You are on page 1of 13

DAMPAK PENDEMI COVID-19 TERHADAP KARYAWAN

YANG TERKENA PHK DI HOTEL THE TRANS RESORT BALI

I Putu Aditya Prawira Putra, 1913081008


Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar
aditprawira2001@gmail.com

ABSTRACT
The Covid-19 pandemic has greatly affected various zones, especially the labor zone. The problem of
unemployment is still a special attention in Indonesia. Bali Province is a province that is famous for
its tourism in Indonesia but in reality there are still many unemployed in Bali. One of the triggers for
unemployment is the number of companies engaged in the tourism sector, for example what happened
at the trans resort bali hotel which carried out Termination of Work ties during the Covid-19
pandemic due to an emergency (force maeure). The research method used in this compilation uses
qualitative research methods. Procedures for collecting data by means of interviews and
observations. Qualitative research is descriptive and tends to use analysis. Process and meaning are
highlighted in qualitative research. The theoretical basis is used as a guide so that the research focus
is in accordance with the facts on the ground. A collection of information obtained by means of
interviews, field observations, news and other sources related to the problem. The results of the
research prove that it means that there are still many unemployed in the province of Bali, especially
unemployment caused by being laid off from the world of tourism such as hotels.
Kata kunci : Tourism, Unemployment, Employee, Hotel

ABSTRAK
Pandemik Covid- 19 sangat mempengaruhi terhadap bermacam zona spesialnya zona ketenaga
kerjaan. Permasalahan pengangguran hingga dikala ini masih jadi atensi spesial di Negeri
Indonesia. Provinsi Bali ialah provinsi yang terkenal dengan pariwisatanya di Indonesia hendak
namun realitanya masih banyak pengangguran di Bali. Salah satu pemicu pengangguran ialah
banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata contohnya yang terjadi di hotel the trans
resort bali yang melaksanakan Pemutusan Ikatan Kerja di masa pandemik Covid- 19 ini disebabkan
keadaan darurat (force maeure). Tata cara riset yang dicoba pada penyusunan ini memakai tata cara
riset kualitatif. Tata cara pengumpulan data dengan tata cara wawancara dan observasi. Kualitatif
merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan
makna lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu
agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Kumpulan informasi yang didapat dengan
tata cara wawancara, observasi lapangan, berita-berita serta sumber-sumber lain yang terkait
dengan permasalahan. Hasil riset membuktikan kalau berarti masih banyaknya pengangguran di
provinsi Bali terutama penganguran yang diakibatkan di phk dari dunia pariwisata seperti hotel.
Kata kunci : Pariwisata, Penganguran, Karyawan, Hotel
PENDAHULUAN

Saat ini, masalah utama Indonesia dalam hal ketenagakerjaan adalah tingginya jumlah
pengangguran. Isu pengangguran kerap menjadi perbincangan di berbagai media, khususnya
media elektronik. Dunia dihebohkan dengan pandemi Covid-19 sejak dimulai pada Maret
2019, dengan konsekuensi signifikan bagi kehidupan sosial, budaya, politik, pembelajaran,
dan ekonomi.

Dengan hadirnya pandemi Covid-19, sebagian besar industri berupaya mengurangi jumlah
pekerja/buruh guna menekan penyebaran virus Corona. Virus corona telah berdampak
signifikan pada industri pariwisata, dengan pengusaha, pekerja, dan penduduk semuanya
merasakan dampaknya. Dari sisi pekerja, ketika terjadi gelombang pemutusan hubungan
kerja (PHK), hal ini akan menyebabkan penurunan pendapatan yang merupakan hasil dari
kegiatan industri yang diasuransikan di sebagian besar daerah. Lingkungan ini memiliki
dampak besar pada kehidupan pekerja dan keluarganya.

