Professional Documents
Culture Documents
Makalah Islam Sebagai Way of Life
Makalah Islam Sebagai Way of Life
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam sebagai Al-Din Allah SWT merupakan manhaj albayat atau way of life,
acuan dan kerangka tata nilai kehidupan. Oleh karena itu, ketika komunitas muslim
berfungsi sebagai sebuah komunitas yang ditegakkan di atas sendi-sendi moral iman,
Islam dan takwa serta dapat direalisasikan dan dipahami secara utuh dan padu
merupakan suatu komunitas yang tidak ekslusif karena bertindak sebagai “al-umma
al-wasatan yaitu sebagai teladan di tengah arus kehidupan yang serba kompleks,
penuh dengan dinamika perubahan, tantangan dan pilihan-pilihan yang terkadang
sangat dilematis (Munir, 2009: 3).
Keberadaan dari ekspresi ibadah umat Islam tentunya tidak bisa dipisahkan
dengan keberadaan bangunan masjid yang didirikan atas dasar takwa. Karena masjid
adalah rumah Allah SWT yang berfungsi sebagai tempat kegiatan terutama shalat
lima waktu maupun shalat yang lainnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat
At-Taubah ayat 108:
Masjid merupakan tempat ibadah bagi umat Islam dan merupakan salah satu
alat bantu yang efektif untuk menyampaikan pesan dakwah pada mad’u melalui
kegiatan sosial yang berbasis masjid. Pada sebagian orang masjid dipandang sebagai
tempat ibadah dan berkesan terpisah dari segala kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Padahal kedua hal tadi sangatlah berkaitan erat dan berbanding lurus antara
ibadah dengan pembentukan kehidupan bermasyarakat (Sarwono, 2001: 11).
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 17
َم ا َك اَن
ٰۤل ٰٓل
ِلْلُم ْش ِر ِكْيَن َاْن َّيْع ُم ُرْو ا َم ٰس ِج َد ِهّٰللا ٰش ِهِد ْيَن َع ى َاْنُفِس ِهْم ِب اْلُك ْفِۗر ُاو ِٕى َك َح ِبَطْت َاْع َم اُلُهْۚم َو ِفى
الَّناِر ُهْم ٰخ ِلُد ْو ن
Maka dari itu diperlukannya Organisasi untuk menyaring mana yang baik dan
mana yang tidak baik agar kita tidak terjerumus kedalam hal-hal yang tidak baik.
Sedangkan organisasi merupakan wadah kerjasama sejumlah manusia yang terikat
dengan hubungan formal dalam rangkaian hierarki peran yang sangat menentukan
dalam usaha pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapakan. Pengorganisasian
merupakan langkah pertama kearah pelaksanaan rencana yang telah tersusun
sebelumnya. Dengan demikian suatu hal yang logis pula apabila pengorganisasian
dalam sebuah kegiatan akan menghasilkan sebuah organisasi yang dapat digerakkan
sebagai suatu kesatuan yang kuat (Munir dan Wahyu Iilahi, 2006: 117)
Peran manajemen adalah untuk menjaga agar usaha pencapaian usaha tersebut
dapat berlangsung secara berdaya guna (efectif) dan berhasil guna (efecient).
Tercapainya suatu organisasi tidak lepas dari peran suatu manajemen. Tanpa
manajemen yang baik suatu organisasi tidak akan berjalan dan tidak dapat
menghasilkan hasil memuaskan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen dan
sumber daya yang dimiliki, maka tujuan organisasi memungkinkan untuk dapat
dicapai dengan baik (Siswanto, 2005: 103).
Letak masjid agung demak sangatlah dekat dengan pendopo kabupaten dan
makam kadilangu (makam sunan kalijaga) akan tetapi di setiap kegiatannya tidak
pernah ada campur tangan dari kabupaten ataupun dari pihak kadilangu, kecuali pada
hari-hari tertentu seperti acara tahunan grebeg besar yang dilaksanakan setiap satu
tahun sekali. Malam sebelum digelar brebeg besar maka akan ada acara seperti tumpeng
sanga yang diadakan didalam masjid agung demak setelah acara selesai baru dilanjut dari
pihak kabupaten dan paginya baru diserahkan ke pihak makam sunan kalijaga akan tetapi
pengurus atau panitia tidak digabung menjadi satu tetap terpisah-pisah karena semua tadi
memiliki manajemen keorganisasi sendiri-sendiri.
