Professional Documents
Culture Documents
(k2) Kel.4 Konsep - Askep Vertigo
(k2) Kel.4 Konsep - Askep Vertigo
DOSEN PENGAMPUH :
Dr.Ns.Uke Pemila., M.Kep., Sp.Kep.MB
Puji syukur senantiasa kita ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia yang telah diberikan, kami dapat menyusun makalah mengenai “Konsep dan
Asuhan Keperawatan vertigo” Makalah ini merupakan hasil dari membaca berbagai
referensi yang telah kami lakukan sebelumnya.Makalah yang kami susun bertujuan agar
para pembaca dapat lebih memahami mengenai Konsep dan Asuhan Keperawatan.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam proses
belajar dan dalam kehidupan sehari-hari khusunya di bidang keperawatan.
Dari lubuk hati yang paling dalam,kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih
belum sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran membangun sangat kami harapkan.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan
masukan dalam membuat makalah ini, serta semua orang yang telah membantu
kelancaran pembuatan makalah ini, amin.
Penulis ,
Kelompok 4
ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Tujuan Umum .............................................................................. 1
1.3. Tujuan Khusus ............................................................................. 1
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
penyakit vertigo harus cepat ditangani, jika vertigo tidak segera ditangani
dan dilakukan pengobatan, penderita bisa saja mengalami gagar otak ringan
maupun berat, itu merupakan akibat yang ditimbulkan karena vertigo pada
penderita yang sering kambuh (Yulianto et al., 2016). Penyakit vertigo harus
cepat ditangani, jika vertigo tidak segera ditangani dan dilakukan pengobatan,
penderita bisa saja mengalami gagar otak ringan maupun berat, itu
merupakan akibat yang ditimbulkan karena vertigo pada penderita yang
sering kambuh (Yulianto et al., 2016).
Banyak pengobatan yang dapat dilakukan terhadap seseorang yang
mengalami vertigo. Diantaranya adalah dengan terapi farmakologis atau
dengan obat obatan. Orang yang menderita vertigo biasanya akan meminum
obat yang mengurangi gejala dari vertigo, tetapi obat yang di konsumsi atau
diminum memiliki efek samping. Selain dengan teknik farmakologi, masih
banyak terapi yang dilakukan untuk mengurangi vertigo dengan teknik non
farmakologis (Nike Chusnul Dwi Indah Triyanti, Tri Nataliswati, 2018).
penatalaksanaan nyeri kepala pada penderita vertigo adalah dengan
memberikan terapi farmakologis yaitu dengan memberikan obat analgesik
atau anti nyeri dan terapi non farmakologis atau memberikan tindakan tidak
dengan obat- obatan salah satu caranya adalah memberikan teknik relaksasi
napas dalam. Teknik relaksasi sangat penting dalam mengendalikan stres.
1.2 Tujuan Umum
Memberi gambaran asuhan keperawatan kepada klien vertigo.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Vertigo sering terjadi pada orang tua.Penyebab vertigo yaitu Benign Paroxysmal
Positional Vertigo (BPPV), Acute Vestibular Neuronitis (AVN), dan
penyakitMeniere.
2.1.2 Etiologi
Menurut Mohammad Maqbool, terdapat beberapa penyabab vertigo.
Penyebab vertigo terdiri dari:
a. Vascular
Penyebab vertigo dari gangguan vaskular terdiri atas insufisiensi
vertebrobasiler, stroke, migrain, hipotensi, anemia, hipoglikemia, dan
penyakit meniere
b. Receiving any treatment
Beberapa obat-obatan seperti antibiotik, obat jantung, antihipertensi, obat
sedatif, dan aspirin dapat menyebabkan gangguan vertigo
c. Tumour or Trauma orTyroid
1. Tumor
Adanya tumor seperti neuroma, glioma, dan tumor intraventrikular
dapat menyebabkan gangguan vertigo
2
2. Trauma
Adanya trauma pada daerah tulang temporal dan trauma servikal dapat
menyebabkan gejala vertigo
3. Tiroid
Adanya penurunan fungsi tiroid dapat menyebabkan gejala vertigo
d. Infection
Apabila terjadi infeksi pada daerah keseimbangan seperti labirinitis
maupun vestibular neuronitis dapat menyebabkan gangguan vertigo
2.1.3 Patofisiologi
ada beberapa teori di antaranya:
a. Teori rangsangan berlebihan
Teori ini berdasarkan pada asumsi bahwa stimulasi yang berlebih akan
mengakibatkan hiperemi kanalis semisirkularis sehingga fungsinya
yang akan mengalami gangguan (Sutarni et al., 2018).
b. Teori konflik sensoris
Didalam kondisi yang normal (fisiologis) impuls yang diterima antara
sisi kiri dan kanan akan dibandingkan, antara impuls yang berasal dari
penglihatan dan proprioseptik dan vestibular secara timbal balik.
Pengolahan informasi berjalan secara reflektoris melalui proses normal
dan hasil akhirnya adalah penyesuaian otot-otot yang menggerakkan
tubuh atau menopang tubuh dan otot yang menggerakkan bola mata
(Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 2016).
Mual
Muntah
Pergerakan bola mata yang tidak normal (nistagmus)
Berkeringat
3
Hilangnya pendengaran
Tinnitus
2.1.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan vertigo berbeda tergantung dari penyebab vertigonya. Walau
demikian, penanganan gejala vertigo pada umumnya dapat ditangani
mengunakan medikamentosa yang sama, yaitu betahistine atau
dimenhydrinate. Terapi nonmedikamentosa yang dapat dilakukan di antaranya
adalah terapi rehabilitasi vestibular dan pembedahan. Medikamentosa utama
untuk vertigo adalah betahistine yang digunakan untuk menangani vertigo
perifer. Obat lain yang dapat digunakan di antaranya adalah metoclopramide,
dimenhydrinate, ondansetron, prometazine, atau golongan benzodiazepine
4
seperti diazepam dan lorazepam. Vertigo terkait migraine dapat ditangani
dengan pemberian metoprolol, flunarizine, asam valproat, dan topiramat.
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
5
persepsi diri dan konsep diri, pola mekanisme koping, pola seksual
reproduksi, pola peran berhubungan dengan orang lain, pola nilai
kepercayaan.
e. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik umum yang dilakukan pada klien vertigo antara lain
adalah pemeriksaan kesadaran, Penampilan, Tanda tanda vital,
pemeriksaan mata ,Kepala, Hidung, Telinga, Mulut dan tenggorokan,
Dada, Abdomen, Genetalia, Ekstremitas, kulit. Pemeriksaan fisik pada
vertigo bertujuan untuk memeriksa penyebab dari vertigo, baik kelainan
sistemik, otologik ataupun neurologik vestibular berupa pemeriksaan
nistagmus, fungsi serebrum dan pemeriksaan fungsi pendengaran dan
keseimbangan. Beberapa faktor yang juga harus diperhatikan diantaranya
adalah hipertensi, hipotensi, gagal jantung, hipoglikemi, anemi, dan
aritmi jantung (Akbar, 2013)
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa ialah melakukan suatu penilian klinis dari hasil pengkajian
yang didapatkan. Diagnosa merupakan tahapan kedua dalam proses
keperawatan (Hidayat, 2021). Diagnosa keperawatan dapat ditegakan
melalui tiga tahapan yaitu Analisa data, identifikasi masalah, dan
perumusan diagnosa (Tim Pokja SDKI PPNI, 2017).
2.2.3 Intervensi
DIAGNOSA KRETERIA HASIL DAN TUJUAN SLKI INTERVENSI
KEPERAWA SIKI
TAN SDKI
INTOLERAN TOLENRANSI AKTIVITAS (L.05047) TERAPI
SI AKTIVITAS
Tujuan
AKTIVITAS (I.05186)
(D.0056) Ekspetasi meningkat
. Observasi
DEFINISI Kriteria hasil
Identifika
Ketidakcukup Frekuensi nadi si deficit
an energi Saturasi oksigen tangka
untuk Kemudahan dalam melakukan aktivitas
melakukan aktivitas sehari-hari Identifika
aktivitas sehari Kecepatan berjalan si
hari Jarak berjalan kemampu
anberparti
Kekuatan tubuh bagian atas
sipasi
Kekuatan tubuh bagian bawah
dalam
Toleransi dalam menaiki tangga
aktivotas
menur Cuku Sed Cukup menin
tertentu
6
un p ang Mening gkat berpartisi
menu Kat pasi
run dalam
1 2 3 4 5 aktivotas
tertentu
tentu
Keluhan Lelah Identifika
si sumber
Dispnea saat beraktivitas daya
Dispnea setelah aktivitas untuk
Perasaan lemah aktivitas
Aritmia saat beraktivitas yang
Aritmia setelah aktivitas diinginka
Sioanosis n
Identifika
menur Cukup sedang Cukup Me si
un menur menin nin strategime
un gkat gkat ningkatka
1 2 3 4 5 n
partisipasi
dalam
Warna kulit aktivitas
Identifika
Tekanan darah
si makna
Frekuensi nafas
aktivitas
EKG iskemia
rutin
menur Cukup sedan Cukup Men (mis.beke
un menur g mening ingk rja) dan
un kat at waktu
luang
1 2 3 4 5 Monitor
respon
emosional
,
fisik,socia
l, dan
spiritual
terhadap
aktivitas
2. Teraupetik
Fasilitasi
focus
pada
kemampu
an, bukan
7
deficit
yang
dialami
Sepakati
komitmen
untuk
meningk
atkan
frekuensi
danrentan
g aktivitas
Fasilitasi
memilih
aktivitas
dan
tetapkan
tujuan
aktivitas
yang
Konsisten
sesuai
kemampu
an
fisik, psik
ologis,
dan social
aktivitas
sesuai
usia
Koordinas
ikan
pemilihan
Fasilitasi
makna
aktivitas
yang
dipilih
Fasilitasi
transporta
si untuk
menghadi
ri
aktivitas,
jika sesuai
Fasilitasi
8
pasien
dan
keluarga
dalam
menyesua
ikan
lingkunga
n untuk
mengako
modasika
n aktivitas
yang
dipilih
Fasilitasi
aktivitas
fisik
rutin(mis.
ambulansi
,
mobilisasi
,
dan peraw
atan
diri),sesua
i perawata
n diri),
sesuai
kebutuhan
butuhan
Fasilitasi
aktivitas
pengganti
saat
mengalam
i
keterbatas
an
waktu,ene
rgy, atau
gerak
Fasilitasi
akvitas
motorik
kasar
untuk
9
pasien
hiperaktif
3. Edukasi
Jelaskan
metode
aktivitas
fisik
sehari-
hari,jika
perlu
Ajarkan
cara
melakuka
n aktivitas
yang
dipilih
Anjurkan
melakuka
n aktivitas
fisik,
social,spir
itual, dan
kognitif,d
alam
menjaga
fungsi dan
kesehatan
Anjurka
terlibat
dalam
aktivitas
kelompok
atau
terapi,
jika sesuai
4. Kaloborasi
Kolaboras
i dengan
terapi
okupasi
dalam
10
merencan
akan dan
memonito
r program
aktivitas,
jika sesuai
Rujuk
pada
pusat atau
program
aktivitas
komunitas
, jika
perlu
Gangguan rasa KONTROL NYERI (L.08063) MENEJEMEN
nyaman NYERI
Tujuan
(D.0074)
1. Observasi
