You are on page 1of 16

Nomor : 800/1222/II.02.

4/TUBABA/2023
Lampiran : 1 (satu) Berkas
Perihal : Permohonan Persetujuan Teknis
Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah

Kepada
Yth. Bapak Bupati Tulang Bawang Barat
c.q Kepala Dinas Lingkungan Hidup,
Kabupaten Tulang Bawang Barat
di -
Panaragan

Dengan Hormat,
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama Penanggung Jawab : A. SOBRI LAKONI, A.Md. Kep
Alamat Penanggung Jawab : Murni Jaya, RT/RW 001/003 Kecamatan Tumijajar
Kabupaten Tulang Bawang Barat
Jabatan Penanggung Jawab : Kepala UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu
PONED Mulya Asri
Jenis Usaha : Puskesmas Rawat Inap
Lokasi Usaha : Jl. Raya Way Abung LK I RT.01
Kelurahan Mulya Asri
Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Kabupaten Tulang Bawang Barat
Atas Nama : UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu PONED
Mulya Asri

Dengan ini bermaksud mengajukan permohonan Persetujuan Teknis Pemenuhan


Baku Mutu Air Limbah untuk kegiatan: Pembuangan Air Limbah ke Badan Air
Permukaan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kami lampirkan dokumen administrasi


sesuai persyaratan persetujuan teknis dimaksud. Adapun data yang terdapat dalam
lampiran permohonan Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah adalah
benar dan sah. Apabila dikemudian hari ternyata data tersebut tidak benar atau
palsu, maka kami menyatakan bersedia dicabut atau dibatalkan persetujuan teknis
yang telah diterbitkan dan dituntut sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Mulya Asri, 06 Maret 2023
Pemohon,

A. Sobri Lakoni, A.Md Kep


NIP. 19680709 198711 1001

Materai
10000 dan
stempel
DOKUMEN STANDAR TEKNIS
KEGIATAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE BADAN AIR PERMUKAAN
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP MAMPU PONED MULYA ASRI

1. STANDAR TEKNIS
a. Deskripsi Kegiatan.

1) Jenis dan kapasitas rencana usaha dan/atau kegiatan.


Nama Kegiatan : UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP MAMPU PONED
MULYA ASRI
Alamat : Jl. Raya Way Abung LK I RT.01 Kelurahan Mulya Asri
Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Kabupaten Tulang Bawang Barat
Jenis Kegiatan : Puskesmas Rawat Inap
Skala/Besaran : Jumlah Bed ± 10 Bed
Luas Lahan ± 3.075 m2
Luas Bangunan ± 1.070 m2
2) Jumlah Pegawai/Tenaga Kerja

DISTRIBUSI TENAGA KESEHATAN UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP MAMPU


PONED MULYA ASRI
BERDASARKAN KETENAGAAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN
TAHUN 2022
LAKI-LAKI PEREMPUAN
NO Jenis Ketenagaan NON NON JML
PNS PNS
PNS PNS
1 DOKTER - - 2 1 3
2 DOKTER GIGI - - 1 - 1
3 BIDAN - - 16 22 38
4 PERAWAT 5 1 10 1 17
5 PERAWAT GIGI - - 2 - 2
6 KEFARMASIAN - - 1 - 1
7 APOTEKER 1 - - - 1
8 KESMAS - - 3 - 3
9 SANITARIAN - 1 2 - 3
10 NUTRISIONIS - - 2 1 3
11 PRANATA LABOR - 1 1 - 2
12 PEREKAM MEDIS - - - - -
13 RO - - - - -
14 TENAGA PENUNJANG LAINNYA - 2 - 2 4
15 PEJABAT STRUKTURAL - - - - -
16 STAFF PENUNJANG ADM - - - - -
JUMLAH 6 5 40 27 78
Sumber : Kepegawaian 2022

3) Kapasitas Pelayanan
Kapasitas pelayanan medis dan unsur-unsur penunjangnya meliputi unit-
unit pelayanan. Selanjutnya kapasitas pelayanan pada UPTD PUSKESMAS
RAWAT INAP MAMPU PONED MULYA ASRI disajikan pada Tabel berikut
ini :

Jumlah Rata-Rata Pasien


No Unit Pelayanan
(Org/Hari/Bulan)
1 Pelayanan Rawat Jalan 36/hari
2 Pelayanan Rawat Inap 18/hari
3 Pelayanan Laboratorium 20/hari
4 Pelayanan Obat 36/hari
5 Pelayanan Persalinan 1/hari

4) Klasifikasi Ruang, Jumlah Ruang, Kamar Mandi/WC dan Wastafel yang


berpotensi menghasilkan limbah cair.