Pokok permasalahan yang dihadapi masjid agung demak yang paling utama
adalah tentang manajemen untuk mengelola tempat ziarah yang setiap tahunnya
orang-orang yang berkunjung didemak selalu meningkat, ini yang menjadikan
tanggung jawab besar bagi para pengurus ta’mir masjid agung untuk bisa
memperbaiki masalah manajemennya agar bisa mengimbangi kegiatan yang di
lakukan oleh masjid. sedangkan untuk fasilitas yang dimiliki masjid agung demak
cukup memadahi, didalam masjid agung demak telah memiliki perpustakaan, tempat
ziarah, museum dan tempat ibadah yang didalamnya berfungsi sebagai peningkatan
kualitas masyarakat khususnya dibidang kerohanian.
Letak Masjid Agung Demak sendiri sangatlah strategis dan mudah dijangkau
oleh masyarakat sekitar karena letaknya ada di tengah-tengah kota Demak.
dibelakang Masjid Agung Demak terdapat makam Raja pada zaman walisongo yaitu
Raden Fatah, selain itu, banyak lagi makam-makam orang penting yang ada di zaman
kerajaan majapahit, dan setiap harinya banyak sekali para peziarah dari luar daerah
yang berdatangan untuk berziarah ataupun sekedar jalan-jalan untuk melihat
peninggalanpeninggalan bersejarah walisongo yang ada di Demak. Selain, sebagai
Masjid disini juga ada museum pertama kali yang ada di Demak yang didalamnya ada
peninggalan-peninggalan walisongo ataupun peninggalan-peninggalan kerajaan
majapahit yang ada di Demak.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
TINJAUAN TEORI
(QS 37 : 26)
Adapun dari segi istilah, ( ditinjau dari sisi subyek manusia terhadap dinul
Islam), Islam adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang
diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan
pedoman hidup dan juga sebagai hukum/ aturan Allah SWT yang dapat membimbing
umat manusia ke jalan yang lulur, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat’.
Definisi tersebut memuat beberapa poin penting yang dilandasi dan didasari
oleh ayat-ayat Al-Qura’n. Diantara poin-poinnya adalah:
A. Aspek kebahasaan
C. Aspek kepercayaan
Tujuan Islam
Fungsi Islam
Penentram batin orang beriman tidak akan merasa gelisah karena dia tau jika
semua hal yang dia miliki merupakan titipan Allah, berbeda dengan yang
tidak beriman dengan yang selalu merasa gelisah akan apa yang ia miliki.
Pengendali moral dalam Islam di ajarkan untuk menghormati rang lain, tetapi
tidak diperintah untuk minta dihormati. Selain itu banyak pelajaran moral lain
seperti berpakaian, berperilaku, bertutut kata dsb.
1. AlQuran
Al Quran adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
SAW. Tulisannya berbahasa Arab dengan perantaraan Malaikat Jibril. Al
Quran sebagai kalam Allah SWT dapat dibuktikan dengan ketidaksanggupan
atau kelemahan yang dimiliki oleh manusia untuk membuatnya sebagai
tandingan, walaupun manusia itu adalah orang pintar. Dalam surat Al Isra ayat
88, Allah berfirman:
2. Hadits
Seluruh umat Islam telah sepakat dan berpendapat serta mengakui
ُقْل َاِط ْيُعوا َهّٰللا َو الَّرُسْو َل ۚ َفِاْن َتَو َّلْو ا َفِاَّن َهّٰللا اَل ُيِح ُّب اْلٰك ِفِر ْيَن
٣٢ –
Katakanlah (Muhammad), "Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah
bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir."Al Hadits sebagai sumber hukum
yang kedua berfungsi sebagai penguat, sebagai pemberi keterangan, sebagai
pentakhshis keumuman, dan membuat hukum baru yang ketentuannya tidak ada di
dalam Al Quran. Hukum-hukum yang ditetapkan oleh Rasulullah Muhammad SAW
ada kalanya atas petunjuk (ilham) dari Allah SWT, dan adakalanya berasal dari
ijtihad.
3 Ijma
Imam Syafi'i memandang ijma sebagai sumber hukum setelah Al Quran dan
sunah Rasul. Dalam moraref atau portal akademik Kementerian Agama
bertajuk Pandangan Imam Syafi'i tentang Ijma sebagai Sumber Penetapan
Hukum Islam dan Relevansinya dengan perkembangan Hukum Islam Dewasa
Ini karya Sitty Fauzia Tunai, Ijma' adalah salah satu metode dalam
menetapkan hukum atas segala permasalahan yang tidak didapatkan di dalam
Al-Quran dan Sunnah. Sumber hukum Islam ini melihat berbagai masalah
yang timbul di era globalisasi dan teknologi modern. Jumhur ulama ushul fiqh
yang lain seperti Abu Zahra dan Wahab Khallaf, merumuskan ijma dengan
kesepakatan atau konsensus para mujtahid dari umat Muhammad pada suatu
masa setelah wafatnya Rasulullah SAW terhadap suatu hukum syara'
mengenai suatu kasus atau peristiwa.
