Professional Documents
Culture Documents
Tugas Drainase Kota
Tugas Drainase Kota
Disusun Oleh :
KHAIRUL UMAM
201810340311139
FAKULTAS TEKNIK
2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrohim
Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah sengga penulis dapat menyelesaikan tugas dari mata kuliah
Perencanaan Drainase Kota yang berjudul “Evaluasi dan Perencanaan Ulang
Saluran Drainase Pada Ruas Jalan Borobudur Kecamatan Lowokwaru”
dengan baik, walaupun mungkin dalam bentuk ataupun sistematika penulisan yang
belum sepenuhnya benar.
Makalah ini, di buat atas dasar untuk kepentingan penulis yang dimana
sebagai penunjang nilai dalam mata kuliah Perencanaan Drainase Kota, dan sebagai
bahan pembelajaran demi kelangsungan proses belajar mengajar di kelas. Sehingga
kritik dan saran dari Dosen Pengajar dan pembaca, sangatlah diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Untuk itu, penulis mengemukakan permohonan maaf
yang sebesar- besarnya dan terima kasi yang sebanyak-banyaknya kepada semua
pihak yang turut membantu penulis, dalam menyelesaikan makalah ini
Khairul Umam
2
Daftar Isi
3
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Analisa Debit Banjir ................................................................................... 29
4.1.1 Curah Hujan Rata-Rata ................................................................... 29
4.1.2 Analisa Frekuensi ............................................................................ 29
4.1.3 Hujan Rancangan Metode Log Pearson Type III ............................ 30
4.2 Analisa Debit .............................................................................................. 33
4.2.1 Menentukan Koefisien Pengaliran (C) ............................................ 33
4.2.2 Analisa Debit Air Kotor .................................................................. 35
4.2.3 Analisa Debit Air Hujan .................................................................. 38
4.3 Evaluasi Saluran Eksisting .......................................................................... 41
4.3.1 Kapasitas Saluran ............................................................................ 41
4.3.2 Evaluasi Kapasitas Saluran ............................................................. 42
4.3.3 Perencanaan Ulang Saluran ............................................................. 43
BABV PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 45
5.2 Saran ........................................................................................................... 45
Daftar Pustaka ..................................................................................................
Lampiran .........................................................................................................
4
BAB I
PENDAHULUAN
Pada jalan Borobudur kearah Soekarno Hatta sering terjadi genangan setinggi
15 cm atau sejajar dengan median yang dapat mengganggu pengguna jalan yang
5
melewati jalan tersebut. Genangan mulai muncul saat hujan deras melanda kota
Malang. Dampak dari genangan tersebut adalah membuat kemacetan di ruas jalan
Borobudur adapun dampak yang lain adalah pengendara motor maupun mobil yang
lewat akan terkena air dari lajur yang berlawanan. Untuk kondisi yang mungkin
menimbulkan masalah genangan air saat hujan deras pada ruas jalan Borobudur
ialah:
6
Masalah evaluasi dan perencanaan ulang saluran drainase Jalan Borobudur
meliputi :
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Drainase
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem
guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam
perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Drainase adalah
mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air menurut Dr. Ir. Suripin,
M.eng. Sedangkan pengertian drainase secara umum adalah sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air berlebihan dalam suatu
konteks pemanfaatan tertentu. Drainase merupakan suatu cara untuk membuang
kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, dan juga merupakan cara
untuk menghadapi akibat dari kelebihan air tersebut. (Suhardjono 1948: 1).
1. SistemlDrainaseeMayor
8
Sistem drainaseoMayortyaitu sistem saluran yang mengumpulkan
dan mengalirkantair dari suatu daerahotangkapantair hujan (batchment
Area). Secara umumosistem drainase initdisebutojuga dengan sitem
salurannpembuangan utama (main sytem) atauddrainase primer. Sistem
jaringan ini mengakomodir aliran besar dan berskala besar seperti kanal
dan sungai. Metodeoperencanaanodrainase ini umumnya digunakan cara
kala ulang dalamt5-10ttahun dannpengukuranitopografi yang rinci
diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.
2. SistemmDrainaseeMikro
Sistem Drainase Mikro atau Sistem Drainase dan Bangunan
Drainase Tambahan menampung air dan drainase dari daerah tangkapan
(catchmentaarea). Secaratkeseluruhan, sistem drainase mikro mencakup
salurantdrainase mikrotdi sepanjang sisi jalan.
