Rekam Medik ( RM ) RS Ibnu Sina Makassar, dimana pada

tahun 2011 pasien diare yang rawat inap sebanyak 395 kasus, pada tahun 2012

sebanyak 383 kasus, dan tahun 2013 dari Januari hingga Juli tercatat pasien rawat

inap sebanyak 208 kasus. Hal ini menunjukkan bahwa masih tingginya angka

kesakitan diare di RS Ibnu Sina Makassar (Rekam Medik RS Ibnu Sina 2013).

Berdasarkan masalah di atas maka penulis tertarik mengadakan

penelitian tentang “Apakah Ada Hubungan Pengetahuan Dengan Peran Perawat

Sebagai Pelaksana Dalam Penanganan Pasien Diare Di Ruang Instalasi Rawat

Darurat RS. Ibnu Sina”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, peneliti dapat

merumuskan masalah yang bisa dijawab melalui penelitian ini, yakni: Apakah

Ada Hubungan Pengetahuan Dengan Peran Perawat Sebagai Pelaksana Dalam

Penanganan Pasien Diare Di Ruang Instalasi Rawat Darurat RS. Ibnu Sina?
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan

Dengan Peran Perawat Sebagai Pelaksana Dalam Penanganan Pasien Diare

Di Ruang Instalasi Rawat Darurat RS. Ibnu Sina.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengetahuan perawat dalam penanganan pasien diare di

Ruang Instalasi Rawat Darurat RS. Ibnu Sina.

b. Mengetahui peran perawat sebagai pelaksana dalam penanganan pasien

diare di Ruang Instalasi Rawat Darurat RS. Ibnu Sina.

c. Mengetahui hubungan pengetahuan perawat dengan peran perawat

sebagai pelaksana dalam penanganan pasien diare di Ruang Instalasi

Rawat Darurat RS. Ibnu Sina.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Mengembangkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan tenaga

kesehatan khususnya tentanghubungan pengetahuan perawat dengan peran

perawat sebagai pelaksana dalam penanganan pasien diare

2. Manfaat Institusi

Sebagai masukan yang bermakna bagi petugas kesehatan dalam

rangkameningkatkan peran perawat sebagai pelaksana penanganan diare

dengan cara menganalisis hubungannya dengan pengetahuan perawat


tentang penanganan diare sehingga berdampak pada tingkat kesembuhan

diare yana lebih baik.

3. Manfaat Bagi Peneliti

Diharapkan dari hasil penelitian ini, dapat memberi gambaran tentang

manfaat dan pentingnya mengetahui hubungan pengetahuan perawat tentang

diare dengan perannya sebagai pelaksana penanganan diare untuk kemudian

bisa dijadikan dasar untuk pelaksanaan penelitian selanjutnya.

You might also like