You are on page 1of 22

MAKALAH KONSEP DAN ASUHAN KEPEERAWATAN VERTIGO

DOSEN PENGAMPUH :
Dr.Ns.Uke Pemila., M.Kep., Sp.Kep.MB

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4


1. Carniti 215140089
2. Dwita narayana 215140087
3. Fitria 215140088
4. Imelda Sri Atika 215140096

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia yang telah diberikan, kami dapat menyusun makalah mengenai “Konsep dan
Asuhan Keperawatan vertigo” Makalah ini merupakan hasil dari membaca berbagai
referensi yang telah kami lakukan sebelumnya.Makalah yang kami susun bertujuan agar
para pembaca dapat lebih memahami mengenai Konsep dan Asuhan Keperawatan.

Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam proses
belajar dan dalam kehidupan sehari-hari khusunya di bidang keperawatan.

Dari lubuk hati yang paling dalam,kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih
belum sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran membangun sangat kami harapkan.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan
masukan dalam membuat makalah ini, serta semua orang yang telah membantu
kelancaran pembuatan makalah ini, amin.

Lampung, 18 Oktober 2023

Penulis ,

Kelompok 4

ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Tujuan Umum .............................................................................. 1
1.3. Tujuan Khusus ............................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Vertigo ................................................................ 2
2.1.1 Definisi Vertigo ................................................................... 2
2.1.2 Etiologi ................................................................................ 2
2.1.3 Patofiologi ........................................................................... 3
2.1.4 Manifestasi Klinis ................................................................ 3
2.1.5 Pemeriksaan Diagnostik. ..................................................... 4
2.1.6 Penatalaksanaan . ................................................................. 4
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ........................................... 5
2.2.1 Pengkajian Keperawatan ................................................... 5
2.2.2 Diagnosa Keperawatan ........................................................ 6
2.2.3 Intervensi ............................................................................. 7
2.2.4 Implementasi Keperawatan ................................................. 7
2.2.5 Phatwey ............................................................................. 7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

penyakit vertigo harus cepat ditangani, jika vertigo tidak segera ditangani
dan dilakukan pengobatan, penderita bisa saja mengalami gagar otak ringan
maupun berat, itu merupakan akibat yang ditimbulkan karena vertigo pada
penderita yang sering kambuh (Yulianto et al., 2016). Penyakit vertigo harus
cepat ditangani, jika vertigo tidak segera ditangani dan dilakukan pengobatan,
penderita bisa saja mengalami gagar otak ringan maupun berat, itu
merupakan akibat yang ditimbulkan karena vertigo pada penderita yang
sering kambuh (Yulianto et al., 2016).
Banyak pengobatan yang dapat dilakukan terhadap seseorang yang
mengalami vertigo. Diantaranya adalah dengan terapi farmakologis atau
dengan obat obatan. Orang yang menderita vertigo biasanya akan meminum
obat yang mengurangi gejala dari vertigo, tetapi obat yang di konsumsi atau
diminum memiliki efek samping. Selain dengan teknik farmakologi, masih
banyak terapi yang dilakukan untuk mengurangi vertigo dengan teknik non
farmakologis (Nike Chusnul Dwi Indah Triyanti, Tri Nataliswati, 2018).
penatalaksanaan nyeri kepala pada penderita vertigo adalah dengan
memberikan terapi farmakologis yaitu dengan memberikan obat analgesik
atau anti nyeri dan terapi non farmakologis atau memberikan tindakan tidak
dengan obat- obatan salah satu caranya adalah memberikan teknik relaksasi
napas dalam. Teknik relaksasi sangat penting dalam mengendalikan stres.
1.2 Tujuan Umum
Memberi gambaran asuhan keperawatan kepada klien vertigo.

1.3 Tujuan Khusus


a. Dapat menjelaskan dan memahami konsep dasar medis vertigo
b. Mampu menjelaskan dan memahami konsep dasar keperawatan vertigo
c. Mampu menggambarkan asuhan keperawatan pada vertigo, meliputi
pengkajian, analisa data, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Vertigo

2.1.1 Definisi Vertigo

Vertigo merupakan sensasi berputar dan bergeraknya penglihatan baik secara


subjektif maupun objektif, Vertigo dengan perasaan subjektif terjadi bila
seseorang mengalami bahwa dirinya merasa bergerak, sedangkan vertigo dengan
perasaan objektif bila orang tersebut merasa bahwa di sekitar orang tersebut
bergerak.