2.1.2 Janis Drainase
9
3. Menurut Fungsi Saluran
a. SingleoPurpose
Saluran yang dirancang untuk mengalirkan hanya satu jenis limbah.
b. MultytPurpose
Sebuah saluran yang dirancang untuk membuang beberapa jenis limbah
campuran atau bolak-balik.
4. Menurut Kontruksi
a. SalurantTerbuka
Yaitu sistem saluranoyang biasanya direncanakan hanya untuk
menampung dan mengalirkan air hujan ( Sistem Terpisah ), namun
kebanyakan sistem saluran ini berfungsi sebagai saluran campur.
b. Saluran Tertutup
Sauran tertutup yaitu saluran untuk air kotor yang mengganggu
kesehatan lingkungan. Sistem ini cukup bagus digunakan di daerah
perkotaan terutama dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi
seperti kota Metropolitan dan kota besar lainny
2.1.3 Pola Jaringan Darinase
1. Siku
Pembuatannya pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi
dari pada sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada akhir
berada di tengah kota.
10
2. Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran
cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi
perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.
3. Grid iron
Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga
saluransaluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan.
4. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.
5. Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.
11
6. Jaring-jaring
Mempunyai saluran-saluran pembuang yang mengikuti arah jalan raya dan
cocok untuk daerah dengan topografi datar.
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir
bumidan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan
transpirasi. Pemanasan air samudra oleh sinar matahari merupakan kunci proses
siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi kemudian
jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju,hujan batu, hujan es dan salju,
hujan gerimis atau kabut. pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat
berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh
tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus
bergerak secara kontinu dnegan tiga cara yang berbeda :
Evaporasi / transpirasi ; air yang ada dilaut, didaratan, disungai, di tanaman
dang sebagainya kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfir) dan
kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan
menjadi bitik – bitnik yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam
bentuk hujan, salju, dan es.
Infiltrasi / pekolasi ke dalam tanah ; air yang bergerak ke dalam tanah melalui
celah – celah dan pori – pori tanah dan batuan menuju muka air tanah.
12
Air permukaan ; air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran
utama dan danau, makin landau lahan dan makin sedikit pori – pori tanah,
maka aliran permukaan semakin besar.
2.2.1 Data Curah Hujan
Ada tiga cara untuk menentukan curah hujan rata-rata di suatu wilayah. Hal
ini dapat diperoleh dari data curah hujan di stasiun stasiun curah hujan ata dari
badan meteorologi, iklim dan geofisika. Anda dapat menggunakan metode berikut
untuk menentukan curah hujan.
a. Metode Rerata Aljabar
Metode ini menggunakan dengan cara merata-ratakan hujan diseluruh DAS.
Salanjutnya mengambil nilai rata-rata pengukuran hujan didalam cakupan
area tersebut.
R = 1/n (R1 +R2+R3+……+Rn
Keterangan :
R = curah hujan daerah
n = jumlah pos pengamatan
R1,R2,Rn = curah hujan di tiap pos pengamatan
b. Metode Thiessen
Metode ini masing-masing penakaran mempunyai daerah pengaruh yang
dibentuk dengan menggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus terhadap
penghubung diantara dua pos penakar.
𝐴1𝑅1+𝐴1𝑅2+⋯…..+𝐴𝑛𝑅𝑛
R=
𝐴1+𝐴2+⋯…..+𝐴𝑛
Keterangan :
R = curah hujan daerah
R1,R2,Rn = curah hujan di tiap pos pengamatan
A1,A2,An = luas daerah tiap pos pengamatan
c. Metode Isohyet
Metode ini harus menggambarkan kotur tinggi hujan yang sama (isohyet)
𝑅𝐴+𝑅𝐵 𝑅𝐵+𝑅𝐶 𝑅𝑛+𝑅𝑛
𝐴𝐴( )+𝐴𝐵( )+⋯…..+𝐴𝑛( )
2 2 2
R=
𝐴1+𝐴2+⋯…..+𝐴𝑛
13
Keterangan :
A = luas daerah
R = tinggi curah hujan rata-rata area
RA,RB,….Rn = tinggi curah hujan di pos A, B, …n
AA,AB,….An = luas daerah pengaruh pos A, B, …n
2.2.2 Analisa Frekuensi dan Probabilitas
14
𝑛 ∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − 𝑋̅)3
𝐶𝑠 =
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)𝑠 3
- Hitung koefisien Kurtosis
𝑛 ∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − 𝑋̅)4
𝐶𝑘 =
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)(𝑛 − 3)𝑠 4
- Hitung koefisien variasi
𝑆
𝐶𝑣 =
𝑥̅
Keteragan :
n = jumalh data
Xi = data ke-i
𝑥̅ = rata-rata data
S = simpangan
2.2.2.1. Distribusi Normal
Dimana :
𝑋𝑇 = Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode
ulang T- tahunan
𝑋̅ = Nilai rata – rata hitung variat
𝐾𝑇 = Fakor frekuensi, merupakan fungsi dan peluang atau
periode ulang dan tipe model matematik distribusi peluang yang
digunakan untuk analisis peluang.
