Professional Documents
Culture Documents
Makalah Agama Akhlak Moral Dan Etika
Makalah Agama Akhlak Moral Dan Etika
PENDAHULUAN
terdapat berbagai suku bangsa yang hidupnya disatukan oleh laut indonesia. Selain suku bangsa
juga terdapat berbagai keberagaman lainnya mulai dari aspek sosial, pendidikan, ekonomi,
agama, dan bahkan politik. Dalam hal tersebut pastinya terdapat bebagai karakter – karakter
yang berbeda dari setiap warga negaranya yang membuat kehidupan menjadi sangat beragam.
Dari mulai ketika kita berada dirumah, disekolah, ditempat kerja, dipasar, dan tempat ibadah.
Namun apakah yang membuat karakter – karakter itu terbentuk dan bisa membuat suatu
perubahan bahkan revolusi dari suatu negara. Menyatukan semua unsur kehidupan menjadi satu
tersebut adalah etika, akhlak dan moral. Dalam hal ini kita akan menjelaskan dari mulai
permasalahan – permasalaan yang ada berkaitan dengan akhlak, moral , serta etika. Kemudian
bagaimana cara kita menyelesasaikan dan menghadapinya. Terakhir bagaimana juga caranya
untuk menyatukan antara ketiga unsur tersebut menjadi sebuah karakter yang akan kita bahas
dalam penutupan.
1
BAB II
PERMASALAHAN
2.1 Akhlak
1. Pengertian Akhlak
2.2 Moral
2.3 Etika
1. Pengertian Etika
2
BAB III
PEMBAHASAN
3.1Akhlak
menentukan eksistensi seorang muslim sebagai makhluk Allah Swt. Persoalan akhlak
merupakan persoalan yang penting bagi kaum muslim, sebagai pribadi dalam keluarga,
sebagai individu dalam masyarakat, sebagai muslim di tengah umat, sebagai umat di tengah
Satu demi satu, manusia mengalami proses rekontruksi visi dan pandangan hidup mereka
tentang diri mereka sendiri sebagai manusia, tentang alam raya yang mengintari mereka, dan
tentang visi kehidupan mereka di dunia. Hal itu merupakan awal dari perubahan kepribadian
mereka.
manusia lainnya, bahwa perbuatan ini baik, perbuatan itu buruk, tindakan ini benar atau
tindakan itu salah. Sering kali menentukan baik dan buruknya itu didasarkan pada perasaan
dan ukuran-ukuran yang ditetapkan sendiri. Bahkan sering didasarkan pada kepentingan-
Untuk itulah dalam meniti dan menata kehidupan, diperlukan norma dan nilai, diperlukan
standar dan ukuran untuk menentukan secara obyektif apakah perbuatan dan tindakan yang
dipilih itu baik atau tidak, benar atau salah, sehingga yang dilihat bukan hanya kepentingan
diri sendiri, melainkan juga kepentingan orang lain, kepentingan bersama, kepentingan umat
manusia secara keseluruhan. Dan untuk itu setiap individu dituntut memiliki komitmen
moral, yaitu spiritual pada norma kebajikan dan kebaikan (Aliya, 1992).
3
Dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah ajaran yang menyangkut masalah-
ukuran baik buruk atau benar salahnya suatu perbuatan lahir maupun perbuatan
batin, baik perbuatan yang hanya menyangkut diri pribadi atau yang berkaitan
dengan orang lain atau dengan alam. Akhlak Rasulullah merupakan akhlak islami
yang merupakan refleksi nilai-nilai islami yang diyakini dengan motivasi semata-
mata mencari keridhaan Allah SWT. Akhlak islami merupakan nilai-nilai terpuji
karena nilai-nilai islami adalah nilai-nilai fitrah insani yang bersih dan lurus.