Vertigo sering terjadi pada orang tua.Penyebab vertigo yaitu Benign Paroxysmal
Positional Vertigo (BPPV), Acute Vestibular Neuronitis (AVN), dan
penyakitMeniere.

2.1.2 Etiologi
Menurut Mohammad Maqbool, terdapat beberapa penyabab vertigo.
Penyebab vertigo terdiri dari:

a. Vascular
Penyebab vertigo dari gangguan vaskular terdiri atas insufisiensi
vertebrobasiler, stroke, migrain, hipotensi, anemia, hipoglikemia, dan
penyakit meniere
b. Receiving any treatment
Beberapa obat-obatan seperti antibiotik, obat jantung, antihipertensi, obat
sedatif, dan aspirin dapat menyebabkan gangguan vertigo
c. Tumour or Trauma orTyroid
1. Tumor
Adanya tumor seperti neuroma, glioma, dan tumor intraventrikular
dapat menyebabkan gangguan vertigo

2
2. Trauma
Adanya trauma pada daerah tulang temporal dan trauma servikal dapat
menyebabkan gejala vertigo

3. Tiroid
Adanya penurunan fungsi tiroid dapat menyebabkan gejala vertigo
d. Infection
Apabila terjadi infeksi pada daerah keseimbangan seperti labirinitis
maupun vestibular neuronitis dapat menyebabkan gangguan vertigo

2.1.3 Patofisiologi
ada beberapa teori di antaranya:
a. Teori rangsangan berlebihan
Teori ini berdasarkan pada asumsi bahwa stimulasi yang berlebih akan
mengakibatkan hiperemi kanalis semisirkularis sehingga fungsinya
yang akan mengalami gangguan (Sutarni et al., 2018).
b. Teori konflik sensoris
Didalam kondisi yang normal (fisiologis) impuls yang diterima antara
sisi kiri dan kanan akan dibandingkan, antara impuls yang berasal dari
penglihatan dan proprioseptik dan vestibular secara timbal balik.
Pengolahan informasi berjalan secara reflektoris melalui proses normal
dan hasil akhirnya adalah penyesuaian otot-otot yang menggerakkan
tubuh atau menopang tubuh dan otot yang menggerakkan bola mata
(Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 2016).

2.1.4 Manifestasi Klinis


Selain kepala terasa berputar, vertigo juga dapat disertai dengan gejala
lain, seperti:

 Mual
 Muntah
 Pergerakan bola mata yang tidak normal (nistagmus)
 Berkeringat

3
 Hilangnya pendengaran
 Tinnitus

Pada dasarnya, vertigo perlu mendapatkan penanganan dengan


segera. Jika tidak, kondisi yang ada dapat memburuk dan
membahayakan penderitanya. Dianjurkan untuk segera membawa
penderita ke dokter jika terdapat tanda atau gejala berupa:

 Anggota tubuh terasa lemah


 Penglihatan berbayang
 Kesulitan berbicara
 Pergerakan mata yang tidak normal
 Penurunan kesadaran
 Respon melambat
 Kesulitan berjalan
 Demam

2.1.5 Pemeriksaan Diagnostik


Pemeriksaan penunjang yang diperlukan di antaranya adalah
pemeriksaan audiometri dan pencitraan. Pencitraan berupa CT Scan atau
MRI hanya disarankan jika terdapat temuan abnormalitas neurologis,
termasuk gangguan pendengaran unilateral atau asimetrik.

2.1.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan vertigo berbeda tergantung dari penyebab vertigonya. Walau
demikian, penanganan gejala vertigo pada umumnya dapat ditangani
mengunakan medikamentosa yang sama, yaitu betahistine atau
dimenhydrinate. Terapi nonmedikamentosa yang dapat dilakukan di antaranya
adalah terapi rehabilitasi vestibular dan pembedahan. Medikamentosa utama
untuk vertigo adalah betahistine yang digunakan untuk menangani vertigo
perifer. Obat lain yang dapat digunakan di antaranya adalah metoclopramide,
dimenhydrinate, ondansetron, prometazine, atau golongan benzodiazepine

4
seperti diazepam dan lorazepam. Vertigo terkait migraine dapat ditangani
dengan pemberian metoprolol, flunarizine, asam valproat, dan topiramat.
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian Keperawatan