2.2.2.2. Distrubisi Log Normal
15
Dalam distribusi log normal dan X diubah kedalaman
bentuk logaritmik Y = log X. jika variable acak Y = log X
terdistribusi secara normal, maka X dikatakan mengikuti
distribusi Log Normal. Untuk distribusi Log Normal perhitungan
curah huajn rencana menggunakan persamaan berikut ini :
𝑌𝑇 = 𝑌̅ + 𝐾𝑇 𝑆
𝑌𝑇 − 𝑌̅
𝐾𝑇 =
𝑆
Dimana :
𝑌𝑇 = perkiraan niali yang diharapkan terjadi dnegan periode ulang T-
tahun
𝑌̅ = nilai rata – rata hitung variat
S = deviasi standar nilai variat dan
𝐾𝑇 = factor frekuensi merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang
dan tipe model matematik distribusi peluang yang digunakan untuk analisis
peluang.
2.2.2.3. Distribusi Log Pearson Type III
16
log 𝑋𝑇 = log 𝑋̅ + 𝐺 . 𝑠
Dimana :
G = Variabel standar (standardized Variable) untuk X besarnya
tergantung koefisien kemencengan
Tabel 2.2 Nilai G untuk ditribusi log person tipe III
17
-1,4 0,225 0,832 1,041 1,198 1,270 1,318 1,351 1,465
-1,6 0,254 0,817 0,994 1,116 1,166 1,197 1,216 1,280
-1,8 0,282 0,799 0,945 1,03S 1,069 1,087 1,097 1,130
-2 0,307 0,777 0,89S 0,959 0,980 0,990 1,995 1,000
-2,2 0,330 0,752 0,844 0,888 0,900 0,905 0,907 0,910
-2,5 0,360 0,711 0,771 0,793 0,798 0,799 0,800 0,802
-3 0,396 0,636 0,660 0,666 0,666 0,667 0,667 0,668
Sumber : Hirologi Teknik Soemarto (1987)
18
adanya perubahan tata guna lahan dikemudian hari. Koefisien pengaliran
mempunyai nilai antara, dan sebaiknya nilai pengaliran untuk analisis dipergunakan
nialai terbesar atau nilai maksimum.
2.2.4 Waktu Konsentrasi
Menurut welsi (2008: 35) pengertian waktu konsentrasi adalah waktu yang
diperlukan untuk mengalirakan air dari titik yang paling jauh pada daerah aliran ke
titik control yang ditentukan dibagian hilir suatu saluran. Pada prinsipnya waktu
konsentrasi dapat dibagi menjaadi :
a. Inlet time (𝑡0 ), yaitu waktu yang diperlukan oleh air untuyk mengalir di atas
permukaan tanah menuju saluran drainase.
b. Conduit time (𝑡𝑑 ), yaitu waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir di
sepanjang saluran sampai titik control yag ditentukan bibagian hilir.
