You are on page 1of 3

Nama : M Afifudin Khoirul A

Kelas : SPI 4B

Nim : 12307183047

Seberapa penting belajar Filsafat Budaya Jawa di era Modern?

Mengapa kita perlu belajar filsafat budaya Jawa? Seperti yang kita ketahui bahwa budaya
merupakan hasil perkembangan masyarajat Jawa yang dikembangkan oleh masyarakat Jawa
yang dipelihara atas dasar kesadaran dan perlunya nilai-nilai masarakat tersebut. Sedangkan
Filsafat Jawa sendiri adalah sebuah ilmu pengetahuan yang timbul dalam kehidupan nenek
moyang kita dulu.

Budaya atau Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu Buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari Buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Ciri atau
identitas dari budaya Jawa adalah keyakinan Kejawen. Karena itulah suku Jawa umumnya
dianggap sebagai suku yang mempunyai kemampuan menjalani semua budaya luar diserap dan
ditafsirkan menurut nilai-nilai Jawa.

Sebelum kita lebih lanjut tentang sebegitu pentingnya belajar filsafat budaya jawa, maka
kita perlu membedakan antara ilmu pengetahuan modern dan ilmu filsafat budaya Jawa. Ilmu
pengetahuan modern memiliki ambisi untuk mencapai yang namanya kebenaran yang
mengguankan olah pikir yang rasional dengan tujuan mencapai kebenaran dengan logika,
sedangkan ilmu filsafat budaya Jawa lebih condong untuk mementingkan kebenaran Etika.
Kebenaran Etika yaitu kebenaran yang sifatnya bermanfaat bagi Masyarakat lainya.

Berkenaan dengan hal tersebut, maka kita harus bersikap bijaksana terhadap arus
modernisasi, meskipun kita sudah masuk revormasi Industri 4.0 bahkan 5.0. kita tidak boleh
meningalkan ilmu pengetahuan yang pernah diberikan oleh nenek moyang kita. meskipun tidak
sedikit ajaran-ajaran dan pengetahuan masyarakat Jawa saat ini bisa dikatakan tidak rasional,
namun masih diakui kemanfaatnya. Oleh karena itu, maka sangat penting untuk mengingat dan
menggali kembali nilai-nilai yang hilang seiring berubahan zaman dan tertelan oleh arus
modernisasi. Sehingga nilai-nilai bangsa ini dapat berfungsi kembali mengidupakan Indonesia
sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat menuju “Manungsa kan Wus Waspadeng Semu,
Sinamun ing Samudana, Sesadon Ingadu Manis”. Yang artinya manusia berbudi luhur, tepa
selira dan memiliki sifat asah asih terhadap sesama manusia.

Masyarakat Jawa kita kenal sebagai suku bangsa yang memiliki tradisi yang luar biasa.
Banyak budaya yang memiliki nilai kehidupan yang diajarkan secara turun-temurun. Kita yang
hidup di era globalisasi dimana Informasi dan Teknologi dengan mudahnya menjelajah masuk ke
Indonesia khususnya di Jawa. Meskipun diantaranya memberikan kita kemajuan dan
modernisasi, namun banyak diantaranya juga memberikan dampak yang negative bagi kita.
Dengan mudahnya kita melupakan tradisi dan lebih merasa bangga dengan meniru budaya
bangsa asing. Maka dari itu pentingnya bagi kita untuk belajar filsafat budaya Jawa dengan
tujuan kita lebih kritis dan membangkitkan jiwa Kejawaan kita yang asli orang jawa jangan
sampai lupa dengan Jawanya. Meskipun budaya asing dengan enaknya keluar masuk ke Jawa.

Sejak perkembangan dari Teknologi semakin maju, mengakibatkan begitu cepat arus
budaya masuk ke Indonesia. Banyak juga kebudayaan asing yang masuk ke tanah Jawa baik
lewat teknologi, Internet, Media dan lain-lain. Budaya yang masuk ke Jawa ada yang positif dan
negative. Kita seolah terpesona dengan kebebasan yang ditawarkan oleh bangsa asing. Mungkin
saya kira masyarakat jawa tidak mau dikekang lagi oleh budaya yang selalu menonjolkan nilai
luhur. Memang harus kita akui semakin dikekang seseorang, maka semakin keras usaha
seseorang untuk keluar dari kekangan tersebut. Mungkin inilah yang sedang dilakukan generasi
muda saat ini.

Pergeseran nilai budaya seperti ini sudah dapat kita lihat dalam lingkungan pendidiakn.
Seperti Bahasa Jawa yang mempunyai nilai filosofi kini mulai ditinggalkan, bahkan Bahasa Jawa
hanya diajarkan di jenjang SD dan SMP sedangkan di SMA tidak diajarakan. Kebanyakan orang
tua kita lebih suka anaknya bisa berbahasa Inggris dibandingkan bahasa daerah. Dari hal ini
sudah ada nilai pergeseran budaya. Bahasa daerah yang semestinya kita junjung, justru melemah
di era 4.0 ini.

Di era 4.0 ini kita bekerja dituntut mengikuti perkembangan zaman yang seolah-olah
peran manusia digantikan oleh mesin dan teknologi perkembangan sangat pesat. Pentingnya kita
belajar Filsafat Budaya Jawa ini meskipun kita berada di era 4.0 bahkan 5.0 ini. Kita bisa
mengikuti perkembangan zaman semakin maju. Disamping hal itu kita juga perlu menyisipkan
nilai-nilai Budaya Jawa yang diajarakan kepada kita agar kita tidak melupakan nenek moyang
kita dengan melestarikan Budaya Jawa supaya tidak punah ditelan zaman.

Kita yang berada di era Industri 4.0 perlu bijak dan cermat dalam hal pengaruh budaya
Asing ini, agar tidak tergelincir ke jalan yang salah. Masyarakat Jawa khusunya yang memegang
peran besar dalam hal ini yang dituntut mempertahnkan nilai-nilai Budaya Jawa ditengah arus
Globalisasi. Kita ambil sisi positifnya saja dari hal ini, bahwa tidak semua perkara yang masuk
ke Jawa yang baik tapi juga ada yang dengan tujuan yang buruk. Semisal ada misi tersendiri
untuk mengantikan budaya kita dengan budaya asing.

Pengaruh dari Globalisasi telah membuat beberapa kebudayaan Jawa mengalami


perubahan bahkan ada juga yang sudah tersingkir atau hilang karena tidak adanya generasi
penerus dari budaya tersebut. Budaya Jawa setiap saat mengalami perubahan. Hal ini tidak
terlepas dari peranan masyarakat dalam kebudayaan tersebut. Disamping itu adanya perubahan
tersebut dipengarui masuknya unsur-unsur budaya luar akibat dari globalisasi. Hal ini harus ada
tindak lanjut untk membenahi budaya Jawa dengan mempertebal ketahanan diri dari tawaran
yang bisa merusak citra Jawa. Karena kita sendiri tidak bisa mengelak dari perkembangan
zaman. Disini nilai pentingnya belajar Filsfat budaya Jawa harus bijak dalam mengambil
keputusan.

You might also like