Akhlak merupakan dimensi ketiga dari ajaran islam setelah aqidah dan syariah.
itu dapat berupa perbuatan lahir maupun perbuatan batin yang hanya menyangkut
diri pribadi ataupun orang lain atau dengan alam. Akhlak juga berkaitan dengan
a. Faktor genetik. Sebagai contoh seseorang yang berasal dari daerah yang panas
b. Faktor psikologis. Faktor ini berasal dari nilai-nilai keluarga (misal bapak dan
4
d. Faktor nilai islami. Akhlak islami adalah seperangkat tindakan / gaya hidup
Akhlak sebagai ajaran tentang moral dan islam mencangkup dimensi yang
a. Akhlak terhadap Allah, yaitu ditunjukan untuk membina hubungan yang akrab
dengan Allah SWT sebagai pencipta dan penentu segala sesuatu, sehingga
maupun perbuatan.
dan sebagainya.
5
d. Akhlak terhadap lingkungan alam ditunjukan agar lingkungan hidup
terpelihara, tidak rusak dan tetap lestari sehingga alam terus menerus
sebagainya.
Nabi Muhamad SAW adalah model akhlak dalam melaksanakan akhlak islami
yaitu:
1. Akhlak Qurani
6
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, ‘hendaklah mereka menahan
d) Malu, yaitu senantiasa memiliki rasa malu dalam setiap kondisi, tetapi tidak
e) Lapang Dada dan Sabar, alangkah indahnya kehidupan seorang muslim ketika
f) Jujur, Seorang muslim harus selalu berkata benar tanpa merasa takut terhadap
ancaman orang lain, selama itu tulus dilakukan untuk Allah SWT.
“Tidak akan masuk syurga, orang yang pada hatinya tersimpan kesombongan
i) Murah hati dan Dermawan, seorang muslim harus murah hati, dermawan, dan
mau mengorbankan diri dan hartanya dijalan Allah SWT (QS. Al-Baqarah : 3)
Akhlak yang baik bisa didapatkan lewat pergaulan dengan orang-orang yang
baik. Sebab tabiat itu bisa diibaratkan pencuri, yang bisa mencuri kebaikan
dan keburukan. Hal ini dikuatkan dengan sabda Rasulullah Saw., “Seseorang
itu berada pada agama teman karibnya. Maka hendaklah salah seorang di
7
antara kalian melihat siapa yang menjadi temannya.” (HR. Abu Daud,
2. Kiat Kedua
didapatkan.
3. Kiat Ketiga
Terkadang akhlak yang baik itu terwujud karena mencari, yang dilakukan
dengan latihan, yaitu dengan membawa jiwa kepada amal-amal yang bisa
dermawan dan murah hati, maka dia harus memaksa dirinya untuk berkorban,
agar dia terbiasa dengannya. Siapa yang ingin memiliki sifat tawadhu, maka
dia harus memaksa dirinya bersikap seperti orang yang tawadhu. Begitu pula
halnya dengan sifat-sifat terpuji lainnya. Kebiasaan untuk itu akan membawa
pengaruh yang sangat besar, sebagaimana orang yang ingin menjadi penulis,
maka dia harus melatih dirinya dalam tulis-menulis. Jika ingin menjadi ahli
fiqih, harus rajin berbuat seperti yang diperbuat para ahli fiqih, hingga di
dalam hatinya tertanam sifat orang yang mendalami dan memahami ilmu.
Tapi harus diingat, dia tidak bisa mendapatkan pengaruh dari latihan itu dalam
tempo sehari dua hari. Pengaruhnya akan tampak setelah sekian lama,
sebagaimana tinggi badan yang tidak bisa diperoleh hanya dengan latihan
dalam tempo sehari dua hari. Tetapi latihan secara kontinu akan membawa
4. Kiat Keempat
Yang sangat diperlukan orang yang melatih jiwanya sendiri adalah kekuatan
hasrat. Selagi dia maju mundur, tentu dia tidak akan berhasil. Selagi merasa
hasratnya melemah, maka dia harus bersabar. Jika hasratnya semakin merosot,
maka dia harus menghukumnya agar tidak terulang, seperti kata seseorang
8
kepada dirinya sendiri, “Mengapa engkau mengatakan sesuatu yang tidak
5. Kiat Kelima
kebalikannya. Jika badan terasa panas, maka harus diobati dengan yang
dingin. Jika badan kedinginan harus diobati dengan yang panas. Bagitu
akhlak-akhlak yang hina, yang termasuk penyakit hati, harus diobati dengan
menggugah nafsunya.