Waktu konsentrasi besarnya sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh factor –
factor berikut ini :
- Luas daerah pengaliran
- Panjang saluran drainase
- Kemiringan dasar saluran
- Debit dan kecepatan aliran
Harga Tc ditentukan dengan menggunakan rumus seperti berikut ini :
𝑇𝑐 = 𝑡0 + 𝑡𝑑
Dimana :
2 𝑛
𝑡𝑑 = [ 𝑥 3.28 𝑥 𝐿 𝑥 ]
3 √𝑠
dan
𝐿𝑠
𝑡𝑑 =
60 𝑉
Dimana :
𝑇𝑐 = waktu konsentrasi (jam)
𝑡0 = Inlet time ke saluran terdekat
𝑡𝑑 = conduit time sampai ketempat pengukuran (menit)
𝑛 = angka kekasaran manning
19
S = kemiringan lahan (m)
L = panjang lintasan aliran diatas permukaan lahan (m)
Ls = panjang lintasan didalam saluran (m)
V = kecepatan alira didalam saluran (m/detik)
Untuk menghitung intensitas hujan yang terjadi dalam satu jam, digunakan interval
yang ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:
2
𝑅24 24 3
𝐼= ( )
24 𝑡𝑐
Keterangan :
Debit rencana adalah debit maksimum yang akan dialirkan oleh saluran
drainase untuk mencegah terjadnya genangan. Untuk drainase perkotaan dan jalan
raya, sebagai rencana debit banjir maksimum periode ulang 5 tahun, yang
mempunyai makna kemungkinan banjir maksimum tersebut disamai atau dilampaui
1 kali dalam 5 tahun atau 2 kali dalam 10 tahun atau 200 kali dalam 100 tahun.
Perencanaa debit rencana untuk drainase perkotaan dan jalan raya dihadapi
dengan persoalan tidak tersedianya data aliran. Umumnya untuk menentukan debit
aliran akibat air hujan diperoleh dari hubungan rasional antara air hujan dengan
limpasannya (Metode Rasiobal). Untuk debit air limbah rumah tangga
diestimasikan 25 liter perorang perhari. Adapun rumusan perhitungan debit rencana
Metode Rasional adalah sebagai berikut :
Q = 0.002778 C.I.A
Dimana :
20
Q = Debit Banjir Rancangan (m3/dt)
I = intensitas hujan
21
1
V = x R x 2/3 x S1/2
𝑛
11. Kontinuitas
Q =AxV
Keeterangan :
Q = debit (m2/dt)
Setelah didapatkan debit rencana yaitu debit air hujan dan debit air kotor,
kemudian dimaksudkan ke dalam rumus manning, dimana harga dari kemiringan
dasar saluran (s) ditentukan dengan harga koefisien manning (n) diperoleh
berdasarkan bahan lapisan yang diinginkan, serta harga A dan R tergantung lebar
saluran (b) yang diinginkan dengan memperhatikan tanah, maka didapatkan
didapatkan dimensi saluran yang dikehandaki. Dalam pendimensian saluran
drainase, akan dihitung juga banyaknya air hujan serta air kotor yang dileawati oleh
saluran tersebut.
22
Tabel 2.6 Nilai Koefisien Kekasaran Manning (n)
a. Metode Geometrik
𝑃𝑛
r =
𝑃𝑛+1
Keterangan :
r = rata-rata pertumbuhan penduduk
Pn = perkiraan jumlah penduduk pada tahun terakhir rencana
Pn+1 = jumlah penduduk pada tahun berikutnya
𝑟1+𝑟2+𝑟3+⋯…..+𝑟𝑛
R rata-rata = 𝑛
23
b. Pertumbuhan penduduk Eksponensial
Pn = Po x er-n
Keterangan :
Pn = jumlah penduduk pada tahun n
Po = jumlah penduduk pada awal tahun
r = angka pertumbuhan penduduk
n = jangka waktu dalam tahun
e = bilangan pkok dari system bilangan logaritma(2,7182828)
2.5 Debit Air Kotor
Menurut Suhardjono (1984), debit air limbah berasal dari air buangan,
yang berasal dari aktivitas penduduk dari kawasan pemukiman, fasilitas,
bangunan komersial dan lain-lain. Dengan kata lain, ketika merencanakan
perkiraan total limbah, ada tiga kategori utama.
1. Air buangan rumah tangga.
2. Peresapan air permukaan (hujan) dan air tanah.
3. Air sisa industri dan komersial.
𝑃𝑛 𝑥 70% 𝑥 𝑄𝑘𝑒𝑝
Qdomestik = 𝐴
Keterangan :
Pn = jumlah penduduk
24
BAB III
METODE PENELITIAN
25
Gambar 3.1 Peta Potensi Bencana
(sumber : BPBD Kota Malang)
Gambar 3.2 menjelaskan bahwa jalan Borobudur Kota Malang
sering terjadi banjir. Lingkaran hitam menjelaskan letak jalan Borobudur atau
tempat penelitian.
3.2 Data
Dalam Penelitian ini, data yang dibutuhkan adalah data sekunder yaitu
sebagai berikut :
1. Peta topografi
2. Peta tata guna lahan
3. Peta jaringan saluran drainase
4. Data curah hujan 5 tahun terakhir
5. Data jumlah penduduk
3.3 Prosedur Penelitian
1. Mengumpulkanidataicurahihujaniharianimaksimum yang diperoleh dari
stasiun hujaniterdekat.
