Professional Documents
Culture Documents
Abstrak: Tanah lempung ekspansif merupakan tanah yang banyak mengandung mineral
montmorillonite dan illite. Tanah ini memiliki sifat plastisitas yang tinggi, daya dukung
yang rendah, dan juga kuat geser yang rendah. Salah satu daerah di Indonesia yang
memiliki kondisi tanah ekspansif adalah di daerah Soko, Ngawi, Jawa Timur. Kepekaan
mineral ini terhadap air berpengaruh terhadap rendahnya daya dukung tanah. Parameter
tanah yang diperlukan untuk mengetahui daya dukung tanah pada umumnya dinyatakan
dengan besarnya nilai kuat tekan dan CBR (California Bearing Ratio). Daya dukung
tanah yang rendah membuat beban yang dipikul oleh tanah juga rendah, sehingga ketika
terjadi penambahan beban akan terjadi penurun tanah. Dalam memperbaiki struktur tanah
harus memperhatikan aspek lingkungan, salah satunya adalah mengenai pemanfaatan
limbah yang tidak terpakai, yaitu limbah gypsum dan limbah kaca yang banyak
mengandung mineral yang dapat digunakan untuk menstabilkan tanah. Dari hasil
penelitian didapatkan Nilai CBR maksimum pada variasi 10% limbah gypsum dengan 8%
serbuk kaca. Dimana nilai CBR unsoaked pada tanah asli sebesar 7,875% sedangkan pada
CBR soaked sebesar 1,975%, setelah dilakukan stabilisasi dengan limbah gypsum dan
serbuk kaca mengalami perubahan nilai CBR unsoaked menjadi 38,327% dan CBR
soaked menjadi 6,252%.
Kata Kunci: tanah ekspansif, limbah gypsum, serbuk kaca, stabilisasi tanah, dan CBR.
Abstract: Expansive clay soil contains many minerals of montmorillonite and illite. This
soils have a high plasticity, low soil bearing capacity, and low direct shear.Indonesia has
that kind of soil, placed in Soko, Ngawi, East Java. The sensitivity of this minerals to
water affect the soil bearing capacity. Parameters of the soil necessary to determine the
soil bearing capacity. In general mentioned by the value of the compressive strength and
CBR. Low soil bearing capacity make the load that hold by the soil is low, so that when
the load addition added it will make the soil settlement. In improving soil structure
should pay attention to environment aspects. One of them is utilization of unused waste.
There are gypsum and glass waster which curtain minerals that can be used for
stabilizing soil bearing capcity. The results of the study obtained a maximum CBR value
in the variation of 10% gypsum waste with 8% glass powder. Where the unsoaked CBR
value of the original was 7,875% while the soaked CBR value was 1,975%, after
stabilization with gypsum waste and glass powder changes the unsoaked CBR value be
38,327& and the soaked CBR soaked be 6,252.
Keywords: expansive soils, gypsum waste, glass waste, soil stabilization, and CBR.
1
Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret
2
Pengajar Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret
50
IJCEE Vol. 6 No.1 Juli 2020, Hal 50-56 ISSN 2598-2931
51
IJCEE Vol. 6 No.1 Juli 2020, Hal 50-56 ISSN 2598-2931
pengurangan nilai batas cair tanah dengan nilai Lempung” didapatkan hasil indeks plastisitas
batas plastis tanah. Nilai indeks plastisitas tanah asli yaitu sebesar 31,27% sedangkan
menjadi semakin kecil seiring dengan pada tanah dengan limbah gypsum 12%
bertambahnya kadar serbuk kaca yang diperoleh nilai IP sebesar 25,69%. Terjadi
dicampur. penurunan Indeks plastisitas sebesar 17,84%
Selain limbah kaca, limbah gypsum juga terhadap tanah asli. Hal ini disebabkan karena
merupakan salah satu material yang termasuk bahan tambah limbah gypsum menjadikan
dalam kategori limbah B3 (Bahan Beracun dan tanah mudah mengalami keretakan yang
Berbahaya) sesuai dengan Peraturan diakibatkan daya lekat yang rendah pada tanah
Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999. Gypsum yang dicampurkan dengan limbah gypsum
biasa digunakan sebagai bahan campuran 12%.
untuk semen portland ataupun pupuk. Selain Tujuan penelitian ini adalah untuk
itu gypsum juga banyak dimanfaatkan dalam mengetahui: (1) perubahan nilai daya dukung
bahan bangunan sebagai lis plafon, plester, tanah bila distabilkan menggunakan limbah
cetakan keramik, dan lain sebagainnya. Akan kaca dan limbah gypsum, (2) presentase
tetapi dalam penggunaanya seringkali optimum penggunaan limbah kaca dan limbah
menimbulkan limbah buangan yang kurang gypsum terhadap nilai daya dukung tanah.