Ijma dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu ijma sharih dan ijma sukuti. Ijma
sharih atau lafzhi adalah kesepakatan para mujtahid baik melalui pendapat
maupun perbuatan terhadap hukum masalah tertentu. Ijma sharih ini juga
sangat langka terjadi, bahkan jangankan yang dilakukan dalam suatu majelis,
pertemuan tidak dalam forum pun sulit dilakukan. Bentuk ijma yang kedua
dalah ijma sukuti yaitu kesepakatan ulama melalui cara seorang mujtahid atau
lebih mengemukakan pendapatanya tentang hukum satu masalah dalam masa
tertentu kemudian pendapat itu tersebar luas serta diketahui orang banyak.
Tidak ada seorangpun di antara mujtahid lain yang menggungkapkan
perbedaan pendapat atau menyanggah pendapat itu setelah meneliti pendapat
itu.
4. Qiyas
Sumber hukum Islam selanjutnya yakni qiyas (analogi). Qiyas adalah bentuk
sistematis dan yang telah berkembang fari ra'yu yang memainkan peran yang
amat penting. Sebelumnya dalam kerangka teori hukum Islam Al- Syafi'i,
qiyas menduduki tempat terakhir karena ia memandang qiyas lebih lemah dari
pada ijma.
A. Wajib. Wajib adalah sesuatu perbuatan yang jika dikerjakan akan mendapatkan
pahala dan jika ditinggalkan akan diberi siksa.
B. Sunnah. Sunnah ialah sesuatu perbuatan yang dituntut agama untuk dikerjakan
tetapi tuntutannya tidak sampai ke tingkatan wajib atau sederhananya perbuatan
yang jika yang dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak
akan mendapatkan mendapatkan siksaan atau hukuman.
C. Haram. Haram ialah sesuatu perbuatan yang jika dikerjakan pasti akan
mendapatkan siksaan dan jika ditinggalkan akan mendapatkan pahala
E. Mubah. Mubah adalah suatu perbuatan yang diperbolehkan oleh agama antara
mengerjakannya atau meninggalkannya.
1. Robiniyyah
Bahawa Islam merupakan agama yang bersumber dari Allah SWT bukan dari
manusia, sedangkan Nabi Muhammad SAW tidak membuat agama ini, beliau
hanya menyampaikannya. Karena, kapasitasnya sebagai Nabi beliau berbicara
berdasarkan wahyu yang diturunkan kepadanya.
2. Insanya
Islam merupakan agama yang diturunkan untuk manusia, karena itu Islam
merupakan satu-satunya agama yang cocok dengan fitrah manusia.
3. Al-Waqiyyah
Realistis, ini menunjukan bahwa Islam merupakan agama yang dapat
diamalkan oleh manusia, meskipun latar belakang mereka berbeda. Islam
sendiri tidak bertentangan dengan realitas perkembangan zaman.
4. Al-Wasathiyah
Di dunia ini ada orang yang hanya menekankan pada persoalan-persoalan
tertentu, misalnya kebih menekankan materi darp pada rohani, ataupun
mengutamakan aspek logika dari pada perasaan. Maksudnya, ummatan
wasathan adalah umat yang seimbang dalam beramal, baik yang menyangkut
pemenuhan terhadap kebutuhan jasmani dan akal pikiran maupun kebutuhan
rohani.
5. Al-Wudhuh
Konsepnya yang jelas. Kejelasan konsep membuat umatnya tidak bingung
dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam.
6. Al-Jamu Bainah Ats-Tsabat wa Al-Murunah
Ajaran Islam yang permanen dan fleksibel. Permanen maksudnya tidak bisa
diganggu gugat. Misalnya, sholat 5 waktu yang harus di kerjakan, tapi dalam
melaksanakannya ada ketentuan yang bisa fleksibel, bila seorang muslim sakit
dia bisa sholat dengan duduk atau baring. Namun dalam pelaksanaannya
bukan berarti kebenaran Islam tidak mutlak, tetapi yang fleksibel adalah
pelaksanaannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
Nabi dan Rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia
hingga akhir zaman.
Pengertian Islam menurut istilah. (Ditinjau dari sisi subyek manusia terhadap
dinul Islam), Islam adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi
yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul khususnya Muhammad SAW
guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum/aturan Allah SWT
yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke
kebahagiaan dunia dan akhirat.
DAFTAR PUSTAKA
Al Imam Abul Fida Ismail, Ibnu Kastir Juz IV, Penerjemah Bahrun Abu Bakar
(Bandung:
Imam Hafidz Abi Dawud Sulaiman, Sunan Abu Dawud Juz III, Penerjemah Syaikh
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah wacana Ulama dan Cendekiawan, cet.1