26
2. Hitung curah hujan harian maksimum untuk daerah tersebutimenggunakan
metode Log PearsoniTipeiIII.
3. Selanjutnya mencocokan distribusi yang memenuhi syarat.
4. MenghitunggCurah hujan dengan rencana kala ulang 5 tahun
5. Kelengkapan distribusi diperiksa menggunakan metode ChiSquear dan
Smirnov Kolmogorov.
6. Meghitung Koefisien pengaliran
7. Menghitunggkapasitas saluran existing
8. Menentukan dimensi saluran tetap atau saluran diperbarui hingga
memenuhi syarat saluran yang dapat menampung debit yang ada.
9. Selesai
27
3.4 Diagram Alir
Mulai
Pengumpulan Data :
1. Peta Topografi
2. Peta Tata Guba Lahan
3. Peta Jaringan Drainase
4. Data Curah Hujan
5. Data Jumlah Penduduk
Menghitung Curah
Hujan Rancangan
dengan Metode Log
Pearson Type III
Uji Kesesuain
Data
Menghitung
Intensitas Hujan
Menggunakan
Dimensi Saluran Qran > Qkap
yang Ada
Merencanakan Ulang
Dimensi Saluran
Menghitung Dimensi
yang Dibutuhkan
Mulai
28
BAB IV
PEMBAHASAN
Data curah hujan yang digunakan adalah data dari stasiun pengukuran hujan
yang paling dekat dengan daerah penelitian. Data yang tersedia adalah data tahunan
dari tahun 2016 sampai 2020. Hujan harian maksimum ditunjukkan pada tabel 4.1.
29
Tabel 4.2. Analisa Frekuensi Curah Hujan
1) Rata-rata hitung
407,009
x = = 81,402 mm
5
2) Standar Deviasi
2821,308
S =√ = 26,558
5−1
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan maka distribusi frekuensi yang
dipilih dan memenugi syarat adalah Log Pearson Type III.
30
Hasil perhitungan curah hujan maksimum digunakan untuk menghitung
besarnya debit yang akan melewti saluran drainase. Dalam menentukan curah hujan
maksimum dengan menggunakan kala ulang 2 tahun dan 5 tahun dengan
menggunakan Log Person type III.
Tabel 4.3. Perhitungan Curah Hujan Rancangan Motede Log Pearson Type III
0,0959
S =√ = 0,155
5−1
Menentukan nilai G dengan interpolasi dari tabel 1.4 nilai G untuk distrubusi Log
Pearson Type III.
31
Tabel 4.4. Nilai G Distribusi Log Pearson Type III
Cs = -0,6137 G2 =? G5 = 0,857
Interpolasi :
(−0,6137−(−0,6))×(0,166−0,099)
G2 = 0,099 +
(−0,7)−(−0,6)
= 0,108
G5 = 0,857
= 1,907
32
X2 = 10log X2
= 101,907
= 80,635 mm
∑𝐴𝑖 𝑥 𝐶
𝐶̅ =
∑𝐴𝑖
Dimana :
𝐶̅ = C rata-rata
C = Koefisien pengaliran
33
Untuk perhitungan koefisien pengaliran area selanjutnya dapat dilihat pada
tabel 4.6.
34
4.2.2 Analisa Debit Air Kotor
Debit air kotor merupakan debit yang berasal dari air kotor buangan gedung,
instansi, rumah tangga dab sebagaianya. Untuk menghitung jumlah air kotor yang
akan melalui saluran drainase sebelumnya harus mengetahui jumlah kebutuhan
rata-rata dan jumlah penduduk yang ditinjau. Untuk mengetahui jumlah penduduk
di tahun yang akan datang dapat menggunakan rumus pertumbuhan penduduk
dengan cara aritmatik.
Pn = Po (1+r)n
Contoh Perhitungan
Data jumlah penduduk yang diperoleh dari Kantor Badan Pusat Statistik (BPS),
jumlah penduduk yang ada di sekitar daerah studi pada tahun 2020 adalah 25.449
jiwa. Sebelum menghitung jumlah penduduk pada tahun 2025 yaitu menentukan
tinggi pertumbuhan penduduk ( r ) yang di peroleh dari tabel perhitungan dibawah
ini dengan menentukan rata-rata pertumbuhan penduduk pertahun dalam satuan
persen (%).
