Professional Documents
Culture Documents
Jbptunikompp GDL Ujangsuhar 19893 5 Bab - II
Jbptunikompp GDL Ujangsuhar 19893 5 Bab - II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karir
upaya mencapai tujuan individual maupun organisasi. Salah satu tugas dari
1
2
berikut:
“Karir adalah semua pekerjaan atau jabatan yang ditangani atau dipegang
selama kehidupan kerja seseorang”.
individual dalam jenjang jabatan atau kepangkatan yang dapat dicapai selama
Ada beberapa definisi menurut para pakar, menurut Hastho Joko Nur Utomo dan
1. Pendidikan formal
2. Pengalaman kerja
4. Prestasi kerja
5. Bakat kerja
rancangannya. Untuk mancapai proses karir yang baik menurut Soetjipto, dkk
3. Perencanaan karir dibuat secara sadar dan sukarela tanpa ada tekanan.
Menurut Meilan Sugiarto dan Hastho Joko Nur Utomo (2007:125) tentang
“Tujuan atau sasaran karir adalah posisi atau jabatan tertentu yang dapat
dicapai oleh seorang pegawai bila yang bersangkutan memenuhi semua
syarat dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk melaksankan jabatan
tersebut”.
yang sangat penting bagi karyawan maupun bagi perusahaan karena karir
perusahaan dan individu karyawan. Karir yang diberikan oleh perusahaan dapat
karir adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan seorang karyawan baik
yang diharapkan pada waktu yang akan datang sebagai bagian dari proses
karirnya.
1. Kebijakan organisasi
2. Prestasi kerja
Latar belakang pendidikan merupakan salah satu bahan acuan bagi perusahaan
4. Pelatihan
7
5. Pengalaman kerja
a. Peran Individu
8
b. Peran Manajer
c. Peran Organisasi
Untuk lebih jelasnya tentang model pengembangan karir dapat dilihat dalam
Pengembangan Karir
Individual Institusional
Gambar 2.1
Keterangan:
waktu, dan urutan langkah-langkah yang diambil untuk meraih tujuan karir.
rangkaian fase/tahap yang relatif dapat diprediksi, mulai dari eksplorasi dan
1. Karir Awal
dahulu, yaitu tahap masuk (geeting in phase), selama tahap ini karyawan
kelompok kerja, menjalin hubungan yang baik dengan rekan sejawat dan
12
Pada karir awal (early career) masalah-masalah yang biasa dihadapi oleh
eksternal.
kepada karyawan.
13
i. Dilema etis.
yang memberikan tantangan kerja dan tanggung jawab secara efektif dan
2. Karir Pertengahan
menjadi semakin kelihatan, memikul tanggung jawab yang lebih besar dan
pada tahap ini selalu ditandai dengan kemapanan dan promosi yang sering.
dari penugasan khusus, transfer dan promosi yang lebih tinggi, tawaran
Di tengah perjalanan melalui tahap ini banyak individu yang mengalami suatu
Untuk menjaga karyawan karir tahap pertengahan agar tetap energik, segar,
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, perusahaan dapat pula
pelatih.
3. Karir Akhir
Tahap karir akhir merupakan tahap dimana karyawan mulai melepaskan diri
pada masa ini. Bagi sebagian besar karyawan, tugas-tugas utama periode
akhir adalah agar tetap produktif dan menyiapkan diri untuk pensiun.
Untuk dapat menyesuaikan diri pada tahap akhir, karyawan seyogyanya tetap
menjaga sikap positif, berfikir ke depan dan menerima dukungan sosial dari
menurut Meilan Sugiarto dan Hastho Joko Nur Utomo (2007:97) adalah sebagai
berikut:
menurut Meilan Sugiarto dan Hastho Joko Nur Utomo (2007:97) adalah sebagai
berikut:
tempatnya bekerja, pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat
individual karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-
beda sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam diri setiap individu. Semakin
banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka
berbagai segi atau aspek pekerjaan seseorang sehingga kepuasan kerja bukan
merupakan konsep tunggal. Seseorang dapat relatif puas dengan salah satu aspek
pekerjaan dan tidak puas dengan satu atau lebih aspek lainnya.
sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah satu nilai-nilai penting dalam
pekerjaan.
sebagai berikut:
dampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang
berikut :
2. Penyelia (Supervision)
atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang satu departemen maupun yang
berbeda, baik yang jenis pekerjaan maupun yang berbeda jenis pekerjaan.
4. Promosi (Promotion)
5. Gaji/Upah (Pay)
atau tidak.
19
meyimpulkan bahwa terdapat dua hal atau dua sisi yang mempengaruhi sikap
untuk mengurangi adanya ketidak puasan, artinya bahwa tidak adanya faktor-
atau bersikap netral. Faktor tersebut berkaitan dengan keadaan pekerjaan yang
supervisi, kualitas hubungan antar pribadi dengan atasan, bawahan dan sesama
serta adanya jaminan sosial. Sedangkan faktor pemuas atau motivator merupakan
atau hasil kerja yang baik, peluang untuk menciptakan kemajuan, pertumbuhan
tindakan manajer tidak hanya dipusatkan pada kondisi ekstrinsik pekerjaan tetapi
dimotivasi oleh suatu keinginan untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang ada
yang hirarkhinya lebih rendah paling tidak telah terpuaskan secara minimal.
Kebutuhan ini merupakan hirarkhi kebutuhan manusia yang paling dasar yang
kebutuhan yang kedua yaitu rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini
akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat
secara minimal maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk
persahabatan, afiliasi dan interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam
proses yang berlangsung terus menerus dan tidak pernah terpuaskan, malahan
kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas yang menantang keahlian
dan kemampuannya.
22
Menurut Robbins yang dikutip oleh Wibowo (2007), bahwa ada dua
2. Summation Scoren
pekerjaan mereka.
2. Critical incidents
3. Interviews
sikap mereka secara langsung dan dapat mengembangkan lebih dalam dengan
d. Kesetiaan (loyality) yaitu menunggu secara pasif sampai kondisi menjadi lebih