You are on page 1of 59

RANCANGAN AKTUALISASI

PENINGKATAN CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL MELALUI YOGA


DAN PENYULUHAN 10T DI PUSKESMAS KISAM TINGGI

LIA YUNITA WIJAYANTI, S.Tr.Keb


NIP. 199606172020122012
NDH : 20

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III ANGKATAN XXXVIII
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DI KABUPATEN
OGAN KOMERING ULU SELATAN
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

PENINGKATAN CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL


MELALUI YOGA DAN PENYULUHAN 10T
DI PUSKESMAS KISAM TINGGI

Disusun Oleh :
LIA YUNITA WIJAYANTI, S.Tr.Keb
NIP. 199606172020122012
NDH : 20

Telah diseminarkan dan disetujui pada:

Hari/Tanggal : Selasa, 15 Juni 2021


Tempat : BKPSDM Kabupaten OKU Selatan

COACH, MENTOR,

Dra. Hariyati, S.H., MM Yessi Aprianti, SKM.,MM


Widyaiswara Ahli Madya Penata / III c
NIP. 19670523 199003 2 005 NIP. 197504272005012011

Disetujui oleh:
a.n. Kepala BPSDMD Kabupaten OKU Selatan
KABID Pengembangan Kompetensi Aparatur

Helvin Daimuddin Siregar, S.Sos., MM


Pembina Tingkat I/ III d
NIP. 198008282008031001

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur alhamdulillah kepada Allah Swt. karena


berkat izin dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan rancangan
aktualisasi ini yang berjudul “Optimalisasi Yoga Kehamilan untuk
Meningkatkan Cakupan Kunjungan Ibu Hamil dalam Pelaksanaan
Penerapan 10T di Puskesmas Kisam Tinggi” dengan baik dan tepat
waktu. Penulisan rancangan aktualisasi ini merupakan salah satu tugas
dari Latihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan XXVII Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2021.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
ikut serta membantu dalam menjalankan semua kegiatan hingga
rancangan aktualisasi ini dapat selesai. Penulis menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat dan kasih sayang-
Nya.
2. Ibu Hj. Tarbiyah, S.Pd., M.M. selaku Kepala BPSDMD Provinsi
Sumatera Selatan.
3. Ibu Dra. Hariyati, S.H., M.M selaku Coach atas semua inspirasi,
dorongan, masukan dan bimbingannya dalam menyusun rancangan
aktualisasi ini.
4. Ibu Yessi Aprianti, SKM.,MM selaku mentor sekaligus Kepala
Puskesmas Kisam Tinggi atas semua arahan, motivasi, dukungan,
masukan, dan bimbingan selama pelaporan aktulasisasi.
5. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan doa dan dukungan
dalam menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan pada pendidikan
latihan dasar CPNS ini.
6. Keluarga besar Puskesmas Kisam Tinggi atas dukungan, bantuan
dan kerjasamanya
7. Seluruh Widyaiswara dan segenap panitia Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil yang telah membimbing dalam pelatihan dan

iii
memberikan pehamaman terkait materi ANEKA untuk dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
8. Keluarga besar peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III angkatan
XXXVII dan angkatan XXXVIII.

Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih jauh dari


kata sempurna. Oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan saran
dan kritikan yang dapat membangun untuk kebaikan laporan ini.
Sehingga, laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Muaradua, Juni 2021


Penulis

Lia Yunita Wijayanti, S.Tr.Keb


NIP. 199606172020122012

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi............................................. 4
C. Ruang Lingkup Aktualisasi.................................................... 5
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI
A. Profil Organisasi.................................................................... 7
B. Deskripsi Isu.......................................................................... 13
C. Analisis Isu............................................................................ 17
D. Nilai-nilai Dasar Profesi ASN................................................. 20
E. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI.............................. 27
F. Matrik Kegiatan Aktualisasi ................................................... 35
G. Jadwal Kegiatan ................................................................... 50
H. Kendala dan Antisipasi ......................................................... 51

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Ringkasan Isu .................................................................... 16


Tabel 2. Pembobotan AKPK ........................................................... 19
Tabel 3. Akumulasi Analisis Isu Menggunakan AKPK .................... 20
Tabel 4. Matrik Rancangan Aktualisasi ........................................... 37
Tabel 5. Jadwal Kegiatan ................................................................ 50
Tabel 6. Kendala Dan Antisipasi ..................................................... 51

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Puskesmas Kisam Tinggi ............................................... 8

Gambar 2. Peta Wilayah Kecamatan Kisam Tinggi ........................ 10

Gambar 3. Struktur Organisasi ........................................................ 12

vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut UU No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
merujuk pasal 1 ayat 1 Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya
disingkat ASN merupakan profesi bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). ASN memiliki 3
fungsi penting yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik,serta perekat dan pemersatu bangsa. Berdasarkan UU No. 5
tahun 2014, instansi pemerintah wajib memberikan pendidikan dan
pelatihan yang terintegrasi bagi calon pegawai negeri sipil (CPNS)
selama 1 tahun masa percobaan yang bertujuan untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung
jawab dan memperkuat profesionalisme dan kompetensi bidang.
Adapun dalam menjalankan fungsinya, ASN dituntut untuk memiliki
nilai-nilai profesi yang diantaranya adalah akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu serta anti korupsi.
Dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara No. 1 Tahun
2021 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, yaitu masa prajabatan
adalah masa percobaan selama 1 (satu) tahun yang wajib dijalani oleh
CPNS melalui proses pendidikan dan pelatihan. Pelatihan Dasar
CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang
dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Peran ASN di bidang kesehatan adalah mewujudkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas prima di pusat-pusat pelayanan
kesehatan yang ada seperti pusat kesehatan masyarakat. Pelayanan
kesehatan berfungsi menyediakan dan pelayanan secara lengkap

1
dengan mengutamakan upaya pencegahan dan pemulihan kesehatan
yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu. Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014,
Puskesmas adalah pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya diwilayah kerjanya.
Menurut WHO, program antenatal care (ANC) dilakukan 6 kali
kunjungan. 6 kali kunjungan antenatal care ditetapkan berdasarkan
riset dan meliputi 2 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester
kedua dan 3 kali pada trimester ketiga (WHO, 2016).
Akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas
dapat diberikan oleh petugas kesehatan baik yang bekerja di instansi
pemerintah maupun swasta. Pada instansi pemerintah pelayanan
antenatal diberikan di puskesmas-puskesmas yang tersebar di
Indonesia. Pelayanan antenatal di Puskesmas diharapkan
menggunakan asuhan standar minimal 10T yang telah ditetapkan oleh
pemerintah sejak tahun 2009 (KemenKes RI, 2013).
Pelayanan antenatal yang sesuai standar 10T adalah :
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran
tekanan darah, pengukuran lingkar lengan atas (LiLA), pengukuran
tinggi puncak rahim (fundus uteri), penentuan status imunisasi tetanus
dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi,
pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan,
penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ),
pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling, termasuk keluarga berencana, pelayanan tes laboratorium
sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein
urin dan pemeriksaan golongan darah, dan tatalaksana kasus
(Kemenkes RI, 2013).

