You are on page 1of 6

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

SDIDTK
(Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita)

PUSKESMAS LINGGA

DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA

TAHUN 2023
PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LINGGA
Jl. Trans Kalimantan KM. 30 Desa Lingga Telp. 0887 4359 30936
SUNGAI AMBAWANG
Kode Pos 78393

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ( SDIDTK)

A. Pendahuluan
Dalam pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) peran tenaga kesehatan dalam hal ini adalah bidan sangat menentukan
keberhasilan pencapaian cakupan deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang balita.
Sesuai keputusan menteri kesehatan No. 900/ MENKES/SK/VII/2002 tentang registrasi
dan praktik bidan pasal 16 salah satu wewenang pelayanan kebidanan yang harus
diberikan pada anak adalah pemantauan tumbuh kembang anak. Berdasarkan SK
Menkes No. 1457/SK/MENKES/X/2003 tentang UW-SPM ( Urusan Wajib Standar
Pelayanan Minimal) sektor kesehatan harus dilaksanakan kabupaten dan kota, didukung
SK Menkes No. 1091/MENKES/SK/X/2004 tentang petunjuk teknis standard minimal
dan Peraturan Pemerintah R.I. No. 65 tahun 2005 tentang pedoman penyusunan dan
penerapan standard pelayanan minimal telah disebutkan pelayanan kesehatan anak
salah satu kegiatannya adalah upaya deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang balita
dan anak pra sekolah. Kegiatan ini juga diatur dalam Permenkes No.66 tahun 2014
bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 24 Permenkes No. 25 tahun 2014 tentang
upaya kesehatan anak perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak.
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia
seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak sedini mungkin
sejak anak masih dalam kandungan. Upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih
dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar
mencapai tumbuh kembang baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki
intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya.
Salah satu upaya untuk mendapatkan anak yang sehat tumbuh kembangnya
adalah dengan melakukan upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembanagan anak
atau yang di kenal dengan nama Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK).Stimulasi adalah kegitan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6
tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Stimulasi ini dapat dilakukan
oleh ibu, ayah, pengganti orang tua(pengasuh), anggota keluarga lain, atau jika si anak
telah masuk PAUD maka menjadi tanggung jawab lembaga untuk membantu
pendeteksiannya. Deteksi adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini
adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah. Intervensi
adalah suatu tindakan tertentu pada anak yang mempunyai perkembangan dan
kemampuan menyimpang karena tidak sesuai dengan umurnya. Penyimpangan
perkembangan biasa terjadi pada salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu
kemampuan gerak kasar,gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan
kemandirian anak. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik si anak dari waktu
ke waktu. Dilihat dari tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala. Perkembangan
adalah bertambahnya fungsi tubuh si anak meliputi sensorik
(dengar,lihat,raba,rasa,cium), motoric (gerak kasar, halus), kognitif
(pengetahuan,kecerdasan), komunikasi/berbahasa, emosi-sosial serta kemandirian.
Berbeda dengan otak orang dewasa, otak balita lebih plastis. Plastisitas otak pada balita
mempunyai sisi positif dan negative. Sisi positifnya, otak balita lebih terbuka untuk
proses pembelajaran dan pengkayaan. Sisi negatifnya, otak balita lebih peka terhadap
lingkungan utamanya lingkungan yang tidak mendukung seperti asupan gizi yang tiak
adekuat, kurang stimulasi dan tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Oleh karena itu masa 5 tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka
terhadap lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat di ulang
lagi, maka masa balita disebut sebagai “masa keemasan”(Golden Period),”jendela
kesempatan (Window of opportunity) dan “masa kritis”(critical period). Pembinan tumbuh
kembang anak secara komprehensif dan berkualitas diselenggarakan melalui kegiatan
stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita di lakukan
pada “masa kritis” tersebut di atas. Dengan di temukannya secara dini penyimpangan
atau masalah tumbuh kembang pada anak, maka intervensi yang akan di lakukan
tentunya akan lebih mudah dan focus dilaksanakan dan selain itu tenaga kesehatan
juga mempunyai “waktu” yang cukup dalam membuat rencana tindakan/intervensi yg
sesuai.

B. Latar Belakang
Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga
kesehatan ditingkat puskesmas dan jaringannya, yaitu :
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, bertujuan untuk mengetahui dan
menemukan status gizi kurang / buruk. Dilakukan dengan cara menggunakan
pengukuran berat badan terhadap tinggi badan ( BB/TB) Dan pengukuran lingkar
kepala anak ( LKA).
2. Deteksi dini penyimpanan perkembangan, bertujuan untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
Dilakukan dengan cara skrining atau pemeriksaan perkembangan anak
menggunakan kuisioner pra skrining (KPSP), Tes Daya Denger (TTD) dan Tes Daya
Lihat (TDL).
3. Deteksi dini penyimpanan mental emosional, bertujuan untuk mengetahui adanya
masalah mental emosional, autism dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas. Dilakukan dengan cara Deteksi Dini Masalah Mental Emosional pada
anak pra sekolah dengan menggunakan Kuisioner Masalah Mental Emosional
(KMEE), Deteksi Dini Autis pada anak prasekolah (menggunakan checklist deteksi
dini autis pada anak umur 18-36 bulan), Deteksi dini gangguan pemusatan perhatian
dan hiperkaktivitas (GPPH) pada anak pra sekolah (menggunakan Formulir deteksi
dini GPPH).

C. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dari kegiatan SDIDTK ini adalah terwujudnya anak yang sehat baik
fisik, mental, emosional maupun sosialnya dengan harapan anak tersebut mampu
bersaing secara sehat di era global. Jika anak tersebut memiliki penyimpangan tumbuh
kembang maka akan bisa segera distimulasi, diintervensi dini dan jika tidak ada
perubahan maka anak tersebut bisa dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas
tumbuh kembang.
1. Tujuan umum
Agar semua balita umur 0-5 tahun dan anak pra sekolah 5-6 tahun tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi gentiknya sehingga berguna
nusa dan bangsa serta mampu bersaing di era global melalui kegiatan stimulasi,
deteksi dan intervensi dini.
2. Tujuan khusus
a. Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita dan
anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas
b. Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada
semua balita dan anak pra sekolah diwilayah kerja puskesmas.
c. Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak pra sekolah
dengan penyimpangan tumbuh kembang.
d. Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa ditangani di
puskesmas.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


1. Kegiatan Pokok
a. SDIDTK di Puskesmas
b. SDIDTK di Posyandu
c. SDIDTK di TK/PAUD
d. Kunjungan di rumah
2. Rincian Kegiatan
a. Menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan SDIDTK.

b. Menjelaskan kepada keluarga atau orang tua balita / anak pra sekolah
tujuan kegiatan dari SDIDTK

c. Menentukan umur anak

d. Melakukan skrining (dengan mengacu pada formulir SDIDTK) sesuai


kelompok usia dan mencatat dalam formulir SDIDTK.

e. Melakukan intervensi masalah gizi dan tumbuh kembang.

f. Melakukan rujukan bila terjadi penyimpangan tumbuh kembang

g. Melakukan terapi atau stimulasi secara terjadwal jika diperlukan


h. Melakukan pencatatan atau rekapan semua balita / anak pra sekolah
yang sudah ter SDIDTK

E. Cara melaksanakan kegiatan


1. Melaksanakan koordinasi dan komunikasi dengan lintas sector dan lintas program
secara terpadu.
2. Melaksanakan SDIDTK di Puskesmas, Posyandu, Puskesmas Pembantu, dan
PAUD/TK.
3. Melaksanakan SDIDTK bagi balita dan anak pra sekolah yang tidak hadir posyandu
dengan kunjungan rumah.

F. Sasaran
 Semua bayi, balita dan APRAS (Anak Prasekolah) di wilayah kerja Puskesmas
Lingga (usia 0-72 bulan)
 Kegiatan dilaksanakan di semua desa wilayah kerja Puskesmas Lingga termasuk di
Puskesmas, tiap Posyandu, untuk yang di TK/PAUD dilaksanakan disemua
TK/PAUD di wilayah kerja Puskesmas Lingga.

G. Jadwal pelaksanaan kegiatan


 Pelaksanaan kegiatan SDIDITK dilakukan sesuai jadwal di posyandu balita,
PAUD/TK maupun kunjungan rumah (Januari sd Desember).
 Pelaksana kegiatan adalah Pemegang Program, Bidan dan Petugas Gizi.
Penanggung Jawab kegiatan adalah Kepala Puskesmas Lingga.

H. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan


Penanggung Jawab program memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
jadwal. Jika terjadi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan sehingga tidak sesuai
dengan jadwal, maka Penanggung Jawab Program melapor kepada ketua UKM
Puskesmas atau Pengelola Anggaran BOK atau Pimpinan Puskesmas.

I. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Keseluruhan Kegiatan


1. Pencatatan
Pencatatan kegiatan dalam bentuk dokumen rekap hasil kegiatan
2. Pelaporan
Pelaporan kegiatan dibuat sesuai dengan format yang sudah disiapkan
dan sesuai hasil kegiatan. Laporan disampaikan kepada Dinas Kesehatan
setiap bulan dalam bentuk softcopy atau hardcopy dan juga dilaporkan
kepada Kepala Puskesmas
3. Evaluasi Kegiatan
Kegiatan evaluasi dilakukan dengan cara melihat kesesuaian jadwal dan
pelaksanaan, jumlah capaian perbulan atau pertahun, dan kendala/hambatan
saat pelaksanaan kegiatan

Lingga, 9 Januari 2023


Mengetahui Penanggung Jawab
Kepala Puskesmas Lingga

Yustina, A.Md.Kep Kristina Wanda Kristiari, S.Gz


NIP. 19671010 198901 2 004 NIP. -

You might also like