Jumlah
No Klasifikasi Ruang, Kamar Mandi/WC
Wastafel
1 Kesling (Klinik Sanitasi), Gizi, Laktasi 1
2 UGD 1
3 Poli Umum 1
4 Toilet Pria Lantai I 0
5 Ruang Dokter 0
6 Pelayanan Obat / Apotek 1
7 R. Mawar Ranap 0
8 Toilet Ranap Mawar 0
9 R. Melati Ranap 0
10 Toilet Ranap Melati 0
Toilet Wanita 1
11
(Keluarga Pasien Ranap)
Toilet Pria 0
12
(Keluarga Pasien Ranap)
13 Klinik TB Paru 1
14 Laboratorium 1
15 Mushola 0
16 Gudang Obat 0
17 Dapur 1
Toilet Pria 0
18
(Keluarga Pasien Poned)
19 Gudang Alat (Belakang) 0
20 Toilet Belakang Gedung 0
21 R. Anggrek Poned 0
22 Toilet Poned Anggrek 0
23 Poned 1
24 Toilet Poned 0
25 Poli Gigi 1
26 Imunisasi 1
27 Toilet Wanita Lantai I 0
28 Persalinan 1
29 MTBS / Poli KIA / KB 1
30 Pendaftaran 0
31 Ruang Tunggu Pasien 2
32 Rekam Medik 0
33 Luar Gedung 2
34 UKM / Program 0
35 Toilet Wanita Lantai II 0
36 Manajemen Mutu / Admen 0
37 Aula 0
38 Bendahara 0
39 Toilet Pria Lantai II 0
40 TU 0
41 Kepala Puskesmas 0
42 Toilet Kepala Puskesmas 0
Jumlah 17

5) Neraca Penggunaan Air


Untuk kebutuhan air bersih baik medis maupun non medis menggunakan
standar kebutuhan air bersih berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1204 Tahun 2004 yaitu : 500 L/Bed/hari. Pada operasional tempat
tidur berjumlah 10 tempat tidur (Bed), sehingga jumlah kebutuhan air
bersih untuk operasional Puskesmas sebesar 5.000 Liter/hari atau 5
m3/hr. Jumlah kebutuhan air di atas dikalikan 10% sebagai faktor safety,
sehingga total kebutuhan air bersih menjadi 5.500 l/hr atau 5,5 m3/hr.
Hasil perhitungan kebutuhan air berdasarkan klasifikasinya dapat dilihat
pada tabel berikut ini :

Volume
No Kebutuhan Air
(m³/hari)
1 Kebutuhan Air Harian Rata-rata 5.5
2 Kehilangan Air (20% harian rata-rata) 4.4
3 Kebutuhan Hari Maks (120% Harian Rata- 6.6
rata)
4 Kebutuhan Jam Puncak (165% Harian rata- 9.1
rata)

6) Produksi Air Limbah


Dalam Pengolahan system limbah ini dilakukan dengan penitikberatan pada
pengolahan domestic, yaitu pada limbah dapur dan cucian, dan sumber air
limbah pada pengolahan limbah ini dibagi menjadi 3 (tiga bagian) :
1. Limbah yang berasal dari dapur dan tempat lain yang mengandungn
buangan domestic/lemak
2. Limbah yang berasal dari tempat cucian/Laundry (“menangkap busa”)
3. Limbah medis ; air limbah yang dihasilkan dari UGD, Poli Umum/BP,
Klinik TB Paru, Laboratorium, PONED, Poli Gigi, Persalinan/VK, Poli
KIA/KB diolah pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Adapun alur
pengolahan air limbah pada UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP MAMPU
PONED MULYA ASRI dapat dilihat dibawah ini:

WC Septic Tank

UGD

Poli Umum/BP

Klinik TB Paru

Laboratorium IPAL Saluran Air


Permukaan

PONED

Poli Gigi

Persalinan/VK

Poli KIA/KB

LAUNDRY/CUCI

DAPUR

KAMAR MANDI

Gambar Alur Pengolahan Air Limbah


Dengan pengolahan yang diterapkan maka diharapkan hasil akhir air
limbah yang diolah dapat memenuhi baku mutu yang ditetapkan sehingga
air limbah yang dihasilkan dari Kegiatan Operasional UPTD PUSKESMAS
RAWAT INAP MAMPU PONED MULYA ASRI tidak akan mencemari
lingkungan hidup.