Kehilangan jaminan kerja merupakan sesuatu yang sangat menakutkan bagi sebagian orang
terutama pekerja/buruh, karena dapat mengakibatkan hilangnya mata pencaharian. Pemutusan
hubungan kerja tidak boleh dilakukan secara sewenang-wenang, tetapi harus ada alasan yang
masuk akal sebelum karyawan diberhentikan. Termasuk memastikan para pekerja yang
diberhentikan tidak merasa ditipu oleh majikannya.

Sebelumnya diatur dalam UU No. Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja, dan pemerintah
semua berusaha untuk menghindari PHK. Keputusan untuk mengakhiri hubungan antara
kedua negara tidak dapat dihindari. Dalam pasal 151, perundingan tampaknya tidak akan
menghasilkan kesepakatan, karena pekerja/buruh telah memperoleh penetapan dari lembaga
penyelesaian perselisihan ikatan industrial. Setelah itu diubah menjadi nomor hukum. Dalam
pasal 151 UU Ketenagakerjaan disebutkan bahwa pengusaha, pekerja/buruh, serikat
pekerja/serikat buruh, dan Pemerintah semuanya bekerja keras untuk mencegah terjadinya
PHK.

Dalam Pasal 151 ayat 2 mengatakan kalau menimpa Pemutusan Ikatan Kerja tidak bisa
dihindari. Dalam pasal 151 ayat 3 mengatakan kalau dalam perihal pekerja/ buruh sudah
diberitahu serta menolak Pemutusan Ikatan Kerja, penyelesaian dalam perihal ini harus
dicoba lewat negosiasi bipartit antara pengusaha dengan pekerja/ buruh ataupun dengan hal :
Pasal 151 ayat 4 mengatakan kalau dalam negosiasi bipartit tidak menciptakan konvensi,
Pemutusan Ikatan Kerja dicoba melewati proses cocok dengan prosedur penindakan
perselisihan ikatan industrial.

Dalam pasal 151 A mengatakan pemberitahuan tidak butuh dicoba oleh pengusaha dalam
perihal:“ pekerja/ buruh mengundurkan diri atas keinginan sendiri; pekerja/ buruh serta
pengusaha berakhir ikatan kerjanya cocok dengan perjanjian kerja waktu tertentu; pekerja/
buruh menggapai umur pensiun cocok dengan perjanjian kerja, peraturan industri, ataupun
perjanjian kerja bersama; ataupun pekerja/ buruh wafat dunia.”. Ada PERDA Provinsi Bali
yang mengendalikan menimpa Pemutusan Ikatan Kerja, ialah PERDA Nomor 10 Tahun 2019
tentang Penyelenggaraan Tenagakerjaan di pasal 61. Provinsi Bali sendiri realitanya jadi
provinsi dengan industry pariwisata yang populer. Oleh sebab itu kasus pengangguran di
Provinsi Bali saat ini masih dapat teratasi.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah kualitatif. Metode penelitian
kualitatif digunakan untuk mempelajari kondisi objek alam, dengan peneliti sebagai
instrumen kuncinya. Bedanya dengan penelitian kuantitatif adalah penelitian ini dimulai
dengan data, menggunakan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan diakhiri dengan teori.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami subjek penelitian seperti perilaku, kognisi, motivasi, tindakan, dll. Secara
keseluruhan, melalui bentuk kata-kata dan bahasa, dalam lingkungan alam yang khusus,
dengan menggunakan berbagai metode alami untuk menggambarkan.

