You are on page 1of 7

IJCEE Vol. 6 No.

1 Juli 2020, Hal 50-56 ISSN 2598-2931

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH EKSPANSIF MENGGUNAKAN


LIMBAH GYPSUM DAN SERBUK KACA

Ibnu Mudhakir1, Aryanti Nurhidayati 2, Eko Supri Murtiono 2


Email: ibnu.mono13@gmail.com

Abstrak: Tanah lempung ekspansif merupakan tanah yang banyak mengandung mineral
montmorillonite dan illite. Tanah ini memiliki sifat plastisitas yang tinggi, daya dukung
yang rendah, dan juga kuat geser yang rendah. Salah satu daerah di Indonesia yang
memiliki kondisi tanah ekspansif adalah di daerah Soko, Ngawi, Jawa Timur. Kepekaan
mineral ini terhadap air berpengaruh terhadap rendahnya daya dukung tanah. Parameter
tanah yang diperlukan untuk mengetahui daya dukung tanah pada umumnya dinyatakan
dengan besarnya nilai kuat tekan dan CBR (California Bearing Ratio). Daya dukung
tanah yang rendah membuat beban yang dipikul oleh tanah juga rendah, sehingga ketika
terjadi penambahan beban akan terjadi penurun tanah. Dalam memperbaiki struktur tanah
harus memperhatikan aspek lingkungan, salah satunya adalah mengenai pemanfaatan
limbah yang tidak terpakai, yaitu limbah gypsum dan limbah kaca yang banyak
mengandung mineral yang dapat digunakan untuk menstabilkan tanah. Dari hasil
penelitian didapatkan Nilai CBR maksimum pada variasi 10% limbah gypsum dengan 8%
serbuk kaca. Dimana nilai CBR unsoaked pada tanah asli sebesar 7,875% sedangkan pada
CBR soaked sebesar 1,975%, setelah dilakukan stabilisasi dengan limbah gypsum dan
serbuk kaca mengalami perubahan nilai CBR unsoaked menjadi 38,327% dan CBR
soaked menjadi 6,252%.

Kata Kunci: tanah ekspansif, limbah gypsum, serbuk kaca, stabilisasi tanah, dan CBR.

Abstract: Expansive clay soil contains many minerals of montmorillonite and illite. This
soils have a high plasticity, low soil bearing capacity, and low direct shear.Indonesia has
that kind of soil, placed in Soko, Ngawi, East Java. The sensitivity of this minerals to
water affect the soil bearing capacity. Parameters of the soil necessary to determine the
soil bearing capacity. In general mentioned by the value of the compressive strength and
CBR. Low soil bearing capacity make the load that hold by the soil is low, so that when
the load addition added it will make the soil settlement. In improving soil structure
should pay attention to environment aspects. One of them is utilization of unused waste.
There are gypsum and glass waster which curtain minerals that can be used for
stabilizing soil bearing capcity. The results of the study obtained a maximum CBR value
in the variation of 10% gypsum waste with 8% glass powder. Where the unsoaked CBR
value of the original was 7,875% while the soaked CBR value was 1,975%, after
stabilization with gypsum waste and glass powder changes the unsoaked CBR value be
38,327& and the soaked CBR soaked be 6,252.

Keywords: expansive soils, gypsum waste, glass waste, soil stabilization, and CBR.

1
Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret
2
Pengajar Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret

50
IJCEE Vol. 6 No.1 Juli 2020, Hal 50-56 ISSN 2598-2931

PENDAHULUAN limbah ini dapat mencemari air, tanah, dan


Tanah lempung ekspansif merupakan udara. Akan tetapi didalam serbuk kaca
tanah yang banyak mengandung mineral terdapat kandungan silika 90,06% yang
montmorillonite dan illite. Tanah ini memiliki bersifat pozzolanik (Hutagalung, 2016).
sifat plastisitas yang tinggi, daya dukung yang Kandungan silika ini dapat mengisi rongga
rendah, dan juga kuat geser yang rendah. rongga pada tanah sehingga membuat daya
Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki dukung tanah meningkat.
kondisi tanah eksapansif adalah di daerah Menurut penelitian yang dilakukan Sri
Soko, Ngawi, Jawa Timur. Hasil uji mineral di Wahyuni Hutagalung dengan judul “Kajian
daerah ini menunjukan bahwa kandungan Kuat Tekan Bebas Stabilisasi tanah Lempung
montmorillonite sebesar 49,74% dibandingkan dengan Stabilizing Agents Serbuk Kaca dan
mineral lain (Sudjianto, 2014: 90). Mineral Semen” didapat adanya penambahan campuran
montmorillonite ini mempunyai luas semen dan serbuk kaca nilai kuat tekan
permukaan yang lebih besar dan mudah semakin meningkat tetapi hanya sampai variasi
menyerap air dalam jumlah banyak. Kepekaan campuran 2% PC + 9% SK, pada variasi
mineral ini terhadap air berpengaruh terhadap campuran tersebutlah nilai kuat tekan tanah
rendahnya daya dukung tanah. yang paling maksimum, pada waktu
Rendahnya daya dukung tanah seringkali pemeraman 1 hari yaitu sebesar 2,72 kg/cm2
berakibat pada kerusakan struktur (Kemal, dan pada waktu pemeraman 14 hari yaitu
2013). Parameter tanah yang diperlukan untuk sebesar 2,79 kg/cm2. Terjadinya kenaikan kuat
mengetahui daya dukung tanah pada umumnya tekan tanah ini dikarenakan adanya absorbs air
dinyatakan dengan besarnya nilai kuat tekan oleh semen dan reaksi pertukaran ion dan
dan CBR (California Bearing Ratio).. membentuk kalsium silikat dan kalsium
Buruknya sifat tanah lempung ekspansif dapat aluminat yang mengakibatkan kekuatan tanah
berakibat fatal pada bangunan, maka perlu meningkat. Adanya reaksi pozzolan membuat
diadakan upaya perbaikan struktur tanah untuk partikel-partikel lempung menggumpal
mengatasi sifat tanah lempung ekspansif yang sehingga mengakibatkan konsistensi tanah
merugikan. menjadi lebih baik.
Upaya perbaikan struktur tanah Menurut penelitian yang dilakukan Indah
merupakan suatu cara untuk memperbaiki Handayasari (2014) dengan judul “Stabilisasi
sifat-sifat tanah agar memenuhi syarat-syarat Tanah Pada Lahan Bekas Tempat Pembuangan
teknis tertentu. Secara umum perbaikan tanah Akhir (TPA) Sampah Dengan Pemanfaatan
yang digunakan adalah memodifikasi atau Serbuk Limbah Botol Kaca Sebagai Bahan
melakukan penanganan khusus untuk Campuran” didapatkan hasil pengolahan data
menghasilkan tanah yang baik (Ibrahim, 2014). yang dilakukan menunjukkan semakin besar
Dalam memperbaiki struktur tanah harus persentase penambahan serbuk kaca dan
memperhatikan aspek lingkungan, salah semakin lama waktu pemeramannya, maka
satunya adalah mengenai pemanfaatan limbah kadar air dari tanah tersebut akan semakin
yang tidak terpakai. Salah satu limbah yang turun. Selain itu penambahan serbuk kaca
akan digunakan dalam stabilisasi tanah dapat menurunkan batas cair tanah. Nilai batas
ekspansif adalah limbah kaca. cair tanah tertinggi terdapat pada sampel tanah
Limbah kaca merupakan salah satu dengan campuran 0% serbuk kaca dan dengan
limbah yang sulit untuk diolah, karena lama waktu pemeraman 0 hari, 7 hari, 10 hari
merupakan salah satu limbah padat yang tidak dan 14 hari (tanah asli TPA) sebesar
dapat terurai, terbakar, dan membusuk. Limbah 60,9135%. Sedangkan nilai batas cair tanah
ini biasanya dihasilkan oleh pabrik, rumah terendah terdapat pada sampel tanah dengan
tangga, dan industri kecil. Berdasarkan data campuran 20% serbuk kaca dan dengan lama
statistik Kementian Lingkungan Hidup (KLH) waktu pemeraman 14 hari sebesar 39,4650%.
tahun 2013 jumlah presentase limbah kaca Batas cair dan batas plastis tanah berguna
sebesar 1,7% dari total limbah secara untuk menetukan angka indeks plastisitas.
keseluruhan 64 juta ton per tahun. Akibatnya Angka indeks plastisitas merupakan

