You are on page 1of 6

EFEK PSIKOLOGI PENGGUNAAN PAMPERS PADA PAYI

REZA RISKUNA ( 221003018)

A. Konsep Bayi
1. Pengertian Balita

Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan disertai dengan perubahan yang
memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kualitas yang tinggi. Akan
tetapi, balita termasuk kelompok yang rawan gizi serta mudah menderita kelainan gizi karena
kekurangan makanan yang dibutuhkan. Konsumsi makanan memegang peranan penting
dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak sehingga konsumsi makanan berpengaruh
besar terhadap status gizi anak untuk mencapai pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak.

2. Karakteristik Balita

Balita terbagi dalam dua kategori, yaitu :

a. Anak usia 1- 3 tahun (batita) merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima
makanan dari apa yang disediakan oleh ibunya. Laju pertumbuhan masa batita lebih
besar dari masa usia pra sekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif
besar. Pola makan yang diberikan sebaiknya dalam porsi kecil dengan frekuensi
sering karena perut balita masih kecil sehingga tidak mampu menerima jumlah
makanan dalam sekali makan.
b. Anak usia pra sekolah anak menjadi konsumen aktif, sudah dapat memilih makanan
yang disukainya. Pada usia ini, anak mulai bergaul dengan lingkungannya atau
bersekolah playgroup sehingga anak mengalami beberapa perubahan dalam perilaku.
Pada masa ini anak akan mencapai fase gemar memprotes sehingga mereka akan
mengatakan “tidak” terhadap ajakan. Pada masa ini berat badan anak cenderung
mengalami penurunan, ini terjadi akibat dari aktifitas yang mulai banyak maupun
penolakan terhadap makanan.1

1
Indah Sari, Hubungan Penggunaan Diaper Dengan Kemampuan Toilet Training Pada Balita
Literature Review,2021 h.5-6.
B. Konsep Pampers
1. Pengertian Pampers

Pampers merupakan alat yang berupa popok sekali pakai berdaya serap tinggi yang
terbuat dari plastic dan campuran bahan kimia untuk menampung sisa-sisa metabolisme
seperti air seni dan feses. Beberapa pampers meliputi wewangian, lotion atau minyak esensial
untuk membantu menutupi bau popok kotor atau untuk melindungi kulit. Perawatan diapers
adalah minimal, yaitu menempatkan pampers di tempat yang kering sebelum digunakan,
membuang kotoran di toilet dan meletakkan diapers di tempat sampah, tetapi pada umumnya
dimasukkan ke dalam tempat sampah dengansisa kotoran dalam pampers.

2. Jenis-Jenis Pampers

Secara umum ada 2 Jenis popok antara lain :

a. Popok cuci ulang, ketika pipis dipopok ini bayi langsung akan tidak nyaman sebab
basah. Ia akan belajar logika sebab akibat, dengan memahami perbuatannya
membuat basah dan tidak nyaman anak belajar tanggung jawab sejak dini.
b. Popok sekali pakai, popok jenis ini tersedia dalam berbagai ukuran tergantung
berat badan anak. Penggunaanya kerap tidak langsung diganti meskipun sudah
basah terkena kotoran2

3. Bahaya Menggunakan Pampers


a. Mengandung bahan kimia sintetik yaitu Dioxin. Bahan ini merupakan toksin yang
bersifat Karsinogen (bisa menyebabkan kanker).
b. Mengandung Sodium Polyacrylate yang berfungsi menyerap cairan (urin) dan akan
berubah menjadi gel apabila basah. Ia dapat menyebabkan kulit bayi menjadi
merah dan ruam. Bahkan dalam keadaan kronis dapat menyebabkan muntah-
muntah, deman serta terjangkiti kuman.
c. Mengandung Tributyl Tin (TBT) yaitu bahan pencemaran alam yang sangat
bertoksik. Ia dapat menganggu sistem hormon dan imunisasi badan
2
Novi Purwatih, Pengaruh Penggunaan Disposable Diapers Terhadap Keberhasilan Teoleting Pada Ada
Anak Usia Pra Sekolah di TK Insan Al-Firdaus Serayu Kota Madiun. 2017
d. Meningkatkan efek ruam di kalangan bayi. Penelitian mendapati efek ruam-ruam
bayi meningkat sesuai dengan peningkatan pemakaian popok sekali pakai
(diapers). Menurut Journal of Pediatrics, 54% dari bayi berumur 1 bulan yang
menggunakan popok sekali pakai (diapers) terkena ruam. Penelitian lainnya juga
diketahui bahwa efek ruam popok sekali pakai (disposable diapers) telah
meningkat dari 7% ke 78%.3

