You are on page 1of 13

Volume 13, No.

1, Oktober 2014: 56-68

STUDI STABILITAS TURAP BETON PADA TEPI SUNGAI ANAI


KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Rina Yuliet, Abdul Hakam, Yones Ramanugraha


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang
Kampus Unand Limau Manis
Email : rina@ft.unand.ac.id

Abstract: Sheet pile construction in Anai River Padang Pariaman Regency is one of the series of
works to normalize the flow of the Anai river, because Minangkabau International Airport (BIM)
was built on the coast of a very low altitude from the sea level. To anticipate the occurrence of the
failure of the sheet pile’s structure, the stability of the sheet pile should be ensured. This research
aims to study the stability of concrete sheet pile on the Project Urban Flood System Improvement
of Anai river Padang according to Cone Penetration Test results and laboratory test. The method
used for planning the sheet pile’s structure is trial and error method, where the condition of the soil
pressure using the theory of Rankine. The result of soil investigation for 4 point cone penetration
test shows that the depth of the hard soil is on 5 m average and layer of soil on the Anai River
site project composed of silty sand and sandy silt. Sheet pile stability can be achieved when the
depth of the actual construction is 1.3 times the theoretical depth where on this project, the actual
depth of the cantilever penetration value is obtained 6.4 m and the total sheet pile length is 12 m.
The total sheet pile length obtained is equal to the total length of the sheet pile used in the project.
For anchored sheet pile with free earth support method, the stability of the sheet pile is achieved
when the actual depth 2.4 m and the total length of sheet pile is 8 m, while in the project total sheet
pile length used is more than 8 m, that is 12 m, the same as with cantilever sheet pile.

Keywords: cantilever sheet pile, anchored sheet pile, sheet pile stability, depth penetration, total
sheet pile length

Abstrak: Pekerjaan pembangunan turap (sheet pile) di tepi sungai Batang Anai Kabupaten Padang
Pariaman merupakan salah satu rangkaian pekerjaan untuk menormalisasi aliran sungai Batang
Anai, karena Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dibangun pada kawasan pesisir pantai
yang ketinggiannya sangat rendah dari permukaan laut. Untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan
struktur turap maka harus dipastikan kestabilan turap tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji kembali stabilitas turap beton pada proyek pengendalian banjir sungai Batang Anai
Padang berdasarkan data hasil uji sondir dan uji laboratorium. Metode yang digunakan untuk
perencanaan struktur turap adalah dengan menggunakan metode coba-coba, dimana kondisi
tekanan tanah yang bekerja menggunakan teori Rankine. Hasil penyelidikan tanah berupa 4 titik
sondir diketahui kedalaman tanah keras rata-rata adalah 5 m dan lapisan tanah di lokasi proyek
sungai Batang Anai terdiri dari tanah pasir berlanau dan tanah pasir halus berlanau. Stabilitas turap
dapat dicapai jika kedalaman pemancangan aktual 1,3 kali kedalaman teoritis dimana pada proyek
ini untuk turap kantilever nilai kedalaman pemancangan turap aktual didapatkan sebesar 6,4 m
dan panjang turap total 12 m. Panjang turap total yang didapatkan sama dengan panjang turap total
yang digunakan di lokasi proyek. Untuk turap diangkur metode ujung bebas stabilitas turap dicapai
jika kedalaman pemancangan turap aktual 2.4 m dan panjang total turap 8 m, sementara di lokasi
proyek panjang turap diangkur yang digunakan besar dari 8 m yaitu 12 m sama halnya dengan
turap kantilever.

Kata kunci: Turap kantilever, turap diangkur, stabilitas turap, kedalaman pemancangan, panjang
total turap.

