You are on page 1of 13

MAKALAH KESELAMATAN PASIEN & PERALATAN MEDIS

Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Keselamatan pasien dan Komunikasi


merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

Dosen Pengumpu : Imran rande Rimba Putri, S.Kep.Ns., MMR

Disusun oleh :

Ragil Apriliana Putri Hermanto (214100013)

ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena limpahan rahmat, berkat, dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah
Keselamatan Pasien dan Peralatan Medis, terkait dengan judul “Peran Kepemimpinan dalam
Meningkatkan Keselamatan pasien dan Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai keselamatan pasien ”.

Makalah ini disusun dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini diselesaikan sebagai salah
satu pemenuhan penugasan dari mata kuliah Keselamatan Pasien dan Peralatan Medis. Penulis
menyadari dalam proses pembuatan makalah ini tidak lepas dari dukungan, bantuan, dan arahan
banyak pihak yang membantu dan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa. Karena rahmat dan hidayah-Nya masih diberi kesehatan
sehingga dapat mengerjakan makalah ini dengan lancar.
2. Ibu Imran rande Rimba Putri, S.Kep.Ns., MMR selaku Dosen pengajar mata kuliah
Keselamatan Pasien dan Peralatan Medis

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Namun, saya berharap makalah ini dapat
membantu siapapun yang memerlukan referensi atau bantuan dalam menyusun tugas lainnya.
Kami berharap agar dapat memberikan saran dan kritik sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Wassalamualaikum wr.wb

Yogyakarta, 07 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................................ ii

Daftar Isi ........................................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................................2
C. Tujuan ..................................................................................................................................2
D. Manfaat ................................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................4

A. Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Keselamatan pasien .......................................4

B. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien ....................5

BAB III PENUTUP .........................................................................................................................9

A. Kesimpulan ..........................................................................................................................9
B. Saran ....................................................................................................................................9

Daftar Pustaka ................................................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan pasien atau patient safety adalah proses dalam suatu rumah sakit
yang memberikan pelayanan pasien yang lebih aman. Dalam meningkatkan keselamatan
pasien, pemimpin memiliki peran penting dalam menjalankannya. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara kepemimpinan dengan budaya
keselamatan pasien di dalam rumah sakit. Namun, masih terdapat masalah dalam peran
kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien, seperti kurangnya pemahaman
dan pengetahuan tentang keselamatan pasien, kurangnya dukungan dari manajemen, dan
kurangnya sumber daya yang memadai. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk
meningkatkan peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien dengan
memberikan pelatihan dan pendidikan tentang keselamatan pasien, memberikan
dukungan dari manajemen, dan menyediakan sumber daya yang memadai.
Menurut penelitian Iskandar (2017), Keselamatan pasien (patient safety) adalah
sistem yang membuat pasien merasa lebih aman, mencegah terjadinya cedera pada saat
pemberian asuhan yang disebabkan oleh suatu tindakan. Sistem tersebut sesuai dengan
yang tercantum dalam KKPRS (2007), Angka insiden keselamatan pasien dikatakan
sebagai fenomena gunung es, angka insiden yang ada hanya sebagian kecil dari
kemungkinan angka kejadian yang sebenarnya. USA memberikan kontribusi tingginya
angka kejadian kematian pada pasien rawat inap setiap tahunnya 44.000–98.000
(Cosway, Stevens, & Panesar, 2012), di Inggris diperkirakan sekitar 850.000 kejadian
buruk terjadi pertahunnya disebabkan oleh kesalahan dalam identifikasi pasien, dengan
kerugian satu milyar pound sterling pertahun dan di Australia 8% dari pasien yang
dirawat mengalami peristiwa yang merugikan dengan kerugian sebesar 4,7 milyar dolar
Australia pertahun (White, 2012).
Faktor-faktor yang menyebabkan insiden keselamatan pasien adalah keterampilan
klinis dan non klinis perawat dalam melaksanakan keselamatan pasien. Insiden
keselamatan pasien diperkirakan 70-80% disebabkan oleh keterampilan non klinis
meliputi komunikasi, kerjasama tim, kepemimpinan dan followership, kesadaran

