You are on page 1of 2

Translate these texts into Bahasa Indonesia!

Pohon Kehidupan
Hiduplah seorang pria tua yang memiliki empat orang anak. Ia ingin anak-anaknya
tidak menjadi manusia yang terlalu cepat menghakimi sesuatu. Untuk itu, ia
mengirimkan mereka untuk melihat pohon pir yang berada jauh dari rumah mereka.
Masing-masing anak diminta pergi di musim berbeda, yakni musim dingin, semi,
panas, dan gugur. Saat keempatnya kembali, sang ayah bertanya tentang apa yang
mereka lihat.
Anak pertama mengatakan pohon itu terlihat jelek, gundul, dan bengkok terkena
angin. Sebaliknya, anak kedua mengatakan pohon itu dipenuhi tunas dan terlihat
menjanjikan.
Lalu, anak ketiga mengatakan kalau pohon tersebut dipenuhi bunga-bunga yang
wangi. Terakhir, anak keempat mengatakan kalau si pohon memiliki banyak buah yang
terlihat nikmat.
Sang ayah menjelaskan kalau semua yang mereka lihat itu benar. Masing-masing dari
mereka hanya melihat pohon itu dalam satu musim saja. Ia lalu berujar, kalau mereka
tidak boleh menilai pohon, apalagi manusia, hanya dari satu sisi saja.

Asal-usul Danau Maninjau


Di sebuah perkampungan di kaki Gunung Tinjau, ada sepuluh orang bersaudara yang
biasa disebut Bujang Sembilan. Si sulung bernama Kukuban dan si bungsu bernama
Sani. Mereka mempunyai seorang paman bernama Datuk Limbatang. Datuk Limbatang
pun mempunyai seorang putra bernama Giran.

Suatu hari, Datuk Limbatang berkunjung ke rumah Bujang Sambilan dan di saat itulah
Sani dan Girang menyadari bahwa mereka saling menaruh hati. Seiring berjalannya
waktu, ketika musim panen tiba kampung tersebut mengadakan adu silat.

Para pemuda kampung termasuk Kukuban dan Giran ikut mendaftarkan diri. Di acara
tersebut Kukuban berhadapan dengan Giran, keduanya sama-sama kuat. Namun, pada
suatu kesempatan Giran berhasil menangkis serangan dari Kukuban dan dinyatakan
kalah. Hal ini membuat Kukuban merasa kesal dan dendam terhadap Giran.

Beberapa hari setelah acara tersebut, Datuk Limbatang datang untuk meminang Sani.
Namun karena dendam, Kukuban menolak pinangan tersebut dengan memperlihatkan
bekas kakinya yang patah karena Giran. Hal ini pun membuat Sani dan Giran sedih.

Kemudian, Sani dan Giran sepakat untuk bertemu di ladang untuk mencari jalan
keluar. Saat sedang berbicara, sepotong ranting berduri tersangkut pada sarung Sani
dan membuat pahanya terluka. Giran pun segera mengobatinya dengan daun obat
yang telah ia ramu.
Tiba-tiba puluhan orang muncul dan menuduh mereka telah melakukan perbuatan
terlarang, sehingga harus dihukum. Sani dan Giran berusaha membela diri tetapi sia-
sia dan langsung diarak menuju puncak Gunung Tinjau.

Sebelum dihukum, Giran berdoa jika memang mereka bersalah, ia rela tubuhnya
hancur di dalam air kawah gunung. Namun, jika tidak bersalah, letuskanlah gunung ini
dan kutuk Bujang Sembilan menjadi ikan. Setelah itu, Giran dan Sani segera melompat
ke dalam kawah.

Beberapa saat berselang, gunung itu meletus sangat keras dan menghancurkan semua
yang berada di sekitarnya. Bujang Sembilan pun menjelma menjadi ikan. Letusan
Gunung Tinjau itu menyisakan kawah luas yang berubah menjadi danau dan akhirnya
diberi nama Danau Maninjau.

Pesan moral yang bisa dipetik adalah jangan berprasangka buruk terhadap seseorang
dan tidak boleh menyimpan dendam. Kedua hal tersebut dapat merugikan diri kita
sendiri.

Telur Emas
Alkisah, ada seekor angsa yang dapat mengeluarkan sebutir telur emas setiap hari.
Angsa itu dimiliki seorang petani dan istrinya. Mereka bisa hidup nyaman dan
berkecukupan berkat telur tersebut.
Kenyamanan ini berlangsung cukup lama. Namun, pada suatu hari, tiba-tiba saja
terbersit ide di benak petani tersebut. "Kenapa aku harus mendapatkan satu telur per
hari? Kenapa tidak kuambil semuanya sekaligus dan jadi kaya raya?" pikirnya.
Istrinya setuju dengan ide tersebut. Mereka pun menyembelih si angsa dan membelah
perutnya. Alangkah terkejutnya mereka ketika melihat perut tersebut hanya berisi
daging dan darah. Tak ada telur sama sekali, apalagi emas.
Mereka pun menangis sejadi-jadinya. Tak ada sumber penghasilan tetap yang bisa
mereka andalkan lagi. Mereka harus bekerja keras untuk menyambung hidup esok
hari.

You might also like