PENDAHULUAN muaranya satu, yaitu Batang Kandis, Batang


Kasang, dan Batang Anai. Satu sungai terakhir
Hujan di Kota Padang dan daerah lain di berada di kawasan Kabupaten Padang
Sumatera Barat tidak mengenal musim dan Pariaman, namun dampaknya kewarga Kota
setiap tahun terjadi bencana alam banjir. Salah Padang. Alternatif pengendalian banjir Batang
satu kunci untuk menanggulangi bencana banjir Anai dan Batang Kandis yang ditawarkan
ini adalah menormalisasi tiga sungai yang adalah berupa perbaikan terhadap alur dan

56
Yuliet,Hakam,Ramanugraha / Study Stabilitas Turap Beton / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 56-68

tampang sungai. Untuk perbaikan tampang stabilitas turap beton pada tepi sungai Batang
sungai maka turap beton merupakan salah satu Anai Kabupaten Padang Pariaman.
alternatif yang digunakan untuk melindungi
tepi sungai Batang Anai. Stabilitas turap beton TINJAUAN PUSTAKA
harus benar-benar diperhitungkan agar tidak
terjadi kasus ambruknya turap tersebut. Turap adalah dinding vertikal relatif tipis yang
berfungsi kecuali untuk menahan tanah juga
Berikut ini adalah salah satu kasus yang sering berfungsi untuk menahan masuknya air ke
muncul di lapangan pada konstruksi turap dalam lubang galian. Karena pemasangan yang
beton. Gambar 1 menunjukan ambruknya turap mudah dan biaya pelaksanaan yang relatif
di tepi Sungai Kapuas. Pembangunan proyek murah maka turap banyak digunakan dalam
turap menjadi masalah bagi warga yang berada pekerjaan-pekerjaan seperti penahan tebing
disekitar tepian sungai Kapuas. Warga galian sementara, bangunan-bangunan di
menganggap pembangunan turap tersebut tidak pelabuhan, dinding penahan tanah, bendungan
memperhatikan aspek kehidupan masyarakat elak, dll. Dinding turap tidak cocok digunakan
yang rumahnya tepat berada di pinggiran untuk menahan tanah timbunan yang sangat
sungai, kecemasan warga saat sekarang begitu tinggi karena akan memerlukan luas tampang
dirasakan manakala aktifitas warga bahan turap yang besar. Selain itu dinding turap
menggunakan air Kapuas untuk mandi seakan juga tidak cocok digunakan pada tanah yang
terhambat, karena tangga pemandian tidak banyak mengandung banyak batuan-batuan,
dibuatkan oleh pihak pemerintah. Selain itu karena menyulitkan pemancangan.
aliran air ke sungai tertutup dan sampah sampah
tersumbat akibat dibuatnya turap. Hal lain juga Prinsip Umum Perancangan Turap
dikhawatirkan bangunan-bangunan yang ada Kantilever
terkena dampak pembangunan tersebut.
Bekerjanya tekanan tanah pada dinding turap
Berdasarkan kasus ambruknya turap seperti yang kaku sempurna dapat diterangkan pada
pada Gambar 1, maka dirasa perlu untuk Gambar 2a. Gambar 2b menunjukan distribusi
meninjau kembali apakah turap yang sudah tekanan tanah netto (tekanan tanah aktif
terpasang pada proyek pengendalian banjir dikurangi tekanan tanah pasif) pada turap dan
sungai Batang Anai tersebut sudah stabil Gambar 2c adalah penyederhanaan dari Gambar
sehingga perlu dilakukan studi terhadap 2b untuk maksud hitungan stabilitasnya.

Gambar 1. Ambruknya turap di tepian Kapuas


(Sumber: http://www.sinarpaginews.com/fullpost/ekonomi/1380702467/pembangunan turap tepian 57 kapusi
tidak perhatikan lingkungan).

57
Yuliet,Hakam,Ramanugraha / Study Stabilitas Turap Beton / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 56-68

(a) (b) (c)


Gambar 2. Aksi tekanan tanah pada turap kantilever.

Gambar 3. Variasi momen pada turap kantilever pada tanah pasir


(Sumber: Principle of Foundation Engineering, Braja M. Daz).