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi observasi, wawancara, dan studi
dokumen. Observasi adalah teknik pengumpulan data secara langsung di lokasi penelitian,
wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dengan sumber,
dan studi dokumen adalah teknik yang mengandalkan dokumen sebagai sumber data untuk
mendukung penelitian.
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tentang Manajemen Sumber Daya Manusia


Meskipun kekuatan sumber energi manusia meningkat dalam suatu organisasi, manusia
masih dipandang sebagai peninggalan, terutama dari sumber energi yang berbeda dalam
organisasi. Kehadiran manusia dalam suatu organisasi sangat kuat dan penting, yang
berarti bahwa para ahli sering kali terdorong untuk menyumbangkan pengetahuan
mereka tentang bagaimana mengelola sumber daya energi manusia secara efektif. Artikel
Haris dan Ogbana (2001) membahas program, kebijakan, dan praktik manajemen sumber
daya manusia sebagai cara mengelola tenaga kerja organisasi. Yang lain melihat
manajemen sumber daya manusia dalam hal kegiatan yang dilakukan seperti
Sedarmayanti (2009) yang menegaskan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah
kebijakan dan aplikasi untuk memastikan aspek manusia atau sumber daya manusia pada
posisi manajerial, termasuk rekrutmen, penyaringan, pelatihan dan reward dan evaluasi.
Senada pula H Simamora( 2006), manajemen sumber energi manusia merupakan hal- hal
berkaitan dengan pembinaan, pemakaian serta proteksi sumber energi manusia. Tugas
manajemen sumber energi manusia merupakan mengelola unsur- unsur manusia dengan
seluruh kemampuan yang dipunyai sehingga bisa diperoleh sumber energi manusia yang
bisa menggapai tujuan organisasi. Perihal sama dikemukakan Michael Amstrong( 1987),
dia mendefinisikan manajemen sumber energi manusia selaku pendekatan strategis
terhadap keahlian, motivasi pengembangan serta manajemen pengorganisasian sumber
energi manusia. Dari bermacam pemikiran lebih dahulu nampak sebagian penanda
berarti yang berhubungan dengan manajemen sumber energi manusia ialah:
 Manajemen sumber energi manusia merupakan kegiatan yang berhubungan
dengan memberdayakan manusia dalam organisasi;
 Manajemen sumber energi manusia merupakan pendekatan strategis dengan cara-
cara terbaik serta pro aktif dalam mengelola sumber energi organisasi;
 Manajemen sumber energi manusia berkenaaan dengan nilai serta kultur
organisasi serta tidak cuma menghasilkan aspek- aspek yang rasional dan nyata
semacam struktur serta teknologi, namun pula pencipta pandangan hidup, bahasa,
keyakinan;
 Manajemen sumber energi manusia berkaitan dengan gimana merancang,
menempatkan, mengkoordinasi, membina, memotivasi serta mengendalikan
sumber energi manusia yang bekerja dalam organisasi.
B. Faktor Pengangguran dan Dampak PHK Terhadap Pegawai di Hotel The Trans
Resort Bali
Kondisi tenaga kerja yang baik di Bali disebabkan oleh tingkat pengangguran yang
rendah, yaitu 1,37 persen. Meskipun tingkat pengangguran lebih rendah, masih banyak
masalah ketenagakerjaan di Bali, seperti jumlah pekerja, upah, kualitas, dan distribusi
pekerja yang tidak merata.
C. Faktor-Faktor Penyebab Pengangguran

Di tengah- tengah pandemik Covid- 19 ataupun Coronavirus yang lagi berkelanjutan


sampai saat ini, sehingga perihal ini berkaitan dengan kasus Pengangguran yang
dikarenakan PHK. PHK bisa menaikkan beban untuk salah satu pihak atau sebagian
pihak, pasalnya banyak industri yang memutuskan kontrak kerja secara sepihak kepada
para tenaga kerjanya. Dalam perihal ini hendak pengaruhi pelakon usaha ataupun
pekerja. Langkah berikutnya butuh dipertimbangkan dalam Pemutusan Ikatan Kerja
(PHK) bisa jadi jalur yang digunakan para pengusaha guna menjauhi kerugian yang
signifikan. Banyak dari tenaga kerja yang kesimpulannya wajib menyudahi bekerja serta
jadi pengangguran dikarekan industri hadapi keadaan krisis yang terdapat. Ada juga
faktor lainnya yang menjadi penyebab pengangguran selain PHK antara lain:

