Professional Documents
Culture Documents
Tugas Drama Sejarah
Tugas Drama Sejarah
Perwakilan pribumi datang mengundang Brahmana untuk menyebarkan ajaran agama Hindu-
Budha kepada raja beserta rakyatnya dikarenakan ketertarikan mereka dengan ajaran agama Hindu-
Budha.
Nabila : “wahai Baginda raja, Hamba membawa perwakilan pribumi dari nusantara untuk
menyampaikan undangan dari raja raja nusantara.”
Fahri : “Salam kepada Baginda Raja, Hamba membawa undangan dari Raja-Raja Nusantara untuk
disampaikan kepada Baginda”
Mario : “Bacakanlah”
[ HARI H ]
Raja Brahmana dan kaumnya pun telah tiba ke nusantara untuk memenuhi undangan tersebut.
Para Raja-Raja pun menyampaikan terima kasih kepada Raja Brahmana karena telah memenuhi
undangan yang mereka beri.
Setelah itu, Para kaum Brahmana pun menyebarkan ajaran agama Hindu-Budha. Dan inilah awal
mula tersebar dan terbentuknya ajaran agama Hindu-Budha.
NASKAH TEORI WAISYA
Disuatu pusat perdagangan di Nusantara terjadi kegiatan jual beli oleh para pedagang Hindu-
Budha dan para pembeli pribumi. Salah satu dari para pembeli tsb adalah seorang Nyai yang
bernama Sri Maheswari yang terkenal dengan paras nya yang begitu menawan. Ia Bersama dengan
pelayannya yang bernama Sekar.
Niswa : “Wah Nyai itu sangat cantik ya, seperti yang dibicarakan.”
Aul : “Iya ya, dia sangat mempesona, Bagaimana jika kita menyuruh kakak saja yang melayaninya?”
Niswa : “Ya aku setuju, akan sangat cocok bukan jika mereka bersama?”
Tidak lama kedua kakak beradik itu pun menyuruh sang kakak untuk melayani pembelian dari Nyai
tsb.
Aul : “Kakakku, bisakah engkau saja yang melayani nyai itu? Aku dan kakak ingin menyiapkan barang
yang baru tiba.”
Nantah : “Oh, Apakah engkau anak dari Mbah Sri? Aku membeli beberapa kendi dari beliau, Tidakkah
Mbah menitipkannya kepadamu?”
Fahri : Ya, Saya adalah anak tertua dari beliau. Bisakah Nyai menjelaskan bagaimana ciri dari kendi
tersebut?”
Setelah kejadian tersebut pun kedua nya mulai dekat dan tidak lama kemudian mereka pun
melangsungkan pernikahan. Nah, Cerita ini merupakan salah satu contoh dari adanya Teori Waisya.
Dimana para pedagang Hindu-Buddha melakukan penyebaran dengan cara berdagang dan juga
melakukan perkawinan dengan perempuan-perempuan asli Indonesia. Dengan adanya perkawinan
itu, Maka agama dan kebudayaan Hindu-Buddha berkembang dengan pesat.
Di suatu kerajaan sedang terjadi perang saudara antara pangeran-pangeran yaitu pangeran
Mulawarman & sang adik yaitu pangeran Punawarman yang sedang memperebutkan tahta
kerajaan di daratan China dan India. Peperangan tersebut terjadi dikarenakan adu domba
yang dibuat oleh istri dari pangeran Punawarman yang bernama Suhita.
Nadine : “ Yang sepantasnya, menduduki tahta kerajaan ini hanya engkau Kakanda, bukan
saudara-saudara mu.”
Mufli : “ Tetapi yang seharusnya menjadi Raja itu hanya Kakakku saja Adinda, bukannya Aku”
Nadine : “ Tapi engkau sendiri mengetahui persyaratan untuk mendapatkan tahta adalah
SEORANG RAJA HARUS MEMILIKI PENDAMPING sedangkan kakak belum memenuhi
persyratan itu”.
Mufli : “Perkataan mu ada benarnya juga Adinda! Huh… baiklah Aku akan berusaha untuk
mendapatkan tahta tersebut”.
Mendengar jawaban dari sang pangeran Suhita pun merasa sangat amat senang karena apa
yang ia inginkan sejak lama akan tercapai.