b. Baku Mutu Air Limbah


Baku Mutu air Limbah yang digunakan merujuk kepada Lampiran XLIV Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu
Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

No Parameter Standar Satuan


1 Suhu 38 ºC
2 Ammonia 10 -
bebas
3 COD 80 Mg/L
4 pH 6,0-9,0 Mg/L
5 Pospat (PO₄) 2,0 Mg/L
6 TSS 30 Mg/L
7 BOD 50 Mg/L
8 Colyform 5.000 Mg/L
9 Minyak dan 10 Mg/L
Lemak
10 MBAS 10 Mg/L

a) Teknologi Sistem Pengolahan Air Limbah


(Instalasi Pengolahan Air Limbah Menggunakan Sistem Biologis)
Pengolahan limbah cair di Puskesmas menggunakan sistem biologis
dengan menggunakan jasa/bantuan mikroorganisme (bakteri- bakteri)
untuk mendegradasi limbah cair. Ada beberapa factor yang sangat
berpengaruh di dalam proses pengolahan limbah cair di Puskesmas,
yaitu:
1. Sumber Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan Puskesmas merupakan limbah cair yang
berasal dari beberapa sumber sebagai berikut :
1.1.Limbah Domestik
Berasal dari kantin, gizi, kitchen (dapur), kamar mandi.
1.2. Limbah Medis
Berasal dari pelayanan medis, UGD, Poli Umum/BP, Klinik TB
Paru, Laboratorium, PONED, Poli Gigi, Persalinan/VK, Poli
KIA/KB
2. Sistem Jaringan Pengumpul Limbah Cair Puskesmas
Jaringan pengumpul limbah cair di lingkungan Puskesmas berfungsi
untuk mangalirkan limbah cair yang dihasilkan. Sistem jaringan
pengumpul ini di bagi menjadi 2(dua) bagian yaitu: sistem pemipaan
limbah cair Puskesmas dan sistem pemipaan unit pengolah limbah cair.
2.1 Pemipaan Limbah Cair Puskesmas
Sistem pemipaan limbah cair digunakan untuk mengalirkan
limbah yang berasal dari beberapa bagian di lingkungan
Puskesmas seperti : UGD, Poli Umum/BP, Klinik TB Paru,
Laboratorium, PONED, Poli Gigi, Persalinan/VK, Poli
KIA/KB, laundry, dapur (kitchen).

Material pipa yang digunakan adalah PVC. Keuntungan material


PVC diantaranya tidak korosif, tahan terhadap kondisi limbah
asam atau basa. Sistem pemipaan di bagi menjadi tiga (3) bagian
yaitu : sistem pemipaan primer, sistem pemipaan sekunder dan
sistem pemipaan tertier.
a. Pemipaan primer
Berfungsi sebagai sistem pengaliran limbah cair
utama. Semua limbah cair yang dikeluarkan atau
dihasilkan oleh Puskesmas akan bertemu dan dialirkan
dalam pemipaan primer menuju ke unit pengolahan
limbah cair yang ada. Beberapa tempat di lingkungan
Puskesmas yang menghasilkan limbah cair dan masuk ke
dalam sistem jaringan pemipaan primer adalah : dapur,
laundry, ruang rawat inap, kamar mandi. Hal yang perlu
diperhatikan adalah control/pengecekan rutin dari pihak
teknisi Puskesmas pada setiap bak kontrol/bak
pengumpul yang menghubungkan jaringan pemipaan
primer dengan jaringan pemipaan sekunder dan dengan
unit pengolah limbah cair. Masalah yang sering terjadi
adalah penyumbatan pada bak control/bak pengumpul
akibat adanya penumpukan sampah/limbah padat,
sehingga perlu sering dibersihkan sebab akan berpengaruh
terhadap aliran limbah cair di dalam jaringan pemipaan.

b. Pemipaan sekunder
Jaringan Pemipaan sekunder berfungsi sebagai
sistem pengaliran limbah cair dari tempat penghasil limbah
cair yang kemudian dialirkan ke sistem jaringan pemipaan
primer. Pemipaan yang digunakan di dalam system
jaringan pemipaan sekunder menggunakan pipa yang lebih
kecil dari sistem perpipaan primer. Masalah yang sering
terjadi adalah penyumbatan pada pipa akibat sampah atau
limbah padat yang terbawa, akumulasi lemak yang
mengeras dan juga akibat tersumbatnya pipa di dalam bak
control. Oleh sebab itu perlu diadakan pengecekan rutin
terutama pada bak-bak control, bak pretreatment dapur
dan bak pretreatment laundry.