Pengkajian keperawatan yaitu tahapan yang paling pertama didalam proses
keperawatan, yaitu saat mengumpulkan data secara sistematis dari berbagai
seumberdata yang bertujuan untuk identifikasi dan evaluasi status kesehatan
klien. Pengkajian keperawatan akan menjadi dasar untuk memberikan
pelayanan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien (Budiono, 2016).
langkah langkah pengkajian keperawatan pada klien vertigo meliput :
a. Identitas
Pengkajian identitas yang dilakukan pada klien vertigo adalah:
1) jenis kelamin
Jenis kelamin perempuan lebih sering mengalami vertigo karena faktor
dari hormon, perempuan mengalami menstruasi.
2) usia
usia yang lebih sering mengalami vertigo adalah usia dari 40 tahun
sampai 59 tahun.
b. Riwayat kesehatan sekarang
1) keluhan utama
Menurut (Jusuf & Wahidji, 2016) keluhan utama yang dirasakan oleh
penderita vertigo adalah nyeri kepala, pandangan kabur dan
berbayang, mual & muntah.
2) faktor pencetus
vertigo perifer disebabkan karena trauma, toksik, labirinitis, oklusi &
fistula labirin dan vertigo sentral penyebabnya adalah stroke,
perdarahan cerebelum, trauma, migren basilar, neoplasma (Jusuf &
Wahidji, 2016)
c. Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi genogram dan keterangannya, penyakit yang pernah diderita
anggota keluarga.
d. Pola kesehatan fungsional
Pada pola aktivitas dan latihan penderita vertigo bergantung pada
keluarganya karena saat melakukan aktivitas akan merasakan nyeri
kepala, pola istirahat dan tidur, pola kognitif persepsi sensori, pola

5
persepsi diri dan konsep diri, pola mekanisme koping, pola seksual
reproduksi, pola peran berhubungan dengan orang lain, pola nilai
kepercayaan.
e. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik umum yang dilakukan pada klien vertigo antara lain
adalah pemeriksaan kesadaran, Penampilan, Tanda tanda vital,
pemeriksaan mata ,Kepala, Hidung, Telinga, Mulut dan tenggorokan,
Dada, Abdomen, Genetalia, Ekstremitas, kulit. Pemeriksaan fisik pada
vertigo bertujuan untuk memeriksa penyebab dari vertigo, baik kelainan
sistemik, otologik ataupun neurologik vestibular berupa pemeriksaan
nistagmus, fungsi serebrum dan pemeriksaan fungsi pendengaran dan
keseimbangan. Beberapa faktor yang juga harus diperhatikan diantaranya
adalah hipertensi, hipotensi, gagal jantung, hipoglikemi, anemi, dan
aritmi jantung (Akbar, 2013)
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa ialah melakukan suatu penilian klinis dari hasil pengkajian
yang didapatkan. Diagnosa merupakan tahapan kedua dalam proses
keperawatan (Hidayat, 2021). Diagnosa keperawatan dapat ditegakan
melalui tiga tahapan yaitu Analisa data, identifikasi masalah, dan
perumusan diagnosa (Tim Pokja SDKI PPNI, 2017).
2.2.3 Intervensi
DIAGNOSA KRETERIA HASIL DAN TUJUAN SLKI INTERVENSI
KEPERAWA SIKI
TAN SDKI
INTOLERAN TOLENRANSI AKTIVITAS (L.05047) TERAPI
SI AKTIVITAS
Tujuan
AKTIVITAS (I.05186)
(D.0056) Ekspetasi meningkat
. Observasi
DEFINISI Kriteria hasil
 Identifika
Ketidakcukup  Frekuensi nadi si deficit
an energi  Saturasi oksigen tangka
untuk  Kemudahan dalam melakukan aktivitas
melakukan aktivitas sehari-hari  Identifika
aktivitas sehari  Kecepatan berjalan si
hari  Jarak berjalan kemampu
anberparti
 Kekuatan tubuh bagian atas
sipasi
 Kekuatan tubuh bagian bawah
dalam
 Toleransi dalam menaiki tangga
aktivotas
menur Cuku Sed Cukup menin
tertentu

