Professional Documents
Culture Documents
Buku Ajar Evolusi
Buku Ajar Evolusi
AMRI
PENDIDIKAN BIOLOGI
UM PAREPARE
BUKU AJAR
BUKU AJAR
EVOLUSI
AMRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PAREPARE
UMPAR PRESS
BUKU AJAR
EVOLUSI
Penulis :
Amri
ISBN : 978-602-60673-6-4
Redaksi :
Kampus II UM Parepare
Jl. Jend. Ahmad Yani Km. 6 Parepare
Telp. (0421) 22757 Parepare
Email: umparpress@gmail.com
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PAREPARE
UMPAR PRESS
PRAKATA
Bismilahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirabbil’alamin, Segala puja dan puji
Syukur senantiasa kami kembalikan kepada Allah SWT,
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga
penulisan buku ajar ini dapat dirampungkan sebagaimana
mestinya. Buku ajar ini disusun atas dasar studi literasi dan
beberapa pengembangan dari catatan kuliah mahasiswa
Strata-1 program studi pendidikan biologi.
Pengetahuan dasar evolusi sangat membantu
memahami semua bentuk kehidupan yang beragam dan ada
saat ini merupakan hasil dari proses modifikasi bentuk-
bentuk nenek moyang secara bertahap dan terus-menerus.
Evolusi memodifikasi semua makhluk hidup dan akan terus
menghasilkan perubahan di masa depan, seperti yang telah
dilakukan di masa kini dan masa lalu. Lebih lanjut, semua
bentuk kehidupan sama-sama memiliki sejarah evolusi,
sehingga protista sama maju evolusinya dengan manusia,
tetapi jenis-jenis modifikasi spesifik yang terjadi cukup
berbeda pada masing-masing garis keturunan.
Sebagai dosen pengajar mata kuliah Evolusi, kami
menyadari, bahwa buku ajar yang telah kami susun ini
belum sempurna, sehinggga sangat berharap kritik dan
EVOLUSI Page iv
saran yang membangun dari berbagai pihak demi
penyempurnaan pada terbitan berikutnya. Semoga dengan
tersusunnya buku ajar ini, dapat membantu mahasiswa
biologi dan para peminat evolusi lainnya untuk lebih
memahami mekanisme modifikasi semua makhluk hidup
dan akan terus menghasilkan perubahan di masa depan.
Penulis menghaturkan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada seluruh pihak yang telah membantu
terbitnya buku ini. Untuk itu, tak lupa kami ucapkan banyak
terima kasih. Akhirnya kepada Allah jualah penulis
mengembalikan segalanya dan semoga buku ini dapat
bernilai ibadah di sisi-Nya.
Penulis
EVOLUSI Page v
DAFTAR ISI
PRAKATA iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I. Pengertian Evolusi 1
BAB II. Perkembangan Teori Evolusi 8
II.1. Masa Pra Darwin 11
II.2. Masa Darwin 18
II.3. Pasca Darwin 27
II.4. Bentuk-bentuk Adaptasi Suatu
Kehidupan 29
II.5. Latihan dan Diskusi 2 33
BAB III. Bukti dan Petunjuk Evolusi 34
III.1. Bukti Biogeografi 35
III.2. Bukti Paleontologi 39
III.3. Bukti Anatomi Perbandingan 49
III.4. Bukti Embriologi Perbandingan 52
III.5. Bukti Evolusi Molekuler 54
III.6. Bukti yang Hidup dan tak Hidup
yang sedang berlangsung 55
III.7. Bukti-bukti berdasarkan Fosil
Hewan yang Sudah Mati 68
III.8. Latihan dan Diskusi 3 75
BAB IV. Mekanisme Evolusi 76
IV.1. Variasi yang Diwariskan
(Bahan Baku Evolusi) 76
IV.2. Seleksi Alamiah 80
IV.3. Mutasi 85
IV.4. Pembentukan Variasi 87
IV.5. Pembentukan Spesies-Spesies Baru 89
EVOLUSI Page vi
IV.6. Latihan dan Diskusi 4 90
BAB V. Spesies dan Spesiasi 91
V.1. Konsep Spesies 92
V.2. Mekanisme Spesiasi 95
V.3. Spesiasi 105
V.4. Latihan dan Diskusi 5 117
BAB VI. Hukum-Hukum terkait Perkembangan
Evolutif Makhluk Hidup 118
VI.1. Hukum terkait latar belakang
Spesiasi 119
VI.2. Hukum terkait Latar Belakang
Seleksi Alam (Natural Selection) 138
VI.3. Hukum terkait Latar Belakang
Terjadinya Favoured Races 141
VI.4. Latihan dan Diskusi 6 144
BAB VII. Pemahaman Evolusi dari Aspek Interaksi
antara Makhluk Hidup dengan
Lingkungannya 145
VII.1. Domestikasi, Modifikasi dan
Variasi 146
VII.2. Ketergantungan Makhluk Hidup
Pada Lingkungannya 150
VII.3. Latihan dan Diskusi 7 158
BAB VIII. Evolusi Prokariot, Protista dan
Tumbuhan 159
VIII.1. Dunia Bakteria, Arkhaea, dan
Protista 161
VIII.2. Evolusi Tumbuhan 168
VIII.3. Latihan dan Diskusi 8 185
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
EVOLUSI Page x
VI.7. Bagan frekuensi alel menurut hukum
Hardy-Weinberg 133
VI.8. Tiga jenis seleksi alam 141
VII.1. Rentangan Toleransi sejumlah besar makhluk
hidup satu jenis terhadap faktor lingkungan 154
VII.2. Batas toleransi terhadap temperatur berbagai
jenis makhluk hidup 155
VIII.1. Filogeni prokaryot 166
VIII.2. Sel prokaryot 167
VIII.3. Bagan hubungan filogeni prokaryot
dengan eukaryot 168
VIII.4. Sistematika dan filogeni eukariot berdasarkan
sistem tiga domain 170
VIII.5. Evolusi tumbuhan 175
VIII.6. Tumbuhan vaskuler tak berbiji 178
VIII.7. Perbandingan pergiliran keturunan pada
(A) bryopyta, (B) pterydophyta dan
(C) tumbuhan biji 179
IX.1. Evolusi Tengkorak Primata 193
IX.2. Phylogeny Primata 197
IX.3. Prosimian Modern 198
IX.4. Tarsius (Tarsius spectrum) 199
IX.5. Lorisidae Familia (Loris) 199
IX.6. Callithricidae Familia (Marmoset) 200
IX.7. Monyet Dunia Baru (New World Monkeys) 201
IX.8. Monyet Dunia Lama (Old World Monkeys) 202
IX.9. Fosil Tengkorak Cercopithecoidea 203
IX.10. Cercopithecinae familia (Japanese Macaques) 205
IX.11. Penggolongan Primata 207
IX.12. Fosil Homo erectus 211
IX.12. Evolusi Tengkorak 213
EVOLUSI Page xi
X.1. Dugaan yang timbul mengenai mata rantai
mulai dari makhluk yang diduga sebagai
pra manusia sampai manusia modern 226
X.2. Lukisan-lukisan oleh Manusia Cro-Magnon 231
X.3. Struktur Pelvis 235
X.4. Tengkorak Gorila, Australopithecus,
Pithecanthropus, Neanderthal, dan
Cro-Magnon 242
X.5. Pertukaran gen antar sub populasi 251
Tujuan Instruksional :
Setelah membaca buku ajar ini diharapkan dapat
memahami pengertian dan sejarah evolusi
Pengertian Evolusi
Kenyataan menunjukkan bahwa makhluk hidup
penghuni planet bumi kita sangat beranekaragam yang
tertampak dari struktur tubuh, fungsi-fungsi tubuh, dan
perilaku setiap jenis (spesies) makhluk. Walaupun di antara
jenis-jenis makhluk hidup itu beranekaragam, namun
kemiripan dalam hal-hal tertentu masih juga terlihat.
Bukankah, sebagai contoh, antara singa dengan kucing
terdapat perbedaan ukuran tubuh dan warna bulu (rambut)
pada badan, namun secara keseluruhan tampang mereka
amat mirip? Berlandaskan pada kenyataan yang demikian
ini para ilmuwan mencoba untuk menafsirkan bahwa jenis-
jenis yang beranekaragam itu terlihat pola yang sama,
sehingga diduga berasal dari moyang yang sama. Dengan
kata lain, antara jenis satu dengan yang lain ada hubungan
kekerabatan. Pendapat ini merupakan paham dalam teori
evolusi.
EVOLUSI Page 1
Evolusi makhluk hidup merupakan salah satu teori
yang dikaji atau dipelajari oleh biologi. Teori ini
sebenarnya telah dipersoalkan sejak perkembangan ilmu di
masa Romawi dan Yunani kuno, namun secara ilmiah teori
ini baru dikemukakan oleh Charles Robert Darwin yang
ditulis dalam buku yang berjudul: The Origin of Species by
Means of Natural Selection or the Preservation of
Favoured Races in the Struggle for Life, yang edisi
pertamanya dengan judul The Origin of Species diterbitkan
24 Nopember 1859. Secara garis besar teori ini menyatakan
bahwa makhluk hidup yang ada di dunia sampai dengan
saat ini merupakan hasil perkembangan dari makhluk yang
telah ada sebelumnya, baik yang menyangkut struktur
maupun fungsi, secara turun-temurun dari generasi ke
generasi. Dengan demikian, perubahan yang merupakan
hasil perkembangan itu berlangsung dalam waktu yang
amat panjang, yaitu jutaan tahun seiring dengan evolusi
alam semesta.
Evolusi merupakan bangunan ilmu terbesar, dan
perkembangannya sangat luas. Meliputi pokok bahasan
yang beragam dan terdapat bagian-bagian yang agak
ditakutkan. Para ahli biologi evolusi sekarang meneliti
evolusi dari berbagai disiplin ilmu, seperti genetika
molekuler, morfologi dan embriologi. Mereka juga bekerja
EVOLUSI Page 2
dengan peralatan yang beragam seperti dengan larutan
kimia di dalam tabung reaksi, tingkah laku hewan di hutan
rimba, fosil yang dikoleksi dari daerah-daerah purbakala
dan batu-batu karang atau gunung-gunung batu.
Ide yang mudah dimengerti dan sederhana dari
evolusi adalah seleksi alam (natural selection), karena
dapat diuji secara ilmiah dalam semua lingkungan. Idea
seleksi alam ini merupakan idea yang mampu diterima
semua ilmu, dan hanya teori ini yang diklaim bisa
mempersatukan pendapat-pendapat berbeda dalam biologi.
Dengan teori ini berbagai temuan fakta yang ada di hutan
hujan tropik, perubahan dan macam-macam warna yang
terdapat di kebun botani, serta sekawanan hewan yang
sementara bermain di daerah peternakan, dapat dijelaskan.
Teori ini juga dapat digunakan untuk memahami asal mula
kehidupan melalui kimia-bumi (geochemistry) dan proporsi
gas yang ada di atmosfer. Sebagaimana dinyatakan oleh
Theodosius Dobzhansky seorang ahli evolusi di abad dua
puluh, bahwa: ‘nothing in biology makes sense expect in the
light of evolution’.
Evolusi artinya perubahan-perubahan dalam bentuk
dan tingkah laku organisme antara generasi ke generasi.
Bentuk-bentuk organisme, pada semua level dari rantai
DNA sampai bentuk morfologi yang makroskopik dan
EVOLUSI Page 3
tingkah laku sosial yang termodifikasi dari nenek moyang
selama proses evolusi.