Bila terlihat banyak terjadi penumpukan sampah/limbah


padat/lemak di bak control maka harus secepatnya
diadakan pembersihan.
c. Pemipaan tertier
Berfungsi sebagai sistem pengaliran limbah cair
ngya langsung berhubungan dengan tempat-tempat
penghasilan limbah cair seperti dapur, laundry, kamar
mandi dan yang lainnya. Sistem jaringan ini akan
mengalirkan limbah cair tersebut ke bak pretreatment dan
bak kontrol yang berhubungan dengan jaringan pemipaan
sekunder.

2.2 Sistem Pemipaan Pada Unit Pengolah Limbah Cair


Pemipaan ini merupakan pemipaan yang ada pada masing- masing
proses dalam unit pengolahan limbah cair seperit pretreatment,
netralisasi atau ekualisasi, sedimentasi, aerasi, khlorinasi

b) Unit Proses/Unit Operasi


Ada pun unit-unit yang digunakan dalam Instalasi pengolahan air
limbah Puskesmas ini adalah :
A. Screen
1. Screen
Pada Unit pengolahan ini, air limbah dialirkan melalui saringan
untuk menyaring sampah yang berukuran besar seperti sampah
daun, kertas, plastik dil.
B. Pompa
1. Inlet Pump
Fungsi Inlet pump pada instalasi pengolahan limbah cari sistem
bioreaktor adalah mengalirkan air limbah dari bak
pengumpul/ekualisasi ke tangki Reaktor Utama pada pengolahan
limbah cair.
C. Blower
Fungsi Blower pada sistem pengolahan limbah laboratorium
adalah memeberikan udara (O2) pada sistem bioreaktor. Pada Blower
ini mempunyai kapasitas yang kecil, mencakup ruangan yang lebih
kecil. Mempunyai Static Pressure yang lebih besar. Daya tembak
terhadap kapasitas yang diambil lebih panjang. Digunakan bila
kapasitas dari ruangan tidak terlalu besar.
D. Bio Strain Reactor/MBRC
Proses pengolahan sekunder ini terdiri dari bak kontaktor
anaerob (anoxic) dan bak kontaktor aerob. Air yang telah di treatment
kandungan logamnya melalui proses ionisasi kemudian dipompa dan
dialirkan ke Bioreaktor, kemudian dari bak penenang air limbah
mengalir ke bak kontaktor anaerob dengan arah aliran dari bawah ke
atas (Up Flow). Di dalam bak kontaktor aerob tersebut disi dengan
media dari bahan plastik. Di dalam bak aerasi ini di isi dengan media
dari bahan pastik (polyethylene), sambil diaerasi atau dihembus
dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan
zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel
pada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak
dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang
menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat
meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, dan diteruskan ke
effluent atau buangan limbah.
E. Clorinator
Fungsi Dosing Pump pada sistem pengolahan limbah cair
Laboratorium adalah memberikan tekanan aliran Clorin yang berasal
dari tangki clorin dari limbah yang berasal dari tangki IPAL yang di
alirkan ke bak kontrol biasanya dalam bentuk fish pond (kolam ikan).
F. Control Panel
Sistem Control Panel yang berada pada sistem ini dikumpulkan
pada satu rumah yang dinamakan rumah panel, sistem ini bekerja
pada sistem on/off atau manual yang ada didalam kotak.