1
terhadap situasi yang terjadi, dan pengambilan keputusan (Westli, Johnsen, Eid, Rasten &
Brattebo, 2010). Kepemimpinan yang tidak baik merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan insiden keselamatan pasien.
Komunikasi yang efektif merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien berdasarkan standar keselamatan pasien di rumah sakit. Komunikasi yang tidak
efektif adalah hal yang paling sering disebutkan sebagai penyebab dalam beberapa kasus
yang ada di rumah sakit.. Salah satu metode komunikasi yang efektif adalah komunikasi
ISBAR dan SBAR suatu komunikasi yang menggunakan alat terstruktur ISBAR dan
SBAR (Introduction, Situation, Backgroud, Assesment, Recomendation) untuk mencapai
ketrampilan berfikir kritis dan menghemat waktu. Proses komunikasi ISBAR dan SBAR
terbukti telah menjadi alat komunikasi yang efektif dalam pengaturan perawatan akut
untuk tingkatan komunikasi yang urgen, terutama antara dokter dan perawat, namun
masih sedikit yang diketahui dari efektifitas dalam pengaturan tentang hal ini.
(Anonymous, 2012).
Pada sebuah studi di RS Islam Surabaya, terdapat peningkatan kejadian insiden
keselamatan sebesar 0,3% di tahun 2019 akibat komunikasi yang tidak efektif. National
Patient Safety Agency melaporkan angka kejadian insiden keselamatan pasien di Inggris
pada tahun 2016 meningkat sebanyak 1.879.822 insiden akibat komunikasi yang tidak
efektif
Komunikasi yang buruk dapat menyebabkan kesalahan dalam memberikan
perawatan pasien, Hal ini dapat terjadi karena informasi yang tidak jelas atau tidak
lengkap, sehingga staf tidak dapat memberikan perawatan yang tepat dan aman bagi
pasien Perawat dalam menjalankan tugasnya harus memiliki dasar pengetahuan
keselamatan pasien (patient safety). Namun dalam penerapan sehari-harinya,patient
safety sering terabaikan tanpa disadari dan ini dapat berakibat fatal bagi pasien. Untuk
mengurangi KTD akibat kelalaian patient safety,perawat harus menguasai konsep patient
safety serta komunikasi yang baik agar terciptanya bina percaya antara pasien dan
perawat

B. Rumusan Masalah

2
Dari latar belakang diatas sehingga yang menjadi rumusan masalah adalah “Bagaimana
Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Keselamatan pasien dan Komunikasi
merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien?”

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Keselamatan pasien
2. Untuk mengetahui komunikasi yang merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien.

D. Manfaat
Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan serta ilmu yang
bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengetahui peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien dan komunikasi yang merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselematan pasien

3
BAB II

PEMBAHASAN

C. Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Keselamatan pasien


1. Definisi
Keselamatan pasien merupakan transformasi budaya, seorang pemimpin dengan
kepemimpinannya dapat melakukan perubahan budaya menuju keberhasilan program
keselamatan pasien. Pemimpin meginterprestasikan, mengasumsikan dan memberikan
penilaian terhadap persoalan dan akan memberikan solusi baik menyangkut pengetahuan
sikap maupun tindakan yang harus dijalankan agar keselamatan pasien tetap terjaga.
Pimpinan memiliki suatu kewenangan untuk menerapkan sistem yang berlaku dalam
instansi. Sehingga sistem yang dijalankan rumah sakit akan meningkat sesuai dengan
kapasitas standar dan sesuai dengan kriteria peran kepemimpinan dalam menjalankan
sistem keselamatan pasien.
Seorang pemimpin dituntut untuk memiliki karakteristik “kepemimpinan yang
efektif” yang dapat memimpin untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan membawa
organisasinya ke situasi yang lebih baik. mencapai hasil yang diinginkan. Disamping itu
seorang pemimpin harus mengedepankan kepentingan organisasi daripada kepentingan
pribadinya dan selalu dapat menguasai situasi bahkan dalam situasi yang terburuk
sekalipun, serta mampu mengatasi berbagai permasalahan lainnya. Sebaliknya seorang
pemimpin apabila dianggap tidak mampu menunjukkan karakteristik kepemimpinan yang
efektif maka organisasinya juga tidak akan dapat berjalan secara efektif dalam mencapai
tujuan yang diinginkan, dia akan dianggap sebagai pemimpin yang tidak mampu
mengendalikan institusi