bisa dimanfaatkan. Terlebih lagi dalam,
gypsum didominasi oleh mineral kalsium. METODOLOGI PENELITIAN
Salah satu kelebihan gypsum adalah salah satu Penelitian ini merupakan penelitian
material yang memiliki siklus tertutup atau dengan menggunakan metode eksperimen.
dapat digunakan terus menerus. Dengan Subjek penelitian ini adalah campuran
kelebihan sifat ini, limbah buangan gypsum ini tanah desa Soko, Ngawi dengan limbah
bisa dimanfaatkan dalam menstabilkan tanah. gypsum dan serbuk kaca dengan persentase
Menurut penilitan Fera Ndaru W, dkk penambahan 0%, 2%, 4%, 6%, 8% dan 10%
yang berjudul Perbaikan Tanah Ekspansif dari berat tanah.
Dengan Penambahan Serbuk Gypsum Dan Abu Sampel tanah akan dilakukan pengujian
Sekam Padi Untuk Mengurangi Kerusakan indeks properties tanah untuk mengetahui
Stuktur Perkerasan didapatkan hasil CBR di karakteristik tanah berupa uji kadar air (SNI
atas didapatkan hasil bahwa nilai CBR terbesar 1965:2008), uji batas cair (SNI 1967:2008), uji
terdapat pada CBR curing 14 hari pada variasi batas plastis (SNI 1966:2008), uji berat jenis
kedua yaitu 21,873%. Dan dari hasil (SNI 1964:2008), uji distribusi ukuran butiran
penambahan bahan stabilisasi campuran serbuk (SNI 3423:2008) dan uji pemadatan (SNI
gypsum dan abu sekam padi dapat 1742:2008).
meningkatkan hasil CBR tidak terendam, Parameter yang digunakan untuk
meningkatnya nilai CBR sebagaimana adanya mengetahui daya dukung tanah digunakan
proses dari sementasi antar partikel pengujian CBR laboratorium, yaitu berupa
tanah,serbuk gypsum,air, dan abu sekam padi CBR soaked (terendam) dan CBR unsoaked
selama proses perawatan (curing). (tak terendam) yang berdasarkan metode
Sementasi ini menyebabkan standart menurut SNI-03-1744-2012.
penggumpalan tanah yang menyebabkan
meningkatnya daya ikat antar butiran, hal ini HASIL DAN PEMBAHASAN
juga akan meningkatkan kemampuan saling Pada penelitian ini, sampel tanah yang
mengunci antar butiran dan selain itu rongga- diambil dari desa Soko, Ngawi. Sampel tanah
rongga pori yang ada akan terisi oleh bahan yang diambil pada kedalaman 1 meter.
campuran sebagaimana salah satu fungsi abu Hasil penelitian yang dilakukan oleh
sekam padi sebagai bahan filler atau bahan Sudjianto (2015) mengenai kandungan mineral
pengisi. pada tanah desa Soko, Ngawi didominasi oleh
Pada penelitian yang dilakukan oleh mineral montmorillonite sebesar 49,74% dan
Siregar,dkk dengan judul “Limbah Gypsum Lis mineral halloysite sebesar 45,10%. Kedua
Plafon Sebagai Bahan Stabilisasi Tanah mineral inilah yang mendominasi susunan
52
IJCEE Vol. 6 No.1 Juli 2020, Hal 50-56 ISSN 2598-2931
mineral tanah desa Soko, Ngawi. Oleh karena dikelilingi bahan sementasi yang lebih
itu, tanah desa Soko, Ngawi dikategorikan keras, sehingga butiran tidak mudah hancur
sebagai tanah lempung ekspansif. Hal ini atau berubah bentuk karena pengaruh air.
sejalan dengan pernyataan Chen (1975) yang Menurut Maritha Nilam Kusuma dan
menyatakan bahwa tanah ekspansif sebagai Yulfiah (2018) tanah dengan tekstur halus,
salah satu jenis tanah berbutir halus berukuran seperti tanah liat memiliki ruang pori lebih
kolodial yang terbentuk dari mineral-mineral banyak, sehingga berkemampuan menahan
ekspansif yaitu: montmorillonite, illite, air lebih banyak. Pada clay, ruang antar pori
kaolinite, halloysite, chlorite, vermiculite, dan tidak berhubungan, sehingga air tidak bisa
attapulgite. lewat.