c) Alur Proses IPAL


Alur Proses Instalasi Pengolahan Air Limbah adalah Sebagai Berikut :
Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Puskesmas
Berfungsi untuk memproses limbah cair Puskesmas secara fisik dan
biologis, sehingga kandungan limbah cair yang terdiri dari bahan- bahan
organic dapat didegradasi. Setelah melalui proses pengolahan limbah
cair dalam unit pengolahan limbah, maka hasil buangan yang dihasilkan
dapat memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah. Proses
pengolahan fisik meliputi: penyaringan dengan screen, sedimentasi awal.
Proses pengolahan biologis dengan menggunakan jasa mikroba
pendegradasi limbah cair.
Berdasarkan proses pengolahannya maka sistem IPAL dibagi
dalam beberapa tahap.
3.1 Pretreatment (Prapengolahan) Limbah cair
Adalah pengolahan tahap awal yang dilakukan sebelum limbah
cair masuk ke dalam proses pengolahan utama. Dalam tahap
pretreatment ini beban kandungan limbah cair akan direduksi yaitu
COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygent
Demand).
Proses pretreatment menggunakan proses fisika mekanika dan
bertujuan untuk :
a. Mengurangi beban limbah cair yang akan masuk ke dalam
proses pengolahan utama.
b. Menghomogenkan dan menetralisasi pH limbah cair.
c. Memisahkan/menyaringbahan-bahan/padatan
padatan/sampah yang dapat mengganggu proses pengolahan
utama maupun mengganggu peralatan yang ada.
d. Memudahkan pemantauan/pengecekan limbah cair sebelum
masuk dalam proses pengolahan utama.
e. Mengatur jumlah limbah per-jam-nya yang akan diolah
sehingga tidak terjadi "over loading" yang dapat mengganggu
proses pengolahan limbah cair.

Dalam proses pretreatment di bagi dalam beberapa bagian:


a. Screening treatment.
Tujuan untuk menyaring padatan/sampah yang terbawa
limbah cair, sehingga proses pengolahan utama tidak
terganggu dan tidak terjadi penyumbatan pipa-pipa ari limbah.
b. Ekualisasi.
Tujuan untuk menghomogenkan kondisi limbah cair dan
menetralkan pH limbah yang ada dengan menggunakan H2SO4
atau NaOH. Setelah dihomogenkan dan dinetralkan, maka
limbah cair tersebut siap untuk diolah secara biologis.
3.2 Reaktor Utama Pengolahan Limbah Cair/Bio Strain Reaktor
Setelah melalui tahap pretreatment, kemudian limbah cair
dialirkan ke unit Bio-reactor untuk diproses secara biologis
menggunakan jasa mikroba (bakteri) aerobic pendegradasi polutan,
sehingga hasil olahan limbah cair yang dikeluarkan ke lingkungan
sudah memenuhi syarat standar baku mutu pemerintah. Reduksi beban
polutan limbah cair di dalam tahap ini dapat mencapai nilai yang
optimum (dalam penguraian COD dan BOD).
3.3 Biomedia Filtration Technology
Mikroba (bakteri) pendegradasi limbah kemudian ditumbuh
kembangkan pada packing media khusus untuk optimalisasi
aktifitasnya dalam limbah cair
3.4 Chlorinasi
Tujuan untuk limbah cair yang sudah melalui proses pengolahan
dan sudah layak dibuang ke lingkungan/badan air akan melalui proses
desinfektan dengan menggunakan khlorin untuk membunuh bakteri-
bakteri yang tersisa.
3.5 Organic Reducing Apparatus
Unit ini dapat mengurangi resiko tercemar ari sungai dari bakteri
koli dalam limbah cair bilamana kaporit atau Chlorine Tablet mengalami
kehabisan stock, sedangkan operator tidak/kurang memperhatikan
keadaan stock Kaporit/Chlorine tablet. (back up system chlorinasi).
3.6 Sistem Pendukung
Sistem pendukung in berfungsi untuk menunjang sister IPAL
yang telah terpasang, dalam hal ini adalah kolam ikan, yang fungsinya
sebagai bioindikator effluent IPAL.
Bak ekualisasi untuk mengumpulkan semua limbah cair dari ke
empat sumber yang ada, jadi sebelum masuk ke pengolahan utama
semua air limbah di tampung ke dalam bak ekualisasi, fungsi ekualisasi
juga sebagai tempat penyaringan dimana screening dilakukan di dalam
bak ini, selain itu bak ekualisasi juga untuk pengendapan awal sebelum
masuk kedalam pengolahan utama.
Bak control digunakan untuk pengontrolan dalam distribusi
limbah cair, dimana setiap persimpangan dan belokan digunakan bak
control yang dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
sumbatan pada saluran.

d) Pemeliharaan
1. Aklimatisasi bakteri pendegradasi limbah cair
Pada saat unit pengolah limbah cair akan mulai di operasikan
secara penuh, maka perlu diberikan biakan unggul bakteri pendegradasi
limbah cair sebagai starter untuk mempercepat perkembangbiakan dan
pertumbuhan bakteri dan stabilisasi kondisi proses pengolahan. Hal
yang perlu diperhatikan adalah cara pemberian bakteri tersebut tidak
boleh langsung tetapi harus melalui proses aklimatisasi dengan cara
sebagai berikut:
1.1 Biakan bakteri padat dimasukkan ke dalam wadah/ember
yang berisi setengah air bersih dan setengah air limbah, kemudian
diaduk selama lebih kurang lima menit.
1.2 Biarkan biakan bakteri tersebut dalam wadah selama satu
jam. Pada saat ini bakteri akan mulai menunjukkan aktivitas
kehidupannya kembali dan siap berkembang biak dan bertumbuh
1.3 Bakteri kemudian dimasukkan ke dalam rang aero-reactor.