51
IJCEE Vol. 6 No.1 Juli 2020, Hal 50-56 ISSN 2598-2931

pengurangan nilai batas cair tanah dengan nilai Lempung” didapatkan hasil indeks plastisitas
batas plastis tanah. Nilai indeks plastisitas tanah asli yaitu sebesar 31,27% sedangkan
menjadi semakin kecil seiring dengan pada tanah dengan limbah gypsum 12%
bertambahnya kadar serbuk kaca yang diperoleh nilai IP sebesar 25,69%. Terjadi
dicampur. penurunan Indeks plastisitas sebesar 17,84%
Selain limbah kaca, limbah gypsum juga terhadap tanah asli. Hal ini disebabkan karena
merupakan salah satu material yang termasuk bahan tambah limbah gypsum menjadikan
dalam kategori limbah B3 (Bahan Beracun dan tanah mudah mengalami keretakan yang
Berbahaya) sesuai dengan Peraturan diakibatkan daya lekat yang rendah pada tanah
Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999. Gypsum yang dicampurkan dengan limbah gypsum
biasa digunakan sebagai bahan campuran 12%.
untuk semen portland ataupun pupuk. Selain Tujuan penelitian ini adalah untuk
itu gypsum juga banyak dimanfaatkan dalam mengetahui: (1) perubahan nilai daya dukung
bahan bangunan sebagai lis plafon, plester, tanah bila distabilkan menggunakan limbah
cetakan keramik, dan lain sebagainnya. Akan kaca dan limbah gypsum, (2) presentase
tetapi dalam penggunaanya seringkali optimum penggunaan limbah kaca dan limbah
menimbulkan limbah buangan yang kurang gypsum terhadap nilai daya dukung tanah.
bisa dimanfaatkan. Terlebih lagi dalam,
gypsum didominasi oleh mineral kalsium. METODOLOGI PENELITIAN
Salah satu kelebihan gypsum adalah salah satu Penelitian ini merupakan penelitian
material yang memiliki siklus tertutup atau dengan menggunakan metode eksperimen.
dapat digunakan terus menerus. Dengan Subjek penelitian ini adalah campuran
kelebihan sifat ini, limbah buangan gypsum ini tanah desa Soko, Ngawi dengan limbah
bisa dimanfaatkan dalam menstabilkan tanah. gypsum dan serbuk kaca dengan persentase
Menurut penilitan Fera Ndaru W, dkk penambahan 0%, 2%, 4%, 6%, 8% dan 10%
yang berjudul Perbaikan Tanah Ekspansif dari berat tanah.
Dengan Penambahan Serbuk Gypsum Dan Abu Sampel tanah akan dilakukan pengujian
Sekam Padi Untuk Mengurangi Kerusakan indeks properties tanah untuk mengetahui
Stuktur Perkerasan didapatkan hasil CBR di karakteristik tanah berupa uji kadar air (SNI
atas didapatkan hasil bahwa nilai CBR terbesar 1965:2008), uji batas cair (SNI 1967:2008), uji
terdapat pada CBR curing 14 hari pada variasi batas plastis (SNI 1966:2008), uji berat jenis
kedua yaitu 21,873%. Dan dari hasil (SNI 1964:2008), uji distribusi ukuran butiran
penambahan bahan stabilisasi campuran serbuk (SNI 3423:2008) dan uji pemadatan (SNI
gypsum dan abu sekam padi dapat 1742:2008).
meningkatkan hasil CBR tidak terendam, Parameter yang digunakan untuk
meningkatnya nilai CBR sebagaimana adanya mengetahui daya dukung tanah digunakan
proses dari sementasi antar partikel pengujian CBR laboratorium, yaitu berupa
tanah,serbuk gypsum,air, dan abu sekam padi CBR soaked (terendam) dan CBR unsoaked
selama proses perawatan (curing). (tak terendam) yang berdasarkan metode
Sementasi ini menyebabkan standart menurut SNI-03-1744-2012.
penggumpalan tanah yang menyebabkan
meningkatnya daya ikat antar butiran, hal ini HASIL DAN PEMBAHASAN
juga akan meningkatkan kemampuan saling Pada penelitian ini, sampel tanah yang
mengunci antar butiran dan selain itu rongga- diambil dari desa Soko, Ngawi. Sampel tanah
rongga pori yang ada akan terisi oleh bahan yang diambil pada kedalaman 1 meter.
campuran sebagaimana salah satu fungsi abu Hasil penelitian yang dilakukan oleh
sekam padi sebagai bahan filler atau bahan Sudjianto (2015) mengenai kandungan mineral
pengisi. pada tanah desa Soko, Ngawi didominasi oleh
Pada penelitian yang dilakukan oleh mineral montmorillonite sebesar 49,74% dan
Siregar,dkk dengan judul “Limbah Gypsum Lis mineral halloysite sebesar 45,10%. Kedua
Plafon Sebagai Bahan Stabilisasi Tanah mineral inilah yang mendominasi susunan