DINDING TURAP KANTILEVER


Dinding turap kantilever pada tanah kohesif
Dinding turap kantilever pada tanah
granuler Perancangan turap pada tanah kohesif sangat
kompleks, karena kuat geser tanah tersebut
Untuk turap yang terletak pada tanah granuler berubah dengan berjalannya waktu. Dimensi
(Gambar 3), cukup beralasan bila muka air dan kedalaman dinding turap harus memenuhi
tanah mempunyai ketinggian yang sama syarat kuat menahan tekanan pada waktu segera
dibagian depan dan belakang turap. Sehingga setelah selesai pelaksanaan pekerjaan maupun
distribusi tekanan (termasuk pengaruh beban setelah waktu yang lama, dimana kuat geser
terbagi rata, dll) dapat ditentukan dari nilai Ka lempung telah berubah. Segera sesudah turap
dan Kp. Jika faktor aman diperhitungkan maka dipasang, dan beban tanah urug beserta beban
dapat dipilih salah satu dari dua kemungkinan: terbagi merata telah bekerja, tekanan tanah
(1) Mereduksi Kp (sampai 30%-50%) atau, (2) dapat dihitung berdasarkan sudut gesek dalam
Menambah kedalaman penetrasi antara 20%- () lempung nol dan kohesi c = 0,5 qu (qu = kuat
40%, ini akan menambah faktor keamanan tekan bebas).
sebesar 1,5–2.

58
Yuliet,Hakam,Ramanugraha / Study Stabilitas Turap Beton / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 56-68

Dinding turap diangkur Metode konstruksi turap

Untuk menahan beban lateral yang besar lebih Dalam metode konstruksi turap terdapat
baik jika dipakai dinding turap diangkur. beberapa cara, yaitu pertama dengan
Distribusi tekanan pada turap yang diangkur meletakannya di dalam tanah terlebih dahulu
menjadi tidak sama dengan distribusi tekanan digali lalu kemudian diisi kembali dengan tanah
dinding turap kantilever. urugan, dan yang kedua dengan
memancangkannya ke dalam tanah kemudian
Metode ujung bebas tanah yang di depannya digali. Dalam banyak
kasus tanah urugan yang diletakkan dibelakang
Pada metode ujung bebas (free end method) turap biasanya adalah tanah granular.
atau disebut juga metode tanah bebas (free Sementara dibawah garis penggalian bisa tanah
earth method), kedalaman turap di bawah dasar pasir ataupun lempung.
galian dianggap tidak cukup untuk menahan
tekanan tanah yang terjadi pada bagian atas Permukaan tanah pada sebelah dimana air
dinding turap (Gambar 4a). Karena itu, berada biasanya diacu sebagai garis galian
keruntuhan terjadi oleh akibat rotasi dinding (dredge line). Berdasarkan hal ini terdapat dua
turap terhadap ujung bawahnya. macam metode konstruksi turap, yaitu struktur
urugan (backfilled structure) dan struktur galian
Dalam analisis stabilitas turap diangkur dengan (dredge structure). Langkah-langkah struktur
metode ujung bebas, terdapat anggapan- urugan diperlihatkan pada Gambar 5.
anggapan sebagai berikut: (1) Turap merupakan
bahan yang sangat kaku dibandingkan dengan Langkah-langkah konstruksi untuk struktur
tanah disekitarnya. (2) Kondisi tekanan tanah urugan adalah sebagai berikut, (1) Tanah di
yang bekerja dianggap memenuhi syarat teori lapangan digali mengikuti struktur yang
Rankine atau Coulomb.(3) Turap dianggap diusulkan, (2) Pemasangan turap, (3) Mengisi
berotasi dengan bebas pada ujung bawahnyam tanah urugan sampai ke tingkat elevasi jangkar,
namun tidak diizinkan bergerak secara lateral di (4) Mengisi tanah urugan sampai ke atas.
tempat angkur. Pada kapasitas ultimitnya turap
runtuh akibat gerakan angkur ke arah luar. Untuk tipe kantilever langkah ketiga tidak
digunakan
Metode Ujung Tetap
TEKANAN TANAH AKTIF DAN PASIF
Metode ujung tetap (fixed end method) atau MENURUT RANKINE
metode tanah tetap (fixed earth method)
didasarkan pada pertimbangan bahwa Rankine menyelidiki keadaan tegangan di
kedalaman pemancangan turap sudah cukup dalam massa tanah yang berada pada kondisi
dalam, sehingga tanah di bawah dasar galian keseimbangan plastis. Keseimbangan plastis
mampu memberikan tahanan pasif yang cukup adalah suatu kondisi dimana setiap titik dalam
untuk mencegah ujung bawah turap berotasi suatu massa tanah menuju proses keadaan ru-
(Gambar 4b). Metode ujung tetap terdapat tuh.
anggapan sebagai berikut ini. (1) Kondisi
tekanan tanah yang bekerja dianggap memenuhi Komponen gaya-gaya yang bekerja pada turap
Teori Rankine dan Coulomb. (2) Turap bebas dapat ditentukan dengan terlebih dahulu
berotasi, namun tidak diizinkan bergerak pada menghitung tegangan tanah lateral aktif (a)
angkurnya. (3) Titik balik ditentukan dari teori dan tegangan tanah lateral pasif (p)
elastis. (4) Diagram tahanan tanah pasif lebih menggunakan Teori Rankine.
dipermudah.