Mufli : “Salam hormat kakak, maaf bila mengganggu waktumu tapi ada hal yang harus aku
sampaikan kepadamu”.
Mario : “Apa yang ingin kau sampaikan?”.
Mufli : “ Aku tau ini terkesan tidak sopan untuk mu, tapi aku ingin menjadi raja di kerajaan
ini”.
Mario : “Apa maksud dari perkataan mu itu? Kau sendiri tahu bahwa aku adalah anak tertua
dari kerajaan ini dan yang sepantasnya menjadi raja memang hanya aku bukan kau”.
Mufli : “Jangan pura-pura bodoh kakak, kau sendiri mengetahui persyaratan untuk menjadi
raja itu apa KAU HARUS MENIKAH sedangkan kau sendiri masih lajang bukan?”.
Mario : “Harusnya aku yang mendapatkan tahta itu, aku adalah kakak tertua dikeluarga ini!”
Mufli : “aku yang lebih pantas untuk tahta itu!”
Mario : “tutup mulutmu! Mari kita buktikan siapa yang pantas mendapatkan tahta itu!”
Mereka pun memulai peperangan. Namun, Mario Sang Kakak Tertua tertusuk parah dan
melarikan diri ke Nusantara. Disana ia ditolong oleh pribumi. Sayangnya, mereka terkendala
komunikasi. Jadi, mereka hanya mengandalkan Bahasa tubuh. Sang Pribumi pun membantu
Raja tersebut mengobati lukanya. Lambat laun, Raja itu tinggal dan hidup di Nusantara serta
mendirikan kerajaan kembali dengan corak-corak yang berhubungan dengan agama Hindu
dan Buddha yang sebelumnya telah mereka anut.
Disebuah vihara, terlihat para intelektual sedang berkumpul dan berdiskusi mengenai suatu
hal.
Fahry : “Apa rencana kalian setelah ini?” Ucap pendeta yang ada disana
Ani : “kami berencana untuk pulang ke indonesia dan menyebarkan ajaran agama Hindu-
Budha”
Fahry : “Itu bagus, dengan kendaraan apa kalian kesana?”
Ani : “Kami akan menumpang di kapal pedagang dengan tujuan ke nusantara, kapal itu akan
berangkat besok malam”
Fahry : “Baiklah, semoga dewa selalu menberkatimu”
Keesokan harinya, Para intelektual tersebut berangkat menggunakan kapal, Setelah sampai
di nusantara, Para intelektual menghadap kepada raja
Ani : “Apakah engkau telah memahami ajaran agama hindu buddha baginda?”
Farid : “iya”
Ani : “Baiklah, selanjutnya sebarkanlah ilmu yang telah engkau dapatkan ke masyarakat
diluar sana”
Setelah raja mengutus para intelektual tersebut, mereka pun mulai menyebarkan dan
mengajarkan ajaran agama Hindu Buddha ke masyarakat dan disambut dengan baik oleh
masyarakat. Agama Hindu Buddha pun semakin berpengaruh dan berkembang. Saat itu
mulailah banyak bermunculan kerajaan-kerajaan bercorak Hindu dan Buddha di Nusantara.
Teori Sudra
Di sebuah wilayah di india, terlihat seseorang sedang memarahi dan memaki orang yang
sedang berlutut dihadapannya.
Caca : “Apa yang telah kau lakukan! Berani beraninya kau menumpahkan air ke pakaian ku,
dasar budak rendahan!”
Farah : APA YANG KAU TUNGGU?, cepat bersihkan bajunya bodoh!
Davina : “Maafkan saya nona, saya sungguh tidak bermaksud menumpahkan air kepada
anda”
Caca : “Kau pikir aku percaya? Kau hanyalah budak rendahan, Enyahlah dari hadapanku.”
Orang tersebut menangis sambil menahan malu karena menjadi pusat perhatian banyak
orang. Ada yang menatapnya kasihan dan ada pula yang menatapnya penuh ejekan.
Sambil gemetaran, budak tersebut meninggalkan tempat itu dan menuju ke daerah tempat
tinggalnya. Sesampainya disana, orang-orang melihatnya dan seperti mengerti dengan apa
yang dialami budak tersebut, mereka menghampiri budak tersebut.
TAMAT