Evolusi dari segi bahasa (Bahasa Inggris:
evolution), berarti perkembangan. Dalam ilmu sejarah,
evolusi diartikan sebagai perkembangan sosial, ekonomis,
politis yang berjalan sedikit demi sedikit, tanpa unsur
paksaan. Dalam ilmu pengetahuan, istilah evolusi
diartikan sebagai perkembangan berangsur-angsur dari
benda yang sederhana menuju benda yang lebih sempurna.
Evolusi pada dasarnya berarti proses perubahan dalam
jangka waktu tertentu. Dalam konteks biologi modern,
evolusi berarti perubahan frekuensi gen dalam suatu
populasi. Akumulasi perubahan gen ini menyebabkan
terjadinya perubahan pada makhluk hidup.
Teori-teori ilmiah terbaru sering mendorong banyak
kontroversi. Kontroversi ini mempunyai pengaruh
bermanfaat pada kemajuan ilmiah, karenanya para ilmuan
dengan pandangan-pandangan yang berbeda bekerja secara
intensif untuk menemukan bukti-bukti yang dapat
mendukung ide-ide mereka. Teori evolusi organik dan teori
seleksi alam (natural selection) Darwin melandasi setiap
aktivitas mereka. Sebagai ilmuan, mereka berusaha mencari
data-data yang dapat mendukung ataupun dapat
membuktikan bahwa teori-teori terdahulu itu mungkin saja
EVOLUSI Page 4
tidak benar. Bukti-bukti ilmiah tertentu yang lebih dari 100
tahun terakhir mendukung pemikiran Darwin, dan
merupakan bagian-bagian khusus dari ilmu biologi antara
lain: (1) bukti biogeografi, (2) bukti paleontologi, (3) bukti
anatomi perbandingan, (4) bukti perbandingan embriologi,
dan (5) bukti molekuler. Penjelasan dari masing-masing
bukti tersebut akan dikemukakan lebih lanjut. Beberapa
prinsip yang digunakan Darwin yang dianggap dapat
memberikan petunjuk adanya evolusi antara lain adanya
variasi di antara individu-individu dalam satu keturunan,
adanya pengaruh penyebaran geografi, ditemukannya fosil-
fosil diberbagai lapisan batuan bumi yang menunjukkan
adanya perubahan secara berangsur-angsur, adanya
homologi antara organ sistem pada makhluk hidup, adanya
data sebagai hasil studi mengenai komparatif
perkembangan embrio.
Secara komprehensif, sebenarnya kajian evolusi
meliputi: evolusi alam semesta (universe), evolusi geologik,
evolusi fisik-kimiawi, dan evolusi biologik. Dalam buku
ajar ini hanya dibatasi pada kajian tentang evolusi biologik
(makhluk hidup).
Bagan berikut ini merupakan peta konsep dalam
teori evolusi modern.
EVOLUSI Page 5
EVOLUSI
Page 6
Bagan. Peta konsep dalam teori evolusi modern (Sumber: Johnson L.G. 1987).
Latihan dan Diskusi
1. Kemukakan pendapat anda terkait istilah evolusi yang
dipahami selama ini!
2. Apa yang menjadi perbedaan istilah evolusi dalam
kontek ilmu pengetahuan dan biologi modern!
3. Bagaimanakah pendapat anda tentang; singa dengan
kucing terdapat perbedaan ukuran tubuh dan warna
bulu (rambut) pada badan, namun secara keseluruhan
tampang mereka amat mirip!
4. Kemukakan prinsip yang digunakan Darwin yang
dianggap dapat memberikan petunjuk adanya evolusi!
5. Berikan penjelasan anda mengenai evolusi adalah
seleksi alam (natural selection)!
EVOLUSI Page 7
BAB. II
PERKEMBANGAN TEORI EVOLUSI
Tujuan Instruksional :
Setelah membaca buku ajar ini diharapkan dapat
memahami perkembangan teori evolusi.
EVOLUSI Page 9
a Adaptasi organisme.
b Perubahan komposisi genetik suatu populasi sesuai
dengan kondisi lingkungan yang cocok dengan alel
yang tersedia.
c Ada beberapa mekanisme dalam perubahan evolutif,
yang dikenal sebagai isolasi (keterpisahan) dalam
populasi jenis makhluk hidup, antara lain dikenal
konsep isolasi: geografik, reproduksi, dan perilaku,
serta akibat-akibat yang menyertainya.
d Terbentuk spesies baru.
5. Kehidupan di muka bumi berubah dari waktu ke waktu,
ada yang muncul dan ada yang punah.
6. Organisme sekarang mempunyai sejarah dan hubungan
dengan organisme yang hidup di masa lampau.
Sejarah Tahap Perkembangan Teori Evolusi
Selama perjalanan teori evolusi, sejak pertama kali
digagas sampai sekarang, telah mengalami tahapan-tahapan
penting. Pada hakekatnya apa yang telah digagas dan
dikembangkan oleh para pakar evolusi itu selalu
menampilkan pemikiran yang bersifat :
1) Sebagai upaya untuk menjelaskan fakta-fakta dan
memadukannya dengan konsep esensial dalam teori
evolusi, sehingga teori evolusi terus mengalami
EVOLUSI Page 10
perkembangan dari waktu ke waktu demikian juga
dengan konsep-konsepnya.
2) Teori evolusi tidak bertentangan dengan agama
manapun di dunia.
3) Teori evolusi modern dapat menjelaskan proses-proses
yang terjadi/mungkin terjadi pada masa lampau,
meskipun sebagian masih bersifat hipotetik, namun
selalu didasarkan pada fakta (fenomena) dan asumsi-
asumsi yang kuat.
Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan
Charles Darwin, namun sebenarnya biologi evolusioner
telah berakar sejak zaman Aristoteles. Darwin adalah
ilmuwan pertama peletak dasar-dasar ilmiah teori
evolusi, karena telah banyak terbukti mapan menghadapi
pengujian ilmiah. Sampai saat ini. Konsep utama teori
darwin mengenai evolusi adalah tentang seleksi alam yang
dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori
terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.
Tahap perkembangan teori evolusi dibedakan
menjadi tiga besar: (1) masa pra-darwin, (2) masa darwin,
dan (3) masa pasca-darwin.
II.1. Masa Pra Darwin
Pemikiran-pemikiran evolusi tentang nenek moyang
bersama dan transmutasi spesies telah ada paling tidak
EVOLUSI Page 11
sejak abad ke-6 SM ketika hal ini dijelaskan secara rinci
oleh seorang filsuf Yunani yaitu Anaximander. Beberapa
orang dengan pemikiran yang sama meliputi Empedocles,
Lucretius, biologiawan Arab Al Jahiz, filsuf Persia Ibnu
Miskawaih, Ikhwan As-Shafa, dan filsuf Cina Zhuangzi.
Pada masa pra Darwin, teori evolusi organik
memperkirakan bahwa sejak kehidupan muncul di bumi,
telah terjadi suatu proses berkesinambungan. Organisme
yang hidup berasal dari bentuk-bentuk sebelumnya.
Variasi-variasi yang besar adalah sabagai hasil respons
makhluk hidup terhadap perubahan lingkungan. Respons ini
berupa perubahan struktur dan fungsi tubuh makhluk
individu hidup yang kemudian dilangsungkan kepada
generasi selanjutnya melalui suatu proses pewarisan sifat
yang telah mengalami perubahan itu.
Masa pra Darwin dapat digolongkan menjadi dua
tahapan, yaitu :
1. Masa Fiksisme (Aristoteles, Plato, Leeuwenhoek,
Cuvier, Linnaeus, Buffon, Hooke, dll), yang
pemikirannya memiliki kedekatan dengan mitos,
sehingga pendapatnya juga lebih bercorak sebagai fiksi
ilmiah. Konsep-konsep utama yang berkembang masa
itu :
EVOLUSI Page 12
a Sampai abad ke-18, paham yang berkembang
adalah bahwa organisme adalah sebagai ciptaan
Tuhan, sehingga dalam bahasan Biologi tentang
“Asal-usul Kehidupan” disebut sebagai Teori
Ciptaan Khusus (The Special Creation).
Leewenhoek, meskipun dengan eksperimen yang
menemukan Paraemecium dari potongan jerami
yang direndam air selama 7 hari (sesuai dengan
kitab kejadian, saat Tuhan menciptakan dunia dan
seisinya), menyatakan bahwa kehidupan berasal
dari benda tak hidup, yang disebutnya dengan
konsep generatio spontanea.
b Adanya kelainan atau cacat tubuh adalah sebagai
kutukan, jadi bukanlah sebagai perubahan makhluk
hidup yang dilatarbelakangi oleh seleksi alam
maupun perubahan genetik (mutasi) makhluk
hidup.
Pemikiran yang mulai berbeda dengan teori Ciptaan
Khusus kemudian mulai digagas oleh beberapa orang
ahli, seperti :
1) Linnaeus mengelompokkan organisme
berdasarkan kesamaan alat reproduksinya, dan
manusia dimasukkan ke dalam kelompok kera (kera
= primata tidak berekor, monyet = primata berekor)
EVOLUSI Page 13
2) Buffon menyatakan bahwa hewan-hewan bersifat
plastis. Variasi-variasi kecil yang dihasilkan
lingkungan akan berakumulasi membentuk
perbedaan-perbedaan yang lebih besar. Setiap
hewan pada jalur tipe-tipe hewan, berubah dari
moyangnya yang keadaanya lebih sederhana.
3) Cuvier menyatakan bahwa tipe-tipe baru spesies
terbentuk setelah ada bencana. Setiap spesies
tercipta secara terpisah. Georges Cuvier percaya
bahwa bencana dan malapeteka yang terjadi di
muka bumi akan mengikis kehidupan yang ada.
Dalam setiap peristiwa bencana, selalu ada satu
wilayah yang terhindar dari bencana. Kehidupan
yang tersisa akan menyebar ke wilayah-wilayah
lainnya. Cuvier meyakini bahwa ada kehidupan
yang telah mengalami kepunahan.
2. Masa Adaptasi & Transformasi (Hutton, Malthus,
Lamarck, Lyell dll.)
Konsep-konsep yang berkembang pada tahapan ini
adalah :
a Semua ahli yang menyatakan teori evolusi masa ini
didasarkan atas adanya perbedaan antara makhluk
satu dengan lainnya. Erasmus Darwin, yang tiada
lain kakek Charles Robert Darwin, dalam bukunya
EVOLUSI Page 14
“Zoonomia” menyatakan bahwa kehidupan itu
berasal dari asal mula yang sama. Respons
fungsional yang dimiliki oleh individu makhluk
hidup akan diwariskan kepada keturunannya.
b Lamarck
1) Lamarck, adalah biologiwan Perancis yang
dikenal karena pendapatnya dalam teori tentang
evolusi kehidupan. Dia menyatakan bahwa
perbedaan antar individu terjadi karena
kebiasaan atau latihan-latihan yang dilakukan
individu tersebut. Hal yang diperoleh melalui
latihan dapat diturunkan kepada anaknya.
Contoh yang dikemukakan adalah leher jerapah.
Hewan ini memiliki leher yang panjang karena
mulut di kepala selalu digunakan untuk meraih
daun-daun pakannya yang semakin tinggi.
EVOLUSI Page 15
2) Lamarck dikenal sebagai penggagas suatu
bentuk teori evolusi kehidupan, yang kemudian
dikenal sebagai Lamarckisme. Ia percaya akan
adanya perubahan
linear pada makhluk
hidup dari bentuk
tersederhana menuju
bentuk yang lebih
canggih. Walaupun
demikian, ia mendasarkan pada pendapat yang
telah berlaku sejak masa kuno yang menyatakan
bahwa setiap spesies sudah ada sejak
penciptaan kehidupan. Pemikiran ini
bertentangan dengan banyak pendapat sarjana
Perancis pada zamannya, yang lebih condong
pada perkembangan spesies. Ketika itu
dinyatakan bahwa spesies-spesies terbentuk
dalam perkembangan proses kehidupan, tidak
"langsung jadi" begitu saja. Perubahan yang
terjadi pada spesies adalah sebagai akibat
respons makhluk hidup terhadap lingkungan
(adaptasi). Anggota tubuh yang terlatih akan
menguat, sementara yang tidak terpakai akan
melemah dan tereduksi. Hasil adaptasi (sedikit
EVOLUSI Page 16
demi sedikit) ini lalu diwariskan secara turun-
temurun kepada anaknya dan berlanjut
sepanjang masa.
3) Semenjak Charles Darwin dan Alfred Wallace
mengemukakan teori mereka, teori Lamarck
sering kali digunakan untuk menyanggah
pendapat Darwin tentang seleksi alam.
Pertentangan pemikiran ini baru tuntas setelah
cabang ilmu Genetika semakin dikenal orang
pada abad ke-20. Konsep-konsep genetika
banyak memberi dukungan pada Darwinisme.
c. Para pendukung materialisme dialektika,
pemikiran yang berkembang pesat di akhir abad ke-
19, menganggap Lamarckisme sesuai dengan
ideologi mereka, dan melahirkan Neo-Lamarckisme.
Kaum ini menolak teori evolusi Darwin,
mengadopsi Lamarckisme, dan bahkan
mempraktekkannya dalam bidang pertanian di
negara-negara komunis. Vernalisasi (perlakuan suhu
rendah) terhadap benih gandum dianggap dapat
"melatih" tanaman sehingga tahan menghadapi
musim dingin. Pendapat ini dipercaya karena hasil
penelitian Ivan Mitschurin, seorang pemulia
tanaman Rusia, menunjukkan hal itu.
EVOLUSI Page 17
d. Charles Lyell mengemukakan adanya evolusi
geologi. Teori ini berbicara mengenai perubahan
ketinggian tanah, sedimen yang dibawa oleh air,
perubahan partikel dan perubahan iklim. Dalam
teori ini, organisme-organisme yang ada dianggap
sebagai turunan hasil modifikasi spesies-spesies lain
yang hidup di masa geologi sebelumnya.
e. Malthus menyatakan bahwa kenaikan produksi
bahan makanan seperti fungsi deret hitung,
sedangkan kenaikan jumlah penduduk (populasi)
menurut fungsi deret ukur. Karena pertumbuhan
makanan tidak sebanding dengan pertumbuhan
populasi, maka setiap individu makhluk hidup harus
berjuang untuk mendapatkan makan sebagai
prasyarat untuk mempertahankan hidup.
II.2. Masa Darwin
1. Masa Seleksi Alam (Darwin, Wallace)
Organisme di bumi yang beraneka ragam itu
merupakan hasil dari seleksi alam. Kondisi alam yang
selalu berubah (dinamis), baik yang berupa faktor nirhayat
(abiotik) maupun hayat (biotik), adalah sebagai penyeleksi.
Individu yang mampu menyesuaikan diri (karena kuat,
tahan penyakit, dsb.) terhadap perubahan alam akan dapat
bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu akan
EVOLUSI Page 18
terseleksi (tereliminasi, mati). Struktur dan fungsi tubuh
makhluk yang telah lolos dari seleksi merupakan sifat yang
akan diwariskan kepada generasi penerusnya.
a Charles Robert Darwin
1) Darwin mempelajari
variasi yang terdapat
pada berbagai burung
jenis merpati yang
dipelihara (domestikasi)
oleh para penggemar
Charles Robert Darwin
burung di Inggris. pada usia 51 tahun
EVOLUSI Page 20
menjelaskan data, yang dikatakannya sebagai bukti,
sebagai berikut :
1) Kecepatan reproduksi semua spesies (jenis)
melebihi kecepatan penambahan persediaan
makanan.
2) Semua organisme menunjukkan variasi, tidak
ada dua individu dalam satu jenis yang persis
sama.
3) Semakin banyak individu memiliki peluang
untuk hidup, tetapi karena keterbatasan
makanan, tiap individu harus berjuang
mempertahankan hidup, yang didukung oleh
ukuran tubuh, kekuatan, kemampuan lari, atau
ciri apapun untuk bertahan yang menyebabkan
individu punya kelebihan terhadap yang lain.
4) Ciri yang mendukung kemampuan bertahan
hidup akan diwariskan kepada generasi
berikutnya.
5) Sepanjang masa geologik, variasi-variasi yang
mampu bertahan akan menghasilkan perbedaan
yang kian nyata, dan terbentuklah jenis baru.
Selanjutnya Darwin menyatakan inti (konsep
pokok) teori evolusi dapat dibagi menjadi beberapa pokok
berikut ini :
EVOLUSI Page 21
1) Variasi pada tumbuhan dan hewan merupakan
suatu variasi karateristik yang muncul dalam
penampakan fenotip organisasi tersebut.
2) Rasio pertambahan terjadi secara geometrik,
yaitu jumlah setiap spesies relatif tetap. Hal ini
terjadi karena banyak individu yang tersingkir
oleh predator, perubahan iklim dan proses
persaingan.
3) Struggle for existance (usaha yang keras untuk
bertahan) merupakan suatu usaha individu
organisme untuk bertahan hidup. Individu
dengan variasi yang tidak sesuai untuk kondisi-
kondisi yang umum di alam, akan tersingkir.
Adapun individu-individu dengan variasi yang
menguntungkan dapat melanjutkan
kehidupannya dan memperbanyak diri dengan
berproduksi.
4) The survival of fittest, ketahanan didapat dari
organisme yang memiliki kualitas paling sesuai
dengan lingkungan. Individu-individu yang
dapat hidup akan mewariskan variasi-variasi
tersebut kepada generasi berikutnya.
c. Seiring dengan berkembangnya pengetahuan biologi
pada abad ke-18, pemikiran evolusi Darwin mulai
EVOLUSI Page 22
menelusuri kembali pemikiran beberapa filsuf
seperti Pierre Maupertuis (1745) dan Erasmus
Darwin (1796). Pemikiran biologiawan Jean-
Baptiste Lamarck tentang transmutasi spesies juga
memiliki pengaruh yang kuat. Charles Darwin
merumuskan pemikiran seleksi alamnya pada tahun
1838 dan masih mengembangkan teorinya pada
tahun 1858 ketika Alfred Russel Wallace
mengirimkannya teori yang mirip, melalui suratnya
"Surat dari Ternate". Keduanya diajukan ke Linnean
Society of London sebagai dua karya yang terpisah.
Pada akhir tahun 1859, publikasi Darwin, On the
Origin of Species, menjelaskan seleksi alam secara
detail dan memberikan bukti yang mendorong
penerimaan luas evolusi dalam komunitas ilmiah.
d. Sir Alfred Russel Wallace
1) Dari hasil perjalanannya
ke Malaysia, Borneo,
Sulawesi dan Maluku, dia
melihat perbedaan fauna
di Indonesia bagian Barat
dan Timur, yang dibatasi
dengan garis imajiner
membentang dari utara laut antara pulau
EVOLUSI Page 23
Kalimantan dengan pulau Sulawesi,
membentang ke selatan membelah selat
Lombok. Laut yang disebut sebagai pembatas
ini merupakan laut yang dalam. Fauna
Kalimantan dan Bali ke barat bersubtipe
Malesia yang merupakan tipe flora Asia,
sedangkan fauna Sulawesi dan Australia.
Lombok ke timur bersubtipe Australasia, mirip
fauna Australia.
2) Ia juga menyatakan persetujuannya pada konsep
Survival of the fittest (siapa yang kuat dia yang
menang) seperti yang dikemukakan oleh
Darwin.
2. Masa Teori Genetika (Mendel, De Vries, Tschernov,
Bateson, Weismann, dll)
a Gregor Johan Mendel : Hukum Pewarisan Sifat
Pengkajian kembali kembali karya Gregor Johan
Mendel mengenai genetika, yang tidak diketahui
oleh Darwin dan Wallace, dikemukakan oleh Hugo
de Vries untuk menjelaskan tentang pewarisan sifat
makhluk hidup kepada keturunannya.
b De Vries dan Tschernov: menguatkan kembali
hukum Mendel melalui penelitian-penelitian yang
dilakukan. Pada masa Darwin teori Genetika dan
EVOLUSI Page 24
teori Evolusi merupakan dua disiplin ilmu yang
berkembang bersama dan terpisah satu dengan
lainnya tanpa ada sangkut pautnya. Mereka
berdualah yang menghubungkan antara dua teori
tersebut, sehingga teori evolusi mampu memberikan
penjelasan tentang bagaimana perubahan sifat yang
terjadi itu dilatarbelakangi oleh mutasi gen-gen, dan
kemudian diwariskan kepada keturunannya. Dalam
perjalanan waktu, mutasi dapat berlangsung
berulang kali, sehingga perbedaan (penyimpangan)
sifat (yang dibawa oleh gen hasil mutasi) semakin
jauh. Hasilnya adalah makhluk hidup yang makin
beragam hingga kini.
c Bateson menyatakan bahwa kesesuaian antara
warna tubuh makhluk hidup dengan lingkungannya,
atau disebut mimikri, merupakan adaptasi dalam
bentuk warna penyamaran, sehingga tidak tampak
mencolok. Contoh yang diambil olehnya adalah
warna sayap berbagai kupu-kupu. Penyamaran
warna ini sebagai perlindungan makhluk, baik
terhadap hewan lain sebagai pemangsa (predator)
alaminya maupun bagi predator ketika mencari
korban (prey).
EVOLUSI Page 25
d Weismann, seorang ahli biologi berkebangsaan
Jerman yang hidup pada tahun 1834-1912,
menyatakan bahwa evolusi terjadi karena adanya
seleksi alam terhadap faktor genetis. Variasi yang
diwariskan dari induk kepada anaknya bukan
diperoleh dari lingkungannya tetapi perubahan yang
diatur oleh faktor genetik atau gen. Dalam
percobaannya Weismann memotong ekor tikus
sampai 20 generasi, tetapi anaknya tetap saja
berekor. Percobaan ini menyanggah teori evolusi
Lamarck.
Berdasarkan pendapat para ahli seperti yang telah
disebut di atas, perdebatan mengenai mekanisme evolusi
terus berlanjut. Ketika Darwin mencetuskan teori
evolusinya, ia tidak dapat menjelaskan sumber variasi
terwariskan yang diseleksi oleh seleksi alam. Seperti
Lamarck, ia beranggapan bahwa orang tua (parental)
mewariskan adaptasi yang diperolehnya selama hidupnya,
teori yang kemudian disebut sebagai Lamarckisme. Pada
tahun 1880-an, August Weismann mengindikasikan bahwa
perubahan ini tidak diwariskan, dan Lamarckisme
berangsur-angsur ditinggalkan. Selain itu, Darwin tidak
dapat menjelaskan bagaimana sifat-sifat diwariskan dari
satu generasi ke generasi yang lain. Pada tahun 1865,
EVOLUSI Page 26
Gregor Mendel menemukan bahwa pewarisan sifat-sifat
dapat diprediksi. Ketika karya Mendel ditemukan kembali
pada tahun 1900-an, ketidakcocokan atas laju evolusi yang
diprediksi oleh genetikawan dan biometrikawan
meretakkan hubungan model evolusi Mendel dan Darwin.
