You are on page 1of 29

MAKALAH

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COOPERATIVE


INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) BAGI SISWA
KELAS VII-I MTsN 4 PASAMAN BARAT SEMESTER 1 TAHUN
AJARAN 2020/2021

DISUSUN :
CHENDRA, S.Pd
NIP. 197809192005011006

MTsN 4 PASAMAN BARAT


KABUPATEN PASAMAN BARAT
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Makalah dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Cooperative Integrated


Reading And Composition (CIRC) Bagi Siswa Kelas VII-I MTsN 4 Pasaman Barat
Semester 1 Tahun Ajaran 2020/2021“ yang disusun oleh Chendra, S.Pd NIP.
197809192005011006 telah dibaca dan dianalisa dalam proses pengamatan Kepala
MTsN 4 Pasaman Barat pada bulan September 2020 dan dinyatakan telah diterima.

Simpang Empat, September 2020

Kepala MTsN 4 Pasaman Barat

GUSMAYENTI, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang bersifat multi
dimensional. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang guru dituntut untuk melakukan
berbagai hal yang tidak hanya terkait dengan disiplin ilmu yang harus ditransformasikan
kepada peserta didiknya namun seorang guru juga dituntut untuk menguasai berbagai hal
lain terkait dengan mekanisme dan proses pelaksanaan pembelajaran itu sendiri. Guru
dituntut untuk mampu mengelola kelas dengan baik dan kondusif sesuai dengan materi
atau kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh peserta didik, memberi motivasi kepada
siswa agar mau belajar, menerapkan pendekatan, model dan metoda pembelajaran yang
sesuai, menerapkan pola belajar dan pembelajaran yang benar, memberi contoh dan
tauladan yang baik dalam berbagai hal terkait dengan pelaksanaan pembelajaran maupun
berbagai kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah, melakukan berbagai kegiatan
administratif edukatif serta melakukan penelitian untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang ia lakukan.
Gambaran tanggung jawab dan kompetensi guru yang harus dikuasai
sebagaimana dipaparkan di atas memang tampak agak rumit. Tidak jarang seorang guru
mengalami permasalahan-permasalahan bahkan kesulitan-kesulitan terkait dengan
bidang tugasnya. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan
tugasnya adalah masalah pembelajaran. Bagaimana memilih pendekatan pembelajaran
yang tepat dan berhasil guna, bagaimana memilih metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang akan diajarkan, bagaimana mendesain skenario pembelajaran
sehingga terjadi kegiatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan,
bagaimana merancang media pembelajaran yang interaktif, bagaimana melakukan
penilaian yang komprehensif dan tepat sasaran dan sebagainya.
Makalah ini ditulis dengan dilatarbelakangi adanya permasalahan dalam proses
pembelajaran yang dirasakan sangat esensial yakni rendahnya semangat dan motivasi
belajar siswa, kurang adanya kolaborasi dan kerjasama antar siswa dalam kelas untuk
menyelesaikan tugas-tugas tertentu dalam pembelajaran. Motivasi dan semangat belajar
yang rendah tersebut sudah jelas membawa dampak negatif berupa rendahnya prestasi
dan hasil belajar siswa pada umumnya. Kurangnya sikap berkolaborasi dan bekerja sama
antar siswa dalam kelas juga sangat berpengaruh kuat terhadap keberhasilan pencapaian
tujuan pembelajaran. Rendahnya motivasi dan semangat belajar siswa tersebut
dipengaruhi oleh banyak faktor, ada faktor-faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri
atau faktor internal maupun faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa atau faktor
eksternal.
Faktor internal antara lain kurang siapnya siswa untuk mengikuti pembelajaran,
kurang berminatnya siswa terhadap pembelajaran yang dikembangkan guru, egoisme
siswa yang berkemampuan tinggi, dan sifat tertutup siswa yang berkemampuan rendah,
sehingga tidak terjadi sharing antar siswa. Faktor eksternal misalnya sistem pembelajaran
yang monoton sehingga gaya belajar siswa tidak terlayani secara proporsional, kegiatan
pembelajaran yang kurang memungkinkan siswa untuk melakukan sharing, kurangnya
perhatian guru terhadap kesulitan belajar siswa, dan sistem penilaian yang hanya
mengakses hasil pembelajaran.
Faktor-faktor tersebut secara terpisah maupun bersama akan mengurangi motivasi
belajar dan berdampak pada rendahnya hasil belajar. Dari pengamatan guru dalam
kegiatan pembelajaran di Kelas VII-I MTsN 4 Pasaman Barat sehari-hari, hanya 65%
siswa yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dari hasil ulangan harian, untuk
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70, hanya 70% siswa yang mencapai ketuntasan.
Jika masalah ini tidak segera teratasi, maka mutu pembelajaran Bahasa Inggris Kelas VII-
I MTsN 4 Pasaman Barat akan semakin menurun, motivasi siswa semakin rendah dan
hasil belajar siswa tidak meningkat bahkan dapat mengalami penurunan.