Yang perlu dicatat, seseorang harus bisa menahan diri merasakan pahitnya
obat dan bersabar menahan diri dari hal-hal yang diinginkannya, demi
berusaha mengobari penyakit hati, yang justru inilah yang lebih penting.
Sebab penyakit badan bisa lepas karena kematian, tetapi penyakit hati bisa
6. Kiat Keenam
Jalan pertengahan dalam akhlak merupakan tanda kesehatan jiwa. Beralih dari
jiwa itu seperti pengobatan badan. Sebagaimana badan yang tidak diciptakan
dalam keadaan sempurna, yang bisa dibuat sempurna dengan latihan dan
makanan, begitu pula jiwa yang diciptakan dalam keadaan kurang, namun bisa
9
3.2Moral
Kata moral berasal dari bahasa Latin "mores", jamak kata mos, yang berarti adat
kebiasaan. Perkataan moral berasal dari bahasa Latin "Mores". Mores berasal dari
kata mos yang berarti kesusilaan, tabiat, atau kelakuan. Moral adalah istilah yang
pendapat atau perbuatan yang layak dikatakan benar, salah, baik, atau buruk.
Akhlak merupakan istilah yang bersumber dari Al-Qur’an dan al-Sunnah. Nilai-
nilai yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu perbuatan,
kelakuan, sifat, dan perangai dalam akhlak bersifat universal dan bersumber dari
ajaran Allah.
Sementara itu, etika merupakan filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai, dan
kesusilaan tentang baik dan buruk. Jadi, etika bersumber dari pemikiran yang
mendalam dan renungan filosofis, yang pada intinya bersumber dari akal sehat
dan hati nurani. Etika besifat temporer, sangat tergantung kepada aliran filosofis
beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan. Pertama, kalau dalam
pembicaraan etika untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk
tolak ukur yang digunakan atau sumbernya adalah akal pikiran atau rasio
dimasyarakat.
Mengenai istilah akhlak, etika dan moral dapat dilihat perbedaannya dari
sesama manusia saja. Maka istilah akhlak sifatnya teosentris, meskipun akhlak itu
ada yang tertuju kepada manusia dan makhluk-makhluk lain, namun tujuan
utamanya karena Allah swt. Tetapi istilah etika dan moral semata-mata sasaran
dan tujuannya untuk manusia saja. Karena itu, istilah tersebut bersifat
Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika, dan moral yang dapat dipaparkan
sebagai berikut:
a. Pertama: akhlak, etika, dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran
b. Kedua: akhlak, etika, moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia
rendah kualitas akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok orang, maka
c. Ketiga: akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok orang tidak semata-
mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan,
Hubungan antara akhlak dengan etika, moral, kesusilaan dan kesopanan ini bisa
kita lihat dari segi fungsi dan perannya, yakni sama-sama menentukan hukum
atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia untuk ditentukan baik
dan buruknya, benar dan salahnya sehingga dengan ini akan tercipta masyarakat
yang baik, teratur, aman, damai, dan tenteram serta sejahtera lahir dan batin.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa antara akhlak dengan etika, moral,
11
kesusilaan dan kesopanan mempunyai kaitan yang sangat erat, di mana wahyu,
akal dan adat adalah sebuah teori perpaduan untuk menentukan suatu ketentuan,
nilai. Terlebih lagi akal dan adat dapat digunakan untuk menjabarkan wahyu itu
Artinya: “Agama itu adalah penggunaan akal, tidak ada agama bagi orang yang
tidak berakal.”
agama Islam.
b) Moral sekuler merupakan moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama
a) Moral murni, yaitu moral yang terdapat pada setiap manusia, sebagai suatu
pengejawantahan dari pancaran Ilahi. Moral murni disebut juga hati nurani.
b) Moral terapan, adalah moral yang didapat dari ajaran pelbagai ajaran filosofis,
12
3.3Etika
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti
karakter, watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika
dengan upaya menentukan tingkah laku manusia. Etika adalah sebuah refleksi
kritis dan moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku
hidup manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Menurut Magnis Suseno,
etika adalah sebuah ilmu dan bukan suatu ajaran. Pada dasarnya etika dan
“apakah harus melangkah dengan cara ini dan mengapa harus dengan cara ini.”
