You are on page 1of 2

Potensi Pengembangan Kecamatan Petungkriyono Sebagai Produksi Susu Kambing

Kambing perah adalah salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang menghasilkan susu yang
memiliki manfaat kesehatan yang diakui oleh masyarakat umum. Oleh karena itu, harga susu
kambing perah sering kali lebih tinggi dibandingkan dengan susu sapi, menciptakan peluang
usaha yang menarik bagi para peternak kambing. Salah satu jenis kambing perah yang ada di
Indonesia adalah Kambing Sapera.

Kambing Sapera merupakan hasil persilangan antara kambing Sanen dengan kambing
peranakan etawa. Inovasi ini berasal dari Balai Penelitian Ternak (Balitnak). Kambing Sapera
memiliki produksi susu harian yang lebih tinggi dibandingkan dengan kambing peranakan
etawa. Persilangan antara Kambing Saanen dan Peranakan Etawa didasarkan pada fakta
bahwa kambing Saanen memiliki produksi susu yang lebih tinggi dibandingkan dengan kambing
Etawa dan Peranakan Etawa. Kambing Sapera memiliki produksi susu harian sekitar 1,5-2 liter.

Kambing Sapera cocok untuk dipelihara di daerah dataran sedang hingga tinggi. Mereka dapat
hidup pada suhu lingkungan antara 18 hingga 24°C dengan kelembapan rata-rata sekitar 60-
70%. Kambing Sapera memiliki ciri khas berupa warna putih atau krem polos, muka datar,
telinga sedang, dan tanduk kecil. Tinggi badannya bisa mencapai lebih dari 70 cm, dan memiliki
bentuk badan tipe perah.

Keunggulan lain dari Kambing Sapera adalah kemampuan mereka untuk berkembang biak
dengan cepat. Mereka dapat melahirkan setiap 8 bulan, sehingga dalam 2 tahun, mereka bisa
melahirkan 3 kali. Selain itu, Kambing Sapera bisa diandalkan untuk menghasilkan susu
berkualitas.

Kambing Sapera mulai banyak dikembangkan karena sudah beradaptasi dengan iklim
Indonesia. Mereka dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Sebagian besar jenis
kambing suka hidup di daerah pegunungan, mereka mencari hijauan di lereng-lereng curam.
Daerah pegunungan ini menyediakan sumber pakan yang cukup.

Namun, penting untuk diperhatikan bahwa fase cempe, yaitu fase awal dalam pemeliharaan,
membutuhkan manajemen yang intensif, termasuk perhatian khusus terhadap kandang, pakan,
dan pengendalian penyakit. Tingkat mortalitas pada ternak cempe cenderung tinggi karena
sistem imun mereka masih sangat rentan. Oleh karena itu, pemeliharaan yang cermat dan
pengawasan yang teliti diperlukan pada fase ini

Potensi Ternak Kecamatan Petungkriyono

Peternakan merupakan salah satu sumber penghidupan penting bagi masyarakat di Kecamatan
Petungkriyono. Petungkriyono merupakan kecamatan dengan jumlah populasi sapi terbesar
setelah Paninggaran, dengan jumlah KK 3654 populasi ternak sapi yang dimiliki mencapai 5718
ekor, kambing 4483 ekor dan domba 3416 ekor. 1 Ternak sapi terutama difokuskan melalui
usaha pembesaran/kereman dimana sapi ukuran pedet atau remaja, umumnya pejantan akan
dipelihara selama 1 – 1,5 tahun untuk kemudian dijual. Pakan utama yang digunakan adalah
Hijauan Makan Ternak (HMT) berupa rumput gajah,

1
BPS, 2023

You might also like