6
un p ang Mening gkat berpartisi
menu Kat pasi
run dalam
1 2 3 4 5 aktivotas
tertentu
tentu
Keluhan Lelah  Identifika
si sumber
 Dispnea saat beraktivitas daya
 Dispnea setelah aktivitas untuk
 Perasaan lemah aktivitas
 Aritmia saat beraktivitas yang
 Aritmia setelah aktivitas diinginka
 Sioanosis n
 Identifika
menur Cukup sedang Cukup Me si
un menur menin nin strategime
un gkat gkat ningkatka
1 2 3 4 5 n
partisipasi
dalam
 Warna kulit aktivitas
 Identifika
 Tekanan darah
si makna
 Frekuensi nafas
aktivitas
 EKG iskemia
rutin
menur Cukup sedan Cukup Men (mis.beke
un menur g mening ingk rja) dan
un kat at waktu
luang
1 2 3 4 5  Monitor
respon
emosional
,
fisik,socia
l, dan
spiritual
terhadap
aktivitas
2. Teraupetik
 Fasilitasi
focus
pada
kemampu
an, bukan

7
deficit
yang
dialami
 Sepakati
komitmen
untuk
meningk
atkan
frekuensi
danrentan
g aktivitas
 Fasilitasi
memilih
aktivitas
dan
tetapkan
tujuan
aktivitas
yang
Konsisten
sesuai
kemampu
an
fisik, psik
ologis,
dan social
 aktivitas
sesuai
usia
Koordinas
ikan
pemilihan
 Fasilitasi
makna
aktivitas
yang
dipilih
 Fasilitasi
transporta
si untuk
 menghadi
ri
aktivitas,
jika sesuai
 Fasilitasi

8
pasien
dan
keluarga
dalam
menyesua
ikan
lingkunga
n untuk
mengako
modasika
n aktivitas
yang
dipilih
 Fasilitasi
aktivitas
fisik
rutin(mis.
ambulansi
,
mobilisasi
,
dan peraw
atan
diri),sesua
i perawata
n diri),
sesuai
kebutuhan
butuhan
 Fasilitasi
aktivitas
pengganti
saat
mengalam
i
keterbatas
an
waktu,ene
rgy, atau
gerak
 Fasilitasi
akvitas
motorik
kasar
untuk

9
pasien
hiperaktif
3. Edukasi
 Jelaskan
metode
aktivitas
fisik
sehari-
hari,jika
perlu

 Ajarkan
cara
melakuka
n aktivitas
yang
dipilih
 Anjurkan
melakuka
n aktivitas
fisik,
social,spir
itual, dan
kognitif,d
alam
menjaga
fungsi dan
kesehatan
 Anjurka
terlibat
dalam
aktivitas
kelompok
atau
terapi,
jika sesuai

4. Kaloborasi
 Kolaboras
i dengan
terapi
okupasi
dalam

10
merencan
akan dan
memonito
r program
aktivitas,
jika sesuai
 Rujuk
pada
pusat atau
program
aktivitas
komunitas
, jika
perlu
Gangguan rasa KONTROL NYERI (L.08063) MENEJEMEN
nyaman NYERI
Tujuan
(D.0074)
1. Observasi
Ekspetasi meningkat
: nyeri kepala
 lokasi,
b.d Kriteria hasil
karakterist
 Melaporkan nyeri terkontrol ik,
 Kemampuan mengenali onset nyeri durasi,fre
 Kemampuan mengenali penyebab kuensi,
nyeri kualitas,in
 Kemampuan menggunakan teknik tensitas
non farmakologi nyeri
 Dukungan orang terdekat  Identifika
si skala
menuru Cukup sedan Cukup Meni nyeri
n menuru g mening ngkat
 Identifika
n kat
si respon
1 2 3 4 5 nyeri non
verbal
 Identifika
si faktor
yang
memperbe
rat dan
memperin
gan nyeri
 Identifika
Keluhan nyeri si
Penggunaan analgentik pengetahu
an dan

11
menur Cukup sedang Cukup Men keyakinan
un menuru meningk ingk tentang
n at at
nyeri
1 2 3 4 5  Identifika
si
pengaruh
budaya
terhadap
respon
nyeri
 Identifika
si
pengaruh
nyeri pada
kualitas
hidup
 Monitor
keberhasil
an terapi
komplem
enter yang
sudah
diberikan
Monitor
efek
samping
pengguna
an
analgetik
2. Terapeutik
 Berikan
teknik
nonfarma
kologisun
tuk
menguran
gi rasa
nyeri
 lokasi,
karakterist
ik, durasi,
 frekuensi,
kualitas,in