52
IJCEE Vol. 6 No.1 Juli 2020, Hal 50-56 ISSN 2598-2931

mineral tanah desa Soko, Ngawi. Oleh karena dikelilingi bahan sementasi yang lebih
itu, tanah desa Soko, Ngawi dikategorikan keras, sehingga butiran tidak mudah hancur
sebagai tanah lempung ekspansif. Hal ini atau berubah bentuk karena pengaruh air.
sejalan dengan pernyataan Chen (1975) yang Menurut Maritha Nilam Kusuma dan
menyatakan bahwa tanah ekspansif sebagai Yulfiah (2018) tanah dengan tekstur halus,
salah satu jenis tanah berbutir halus berukuran seperti tanah liat memiliki ruang pori lebih
kolodial yang terbentuk dari mineral-mineral banyak, sehingga berkemampuan menahan
ekspansif yaitu: montmorillonite, illite, air lebih banyak. Pada clay, ruang antar pori
kaolinite, halloysite, chlorite, vermiculite, dan tidak berhubungan, sehingga air tidak bisa
attapulgite. lewat.
Pada tanah lempung ekspansif, Chen Menurut Krebs dan Walker (1971)
mengklasifikasikan tanah ekspansif reaksi yang menyebabkan meningkatnya
berdasarkan indeks plastisitasnya. Dimana dari pengaruh kekuatan tanah ini diperkirakan
hasil penelitian didapatkan bahwa nilai indeks karena terciptanya lingkungan partikel
plastisitas sampel tanah desa Soko, Ngawi tanah yang beralkaline tinggi sehingga
didapatkan nilai sebesar 90,8755 %. Hal ini mendesak ion kalsium sehingga terjadi
menurut pendapat Chen (1988), tanah ini flokulasi yang hebat.
diklasifikasikan kedalam tanah ekpansif Penelitian yang dilakukan Siregar, dkk
dengan potensial ekspansif yang sangat tinggi. (2018) dengan judul “Limbah Gypsum Lis
a. Pengujian CBR pada Variasi Limbah Plafon Sebagai Bahan Stabilisasi Tanah
Gypsum Lempung” menunjukan terjadinya
Pada pengujian CBR dengan variasi penurunan Indeks plastisitas sebesar
limbah gypsum menunjukan adanya 17,84% terhadap tanah asli. Hal ini
kecenderungan peningkatan nilai CBR disebabkan karena bahan tambah limbah
seiring dengan penambahan limbah gypsum gypsum menjadikan tanah mudah
dan mencapai titik puncak pada variasi 8% mengalami keretakan yang diakibatkan
dan mengalami penurunan pada daya lekat yang rendah pada tanah yang
penambahan variasi 10%. Selengkapnya dicampurkan dengan limbah gypsum 12%.
dapat dilihat pada grafik berikut ini: Dengan berkurangnya nilai Indeks
Plastisitas akan mengurangi pula sifat
mengembang dan menyusutnya tanah yang
terlalu besar, sehingga tanah dalam keadaan
stabil (Purnomo, 2011).
b. Pengujian CBR pada Variasi Serbuk
Kaca
Pada pengujian CBR dengan variasi
serbuk kaca menunjukan bahwa nilai CBR
cenderung naik pada penambahan serbuk
kaca 2%,4%, dan mencapai titik puncak
Gambar 1. Grafik CBR dengan Variasi
pada penambahan serbuk kaca 6%. Akan
Limbah Gypsum
tetapi pada penambahan serbuk kaca 8%,
Peningkatan nilai CBR unsoaked
dan 10% nilai CBR mengalami penurunan.
maupun CBR soaked disebabkan karena
Hal ini terjadi karena pada penambahan
terjadinya sementasi akibat penambahan
serbuk kaca sebesar 6%, serbuk kaca
limbah gypsum. Menurut Syawal (2016)
bekerja efektif menyelimuti pori-pori tanah
sementasi menyebabkan pengumpulan yang
sehingga menambah kekuatan tanah
dapat meningkatkan daya ikat antara
tersebut. Selengkapnya dapat dilihat pada
butiran. Meningkatnya ikatan antar butiran,
grafik berikut ini:
maka akan meningkatnya kemampuan
saling mengunci antar butiran. Selain itu,
rongga pori yang telah ada sebagian akan