59
Yuliet,Hakam,Ramanugraha / Study Stabilitas Turap Beton / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 56-68

(a) Defleksi dan Momen pada turap (b) Defleksi dan Momen pada turap
diangkur ujung bebas diangkur ujung tetap

Gambar 4. Turap diangkur ujung tetap (Sumber: Principle of Foundation Engineering, Braja M. Daz).

Gambar 5. Langkah-langkah konstruksi struktur urugan


(Sumber: Principle of Foundation Engineering, Braja M. Daz).

Gambar 6. Tekanan aktif Rankine (Sumber: Principle of Foundation Engineering, Braja M. Daz).

60
Yuliet,Hakam,Ramanugraha / Study Stabilitas Turap Beton / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 56-68

Tekanan tanah aktif menurut Rankine 2c


zc 
Tegangan tanah aktif :  Ka
(3)
 a   v K a  2c K a (1)
Karena tegangan tarik pada tanah menyebabkan
retak sepanjang permukaan tanah-dinding.
Dimana :
  Tekanan tanah pasif menurut Rankine
K a  tan 2  45  
 2 (2)
Tegangan tanah pasif :
Gambar distribusi tekanan tanah aktif dapat  p   v K p  2c K p (4)
dilihat pada Gambar 6. Dari Gambar tersebut Dimana :
terlihat bahwa tegangan pada z = 0 adalah:
 
 a  2c K a menunjukan tegangan tarik K p  tan 2  45  
 2 (5)
(tensil stress). Gambar 7, menunjukan suatu massa tanah yang
dibatasi oleh dinding dengan permukaan licin.
Tegangan tarik akan berkurang terhadap
kedalaman dan menjadi nol pada kedalaman z =
Nilai korelasi
zc.
Meyerhof (1956), mengusulkan sudut gesek
 z c K a  2c K a  0 dalam () tanah pasir yang didasarkan pada
beberapa pengamatan di lapangan, seperti Tabel
1 dan Tabel 2

Gambar 7. Tekanan aktif Rankine (Sumber : Principle of Foundation Engineering, Braja M. Daz).

Tabel 1. Hubungan kerapatan relatif (Dr) dan sudut geser dalam () tanah pasir dari penyelidikan di lapangan
(Meyerhof, 1956)

Kerapatan relatif Sondir (CPT)


Kondisi N- SPT 
(Dr) qc
Sangat tidak padat (lepas) <0,2 <4 <20 <30
Tidak padat 0,2-0,4 4-10 20-40 30-35
Agak padat 0,4-0,6 10-30 40-120 35-40
Padat 0,6-0,8 30-50 120-200 40-45
Sangat padat >0,8 >50 >200 >45

61
Yuliet,Hakam,Ramanugraha / Study Stabilitas Turap Beton / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 56-68

Tabel 2. Nilai korelasi kepadatan tanah N-SPT,  dan  (Foundation and soil Mechanic, Muni Budhu)

N N60 Compactness kN/m3) Dr(%) ’ 


0-4 0-3 Sangat tidak padat (lepas) 11-13 0-20 26-28
4-10 3-9 Tidak padat (lepas) 14-16 20-40 29-34
10-30 9-25 Agak padat 17-19 40-70 35-40*
30-50 25-45 Padat 20-21 70-85 38-45*
>50 >45 Sangat padat >21 >85 >45*

