You are on page 1of 6

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

MATA KULIAH PATOLOGI DAN REHABILITASI SOSIAL


RESUME KULIAH PAKAR

“Peran Psikolog dalam Proses Rehabilitasi Sosial di Lingkungan Badan


Narkotika Nasional (BNN)”

Nama : Ira Prastiwi


NIM : 21310410060
Kelas : SJ

Dosen Pengampu: Izzah Annisatur Rahma, M.Psi., Psikolog

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
TAHUN 2023
Pemulihan Pecandu Narkoba Melalui Rehabilitasi

A. Resume Materi

Prevalansi Pengguna Narkoba di Indonesia

Presiden Jokowi sempat mengeluarkan peraturan bahwa memang instansi pemerintah apa pun itu
seharusnya bahu-membahu saling membantu untuk mengurangi narkoba dan penyalah gunaannya.
Berdasarkan data dari LIPI tahun 2019 jenis narkoba terbanyak yang biasanya disalah gunakan yaitu
ada 4 :

1.Ganja

2.Sabu

3.Ekstasi

4.NPS

NPS (new psychoactive substances) merupakan jenis zat baru yang ditemukan dan sdh tercatatan di
kamus Kemenkes, zat apa saja yang prekursornya bisa disalah gunakan. Seperti kasus rafi ahmad
yang tertangkap karena menggunakan zat yang diketahuinya itu merupakan vitamin. Tapi ternyata
prekursor atau pembentuk zat itu sudah tercantum didalam undang-undang milik kemenkes.

Isu strategis yang diangkat terutama di BNN mulai dari angka prevalensi yang terus menerus naik,
Sebagian narkoba berasal dari luar negeri lebih dari 80% itu masuknya lewat jalur laut atau perairan.
Untuk wilayah Sulawesi utara ini berbatasan langsung dengan negara filipina, dikarenakan kondisi
demografis yang demikian, banyak ditemukan kasus yang masuk di BNN Sulawesi utara
tangkapannya dari luar negri dan luar provinsi.

Keterbatasan ketersediaan layanan rehap ini baru mencapai 10,5% dari kebutuhan masyarakat di
Indonesia, dan sangat memprihatinkan karena idealnya seharusnya ketersediaan Lembaga
rehabilitasi itu 18-22 persen. 931 kawasan itu rawan narkoba dengan kategori bahaya dan waspada,
sehingga di bn nada kategori untuk satu wilayah atau desa atau kelurahan, mulai dari Kawasan
bahaya, waspada, siaga.

Arah kebijakan dari BNN adalah sebagai berikut :

1. Pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN) :


diemban langsung oleh deputi. BNN ada 3 level : BNN RI yang membawahi 34 provinsi, dari
34 BNN provinsi masing-masing menjadi pembina fungsi BNN dibawahnya.
2. Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi dan pemberdayaan ketahanan masyarakat
terhadap kejahatan narkotika.
3. Peningkatan sinergitas dengan pemangku kepentingan di level nasional, regional dan
internasional (melakukan MOU).

Adanya stigma yang melekat di masyarakat yang mengatakan bahwa supaya kapok penyalah
guna dipenjara saja, ketersediaan lapas untuk menampung banyaknya tahanan itu overload,
sehingga intervensi yang dilakukan dilapas itu tidak maksimal. Perlu adanya sinergitas, BNN
melakukan intervensi psikososal, farmakoterapi.

2
Narkotika

Narkotika adalah zat / obat dari alami/ tanaman atau sitetis yang mampu mengganggu daya
ingat, daya piker, konsentrasi, persepsi, perasaan hingga mengganggu perilaku yang Ketika kita
konsumsi terus menerus menimbulkan adiksi atau ketergantungan.

Efek narkoba

1. Sifatnya stimulant : berharap mendapatkan efek tenaga yang tdk ada habisnya
(menstimulasi kerja otak dan jantung). Contoh : sabu
2. Halusinogen : sifatnya mengubah saraf panca indra. Contoh : LSD, Magic Mushroom.
3. Depresan : golongan yang menekan system saraf pusat untuk efek tenang.

Penggolongan narkotika berdasarkan hukum

BNN masih mengacu pada UU no. 35 tahun 2009. Yang membahas tentang rehabilitasi itu sendiri
dari pasal 127 dan untuk hukumannya. Narkoba sendiri berdasarkan undang-undang nomor 35 ini
dibagi menjadi 3 golongan :

1. Tuntutan minimal 4 tahun : sifatnya dilarang untuk kepentingan pelayanan Kesehatan,


dalam jumlah terbatas dapat digunakan untuk penelitian tetapi harus direkomendasikan
oleh kemenkes. Heroin, kokain, Ganja.
2. Golongan 2 : berpotensi menyebabkan ketergantungan tetapi bisa digunakan untuk
pengobatan tetapi sebagai pilihan terakhir. Contoh : morfin, petidin, metadon (obat
pengganti dari kutai).
3. Golongan 3 : minimal penjara 1 tahun, berpotensi menyebabkan ketergantungan. Contoh :
buprenorphine, New psikoaktif substance (NPS)

Bagaimana seseorang bisa menggunakan narkotika

1. Keturunan
2. Lingkungan
3. Kemudahan mendapatkan narkotika itu sendiri

Faktor lapangan

1. Geografis : lokasi Kawasan/ wilayah


2. Demografi : kepadatan penduduk, mayoritas Pendidikan, jenis masyarakat (desa/kota)
3. Multisekmen : umur, pekerjaan, pendidikan
4. System penegakan hukum belum menimbulkan efek jera
5. Modus bervariasi dan berkembang
6. Dikendalikan oleh jaringan sindikat
7. Keuntungan besar
8. Adanya Lapas yang bertransformasi jadi pusat kendali peredaran gelap narkoba

