You are on page 1of 7

PERJANJIAN KERJA SAMA

ANTARA

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA BARAT,


SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI DKI JAKARTA,
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA TENGAH,
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA TIMUR,
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI BALI
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI LAMPUNG,
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT,
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI BANTEN,
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

TENTANG

PENEGAKAN HUKUM DALAM PENANGANAN COVID-19

Nomor : 2712/-072
Nomor : 1760/HK.03.01/Satpol.PP
Nomor : 443/442/POLPP/VI/2021
Nomor : 03381/PKS/MPU/2021
Nomor : 120.23/190/PKS/011.3/2021
Nomor : B.36.443/6792/SATPOLPP
Nomor : 134.5/2091/V.06/2021
Nomor : 061/255/POLPP/2021
Nomor : 119/578-Satpol PP/2021
Nomor: 71.a/VI/PKS-MPU-SATPOLPP/2021
Nomor : 92/PKS/MPU/2021

1
Pada hari ini, Jumat tanggal Dua Puluh Lima bulan Juni tahun Dua Ribu Dua Puluh
Satu (25-06-2021), yang bertandatangan dibawah ini :

1. Drs. M. ADE AFRIANDI, M.T. : selaku Kepala Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Jawa Barat, berdasarkan Surat Kuasa Gubernur Jawa Barat Nomor
89/KS.01.01/Pemotda tanggal 25 Juni 2021 bertindak untuk dan atas nama
Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang berkedudukan di Bandung, selanjutnya
disebut PIHAK KESATU;

2. Drs. ARIFIN, M.AP. : selaku Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang berkedudukan di Jakarta,
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA;

3. Drs. BUDIYANTO E.P, M.Si. : selaku Kepala Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Jawa Tengah, bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah yang berkedudukan di Semarang, selanjutnya disebut PIHAK KETIGA;

4. Drs. NOVIAR RAHMAD, M.Si. : selaku Kepala Satuan Polisi Pamong Praja
Daerah Istimewa Yogyakarta, bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
Daerah Istimewa Yogyakarta yang berkedudukan di Bantul, selanjutnya disebut
PIHAK KEEMPAT;

5. Drs. BUDI SANTOSA : selaku Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi
Jawa Timur, bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Timur
yang berkedudukan di Kota Surabaya, selanjutnya disebut PIHAK KELIMA;

6. I DEWA NYOMAN RAI DHARMADI, S.H., M.Si. : selaku Kepala Satuan


Polisi Pamong Praja Provinsi Bali, bertindak untuk dan atas nama
Pemerintah Provinsi Bali yang berkedudukan di Denpasar, selanjutnya disebut
PIHAK KEENAM;

7. M. ZULKARNAIN, S. Sos., M.Si. : selaku Kepala Satuan Polisi Pamong Praja


Provinsi Lampung, bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Provinsi
Lampung yang berkedudukan di Bandar Lampung, selanjutnya disebut PIHAK
KETUJUH

8. Drs. TRI BUDIPRAYITNO, M.Si. : selaku Kepala Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Nusa Tenggara Barat, bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berkedudukan di Mataram, selanjutnya
disebut PIHAK KEDELAPAN;

9. AGUS SUPRIYADI, S.Sos., M.Si. : selaku Kepala Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Banten, bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Provinsi Banten
yang berkedudukan di Banten, selanjutnya disebut PIHAK KESEMBILAN;

10. Ir. CORNELIS WADU, M.Si. : selaku Kepala Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Nusa Tenggara Timur, bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berkedudukan di Kupang, selanjutnya
disebut PIHAK KESEPULUH.

2
PIHAK KESATU sampai dengan KESEPULUH, secara bersama-sama disebut PARA PIHAK
dalam kedudukannya masing-masing tersebut di atas telah sepakat untuk menuangkan
rencana kerjasama diantara PARA PIHAK ke dalam suatu Perjanjian Kerjasama yang
akan ditandatangani oleh PARA PIHAK.

Selanjutnya PARA PIHAK sepakat mengikatkan diri dalam Perjanjian Kerjasama, sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut:

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Satuan Polisi Pamong Praja adalah perangkat daerah yang dibentuk untuk
menegakkan Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Gubernur,
menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman serta menyelenggarakan
pelindungan masyarakat;
2. Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur adalah upaya Satuan Polisi
Pamong Praja dalam menindak pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan
Gubernur melalui tindakan preemtif, preventif, dan represif non yustisi maupun
yustisi untuk mewujudkan ketertiban umum dan ketenteraman serta pelindungan
masyarakat;
3. Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat adalah suatu keadaan dinamis
yang memungkinkan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat dapat
melakukan kegiatannya dengan tenteram, tertib dan teratur;
4. Penegakan Hukum adalah segala upaya yang dilakukan untuk menerapkan
norma hukum dan/atau melakukan tindakan hukum terhadap setiap pelanggaran
hukum;
5. Kerjasama adalah kegiatan yang dikerjakan oleh banyak pihak yang sederajat
untuk mencapai suatu tujuan bersama yang telah disepakati.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

1) Maksud Perjanjian Kerja sama ini adalah sebagai tindak lanjut dari Kesepakatan
Bersama Antara Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, Pemerintah Daerah
Provinsi Banten, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Barat, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur,
Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Barat, Dan Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
05/KSB/MPU/2021 tentang Sinergi Penanganan Bersama Lintas Batas Pandemik
COVID-19

3
2) Tujuan Perjanjian Kerjasama ini meliputi:
a. Terlaksananya penegakan hukum dalam penanganan Covid-19;
b. Terwujudnya sinergitas dan keselarasan penegakan hukum dalam
penanganan Covid-19;
c. Meminimalisasi dan mengeliminasi kasus-kasus kesalah pahaman petugas di
lapangan.