4. faktor-faktor yang mempengaruhi pemakaian diapers sebagai berikut

Meliputi faktor predisposisi (predisposing factors) yaitu pengetahuan ibu tentang


penggunaan diapers pada anak sangat berhubungan erat dengan pengetahuan ibu tentang efek
positif dan negatif penggunaan diapers. Selain itu tingkat pendidikan akan memberikan
dampak bagi pola pikir dan pandangan ibu dalam penggunaan diapers pada anaknya. Data
umum pada hasil penelitian ini sebagian besar ibu memiliki pendidikan sarjana. Sedangkan
sebagian kecil ibu memiliki pendidikan diploma. Status pekerjaan ibu mempunyai pengaruh
besar dalam penggunaan diapers pada anak. Pada data umum hamper setengahnya ibu
berperan sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan sebagian kecil ibu sebagai pekerja swasta.
Tingkat sosial ekonomi akan mempengaruhi penggunaan diapers pada anak. Rata-rata
masyarakat atau keluarga dengan tingkat sosial ekonomi yang cukup baik akan lebih memilih
menggunakan diapers pada anaknya karena kelebihan dari diapers seperti kenyamanan,
kepraktisan dan lain-lain. Selain itu juga faktor pendukung (factor enabling) meliputi
banyaknya toko yang menjual diapers serta banyaknya iklan diapers. Selain itu juga ada
faktor pendorong (reinforcing factors) diantaranya sikap dan kebiasaan ibu hidup penuh
dengan serba praktis dan tidak mau repot ini akan berpengaruh dengan penggunaan diapers
pada anak.4

5. Hubungan Pampers Dengan Kesiapan Toilet Training Anak

Toilet training merupakan salah satu tugas utama orang tua dalam peningkatan
kemandirian tahap perkembangan pada balita usia 1-5 tahun. Dimana pada usia ini balita
berada pada tahap awal (anal stage) yaitu kepuasan balita berfokus pada lubang anus. Toilet
training bertujuan untuk melatih agar balita mampu mengontrol buang air besar dan buang air

3
https://repository.um-surabaya.ac.id/2358/3/BAB_2.pdf, diakses 12 oktober 2023, pukul 9:00
4
Norgitasari, y Qurniyawati , Pemakaian Diapers Terhadap Perilaku Tempramentum Pada Anak Usia
Todler, Jurnal GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017, h. 147
kecil. Toilet training terdiri dari bowel control (kontrol buang air besar) dan bladder control
(kontrol buang air kecil). Saat yang tepat untuk memulai melatih balita melakukan toilet
training adalah setelah balita mulai bisa berjalan (sekitar usia 1-5 tahun). Balita mulai bisa
dilatih kontrol buang air besar setelah 18-24 bulan dan biasanya lebih cepat dikuasai dari
pada kontrol buang air kecil, tetapi pada umumnya balita bisa melakukan kontrol buang air
besar saat usia sekitar 3 tahun

Dengan penggunaan diapers yang terlalu lama pada anak dapat mengakibatkan
dampak negatif terhadap kesiapan toilet training pada anak. Karena dengan kebiasaan
menggunakan diapers maka seorang anak akan mendapatkan kenyamanan dari kebiasaan itu,
sehingga membuat anak menjadi sulit juga untuk meninggalkan ketergantungan terhadap
penggunaan diapers. Sehingga lama kelamaan kebiasaan dari penggunaan diapers itu jika
dibiarkan maka akan menghambat dari pelaksaan toilet training.