35
Tabel 4.7 Perhitungan Tinggi Pertumbuhan Penduduk
Didapatkan :
r = 0,453 %
n = 5 (2023-2028)
Persamaan Aritmatika
Pn = Po (1+rrata-rata)n
= 25773 (1+0,00453)5
= 26362 jiwa
𝑃𝑛 𝑥 70 % 𝑥 𝐾𝑎𝑏
Qdomestik =
𝐴
Dimana :
36
Pn = Proyeksi jumlah penduduk pada tahun ke n
K = Kebutuhan air bersih rata-rata kota sedang 150 liter/hari/orang atau sama
dengan 0,001736 liter/detik/orang
Maka :
𝑃𝑛 𝑥 70 % 𝑥 0,001736
Qdomestik =
2,88
26362 𝑥 70 % 𝑥 0,001736
=
2,88
= 11,123 lt/dt/km2
= 0,011123 m3/dt/km2
Sehingga debit air per-km2 = 0,011123 m3/detik rancana besarnya debit yang akan
dimasukkan ke dalam saluran digunakan persamaan sebagai berikut :
= 0,011123 x 0,0020
= 0,000022 m3/dt
Untuk perhitunga debit air kotor selanjutnya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
37
Tabel 4.8 Perhitungan Debit Air Kotor
Luas Area
Nama Q domestik Qak
Layanan (A)
Saluran
km2 m3/dt/km2 m3/dt
SKr 1-2 0,0020 0,0111 0,000022
SKr 2-3 0,0042 0,0111 0,000024
SKr 3-4 0,0066 0,0111 0,000027
SKr 4-5 0,0097 0,0111 0,000035
SKr 5-6 0,0131 0,0111 0,000038
SKr 6-7 0,0169 0,0111 0,000042
SKr 7-8 0,0198 0,0111 0,000031
SKr 8-9 0,0220 0,0111 0,000026
Berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya perhitungan debit air hujan pada
saluran 1-2 adalah sebagi berikut :
38
Dimana :
Maka :
= 0,0474 jam
2
𝑅24 24 ⁄3
I = ( 24 ) × ( 𝑡 )
𝑐
Diketahui :
Maka :
2⁄
105,305 24 3
I =(
24
) × (0,0474)
= 278,668 mm/jam
Debit air hujan (Qah) dapat dicari dengan menggunakan rumus rasuonal
seperti contoh perhitungan saluran SKr 1-2 sebagai berikut :
Qah = 0,278 x C x I x A
39
= 0,278 x 0,76 x 278,668 x 0,0020
= 0,11807 m3/dt
= 0,11807 + 0,00002
= 0,11809 m3/dt
Luas
Kemiri
Area Panjang
Nama ngan tc R24 I Qah Qak Qrenc.
Layanan Saluran
Saluran saluran
(A)
Km2 m jam mm mm/jam m3/dt m3/dt
SKr 1-2 0,0020 100,27 0,001 0,0474 105,305 278,668 0,118 0,00002 0,118
SKr 2-3 0,0042 110,07 0,001 0,0509 105,305 265,643 0,236 0,00002 0,236
SKr 3-4 0,0066 120,1 0,001 0,0545 105,305 254,013 0,355 0,00003 0,355
SKr 4-5 0,0097 156,91 0,001 0,0669 105,305 221,439 0,456 0,00003 0,456
SKr 5-6 0,0131 169,29 0,001 0,0710 105,305 212,973 0,591 0,00004 0,591
SKr 6-7 0,0169 190,59 0,001 0,0778 105,305 200,403 0,717 0,00004 0,717
SKr 7-8 0,0198 140,27 0,001 0,0614 105,305 234,556 0,979 0,00003 0,979
SKr 8-9 0,0220 114,7 0,001 0,0526 105,305 260,084 1,211 0,00003 1,211
SKn 1-2 0,0035 177,34 0,001 0,0736 105,305 207,954 0,156 0,00004 0,156
SKn 2-3 0,0058 110,39 0,001 0,0511 105,305 265,248 0,322 0,00002 0,323
SKn 3-4 0,0083 129,59 0,001 0,0578 105,305 244,288 0,431 0,00003 0,431
SKn 4-5 0,0109 127,23 0,001 0,0570 105,305 246,604 0,567 0,00003 0,567