53
IJCEE Vol. 6 No.1 Juli 2020, Hal 50-56 ISSN 2598-2931

seiring dengan bertambahnya kadar serbuk


kaca yang dicampur.
c. Pengujian CBR pada Variasi Limbah
Gypsum dan Serbuk Kaca
Pada pengujian CBR pada variasi
limbah gypsum dan serbuk kaca didapatkan
hasil bahwa adanya pengaruh penggunaan
limbah gypsum dan juga serbuk kaca. Pada
variasi limbah gypsum didapatkan
penggunaan limbah gypsum maksimum
Gambar 2. Grafik CBR dengan Variasi pada variasi 10%, sedangkan pada variasi
Serbuk Kaca serbuk kaca didapatkan variasi maksumum
Reaksi antara SiO2 bukan merupakan pada variasi 6%. Setelah kedua bahan
reaksi kimia, SiO2 terhadap air divariasikan, ternyata didapatkan
menyebabkan adsorpsi fisika dimana kecenderungan kenaikan nilai CBR pada
molekul air akan terperangkap pada variasi tersebut, akan tetapi dibeberapa
poripori SiO2. Dimana setelah molekul air variasi mengalami penurunan. Nilai CBR
terperangkap di dalam pori-pori SiO2, pori- maksimum didapatkan pada variasi 10%
pori SiO2 akan tertutup rapat dan molekul limbah gypsum dengan 8% serbuk kaca.
air akan terikat didalamnya, hal ini Variasi antara limbah gypsum dengan
mengakibatkankan tanah lempung akan serbuk kaca yang banyak mengakibatkan
menjadi kering dan keras. nilai CBR campuran tanah semakin
Pada pengujian, tanah dipadatan untuk menurun, hal ini dikarenakan pori-pori
mempertinggi kerapatan tanah yaitu dengan tanah terisi oleh bahan tambah (additive)
mengeluarkan udara pada pori-pori tanah dan menyebabkan hasil penetrasi pada
yang biasanya mengunakan energi mekanis. pengujian CBR menurun. Menurut
Tujuan pemadatan adalah memperkecil pendapat Ibrahim (2014), hal ini
rongga-rongga udara, karena dalam tanah disebabkan karena additive bersifat
terdiri atas tiga bagian yaitu : butiran tanah, mengikat/ menyelimuti pori-pori pada
air dan udara. Bila air ditambahkan kepada butiran, sehingga proses masuknya air pada
tanah yang dipadatkan, partikel-partikel tanah terhambat.
tanah lebih mudah bergeser merapat dan Selain itu, peningkatan nilai CBR
padat, bila kadar air tanah mencapai harga dikarenakan percampuran antara limbah
tertentu, adanya penambahan kadar air gypsum dan serbuk kaca yang menimbulkan
justru menurunkan kepadatan tanah. Hal ini reaksi pozzolanic. Apabila senyawa kapur
karena air mengisi rongga pori yang dengan mineral lempung atau dengan
sebelumnya diisi oleh butiran tanah. Kadar mineral halus lainnya atau dengan
air pada saat berat volume kering mencapai komponen pozzolan seperti silika hidrat
maksimum disebut kadar air optimum (hydrous silica) bereaksi, maka akan
(Wopt) (Herman, 2013). membentuk suatu gel yang kuat dan keras
Pada penelitian yang dilakukan Indah yaitu kalsium silikat yang mengikat butir-
Handayasari (2016) dengan judul butir atau partikel tanah (Diamond &
“Stabilisasi Tanah Pada Lahan Bekas Kinter, 1965 dalam Ingles dan Metcalf,
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah 1972). Gel silica bereaksi dengan segera
Dengan Pemanfaatan Serbuk Limbah Botol melapisi dan mengikat partikel lempung
Kaca Sebagai Bahan Campuran” dan menutup pori-pori tanah.
menjelaskan jika penambahan serbuk kaca Reaksi pozzolanisasi menghasilkan
dapat menurunkan batas cair tanah. Batas kristal Ca(SiO3) yang bersifat mengikat
cair dan batas plastis tanah berguna untuk butiran lempung dengan butiran lempung
menetukan angka indeks plastisitas. Nilai serta butiran lempung dengan Ca(SiO3).
indeks plastisitas menjadi semakin kecil Untuk mencapai kekuatan penuh proses