II.3. Pasca Darwin
Pada masa ini masyarakat ilmiah lebih komunikatif,
dibandingkan pada masa sebelumnya, sehingga para ahli
bisa melihat keterkaitan antara ilmu satu dengan lainnya.
Penemuan oleh Hugo de Vries dan lainnya pada awal
1900-an memberikan dorongan terhadap pemahaman
bagaimana variasi terjadi pada sifat tumbuhan dan hewan.
Seleksi alam menggunakan variasi tersebut untuk
membentuk keanekaragaman sifat-sifat adaptasi yang
terpantau pada organisme hidup. Walaupun Hugo de Vries
dan genetikawan pada awalnya sangat kritis terhadap teori
evolusi, penemuan kembali genetika dan riset selanjutnya
pada akhirnya memberikan dasar yang kuat terhadap
evolusi, bahkan lebih meyakinkan daripada ketika teori ini
pertama kali diajukan.
Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi
dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakan biologi
evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan dan menguji
teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian
EVOLUSI Page 27
catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-
organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada
pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu
ke waktu. Namun, mekanisme yang mendorong perubahan
ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859
oleh Charles Darwin, On the Origin of Species yang
menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi
alam. Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan
teori evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930,
teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori
pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi modern,
yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan
mekanisme evolusi (seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan
prediksi teori ini mendorong riset yang secara terus
menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini
telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang
memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang
keanekaragaman hayati di bumi.
Kontradiksi antara teori evolusi Darwin melalui
seleksi alam dengan karya Mendel disatukan pada tahun
1920-an dan 1930-an oleh biologiawan evolusi seperti
J.B.S. Haldane, Sewall Wright, dan terutama Ronald
Fisher, yang menyusun dasar-dasar genetika populasi.
EVOLUSI Page 28
Hasilnya adalah kombinasi evolusi melalui seleksi alam
dengan pewarisan Mendel menjadi sintesis evolusi modern.
Bukan hanya Genetika dan Evolusi saja yang saling
menunjang, tetapi semua cabang ilmu biologi dapat
menjelaskan fenomena evolusi. Pernyataan ini didukung
oleh sebagian besar ahli biologi pada waktu itu.
Theodozius Dobzhansky, ahli genetika, berjasa
merangkum begitu banyak fenomena evolusi dari berbagai
macam disiplin biologi. Ahli-ahli lain yang terlibat dalam
pengembangan teori evolusi pasca Darwin antara lain:
Morgan, yang melakukan pengamatan terhadap fenomena
kerja gen pada lalat buah (Drosophila melanogaster);
Mayr & Darlington, seorag ahli taksonomi sistematik &
zoogeografi burung, menemukan fenomena evolusi yang
baru; Simpson, ahli Paleontologi.
II.4. Bentuk-bentuk Adaptasi Suatu Kehidupan
Adaptasi merupakan salah satu konsep krusial dari
teori-teori evolusi. Dalam hal ini, satu tujuan utama biologi
evolusi moderen adalah untuk menjelaskan bentuk-bentuk
adaptasi yang kita temui pada kehidupan organisme di
dunia. Adaptasi menunjuk kepada ‘bentuk’ makluk hidup
yaitu suatu bentuk organ makluk hidup yang berubah agar
supaya makluk hidup tersebut dapat bertahan hidup
(survive) dan bereproduksi di alam.
EVOLUSI Page 29
Konsep adaptasi menjadi mudah dipahami dengan
dibantu contoh-contoh. Banyak atribut (ciri-ciri atau
karakter) pada suatu makluk hidup yang dapat digunakan
untuk mengilustrasikan adaptasi, karena kebanyakan ciri
atau karakter berupa struktur, metabolisme, dan tingkah
laku suatu makluk hidup akan terbentuk agar supaya
mereka dapat bertahan hidup. Contoh yang sering
digunakan Darwin untuk menjelaskan konsep ini adalah
perubahan yang terjadi pada burung finch. Burung finch
menunjukkan banyak bentuk adaptasi terutama pada ciri
bentuk paruhnya. Adaptasi ciri-ciri ini memungkinkan
burung finch menggali lubang di dalam pohon untuk
menyimpan makanan, memakan insekta yang terdapat di
dalam pohon, dan menghisap getah dari pada pohon.
Lubang di pohon digunakan juga untuk meletakkan telur.
Burung finch mempunyai banyak bentuk bentuk paruh yang
telah berkembang dalam adaptasi. Dengan paruh yang
panjang, untuk mencari insekta yang cocok dari dalam
lubang. Mereka juga mempunyai paruh dengan pelindung
gigi yang kuat sebagai pengerat, kaki yang pendek, dan
mempunyai kuku jari yang panjang untuk menaiki pohon.
Burung finch lebih mampu bertahan hidup dalam habitat
alami oleh karena memiliki mekanisme adaptasi dari
atribut-atribut yang dimiliki.
EVOLUSI Page 30
Gambar II.1. Burung-burung finch di kepulauan Galapagos. Semua spesies
diturunkan dari satu nenek moyang, tetapi kemudian menampilkan bentuk-
bentuk yang berbeda, sesuai habitat dan sumber makanannya. (Sumber:
Johnson L.G. 1987).
EVOLUSI Page 31
Adaptasi adalah suatu konsep yang tidak hanya
terbatas menunjuk kepada beberapa sifat khusus pada suatu
kehidupan. Pada manusia, sebagai contoh, menggunakan
hampir setiap bagian tubuh. Sayap burung adaptasi untuk
terbang, mata untuk melihat, saluran usus untuk pencernaan
makanan, kaki untuk bergerak; semua fungsi ini sebagai
bantuan untuk dapat bertahan hidup. Meskipun kebanyakan
yang teramati tercatat sebagai adaptasi, tidak setiap bentuk
dan tingkah laku detail organisme dapat beradaptasi.
Darwin memperkenalkan adaptasi sebagai masalah kunci
pemecahan setiap teori evolusi. Dalam hal ini teori Darwin
sebagaimana dalam biologi evolusi moderen masalah
dipecahkan melalui seleksi alam (natural selection).
Seleksi alam artinya bahwa beberapa jenis individu
dalam satu populasi yang cenderung berkemampuan
menghasilkan banyak keturunan ke generasi berikut
dibanding yang lain. Bahwa keturunan yang mirip orang tua
dihasilkan, menyebab-kan setiap atribut (ciri atau karakter)
suatu organisme tertinggal pada kebanyakan keturuanan,
kemudian meningkat frekuensinya dalam populasi sejalan
dengan waktu; komposisi populasi kemudian akan berubah
secara automatis.
EVOLUSI Page 32
II.5. Latihan dan Diskusi 2
1. Bagaimana keterkaitan evolusi bumi dengan evolusi
makhluk hidup?
2. Kemukakan konsep yang paling pokok dari teori
evolusi Darwin dan sebutkan pula fakta yang
mengilhaminya!
3. Tuliskan kalangan apa saja yang menentang dan tidak
menyetujui teori Darwin dan sebutkan pula sebab-
sebabnya!
4. Bagimanakah pendapat terkait teori Darwin yang
mengatakan tantangan adalah sesuatu yang mendorong
untuk terjadinya perkembangan!
5. Bagimanakah peristiwa seleksi alam hanya merupakan
faktor pengarah dan faktor pembatas varian-varian
yang ada!
EVOLUSI Page 33
BAB. III
BUKTI DAN PETUNJUK EVOLUSI
Tujuan Instruksional :
Setelah membaca buku ajar ini diharapkan dapat
mendeskripsikan bukti dan petunjuk evolusi.
EVOLUSI Page 37
pada kejadian evolusi konvergen (convergent evolution).
Organisme-organisme pada kenyataannya mempunyai
biogeografi berbeda-beda, meskipun diturunkan dari
keturunan nenek moyang yang sangat berbeda, memiliki
kesamaan proses adaptasi pada habitat-habitat khusus.
Sebagai contoh, tanaman kaktus (famili Cactaceae)
ditemukan di gurun pasir sebelah tenggara Amerika Utara,
dan di gunung pasir Andes, tetapi tidak ada dimanapun di
tempat lain. Di samping itu habitat-habitat kering dan
tandus di Afrika ditempati oleh sekelompok tanaman dari
famili Euphorbiaceae. Contoh-contoh ini memperjelas teori
kekuatan seleksi alam dimana terbentuk ciri-ciri atau
bentuk-bentuk yang sangat sama oleh karena adaptasi pada
lingkungan yang sama (lihat Gambar III.1 diatas).
Lebih jauh dijelaskan, dua tempat yang memiliki
iklim yang sama belum tentu keadaan flora dan faunanya
sama, bahkan mungkin berbeda sama sekali. Sebagai
contoh kepulauan Galapagos dan kepulauan Cape Verde
mempunyai iklim yang sama tetapi flora dan faunanya
berbeda. Flora dan fauna di kepulauan Galapagos hampir
sama dengan flora dan fauna yang terdapat di Amerika
Selatan. Dihasilkannya 13 spesies burung Finch di
kepulauan Galapagos disebabkan oleh adanya penyebaran
geografi. Burung yang berasal dari Amerika Selatan yang
EVOLUSI Page 38
bermigrasi ke kepulauan Galapagos ini menemukan
lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan asalnya
sehingga terbentuk varian-varian yang sesuai dengan
lingkungan yang baru dan terus berkembang.
Cara penyebaran ini ada 2 macam yaitu penyebaran
aktif dan penyebaran pasif. Penyebaran aktif ialah
penyebaran yang didorong oleh faktor-faktor dari dalam
diri individu itu sendiri, misalnya perpindahan populasi
burung dari suatu tempat ke tempat lain untuk mencari
makanan; sedangkan penyebaran pasif ialah penyebaran
yang disebabkan oleh faktor-faktor lain, misalnya
penyebaran buah kelapa oleh air. Dalam melakukan
penyebaran itu banyak rintangan yang tidak dapat diterobos
atau dilalui. Jika dapat diterobos lingkungan yang baru itu
tidak memenuhi persyaratan bagi hidupnya, oleh karena itu
baik penyebaran aktif maupun penyebaran pasif tidak selalu
berakibat perluasan daerah.
III.2. Bukti Paleontologi
Informasi mengenai sejarah kehidupan di bumi,
terdapat dalam catatan fosil, koleksi bekas-bekas
peninggalan bentuk-bentuk kehidupan yang telah punah.
Ilmu yang mempelajari tentang fosil dan catatan-catatan
fosil disebut paleontologi.
EVOLUSI Page 39
1. Pembentukan fosil
Dari semua organisme hidup, hanya sangat sedikit
yang menjadi fosil, dan kebanyakan yang mengalami
kehancuran karena melewati berbagai proses geologis.
