You are on page 1of 9

RESUME LITERASI LINGKUNGAN

“KONSEP-KONSEP ESENSIAL FISIKA SMA DAN APLIKASINYA DI LINGKUNGAN”

OLEH :
Filda Mawaddah (22175005)

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Desnita, M.Si
Pakhrur Razi, S.Pd., M.Si.,Ph.D

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS


MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
A. Konsep-Konsep Esensial Fisika SMA Kelas X

1. Pengukuran

Kompetensi Dasar Materi Pelajaran


3.2 Menerapkan prinsip-prinsip  Ketelitian (akurasi) dan ketepatan
pengukuran besaran fisis, ketepatan, (presisi)
ketelitian, dan angka penting, serta  Penggunaan alat ukur
notasi ilmiah  Kesalahan pengukuran

 Penggunaan angka penting


a. Pengukuran
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis yang dijadikan
acuan. Misalnya mengukur panjang tongkat dengan mistar. Yang dibandingkan adalah panjang
tongkat dengan panjang mistar. Yang dijadikan acuan adalah mistar.

Pengukuran Langsung dan Tidak Langsung

Pengukuran dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Mengukur panjang
tongkat dengan mistar, mengukur waktu dengan stopwatch merupakan contoh pengukuran
langsung. Kebanyakan pengukuran dalam fisika adalah pengukuran tidak langsung. Contohnya
pengukuran massa jenis benda (ρ) dapat dilakukan dengan mengukur massa (m) dan volume
benda (V).

Mengukur jarak bumi ke bulan dilakukan dengan cara mengukur selang waktu perjalanan
pulang pergi pulsa radar. Mengukur temperatur bintang dilakukan dengan mengukur panjang
gelombang cahaya yang dipancarkan. Mengukur laju aliran cairan dilakukan dengan mengukur
beda tekanan di dua tempat.

Kriteria Kemampuan Alat Ukur

 Ketelitian (accuracy) adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil ukur yang
mendekati hasil sebenarnya Ketepatan (precision) adalah kemampuan alat ukur untuk
memberikan hasil yang sama dari pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan cara
yang sama

 Sensitivitas (sensitivity) adalah tingkat kepekaan alat ukur terhadap perubahan besaraan yang
akan diukur
 Kesalahan (error) adalah penyimpangan hasil ukur terhadap nilai yang sebenarnya

 Idealnya sebuah alat ukur memiliki akurasi, presisi dan sensitivitas yang baik sehingga
tingkat kesalahannya relatif kecil dan data yang dihasilkan akan akurat.
b. Pengunaan alat ukur
Dalam mengukur suatu besaran fisika, kita membutuhkan alat ukur. Macam- macam alat
ukur ini dibedakan berdasarkan fungsinya. Ada yang untuk mengukur panjang, waktu, berat, dan
lain sebagainya.Setiap alat ukur memiliki cara penggunaan yang berbeda-beda.
Jenis-jenis Alat Ukur
Secara umum, terdapat total 7 buah besaran pokok dalam fisika, yakni sebagai berikut:
Panjang, Massa, Waktu, Suhu, Kuat arus, Intensitas cahaya, Jumlah zat. Masing-masing besaran
pokok tersebut memiliki alat ukur yang berbeda-beda.
1) Mistar Baja/Penggaris
Salah satu alat ukur yang paling umum dan sering digunakan sehari-hari adalah
penggaris atau mistar. Kebanyakan penggaris terbuat dari baja atau plastik.Ketika membaca
dimensi pada mistar, pastikan posisi matamu tegak lurus dengan skala yang dibaca. Jangan
baca skala dari samping karena hasilnya bisa berbeda dan jadi kurang akurat.
2) Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah salah satu dari macam-macam alat ukur yang digunakan
untuk mengukur besaran panjang. Alat ini banyak dipakai untuk mengukur diameter dan
ketebalan suatu benda. Pada mikrometer sekrup, terdapat 2 jenis skala, yakni skala utama dan
skala nonius. Hasil pengukuran akhir adalah hasil penjumlahan dari kedua skala tersebut.

3) Jangka Sorong

Jangka sorong adalah salah satu alat ukur panjang. Alat ini ditemukan oleh Pierre
Vernier pada tahun 1631. Batas maksimal alat ukur ini adalah 10 cm. Jangka sorong
memiliki ketelitian ± 0,05 mm.Berbeda dengan mikrometer sekrup, jangka sorong dapat
digunakan untuk mengukur kedalaman dan diameter dalam dari suatu benda, seperti cincin
atau pipa. Sama seperti mikrometer sekrup, jangka sorong juga memiliki skala utama dan
skala nonius. Hasil pengukuran akhir adalah penjumlahan dari skala utama dan skala nonius
tersebut.