54
IJCEE Vol. 6 No.1 Juli 2020, Hal 50-56 ISSN 2598-2931

pozzolanisasi dapat terjadi dalam beberapa Chen, F.H. 1975,. Foundation on Expansive
tahun. Reaksi pozzolanisasi (Wijaya, 1994 Soil, Development in Geotechnical
dalam Sujatmaka 1998) sebagai: Engineering12, Esevier Scientific
SiO2 + CaOH2+ H2O → Ca(SiO3) + 2 H2O Publishing Company, Amsterdam
Nilai CBR terendam lebih rendah dari
Chen, F.H. 1988. Foundations on Expansive
CBR tak terendam karena pada CBR
Soils. 2nd Edition, Elsevier Science
terendam keadaan tanah dikondisikan
Publications, New York.
seperti halnya di lapangan dan dalam
keadaan jenuh sehingga kadar airnya Fedra Ndaru W, dkk. 2015. Perbaikan Tanah
meningkat dan melebihi kadar air optimum Ekspansif Dengan Penambahan Serbuk
pada masing-masing campuran yang Gypsum Dan Abu Sekam Padi Untuk
berakibat pada menurunnya daya dukung Mengurangi Kerusakan Struktur
dari sampel tersebut. Perkerasan. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Makin tinggi kadar airnya makin kecil Teknik, Universitas Brawijaya.
kekuatan nilai CBR dari tanah tersebut. Handayasari, Indah. 2016. Stabilisasi Tanah
Walaupun demikian, hal itu tidak berarti Pada Lahan Bekas Tempat Pembuangan
bahwa sebaiknya tanah dipadatkan dengan Akhir (Tpa) Sampah Dengan Pemanfaatan
kadar air rendah untuk mendapatkan nilai Serbuk Limbah Botol Kaca Sebagai
CBR yang tinggi, karena kadar air tidak Bahan Campuran. Jurnal Kajian Teknik
tahan konstan pada nilai rendah itu. Sipil Volume 1 Maret 2016