1. Jumlah Angkatan Kerja


Ada 3,06 juta orang yang tinggal di Bali, 2,41 juta di antaranya termasuk dalam
angkatan kerja atau Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah 78,61
persen. Ada 656.080 orang yang tidak termasuk angkatan kerja, yaitu orang yang
hanya mempunyai kegiatan sekolah, mengurus rumah tangga, atau melakukan
kegiatan lain.. Penduduk bekerja terdiri dari orang-orang yang sedang bekerja dan
orang-orang yang sedang mencari pekerjaan. Penduduk yang menganggur terdiri
dari orang-orang yang saat ini tidak bekerja dan orang-orang yang telah berhenti
mencari pekerjaan. Jumlah penduduk Bali bekerja per Februari 2014 sebanyak
2,37 juta orang (98,63 persen). Dari total angkatan kerja terdapat, hanya 1,37
persen yang tidak terserap dalam angkatan kerja. Peningkatan jumlah tenaga
kerja yang tidak diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja akan berdampak
negatif terhadap perekonomian. Tenaga kerja yang tidak terserap ke dalam
angkatan kerja akan menyebabkan pengangguran. Pemerintah berharap dengan
bertambahnya jumlah tenaga kerja akan membantu mendorong pembangunan
ekonomi. Salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas program KB adalah
pemerintah lebih menekankan pada pelaksanaannya. Jika program KB berjalan
dengan baik, maka tingkat pertumbuhan atau jumlah kelahiran akan menurun,
begitu juga dengan angkatan kerja. Jika jumlah pekerja berkurang, tetapi jumlah
pekerjaan bertambah, jumlah pengangguran bisa berkurang.