2
Pelayanan antenatal di Puskesmas dilakukan oleh bidan yaitu
dengan memberikan pelayanan yang berkesinambungan dan
paripurna, berfokus pada aspek pencegahan melalui pendidikan
kesehatan dan konseling, promosi kesehatan, pertolongan persalinan
normal dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan
perempuan serta melakukan deteksi dini pada kasus-kasus rujukan.
Wewenang pelayanan antenatal oleh bidan berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010
tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan yang
dimiliki bidan salah satunya meliputi pelayanan antenatal pada
kehamilan normal. Kinerja bidan sangat dikpengaruhi oleh beberapa
faktor baik internal maupun eksternal.
Salah satu asuhan kebidanan yang dapat dilakukan sebagai
pendekatan yang berkualitas adalah latihan fisik, seperti yoga. Yoga
merupakan salah satu bagian dari upaya untuk mempersiapkan nafas,
pikiran dan tubuh sehingga semakin siap dalam menjalani prosesnya
dengan aman, nyaman dan minim trauma. Berlatih yoga pada masa
ini merupakan salah satu solusi self help yang menunjang proses
kehamilan, kelahiran dan bahkan pengasuhan anak yang dapat
dilakukan dalam kelas antenatalcare. Selain itu, yoga juga bisa
menarik minat ibu hamil untuk rutin melakukan kunjungan kehamilan,
sehingga ibu hamil rutin melakukan kunjungan dan bidan dapat
memantau keadaan kesehatan ibu hamil dan melaksanakan 10T.
Sampel untuk aktualisasi ini diambil dari 4 desa dengan jarak
terdekat dengan Puskesmas Kisam Tinggi. Jumlah ibu hamil
sebanyak 61 orang dan yang melakukan kunjungan kehamilan kurang
dari 8 kali sebanyak 16 orang atau sebanyak 26% dari jumlah ibu
hamil belum memenuhi target cakupan kunjungan ibu hamil. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang
pentingnya kunjungan kehamilan terstandar dan kurangnya inovasi
yang dilakukan oleh bidan sehingga ibu hamil kurang tertarik untuk

3
melakukan kunjungan kehamilan. Melihat belum tercapainya cakupan
kunjungan ibu hamil di tenaga kesehatan di unit kerja UPT Puskesmas
Kisam Tinggi, maka perserta sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil dan
tenaga Kesehatan (bidan) di UPT Puskesmas Kisam Tinggi membuat
kegiatan aktualisasi mengenai “Peningkatan Cakupan Kunjungan
Ibu Hamil Melalui Yoga dan Penyuluhan 10T di Puskesmas Kisam
Tinggi” dan mengimplementasikan materi yang telah didapatkan
selama berada di tempat pelatihan dasar yaitu nilai-nilai dasar
ANEKA.

B. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
Adapun tujuan laporan aktualisasi dan habituasi yang akan
dilaksanakan oleh CPNS sebagai peserta latsar yaitu :
a. Mampu menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN berupa
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi (ANEKA) dan mampu menerapkan kedudukan
dan peran PNS (Managemen ASN, Whole of Goverment dan
Pelayanan Publik) dalam NKRI di UPT Puskesmas Kisam
Tinggi.
b. Menggunaan yoga dan penyuluhan kehamilan dalam
meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil.
c. Meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil dalam
pelaksanaan penerapan 10T di Puskesmas Kisam Tinggi

2. Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan aktualisasi ini adalah :
1) Bagi Unit Kerja
1) Terciptanya pelayanan publik yang lebih optimal di UPT
Puskemas Kisam Tinggi.

4
2) Dengan teraktualisasinya nilai-nilai dasar ANEKA pada
unit kerja memberikan dampak positif bagi pasien maupun
lingkungan kerja.

2) Bagi Bidan
1) Mampu meningkatkan pengetahuan, keahlian,
keterampilan, dan sikap untuk melaksanakan tugas
secara profesional dengan menerapkan nilai-nilai profesi
ASN (akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu dan anti korupsi) untuk kepentingan instansi ,
masyarakat dan negara.
2) Mampu menjadi ASN yang profesional dan bertanggung
jawab demi mendukung terwujudnya visi organisasi yakni
menjadikan kecamatan Kisam Tinggi dan sekitarnya
menjadi kecamatan yang sehat.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup aktualisasi ini dibatasi pada tupoksi bidan ahli
pertama di Puskesmas Kisam Tinggi pada asuhan kebidanan yang
meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan
derajat kesehatan Ibu, Bayi dan Balita, serta dibatasi 5 langkah
pemecahan isu. Kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Melakukan konsultasi dan meminta persetujuan dengan
mentor/kepala puskesmas
2. Melakukan pengumpulan data jumlah ibu hamil dan jumlah
kunjungan ibu hamil di Kecamatan Kisam Tinggi
3. Membuat design banner tentang yoga ibu hamil dan liflet tentang
pemeriksaan 10T
4. Membuat soal pre test dan post test
5. Menyiapkan alat-alat, ruangan dan gerakan yoga ibu hamil
6. Melakukan pre test kepada ibu hamil

5
7. Melakukan yoga dan penyuluhan tentang pemeriksaan 10T
kepada ibu hamil
8. Melakukan evaluasi dengan melakukan post test tentang 10T dan
wawancara tentang yoga kehamilan
Pelaksanaan Pelatihan Dasar (Latsar) bagi CPNS Golongan
III Angkatan XXXVIII berlangsung dari tanggal 27 Mei 2021 – 24 Juli
2021 dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :
1. Tahapan internalisasi, dilaksanakan tanggal 27 Mei 2021 – 16
Juni 2021 dan tanggal 22 Juni 2021 – 24 Juni 2021 bertempat di
Hotel Samudra Muaradua OKU Selatan.
2. Tahapan aktualisasi, dilaksanakan tanggal 17 Juni 2021 – 21 Juli
2021 di Hotel Samudra Muaradua OKU Selatan.
Dalam satu bulan (off campus) peserta diklat melakukan aktualisasi
nilai-nilai dasar profesi PNS yang dilakukan meliputi rancangan
kegiatan aktualisasi yang menerapkan nilai-niladi Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komunikasi Publik, dan Anti Korupsi
(ANEKA).

6
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan
pelayanan kesehatan masyarakat dalam suatu wilayah kerja dalam
bentuk-bentuk usaha kegiatan pokok.
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai
fungsi sebagai penggerak pembangunan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama.

Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan


kesehatan tingkat pertama memiliki peranan yang sangat penting
dalam sistem kesehatan nasional. Puskesmas menyelenggarakan
upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat
tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif.

7
Gambar 1. Puskesmas Kisam Tinggi

Puskesmas Kisam Tinggi Dibangun dan Mulai beroperasi


pada Tahun 2005 dengan Luas Wilayah 1.500 KM² Dan Jumlah
Desa 19 Desa, pada tahun 2020 Jumlah Penduduk di Wilayah
Kerja Puskesmas Kisam Tinggi Berjumlah 18.111 Jiwa.

 Nama Puskesmas : UPT Puskesmas Kisam Tinggi


 Jumlah Penduduk : 18.111 orang
 No. Register Puskesmas : P1608080102
 Alamat : Jl. Pangeran Grizak
 No. Telepon/HP : 081369793132
 Desa : Tenang
 Kecamatan : Kisam Tinggi
 Kode Pos : 32279
 Tahun Berdiri : 2005
²
 Luas Tanah : ± 1.500 KM

 Nama Kepala Puskesmas : Yessi Aprianti, SKM.,MM


 Jumlah Puskesmas Pembantu: 2
 Jumlah Poskesdes : 16

8
Adapun Batas batas wilayah kerja Puskesmas Kisam Tinggi yaitu:
- Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kab. Ogan
Komering Ulu
- Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan
Runjung Agung
- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan
Muara Dua Kisam
- Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kab. OKU Dan
Muara Enim
Dalam melaksanakan kegiatannya, UPT Puskesmas Kisam
Tinggi melayani 19 desa yang ada di wilayah kerja di Kecamatan
Kisam Tinggi :
1. Desa Balayan
2. Desa Berasang
3. Desa Tebat Gabus
4. Desa Padang Lay
5. Desa Danau Rata
6. Desa Pulau Panggung
7. Desa Ulak Pandan
8. Desa Gunung Megang
9. Desa Tenang
10. Desa Padang Bindu
11. Desa Kota Padang
12. Desa Siring Agung
13. Desa Muara Payang
14. Desa Pajar Bulan
15. Desa Bandar Alam Lama
16. Desa Simpang Empat
17. Desa Simpang Tiga
18. Desa Singa Laga
19. Desa Air Alun

9
Pada wilayah kerja UPT Puskesmas Kisam Tinggi terdapat 2
Puskesmas pembantu (Pustu), yaitu Pustu Simpang Tiga dan
Pustu Danau Rata

Gambar 2. Peta Wilayah Kecamatan Kisam Tinggi

2. Visi dan Misi Puskesmas


a. Visi Puskesmas

Tercapainya Kecamatan Kisam Tinggi yang sehat 2021


dengan indikator:
1) Lingkungan sehat
2) Perilaku sehat
3) Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
4) Derajat kesehatan penduduk kecamatan yang optimal.

b. Misi Puskesmas
1) Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayah kerjanya
2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya
3) Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan

10
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,
keluarga dan masyarakat.