METODOLOGI PENELITIAN
Data kedalaman dasar sungai, kedalaman muka
Penelitian ini dilakukan di sungai Batang Anai air sungai di kedua sisi dinding, kedalaman
Kabupaten Padang Pariaman (Project Urban pemancangan turap di lapangan dan metoda
Flood System Improvment in Selected Cities konstruksi turap di lapangan. (3) Uji lapangan
Sub-Project River Improvement of Lower berupa: (a) Pengambilan sampel tanah asli
Reaches of Anai river Padang Package-1). (Hand Boring) pada titik 22, titik 23, titik 54
Adapun langkah-langkah penelitian adalah: (1) dan titik 55 (Gambar 8), (b) Uji sondir (CPT,
Survei lapangan, survei lapangan digunakan Cone Penetration Test) pada titik 22, titik 23,
untuk menentukan lokasi pengujian dan titik 54 dan titik 55 (Gambar 8). (4) Pengujian
pengambilan sampel tanah. Gambar 8 Laboratorium berupa: (a) Uji berat volume
menunjukan lokasi penelitian di tepi sungai tanah, kadar air tanah, analisa saringan, uji
Batang Anai. (2) Pengumpulan data lapangan batas-batas konsistensi Atterbergh, (b) Uji geser
berupa: (a) Data profil turap di lapangan, pada langsung (direct shear test). (5) Perhitungan
proyek ini profil turap yang digunakan adalah kedalaman pemancangan turap dan panjang
Corrugated Prestressed Concrete Sheet Pile turap total berdasarkan hasil uji sondir dan uji
(CPC Sheet Pile) type W-350-A-100 B. (b) laboratorium.

Gambar 8. Lokasi penelitian sungai Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman

62
Yuliet,Hakam,Ramanugraha / Study Stabilitas Turap Beton / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 56-68

(a) Turap sebelum di urug (b) Turap setelah di urug dengan pasir
Gambar 9. Kondisi turap eksisting

Gambar 9a menunjukan kondisi pemasangan cm (Gambar 8), sedangkan titik 54 dan 55 juga
turap di lapangan sebelum diberi urugan pasir. saling berdekatan dan berjarak 50 cm. Uji
Gambar 9b adalah kondisi setelah diberi urugan sondir dilakukan pada jarak kira-kira 5 m dari
pasir sedalam 1,4 m. Penggunaan urugan pasir tepi sungai (Gambar 10) pada setiap titik
dimaksudkan untuk mereduksi beban pada pengujian. Hal ini dilakukan karena pada jarak
turap yang terlalu besar atau dengan kata lain tersebut akan dilakukan penggalian sedalam 1,4
untuk mengurangi tekanan tanah lateral. Pada m dan setelah itu baru dilakukan pemancangan
proyek ini tanah aslinya merupakan tanah pasir turap.
berlanau dengan kuat geser yang rendah, tanah
asli tersebut digali sedalam 1,4 m dan diganti Hasil uji sondir yang dilakukan di lapangan
dengan tanah pasir yang memiliki kuat geser pada 4 titik pengujian dapat dilihat pada Tabel
yang lebih baik 3. Nilai qc diambil berdasarkan qc rata-rata pada
kedalaman 0 – 1,4 m, 1,6 m – 4,8 m dan > 4,8
HASIL DAN PEMBAHASAN m. Propertis tanah ditentukan berdasarkan
korelasi dari Tabel 1 dan Tabel 2. Hasil korelasi
Hasil Uji Lapangan (Uji Sondir) propertis tanah dapat dilihat pada Tabel 3.
Uji sondir dilakukan pada 4 titik dimana titik 22
dan titik 23 saling berdekatan dan berjarak 50

Gambar 10. Uji sondir (CPT) pada lokasi proyek pengendalian banjir sungai Batang Anai

63
Yuliet,Hakam,Ramanugraha / Study Stabilitas Turap Beton / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 56-68

Hasil uji Laboratorium 0,4m-0,8m. Rekapitulasi hasil pengujian


laboratorium dapat dilihat pada Tabel 4. Dari
Pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis
Tanah Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik tanah di daerah sungai Batang Anai didominasi
Unand Padang. Untuk tanah asli contoh tanah oleh tanah pasir yaitu tanah pasir berlanau
tak terganggu (undisturbed ) diambil dengan (untuk titik 22 dan 23) dan tanah pasir halus
menggunakan tabung sampling pada kedalaman berlanau (titik 54 dan 55) pada Gambar 8.