Sebagian besar organisme yang mati dimakan oleh binatang
pemakan bangkai atau mengalami dekomposisi oleh bakteri
dan jamur dekomposer. Tulang-tulang yang tersisa segera
tereduksi dari debu oleh aksi dari air, sinar matahari dan
angin. Organisme-organisme yang terlindung sehingga
dapat menjadi catatan fosil biasanya terkubur dibawah
sendimen segera setelah mereka mati. Ketika organisme-
organisme terkubur, mereka tidak mendapat oksigen dari
luar sehingga proses dekomposisi menjadi terhalang. Hal
kebanyakan atau sering sekali terjadi di bawah laut, dan
sedikit sekali terjadi di daerah dataran tinggi yang kering.
Hal ini yang menyebabkan lebih banyak organisme akuatik
atau yang hidup dekat laut menjadi fosil, dibandingkan
dengan organisme yang hidup di daratan.
Umumnya, untuk menjadi fosil, suatu organisme
harus memiliki bagian-bagian tubuh yang kuat, sebagai
contoh jaringan pelindung pada tanaman, cangkang (shell)
eksternal pada molluska, atau internal skeleton pada
vertebrata. Jaringan tubuh yang lunak jarang dapat survive
apabila terkubur dalam sendimen, dan organisme yang
EVOLUSI Page 40
tidak memiliki bagian-bagian tubuh yang kuat jarang
tercatat sebagai fosil. Fosilisasi dapat terjadi dalam satu
atau beberapa cara. Salah satu di antaranya yaitu proses
mineralisasi, yaitu proses sirkulasi air di dalam sendimen
di sekeliling organisme yang telah mati kemudian secara
perlahan-lahan melarutkan kalsium yang terdapat pada
cangkang (shell) atau tulang dan meninggalkan bekas
lapisan mineral pada tempat tersebut. Material sisa atau
bekas yang merupakan tiruan (replica) dari organisme yang
mengalami mineralisasi tersebut tersimpan lama dalam
sendimen karang.
Gambar III.2 . Evolusi Konvergen (a) famili Euphorbiaceae dan (b) famili
Cactaceae. Tanaman-tanaman ini diturunkan dari nenek moyang yang berbeda,
memiliki proses adaptasi yang sangat sama untuk hidup pada lingkungan yang
sangat kering. Mereka mempunyai batang yang basah yang dapat menyimpan
air, daunnya mengalami reduksi, dan berbentuk seperti jarum. Ilustrasi ini
menunjukan kekuatan seleksi alam (natural selection) dalam mengatur
pembentukan adaptasi pada lingkungan-lingkungan spesifik. (Sumber: Johnson
L.G, 1987)
Fosilisasi juga terjadi ketika cangkang atau tulang
yang lengkap tertanam di dalam lapisan sendimen di bawah
EVOLUSI Page 41
permukaan air, kemudian meninggalkan bekas bentukan
atau cetakan dari organisme tersebut. Bentukan atau
cetakan tersebut merupakan fosil permukaan tubuh tiruan
yang baik. Salah satu contoh bentukan atau cetakan yang
terbentuk menjadi fosil dapat dilihat pada (Gambar III.2).
Bentuk fosil yang lain misalnya jejak kaki atau bekas kulit
yang terbentuk pada lumpur basah kemudian akhirnya
mengeras menjadi batuan karang lunak.
2. Contoh catatan fosil yang lengkap (bukti evolusi
pada kuda)
Gambar III.3. Fosil Trilobite dari Utah tengah. Trilobite telah punah jutaan
tahun dan hanya diketahui melalui catatan fosil, tetapi jumlah spesiesnya sangat
banyak sekali sebagaimana banyaknya individu yang ditemukan. Meskipun
catatan fosilnya tidak lengkap, jumlah fosil Trilobite yang telah di identifikasi
mendekati 4.000 spesies, beberapa masih dalam tahap pertumbuhan juvenil.
(Sumber : Johnson L.G, 1987)
EVOLUSI Page 42
fosilnya sejak zaman Eosin (Eocene) di Amerika Utara dan
sedikit dari Eropa dan Asia. Fosil kuda termasuk cukup
lengkap, karena kuda hidup berkelompok dalam jumlah
yang cukup besar, sehingga meninggalkan sejumlah besar
fosil dari zaman ke zaman.
Kerabat kuda tertua adalah dari famili
Paleotheriidae (misalnya Tetraclaenodon dan Phenacodus).
Namun demikian, pada umumnya golongan hewan ini juga
diduga sebagai nenek moyang dari hewan Perissodactyl
lainnya dan jarang sekali dikaitkan dalam diskusi mengenai
evolusi kuda. Fosil kuda primitif ditemukan dalam jumlah
besar yaitu yang diperkirakan hidup pada era Eosin
(Eocene) di Eropa dan Amerika Utara. Namun pada catatan
fosil yang ditemukan menunjukkan bahwa pada era
berikutnya kuda di Eropa sangat jarang dan diduga punah
pada era tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa evolusi
kuda pada dasarnya terjadi di Amerika Utara, kecuali
Palaeotherium yang hanya terdapat di Eropa. Fosil-fosil
kuda yang berumur lebih muda kadang-kadang ditemukan
juga di daratan Eropa. Hal ini menunjukan bahwa keluarga
kuda tidak berevolusi di Eropa, tetapi pernah bermigrasi ke
Eropa, sekitar lima kali di masa lampau.
EVOLUSI Page 43
Gambar III.4. (a) Bentuk gigi dan kaki serta jari kaki yang mengalami evolusi.
(b) Percabangan proses evolusi kuda. (Sumber: Campbell, 1994).
EVOLUSI Page 44
primitif ini memakan semak belukar apabila ditinjau dari
struktur giginya. Giginya yang berjumlah 22 pasang dengan
gigi geraham yang hanya terspesialisasi sedikit untuk
menggiling makanan. Kaki depannya terdiri dari empat jari
dan satu rudimen, sedangkan kaki belakangnya mempunyai
tiga jari dan dua jari rudimen.
Lebih jelasnya pada evolusi kuda terjadi perubahan
sebagai berikut:
a) Pertambahan dalam ukuran. Ukuran tubuh kuda
bertambah mulai dari sebesar kancil menjadi sebesar
kuda akutual sekarang.
b) Pemanjangan kaki depan dan belakang. Kaki kuda
yang relatif sebanding dengan tubuhnya seperti
proporsi tubuh kucing atau anjing.
c) Reduksi jari-jari lateral dan pembesaran jari tengah.
Mula-mula jari kaki berjumlah ¾ buah, kemudian
tereduksi menjadi satu jari saja.
d) Punggung menjadi lurus dan datar. Punggung yang
miring melekuk dengan bagian dada lebih tinggi
menjadi datar.
e) Gigi seri melebar. Gigi seri yang semula serupa gigi
mamalia lainnya menjadi lebar dan pipih untuk
menggigit rumput.
EVOLUSI Page 45
f) Gigi premolar berubah bentuk menjadi molar. Gigi
geraham melebar semua menggantikan fungsi
menguyah menjadi menggiling.
g) Pemanjangan dari tengkorak. Tengkorak memanjang
untuk memperoleh bentuk kepala yang lebih ideal
untuk menambah kecepatan berlari.
h) Pertambahan mahktota gigi dengan pertumbuhan
bagian email. Sesuai dengan fungsi dan jenis
makanannya cara menggiling makanan mengakibatkan
mahkota gigi aus. Untuk menanggulangi kerusakan
gigi, maka bagian mahkota gigi cukup tebal untuk
mengakomodasi keausan sampai kudanya berusia 5
tahun.
i) Volume otak bertambah besar dan juga bertambah
kompleks.
j) Rahang bertambah lebar untuk mengakomodasi
perubahan gigi.
Selanjutnya, urutan terjadinya evolusi kuda hingga
menjadi kuda aktual (Equus) diperkirakan melalui tahapan
sebagai berikut: Eohippus borselia Orohippus
Epihippus Mesohippus bairdi Meiohippus
Parahippus Merychippus paniensis Pliohippus
Equus. Selain itu, dikenal pula garis keturunan nenek
EVOLUSI Page 46
moyang kuda yang lain, misalnya: Archaentherium
(Archaeohippus) Palaeotherium Anchitherium
Hypohippus osborni Hipparion occidentale
Hippidium, namun jenis-jenis ini tidak ikut berperan dalam
evolusi yang menghasilkan Equus kuda aktual (lihat
Gambar III.4).
Mengapa terjadi perubahan evolusi pada kuda dalam
hal ukuran dan jumlah jari kaki? Alasan utamanya adalah
karena tempat hidup kuda sangat menunjang untuk
terjadinya proses evolusi yang begitu lengkap. Misalnya,
kuda primitif hidup di hutan. Lingkungan yang demikian ini
memungkinkan Eohippus yang ukurannya tubuhnya kecil
dapat menyelinap di antara semak belukar. Demikian pula
bentuk atau pola giginya yang sesuai untuk menggigit
semak belukar dan bukan rumput, di samping kaki dengan
beberapa jari ikut membantu dalam mengais dan menggali
akar-akar yang lunak.
Pada masa berikutnya, terjadi suatu perubahan pada
permukaan bumi. Hutan menjadi berkurang dan timbulah
padang rumput yang luas. Dengan demikian, makanan yang
cocok untuk kuda sebelumnya hanya mencukupi untuk
menghidupi sejumlah kecil kuda, sedangkan padang rumput
merupakan suatu biotop baru dengan relung yang masing
EVOLUSI Page 47
kosong. Kemudian generasi kuda berikutnya ini
memanfaatkan relung tersebut. Untuk dapat beradaptasi
dengan baik, terjadi evolusi pada kaki yaitu menjadi lebih
panjang, jumlah jari yang lebih sedikit yang cocok untuk
kehidupan di padang rumput. Hal ini sangat berbeda dengan
keadaan di lantai hutan yang penuh tertutupi oleh akar dan
ranting. Dengan berkurangnya jari, postur tubuh dan
tengkorak menjadi lebih ideal sehingga mereka dapat
berlari-lari dengan lebih mudah dan lebih cepat. Bentuk
tubuh seperti ini memungkinkan mereka dapat menghindari
diri dari predator secara lebih efektif.
Demikian pula ukuran tubuh yang lebih besar secara
tidak langsung menolong mereka dari pemangsa (predator)
yang berukuran tubuh lebih kecil. Jika ukuran tubuh kuda
tetap sebesar kancil atau anjing, maka predator dengan
mudah dapat memangsa mereka yang berjumlah sangat
banyak dan hidupnya berkelompok-kelompok. Gigi yang
sebelumnya cocok untuk merebut semak belukar, tidak
diperlukan lagi. Sebaliknya, kini diperlukan suatu gigi yang
lebih lebar dan mahkota emailnya cukup tebal untuk
menggigit dan mengunyah rumput. Gigi tersebut sesuai
untuk mengunyah rumput karena mengan-dung kadar
silikat yang tinggi.
EVOLUSI Page 48
III.3. Bukti Anatomi Perbandingan
Pendekatan untuk menginterpretasi bukti-bukti
paleontologi adalah anatomi perbandingan. Para ahli
anatomi perbandingan mencoba menemukan persamaan-
persamaan dan perbedaan-perbedaan antara struktur dasar
(fundamental structure) organisme hidup. Mereka
mempelajari bentuk-bentuk struktur dasar setiap kelompok
organisme. Sebagai contoh, semua hewan vertebrata
memiliki struktur dasar yang sama, yakni: suatu kerangka
utama penyanggah tengkorak dan tulang belakang; tulang
rusuk yang melindungi jantung dan paru-paru, tertancap
pada tulang belakang; sepasang organ tambahan; dan sistem
peredaran darah, pernafasan atau respirasi, pencernaan,
pengeluaran yang sama.