Berbeda dengan anak yang terbiasa tidak menggunakan diapers maka anak tidak akan
mendapatkan kenyamanan ketika sudah BAK/BAB karena merasa risih sehingga melatih
stimulus dan sensitifitas anak dalam hal mengutarakan atau menyampaikan pada orang tua
jika BAK/BAB dan dapat menunjang dari kesiapan anak untuk toilet training. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penggunaan diapers yang terlalu sering dan lama dapat menyebabkan
kesiapan toilet training pada anak kurang. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh
Warner & Kelly (2006) bahwa salah satu yang dapat mempengaruhi kesiapan toilet training
adalah kebiasaan (penggunaan diapers)5

6. Pro Kontra Penggunaan Pampers

Penggunaan popok sekali pakai memang sedang menjadi pro kontra di kalangan ibu
muda. Ada sebagian yang kemudian beralih ke clodi atau clothing diapers, ada yang sebagian
beralih ke popok kain, namun ada juga sebagian ibu yang bertahan dengan popok sekali
pakai. Pada dasarnya, popok sekali pakai cukup praktis dan memberikan kemudahan
penggunaan untuk anak yang masih belum dapat melakukan Buang Air Kecil (BAK) dan
Buang Air Besar (BAB) sendiri. Popok ini memiliki teknologi yang mampu menyerap cairan
sehingga tidak perlu sering diganti dan membuat bayi tetap kering serta nyaman (Adrian,
n.d.). Popok sekali pakai dapat menjadi salah satu alternatif solusi yang efektif untuk
penggunaan pada bayi atau balita. Di sisi lain, ada beberapa hal yang perlu dicermati dalam
5
Warner, P & Kelly, P. (2006). Mengajari Anak Pergi Ke Toilet. Jakarta, Arcan.
pemakaian popok sekali pakai ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tukhusnah &
Kamariyah (2013), hampir separuh responden menggunakan popok sekali pakai pada
anaknya dan rata-rata memiliki kesiapan toilet training yang kurang. Semakin tinggi
frekuensi penggunaan popok sekali pakai, maka anak akan memiliki kesiapan toilet training
yang cukup rendah. Hal ini juga dikonfirmasi oleh penelitian lainnya, yang menunjukkan
hasil bahwa ada perbedaan kesiapan toilet training pada balita yang menggunakan popok
sekali pakai dan yang tidak menggunakan6

DAFTAR PUSTAKA

6
Azizah, Ulfa. Perbedaan kesiapan toilet training pada toddler yang menggunakan popok sekali pakai
dan tidak menggunakan popok sekali pakai di kelurahan pakuncen yogyakarta. Skripsi Fak. Ilmu Keperawatan:
UGM. 2007
Azizah, Ulfa. Perbedaan kesiapan toilet training pada toddler yang menggunakan popok
sekali pakai dan tidak menggunakan popok sekali pakai di kelurahan pakuncen
yogyakarta. Skripsi Fak. Ilmu Keperawatan: UGM. 2007

https://repository.um-surabaya.ac.id/2358/3/BAB_2.pdf, diakses 12 oktober 2023, pukul 9:00

Indah Sari, Hubungan Penggunaan Diaper Dengan Kemampuan Toilet Training Pada Balita
Literature Review,2021.

Norgitasari, y Qurniyawati , Pemakaian Diapers Terhadap Perilaku Tempramentum Pada Anak Usia
Todler, Jurnal GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017.

Novi Purwatih, Pengaruh Penggunaan Disposable Diapers Terhadap Keberhasilan Teoleting


Pada Ada Anak Usia Pra Sekolah di TK Insan Al-Firdaus Serayu Kota Madiun. 2017.

Warner, P & Kelly, P. Mengajari Anak Pergi Ke Toilet. Jakarta, Arcan. 2006

You might also like