2. Upah
Salah satu masalah utama yang mempengaruhi pekerja adalah perbedaan antara
pendapatan mereka dan kebutuhan yang harus mereka penuhi, seperti makanan,
tempat tinggal, dan perawatan medis. Inilah salah satu alasan gerakan protes
buruh mulai tumbuh kuat. Meningkatnya kebutuhan hidup menyebabkan mereka
menuntut gaji yang lebih tinggi dari majikan mereka. Investor asing tertarik pada
upah pekerja yang rendah di ekonomi kapitalis, karena upah ini membantu
membuat ekonomi ini lebih kompetitif. Pemerintah dalam bisnis menghasilkan
uang, dan ini adalah salah satu cara melakukannya. Kondisi tersebut membuat
pemerintah lebih cenderung berpihak pada investor. Dibandingkan dengan
pekerja yang merupakan rakyatnya sendiri, ketika terjadi krisis tenaga kerja, bos
bisa lebih kejam. Gaji yang rendah sering dikaitkan dengan rendahnya kualitas
sumber daya manusia. Penyelesaian permasalahan UMR dan UMD ini akan
membutuhkan usaha yang terus menerus, dan diharapkan kondisi dapat dibuat
sesempurna mungkin. Untuk memastikan bahwa pekerja menerima pendapatan
yang layak, pemerintah perlu menetapkan upah minimum. Penetapan upah
minimum antara lain dengan mempertimbangkan peningkatan kesejahteraan
pekerja dalam beberapa tahun terakhir, dengan tetap mempertimbangkan
peningkatan produktivitas perusahaan dan perkembangan ekonomi secara
keseluruhan.. Pada awalnya upah minimum ditetapkan secara regional, atau yang
sering kita sebut dengan upah minimum regional. Sistem pengupahan ini
didasarkan pada biaya hidup di masing-masing daerah. Sebelum tahun 2000,
upah yang diberikan berbeda-beda tergantung di mana seseorang bekerja di
Indonesia. Untuk bagian negara yang berbeda, upah minimum yang harus
diterima oleh pekerja berbeda. Ada perbedaan yang signifikan dalam biaya hidup
bagi pekerja di berbagai wilayah negara. Namun, penentuan upah berdasarkan
wilayah ini tidak cukup akurat untuk mewakili biaya hidup di setiap
wilayah.Untuk itu pemerintah melakukan perubahan peraturan tentang upah
minimum. Dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang
kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom, maka
pemberlakuan Upah Minimum Regional (UMR) berubah menjadi Upah
Minimum Provinsi (UMP) atau upah minimum kabupaten/kota. Dengan adanya
peraturan baru ini, provinsi-provinsi di Indonesia mulai menyesuaikan upah
minimum regional di daerah mereka. Pajak penghasilan yang berhubungan
dengan upah minimum provinsi atau upah minimum kabupaten/kota diatur oleh
pemerintah melalui PP No. 5 Tahun 2003 mengenai Pajak Penghasilan Atas
Penghasilan yang Diterima oleh Pekerja Sampai Dengan Sebesar Upah Minimum
Provinsi atau Upah Minimum Kabupaten/Kota. Peraturan ini dibuat berdasarkan
kenyataan bahwa masih banyak pekerja yang memperoleh penghasilan dalam
sebulan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak, namun masih di bawah atau
sebesar UMP. Akibatnya, pekerja tersebut dikenakan PPh pasal 21 atas
penghasilannya, sehingga mungkin mengurangi kesejahteraan pekerja yang
bersangkutan. Oleh karena itu, untuk penghasilan pekerja sampai dengan sebesar
UMP atau upah minimum, pajak penghasilan yang terutang atas penghasilan
tersebut ditanggung oleh pemerintah.
3. Kualitas
Kualitas tenaga kerja di Provinsi Bali terbilang sudah cukup baik. Namun, masih
juga terdapat tenaga kerja dengan kualitasnya yang rendah. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor, yakni :
1) Pendidikan yang Rendah
Di dalam pendidikan terdapat unsur pengembangan, peningkatan, dan
pembinaaan untuk senantiasa meningkatkan keterampilan, kepribadian, dan
potensi yang dimiliki oleh seorang individu. Pendidikan yang tidak sesuai
standar akan sangat berpengaruh pada kehidupan individu. Jika usaha
penyiapan tenaga kerja melalui pendidikan ini tidak berjalan optimal atau
kualitasnya tidak sesuai, maka hasilnya adalah individu yang bermutu
rendah. Kecakapan individu ini akan sangat kurang memadai jika ia menjadi
tenaga kerja. Kecakapan seorang tenaga kerja pastinya berpengaruh pada
daya jualnya di pasar tenaga kerja serta dalam produktifitasnya ketika
manghasilkan barang dan jasa. Sayangnya, di Indonesia khususnya di Bali,
masih banyak tingkat pendidikan tenaga kerjanya masih tergolong rendah.
Upaya yang harus dilakukan pemerintah yaitu, meningkatkan kualitas
pendidikan dan memberikan pendidikan yang merata pada tiap-tiap wilayah
kabupaten.
2) Tidak Menguasai Teknologi
Penguasaan teknologi bermakna mempunyai kemampuan untuk
mengolah, memanfaatkan dan menggunakan teknologi dengan
optimal.Penguasaan teknologi juga sangat berpengaruh bagi kualitas
tenaga kerja. Jika seorang tenaga kerja mempunyai penguasaan teknologi
yang bagus, maka produktifitasnya akan meningkat pesat dan lebih
efisien. Sebaliknya, tenaga kerja yang tidak menguasai teknologi atau
dapat disebut dengan istilah gaptek atau gagap teknologi akan lebih kecil
prokdutifitasnya. Daya saing yang dimiliki oleh tenaga kerja yang gagap
teknologi akan kecil.
3) Terbatasnya Fasiltas Infrastruktur
Terbatasnya fasilitas-fasilitas infrastruktur akan mengakibatkan produksi
barang semakin rendah. Jika fasiltas infrastruktur atau alat yang hendak
dipergunakan terbatas, tenaga kerja terpaksa memilih membuatnya
dengan olahan tangan sendiri. Hal tersebut belum tentu beroleh hasil yang
bermutu tinggi, sehingga daya saing barang produksi tersebut kalah
banding dengan barang produksi daerah lain. Hal itulah yang
menyebabkan kualitas tenaga kerja Bali semakin rendah.