Teori dasar mengenai bukti-bukti evolusi
berdasarkan anotomi perbandingan adalah bahwa semua
hewan sama, tersusun oleh sel dengan banyak gambaran
umum. Jika setiap spesies diciptakan terpisah, hewan
bervariasi atau beragam dalam struktur tanpa pola yang
konsiten dan yanpa korelasi antara organ-organ yang
mempunyai fungsi-fungsi sama. Namun, hewan-hewan
yang sekarang ada mempunyai sistem organ yang sama
untuk sistem rangka, peredaran darah, percernaan, ekskresi,
dan fungsi lainya yang penting.
EVOLUSI Page 49
Contoh kesamaan struktur anggota gerak bagian
depan adalah kesamaan pada sayap burung dengan
kelelawar, sirip ikan, dengan lumba-lumba, dan kaki depan
kuda. Contoh-contoh diatas memperlihatkan bahwa anggota
gerak yang serupa tersebut berasal dari bagian yang sama,
walaupun digunakan dalam fungsi yang berbeda. Sayap
burung digunakan untuk terbang dan sirip ikan untuk
berenang.
EVOLUSI Page 50
struktur dasarnya berlainan tetapi mempunyai fungsi yang
sama disebut organ analog (analogi). Contoh organ analog
adalah sayap serangga dan sayap burung. Kedua organ
tersebut sama-sama digunakan untuk terbang tetapi struktur
dasarnya berbeda.
Konsep lain dari anatomi perbandingan yaitu
analogi. Analogi adalah menunjukkan fungsi yang sama,
tetapi mempunyai struktur dasar yang berbeda. Misalnya
sayap burung dengan sayap serangga mempunyai fungsi
yang sama tetapi struktur dasarnya berbeda. Burung
mempunyai kerangka tulang sayap sedangkan serangga
mempunyai sayap yang tersusun dari lapisan kitin yang
keras, tetapi keduanya berfungsi untuk terbang (Gambar
III.5). Anatomi perbandingan yang juga diidentifikasi yakni
struktur vestigial. Struktur vestigial adalah struktur-struktur
tertentu yang tidak berkembang terus pada beberapa
organsime, tetapi dalam perkembangan selanjutnya
berfungsi lain. Struktur vestigial termasuk rudimentasi,
sayap pada mutan vestigial (Drosophila melanogaster)
kekurangan penglihatan pada hewan-hewan penghuni gua,
gigi geraham manusia, tulang ekor pada manusia (pada
mamalia yang lain ekornya tumbuh memanjang).
EVOLUSI Page 51
Gambar III.6. Struktur Analog. (a) Sayap burung mempunyai kerangka yang
kuat; (b) sayap serangga yang hanya tersusun oleh lapisan kitin. Struktur analog
mempunyai fungsi yang sama tetapi struktur dasarnya berbeda. (Sumber:
Johnson L.G, 1987).
EVOLUSI Page 52
Gambar III.7. Embriologi perbandingan dari ikan, salamander, kura-kura, ayam,
babi, sapi, kelinci dan manusia. (Sumber: Johnson L.G, 1987).
EVOLUSI Page 55
1. Variabilitas Tumbuhan dan Hewan
Bukti adanya evolusi berdasarkan variabilitas
tumbuhan dan hewan, terutama dipelajari pada tumbuhan
dan hewan yang dibudidayakan oleh manusia sebagai hasil
penelitian. Penelitian-penelitian ditujukan pada tumbuhan
dan hewan karena evolusi berlangsung sangat lambat
sehingga sulit dilihat oleh manusia. Contoh peristiwa ini
dapat dilihat pada tumbuhan kol yang berubah menjadi
beberapa varietas.
EVOLUSI Page 56
bermacam-macam varietas. Seleksi buatan ini menunjukan
tingkat perkembangan suatu jenis menuju kepada
pemisahan suatu spesies baru. Namun, seleksi buatan akan
mempercepat proses alamiahnya.
2. Taksonomi pada Tumbuhan dan Hewan
Dari taksonomi dapat diketahui bahwa hewan dan
tumbuhan dapat dispesifikasikan dalam berbagi tingkatan,
mulai spesies sampai kelas. Pengelompokan didasarkan atas
kesamaan karakteristik secara umum, tingkatan hirarki dan
perbedaan-perbedaan pada organ-organ tertentu. Hal ini
dapat dilakukan sehubungan dengan adanya suatu
perbedaan yang gradual. Perbedaan itu menunjukkan
keteraturan. Penggolongan ini juga dimungkinkan karena
adanya suatu mata rantai yang hilang yang disebut missing
link. Hilangnya tingkatan tertentu ini mungkin disebabkan
adanya kepunahan dari spesies tersebut.
3. Distrubusi Makhluk Hidup di Muka Bumi
Pada tahun 1876, penyelidik alam dari Inggris
Alfred Wallece (yang terpisah dari Darwin)
mengemukakan bahwa daerah-daerah benua di Dunia dapat
dibagi menjadi menjadi enam wilayah terpisah dari wilayah
utama berdasarkan populasi hewannya (gambar III.9).
Keanekaragaman terbanyak dari makluk hidup terdapat di
dua wilayah tropis, yaitu Ethiopia (Afrika tropis) dan
EVOLUSI Page 57
Oriental (Asia tropis dan pulau-pulau dekat lepas pantai).
Bukti fosil menunjukan bahwa wilayah-wilayah itu
kebanyakan tanaman dan vertebrata dominan telah
berevolusi, begitu pula wilayah Palearktik Eropa dan Asia
Utara sedangkan Amerika Utara ialah wilayah Nearktik.
EVOLUSI Page 58
sedangkan wilayah Neotropos mempunyai jembatan dengan
wilayah Nearktik selama dua juta tahun terakhir.
Penyebaran tumbuhan dan hewan di pulau-pulau
samudra menunjang dengan kuat teori evolusi. Pulau-pulau
samudra (misalnya pulau Hawai) adalah yang tidak pernah
berhubungan dengan enam wilayah penyebaran dunia.
Banyak pulau-pulau itu timbul dari lautan di waktu yang
relatif baru (secara geologis). meskipun demikian, semua
pulau-pulau tersebut mempunyai kekayaan dan
keanekaragaman fauna dan flora. Jika spesies tidak
bermutasi, kita akan berharap bahwa semua makluk yang
menempati pulau-pulau demikian akan merupakan anggota
spesies yang terdapat di benua.
Pada waktu berumur 26 tahun, Darwin mengunjungi
sekelompok pulau demikian yaitu pulau Galapagos yang
berhadapan dengan Ekuador. Dia menemukan bahwa
burung-burung laut disana sama dengan burung-burung
pulau-pulau di Pasifik. Namun Darwin juga menemukan
tiga belas spesies burung daratan yang tidak dijumpai
dimanapun di dunia ini (Gambar III.9). Beberapa memiliki
paruh yang besar untuk memakan biji, yang lainnya
mempunyai paruh yang sesuai untuk memakan insekta.
berbagai ukuran. Satu spesies memiliki paruh seperti
burung pelatuk dan menggunakannya untuk membuat
EVOLUSI Page 59
lubang di kayu. Akan tetapi, burung ini tidak memiliki lidah
yang panjang sebagaimana pelatuk yang umum dijumpai
yang menggunakan lidah untuk menangkap insekta dari
kayu. Sebagai gantinya burung ini menggunakan duri
kaktus yang dipegang pada paruhnya untuk menggali
insekta keluar. Dibawah keanekaragaman bentuk luar ini
ketigabelas spesies burung ini adalah burung finch.
Meskipun salah satu diantaranya lebih mirip warbler.
Anatomi dalamnya memperlihatkan hubungan kekerabatan
yang sebenarnya.
Gambar III.10. Beberapa contoh jenis burung finch yang unik dan tidak
dijumpai dibelahan bumi manapun selain kepulauan Galapagos
EVOLUSI Page 65
Tabel III.2. Reaksi antara antibodi antihuman (berasal dari kelinci) dan serum
dari berbagai mamalia, dengan serum manusia dinilai 100% (Kimbal, 2005)
EVOLUSI Page 68
bergerak. Selain fosil jejak, noda-noda pada tulang tempat
menempel otot dan ukuran serta bentuk otot,
memungkingkan rekontruksi keseluruhan bentuk binatang.
Paleontologi adalah ilmu yang khusus mempelajari
mengenai fosil.
Gambar III.12. Bekas jejak kaki dinosaurus yang 120 juta tahun yang lalu
ketika hewan ini berjlan di dasar sungai dikawasan Arizona, Amerika Serikat.
EVOLUSI Page 69
Gambar III.13. Fosil anak dinosaurus yag terawetkan secara utuh.
Gambar III.15. Jejak kaki dinasaurus yang memfosil akibat dikelilingi sedimen
tanah liat atau pasir.
EVOLUSI Page 71
yang diikuti bencana alam yang memusnahkan organisme
diseluruh dunia. Tetapi teori evolusi memberikan jawaban
yang lebih memuaskan. Ada gagasan yang menyatakan
bahwa semua organisme yang hidup sekarang ini pada
suatu periode dalam sejarahnya mempunyai moyang yang
sama. Secara tidak langsung hal ini menyatakan bahwa
pada waktu yang lampau terdapat lebih sedikit jenis
makhluk hidup dan keadaanya lebih sederhana. Hal ini
sesuai dengan bukti-bukti fosil yang ditemukan. Jika kita
menuruni Grand Canyon di Amerika Serikat, kita akan
melihat secara jelas lapisan demi lapisan batu batuan
sedimen, lapisan terdalam adalah ialah lapisan yang tertua.
Makin dalam kita menuruni lembah tersebut makin
berkurang jumlah jenis fosil. Selanjutnya juga terdapat
fakta, sifat organisme yang terdapat di lapisan yang lebih
dalam itu kurang kompleks bila dibandingkan dengan yang
terdapat di lapisan atasnya. Fosil reptilia terdapat dilapisan
tanah yang secara geologi lebih muda, sedangkan fosil
cacing terdapat dalam lapisan yang lebih tua.
EVOLUSI Page 72
Gambar III.16. Grand Canyon di Amerika Serikat
EVOLUSI Page 73
lainnya (terutama primata yang cerdas) mati ditempat
dimana akan tertutup dengan cepat oleh sedimen.
Kemudian, juga harus diingat bahwa jangan
berharap untuk menemukan informasi secara lengkap selain
bagian-bagian catatan fosil. Sebagian besar fosil yang
pernah terbentuk masih ada di pegunungan, dalam tanah
dan lautan, mungkin juga telah rusak oleh gejolak geologi
berikutnya rintangan terbesar menemukan missing link
ialah evolusi spesies baru dari tumbuhan atau hewan
umumnya terjadi dalam populasi kecil pada organisme yang
kurang mengalami spesialisasi.
EVOLUSI Page 74
Gambar III.18. Fosil kuda adalah fosil yang paling lengkap bisa ditemukan
disetiap zaman perkembangan vertebrata
EVOLUSI Page 75
BAB. IV
MEKANISME EVOLUSI
Tujuan Instruksional :
Setelah membaca buku ajar ini diharapkan dapat
memahami mekanisme evolusi.
EVOLUSI Page 76
maka peternak dapat mengembangkan jenis yang lebih
berat atau lebih tinggi atau berbulu lebih gelap. Darwin
juga menyadari bahwa varian ini tidak dapat timbul hanya
sekedar karena ditempatkan dilingkungan lain. Hanya
variasi terwariskan yang dapat menjelaskan semua ini.