SKn 5-6 0,0130 107,29 0,001 0,0500 105,305 269,155 0,741 0,00002 0,741
SKn 6-7 0,0161 176,26 0,001 0,0732 105,305 208,607 0,712 0,00003 0,712
SKn 7-8 0,0177 75,9 0,001 0,0383 105,305 321,488 1,200 0,00002 1,200
SKn 8-9 0,0207 149,25 0,001 0,064 105,305 227,202 0,991 0,00003 0,991
Sumber : hasil perhitungan
40
Tabel 4.10 Area Layanan dan Debit Rencana
Luas
Luas
Nama Area Qranc
Area Layanan Area
Saluran layanan
km2 km2 m3/dt
SKr 1-2 A1 0,0020 0,0020 0,118
SKr 2-3 A1+A2 0,0022 0,0042 0,236
SKr 3-4 A1+A2+A3 0,0024 0,0066 0,355
SKr 4-5 A1+A2+A3+A4 0,0031 0,0097 0,456
SKr 5-6 A1+A2+A3+A4+A5 0,0034 0,0131 0,591
SKr 6-7 A1+A2+A3+A4+A5+A6 0,0038 0,0169 0,717
SKr 7-8 A1+A2+A3+A4+A5+A6+A7 0,0028 0,0198 0,979
SKr 8-9 A1+A2+A3+A4+A5+A6+A7+A8 0,0023 0,0220 1,211
Bentuk penampang pada saluran Skr 1-2 berbentuk persegi dengan data
sebagai berikut :
41
= 0,80 + 2 x 0,80
= 2,4 m
Jari-jari hidrolis (R) =A/P
= 0,64 / 2,4
= 0,267 m
1
Kecepatan aliran (V) = R2/3 x S1/5
𝑛
1
= x 0,2672/3 x 0,011/5
0,014
= 2,959 m/dt
Debit kapasitas (Q) =AxV
= 0,64 x 2,959
= 1,894 m3/dt
Nama b h A P R V Q kap
S n
Saluran (m) (m) (m2) (m) (m) (m/dt) (m3/dt)
SKr 1-2 0,8 0,8 0,01 0,014 0,64 2,4 0,267 2,959 1,894
SKr 2-3 0,8 0,8 0,01 0,014 0,64 2,4 0,267 2,959 1,894
SKr 3-4 0,8 0,8 0,01 0,014 0,64 2,4 0,267 2,959 1,894
SKr 4-5 0,8 0,8 0,01 0,014 0,64 2,4 0,267 2,959 1,894
SKr 5-6 1,0 1,2 0,01 0,014 1,20 3,4 0,353 3,567 4,281
SKr 6-7 1,0 1,2 0,01 0,014 1,20 3,4 0,353 3,567 4,281
SKr 7-8 1,0 1,2 0,01 0,014 1,20 3,4 0,353 3,567 4,281
SKr 8-9 1,0 1,2 0,01 0,014 1,20 3,4 0,353 3,567 4,281
SKn 1-2 0,7 0,7 0,01 0,014 0,49 2,1 0,233 2,707 1,327
SKn 2-3 0,7 0,7 0,01 0,014 0,49 2,1 0,233 2,707 1,327
SKn 3-4 0,7 0,7 0,01 0,014 0,49 2,1 0,233 2,707 1,327
SKn 4-5 0,7 0,7 0,01 0,014 0,49 2,1 0,233 2,707 1,327
SKn 5-6 0,5 0,8 0,01 0,014 0,40 2,1 0,190 2,365 0,946
SKn 6-7 0,5 0,8 0,01 0,014 0,40 2,1 0,190 2,365 0,946
SKn 7-8 0,5 0,8 0,01 0,014 0,40 2,1 0,190 2,365 0,946
SKn 8-9 0,5 0,8 0,01 0,014 0,40 2,1 0,190 2,365 0,946
Sumber : hasil perhitungan
42
Setelah diperoleh nilai kapasitas saluran yang ada selanjutnya perlu dilakukan
evaluasi dengan cara dibandingkan antara debit banjir rancangan (Qran) dengan
kapasitas saluran (Qkap).
Setelah diketahui saluran yang tidak dapat menampung debit yang ada maka
dilakukan perencaan ulang drainase yang sudah ada. Dalam mengubah dimensi
saluran drainase sebisa mungkin tidak terlalu mengubah dimensi saluran dan
merencanakan inlet untik saluran. Perencanaan dilakukan dengan mencoba-coba
lebar dan tinggi saluran sehingga didapatkan kapasitas tampungan yang cukup
optimal.