4) Meteran

Meteran adalah salah satu alat ukur yang cukup umum digunakan selain mistar.
Meteran biasanya dipakai untuk mengukur panjang. Ukuran meteran pun berbeda-beda, ada
yang 1 meter tetapi ada pula yang hingga mencapai 5 meter. Prinsip kerja meteran
sebenarnya sama dengan mistar. Bedanya, meteran biasanya berbentuk pita yang bisa
digulung.

5) Neraca Pasar

Selain alat ukur panjang, ada pula alat ukur untuk massa. Terdapat macam-macam
alat ukur massa, salah satunya adalah neraca pasar. Neraca pasar adalah neraca yang banyak
ditemukan di pasar tradisional dan lab fisika di sekolah. Cara pemakaian dari neraca pasar
adalah sebagai berikut.

6) Neraca Dua Lengan

Satu lagi alat ukur massa yang cukup banyak digunakan. Sama seperti neraca pasar,
neraca dua lengan juga menerapkan konsep keseimbangan. Keseimbangan terjadi ketika
gaya dan torsi pada benda berada di titik nol. Neraca ini merupakan salah satu jenis neraca
paling tradisional yang ada. Cara kerja dari neraca ini hampir sama dengan neraca pasar.
Bedanya, bandul pada neraca ini bisa digantikan oleh benda-benda lain.

7) Neraca Tiga Lengah

Mengukur massa juga bisa dilakukan menggunakan neraca tiga lengan.


Neraca ini umumnya digunakan di lab fisika di sekolah.
8) Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Alat ukur
ini biasanya banyak ditemukan di lab fisika dan digunakan oleh teknisi elektronik. Hasil
pengukuran dari amperemeter ini tidak langsung menunjukkan kuat arus suatu benda. Harus
ada perhitungan menggunakan rumus khusus terlebih dahulu.

9) Voltmeter

Voltmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik. Cara
kerja dari voltmeter hampir mirip dengan amperemeter..

10) Termometer

Termometer adalah salah satu dari macam-macam alat ukur suhu. Termometer
digunakan untuk mengukur suhu, mulai dari suhu udara, air, bahkan sampai tubuh manusia.
Di Indonesia, satuan suhu yang digunakan adalah Celcius.
11) Stopwatch

Untuk dapat mengukur waktu, maka kamu dapat menggunakan stopwatch.

c. Kesalahan Pengukuran
Secara umum faktor munculnya ketidakpastian hasil pengukuran disebabkan karena
adanya kesalahan (error). Ada 3 kategori kesalahan yaitu kesalahan umum, acak, dan
sistemik.
Kesalahan Umum
Kesalahan-kesalahan umum (gross errors) disebabkan kesalahan manusia, antara lain
kesalahan pembacaan alat ukur, penyetelan yang tidak tepat, pemakaian instrumen yang tidak
sesuai, kesalahan penaksiran dan paralaks (kesalahan yang timbul apabila pada waktu membaca
skala posisi mata pengamat tidak tegak lurus terhadap skala tersebut).

Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja/kesalahan acak (random errors)

Kesalahan acak disebabkan oleh gejala yang tidak dapat secara langsung diketahui
sehingga tidak mungkin dikendalikan secara pasti atau tidak dapat diatasi . Kesalahan
kesalahan sistematis (systematic errors)
Bersumber dari alat ukur yang digunakan atau kondisi yang menyertai saat pengukuran.
Yang termasuk ketidakpastian sistematik antara lain:

1) Kesalahan kalibrasi alat

Kesalahan yang terjadi karena cara memberi nilai skala pada saat pembuatan alat tidak tepat,
sehingga berakibat setiap kali alat digunakan suatu kesalahan melekat pada hasil
pengukuran. Kesalahan ini dapat diatasi dengan mengkalibrasi ulang alat terhadap alat
standar

2) Kesalahan nol

Ketidaktepatan penunjukan alat pada skala nol. Pada sebagian besar alat umumnya sudah
dilengkapi dengan sekrup pengatur/pengenol.

3) Waktu respon yang tidak tepat

Akibat dari waktu pengukuran (pengambilan data) tidak bersamaan dengan saat munculnya
data yang seharusnya diukur. Misalnya, saat mengukur periode getar menggunakan
stopwatch, terlalu cepat atau terlambat menekan tombol stopwatch saat kejadian
berlangsung.