2. Peran kepemimpinan
Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien memiliki Standar dan
kriteria.
a) Standar

4
1) Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien secara
terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan ”7 langkah menuju keselamatan pasien
rumahsakit”.
2) Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi risiko
keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangiKTD/KNC.
3) Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan
individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatanpasien.
4) Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji dan
meningkatkan kinerja rumah rakit serta meningkatkan keselamatanpasien.
5) Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan kinerja
Rumah Sakit dan keselamatanpasien.
b) Kriteria
Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien, Tersedia
program proaktif untuk mengidentifikasi risiko keselamatan dan program meminimalkan
insiden, Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari fasilitas
pelayanan kesehatan terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan pasien,
Tersedia prosedur “ cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada pasien
yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan menyampaikan informasi
yang benar dan jelas untuk keperluan analisis, Tersedia mekanisme pelaporan internal
dan eksternal berkaitan dengan insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan
jelas tentang analisis akar masalah “ Kejadian Nyaris Cedera” (KKN / Near Miss) serta “
Kejadian Sentinel” pada saat program keselamatan pasien mulai dilaksanakan.

3. Permasalahan yang akan muncul jika Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan


Keselamatan pasien tidak dilaksanakan
a) Tingginya angka kejadian insiden keselamatan pasien seperti kejadian tidak diharapkan
(KTD) atau adverse event yang mengakibatkan cedera pada pasien akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan
karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan
medis atau bukan kesalahan medis

5
b) Tingginya angka kesalahan dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan cedera pada
pasien
c) Tidak terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit, sehingga tidak ada
peningkatan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, serta tidak terjadi
penurunan atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit
d) Tidak terlaksananya program-program pencegahan sehingga terjadi pengulangan KTD
e) Tuntutan hukum yang meningkat sehingga meningkatkan biaya urusan hukum,
menurunkan efisiensi, dan lain-lain.
f) Tingginya angka medication error atau kesalahan medikasi yang dapat menimbulkan
cedera kepada pasien saat berada dalam kontrol tenaga kesehatan, pasien, dan consume

Dalam kasus-kasus tersebut, pasien menjadi korban dan mengalami cedera atau
bahkan kematian. Oleh karena itu, peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien sangat penting untuk dilaksanakan dengan baik agar dapat mencegah
terjadinya kasus-kasus tersebut. Pimpinan harus memberikan arahan yang tepat kepada
tim pelaksana, mengembangkan program proaktif untuk mengidentifikasi risiko
keselamatan pasien, dan memastikan adanya sistem pelaporan insiden keselamatan pasien
yang efektif. Dengan demikian, risiko keselamatan pasien dapat diminimalkan dan
kualitas pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan

D. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.


1. Definisi
Definisi komunikasi secara umum adalah sebuah proses penyampaian pikiran-
pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu
sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-
pikiran atau informasi. (Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994;
Koontz & Weihrich, 1988). Komunikasi yang efektif merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai keselamatan pasien berdasarkan standar keselamatan pasien di rumah sakit.
Komunikasi yang tidak efektif adalah hal yang paling sering disebutkan sebagai
penyebab dalam beberapa kasus yang ada di rumah sakit. Komunkasi harus tepat pada
waktunya, akurat, komplit tidak rancu dan dimengerti oleh penerima

6
Menurut Theodorsin (1969) dalam Liliweri (2007), komunikasi merupakan suatu
proses pemindahan informasi dari satu atau sekelompok orang kepada satu atau
sekelompok orang lain dengan menggunakan simbol-simbol tertentu sehingga
memberikan suatu pengaruh.
Komunikasi yang tepat dengan read back telah menjadi salah satu sasaran dari
program patient safety yaitu peningkatan komunikasi yang efektif. Salah satu metode
komunikasi yang efektif adalah komunikasi ISBAR dan SBAR suatu komunikasi yang
menggunakan alat terstruktur ISBAR dan SBAR (Introduction, Situation, Backgroud,
Assesment, Recomendation) untuk mencapai ketrampilan berfikir kritis dan menghemat
waktu. Komunikasi SBAR dapat meningkatkan dampak panggilan dari telepon sehingga
dapat meningkatkan keselamatan pasien akibat tindakan yang dilakukan oleh dokter
junior, hal ini tertuang dalam standar keselamatan pasien rumah sakit yaitu komunikasi
merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien. Penggunaan komunikasi
yang tepat dengan read back telah menjadi salah satu sasaran dari program patient safety
yaitu peningkatan komunikasi yang efektif.
a) Standar Komunikasi
 Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi keselamatan
pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal daneksternal
 Transmisi data dan informasi harus tepat waktu danakurat.
b) Kriteria
 Perlu di sediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses manajemen
untuk memperoleh data dan informasi tentang hal- hal terkait dengan keselamatan
pasien.
 Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merevisi
manajemen informasi yangada