2. Beberapa persyaratan agar aktivitas bakteri dapat optimum :


2.1 pH :6- 8 (optimum 7)
2.2 Kandungan oksigen terlarut ( D.O) : min. 2-3 ppm
2.3 Temperatur : 25- 30°C
2.4 Kandungan N :min. 1 ppm

3. Beberapa ciri - ciri bakteri sudah bertumbuh secara stabil dapat


dilihat dari kondisi limbah cair di dalam bioreactor (selain dengan
analisa laboratorium )
3.1 Warna limbah : coklat tua
3.2 Busa : sedikit dan gelembung kecil
3.3 Bau : bau khas bakteri (bukan bau busuk)
3.4 Test settling : lama atau tidak bisa mengendap
Sedangkan ciri-ciri bakteri yang sedang mengalami stress (missal
akibat kenaikan/penurunan pH yang terlalu ekstrim, temperature di
atas 35C°, beban polutan terlalu tinggi)
3.1. Warna limbah :Coklat muda
3.2. Busa :banyak dan gelembung besar
3.3. Test settling (pengendapan) : lama atau tidak bisa mengendap
Bila hal ini yang terjadi, maka perlu dilakukan adalah
menghentikan sementara inlet yang masuk, kemudian dicari
penyebabnya. Jika pH yang ekstrim perlu dinetralisasi dengan
asam/basa (missal: asam sulfat, air kapur, caustic soda) pada bak
ekualisasi; jika kurang nutrisi maka perlu penambahan nutrient (misal :
pupuk NPK, urea atau gula/sumber karbohidrat). Ciri-ciri bakteri yang
mati adalah :
3.1. Warna limbah hitam
3.2. Bau busuk
4. Screen
Perlu dilakukan pengecekan minimal satu minggu sekali untuk
menghindari penumpukan sampah/padatan pada screen. Bila sampah
atau padatan sudah banyak harus dilakukan pembersihan screen secara
manual. Pengecekan dilakukan rutin minimal satu minggu sekali. Setiap
satu bulan sekali perlu dilakukan pengurasan untuk membersihkan bak
bar screen & fine screen dari endapan-endapan yang terjadi, sehingga
tidak memenuhi bak.
Pembersihan Bak Screen
a. Tutup pada bak screen dibuka.
b. Kotoran-kotoran terutama yang berupa bahan - bahan yang
tidak dapat hancur atau yang menyebabkan penyumbatan
pipa (plastic, karet, kertas, dil) diambil dari dalam bak.
c. Pembersihan dilakukan 2- 3 minggu sekali
5. Pompa Submersible ( Pompa Inlet )
Perlu diperhatikan supaya tidak ada sampah-sampah
plastik/kain yang masuk ke dalam pompa dan bersihkan lokasi dekat
pompa dari batu-batu kecil yang dapat mengganggu dan merusak
pompa.
6. Pemeliharaan, Perbaikan dan Pemecahan Masalah
Kesalahan Penyebab Motor ring blower.
1. Motor tidak bergerak atau suara bising motor. Setidaknya dua lilit
listrik yang terganggu Hilangkan gangguan periksa pada sekering
putus atau tidak, terminal listrik atau kabel power supply masuk
atau tidak.
2. Motor tidak bergerak atau suara motor kasar cek tegangan power
supply terganggu, Hilangkan gangguan dengan periksa sekering,
terminal atau kabel power supply.
3. Satu atau lebih fase motor blower. Perbaikan terbuka/Ganti motor
berliku. Untuk motor fase tunggal-kapasitor terbuka Ganti
kapasitor
4. Impeller motor macet. Periksa buka penutup dean blower,
bersihkan dengan kuas apabila benda asing dan bersihkan serta
Periksa Gap impeller pengaturan jika diperlukan. Apabila Impeller
rusak, Ganti komponen impeller.
5. Rotasi bantalan pada drive motor sisi samping/blower yang rusak,
Ganti dengan motor bantalan/sisi blower.
6. Pelindung saklar bermotor perjalanan ketika motor dihidupkan.
konsumsi daya terlalu tinggi. Akan mengakibatkan korsleting
pada motor. Periksa motor kelebihan beban Throttling atau tidak
sesuaikan dengan spesifikasi pada rating Label.
7. Mengurangi throttling (hambatan angin) bersihkan filter, muffler
dan pipa sambungan jika perlu.
8. Sumber daya yang tidak seimbang/konstan atau naik turn
tegangan, Periksa dan memperbaiki sumber daya listrik masuk.
9. Blower macet , lihat kesalahan "Motor akan mulai bersuara bising.
"Adanya penyebab" impeller macet .
10.Unit blower tidak menghasilkan putaran tau tidak menghasilkan
perbedaan tekanan yang kurang memadai. Kebocoran dalam
sistem Seal, sistem arah rotasi yang salah atau rotasi Mundur dari
rotasi/abnormal dengan pertukaran dua menghubungkan lilitan
motor.