Tabel 3. Rekapitulasi hasil uji sondir (CPT) dan korelasi dari CPT terhadap nilai parameter tanah

 
Titik Kedalaman lapisan tanah, (m) qc(rata-rata), (kg/cm2)
 (kN/m3)
0-1,4 (H1) 15 26 13
22 1,6 -4,8(H2) 88.12 35 19
>4,8 >140 38 21
0-1,4 (H1) 30 29 16
23 1,6 -5,2 (H2) 65,79 35 19
>5,2 >145 38 21
0-1,4 (H1) 9,29 26 13
54 1,6 -4,8 (H2) 58,17 35 19
>4,8 >145 38 21
0-1,4 (H1) 35 29 16
55 1,6 -5 (H2) 63,61 35 19
>5 >135 38 21

Tabel 4. Rekapitulasi hasil uji laboratorium

Jenis pengujian Titik 22 Titik 23 Titik 54 Titik 55


Uji sifat fisik tanah
Kadar air (w), % 24,47 37,32 39,80 66,24
3
Berat volume (), gr/cm 1,83 1,84 1,72 1,59
Analisa saringan
% lolos # 4 88,53 100 99,87 99,97
% lolos # 40 70,83 97,80 92,57 96,53
% lolos # 200 21,33 39,33 78,03 72,53
Uji batas-batas Atterbergh
Batas cair (LL),% 36,88 24,07 38,30 35,27
Batas Plastis (PL), % 35,32 23,95 30,64 32,66
Index Plastisitas (PI), % 1,56 0,12 7,662 2,61
Uji geser langsung
Kohesi (c), kg/cm2 0,09 0,02 0,13 0,15
o
Sudut geser dalam (), 33,41 33,97 26,16 22,84
Pasir berlanau Pasir berlanau Pasir halus Pasir halus
Klasifikasi USCS
(SM) (SM) berlanau (ML) berlanau (ML)

64
Yuliet,Hakam,Ramanugraha / Study Stabilitas Turap Beton / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 56-68

Hasil perhitungan kedalaman pemancangan Dari Tabel 5 terlihat bahwa nilai parameter kuat
dan panjang turap total geser tanah (c dan ) serta berat volume efektif
(’) dan beban luar (q) sangat mempengaruhi
Kedalaman pemancangan dan panjang total stabilitas turap, dimana makin kecil nilai kuat
turap kantilever berdasarkan data sondir geser tanah maka kedalaman pemancangan
turap yang dibutuhkan makin besar, sebaliknya
Gambar 11a menunjukan tipical penampang makin besar nilai berat volume effektif tanah
turap berdasarkan kondisi di lapangan dan beban merata yang digunakan maka
sedangkan Gambar 11b adalah diagram tekan kedalaman pemancangan turap juga akan
tanah pada turap kantilever. semakin besar. Ini berarti bahwa turap akan
stabil bila dipancangkan pada tanah yang
Untuk menentukan kedalaman pemancangan memiliki kuat geser yang tinggi serta berat
turap (Z) maka beban merata (q) akibat beban volume efektif dan beban merata yang kecil.
timbunan tanah yang ekivalen dengan beban
kendaraan yaitu q = 10 kN/m2 dipgunakan Sehingga pada proyek pengendalian banjir
dalam perhitungan. sungai Batang Anai untuk meningkatkan
stabilitas turap maka tanah lapisan 1 diganti
Kedalaman dasar sungai diketahui dilapangan dengan tanah pasir yang lebih baik sedalam 1,4
adalah 5,6 m, sehingga kedalaman H3 dapat m yang memiliki sudut geser dalam yang besar
dihitung dengan persamaan sebagai berikut : dan tidak dipadatkan supaya berat volume kecil
untuk meningkatkan stabilitas turap.
H 3  5,6  H1  H 3 
(5)
Dimana: Dari Tabel 5 tersebut juga dapat disimpulkan
H1 = tinggi muka air dari permukaan tanah bahwa panjang turap yang didapatkan dari hasil
(Tabel 3) perhitungan pada titik 23 yaitu 11,29 m  12 m.
H2 = tinggi antara muka air dengan dasar
galian (Tabel 3) Hasil perhitungan menggunakan data sondir ini
memiliki hasil yang sama dengan yang
Hasil perhitungan perencanaan turap dengan digunakan di lapangan dimana panjang turap
menggunakan data sondir dapat dilihat pada yang digunakan di lapangan yaitu 12 m dengan
Tabel 5. kedalaman pemancangan turap 6,4 m.