BAB III
OBYEK DAN RUANG LINGKUP

Pasal 3

Obyek perjanjian adalah penegakan hukum dalam penanganan Covid-19 di wilayah


kerja PARA PIHAK.

Pasal 4

Ruang Lingkup Kerjasama meliputi:


1. Kondusivitas antardaerah sehingga aktivitas masyarakat dapat berjalan dengan
aman, tertib, dan tenteram;
2. Keselarasan kebijakan dalam penanganan Covid-19;
3. Operasi gabungan non yustisi dan yustisi antarprovinsi di wilayah perbatasan;
4. Pembatasan mobilitas masyarakat antarprovinsi;
5. Pengelolaan data dan informasi.

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

Pasal 5

1) HAK PARA PIHAK:


a. Mendapatkan data dan informasi mengenai situasi dan kondisi terkait
penanganan Covid-19;
b. Mendapatkan dukungan teknis Penegakan Hukum dalam penanganan Covid-
19;
c. Mendapatkan alokasi anggaran dari Daerahnya masing-masing untuk
pelaksanaan program dan kegiatan yang disepakati;
d. Mendapatkan perlindungan hukum atas tindakan yang dilakukan dalam
penanganan Covid-19.

2) KEWAJIBAN PARA PIHAK:


a. Memberikan data dan informasi mengenai situasi dan kondisi wilayah
masing-masing terkait penanganan Covid-19;
b. Melakukan pembinaan perubahan perilaku serta penegakan protokol
kesehatan Covid-19 di wilayah masing-masing;
c. Melakukan penyelarasan kebijakan terkait penegakan hukum dalam
penanganan Covid-19;

4
d. Melakukan pembatasan mobilitas masyarakat antarprovinsi terkait
penanganan Covid-19;
e. Mendayagunakan dukungan teknis Penegakan Hukum dalam penanganan
Covid-19;
f. Melakukan operasi gabungan penegakan protokol kesehatan dan mobilitas
orang antarprovinsi;
g. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang melakukan perjalanan ke luar
Provinsi agar melengkapi dengan hasil negatif Tes Swab Antigen/G-
Nose/PCR;
h. Setiap Daerah wajib menganggarkan biaya penegakan hukum dalam
penanganan Covid-19;
i. Memberikan supporting kepada PARA PIHAK yang menghadapi
permasalahan hukum atas tindakan yang dilakukan dalam penanganan
Covid-19.

BAB VI
PEMBIAYAAN

Pasal 6

Semua biaya yang timbul sebagai akibat pelaksanaan perjanjian kerja sama
dibebankan pada :
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah masing-masing;
2. Sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB VII
JANGKA WAKTU

Pasal 7

Perjanjian Kerja Sama ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun sejak
ditandatanganinya perjanjian kerja sama ini dan dapat diperpanjang sesuai
kesepakatan PARA PIHAK.

BAB VIII
BERAKHIRNYA PERJANJIAN KERJA SAMA

Pasal 8

Perjanjian Kerja Sama ini berakhir apabila:


a. Masa berlakunya berakhir;
b. Adanya ketentuan peraturan perundang-undangan yang menyebabkan perjanjian
ini tidak dapat dilaksanakan;
c. Dibuat perjanjian baru yang menggantikan perjanjian lama.

5
BAB IX
PENYELESAIAN DAN PERSELISIHAN

Pasal 9

Jika terjadi sebuah kesalah-pahaman selama kerja sama ini berlangsung, maka PARA
PIHAK setuju untuk menyelesaikannya dengan cara musyawarah untuk mencapai
mufakat.

BAB X
PERJANJIAN TAMBAHAN (ADDENDUM)

Pasal 10

Hal-hal lain yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja Sama akan dituangkan dalam
Perjanjian Tambahan (Addendum), yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.

BAB XI
PENUTUP

Pasal 11

Perjanjian Kerjasama ini dibuat dan ditandatangani secara virtual yang dipusatkan di
Semarang pada hari, tanggal, bulan, dan tahun sebagaimana tercantum pada awal
Perjanjian Kerjasama ini. Dibuat rangkap 10 (sepuluh) masing-masing ditandatangani
PARA PIHAK, bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

6
PARA PIHAK,

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU

(Drs. ARIFIN, MAP) (Drs. M. ADE AFRIANDI, MT)

PIHAK KEEMPAT PIHAK KETIGA

(Drs. NOVIAR RAHMAD, M.Si ) (Drs. BUDIYANTO E. P, M.Si)

PIHAK KEENAM PIHAK KELIMA

(I DEWA NYOMAN RAI DHARMADI, SH, M.Si) (Drs. BUDI SANTOSA)

PIHAK KEDELAPAN PIHAK KETUJUH

(Drs. TRI BUDIPRAYITNO, M.Si) (M. ZULKARNAIN, S.Sos, M.Si)

PIHAK KESEPULUH PIHAK KESEMBILAN

(Ir. CORNELIS WADU, M.Si) (AGUS SUPRIYADI, S.Sos., M.Si)

You might also like