3. Nilai-nilai Organisasi
Tata Nilai Puskesmas UPT Puskesmas Kisam Tinggi
mewujudkan Puskesmas CAKAP yaitu:
 C= Cepat mengambil tindakan
 A= Akurat dalam memberikan pengobatan
 K= Komunikatif dalam memberikan informasi
 A= Aman dalam bertindak berdasarkan prinsip keselamatan
kerja
 P= Pelayanan kesehatan secara prima dengan senyum salam
dan sapa

4. Tupoksi Bidan
a. Menyiapkan pelayanan kebidanan
b. Melaksanakan pengkajian kepada Klien/Pasien
c. Penegakkan diagnose kebidanan
d. Pelaksanaan kolaborasi
e. Menyusun rencana asuhan kebidanan
f. Menyiapkan pelayanan asuhan kebidanan
g. Melaksanakan asuhan kebidanan yang meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan derajat
kesehatan Ibu, Bayi dan Balita.
h. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan
i. Rujukan asuhan kebidanan
j. Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan
k. Melaksanakan dokumentasi pelayanan kebidanan
l. Melaksanakan pengelolaan pelayanan asuhan kebidanan
m. Melakukan pelayanan kesehatan masyarakat

11
5. Struktur Organisasi

12
B. Deskripsi Isu
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan isu sebagai
sebuah masalah yang dikedepankan (untuk ditanggapi dan
sebagainya), kemudian Regester & Larkin (2003:42) menjelaskan
bahwa sebuah isu merepresentasikan suatu kesenjangan antara
praktek organisasi dengan harapan-harapan para stakeholder.
Proses pelayanan di UPT Puskesmas Kisam Tinggi berjalan dengan
baik. Akan tetapi, masih terdapat beberapa kendala yang
berhubungan dengan aktivitas pelayanan yang belum berjalan
dengan optimal. Adapun isu-isu yang terkait yaitu:
1. Rendahnya cakupan kunjungan ibu hamil ke Tenaga Kesehatan
di Puskesmas Kisam Tinggi
Kunjungan pemeriksaan kehamilan dengan standar 8 kali
kunjungan sebagai upaya menurunkan angka kematian
antenatal dan kualitas perawatan pada ibu. 8 kali kunjungan
antenatal care ditetapkan berdasarkan riset dan meliputi kontak
pertama dengan petugas kesehatan pada umur kehamilan ± 12
minggu, kedua pada umur kehamilan ± 20 minggu, kontak ketiga
pada umur kehamilan ± 26 minggu, kontak ke empat umur
kehamilan ± 30 minggu, kontak ke lima umur kehamilan ± 34
minggu, kontak ke enam umur kehamilan ± 36 minggu, kontak ke
tujuh umur kehamilan ± 38 minggu dan kontak ke delapan pada
umur kehamilan 40 minggu.
Kondisi ideal : ibu hamil melakukan kunjungan kehamilan
ketenaga kesehatan minimal 8 kali.
Keterikatan dengan Materi : Pelayanan publik

2. Kurangnya sosialisasi tentang Imunisasi TT pada ibu hamil di


Puskesmas Kisam Tinggi
Vaksin TT adalah vaksin yang menagndung Tetanus
Toksoid yang telah dimurnikan yang terabsorbsi ke dalam 3
mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan

13
sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung
potensi sedikitnya 40 IU. Vaksin TT dipergunakan untuk
pencegahan tetanus pada bayi yang baru lahir dengan
mengimunisasi wanita usia subur dan juga untuk pencegahan
tetanus.
Kondisi ideal : Setiap ibu hamil melakukan imunisasi TT
Keterikatan dengan Materi : Whole of Government (WoG)

3. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang paham teknologi


informasi di Puskesmas Kisam Tinggi
Teknologi informasi merupakan satu hal yang penting
sebagai media atau sarana pendukung dalam melakukan
pekerjaan seiring dengan kemajuan teknologi yang pesat dan
berkembang. Di Puskesmas Kisam Tinggi sendiri masih sering
ditemui satu orang ASN yang memegang lebih dari satu
program, karena masih banyak PNS yang tidak paham untuk
mengoperasikan teknologi.
Kondisi ideal : ASN paham tentang teknologi informasi
Keterikatan dengan Materi : Managemen ASN

4. Masih rendahnya cakupan bayi yang mendapatkan ASI


Eksklusif di Puskesmas Kisam Tinggi
ASI adalah sumber asupan nutrisi bagi bayi baru lahir,
yang mana sifat ASI bersifat eksklusif sebab pemberiannya
berlaku dari usia 0-6 bulan. Pada bayi berfungsi untuk membantu
perkembanganotak dan fisik bayi serta mebantu pertumbuhan
berat dan tinggi badan bayi. Sedangkan pada ibu berfungsi
mencegha terjadinya perdarahan postpartum dan dapat
menunda kehamilan serta menguatkan rahim.
Kondisi ideal : Tercapainya cakupan bayi yang mendapatkan
ASI eksklusif
Keterikatan dengan Materi : Pelayanan publik

14
5. Kurangnya sosialisasi tentang KB IUD di Puskesmas Kisam
Tinggi
IUD adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam
Rahim yang berbentuk bermacam-macam, terdiri dari plastic
(polyethylene). Ada yang dililit tembaga (Cu), ada pula yang
tidak, adapula yang dililit tembaga bercampur perak (Ag). IUD
tidak mengandung hormon sehingga relative aman untuk
digunakan.
Kondisi ideal : Akseptor KB IUD dapat bertambah
Keterikatan dengan Materi : Whole of Government (WoG)

15
Adapun 5 (lima) isu diatas akan dijelaskan secara ringkas
pada tabel 1. dibawah ini:

Keterkaitan
Kondisi yang Identifikasi
No Isu dengan
diharapkan permasalahan
materi
1 Rendahnya ibu hamil Pelayanan 1. ibu hamil yang
cakupan melakukan Publik tidak
kunjungan ibu kunjungan memeriksakan
hamil ke kehamilan kehamilannya
Tenaga ketenaga 2. Kurangnya
Kesehatan di kesehatan sosialisasi dan
Puskesmas minimal 8 kali. pendekatan pada
Kisam Tinggi ibu hamil tentang
pentingnya
pemeriksaan
kehamilan dan
pemeriksaan
10T.
2 Kurangnya setiap ibu hamil Whole of Masih ada ibu hamil
sosialisasi melakukan Government yang belum
tentang imunisasi TT (WoG) mengetahui tentang
Imunisasi TT pentingnya TT Bumil
pada ibu
hamil di
Puskesmas
Kisam Tinggi
3 Kurangnya Kader mengerti Managemen Masih ada bayi yang
Sumber Daya tentang ASN belum imunisasi
Manusia imunisasi lengkap
(SDM) yang
paham
teknologi
informasi di
Puskesmas
Kisam Tinggi
4 Masih Tercapainya Pelayanan Kurang nya
rendahnya cakupan bayi Publik pengetahuan
cakupan bayi yang pengetahuan ibu
yang mendapatkan tentang pentingnya
mendapatkan ASI eksklusif ASI eksklusif
ASI Eksklusif
di Puskesmas
Kisam Tinggi
5 Kurangnya Akseptor KB Whole of 1. Sebagian
sosialisasi IUD dapat Government Masyarakat
tentang KB bertambah (WoG) belum
IUD di mengetahui
Puskesmas apa itu Kb
Kisam Tinggi IUD
2. Adanya
rasa takut
untuk
menjadi

16
Akseptor KB
IUD

C. Analisis Isu
Setelah masalah dideskripsikan secara terperinci di UPT
Puskesmas Kisam Tinggi, maka dilakukan analisis lanjutan dari
beberapa isu tersebut. Analisis dilakukan bertujuan untuk
menetapkan kriteria aktualisasi isu. Penetapan kriteria isu tulisan ini
dilakukan dengan menggunakan metode penetapan kriteria
aktualisasi itu, yaitu Metode AKPK (Aktual, Kekhalayakan,
Problematika, Kelayakan).
Analisis isu yang dilakukan akan menghasilkan penetapan isu
yang memiliki kualitas isu tertinggi untuk dilakukan dalam proses
habituasi peserta di tempat kerja. Dimana penetapan isu tersebut
didukung berdasarkan data dan fakta yang relevan.
Pada tahapan analisis isu, penulis menggunakan metode/alat
bantu AKPK dalam proses penetapan kriteria kualitas isu. Dalam
penjabaran isu ini, tidak semua isu dapat dikategorikan sebagai isu
aktual. Isu aktual yang dibahas adalah isu yang memenuhi kriteria
berdasarkan metode AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan
Kelayakan).