(a) Tipe penampang turap kantilever (b) Diagram tekanan tanah pada turap kan-
tilever
Gambar 11. Turap kantilever

65
Yuliet,Hakam,Ramanugraha / Study Stabilitas Turap Beton / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 56-68

Kedalaman pemancangan dan panjang total pada titik 23 juga direkomendasikan sebagai
turap kantilever berdasarkan data panjang turap rencana yaitu 11,26 m atau bila
laboratorium dibulatkan panjang turap adalah 12 m. Hasil
perhitungan menggunakan data laboratorium ini
Perencanaan turap berdasarkan data memiliki panjang yang sama dengan yang
laboratorium maka hasilnya dapat dilihat pada digunakan di lapangan yaitu 12 m.
Tabel 6. Dari Tabel 6 terlihat bahwa dari 4
lokasi pengambilan contoh tanah maka sampel

Tabel 5. Kedalaman teoritis, kedalaman aktual dan panjang turap kantilever berdasarkan data uji sondir

Titik Kedalaman teoritis, Z (m) Kedalaman aktual, T (m) Panjang turap, L (m)

22 4,23 5,5 11,1


23 4,38 5,69 11,29
54 4,23 5,5 11,1
55 4,37 5,68 11,28

Tabel 6. Hasil perhitungan panjang turap kantilever berdasarkan data uji laboratorium

Titik Kedalaman teoritis, Z (m) Kedalaman aktual, T (m) Panjang turap, L (m)

22 3.95 5.14 10.74


23 4.35 5.66 11.26
54 3.61 4.69 10.29
55 3.31 4.3 9.9

(a) Typical penampang turap diangkur (b) Komponen gaya gaya yang bekerja
Gambar 12. Turap diangkur

Tabel 7. Hasil perhitungan panjang turap diangkur berdasarkan data uji sondir

Titik Kedalaman teoritis, Z (m) Kedalaman aktual, T (m) Panjang turap, L (m)

22 1,56 2,03 7,63


23 1,63 2,12 7,72
54 1,56 2,03 7,63
55 1,62 2,11 7,71

11
Yuliet,Hakam,Ramanugraha / Study Stabilitas Turap Beton / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 56-68

Kedalaman pemancangan dan panjang total dengan panjang 12 m tidak menjadi masalah,
turap diangkur berdasarkan data sondir tapi dari segi biaya menjadi kurang ekonomis.