4) Kondisi yang tidak sesuai

Kondisi alat ukur dipengaruhi oleh kejadian yang hendak diukur. Misal, mengukur nilai
transistor saat dilakukan penyolderan, atau mengukur panjang sesuatu pada suhu tinggi
menggunakan mistar logam. Hasil yang diperoleh tentu bukan nilai yang sebenarnya karena
panas mempengaruhi sesuatu yang diukur maupun alat pengukurnya

5) Kesalahan pandangan/paralak

Kesalahan ini timbul apabila pada waktu membaca skala, mata pengamat tidak tegak
lurus di atas jarum penunjuk/skala.

1. Vektor

Kompetensi Dasar Materi Pelajaran


3.3 Menerapkan prinsip penjumlahan  Penjumlahan vektor
vektor sebidang (misalnya  Perpindahan vektor
perpindahan).  Kecepatan vektor
 Percepatan vektor
 Gaya sebagai vektor
Besaran skalar diartikan sebagai besaran yang hanya memiliki nilai saja,
sedangkan besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. Contoh
besaran vektor adalah gaya dan tekanan. Pada saat seseorang duduk dikursi maka ia
memberi tekanan yang arahnya ke bawah pada kursi. Ketika seorang anak menarik
mobil mainan dengan tali berarti ia memberi gaya pada mobil yang berarah ke
tangannya. Sedangkan contoh besaran skalar adalah waktu dan massa benda. Dua
benda yang masing-masing bermassa 4 kg dan 6 kg jika digabungkan (dijumlahkan)
hasilnya pasti 10 kg, tapi gaya 4 N dan 6 N jika digabungkan maka jumlahnya belum
tentu 10 N.

a. Penjumlahan Vektor
Aturan penjumlahan besaran vektor berbeda dengan penjumlahan besaran
skalar.Penjumlahan besaran vektor dapat ditentukan dengan metode grafis dan
analiltis. Cara grafis dibagi menjadi dua metode yaitu metode polygon dan metode
jajaran genjang. Sedangkan metode analitis juga terbagi 2 yaitu metode rumus cosinus
dan metode urai vektor. Vektor hasil penjumlahan disebut dengan vektor resultan.

2. Gerak Lurus

Kompetensi Dasar Materi Pelajaran


3.4 Menganalisis besaran-besaran fisis pada  Gerak lurus dengan kecepatan
gerak lurus dengan kecepatan konstan konstan (tetap)
(tetap) dan gerak lurus dengan percepatan  Gerak lurus dengan percepatan
konstan (tetap) berikut makna fisisnya konstan (tetap)

Besaran-besaran gerak lurus seperti: Posisi, Perpindahan, Jarak, Waktu,


Kelajuan dan Kecepatan, percepatan dan perlajuan serta gerak lurus beraturan (GLB)
dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB).

DAFTAR PUSTAKA
Akrom, Muhamad. 2013. Super Tuntas Bahas dan Kupas Fisika SMA.
Jakarta: Pandamedia
Alfatah,Arif dan Irwan Yusuf. 20011. 100% Suka Fisika SMAKelas
XII.Yogyakarta: MataElang Media
Cahyani, Fieska dan Yandri Santoso.2018. Fsisika Untuk SMA/MA Kelas
XII. Bogor: Quadra
Giancoli, douglas C. 2020. Fisika, Prinsip dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jilid 2.
Jakarta:Erlangga
Haliday, David. Robert Resnick. Jearl Walker. 2019. Fisika Dasar, Edisi
Ketujuh Jilid 2.Jakarta: Erlangga
Nurziati. 2012. Super Soal Fisika SMA. Jakarta: Gagas Media.
Saroji. 2020. Besaran Dan Pengukuran Fisika Kelas X. Direktorat SMA,
Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.
Saroji. 2020. Penjumlahan Vektor Fisika Kelas X. Direktorat SMA, Direktorat
Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.
Josephine, Neny Else. 2020. Gerak Lurus Fisika Kelas X. Direktorat SMA,
Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.
Sukarno, Bagus Bintang.2020. Radiasi Elektromagnetik Fisika XII. Direktorat
SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.
Setyawan, Herry. 2020. Impuls Dan Momentum Linier Fisika X. Direktorat
SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.
https://cerdika.com/generator/
https://energimasadepan.blogspot.com/2018/02/prinsip-kerja-generator-ac-arus
bolak.html

You might also like