Dampak yang di Akibatkan

Dilihat dari seluruh aspek banyak sekali akibat dari PHK untuk para tenaga kerja ada
pula dampak- dampaknya selaku berikut:

1. Para korban PHK menghadapi banyak kesulitan, termasuk kebutuhan untuk


memenuhi kebutuhan keluarganya. Dengan tabungan mereka yang semakin
menipis dari hari ke hari dan tidak ada pekerjaan yang ditemukan, mereka
berjuang untuk memenuhi semua kebutuhan mereka.
2. Nyawa banyak pekerja dan keluarganya dipertaruhkan, dan pemutusan hubungan
kerja berdampak tidak hanya pada warga yang terkena pemutusan hubungan
kerja, tetapi tidak hanya pada pekerja lain yang masih bekerja, karena mengubah
konsentrasi tenaga kerja sehingga mereka tidak fokus untuk menyelesaikan
pekerjaan. Beberapa karyawan juga mengalami penurunan kinerja yang
berdampak pada kondisi fisik dan psikologis karyawan tersebut.

D. Upaya Pemerintah Provinsi Bali Dalam Mengatasi Pengangguran Akibat PHK di


Masa Pandemi Covid-19
Menurut Badan Pusat Statistik, pengangguran adalah jumlah orang yang tidak bekerja,
tetapi sedang mencari pekerjaan. Pengangguran adalah seseorang yang belum bekerja
tetapi masih mencari pekerjaan atau mempersiapkan pekerjaan baru atau pengangguran
dapat juga disebut sebagai penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena telah diterima
bekerja tetapi belum mulai bekerja.. Indonesia merupakan negara dengan sumber daya
energi alam yang melimpah atau dikenal dengan (SDA) dan sumber daya manusia atau
biasa disebut (SDM), namun jika sumber energi manusia yang melimpah tidak dapat
menjamin adanya sumber energi manusia yang efisien. Salah satu aspek yang
menimbulkan tingginya pengangguran ialah minimnya angkatan kerja yang
berkompeten. Budaya yang kental dengan warga Indonesia semacam sikap malas ialah
salah satu aspek menimbulkan terus dikaitkan dengan pengangguran khususnya di
Provinsi Bali.
Untuk dapat menyelesaikan problem PHK itu perlu mencermati secara lebih mendalam
berbagai persoalan ketenagakerjaan yang ada, maka masalah tersebut berpangkal dari
persoalan pokok upaya pemenuhan kebutuhan hidup serta upaya meningkatkan
kesejahteraan hidup. Persoalan pemenuhan kebutuhan pokok, baik kebutuhan akan
barang, seperti pangan, sandang dan papan, maupun jasa seperti pendidikan, kesehatan,
dan keamanan adalah akar penyebab utama sekaligus faktor pendorong terjadinya
permasalahan ketenagakerjaan. Terjadinya kelangkaan lapangan kerja menyebabkan
sebagian anggota masyarakat menganggur dan ini berdampak pada ketidakmampuan
mereka memenuhi kebutuhan hidupnya. Terjunnya kalangan wanita dan anak-anak ke
dunia ketenagakerjaan tidak terlepas dari upaya mereka untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidup mereka dan keluarganya sekaligus dalam rangka meningkatkan
kesejahteran hidup.
Pemerintah provinsi Bali dalamn mengatasi berbagai masalah Penganguran melalui
berbagai upaya praktis seperti berikut :
1. Mendorong Investasi
Mengharapkan investasi dari luar negeri kenyataannya belum menunjukkan hasil
yang berarti selama tahun 2006 lalu. Para investor asing mungkin masih menunggu
adanya perbaikan iklim investasi dan beberapa peraturan yang menyangkut aspek
perburuhan. Kalau upaya terobosan lain tidak dilakukan, khawatir masalah
pengangguran ini akan bertambah terus pada tahun-tahun mendatang. Beberapa
produk perikanan dan kelautan juga sangat potensial untuk dikembangkan seperti
udang, ikan kerapu dan rumput laut dan beberapa jenis budidaya perikanan dan