Gambar 12 menunjukan tipikal turap diangkur Tabel 8. Hasil perhitungan panjang turap diangkur
berdasarkan kondisi di lapangan dimana berdasarkan uji laboratorium
kedalaman angkur dari muka tanah adalah 0,3
m. Kedalaman Panjang
Kedalaman
Titik aktual, T turap, L
teoritis, Z (m)
(m) (m)
Perhitungan kedalaman pemancangan turap
diangkur menggunakan metode ujung-bebas 22 1,66 2,15 7,75
(Free earth support). 23 1,68 2,18 7,78
54 1,63 2,12 7,72
Hasil perhitungan perencanaan turap diangkur 55 1,6 2,08 7,68
dengan menggunakan data sondir dapat dilihat
pada Tabel 7, terlihat bahwa kedalaman
pemancangan turap aktual terdapat pada titik 23 KESIMPULAN
dimana panjang aktual maksimum adalah 2,12
Kesimpulan yang bisa diambil dari studi pada
m dengan panjang turap total adalah 7,72 m  8
proyek pengendalian banjir dan perbaikan
m. Hasil ini memiliki selisih yang cukup jauh
sungai Batang Anai ini adalah sebagai berikut.
bila dibandingkan dengan yang digunakan di
(1) Berdasarkan nilai qc dari hasil uji sondir
lapangan yaitu 12 m.
maka tanah di daerah sungai Batang Anai
termasuk jenis tanah pasir lepas sampai pasir
Kedalaman pemancangan dan panjang total
padat, sedangkan berdasarkan klasifikasi USCS
turap diangkur berdasarkan data uji
jenis tanah di daerah Batang Anai adalah pasir
Laboratorium
berlanau dan pasir halus berlanau, kedua
pengujian menunjukan jenis tanah yang sama
Untuk perencanaan turap berdasarkan data
yang didominasi oleh tanah pasir. (2) Stabilitas
laboratorium hasil perhitungan dapat dilihat
turap kantilever dapat tercapai bila kedalaman
pada Tabel 8. Dari Tabel tersebut terlihat bahwa
pemancangan turap aktual 6.4 m dan panjang
dari 4 lokasi pengambilan contoh tanah maka
turap total adalah 12 m, Hasil perhitungan
sampel pada titik 23 direkomendasikan untuk
menggunakan data laboratorium dan data sondir
perencanaan turap karena memiliki kuat geser
ini memiliki kedalaman aktual dan panjang
terendah untuk mempertimbangkan kondisi
total yang sama dengan yang digunakan di
kritis.
lapangan yaitu 12 m. (3) Stabilitas turap
diangkur berdasarkan uji sondir dan uji
Dari hasil perhitungan untuk turap diangkur
laboratorium dapat dicapai jika kedalaman
metoda ujung bebas didapatkan kedalaman
pemacangan aktual 2,4 m dan panjang total
aktual 2,18 m dan sebagai panjang turap total
turap 8 m. hasil ini berbeda dengan turap
7,78 m atau bila dibulatkan panjang turap total
diangkur yang digunakan di lapangan dimana
adalah 8 m dan kedalaman pemancangan turap
perencanaan over desain dengan kedalaman
aktual menjadi 2,4 m.
pemancangan aktual 6,4 m dan panjang turap
total 12 m.
Hasil perhitungan menggunakan data
laboratorium ini memiliki selisih 4 m bila
UCAPAN TERIMA KASIH
dibandingkan dengan yang digunakan di
lapangan dimana kedalaman turap total adalah Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada
12 m. Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang atas
bantuan dana penelitian yang dibiayai dana DIPA
Dari Tabel 7 dan Tabel 8 dapat disimpulkan Universitas Andalas Tahun anggrana 2014 dengan
bahwa hasil perhitungan dengan menggunakan surat perjanjian pelaksanaan penelitian No.
data sondir sama dengan data laboratorium 29/PL/SPK/PNP/FT-Unand 2014, Tanggal 25 April
yaitu panjang turap 8 m untuk turap diangkur. 2014.
Dari segi stabilitas penggunaan turap diangkur

66
Yuliet,Hakam,Ramanugraha / Study Stabilitas Turap Beton / JTS, VoL. 13, No. 1, Oktober 2014, hlm 56-68

DAFTAR PUSTAKA Hardiyatmo, H., C., 2008, Teknik Fondasi 2,


cetakan ke 4, Beta Offset Perum FT-UGM
A. B. Muhiddin, Abd. R. Djmaluddin , N. No 3 Seturan YK, Yogyakarta
Alam, 2012, Penelitian Kedalaman Turap Hardiyatmo, H., C., 2007, Mekanika Tanah II,
berjangkar sebagai Penahan Tanah Timbu- edisi IV, Gadjah Mada University Press,
nan Pada Perumahan The Mutiara. Jurnal Yogyakarta.
Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Univer- Das, B. M (Noor Endah, Indrasurya B. Mo-
sitas Hasanudin, Makasar. chtar), 1994, Mekanika Tanah (Prinsip-
Alexander S., Gandi S., 2012, Studi Penanggu- prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid II Ceta-
langan Longsor Tebing Sungai Barito Desa kan Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Montallat Kabupaten Barito Utara Kali- Das, B., M., 1990, Principles Of Foundation
mantan Tengah, Proceedings 16th Annual Engineering Second Edition, PWS-Kent
Scientific Meeting, ISBN No. 978-602- Publishing Company Boston.
17221-07, Jakarta. Ambruknya turap di tepian Kapuas (Sumber
Eriza, C., Istiarto, Sujono, Joko., 2008, Unjuk :http://www.sinarpaginews.com/ fullpost/
Kinerja Alternatif Pengendalian banjir ekonomi/1380702467/pembangunan turap
Batang Anang dan Batang Kandis Su- tepian 67 kapusi tidak perhatikan lingkun-
matera Barat, Forum Teknik Sipil No. gan).
XVIII/2-Mei 2008.

67

You might also like