43
Tabel 4.13 Evaluasi dan Rekomendasi Dimensi Saluran
Desain Qkap-
Eksisting S n A P R V Q kap Qrenc Kondisi
Nama Baru Qrenc
Saluran b h b h
(m) (m) (m) (m) (m2) (m) (m) (m/dt) (m3/dt) (m3/dt)
SKr 1-2 0,8 0,8 0,8 0,8 0,01 0,014 0,64 2,4 0,267 2,959 1,894 0,213 1,681 Aman
SKr 2-3 0,8 0,8 0,8 0,8 0,01 0,014 0,64 2,4 0,267 2,959 1,894 0,188 1,705 Aman
SKr 3-4 0,8 0,8 0,8 0,8 0,01 0,014 0,64 2,4 0,267 2,959 1,894 0,283 1,611 Aman
SKr 4-5 0,8 0,8 0,8 0,8 0,01 0,014 0,64 2,4 0,267 2,959 1,894 0,364 1,530 Aman
SKr 5-6 1,0 1,2 1,0 1,2 0,01 0,014 1,2 3,4 0,353 3,567 4,281 0,472 3,809 Aman
SKr 6-7 1,0 1,2 1,0 1,2 0,01 0,014 1,2 3,4 0,353 3,567 4,281 0,573 3,708 Aman
SKr 7-8 1,0 1,2 1,0 1,2 0,01 0,014 1,2 3,4 0,353 3,567 4,281 0,781 3,500 Aman
SKr 8-9 1,0 1,2 1,0 1,2 0,01 0,014 1,2 3,4 0,353 3,567 4,281 0,967 3,314 Aman
0 0
SKn 1-2 0,7 0,7 0,7 0,7 0,01 0,014 0,49 2,1 0,233 2,707 1,327 0,124 1,202 Aman
SKn 2-3 0,7 0,7 0,7 0,7 0,01 0,014 0,49 2,1 0,233 2,707 1,327 0,257 1,069 Aman
SKn 3-4 0,7 0,7 0,7 0,7 0,01 0,014 0,49 2,1 0,233 2,707 1,327 0,344 0,983 Aman
SKn 4-5 0,7 0,7 0,7 0,7 0,01 0,014 0,49 2,1 0,233 2,707 1,327 0,453 0,874 Aman
SKn 5-6 0,5 0,8 0,5 0,8 0,01 0,014 0,4 2,1 0,190 2,365 0,946 0,592 0,354 Aman
SKn 6-7 0,5 0,8 0,5 0,8 0,01 0,014 0,4 2,1 0,190 2,365 0,946 0,568 0,378 Aman
SKn 7-8 0,5 0,8 0,6 0,8 0,01 0,014 0,48 2,2 0,218 2,589 1,243 0,958 0,285 Aman
SKn 8-9 0,5 0,8 0,5 0,8 0,01 0,014 0,4 2,1 0,190 2,365 0,946 0,791 0,155 Aman
44
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan diharapkan ada upaya dari
Pemerintah Daerah mengenai saluran drainase pada area yang ditinjau
yang rawan terjadi banjir.
2. Pengawasan dan pemeliharaan terhadap saluran yang tertimbun sedimen
serta inlet yang tertutup oleh pertokoan baru sehingga menghalangi air
masuk ke dalam saluran drainase.
3. Mengadakan sosialisasi terhadap masyarakan bahwa pentingnya menjaga
lingkungan agar terhindar dari bencana akibat ulah masyarakat yang
membuang sampah sembarangan.
45
LAMPIRAN
LAPORAN SURVEY SALURAN DRAINASE
Lokasi : Jl. Borobudur, Mojolangu , Kec. Lowokwaru, Malang
Tanggal : Minggu, 20 Agustus 2023
Waktu : 16.00-……..
Dimensi (cm)
No. Saluran Jenis saluran Keterangan
b hs
Tertutup
Terdapat plastik,
dedaunan dan botol
minuman
5 Kiri Segi empat 80 80
Tettutup
Tertutup
Tertutup
10 Kiri Segi empat 100 120
Tertutup
11
12
Tertutup
Tertutup
Tertutup
Tertutup
17 Kanan Segi empat 50 80
Terdapat sampah
plastik, daun kering
Terdapat sampah
plastik, daun kering