Kategori pengguna narkotika

1. Penyalah guna : menggunakan narkoba tanpa hak melawan hukum


2. Pecandu : orang yang menggunakan narkotika sampai kecanduan

3
3. Koban penyalahguna : tidak sengaja dikarenakan dibujuk atau dipaksa

Mengenali Orang Yang Menggunakan Narkotika

- bicara cepat

- Sempoyongan, apatis

- masa bodo dengan penambilan dan tdk merawat diri

- sering mengantuk

- tidak merawat Kesehatan

- agresif

-sering mengurung diri, menghindari interaksi sosial

Tahapan penggunakan narkotika

1. Penggunaan Coba-coba
2. Situasional (pelampiasan, saat2 tertentu)
3. Penggunaan berulang

Kodisi akibat penggunaan narkotika

- Tubuh mengalami adaptasi


- Menimbulkan penyakit fisik
- Menyebabkan sakau
- Menyebabkan overdosis, mengganggu kesadaran, pola piker, persepsi, perasaan dan prilaku

Apa yang bisa dilakukan apabila ada kerabat punya ketergantungan

- dibawa ke IPWL (puskesmas, Yayasan, rumah sakit)

Sasaran layanan rehabilitasi

1. Pecandu narkotika
2. Keluarga
3. Orang terdekat

Tujuan rehabilitasi secara umum ada 3

1. Pulih : narkotika pertamakali yang diserah itu adalah otak, tidak serta merta bisa sembuh.
Setidaknya pulih seperti saat sebelum menggunakan. Tdk bisa sembuh total 100%
2. Produktif : bisa hidup sehat, mandiri, bisa bekerja, berdaya.

4
3. Berfungsi secara sosial : Ketika direhab dipersiapkan untuk bisa beradaptasi Kembali

Metode rehabilitasi

1. Detoxifikasi : biasanya 2 minggu – 1 bulan


2. Terapi (farmakoterapi & psikoterapi)
3. Psikososial dan spiritual
4. Konseling dan edukasi

Rehabilitasi terbagi menjadi 2 (secara durasi)

1. Rawat jalan : minimal 1-3 bulan


2. Rawat inap 3-6 bulan

Alur rehabilitasi yang komperhensif (BNN tingkat provinsi )

1. Ketika pasien masuk, pihak BNN akan melakukan penerimaan


-pendaftaran : syarat membawa KTP, atau KK
-Screaning : dengan instrument ASSIT untuk mengetahui gambaran narkotika apa yang
sudah pernah digunakan
-tes urin.

2. informed consent ; tandatangan

3. penjelasan dan persetujuan tata tertib rehabilitasi

4.informasi layanan atau orientasi layanan : pelayanan apa saja yang ada di panti rehap tersebut,
diberi gambaran apa yang akan didapatkan dan apa yang harus dilakukan.

5. assesmen awal : dokter umum atau perawat. Menggunakan instrument ASI.

Dengan memperhatikan 7 domain : Fisik, zat, alcohol, legal, psikiatri, adakah dukungan
hidup/pekerjaan saat ini, sosial dengan sekitar (bersifat wawancara).

6. Kriterian penempatan dari asam. Masuk ke regular atau intensif, atau rawat inap
7. Assesmen lain, evaluasi psikologis dan monitor perkembangan klien.
8. Pasca rehabilitasi untuk mempertahankan kepulihan
9. Terminasi program. Mengukur kualitas hidup.
10. Diberikan hasil selama rehabilitasi

Peran Psikolog Klinis

1. melakukan screaning
2. penerimaan awal
3. assesmen
4. membuat dan merencanakan perawatan
5. Menyusun rancangan edukasi
6. Konsep SMART
7. melakukan konseling individu
8. melakukan konseling kelompok
9. melakukan penanganan dini saat krisis

5
10. melakukan konferensi kes
11. melakukan konsultasi dengan Lembaga lain jika diperlukan rujukan

Alur Pasca Rehabilitasi

pasca rehabilitasi ini berdurasi 4-8 minggu, didalamnya klien akan mendapatkan pendampingan,
materi yang diberikan juga terkait edukasi supaya mereka lebih berdaya (management waktu, self
control, komunikasi efektif, bagaimana cara meregulasi emosi). Kurang lebih sama dengan masa
rehabilitasi tetapi intensitasnya yang berkurang.

Jika ditangkap oleh penyidik, dan ditemukan ada indikasi mereka menggunakan narkoba, biasanya
penyidik adak melakukan TAT (team assasmen terpadu) yaitu tim hukum dan tim medis.

B. Evaluasi Diri

Jika Pecandu narkoba adalah korban, maka pidana penjara bukanlah tindakan yang benar
tetapi rehabilitasi adalah upaya yang tepat bagi pecandu Narkotika. Karena pidana penjara
bagi korban penyalahgunaan narkotika merupakan perampasan kemerdekaan dan
mengandung sisi negatif sehingga tujuan pemidanaan tidak dapat diwujudkan secara
maksimal. Sedangkan Rehabilitasi dimaksudkan agar penyalahgumaan yang dikategorikan
pecandu ini bebas dari ketergantungannya, Dengan program rehabilitasi, maka mereka bisa
abstinen atau berhenti mengkonsumsi narkoba.

C. Lain-lain
Lampirkan kartu ujian yang telah diverifikasi oleh bagian keuangan.

You might also like