Adapun kriteria isu tersebut sebagai berikut:


1. Aktual (Terjadi/akan Terjadi)
Isu yang sedang terjadi atau dalam proses kejadian,
sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat, atau isu
yang diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat. Bukan isu
yang sudah lepas dari perhatian masyarakat atau isu yang sudah
basi.

17
2. Kekhalayakan
Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang
banyak banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya, dan
bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok
kecil orang tertentu saja.
3. Problematik
Isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentutan
yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari
penyebab dan pemecahannya.
4. Kelayakan
Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan dapat
dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang, dan tanggung
jawab.

Disamping pemenuhan kriteria, penggalian isu juga dapat


diperoleh melalui berbagai aspek antara lain: aspek manajeman
ASN, pelayanan publik, dan Whole Of Government (WOG). Namun
tidak semua isunya berhubungan dengan ketiga aspek tersebut.
Oleh karena itu, perlu dibicarakan dan disesuaikan dengan
organisasi atau unit kerja. Penentuan kualitas kriteria isu dengan
metode AKPK dilakukan dengan nilai 1 sampai dengan 5 untuk
setiap kriteria. Adapun keterangan dari setiap nilai tersebut, yaitu
pada tabel 2.

18
Tabel 2 Pembobotan dan analisis AKPK

Bobot Keterangan

5 Sangat kuat pengaruhnya

4 Kuat pengaruhnya

3 Sedang pengaruhnya

2 Kurang pengaruhnya

1 Sangat kurang pengaruhnya

Penetapan kriteria isu dilakukan dengan perhitungan penilaian


kriteria dari core issue yang ada dengan menggunakan metode
AKPK, yang kemudian akan diranking untuk mendapatkan core
issue tertinggi. Isu yang ada di unit kerja kemudian dianalisis dengan
menggunakan metode AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematik,
dan Kelayakan). Maka analisis dari isu yang ada di SMP N 1
Pemulutan dapat dilihat pada tabel berikut

19
Tabel 3. Akumulasi Analisis Isu menggunakan AKPK
(Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan)

No Isu Kontemporer A K P K Jumlah Peringkat


1 Rendahnya cakupan kunjungan ibu
5 4 5 4 18 I
hamil ke Tenaga Kesehatan
2 Kurangnya sosialisasi tentang
3 3 2 3 11 III
Imunisasi TT pada ibu hamil
3 Kurangnya pembinaan kader
4 3 2 2 10 IV
kesehatan tentang imunisasi
4 Masih rendahnya cakupan bayi yang
5 3 4 3 15 II
mendapatkan ASI Eksklusif
5 Kurangnya sosialisasi tentang KB
3 2 2 2 9 V
IUD

Berdasarkan hasil identifikasi dengan menggunakan analisis


AKPK, dapat disimpulkan bahwa isu yang paling aktual adalah
Rendahnya cakupan kunjungan ibu hamil ke Tenaga Kesehatan
di Puskesmas Kisam Tinggi. Dari isu tersebut akan dirancang
kegiatan penyelesaian masalah yang akan dilaksanakan pada
habituasi di sekolah.
Isu ini dianggap layak untuk dilakukan habituasi karena
kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya kunjungan
kehamilan terstandar dan kurangnya inovasi yang dilakukan oleh
bidan sehingga ibu hamil kurang tertarik untuk melakukan kunjungan
kehamilan.
Upaya yang dilakukan oleh bidan untuk meningkatkan
cakupan kunjungan kehamilan adalah dengan menggunakan yoga
kehamilan untuk menarik minat ibu hamil untuk melakukan
kunjungan kehamilan, sehingga kunjungan kehamilan menjadi
habituasi dan dapat memberi manfaat bagi setiap ibu hamil.

D. Nilai-nilai Dasar Profesi ASN

20
Dalam merancang kegiatan aktualisasi ini ada 5 nilai dasar
atau indikator profesi ASN yakni: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang disingkat menjadi
“ANEKA” yang menjadi acuan. Sehingga setiap kegiatan memiliki
nilai-nilai dalam ANEKA. Berikut ini penjelasan umum dari setiap nilai
dasar dan indikator-indikator nilai yang terkandung pada nilai dasar
tersebut.

1) Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap indvidu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanah-nya.Amanah seorang PNS adalah menjamin
terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain
adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan
kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penye-lenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Terdapat 9 (Sembilan) nilai-nilai dasar akuntabilitas, yaitu:
kepemimpinan lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana atasan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya (kepemimpinan), transparansi,
integritas, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan,
keseimbangan, kejelasan dan konsistensi.

2) Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham yang sama dan
mampu menciptakan serta membentuk kedaulatan dalam

21
sebuah negara, denga nmempertahankan dan mewujudkan
suatu konsep identitas milik bersama dari sekelompok manusia
yang memiliki tujuan, visi, cita-cita yang sama demi mewujudkan
kepentingan nasional, serta juga dapat diartikan sebagai rasa
yang ingin mempertahankan negaranya baik itu sisi luar maupun
dalam.
Fungsi ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan
negara yaitu setiap pegawai ASN harus memiliki jiwa
nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki
kesadaran sebagai penjaga kedaulatan Negara, menjadi perekat
bangsa dan mengupayakan situasi damai diseluruh wilayah
Indonesia, dan menjaga keutuhan NKRI.
Nilai-nilai dasar nasionalisme adalah sebagai berikut:

a. Nilai-nilai dasar yang berhubungan dengan butir-butir


pancasila
b. Cinta tanah air
c. Rela berkorban
d. Persatuan
e. Integritas
3) Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi atas standar/norma yang
menentukan baik/buruk tindakan keputusan perilaku untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik.

Kode etika dalam aturan-aturan yang mengatur tingkah


laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya
ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan
tertulis (LAN, 2015:9). Berdasarkan undang-undang ASN, kode
etik dan kode perilaku ASN yakni sebaga berikut:
 Melaksanakan tugasnya dengan jujur,

22
bertanggung jawab,dan berintegritas tinggi;
 Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan
disiplin;
 Melayani dengan sikap hormat,sopan,dan tanpa
tekanan;
 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah
atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
 Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan
negara;
 Menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif, danefisien;
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak
hanya kompetensi teknis dan leadership, namun juga
kompetensi etika. Oleh karena itu perlu dipahami etika dan kode
etik pejabat publik. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat
cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan
seringkali diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan
bawah yang tidak beruntung. Etika publik merupakan refleksi
kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilaikejujuran,
solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan
dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap
kesejahteraan masyarakat.

Dengan diterapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat


publik harus berubah dari penguasa menjadi pelayan, dari
wewenang menjadi peranan, dan menyadari bahwa jabatan
public adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan

23
bukan hanya di dunia namun juga di akhirat.

Nilai-nilai dasar etika publik adalah sebagai berikut:

 Memegang teguh nilai-nilai pancasila dalam ideology Negara


pancasila

 Setia dan mempertahankan UUD

 Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak

 Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

 Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif

 Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur

 Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada


public

 Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan


program pemerintah

 Memberikan layanan kepada public secara jujur, tanggap,


cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun

 Mengutamakan kesempurnaan berkualitas tinggi

 Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama

 Mengutamakan pencapaian hasil, dan mendorong kinerja


pegawai

 Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan

 Meningkatkan efektivitas system pemerintahan yang


demokratis sebagai perangkat system karir.
4) Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau
pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk
menjaga mutu kinerja pegawai. Bidang apapun yang menjadi

24
tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan
secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada
stakeholder.
LANRI 2015:9 menjelaskan bahwa karakteristik utama
yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas
adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat
dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat
memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan. Nilai-nilai dasar komitmen mutu adalah:
a. Memberikan pelayanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna,
dan santun.
b. Efektif, efisien, inovati, dan berorientasi mutu
c. Kreativitas dan kepekaan
d. Komitmen dan konsistensi
e. Keadilan dan keterbukaan
f. Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI
5) Anti Korupsi
Korupsi berasal dari Bahasa latin corruptio dan corruptus
yang berarti kerusakan atau kebobrokan. Korupsi atau dikenal
juga dengan kata rasuah, mengandung arti tindakan penjabat
publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang
terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan ilegal
menyalah gunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada
mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Dalam menanggulangi upaya tindak pidana korupsi,
pemerintah membentuk peraturan yang menjadi landasan hukum
dalam memberantas korupsi yaitu dengan lahirnya UU No. 20
Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Adapun untuk membantu pemerintah dalam memberantas

25
korupsi, maka pemerintah membuat UU. No. 30 Tahun 2002
tentang pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi
nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti
korupsi sebagai berikut:
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan
utama bagi penegakan integritas diri seseorang.
b. Peduli
Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
ling-kungan sekelilingnya.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada
orang lain.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang.Ketekunan
dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya untuk melakukan
perbuatan baik.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
h. Berani

26
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan.
i. Adil
Menyadari apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya.

E. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


1) Manajemen Aparatur Sipil Negara
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan pada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan zaman.
Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara Asas-asas Pegawai Pemerintah (ASN),
asas-asas ASN adalah sebagai berikut:

1. Asas kepastian hukum adalah dalam setiap


penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN,
mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan,
kepatutan, dan keadilan.
2. Asas profesionalitas adalah mengutamakan keahlian yang
berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Asas proporsionalitas adalah mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban Pegawai ASN.
4. Asas keterpaduan adalah pengelolaan Pegawai ASN
didasarkan pada satu sistem pengelolaan yang terpadu
secara nasional.

27
5. Asas delegasi adalah bahwa sebagian kewenangan
pengelolaan Pegawai ASN dapat didelegasikan
pelaksanaannya kepada kementerian, lembaga pemerintah
nonkementerian, dan pemerintah daerah.
6. Asas netralitas adalah bahwa setiap Pegawai ASN tidak
berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak
memihak kepada kepentingan siapapun.
7. Asas akuntabilitas adalah bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan Pegawai ASN harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. Asas efektif dan efisien adalah bahwa dalam
menyelenggarakan Manajemen ASN sesuai dengan target
atau tujuan dengan tepat waktu sesuai dengan
perencanaan yang ditetapkan.
9. Asas keterbukaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan
Manajemen ASN bersifat terbuka untuk publik.
10. Asas nondiskriminatif adalah bahwa dalam
penyelenggaraan Manajemen ASN, ASN tidak
membedakan perlakuan berdasarkan gender,suku,
agama,ras, dan golongan.
11. Asas persatuan dan kesatuan adalah bahwa Pegawai ASN
sebagai perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia.
12. Asas keadilan dan kesetaraan adalah bahwa pengaturan
mencerminkan rasa penyelenggaraan ASN harus keadilan
dan kesamaan untuk memperoleh kesempatan akan fungsi
dan peran sebagai Pegawai ASN.
13. Asas kesejahteraan adalah bahwa penyelenggaraan ASN
diarahkan untuk mewujudkan peningkatan kualitas hidup
Pegawai ASN.

28
Selain itu UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
menyebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada
kode etik dan kode perilaku.Hal ini bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku
berisi pengaturan perilaku agar pegawai ASN

1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,


dan berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat,sopan,dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
atau Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN;

29
12.Melaksanakan ketentuan peraturan perundang undangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.

2) Whole of Goverment (WoG)


WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan,manajemen program dan pelayanan
publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan


menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan
publik. Jenis pelayanan public yang dikenal dapat didekati oleh
pendekatan WoG sebagaiberikut:

a) Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan


publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi
yang dibutuhkan warga masyarakat. Dokumen yang
dihasilkan bisa meliputi KTP status kewarganegaraan,
status usaha, surat kepemilikan, atau penguasaan atas
barang, SIUP, izin trayek, izin usaha, akta, sertifikat tanah
dan lain-lain.
b) Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan
berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan warga masyarakat,
seperti pendidikan, kesehatan, ketenaga kerjaan,
perhubungan dan lain-lain.
c) Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan
jenis barang yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti

30
jalan, jembatan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air
bersih, dan lain-lain.
d) Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan
hukuman dan peraturan perundang-undangan, maupun
kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan
masyarakat.

3) Pelayanan Publik
Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan
yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan public
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan
maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan


pelayanan prima adalah:
1. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang
dibutuhkan masyarakat pemerintah perlu melibatkan
masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasilnya.

2. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik,
pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik harus
menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui
segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut, seperti: persyaratan, prosedur,
biaya, dan sejenisnya. Masyarakat juga harus diberi akses
yang sebesar-besarnya untuk mempertanyakan dan
menyampaikan pengaduan apabila merekamerasa tidak

31
puas dengan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah.

3. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik
pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan
kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan
bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan
akan tetapi juga terkait dengan mekanisme
penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan
biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien
masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan
keinginan masyarakat yang menduduki posisi sebagai
agen.

4. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga
negara dengan warga negara yang lain atas dasar
perbedaan identitas warga negara, seperti: status sosial,
pandangan politik, enisitas, agama, profesi, jenis kelamin
atau orientasi seksual, difabel, dan sejenisnya.

5. Mudah dan Murah


Penyelenggaraan pelayanan publik dimana
masyarakat harus memenuhi berbagai persyaratan dan
membayar fee untuk memperoleh layanan yang mereka
butuhkan harus diterapkan prinsip mudah, artinya berbagai
persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan
mudah untuk dipenuhi. Murah dalam arti biaya yang
dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan
tersebut terjangkau oleh seluruh warga negara. Hal ini perlu

32
ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan
oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari
keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.

6. Efektif dan Efisien


Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu
mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya (untuk
melaksanakan mandat konstitusi dan mencapai tujuan-
tujuan strategis negara dalam jangka panjang) dan cara
mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur
yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya
yang murah.

7. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah harus dapat dijangkau oleh warga negara yang
membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan
kendaraan publik, mudah dilihat, gampang ditemukan, dan
lain-lain.) dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang
terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi
oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.

8. Akuntabel

Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan


dengan menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia
yang dibiayai oleh warga Negara melalui pajak yang
mereka bayar. Oleh karena itu semua bentuk
penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggung-jawabkan secara terbuka kepada
masyarakat. Pertanggung jawaban disini tidak hanya
secara formal kepada atasan (pejabat atau unit organisasi
yang lebih tinggi secara vertikal) akan tetapi yang lebih

33
penting harus dipertanggung jawabkan secara terbuka
kepada masyarakat luas melalui media public baik cetak
maupun elektronik. Mekanisme pertanggung jawaban yang
demikian sering disebut sebagai social accountability.

9. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan
oleh pemerintah memiliki berbaga itujuan. Salah satu tujuan
yang penting adalah melindungi warga negara dari praktik
buruk yang dilakukan oleh warga negara yang lain. Oleh
karena itu penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dijadikan sebagai alat melindungi kelompok rentan dan
mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah
ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.