Gambar IV.1. Galur padi dengan kualitas tinggi dikembangkan. Galur ini salah
satu dari dua lusinan galur yang belakangan dikembangkan di International
Rice Institue di Filipina. Sejumlah sifat yang diinginkan telah digabungkan
dalam galur ini dengan menggunakan teknik penangkaran selektif.
EVOLUSI Page 81
menerus, yaitu perjuangan yang banyak
diantara mereka akan mati muda.
Fakta No.3. Terdapat variasi yang diturunkan diantara
individu tiap spesies.
Kesimpulan No.2. Karena itu kita dapat menyimpulkan
bahwa individu yang variasinya paling cocok
untuk lingkungannya yang mempunyai
kemungkinan besar untuk bertahan hidup.
EVOLUSI Page 82
bereproduksi, yang selanjutnya menentukan ukuran
konstribusi genetiknya kepada generasi selanjutnya. Fitness
tidak sama dengan jumlah total anak pada satu individu saja
namun diindikasikan sebagai jumlah generasi selanjutnya
yang membawa gen organisme bersangkutan. Misalnya bila
suatu organisme bisa bertahan hidup dengan baik dan
bereproduksi dengan cepat namun semua anaknya terlalu
kecil dan lemah bertahan hidup, maka organisme ini hanya
memiliki konstribusi genetik yang kecil pada generasi
selanjutnya dan disebut fitnessnya rendah. Bila suatu alel
meningkatkan fitness lebih dari alel lain pada suatu gen
maka setiap generasi alel ini akan lebih banyak dijumpai
didalam populasi. Sifat-sifat ini disebut ‘selected for’.
Contoh sifat-sifat yang dapat meningkatkan fitness adalah
peningkatan ketahanan hidup dan peningkatan fekunditas.
Sebaliknya, fitness yang lebih rendah yang disebabkan
adanya alel yang tak menguntungkan dan mengganggu
akan menyebabkan alel ini menjadi semakin jarang muncul
pada generasi selanjutnya, dan ini disebut ‘selected
against’. Yang penting bahwa fitness suatu alel bukan
merupakan ciri-ciri yang menetap. Bila lingkungan berubah
maka sifat-sifat yang dulunya netral atau bahkan berbahaya
serta mengganggu akan bisa menjadi menguntungkan dan
begitu juga sebaliknya. Namun bahkan bila arah seleksi
EVOLUSI Page 83
tidak berubah dengan cara ini maka sifat-sifat yang hilang
dulu mungkin tak dapat tersusun kembali dalam susunan
yang identik.
Suatu bagan yang menunjukkan adanya tiga jenis
seleksi yaitu :
1. Seleksi terarah
Jika kondisi lingkungan
berubah, terjadi tekanan
seleksi terhadap suatu
jenis yang menyebabkan
spesies tersebut
beradaptasi pada kondisi
baru. Didalam populasi,
akan ada range atau
rentang individu yang berdasarkan dengan salah satu
karakter.
2. Seleksi Stabilisasi
Seleksi ini terjadi pada semua populasi dan cenderung
memperkecil keekstriman atau penonjolan didalam
kelompok. Dalam hal ini, hal tersebut mengurangi
kemampuan menghasilkan variasi dalam suatu
populasi, dengan demikian mengurangi pula
kesempatan mengalami perubahan evolusi.
EVOLUSI Page 84
3. Seleksi disruktif
Meskipun jenis seleksi ini kurang umum, namun
bentuk seleksi ini penting dalam mencapai perubahan
evolusi. Seleksi distruktif dapat terjadi jika faktor-
faktor lingkungan mengambil sejumlah bentuk yang
terpisah.
IV.3. Mutasi
Molekul DNA merupakan zat menakjubkan yang
sangat stabil, sebagian karena jumlahnya yang besar dan
tersediannya mesin untuk mempelajari perubahan yang
terkadang terjadi pada nukleotida. Akan tetapi perubahan
dasar yang tidak diperbaiki dan hal ini disebut mutasi sukar
untuk memperkirakan berapa kali suatu gen mengalami
mutasi, tatapi perkiraan yang telah dibuat pada manusia
biasanya berkisar antara 10 sampai 40 mutasi pada satu
lokus gen per sejuta (106) gamet per generasi. Dengan kata
lain, alel mutan dari gen tertentu dapat diharapkan terjadi
pada 10-40 dari setiap 500.000 anak yang dilahirkan (untuk
tiap anak diperlukan dua gamet). Satu alasan bahwa
perkiraan demikian sukar dibuat ialah mutasi baru itu
cendrung resesif, sehingga tidak tampak dengan segera
(kecuali bila gen tersebut terpaut Kromosom X yang
terekspresi pada yang jantan).
EVOLUSI Page 85
Mengapa sebagian besar mutasi itu bersifat resesif?
jawabannya pasti bersifat sejarah. Tiap bentuk mutasi pada
masa silam pasti terjadi berulang kali. Mutasi yang
menghasilkan produk gen yang lebih baik dipertahankan
dengan seleksi alamiah dan menjadi bagian dari susunan
genetik kita. Pada saat ini, mutasi apapun kemungkinan
besar menghasilkan gen yang kurang baik. Karena kita
adalah organisme diploid, kehadiran gen mutan biasanya
tertutup oleh adanya alela ”normal” yang dominan dan
tetap akan menghasilkan produk gen normal.
Mutasi tidak dapat dihindarkan, tetapi mungkin
tidak mempunyai pengaruh yang besar terhadap frekuensi
gen. Hal ini disebabkan oleh timbulnya gen yang
merugikan pada umumnya diimbangi oleh lenyapnya gen-
gen itu dari lingkungan melalui seleksi alamiah. Tetapi
keadaan seimbang itu tak terelakan akan terganggu jika laju
mutasi meningkat. Karena itu, sangatlah penting untuk
melatih kewaspadaan kita terhadap agen-agen mutasi yang
mungkin kita temui dalam lingkungan kita. Meskipun
mutasi itu mungkin hanya berperan kecil pada waktu-waktu
tertentu dalam evolusi, pada akhirnya evolusi itu bertumpu
pada mutasi. Hanya dengan mutasi dapat dihasilkan alela
baru yang kemudian setelah disusun dalam berbagai
kombinasi dengan sisa-sisa yang terdapat pada lingkungan,
EVOLUSI Page 86
memberikan bahan baku tempat seleksi alamiah dapat
berlangsung.
IV.4. Pembentukan Variasi
Suatu spesies dikatakan berhasil beradapatasi
apabila dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, lolos
dari predator dan mampu bertahan hidup untuk
bereproduksi menghasilkan turunan. Pada proses spesies,
terjadi tahapan-tahapan yang pada akhirnya akan
membentuk spesies atau jenis yang sama. Dua individu dari
satu spesies dapat melakukan perkawinan satu sama lain
sehingga menghasilkan keturunan yang fertil.
Untuk menghindari terjadinya interbreeding antar
spesies yang berbeda dari nenek moyangnya, harus ada
isolasi. Isolasi yang paling mengena adalah isolasi geografi
dimana kelompok atau populasi terhalang oleh keadaan
fisik lingkungan, seperti laut, gunung, gurun pasir, sungai
dan bukit. Isolasi genetik yang disebabkan oleh satu atau
lebih mutasi hanya dapat timbul sesudah terjadinya isolasi
geologi dalam waktu yang lama. Isolasi ini menghasilka
perbedaan nyata antara dua kelompok populasi. Isolasi
ekologi terjadi apabila dua kelompok binatang hidup di
daerah geografi yang sama, tetapi menempati variabel yang
berbeda. Di antara hewan-hewan yang bereproduksi secara
seksual, tidak ada dua individu yang benar-benar sama.
EVOLUSI Page 87
Individu-individu setiap spesies beragam dalam ukuran,
proporsi, warna, struktur eksternal, struktur internal,
fisiologi dan kebiasaan. Variasi-variasi yang penting dalam
proses genetika dapat diturunkan. Variasi-variasi yang tidak
diwariskan adalah yang dihasilkan dari perbedaan makanan,
suhu dan faktor lingkungan lainya.
Menurut Darwin hewan-hewan yang dibudidayakan
lebih bervariasi dari pada spesies-spesies liar sejumlah
besar ras hewan ternak budidaya berasal dari satu spesies
liar (spesies moyang). Darwin paham bahwa
keanekaragaman yang besar dihasilkan dari induk moyang
melalui seleksi variasi-variasi kecil. Darwin
memperkirakan bahwa variasi-variasi kecil yang dapat
diwariskan dari spesies liar merupakan bahan evolusi di
alam. Satu hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa
proses pembentukan spesies baru harus harus didukung
oleh perubahan yang terjadi dari dalam gen dan kromosom.
Variasi genetik yang timbul akan membawa perubahan
karakteristik pada spesies tersebut. Pada akhirnya, proses
ini akan menimbulkan pembentukan spesies baru.
Semua bentuk kehidupan mempunyai kemungkinan
untuk bertambah secara cepat pada kondisi yang biasa,
hewan-hewan tidak dapat bertambah seperti yang disebut di
atas. Populasi spesies cendrung untuk tetap stabil. Individu-
EVOLUSI Page 88
individu ini pun bersaing satu sama lain untuk keperluan-
keperluan mereka. Individu-individu ini bersaing dengan
spesies lain yang mempuyai keperluan sama. Proses
persaingan ini menjadi pemicu pertambahan dan perubahan
karakteristik yang cepat. Menurut Darwin, individu-
individu dengan variasi-variasi kecil yang menguntungkan
akan menemukan kondisi-kondisi yang lebih memberikan
keberhasilan untuk bertahan hidup dan mengembangbiakan
jenisnya. Dalam musnah sehingga ciri-ciri yang mereka
miliki akan tersingkir dari populasi. Proses ini akan
menghasilkan hewan-hewan yang secara perlahan
beradapatasi secara sempurnna terhadap lingkungannya.
IV.5. Pembentukan Spesies-Spesies Baru
Kumpulan spesies yang sama menempati suatu
tempat tertentu dan waktu tertentu. Suatu individu
dikatakan berasal dari spesies yang sama bila saat
mengadakan perkawinan hasil keturunannya bersifat fertil
dan sebaliknya tidak termasuk dalam suatu spesies yang
sama bila keturunan yang dihasilkan bersifat steril. Individu
fertil mampu mengahasilkan keturunannya sedangkan yang
steril tidak mampu menghasilkan keturunan. Individu yang
awalnya satu spesies karena adanya perubahan-perubahan
dalam waktu yang lama, dari generasi kegenerasi dapat
EVOLUSI Page 89
berubah menjadi spesies yang baru. Perubahan dari suatu
spesies menjadi spesies baru dinamakan spesiasi.
EVOLUSI Page 90
BAB. V
SPESIES DAN SPESIASI
Tujuan Instruksional :
Setelah membaca buku ajar ini diharapkan mampu
memahami konsep spesies dan mekanisme spesiasi.
EVOLUSI Page 93
1) Konsep spesies ekologi, spesies diartikan sebagai
sekelompok organisme yang menempati habitat yang
serupa.
2) Konsep spesies genetika, spesies diartikan sebagai
sekelompok organisme yang mempunyai sistem
genetik yang tertutup.
3) Konsep spesies morfologi, spesies diartikan sebagai
sekelompok organisme yang mempunyai morfologi
yang sama.