kelautan lainnya. Sektor industri manufaktur dan kerajinan, khususnya untuk industri
penunjang - supporting industries seperti komponen otomotif, elektronika, furnitur,
garmen dan produk alas kaki juga memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan
dan penyerapan tenaga kerja. Penulis juga mencermati banyak sekali produk-produk
IT dan industri manufaktur yang sangat dibutuhkan, baik untuk pasar lokal, maupun
untuk pasar luar.
2. Meningkatkan Fleksibilitas tenaga kerja
Langkah-langkah praktis yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
fleksibilitas tenaga kerja antara lain:
1) Menyelesaikan pelaksanaan perundang-undangan tenaga kerja dan berkonsentrasi
pada dua isu utama yang mendapat perhatian para pengusaha yaitu: i) keleluasaan
dalam mempekerjakan pekerja kontrak dan ii) keleluasaan dalam melakukan
outsourcing, dengan menekankan para sub-kontraktor untuk memenuhi hak-hak
pekerja mereka.
2) Menciptakan peradilan tenaga kerja, sebagaimana yang diatur dalam undang-
undang perselisihan hubungan industrial. Hal ini dimaksudkan untuk
mempercepat proses penyelesaian perselisihan tenaga kerja.
3) Membentuk tim ahli dalam menentukan tingkat upah minimum. Pemerintah pusat
dapat menjalankan kewenangan untuk membatasi peningkatan upah minimum di
daerah.
4) Jika diperlukan, merevisi Undang-undang mengenai Sistem Kesejahteraan Sosial
Nasional yang baru disahkan dan membentuk komisi tingkat tinggi yang bertugas
mendesain sistem kesejahteraan nasional. Sistem ini harus dapat dilaksanakan dan
mendukung penciptaan lapangan pekerjaan.
3. Peningkatan Keahlian Pekerja
Pemerintah seharusnya dapat meningkatkan kemampuan angkatan kerja. Lemahnya
kemampuan pekerja Indonesia dirasakan sebagai kendala utama bagi investor.
Rendahnya keahlian ini akan mempersempit ruang bagi kebijakan Indonesia untuk
meningkatkan struktur produksinya. Walaupun pada saat sebelum krisis pendidikan
di Indonesia mencapai kemajuan yang luar biasa, dalam segi kuantitas, kualitas
pendidikan masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara pesaing lainnya.
Pemerintah harus lebih menekankan pencapaian tujuan di bidang pendidikan formal
dengan mereformasi sistem pendidikan, sesuai dengan prinsip dan manfaat dari
proses desentralisasi. Upaya-upaya yang harus dilakukan pemerintah provinsi Bali
untuk meningkatkan mutu atau kualitas tenaga kerja yaitu :
1) Latihan Kerja
Latihan kerja merupakan proses pengembangan keahlian dan keterampilan kerja
yang langsung dikaitkan dengan pekerjaan dan persyaratan kerja. Dengan kata
lain, latihan kerja berkaitan dengan pengembangan profesionalisme tenaga kerja.
Dalam kaitannya dengan peningkatan mutu kerja, latihan kerja dapat berfungsi
sebagai suplemen ataupun komplemen terhadap pendidikan formal.
2) Pemagangan
Pemagangan adalah latihan kerja langsung ditempat kerja. Jalur pemagangan ini
bertujuan untuk memantapkan profesionalisme yang dibentuk melalui latihan
kerja. Dengan bimbingan dan pengalaman yang terus-menerus dalam dunia kerja
maka profesionalisme tenaga kerja akan dapat tumbuh dan berkembang sesuai
dengan keterampilan yang dipelajari selama magang pada suatu perusahaan.
3) Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat
Peningkatan kualitas pendidikan dilakukan dengan cara memperbaiki ataupun
memantapkan sistem pendidikan di Indonesia khususnya di Bali. Pemerintah
dapat membuka sekolah menengah kejuruan (SMK) yang berkualitas di seluruh
daerah kabupaten Provinsi Bali.
KESIMPULAN