Adapun menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun


2003, mengenai pelayanan adalah sebagai berikut:

a) Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang


dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b) Penyelenggara adalah Pelayanan Publik adalah Instansi
Pemerintah.
c) Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi satuan
kerja satuan organisasi Kementrian, Departemen,
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan
instansi Pemerintah lainnya, baik Pusat maupun Daerah
termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik
Negara dan Badan Usaha Milik Daerah.
d) Unit Penyelenggara pelayanan publik adalah unit kerja pada
instansi Pemerintah yang secara langsung memberikan

34
pelayanan kepada penerima pelayanan publik.
e) Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/pegawai instansi
pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan
publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

35
E. Matrik Kegiatan Aktualisasi

Unit Kerja : Puskesmas Kisam Tinggi


Identifikasi Isu : 1. Rendahnya cakupan kunjungan ibu
hamil ke Tenaga Kesehatan di
Puskesmas Kisam Tinggi
2. Kurangnya sosialisasi tentang Imunisasi
TT pada ibu hamil di Puskesmas Kisam
Tinggi
3. Kurangnya Sumber Daya Manusia
(SDM) yang paham teknologi informasi
di Puskesmas Kisam Tinggi
4. Masih rendahnya cakupan bayi yang
mendapatkan ASI Eksklusif di
Puskesmas Kisam Tinggi
5. Kurangnya sosialisasi tentang KB IUD di
Puskesmas Kisam Tinggi
Isu Yang : Rendahnya cakupan kunjungan ibu hamil ke
Diangkat Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kisam
Tinggi
Gagasan : 1. Melakukan konsultasi dan meminta
Pemecahan Isu persetujuan mentor/kepala
puskesmas
2. Melakukan pengumpulan data jumlah
ibu hamil dan jumlah kunjungan ibu
hamil di Kecamatan Kisam Tinggi
3. Membuat design banner tentang yoga
kehamilan dan liflet tentang
pemeriksaan 10T
4. Membuat soal pre test dan post test
5. Menyiapkan alat-alat, ruangan dan
gerakan yoga ibu hamil
6. Melakukan pre test kepada ibu hamil
7. Melakukan yoga dan penyuluhan

36
tentang pemeriksaan 10T kepada ibu
hamil
8. Melakukan evaluasi dengan
melakukan post test tentang 10T dan
wawabcara tentang yoga kehamilan

37
Tabel 4. Matrik Aktualisasi

Kontribusi
Output / Keterkaitan Dengan Nilai-Nilai Penguatan Nilai-Nilai
No Kegiatan Tahapan Terhadap Visi dan
Hasil Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan 1. Menemui mentor - Foto Keterkaitan dengan Nilai ANEKA: Berkonsultasi dan Penguatan terhadap
konsultasi dan untuk Kegiatan Akuntabilitas : meminta persetujuan nilai organisasi
menyampai-kan Transparansi mentor dapat adalah :
meminta
analisis isu yang Dalam berkomunikasi dengan mentor memberikan Komunikatif
persetujuan akan harus secara terbuka sehingga tidak kontribusi terhadap Berkonsultasi secara
mentor/ kepala diaktualisasikan merugikan pihak manapun. pencapaian visi baik dengan mentor
puskesmas di Puskesmas Kejelasan puskesmas, yaitu
untuk kegiatan yang
Kisam Tinggi Rancangan kegiatan yang Tercapainya
disampaikan harus jelas agar semua kecamatan kisam akan dlaksanakan
2. Meminta - Lembar pihak memiliki gambaran tentang tinggi yang sehat
pendapat kepada konsultasi pelaksanaan kegiatan dan 2021 dengan Pelayanan Prima
mentor terkait isu mentor capaiannya. indikator : Melakukan konsultasi
yang diangkat. lingkungan sehat, secara prima dengan
Nasionalisme: perilaku sehat, senyum, sapa dan
3. Meminta - Lembar Sila ke 4 Pancasila cakupan pelayanan
santun
persetujuan dari persetujuan Sesuai dengan sila ke 4, yaitu kesehatan yang
mentor/ atasan mentor berkonsultasi dengan mentor bermutu dan derajat
untuk merupakan penerapan nilai kesehatan penduduk
melaksanakan musyawara untuk mencapai hasil kecamatan yang
kegiatan kegiatan yang disepakati optimal. Dan misi
aktualisasi. puskesmas yang
Sila ke 2 Pancasila ketiga yaitu
Sikap menghormati atasan ditunjuk- Memelihara dan
kan dengan cara berkonsultasi dan meningkatkan mutu
meminta persetujuan tentang ren- pemerataan dan
cana kegiatan yang akan dilakukan. keterjangkauan
pelayanan

38
Etika Publik : kesehatan yang
Menghargai komunikasi Konsultasi diselenggarakan.
dan kerjasama
Berkonsultasi dengan mentor selaku
mentor dengan penuh rasa hormat

Komitmen Mutu :
Efektif
Pelaksanaan kegiatan melakukan
koordinasi terlebih dahulu untuk
mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

Anti Korupsi :
Jujur:
Komunikasi yang dilakukan pada
mentor harus secara terbuka, terus
terang, dan siap menerima kritik.

Ketekaitan dengan Agenda Peran


dan Kedudukan ASN adalah Pada
Mata Pelatihan :
Manajemen ASN :
Melaksanakan tugas dan fungsi
secara profesional, bertanggung
jawab, dan integritas saat
menyampaikan ide kepada kepala
puskesmas

Whole of Government (WoG)


Bidan melakukan koordinasi dengan
mentor untuk melakukan kegiatan
aktualisasi.

39
2. Melakukan 1. Berkoordinasi - Catatan Keterkaitan dengan Nilai ANEKA: Dengan melakukan Penguatan terhadap
pengumpulan data dengan pemegang hasil Akuntabilitas : Identifikasi, nilai organisasi
tentang jumlah ibu program konsultasi Kejelasan pengumpulan data, adalah :
hamil dan jumlah Kesehatan Ibu dan dan adanya keterbukaan dalam dan pengolahan data Akurat
kunjungan ibu Anak koordinasi kerjasama/ koordinasi yang saling dengan melibatkan Mengumpulkan data
hamil di memberikan dukungan. pihak program ibu hamil dan jumlah
Kecamatan Kisam 2. Melakukan - Data jumlah kesehatan ibu dan kunjungan ibu hamil
Tinggi identifikasi dan ibu hamil Nasionalisme: anak dalam secara akurat.
pengumpulan data dan jumlah Sila ke 5 persiapan kegiatan
tentang jumlah ibu kunjungan Pengumpulan data yang dilakukan yoga kehamilan. Hal Komunikatif
hamil dan jumlah ibu hamil tanpa membedakan ini sejalan dengan Berkonsultasi secara
kunjungan ibu visi puskesmas yaitu baik untuk
hamil Etika Publik : menjadikan
mengumpulkan data
Menjalankan tugas secara Kecamatan Kisam
- Foto professional dan tidak berpihak Tinggi yang sehat, riil umlah ibu hamil dan
3. Melakukan jumlah kunjungan ibu
kegiatan Pengumpulan data ibu hamil dengan indicator
dokumentasi hasil dilakukan secara profesinal dan lingkungan sehat, hamil.
tanpa membedakan perilaku sehat,
konsultasi
cakupan pelayanan
Komitmen Mutu : kesehatan yang
Efektif bermutu dan drajat
Menjelaskan maksud dan tujuan dari kesehatan penduduk
kegiatan identifikasi dan yang optimal. Dan
pengumpulan data untuk perbaikan misi ketiga yakni
mutu. memelihara dan
meningkatkan mutu
Anti Korupsi : pemerataan dan
Jujur keterjangkauan
Mencatat hasil pengumpulan data pelayanan kesehatan
sesuai fakta dan tidak berlebihan. yang
diselenggarakan.
Ketekaitan Dengan Agenda Peran
dan Kedudukan ASN adalah Pada
Mata Pelatihan :

40
Manajemen ASN :
Bidan berkerja secara profesional
untuk mencari data-data riil jumlah
ibu hamil dan jumlah kunjungan ibu
hamil.

Whole of Government (WoG)


Bidan mengumpulkan data jumlah
ibu hamil dan jumlah kunjungan ibu
hamil.

3. Membuat design 1. Mencari referensi 1. Draf Banner Keterkaitan dengan Nilai ANEKA: Menyusun perangkat Penguatan terhadap
banner tentang untuk membuat dan liflet Akuntabilitas pembelajaran nilai organisasi
yoga ibu hamil banner dan liflet Konsistensi mencerminkan salah adalah :
dan liflet tentang 2. Meminta saran 2. ACC mentor Adanya kesepakatan bersama untuk satu visi puskesmas Akurat
pemeriksaan 10 T kepada mentor konsep menjaga komitmen yang ada, serta yaitu menjadikan Design banner dan
tentang konsep banner dan secara konsisten dalam membuat Kecamatan Kisam liflet yang dibuat tepat
dan design banner liflet design banner dan liflet Tinggi yang sehat,
dan sesuai dengan
dan liflet dengan indicator
3. Mendesign banner 3. Banner dan Nasionalisme lingkungan sehat, kebutuhan ibu hamil.
dan liflet liflet Sila ke-3 Pancasila perilaku sehat,
4. Mencetak banner Dalam pengumpulan materi tidak cakupan pelayanan
dan liflet boleh menggunakan hal-hal yang kesehatan yang
5. Memasang banner 4. Foto sekiranya dapat menyinggung bermutu dan drajat
Kegiatan beberapa pihak. kesehatan penduduk
yang optimal. Dan
Etika public misi ketiga yakni
Membuat keputusan berdasarkan memelihara dan
prinsip keahlian meningkatkan mutu
Pembuatan media dibuat pemerataan dan
berdasarkan pemikiran yang keterjangkauan
matang sehingga sesuai dengan pelayanan kesehatan
kebutuhan ibu hamil yang

41
diselenggarakan.
Komitmen Mutu
Efisien:
Pembuatan banner dan liflet harus
sesuai dengan tujuan pelayanan

Anti Korupsi
Jujur
jujur dan bertanggung jawab ter-
hadap banner dan liflet yang dibuat
benar-benar digunakan

Ketekaitan Dengan Agenda Peran


dan Kedudukan ASN adalah Pada
Mata Pelatihan :

Manajemen ASN
Melaksanakan tugas dan fungsi
secara profesional, bertanggung
jawab, dan integritas saat menyam-
paikan ide kepada mentor dalam
pembuatan media pembelajaran.
4. Membuat soal pre 1. Mencari referensi 1. Soal pre test Keterkaitan dengan Nilai ANEKA: Menyusun perangkat Penguatan terhadap
test dan post test soal pre test dan dan post test Akuntabilitas pembelajaran nilai organisasi
post test Konsisten mencerminkan salah adalah :
Adanya kesepakatan bersama untuk satu visi puskesmas Akurat
menjaga komitmen yang ada, serta yaitu menjadikan Soal pre test dan post
2. Meminta saran 2. Foto
secara konsisten dalam membuat Kecamatan Kisam test dibuat tepat dan
pada mentor kegiatan design banner dan liflet Tinggi yang sehat,
tentang soal pre sesuai dengan
dengan indicator
test dan post test Nasionalisme lingkungan sehat, kebutuhan ibu hamil.
Sila ke-3 Pancasila perilaku sehat,
3. Membuat soal pre 3. Soal pre Dalam pengumpulan materi tidak cakupan pelayanan
test dan post test test dan post boleh menggunakan hal-hal yang kesehatan yang

42
test sekiranya dapat menyinggung bermutu dan drajat
beberapa pihak. kesehatan penduduk
yang optimal. Dan
Etika public misi ketiga yakni
Membuat keputusan berdasarkan memelihara dan
prinsip keahlian meningkatkan mutu
Pembuatan soal dibuat berdasarkan pemerataan dan
pemikiran yang matang sehingga keterjangkauan
sesuai dengan kebutuhan ibu hamil pelayanan kesehatan
yang
Komitmen Mutu diselenggarakan.
Efisien:
Soal pre test dan post test harus
sesuai dengan tujuan pelayanan

Anti Korupsi
Jujur
jujur dan bertanggung jawab ter-
hadap banner dan liflet yang dibuat
benar-benar digunakan

Ketekaitan Dengan Agenda Peran


dan Kedudukan ASN adalah Pada
Mata Pelatihan :

Manajemen ASN
Melaksanakan tugas dan fungsi
secara profesional, bertanggung
jawab, dan integritas saat menyam-
paikan ide kepada mentor dalam
pembuatan media pembelajaran.

5. Menyiapkan alat- 1. Menyiapkan alat- 1. Alat, Keterkaitan dengan Nilai ANEKA: Menyusun perangkat Penguatan terhadap
alat, ruangan dan alat, ruangan dan ruangan dan Akuntabilitas : pembelajaran nilai organisasi

43
gerakan yoga ibu gerakan yoga gelakan Kejelasan mencerminkan salah adalah :
hamil kehamilan Yoga Rancangan kegiatan yang satu visi puskesmas Akurat
disampaikan harus jelas agar semua yaitu menjadikan Menyiapkan alat,
2. Melakukan pihak memiliki gambaran tentang Kecamatan Kisam ruangan dan gerakan
dokumentasi hasil 2. Foto pelaksanaan kegiatan dan Tinggi yang sehat, yoga yang akurat
Kegiatan capaiannya. dengan indicator sesuai dengan kondisi
lingkungan sehat, dan keadaan ibu
Nasionalisme: perilaku sehat, hamil.
Sila ke-3 Pancasila cakupan pelayanan
Dalam penyiapan alat-alat, ruangan kesehatan yang Aman
dan gerakan yoga tidak bermutu dan drajat Alat, ruangan dan
menggunakan hal-hal yang kesehatan penduduk gerakan yoga dipilih
sekiranya dapat menyinggung yang optimal. Dan yang aman digunakan
beberapa pihak. misi keempat yakni untuk ibu hamil.
Memelihara dan
Etika Publik : meningkatkan
Menjalankan tugas secara kesehatan
profesional dan tidak berpihak perorangan,
Memberikan soal pre test pada ibu keluarga dan
hamil dengan adil tanpa membeda- masyarakat.
bedakan

Mempertanggungjawabkan tindakan
dan kinerjanya pada publik
Dengan diadakan pre test bidan jadi
mengetahui kemampuan awal ibu
hamil mengenai materi yang akan
diajarkan

Komitmen Mutu :
Efektif
Persiapan alat, ruangan dan gerakan
yoga mampu membuat pembelajaran
yang dapat mencapai tujuan yang

44
telah ditetapkan.

Anti Korupsi :
Betanggung Jawab
Alat, ruangan dan gerakan yoga
dapat dipertanggung jawabkan
sesuai yang telah direncanakan.

Ketekaitan Dengan Agenda Peran


dan Kedudukan ASN adalah Pada
Mata Pelatihan :

Manajemen ASN :
Bidan berkerja secara profesional
untuk menyiapkan alat, ruangan dan
gerakan yoga secara terstruktur agar
pelaksanaan berjalan dengan efektif,
efisien dan terarah.

Ketekaitan Dengan Agenda Peran


dan Kedudukan ASN adalah Pada
Mata Pelatihan :
Manajemen ASN
Melaksanakan tugas dan fungsi
secara profesional, bertanggung
jawab, dan integritas saat menyam-
paikan ide kepada mentor dalam
pembuatan media pembelajaran.

6.. Melakukan pre 1. Membagikan soal 1.Foto Keterkaitan dengan Nilai ANEKA: Menyusun perangkat Penguatan terhadap
test kepada ibu pre test kepada ibu Kegiatan Akuntabilitas pembelajaran nilai organisasi
hamil hamil Kejelasan mencerminkan salah adalah :
Memberikan kejelasan kepada ibu satu visi puskesmas Komunikatif
2. Mengawasi ibu 2.Foto hamil mengenai cara pengerjaan pre yaitu menjadikan Berkomunikasi dengan

45
hamil dalam kegiatan test yang akan dikerjakannya Kecamatan Kisam baik pada saat
pengerjaan Tinggi yang sehat, memberikan soal pre
Nasionalisme dengan indicator test kepada ibu hamil
3. Mengoreksi hasil 3.Hasil nilai Sila ke 5 Pancasila lingkungan sehat,
pre test pre test Memberikan keadilan kepada semua perilaku sehat, Pelayanan Prima
ibu hamil sehingga mereka cakupan pelayanan Memberikan
mengetahui semua hasil dari pre test kesehatan yang pelayanan yang prima
nya masing-masing bermutu dan drajat dengan tetap santun,
kesehatan penduduk sapa dan salam.
Etika Publik yang optimal. Dan
Professional dan tidak berpihak misi ketiga yakni
Memberikan soal pre test pada ibu memelihara dan
hamil dengan adil tanpa membeda- meningkatkan mutu
bedakan pemerataan dan
keterjangkauan
Komitmen Mutu pelayanan
Efektifitas kesehatan yang
Dengan pre test diharapkan yoga diselenggarakan
dan penyuluhan dapat dilakukan
secara teratur

Efisien
Dengan pre test diharapkan lebih
tepat dalam mengetahui kemampuan
ibu hamil

Anti Korupsi
Kerja Keras
Menumbuhkan semangat/kemauan
ibu hamil untuk lebih meningkat
pengetahuannya tentang
pemeriksaan 10T

Ketekaitan Dengan Agenda Peran

46
dan Kedudukan ASN adalah Pada
Mata Pelatihan :

Manajemen ASN
Bidan bekerja secara profesional
dengan cara membuat soal pre test
untuk di berikan kepada ibu hamil

Whole of Government (WoG)


Bidan memberikan pelayanan
kepada ibu hamil dengan cara
pelayanan yang lebih menarik dan
melibatkan ibu hamil

7. Melakukan yoga Melakukan yoga dan Foto dan video Keterkaitan Dengan Nilai ANEKA : Menyusun perangkat Penguatan terhadap
dan penyuluhan penyuluhan yoga dan Akuntabilitas pembelajaran nilai organisasi
tentang penyuluhan Konsisten: mencerminkan salah adalah :
pemeriksaan 10T Adanya kesepakatan bersama untuk satu visi puskesmas Akurat
kepada ibu hamil menjaga komitmen yang ada, serta yaitu menjadikan Gerakan yoga dan
secara konsisten menggunaan yoga Kecamatan Kisam penyuluhan harus
kehamilan dan penyuluhan dalam Tinggi yang sehat, akurat dan sesuai
pelayanan dengan indicator dengan kebutuhan ibu
lingkungan sehat, hamil.
Nasionalisme perilaku sehat,
Sila ke 2 cakupan pelayanan Komunikatif
Melaksanakan kegiatan dengan kesehatan yang Berkomunikasi dengan
penuh kesadaran dan semangat bermutu dan drajat baik pada saat
untuk terlibat dalam upaya kesehatan penduduk melakukan yoga
menambah pengetahuan ibu hamil yang optimal. Dan bersama ibu hamil dan
misi pertama, ketiga penyuluhan supaya
Sila ke 5 dan keempat, yaitu ibu hamil merasa
Melaksanakan kegiatan Menggerakan nyaman saat yoga.
pembelajaran dengan penuh pembangunan
keadilan pada ibu hamil berwawasan Aman

47
kesehatan di wilayah Gerakan yoga dipilih
Etika Publik kerjanya, yang paling aman
Menjalankan tugas secara Memelihara dan sesuai dengan usia
profesional dan tidak berpihak meningkatkan mutu kehamilan ibu hamil.
Memberikan penjelasan dengan pemerataan dan
bahasa yang santun dan mudah keterjangkauan Pelayanan Prima
dimengerti oleh ibu hamil secara pelayanan Melakukan yoga dan
profesional kesehatan yang penyuluhan dengan
diselenggarakan, tetap memberikan
Komitmen Mutu dan memelihara dan pelayanan yang prima
Efektif: meningkatkan dengan tetap santun,
Pelayanan kebidanan dengan yoga kesehatan sapa dan salam.
kehamilan dan peyuluhan tentang perorangan,
10T keluarga dan
masyarakat
Anti Korupsi
Jujur:
Jujur yoga kehamilan dan
penyuluhan dilakukan dengan
sebenar-nya digunakan.

Ketekaitan Dengan Agenda Peran


dan Kedudukan ASN adalah Pada
Mata Pelatihan :

Manajemen ASN :
Bidan berkerja secara profesional
dalam pelaksanaan yoga kehamilan
agar pelaksanaan berjalan efektif,
efisien dan terarah.

Whole of Government (WoG)


Bidan melakukan koordinasi dengan
ibu hamil dalam pelaksanaan yoga

48
kehamilan dan penyuluhan

Pelayanan Publik :
Yoga kehamilan dan penyuluhan
merupakan bentuk pelayanan public
kepada ibu hamil agar pelayanan
kebidanan terasa lebih
menyenangkan.

8. Melakukan 1. Membagikan 1. Foto Keterkaitan Dengan Nilai ANEKA: Dengan Penguatan terhadap
evaluasi dengan lembar post test kegiatan Akuntabilitas : melaksanakan nilai organisasi
melakukan post pada ibu hamil Transparan evaluasi maka dapat adalah :
test tentang 10T Pelaksanaan dan hasil evaluasi diketahui apa Akurat
dan wawancara 2. Melaksanakan post 2. Foto dilakukan terbuka dan apa adanya. kekurangan dan ke- Hasil evaluasi akurat
tentang yoga test kegiatan lebihan dari proses sesuai dengan
kehamilan Nasionalisme : pelayanan dan sebenar-benarnya.
3. Mengawasi 3. Foto Sila ke 2 inovasi yang
pelaksanaan post kegiatan Bersikap adil kepada peserta sesuai digunakan. Evaluasi
test dengan hasil yang di dapatkan dapat digunakan
untuk memperbaiki
4. Mengoreksi 4. Hasil post Etika Publik : rencana selanjut-nya
jawaban post test test Menjalankan tugas secara dan bisa
profesional mengoptimalkan
5. Menganalisa hasil 5. Hasil Melakukan evaluasi atas hasil post proses pelayanan
evalusi evaluasi test ibu hamil secara profesional selanjutnya. Hal ini
sesuai dengan visi
Mengutamakan pencapaian hasil puskesmas yaitu
dan mendorong kinerja Tercapainya
Di dalam proses evaluasi bidan kecamatan kisam
harus mengutamakan ketelitian tinggi yang sehat
dalam proses penilaian hasil 2021 dengan
indikator :
Komitmen Mutu : lingkungan sehat,
Efektif: perilaku sehat,

49
Evaluasi dilakukan sesuai dengan cakupan pelayanan
standar minimal kunjungan ibu hamil kesehatan yang
bermutu dan derajat
Anti Korupsi kesehatan penduduk
Jujur: kecamatan yang
jujur dan bertanggung jawab ter- optimal. Dan misi
hadap evaluasi yang dilakukan. puskesmas yang
keempat yaitu
Ketekaitan Dengan Agenda Peran Memelihara dan
dan Kedudukan ASN adalah Pada meningkatkan
Mata Pelatihan : kesehatan
perorangan,
Manajemen ASN keluarga dan
Dengan melakukan evaluasi, artinya masyarakat.
bidan telah menjalankan tupoksinya
secara professional.

Whole of Government (WoG)


Bidan memberikan pelayanan
kepada ibu hamil dengan cara
pelayanan yang lebih menarik dan
melibatkan ibu hamil

50
F. Jadwal Kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan harus efektif dan efisien, sehingga dapat
diselesaikan selama masa habituasi. Kefisienan waktu sangat mempengaruhi
target solusi yang dicapai, sehingga perlu jadwal waktu yang tepat dan terukur.
Jadwal tahapan kegiatan kegiatan aktualisasi selama agenda habituasi adalah
sebagai berikut.

Tabel 5. Jadwal kegiatan

No Kegiatan Bulan/Minggu Ke-


Juni Juli
3 4 1 2 3
1. Melakukan konsultasi dan meminta
persetujuan dengan mentor/ kepala
puskesmas
2. Melakukan pengumpulan data tentang
jumlah ibu hamil dan jumlah kunjungan
ibu hamil di Kecamatan Kisam Tinggi
3. Membuat design banner tentang yoga
ibu hamil dan liflet tentang pemeriksaan
10T
4. Membuat soal pre test dan post test
5. Menyiapkan alat-alat, materi, gerakan
yoga dan ruangan untuk yoga ibu hamil

6. Melakukan pre test kepada ibu hamil


7. Melakukan yoga dan penyuluhan
tentang pemeriksaan 10T kepada ibu
hamil

8. Melakukan evaluasi dengan melakukan


post test tentang 10T dan wawancara
tentang yoga kehamilan

51
G. Kendala dan Antisipasi

NO KENDALA ANTISIPASI
1. Jadwal kegiatan yang padat karena Peserta akan selalu disiplin akan jadwal
disamping peserta harus yang telah dirancang dan berusaha
melakukan aktualisasi, peserta juga menghemat waktu sebaik mungkin
harus mengikuti segala kegiatan di
satuan kerja masing-masing
2. Ibu hamil tidak bersedia hadir saat Selalu berkoordinasi dengan bidan
yoga kehamilan desa/kader untuk mengarahkan para ibu
hamil untuk mau hadir diacara yoga
kehamilan
3. Dalam suasana covid-19 sehingga Selalu berkoordinasi dengan bidan
ibu hamil takut untuk kunjungan desa/kader untuk memberikan arahan
ketenagakesehatan kepada ibu hamil tentang pentingnya
kunjungan ketenagakesehatan saat
hamil

52

You might also like