SIMPULAN Hutagalung, Sri Wahyuni. 2016. Kajian Kuat


Berdasarkan hasil penelitian pengaruh Tekan Bebas Stabilitas Tanah Lempung
penambahan limbah gypsum dan serbuk kaca Dengan Stabilizing Agents Serbuk Kaca
pada tanah lempung ekspansif di desa Soko, Dan Semen . Fakultas Teknik Sipil
Ngawi, dapat diambil kesimpulan sebagai Universitas Sumatera Utara.
berikut: Ibrahim. 2014. Stabilisasi Tanah Lempung
1. Nilai CBR unsoaked pada tanah asli sebesar dengan Bahan Aditif Fly Ash Sebagai
7,875% sedangkan pada CBR soaked lapisan Pondasi Jalan (Subgrade). Jurnal
sebesar 1,975%, setelah dilakukan Teknik Sipil Volume 10 No. 1 Maret 2014
stabilisasi dengan limbah gypsum dan
ISSN; 1907-6975
serbuk kaca mengalami perubahan nilai
CBR unsoaked menjadi 38,327% dan CBR Kementrian Negara Lingkungan Hidup. 2013
soaked menjadi 6,252%.
Krebs, R.D and R.D Walker, 1971, Higway
2. Nilai CBR maksimum didapatkan pada
variasi 10% limbah gypsum dengan 8% Materials, McGraw-Hill Book Company,
serbuk kaca. New York, N.Y.
Kusuma, Maritha Nilam dan Yulfiah. 2018.
SARAN Hubungan Porositas dengan Sifat Fisik
1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut Tanah Pada Infiltration Gallery. Prosiding
mengenai pengaruh waktu pemeraman Seminar Nasional Sains dan teknologi
terhadap nilai daya dukung tanah. Terapan
2. Perlu diadakan penelitian pengaruh limbah
gysum dan serbuk kaca pada kuat geser Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999
tanah lempung ekspansif.
3. Perlu pengkajian yang mendalam mengenai Siregar, dkk. 2018. Limbah Gypsum Lis
senyawa-senyawa yang bereaksi didalam Plafond Sebagai Bahan Stabilisasi Tanah
proses sementasi pada tanah lempung Lempung. Progam Studi Teknik Sipil
ekspansif. Universitas Islam 45 Bekasi.
SNI 1965-2008. Cara Uji Penentuan Kadar Air
DAFTAR PUSTAKA Untuk Tanah Dan Batuan di

55
IJCEE Vol. 6 No.1 Juli 2020, Hal 50-56 ISSN 2598-2931

Laboratorium. Badan Standarisasi SNI 1742-2008. Cara Uji Kepdatan Ringan


Nasional. Untuk Tanah. Badan Standarisasi
Nasional.
SNI 1964-2008. Cara Uji Berat Jenis Tanah.
Badan Standarisasi Nasional. SNI 1744-2012. Metode Uji CBR
laboratorium. Badan Standarisasi
SNI 1967-2008. Cara Uji Penentuan Batas Cair
Nasional.
Tanah. Badan Standarisasi Nasional.
Sudjianto, Agus Tugas. 2015. Tanah
SNI 1966-2008. Cara Uji Penentuan Batas
Ekspansif. Yogyakarta: Graha Ilmu
Plastis dan Indeks Plastisitas Tanah.
Badan Standarisasi Nasional. Syawal., Munirwansyah & Saleh, S.M. (2016).
Dampak Penambahan Kapur Paada Tanah
SNI 1966-2008. Cara Uji Penentuan Batas
Lempung Ekspansif Terhadap Nilai CBR
Plastis dan Indeks Plastisitas Tanah.
Tanah Dasar Konstruksi Jalan. Jurnal
Badan Standarisasi Nasional.
Teknik Sipil. Universitas Syiah Kuala.
SNI 3423-2008. Cara Uji Analisis Ukuran
Butiran Tanah. Badan Standarisasi
Nasional.

56

You might also like