Professional Documents
Culture Documents
Contoh Kasus Transaksi Salam
Contoh Kasus Transaksi Salam
PT. Thariq Agro Mandiri , membutuhkan 100 ton biji jagung hibryda untuk keperluan ekspor
6 bulan yang akan datang. Pada tanggal 1 Juni 20XA, PT. Thariq Agro Mandiri melakukan
pembelian jagung dengan skema salam kepada Bank Syariah Sejahtera. Adapun informasi
tentang pembelian tersebut adalah sebagai berikut:
Untuk pengadaan produk salam sebagaimana diinginkan oleh PT. Thariq Agro Mandiri, bank
syariah selanjutnya pada tanggal 2 Juni 20XA mengadakan transaksi salam dengan petani yang
bergabung dalam KUD. Tunas Mulia dengan kesepakatan sebagai berikut:
b. Penyerahan modal salam dari bank syariah kepada pemasok atau petani
Misalkan pada tanggal 1 Juni, bank syariah menyerahkan modal berupa uang tunai
sebesar Rp 650.000.000,- ke rekening KUD di bank maka jurnal saat penyerahan modal
salam oleh bank syariah kepada KUD adalah sebagai berikut:
Berdasarkan PSAK no 103 paragraf 11 disebutkan bahwa piutang salam diakui pada saat modal
usaha salam dibayarkan atau dialihkan kepada penjual. Modal usaha salam dalam bentuk kas
diukur
Kualitas barang dan nilai wajar barang, lebih tinggi dari nilai kontrak
Misalkan pada tanggal 1 September 20XA, KUD TM menyerahkan 50 ton biji jagung manis
hybrida kualitas no 1. Adapun nilai wajar produk tersebut adalah Rp 350.000.000 (50 ton x Rp
6.500.000). Jurnal saat penyerahan produk salam dari KUD ke bank syariah adalah sebagai
berikut:
Pemasok atau petani gagal menyerahkan seluruh atau sebagian produk salam pada masa
akhir kontrak.
Alternatif 1: Pembeli memperpanjang masa pengiriman
Berdasarkan PSAK no 103 paragraf 13c(i) dinyatakan bahwa jika tanggal pengiriman
diperpanjang, maka nilai tercatat piutang salam sebesar bagian yang belum dipenuhi sesuai
dengan nilai yang tercantum dalam akad. Dengan demikian, jika bank sebagai pembeli memilih
alternatif memperpanjang masa pengiriman, maka bank hanya melakukan revisi terhadap
kesepakatan jual beli salam dalam hal waktu penyerahan barang. Dalam hal ini tidak ada
transaksi yang harus dijurnal oleh bank.
Alternatif 2: Pembeli membatalkan pembelian barang yang belum dikirim
Berdasarkan PSAK no 103 paragraf 13c(ii), disebutkan bahwa jika akad salam
dibatalkan sebagian atau seluruhnya, maka piutang salam berubah menjadi piutang yang harus
dilunasi oleh penjual sebesar bagian yang tidak dapat dipenuhi. Dengan demikian, jika pembeli
membatalkan pembelian barang yang belum dikirim, maka diperlukan jurnal untuk mengakui
pembatalan tersebut
Jika pada kasus 10.1 di atas, KUD TM gagal menyerahkan sisa produk salam yang
disepakati dan bank memilih untuk membatalkan pembelian barang yang belum dikirim, maka
jurnal untuk mengakui pembatalan tersebut adalah sebagai berikut:
Selanjutnya untuk melunasi piutang KUD TM, terdapat beberapa alternatif yaitu (1)dilunasi
dengan dana kas KUD TM, (2)dilunasi dengan penjualan jaminan. Adapun jurnalnya adalah
sebagai berikut:
Pengenaan denda kepada penjual yang gagal menyerahkan produk salam bukan karena
force majeur
PSAK no 103 paragraf 15 menyatakan bahwa pembeli dapat mengenakan denda kepada
pemasok yang gagal menyerahkan produk salam jika pemasok tersebut pada dasarnya mampu
akan tetapi sengaja tidak melakukannya. Denda tidak berlaku bagi penjual yang tidak mampu
menunaikan kewajibannya karena force majeur. Adapuin besar denda yang dikenakan menurut
PSAK no 103 paragraf 15 adalah sebesar yang disepakati dalam akad. Denda yang diterima
oleh bank sebagai pembeli diakui sebagai bagian dana kebajikan (dana qardh) (PSAK no 103
paragraf 14).
Misalkan pada kasus 10.1, KUD TM gagal menyerahkan produk salam kepada bank syariah
senilai Rp 325.000.000 pada waktu jatuh tempo. Sesuai dengan kesepakatan KUD dikenakan
denda 2% dari nilai produk yang belum direalisir atau sebesar Rp 6.500.000. Adapun jurnal
penerimaan denda adalah sebagai berikut: