You are on page 1of 8

TUGAS 4

MANAJEMEN RISIKO

DISUSUN OLEH:

NAMA : SULFIA AYU LESTARI


NIM : 1861201059
KELAS : 5KUA2

UNIVERSITAS MUSLIM MAROS (UMMA)


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
2020
03 Oktober 2020

Soal

1. Sebutkan dan jelaskan bentuk-bentuk investasi yang cocok dilaksanakan ?


Jawab:

a. Deposito
Selain tabungan biasa, Anda bisa berinvestasi dengan deposito di bank
pilihan Anda jika ingin mendapat bunga dan pengembalian investasi yang
lebih tinggi. Anda tidak bisa mengambil uang yang telah didepositokan
dalam jangka waktu tertentu. Melainkan Anda baru bisa mengambil uang
yang telah diinvestasikan tersebut jika sudah memasuki tanggal jatuh
tempo Semakin lama Anda mendepositokan uang, maka akan semakin
banyak bunga yang akan didapatkan. Deposito juga merupakan salah
satu pilihan terbaik untuk melakukan investasi karena faktor keamanan
dan kemudahan yang diberikannya.

b. Saham
Investasi dalam bentuk saham mendapat perhatian dan disukai banyak
orang, bahkan termasuk anak muda. Saham menurut KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia) adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham)
terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga
dianggap berbagi dalam pemilikan dan pengawasan. Seseorang yang
memiliki saham di perusahaan tertentu dapat dikatakan sebagai salah
satu pemilik perusahaan tersebut, bergantung pada besar saham yang
dimilikinya. Pemegang saham berhak mendapat bagian dari keuntungan
yang didapat oleh perusahaan Walaupun saham menawarkan
pengembalian investasi yang tinggi, namun jenis investasi ini juga berisiko
mengingat nilai saham yang sering tak stabil.
c. Emas
Berinvestasi dengan emas merupakan salah satu pilihan jika Anda ingin
berinvestasi jangka panjang. Tidak hanya nilai jual yang tinggi, emas
merupakan jenis investasi yang aman karena selalu stabil dan anti inflasi.
Semakin lama Anda menyimpan emas, maka semakin besar nilai yang
bisa didapat ketika menjualnya bertahun-tahun kemudian mengingat
harga emas yang selalu meningkat.

d. Tanah dan bangunan


Bentuk investasi lainnya yang aman dan selalu memiliki nilai jual tinggi
selain emas adalah tanah dan bangunan. Sama seperti emas, harga jual
tanah dan bangunan tidak pernah menurun, bahkan cenderung meningkat
pesat setiap tahunnya. Namun di sisi lain, Anda memerlukan modal yang
besar serta biaya perawatan yang cukup tinggi untuk menjaganya agar
tetap memiliki nilai jual yang tinggi.

e. Forex Trading
Forex trading adalah investasi yang mengusung bentuk atau konsep jual-
beli mata uang asing. Walaupun dinilai sangat berisiko karena bergantung
pada naik dan turunnya nilai mata uang, namun masih banyak orang yang
tertarik untuk memilih jenis investasi ini. Pelaku investasi akan membeli
mata uang yang sedang mengalami depresiasi. Kemudian mereka akan
menjual kembali saat mata uang tersebut mengalami kenaikan nilai jual.

f. Reksadana
Reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana atau modal bagi
sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen
investasi yang tersedia di pasar dengan cara membeli unit penyertaan
reksadana. Jenis investasi ini berbentuk surat berharga sebagai bukti
klaim atau aset kepemilikan sesuatu. Ada banyak pilihan dalam reksadana
yang bisa Anda ambil sebagai investor, seperti saham, obligasi, atau
pasar uang.
g. Peer to Peer Lending
Jenis investasi ini merupakan platform pinjaman dana dari investor
kepada UKM yang memiliki peran sebagai borrower. Investor kemudian
akan mendapatkan suku bunga efektif yang mencapai hampir 18% per
tahun Jika jenis investasi lainnya memerlukan dana yang sangat
banyak, peer to peer lending memungkinkan Anda untuk memulai
investasi dengan nilai hanya Rp 100 ribu. Oleh karena itu, jenis investasi
ini cocok bagi para investor pemula.

2. Jelaskan risiko yang sering terjadi pada suku bunga dan saham ?
Jawab :
a. Risiko suku bunga
Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul karena nilai relatif
aktiva berbunga, seperti pinjaman atau obligasi, akan memburuk
karena peningkatan suku bunga. Risiko ini bisa diartikan sebagai
risiko yang diakibatkan adanya perubahan suku bunga yang ada
di pasaran sehingga akan mempengaruhi pendapatan investasi.
Secara umum, jika suku bunga meningkat, harga obligasi
berbunga tetap akan turun, demikian juga sebaliknya. Risiko suku
bunga umumnya diukur dengan jangka waktu obligasi, teknik
paling tua yang sekarang digunakan untuk mengelola risiko suku
bunga. Contoh, suku bunga obligasi adakah 8-10% pada
umumnya, namun kemudian pemerintah mengeluarkan Sukuk
Ritel yang memiliki suku bunga hingga 12%. Dengan begitu,
pastinya investor lebih suka dengan Sukuk Ritel ini.