Ekspetasi meningkat
: nyeri kepala
lokasi,
b.d Kriteria hasil
karakterist
Melaporkan nyeri terkontrol ik,
Kemampuan mengenali onset nyeri durasi,fre
Kemampuan mengenali penyebab kuensi,
nyeri kualitas,in
Kemampuan menggunakan teknik tensitas
non farmakologi nyeri
Dukungan orang terdekat Identifika
si skala
menuru Cukup sedan Cukup Meni nyeri
n menuru g mening ngkat
Identifika
n kat
si respon
1 2 3 4 5 nyeri non
verbal
Identifika
si faktor
yang
memperbe
rat dan
memperin
gan nyeri
Identifika
Keluhan nyeri si
Penggunaan analgentik pengetahu
an dan
11
menur Cukup sedang Cukup Men keyakinan
un menuru meningk ingk tentang
n at at
nyeri
1 2 3 4 5 Identifika
si
pengaruh
budaya
terhadap
respon
nyeri
Identifika
si
pengaruh
nyeri pada
kualitas
hidup
Monitor
keberhasil
an terapi
komplem
enter yang
sudah
diberikan
Monitor
efek
samping
pengguna
an
analgetik
2. Terapeutik
Berikan
teknik
nonfarma
kologisun
tuk
menguran
gi rasa
nyeri
lokasi,
karakterist
ik, durasi,
frekuensi,
kualitas,in
12
tensitas
nyeri
Identifika
si skala
nyeri
Identifika
si respon
nyeri non
verbal
Identifika
si faktor
yang
memperbe
rat dan
memperin
gan nyeri
Identifika
si
pengetahu
an dan
keyakinan
tentang
nyeri
Identifika
si
pengaruh
budaya
terhadap
respon
nyeri
Identifika
si
pengaruh
nyeri pada
kualitas
hidup
Monitor
keberhasil
13
an terapi
komplem
enter yang
sudah
diberikan
Monitor
efek
samping
pengguna
an
analgetik
2.
Terapeuti
k
Berikan
teknik
nonfarma
kologis
untuk
menguran
gi rasa
nyeri
(mis.
Control
lingkunga
n yang
memperbe
rat rasa
nyeri
(mis.
Suhu
ruangan,
pencahaya
an,
kebisinga
n)
Fasilitasi
istirahat
dan tidur
Pertimban
gkan jenis
dan
sumber
nyeri
14
dalam
pemilihan
strategi
meredaka
n nyeri
3. Edukasi
Jelaskan
penyebab,
periode,
dan pemic
u nyeri
Jelaskan
strategi
meredaka
n nyeri
Anjurkan
memonito
r nyeri
secara
mandiri
Anjurkan
mengguna
kan
analgetik
secara
tepat
Ajarkan
teknik
non
farmakolo
gis untuk
menguran
gi rasa
nyeri
4. Kaloborasi
Kolaboras
i
pemberian
analgetik,
15
2.2.4 Implementasi Keperawatan
2.2.3 Phatwey
16
BAB III
PENUTUP
17
3.1 KESIMPULAN
Vertigo merupakan sensasi berputar dan bergeraknya penglihatan baik secara
subjektif maupun objektif, Vertigo dengan perasaan subjektif terjadi bila seseorang
mengalami bahwa dirinya merasa bergerak, sedangkan vertigo dengan perasaan
objektif bila orang tersebut merasa bahwa di sekitar orang tersebut bergerak.
Pemeriksaan fisik umum yang dilakukan pada klien vertigo antara lain adalah
pemeriksaan kesadaran, Penampilan, Tanda tanda vital, pemeriksaan mata ,Kepala,
Hidung, Telinga, Mulut dan tenggorokan, Dada, Abdomen, Genetalia, Ekstremitas,
kulit.
Daftar Pustaka
18
Budiono. (2016). Konsep Dasar Keperawatan. 68–70.
Unimus.ac.id
19