Ada beberapa ciri-ciri motor abnormal/ tidak sesuai antara lain


a. Penggunan frekuensi motor yang salah (dari unit Blower
dengan konverter frekuensi). Gunakan frekuensi benar misal
standar indonesia frekuensi 50 hz.
b. Pada saat tekanan yang berbeda dari gas/ udara yang
dipompa. Cek konversi hasil tekanan disesuaikan. Apabila
sulit hubungi pihak kami suplayer.
c. Poros as seal motor yang cacat Ganti seal poros.
d. Perubahan profil blade karena mengotori impeller Bersihkan
area, memeriksa cover bila rusak ganti jika perlu.
e. Abnormal aliran udara seta kebisingan kecepatan tekanan
pipa Bersih terlalu tinggi, Gunakan pipa dengan lebih besar
penampang jika perlu.
f. Muffler kotor sisipan muffler serta Bersihkan, memeriksa
kondisi dan ganti jika perlu, putran tidak normal saat
menjalankan serta bising, mengakibatkan bearing motor
kurang grease atau grease sedikit atau mengganti bantalan
bola bearing.
g. Blower pengunci boor pada akan merusak muffler, Periksa
pengunci muffler dan ganti jika perlu. Pengunci di area motor
segel rusak , Periksa motor dan ganti jika perlu.

7. Chlorinator
Menggunakan chlorin tablet, oleh sebab itu setiap 3 hari sekali
perlu dilihat chlorine tabletnya dengan membuka tutup housingnya.
8. Sampah/padatan/sisa-sisa lemak yang menumpuk pada bak
pretreatment dapur dan laundry perlu sering dibersihkan babes bila
tidak akan mengeras dan bila lolos ke sistem jaringan pempani akan
menyumbat pipa dan mengganggu proses.
9. Pembersihan Bak Equalisasi
a. Tutup pada bak ekualisasi dibuka
b. Bila ada sampah-sampah padat yang tidak dapat hancur segera
diambil supaya tidak mengganggu sistem pemipaan unit
pengolahan limbah cair
c. Pengecekan dilakukan minimal satu bulan sekali, sedangkan
pembersihan/pengurasan bak dilakukan 3 hari sekali dengan
memakai alat saringan.
d. Sedangkan untuk bak ekualisasi penyendotan lumpur 2-3 tahun
10.Pengisian Kaporit Tablet
a. Penambahan kaporit 3hari sekali.
b. Bila kaporit habis, maka harus segera diberikan dengan kaporit
baru sebanyak 1 tablet.
11.Penambahan Gemuk ( Greese ) Blower
a. Silencer/saringan udara dibuka dengan menggunakan kunci pipa
kemudian gemuk/greese dimasukkan ke dalam blower melalui
lubang atas (tempat saringan)
b. Penambahan gemuk/greese dilakukan 3- 4 minggu sekali
12.Pembuangan Lumpur reaktor ipal dengan membuka setiap gate valve
pada pemipaan dalam tangki reactor selama 5 menit 2 minggu sekali.
13.Pembersihan bak chlorinasi disesuaikan dengan pengunan chlorinasi
yang ada, apabila habis maka waktu yang tepat untuk membersihkan
bak chlorinasi.
14.Pembersihan kolam ikan atau fish pond sebaiknya dilakukan 1 - 2
minggu sekali, disarankan ikan yang digunakan adalah ikan yang
cukup dengan perubahan situasi lingkungan dan bak control
permbersihan sedimen, bekas sampah, sumbatan dll, dilakukan
pengecekan 2-3 minggu sekali sesuai masukan limbah.