4) Konsep spesies fisiologi, spesies diartikan sebagai
sekelompok organisme yang mempunyai fisiologi yang
sama.
5) Konsep spesies etologi, spesies diartikan sebagai
sekelompok organisme yang bertingkah laku serupa.
6) Konsep spesies paleontologi, spesies diartikan sebagai
sekelompok organisme yang mempunyai periode
waktu geologi yang sama
7) Konsep spesies philogeni atau cladistic, spesies
diartikan sebagai sekelompok organisme yang
mempunyai hubungan kekrabatan, garis silsilah yang
sama.
8) Konsep spesies recognition, spesies diartikan sebagai
sekelompok organisme yang mempunyai pengenalan
perkawinan yang khusus atau spesifik.
EVOLUSI Page 94
9) Konsep spesies pluralistic, spesies merupakan
gabungan dari beberapa konsep, misalnya gabungan
konsep ekologi dan konsep genetik.
10) Konsep spesies biologi, spesies adalah populasi
organsme yang memiliki keserupaan di alam yang
dapat mengadakan perkawinan dan menghasilkan
keturunan yang fertil.
V.2. Mekanisme Spesiasi
Pada prinsipnya ada tiga macam mekanisme
spesiasi sebagaimana dikemukakan Tamarin (1991) yaitu
Allopatric, Parapatric, dan Sympatric Speciation.
Meskipun ada perbedaan morfologik, fisiologi maupun
perilaku, namun bila pertukaran gen tetap dimungkinkan
maka kedua organisme yang bertukar gen itu termasuk
dalam satu spesies. Dengan demikian variasi yang ada
merupakan variasi intra spesifik.
Dalam cakupan yang luas tidak dimungkinkannya
pertukaran gen disebabkan adanya hambatan (barier),
misalnya barier Geografik. Dua populasi yang dipisahkan
oleh barier Geografik disebut Allopatrik, bila berlangsung
dalam waktu yang lama, dapat menjurus pada terjadinya
isolasi reproduksi. Hal ini disebabkan oleh adanya
penimbunan pengaruh faktor-faktor intrinsik. Bila kejadian
tersebut berlanjut dapat terjadi dua populasi tersebut
EVOLUSI Page 95
meskipun sudah berada dalam satu lingkungan lagi
(simpatrik), tetap tidak mampu mengadakan pembuahan.
Mekanisme isolasi intrinsik, dapat dibedakan (1)
mekanisme yang menyebabkan terhalangnya perkawinan,
(2) mekanisme yang menyebabkan terjadinya hibrida, (3)
mekanisme yang mencegah kelangsungan hibrida.
a. Isolasi Ecogeografik
Dua populasi yang terpisah oleh barier geografik
yang lama, pada suatu waktu telah menjadi sangat berbeda
secara morfologik ataupun secara anatomik sehingga pada
saat terdapat dalam keadaan tidak terpisah keduanya tidak
simpatrik lagi. Sebagai contoh dapat dikemukakan disini
yaitu Platanus occidentalis dan Platanus orientalis yang
secara artificial dapat saling diserbukan tetapi penyerbukan
secara alami tidak terjadi. Dapat dikatakan disini bahwa
keduanya tidak hanya terpisah secara geografik tetapi juga
terpisah secara genetik.
EVOLUSI Page 96
b. Isolasi Habitat
Dua populasi simpatrik yang menghuni habitat yang
berbeda, dalam kenyatanya akan kawin dengan populasi
yang sama, dibanding dengan populasi yang berbeda (Lihat
gambar V.1).
(A) = Barier ekstrinsik membelah populasi menjadi dua
sub populasi, tetapi karena populasi tidak
berlangsung lama, maka kedua subpopulasi tersebut
menjadi satu kembali.
(B) = Dua populasi terpisah oleh bariergeografik dalam
waktu yang cukup lama, namun kemudian pada saat
barier tersebut hilang, terjadi hibridisasi antara
keduanya. Dari peristiwa ini digambarkan bahwa
hibrid dalam hal ini tidak dapat beradaptasi lebih
baik dari induknya. Dalam waktu berikut
selanjutnya terjadi difergensi. Peristiwa ini yang
disebut dengan peristiwa “Pergantian”.
(C) = Dua populasi terpisah/terbentuk sebagai akibat
adanya isolasi yang lama.
Sebagai contoh dapat dikemukakan yaitu Bufo
fowleri dan Bufo americanus. Keduanya dapat kawin dan
menghasilkan keturunan yang fertil. Namun
kecenderungannya, Bufo fowleri akan kawin dengan Bufo
fowleri dan Bufo americanus akan kawin dengan Bufo
EVOLUSI Page 97
americanus. Pilihan ini ada hubungannya dengan pilihan
tempat tinggalnya. Bufo fowleri memilih tempat tinggal dan
kawin di air yang tenang, sedangkan Bufo americanus
memilih tempat yang berujud kubangan-kubangan air
hujan. Contoh lain, menyangkut capung yang dikenal
dengan nama Progompus abscurus yang menghuni bagian
selatan florida, dan Progompus alachuensis yang menghuni
bagian selatan florida. Dibagian sentral florida keduanya
dapat dijumpai, namun ternyata masing-masing habitat
yang berbeda. Progompus abscurus memilih hidup di dekat
sungai, sedang Progompus alachuensis menghuni daerah
dekat danau.
c. Isolasi Iklim/Musim
Kalau dimuka disebut-sebut contoh tanaman yang
dapat diserbukan secara artifisial dan menghasilkan
keturunan yang fertil, namun tidak dapat pernah terjadi
pembuahan secara alami, karena terpisah secara
ecogeografik, maka pada Pinus radiata dan Pinus muricata
keduanya juga dapat diserbukkan secara artifisial. Namun
secara alami pembuahan tidak mungkin terjadi. Peristiwa
ini disebabkan karena masa berbunga Pinus radiata terjadi
pada bulan Februari, sedangkan Pinus muricata terjadi pada
bulan April. Hal ini juga terjadi pada hewan, seperti Rana,
yang disebabkan masa aktif perkawinannya berbeda.
EVOLUSI Page 98
Gambar V.2. Aktifitas Kawin Berbagai Jenis Katak. (Sumber Prawoto, 2001)
d. Isolasi Kelakuan
Kelakuan atau sebagaimana diketahui merupakan
kegiatan biologi yang kompleks dan merupakan suatu
totalitas, dan merupakan penampilan yang “Spesies-
spesies”, khas untuk spesies tertentu, suatu hal yang
stereotipik. Dalam kegiatan reproduksi, tersebut di atas
memberi ciri yang menyebabkan tidak akan terjadi
kekeliruan perkawinan antara spesies yang berbeda-beda.
Di alam dapat dijumpai beranekaragam itik, namun karena
ciri perilaku kawin berbeda-beda terjadilah isolasi
reproduksi. Gambar V.3. di bawah ini adalah contoh
perilaku kawin, dalam hal ini saat itik jantan meminang itik
betina, dari jenis jantan Mallard.
EVOLUSI Page 99
Gambar V.3. Mallard jantan menunjukkan perilaku kawin: gambar B – C – D.
Gambar A menunjukkan sewaktu bersenang biasa, bukan saat meminang,
seperti yang ditunjukkan dalam gambar B – C – D. (Sumber Prawoto, 2001)
e. Isolasi Mekanis
Isolasi reproduksi yang didasarkan atas apa yang
disebut isolasi mekanis dapat terjadi bila jenis jantan
mempunyai ukuran tubuh yang terlalu besar bagi jenis
betinanya. Dapat pula terjadi karena alat kelamin jantan
mempunyai ukuran dan atau bentuk yang tidak cocok
dengan lubang alat kelamin betina. Berikut ini adalah
contoh alat kelamin jantan binatang berkaki seribu dari
Genus Brachoria. Ada enam bentuk yang berlainan.
Tujuan Instruksional :
Setelah membaca buku ajar ini diharapkan mampu
memahami hukum-hukum terkait perkembangan evolutif
makhluk hidup.
Gambar VI.8. Tiga jenis seleksi alam. Gambar di atas atau grafik pertama,
menunjukkan distribusi frekuensi pada karakter ukuran tubuh. Untuk
kebanyakan karakter di alam, distribusi ini memiliki puncak di tengah,
mendekati rata-rata/normal, serta pada ekstrim rendah dan tinggi. Gambar di
tengah atau grafik kedua, menunjukkan hubungan antara ukuran tubuh dengan
fitness, pada generasi pertama. Gambar di bawah atau grafik ketiga
menunjukkan perubahan karakter akan terjadi pada generasi-generasi
berikutnya, jika karakter ukuran tubuh diwariskan. (a) Seleksi berarah
(Directional selection); (b) Seleksi penstabilan (Stabilizing selection); (c)
Seleksi terganggu (Disruptive selection); dan (d) Tidak ada seleksi (No
selection). (Sumber: Ridley, 1996).
Tujuan Instruksional :
Setelah membaca buku ajar ini diharapkan mampu
memahami evolusi dari aspek interaksi antara makhluk
hidup dengan lingkungannya.
Gambar VII.1. Rentangan Toleransi sejumlah besar makhluk hidup satu jenis
terhadap faktor lingkungan (Miller,1982).
Tujuan Instruksional :
Setelah membaca buku ajar ini diharapkan mampu
memahami evolusi dunia bakteria, arkhaea, protista dan
tumbuhan.
Gimnosperma
Berdasarkan catatan fosil, gimnosperma telah lebih
dahulu menghuni bumi dibandingkan angiosperma.
Gimnosperma disuga berasal dari nenek moyang dari
Evolusi Angiosperma
Fosil tertua angiosperma diperkirakan hidup sekitar
130 juta tahun yang lalu. Fosilnya ditemukan di lapisan
batuan Kreta. Jika dibandingkan dengan fosil paku dan
gimnosperma, maka fosil angiosperma sangat jarang
ditemukan. Pada akhir masa Kreta sekitar 65 juta tahun
silam, angiosperma mulai mendominasi daratan di bumi
hingga saat ini.
Bumi kita pernah dilanda kepunahan masal, yaitu
pada akhir masa Permian sekitar 200 juta tahun yang lalu,
Tujuan Instruksional :
Setelah membaca buku ajar ini diharapkan mampu
memahami data fosil dan radiasi evolusi primata serta
hasil akhir evolusi primata (sejarah manusia).
1) Colobinae
Colobinae hidup beradaptasi makan daun vegetasi
muda. Mereka mempunyai puncak gigi yang tajam pada
gigi molar, kantung pipi khusus, dan bentuk perut khusus
untuk mencernakan makanan. Pencernaan dilakukan
dengan bantuan bakteri yang hidup pada perutnya yang
mirip dengan kantung. Langur (sebutan untuk berapa
Colobinae) mendiami banyak habitat. Beberapa diantaranya
digunung-gunung tinggi dengan sedikit pohon dan
makannya bergantung pada puncak-puncak cemara dan
kulit pohon dan dedaunan.
Tujuan Instruksional :
Setelah membaca buku ajar ini diharapkan mampu
memahami perkembangan menuju manusia modern.
Tujuan Instruksional :
Setelah membaca buku ajar ini diharapakan mampu
memahami tantangan dan pencerahan evolusi.
Redaksi :
Kampus II UM Parepare
Jl. Jend. Ahmad Yani Km. 6 Parepare
Telp. (0421) 22757 Parepare
Email: umparpress@gmail.com
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PAREPARE
UMPAR PRESS