Ada pula kesimpulan dari artikel ini merupakan selaku berikut:


1. Tentu saja, jika dilihat dari upaya PHK di Provinsi Bali, khususnya The Trans Resort
Bali, tidak semua kebijakan telah dicoba melalui sistem sebagaimana mestinya
karena pembentukan darurat atau bahasa sehari-hari (force maeure). PHK pekerja
dan pandemi Covid-19 memiliki banyak konsekuensi. Ada juga konsekuensi dari
situasi ini. Para korban PHK menghadapi banyak kesulitan dan kesulitan, karena
tabungan mereka cepat habis dan mereka tidak memiliki pekerjaan untuk menghidupi
keluarga mereka.. Banyak pekerja dan keluarganya yang terancam nyawanya, PHK
tidak hanya berdampak pada warga sekitar yang terkena PHK, tidak hanya pekerja
lain yang masih bekerja karena mengubah konsentrasi karyawan sehingga tidak fokus
pada penyelesaian. dari pekerjaan. Beberapa karyawan juga menderita kinerja yang
buruk.
2. Pemerintah Provinsi Bali berupaya semaksimal mungkin untuk membantu
mengurangi jumlah pengangguran di provinsi tersebut. Ini membuka banyak
pekerjaan baru, dan membantu orang menemukan peluang baru. Ada juga upaya
yang sedang diupayakan untuk mendorong investasi, meningkatkan fleksibilitas
tenaga kerja, dan meningkatkan keterampilan pekerja. Pemerintah Provinsi Bali
berupaya meningkatkan kualitas tenaga kerja dengan memberikan pelatihan kerja,
program pemagangan, dan peningkatan kualitas pendidikan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal
Putri, Retno Karunia, et al. "Efek Pandemi Covid 19: Dampak Lonjakan Angka PHK
Terhadap Penurunan Perekonomian Di Indonesia." Jurnal Bisnis Manajemen dan Akuntansi
(BISMAK) 1.2 (2021): 72-77.
Soleh, Ahmad. "Masalah ketenagakerjaan dan pengangguran di Indonesia." Jurnal Ilmiah
Cano Ekonomos 6.2 (2017): 83-92.
Franita, Riska. "Analisa pengangguran di Indonesia." Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 1.3
(2016): 88-93.
Taniady, Vicko, et al. "PHK Dan Pandemi Covid-19: Suatu Tinjauan Hukum Berdasarkan
Undang-Undang Tentang Ketenagakerjaan Di Indonesia." Jurnal Yustisiabel 4.2 (2020): 97-
117.

Internet

VOA Indonesia, Kiat Pengusaha Hotel dan Villa Bertahan di Tengah Pandemi,
https://www.voaindonesia.com/a/kiat-pengusaha-hotel-dan-villa-bertahan-di-tengah-
pandemi-/6273186.html . Diakses pada 30 April 2022

Dinas Tenaga Kerja PEMKAB Buleleng, Masalah ketenaga Kerjaan di Propinsi Bali,
https://disnaker.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/masalah-ketenaga-kerjaan-di-
propinsi-bali-37. Diakses pada 30 April 2022

Dinas Tenaga Kerja PEMKAB Badung, Masalah ketenaga Kerjaan,


https://disperinaker.badungkab.go.id/ Diakses pada 30 April 2022

Website Resmi The Trans Resort Bali https://www.transresortbali.com/ Diakses pada 30


April 2022

You might also like