Pada tanah lempung ekspansif, Chen Menurut Krebs dan Walker (1971)
mengklasifikasikan tanah ekspansif reaksi yang menyebabkan meningkatnya
berdasarkan indeks plastisitasnya. Dimana dari pengaruh kekuatan tanah ini diperkirakan
hasil penelitian didapatkan bahwa nilai indeks karena terciptanya lingkungan partikel
plastisitas sampel tanah desa Soko, Ngawi tanah yang beralkaline tinggi sehingga
didapatkan nilai sebesar 90,8755 %. Hal ini mendesak ion kalsium sehingga terjadi
menurut pendapat Chen (1988), tanah ini flokulasi yang hebat.
diklasifikasikan kedalam tanah ekpansif Penelitian yang dilakukan Siregar, dkk
dengan potensial ekspansif yang sangat tinggi. (2018) dengan judul “Limbah Gypsum Lis
a. Pengujian CBR pada Variasi Limbah Plafon Sebagai Bahan Stabilisasi Tanah
Gypsum Lempung” menunjukan terjadinya
Pada pengujian CBR dengan variasi penurunan Indeks plastisitas sebesar
limbah gypsum menunjukan adanya 17,84% terhadap tanah asli. Hal ini
kecenderungan peningkatan nilai CBR disebabkan karena bahan tambah limbah
seiring dengan penambahan limbah gypsum gypsum menjadikan tanah mudah
dan mencapai titik puncak pada variasi 8% mengalami keretakan yang diakibatkan
dan mengalami penurunan pada daya lekat yang rendah pada tanah yang
penambahan variasi 10%. Selengkapnya dicampurkan dengan limbah gypsum 12%.
dapat dilihat pada grafik berikut ini: Dengan berkurangnya nilai Indeks
Plastisitas akan mengurangi pula sifat
mengembang dan menyusutnya tanah yang
terlalu besar, sehingga tanah dalam keadaan
stabil (Purnomo, 2011).
b. Pengujian CBR pada Variasi Serbuk
Kaca
Pada pengujian CBR dengan variasi
serbuk kaca menunjukan bahwa nilai CBR
cenderung naik pada penambahan serbuk
kaca 2%,4%, dan mencapai titik puncak
Gambar 1. Grafik CBR dengan Variasi
pada penambahan serbuk kaca 6%. Akan
Limbah Gypsum
tetapi pada penambahan serbuk kaca 8%,
Peningkatan nilai CBR unsoaked
dan 10% nilai CBR mengalami penurunan.
maupun CBR soaked disebabkan karena
Hal ini terjadi karena pada penambahan
terjadinya sementasi akibat penambahan
serbuk kaca sebesar 6%, serbuk kaca
limbah gypsum. Menurut Syawal (2016)
bekerja efektif menyelimuti pori-pori tanah
sementasi menyebabkan pengumpulan yang
sehingga menambah kekuatan tanah
dapat meningkatkan daya ikat antara
tersebut. Selengkapnya dapat dilihat pada
butiran. Meningkatnya ikatan antar butiran,
grafik berikut ini:
maka akan meningkatnya kemampuan
saling mengunci antar butiran. Selain itu,
rongga pori yang telah ada sebagian akan
53
IJCEE Vol. 6 No.1 Juli 2020, Hal 50-56 ISSN 2598-2931
54
IJCEE Vol. 6 No.1 Juli 2020, Hal 50-56 ISSN 2598-2931
pozzolanisasi dapat terjadi dalam beberapa Chen, F.H. 1975,. Foundation on Expansive
tahun. Reaksi pozzolanisasi (Wijaya, 1994 Soil, Development in Geotechnical
dalam Sujatmaka 1998) sebagai: Engineering12, Esevier Scientific
SiO2 + CaOH2+ H2O → Ca(SiO3) + 2 H2O Publishing Company, Amsterdam
Nilai CBR terendam lebih rendah dari
Chen, F.H. 1988. Foundations on Expansive
CBR tak terendam karena pada CBR
Soils. 2nd Edition, Elsevier Science
terendam keadaan tanah dikondisikan
Publications, New York.
seperti halnya di lapangan dan dalam
keadaan jenuh sehingga kadar airnya Fedra Ndaru W, dkk. 2015. Perbaikan Tanah
meningkat dan melebihi kadar air optimum Ekspansif Dengan Penambahan Serbuk
pada masing-masing campuran yang Gypsum Dan Abu Sekam Padi Untuk
berakibat pada menurunnya daya dukung Mengurangi Kerusakan Struktur
dari sampel tersebut. Perkerasan. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Makin tinggi kadar airnya makin kecil Teknik, Universitas Brawijaya.
kekuatan nilai CBR dari tanah tersebut. Handayasari, Indah. 2016. Stabilisasi Tanah
Walaupun demikian, hal itu tidak berarti Pada Lahan Bekas Tempat Pembuangan
bahwa sebaiknya tanah dipadatkan dengan Akhir (Tpa) Sampah Dengan Pemanfaatan
kadar air rendah untuk mendapatkan nilai Serbuk Limbah Botol Kaca Sebagai
CBR yang tinggi, karena kadar air tidak Bahan Campuran. Jurnal Kajian Teknik
tahan konstan pada nilai rendah itu. Sipil Volume 1 Maret 2016
55
IJCEE Vol. 6 No.1 Juli 2020, Hal 50-56 ISSN 2598-2931
56