1. Etika umum
Kondisi dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta
tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan bagaimana
2. Etika khusus
keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang
lakukan yang didasari olah cara, teori dan prinsip moral dasar.”
13
1) Etika individual
sendiri.
2) Etika social
Etika sosial berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia
1. Etika Deskriptif
Etika deskriptif berbicara mengenai fakta apa adanya, yakni mengenai nilai
dan pola prilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan
2. Etika Normatif
mengambil keputusan tentang perilaku dan sikap yang mau diambil, sedangkan
etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan
Menurut buku yang berjudul 7 habith of highly efective people etika terbagi
1) Etika Karakter
kepribadian ini pada dasarnya mengambil dua jalan : satu adalah tekik
hubungan manusia dan masyarakat, dan yang satu lagi adalah sikap mental
14
positif ( SMP ). Etika Kepribadian yang mana keberhasilan lebih merupakan
suatu
1. Etika Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang
baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk.
2. Etika Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik dan
buruknya perbuatan seseorang didasarkan kepada al-Qur’an dan al-Hadits
yang shohih.
3. Etika Islam bersifat universal dan komprehensif, dapat diterima dan dijadikan
pedoman oleh seluruh umat manusia kapanpun dan dimanapun mereka berada.
Etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia kejenjang akhlak yang
memanusiakan manusia.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
buruk atau benar salahnya suatu perbuatan lahir maupun perbuatan batin, baik perbuatan
yang hanya menyangkut diri pribadi atau yang berkaitan dengan orang lain, serta dengan
alam. Moral adalah istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas suatu sifat,
perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang layak dikatakan benar, salah, baik,
atau buruk. Sedangkan etika adalah sebuah refleksi kritis dan moral yang menentukan
dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun
kelompok.
Mengenai istilah akhlak, etika, dan moral dapat dilihat perbedaannya dari
manusia, sedangkan etika dan moral hanya menitikberatkan perbuatan terhadap sesama
manusia saja. Maka istilah akhlak sifatnya teosentris, meskipun akhlak itu ada yang
tertuju kepada manusia dan makhluk-makhluk lain, namun tujuan utamanya karena Allah
swt. Tetapi istilah etika dan moral semata-mata sasaran dan tujuannya untuk manusia
Hubungan antara akhlak dengan etika, moral, kesusilaan dan kesopanan ini bisa
kita lihat dari segi fungsi dan perannya, yakni sama-sama menentukan hukum atau nilai
dari suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia untuk ditentukan baik dan buruknya,
benar dan salahnya sehingga dengan ini akan tercipta masyarakat yang baik, teratur,
aman, damai, dan tenteram serta sejahtera lahir dan batin. Dari uraian di atas, dapat
dikatakan bahwa antara akhlak dengan etika, moral, kesusilaan dan kesopanan
mempunyai kaitan yang sangat erat, di mana wahyu, akal dan adat adalah sebuah teori
perpaduan untuk menentukan suatu ketentuan, nilai. Terlebih lagi akal dan adat dapat
16
4.2 Saran
Dalam kehidupan ini hendaknya seseorang harus memiliki akhlak, moral, dan etika yang
sesuai dengan aturan yang telah di tetapkan agar tercipta tatanan masyarakat yang beradap.
Adapun penerapan akhlak, moral, dan etika harus di tanamkan sejak dini. Penanaman sejak
dini diharapkan mampu mencetak generasi bangsa yang diharapkan oleh semua
masyarakat. Penerapan ketiga hal tersebut dapat dilakukan di lingkup formal maupun
informal. Sedangkan bagi mereka yang telah menginjak remaja, akhlak, moral, dan etika
mencerminkan kepribadian diri dari seseorang tersebut. Sehingga apabila akhlak, moral,
dan etikanya baik maka orang lain akan dipandang baik dan akan dihargai di kehidupan
masyarakat.
17
DAFTAR PUSTAKA
dan-moral/
18