2) Sistem Penanggulangan Keadaan Darurat


a) Uraian tentang unit yang bertanggung jawab terhadap penanganan
kondisi darurat (struktur organisasi, peran dan tanggung jawab,
mekanisme pengambilan keputusan)

Ka. UPTD PRIMP Mulya Asri Penanggung Jawab


A. SOBRI LAKONI, A.Md. Kep SURI RASVITA NIA, A.Md. KL

Petugas Lapangan (IPAL)


-

b) Uraian tentang Rencana Dan Prosedur Tanggap Darurat


Keadaaan Darurat adalah suatu kejadian, kondisi,
atau peristiwa yang akan membahayakan kesehatan/
PENGERTIAN keselamatan karyawan, dan atau menganggu
keberlangsungan operasional kerja, di mana bila terjadi
keadaan tersebut harus dilakukan tindakan
pengendalian dan penanggulangan sesegera mungkin.
Prosedur ini digunakan untuk mengatur tata cara
melaksanakan kesiagaan dan tanggapan dalam
mencegah, mengendalikan, menanggulangi, dan
TUJUAN mengevaluasi terulangnya kembali suatu keadaan
darurat yang dapat menyebabkan dampak penting
terhadap lingkungan, kesehatan/keselamatan pekerja,
dan atau kelangsungan pekerjaan.
Mencegah terjadinya suatu keadaan darurat yang
KEBIJAKAN dapat menyebabkan mengganggunya keberlangsungan
operasional kerja dan terganggunya kesehatan atau
keselamatan pekerja.
1. Apabila hasil analisa air limbah melebihi Standard
Baku Mutu :
a. Periksa proses yang berlangsung di IPAL.
Lakukan penanganan sesuai penyimpangan
yang ditemukan.
b. Periksa seluruh mesin dan peralatan IPAL.
Lakukan penanganan sesuai penyimpangan
PROSEDUR yang ditemukan.
c. Periksa air limbah Efluent setiap bulan.
2. Apabila aliran listrik utama di IPAL padam lebih dari
1 jam : menghubungi Departemen Teknik untuk
menghidupkan genset.
3. Apabila terjadi kebocoran / keretakan bak atau
kolam di IPAL (akibat gempa bumi, dll) : Proses IPAL
dihentikan sementara. Selanjutnya melakukan
pemeriksaan dan perbaikan setelah kondisi dinilai
aman.
4. Apabila terjadi kecelakaan kerja di IPAL : Diberi
pertolongan pertama di tempat kejadian, selanjutnya
segera dibawa ke poliklinik perusahaan / rumah
sakit terdekat untuk memperoleh pertolongan medis
lanjutan.
UNIT TERKAIT Teknisi, Sanitarian

3) Standar Kompetensi Sumber Daya Manusia


a. Struktur organisasi, yang menangani lingkungan hidup (pengendalian
pencemaran air)

Ka. UPTD PRIMP Mulya Asri


A. SOBRI LAKONI, A.Md. Kep

Penanggung Jawab
Pengendalian Pencemaran Air
SURI RASVITA NIA, A.Md. KL

Petugas Lapangan (IPAL)


-

b. Sumber daya manusia (penanggung jawab pengendalian pencemaran air,


penanggung jawab operasional pengolahan air limbah, dan/atau
kompetensi lain sesuai kebutuhan)
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP MAMPU PONED MULYA ASRI
berkomitmen memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi penanggung
jawab Usaha dan/atau Kegiatan 1 (satu) tahun setelah diterbitkannya
SLO, yaitu ketersediaan:
a) penanggung jawab pengendalian Pencemaran Air;
b) penanggung jawab operasional/petugas lapangan (IPAL)
pengolahan Air Limbah; dan/atau
c) kompetensi lainnya sesuai dengan kebutuhan.

Demikian standar teknis dokumen standar teknis Kegiatan pembuangan air


limbah ke badan air permukaan UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP MAMPU PONED
MULYA ASRI ini kami susun dengan data yang sebenarnya.

Mulya Asri, 06 Maret 2023


Pemrakarsa,

A. Sobri Lakoni, A.Md Kep


NIP. 19680709 198711 1001

You might also like