b. Risiko pasar
Risko pasar ini adalah risiko fluktuasi atau naik turunnya Nilai
Aktiva Bersih (NAB) yang disebabkan oleh perubahan sentimen
pasar keuangan (seperti saham dan obligasi) yang sering disebut
juga dengan risiko sistematik (systematic risk), artinya risiko ini
tidak bisa dihindari dan pasti akan selalu dialami oleh investor.
Hal ini bahkan bisa membuat investor mendapati capital loss .
Perubahan ini bisa dikarenakan beberapa hal seperti adanya
resesi ekonomi, isu, kerusuhan, spekulasi termasuk juga
perubahan politik. Contoh, isu kesehatan seorang presiden
kemudian memberikan fluktuasi nilai dari rupiah terhadap dolar
yang kemudian naik. Anda tidak perlu panik dan langsung
mencairkan dana investasi saat menghadapi fluktuasi pasar.
Sebab, penurunan atau peningkatan aset seperti ini tidak terjadi
secara terus-menerus.

c. Risiko Inflasi
Risiko inflasi, juga disebut risiko daya beli, adalah peluang
bahwa arus kas dari investasi tidak akan bernilai sebanyak di
masa depan karena perubahan daya beli karena inflasi Risiko ini
memiliki potensi yang merugikan daya beli masyarakat terhadap
investasi dikarenakan adanya kenaikan rata-rata dari harga
konsumsi.
Risiko inflasi adalah risiko yang diambil oleh investor saat
memegang uang tunai atau berinvestasi dalam aset yang tidak
terkait dengan inflasi. Risikonya adalah bahwa nilai tunai akan
berkurang oleh inflasi. Sebagai contoh, jika seorang investor
memegang 40% dari portofolio tunai Rp10.000.000 dan inflasi
berjalan pada 5%, nilai tunai portofolio akan kehilangan
Rp2.000.000 per tahun (Rp10 juta x 0,4 x 0,05) karena inflasi.

d. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul akibat kesulitan
menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu. Misalnya:
jika suatu pihak tidak dapat membayar kewajibannya yang jatuh
tempo secara tunai. Meskipun pihak tersebut memiliki aset yang
cukup bernilai untuk melunasi kewajibannya, tetapi ketika aset
tersebut tidak bisa dikonversikan segera menjadi uang tunai,
maka Aset tersebut dikatakan tidak likuid. Hal ini bisa terjadi jika
pihak pengutang tidak dapat menjual hartanya karena tidak
adanya pihak lain di pasar yang berminat membelinya.
Hal ini berbeda dengan penurunan drastis harga aktiva, karena
pada kasus penurunan harga, pasar berpendapat bahwa aktiva
tersebut tak bernilai. Tidak adanya pihak yang berminat menukar
(membeli) aktiva kemungkinan hanya disebabkan karena
kesulitan mempertemukan kedua belah pihak. Karenanya, risiko
likuiditas biasanya lebih besar kemungkinan terjadi pada pasar
yang baru tumbuh atau bervolume kecil. Risiko jenis ini memiliki
kaitan dengan percepatan dari sekuritas yang diterbitkan oleh
pihak perusahaan yang bisa diperdagangkan di ranah pasar
sekunder.

e. Risiko valas atau nilai tukar mata uang


Risiko valuta asing (Valas) adalah risiko yang disebabkan oleh
perubahan kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi
dengan yang diharapkan terutama pada saat dikonversikan
dengan dengan mata uang domestik. Risiko jenis ini berkaitan
dengan sebuah fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang
negara lain. Pada umumnya, risiko jenis ini juga disebut
sebagai currency risk atau dengan exchange rate risk.
Contoh; investor ingin menanamkan investasi yang
mengharuskannya menggunakan mata uang US$. Di saat yang
sama kurs rupiah terhadap US$ lemah, sehingga investor harus
mengeluarkan rupiah dengan jumlah yang sangat banyak dari
pada ketika nilai rupiah menguat. Oleh sebab itu, menguatnya
dolar terhadap rupiah bisa memberikan kerugian.

f. Risiko Negara
Risiko ini disebut dengan risiko politik. Hal ini didasarkan pada
kondisi perpolitikan negara. Dari risiko ini juga masih ada kaitan
dengan perubahan ketentuan perundang-undangan yang
membuat pendapatan menurun. Bahkan tidak mungkin jika
investasi yang sudah ditanam akhirnya hilang begitu saja atau
merugi. Oleh sebab itu, jika ada investor yang akan menanamkan
modal di luar negeri, memang lebih baik untuk melihat kondisi
politik negara tersebut. Jika kondisi politik baik, maka akan
berdampak positif juga bagi dunia investasi.

g. Risiko Reinvestment
Risiko ini merupakan risiko yang terjadi pada penghasilan dari
suatu aset keuangan yang mengharuskan perusahaan untuk
melakukan aktivitas re-invest. Jadi, ketika hendak melakukan re-
invest, perusahaan harus benar-benar memahami apa itu re-
invest serta bagaimana caranya agar bisa mengatur atau
mengelola risiko investasi ini.

3. Jelaskan berikut ini :


Jawab :
a. Obligasi
Obligasi adalah suatu istilah yang digunakan dalam dunia keuangan
yang merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada
pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang
beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo
pembayaran.
b. Investor
Dalam dunia keuangan, investor adalah orang perorangan atau
lembaga baik domestik atau non domestik yang melakukan suatu
investasi baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.
c. Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi merupakan suatu proses meningkatnya
harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan
dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya
likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,
sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.
d. Deflasi
Dalam ekonomi, deflasi adalah suatu periode di mana harga-harga
secara umum jatuh dan nilai uang bertambah.[1] Deflasi adalah
kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang
yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena kurangnya
jumlah uang yang beredar. Salah satu cara menanggulangi deflasi
adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga.

e. Suku bunga
Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Persentase dari pokok
utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa ( bunga ) dalam suatu
periode tertentu disebut "suku bunga"

You might also like