2. Permasalahan yang akan muncul jika Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai keselamatan pasien tidak dilaksanakan atau diterapkan
a) Terjadinya kesalahan dalam proses asuhan medis karena kurangnya komunikasi antar
staf, seperti salah memberikan obat atau terjadi kesalahan dalam prosedur medis

7
b) Tidak terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit karena kurangnya
komunikasi antar staf, sehingga tidak ada peningkatan akuntabilitas rumah sakit terhadap
pasien dan masyarakat, serta tidak terjadi penurunan insiden keselamatan pasien di rumah
sakit
c) Tidak terlaksananya program-program pencegahan karena kurangnya komunikasi antar
staf, sehingga terjadi pengulangan insiden keselamatan pasien
d) Tidak adanya koordinasi antar staf dalam menangani pasien, sehingga terjadi
ketidakpastian dalam tindakan yang dilakukan
e) Tidak adanya informasi yang cukup mengenai kondisi pasien, sehingga terjadi kesalahan
dalam memberikan tindakan medis

Berdasarkan kasus diatas maka dalam hal ini, komunikasi yang efektif sangat
penting untuk memastikan keselamatan pasien terjaga dengan baik. Staf kesehatan harus
memiliki kemampuan dan keterampilan yang baik dalam berkomunikasi, dan pimpinan
rumah sakit harus memimpin dan mendukung staf dalam meningkatkan komunikasi yang
efektif. Selain itu, perlu dilakukan pengembangan sistem pelaporan insiden keselamatan
pasien yang efektif dan program pelatihan dan pengembangan komunikasi yang efektif
bagi staf kesehatan. Dengan demikian, risiko keselamatan pasien dapat diminimalkan dan
kualitas pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa pemimpinan memiliki peran
yang adekuat untuk meningkatkan sistem keselamatan pasien yang telah di bentuk oleh
setiap Fasilitas pelayanan kesehatan. Sistem keselamtan pasien tersebut dijalankan
dengan membutuhkan peran pemimpin, sehingga peran kepemimpinan dalam
meningkatkan keselamatan pasien dirumah sakit memiliki standar dan kriteria yang telah
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2017, terdiri dari 5 Standar
keselamatan pasien dan 8 kriteria peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan
pasien.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa metode komunikasi efektif dengan
pendekatan komunikasi SBAR dapat membantu perawat dan dokter maupun petugas
kesehatan untuk malakukan komunikasi yang efektif dan terstuktur serta menghemat
waktu sehingga dapat meningkatkan keselamatan pasien. hal ini tertuang dalam standar
keselamatan pasien rumah sakit yaitu komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai keselamatan pasien. Penggunaan komunikasi yang tepat dengan read back telah
menjadi salah satu sasaran dari program patient safety yaitu peningkatan komunikasi
yang efektif.

B. Saran
Bagi mahasiswa diharapkan dapat terus mengingat dan mengupdate pengetahuan
seputara terkini agar mehasiswa bisa mulai belajar mengenai peran kepemimpinan dalam
meningkatkan keselamatan pasien dan komunikasi kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien.di Rumah Sakit agar mahasiswa dapan memahami standar serta
kriterianya. Sehingga mahasiswa yang telah mempelajari peran kepemimpanan dalam
meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit ketika telah bekerja di suatu fasilitas
pelayanan kesehatan dapat menerapkan peran kepemimpinan dalam menjalankan sistem
keselamatan pasien agar asuhan keperawatan kepeda pasien dapat terpenuhi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adventus. (2019). Modul Manajemen Pasien Safety, 22.

Mardiani, R. (2019). Peran Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien. Jurnal


Ilmu Keperawatan.

Sukesih. (2015). Peningkatan Patient Safety Dengan Komunikasi Sbar. Prosiding Seminar
Nasional & Internasional, 177-183.

10

You might also like