12
tensitas
nyeri

 Identifika
si skala
nyeri

 Identifika
si respon
nyeri non
 verbal

 Identifika
si faktor
yang
 memperbe
rat dan
memperin
gan nyeri

 Identifika
si
pengetahu
an dan
 keyakinan
tentang
nyeri

 Identifika
si
pengaruh
budaya
 terhadap
respon
nyeri

 Identifika
si
pengaruh
nyeri pada
 kualitas
hidup

 Monitor
keberhasil

13
an terapi
 komplem
enter yang
sudah
diberikan

 Monitor
efek
samping
 pengguna
an
analgetik
 2.
Terapeuti
k
 Berikan
teknik
nonfarma
kologis
 untuk
menguran
gi rasa
nyeri
(mis.
 Control
lingkunga
n yang
 memperbe
rat rasa
nyeri
(mis.
Suhu
 ruangan,
pencahaya
an,
kebisinga
n)
 Fasilitasi
istirahat
dan tidur
 Pertimban
gkan jenis
dan
sumber
nyeri

14
dalam
pemilihan
strategi
meredaka
n nyeri
3. Edukasi
 Jelaskan
penyebab,
periode,
dan pemic
u nyeri
 Jelaskan
strategi
meredaka
n nyeri
 Anjurkan
memonito
r nyeri
secara
mandiri
 Anjurkan
mengguna
kan
analgetik
secara
tepat

 Ajarkan
teknik
non
farmakolo
gis untuk
menguran
gi rasa
nyeri
4. Kaloborasi
 Kolaboras
i
pemberian
 analgetik,

15
2.2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan tahap keempat dari proses


keperawatan. Implementasi keperawatan ialah serangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh perawat dalam membantu pasien selama menjalani
perawatan agar mendapatkan hasil yang diharapkan.
Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat (Hidayat, 2021). Tindakan keperawatan yang diberikan
kepada pasien selalu berdasarkan intervensi yang sudah direncanakan
berdasarkan SIKI (Tim Pokja SIKI PPNI, 2018)

2.2.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan ialah tahapan terkahir dari proses keperawatan.


Evaluasi terdiri dari dua kegiatan yaitu evaluasi proses dan evaluasi
hasil.
Evaluasi proses dilakukan selama proses perawatan berlangsung atau
menilai respon pasien, sedangkan evaluasi hasil dilakukan atas target
tujuan yang telah dibuat (Hidayat, 2021). Format yang digunakan
menurut Hidayat (2021) yaitu format SOAP yang terdiri dari subjective,
ovjective, assement dan panning. (Tim Pokja SLKI PPNI, 2019)

2.2.3 Phatwey

16
BAB III

PENUTUP

17
3.1 KESIMPULAN
Vertigo merupakan sensasi berputar dan bergeraknya penglihatan baik secara
subjektif maupun objektif, Vertigo dengan perasaan subjektif terjadi bila seseorang
mengalami bahwa dirinya merasa bergerak, sedangkan vertigo dengan perasaan
objektif bila orang tersebut merasa bahwa di sekitar orang tersebut bergerak.

Pemeriksaan fisik umum yang dilakukan pada klien vertigo antara lain adalah
pemeriksaan kesadaran, Penampilan, Tanda tanda vital, pemeriksaan mata ,Kepala,
Hidung, Telinga, Mulut dan tenggorokan, Dada, Abdomen, Genetalia, Ekstremitas,
kulit.

Daftar Pustaka

Akbar, M. (2013). Diagnosis vertigo. Makassar: Universitar Hassanudin.

18
Budiono. (2016). Konsep Dasar Keperawatan. 68–70.

Nike Chusnul Dwi Indah Triyanti, Tri Nataliswati, S. (2018). PENGARUH


PEMBERIAN TERAPI FISIK BRANDT DAROFF TERHADAP
VERTIGO DI RUANG UGD RSUD DR . R SOEDARSONO PASURUAN
The Effect of Physical Therapy Brandt Daroff on Vertigo at UGD RSUD Dr
. R Soedarsono Pasuruan. Jurnal Keperawatan Terapan, 4(1), 59–64.

Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. (2016). Panduan Praktik Klinis


Neurologi. Perdossi, 154–156.

Yulianto, R., H, M. F., & Doewes, M. (2016). Perkembangan Terapi Massage


terhadap Penyembuhan Penyakit Vertigo. Journal of Physical Education
Health and Sport, 3(2), 127–134. https://doi.org/10.15294/jpehs.v3i2.7597

Unimus.ac.id

Melly s.2016, tatalaksana vertigo, Lampung, majority.

19

You might also like