B. Rumusan Masalah
Agar pembahasan masalah dengan latar belakang seperti yang sudah dipaparkan
diatas menjadi lebih terarah dan tepat sasaran, maka penulis uraikan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) dapat meningkatkan kerja sama antar siswa dalam
meningkatkan keterampilan membaca dan menulis dalam Bahasa Inggris.
2. Bagaimanakah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam keterampilan
membaca dan menulis Bahasa Inggris.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian
dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) ini antara lain adalah :
1. Untuk meningkatkan kerja sama antar siswa dalam meningkatkan keterampilan
membaca dan menulis dalam Bahasa Inggris.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam keterampilan membaca dan
menulis Bahasa Inggris.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian dengan menerapkan model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini antara lain
adalah :
1. Bagi guru :
a. Membantu guru dalam memberikan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan bagi anak didik sesuai dengan gaya belajarnya.
b. Membantu guru dalam memberikan pembelajaran yang kontekstual bagi anak didik
sesuai dengan gaya belajarnya.
c. Meningkatkan kepedulian guru terhadap kesulitan belajar siswa dan upaya
mengatasinya serta memperbaiki kinerja guru guna meningkatkan
profesionalismenya
2. Bagi siswa :
a. Meningkatkan keterampilan siswa untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam
melaksanakan tuga-tugas pembelajaran.
b. Untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
c. Untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis siswa dalam Bahasa
Inggris.
d. Untuk meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa
e. Untuk meningkatkan semangat dan motivasi belajar siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Agar penelitian ini dapat dilaksanakan secara terfokus dan tepat sasaran serta
karena keterbatasan waktu dan tenaga, maka penelitian ini hanya dibatasi pada ruang
lingkup sebagai berikut :
1. Penelitian ini tidak dilakukan untuk keseluruhan proses pembelajaran, hanya
pada lingkup pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
2. Penelitian hanya difokuskan pada kompetensi dasar keterampilan membaca
dan menulis jenis teks laporan (report text).
3. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII-I MTsN 4 Pasaman Barat Kabupaten
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2020/2021 dengan jumlah siswa 38.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)


Salah satu pendekatan pembelajaran yang diharapkan dapat membantu guru
dalam mengoptimalkan proses dan hasil pembelajaran adalah pendekatan pembelajaran
kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL). CTL merupakan suatu
konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten atau isi pembelajaran dengan situasi
dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara dan
tenaga kerja (US Department of Education and the National School to Work Office yang
dikutip oleh Blanchard, 2001 dalam Heru Kuswanto, dkk, 2004 ).
The Washington State Consortium for Contextual Teaching and Learning, 2001 dalam
Heru Kuswanto, dkk, 2004 ), telah mengidentifikasikan tujuh unsur kunci CTL, yaitu :
1. Inquiri (Inquiry)
 Diawali dengan kegiatan pengamatan dalam rangka untuk memahami suatu konsep.
 Siklus yang terdiri dari kegiatan mengamati, bertanya, menganalisis dan
merumuskan teori, baik secara individu maupun bersama-sama dengan teman
lainnya.
 Mengembangkan dan sekaligus menggunakan keterampilan berpikir kritis.
2. Bertanya (Questioning)
 Digunakan oleh guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan
berpikir siswa.
 Digunakan oleh siswa selama melakukan kegiatan berbasis inquiri.
3. Konstruktivisme (Contructivism)
 Membangun pemahaman oleh diri sendiri dari pengalaman-pengalaman baru
berdasarkan pengalaman awal.
 Pemahaman yang mendalam dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman
belajar bermakna.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
 Berbicara dan berbagi pengalaman dengan orang lain
 Bekerjasama dengan orang lain untuk menciptakan pembelajaran adalah lebih
baik dibandingkan dengan belajar sendiri.
5. Penilaian Otentik (Authentic Assessment)
 Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa.
 Mempersyaratkan penerapan pengetahuan dan keterampilan.
 Penilaian produk atau kinerja
 Tugas-tugas yang kontekstual dan relevan
 Proses dan produk keduanya dapat diukur
6. Refleksi (Reflection)
 Cara-cara berpikir tentang apa-apa yang telah kita pelajari.
 Merevisi dan merespon kepada kejadian, aktivitas dan pengalaman.
 Mencatat apa yang telah kita pelajari, bagaimana kita merasakan ide-ide baru.
 Dapat berupa berbagai bentuk : jurnal, diskusi, maupun hasil karya/seni.
7. Pemodelan (Modeling)
 Berpikir tentang proses pembelajaran kita sendiri.
 Mendemonstrasikan bagaimana kita menginginkan para siswa untuk belajar.
 Melakukan apa yang kita inginkan agar siswa melakukan.
Salah satu landasan teoritik pendidikan modern termasuk CTL (Contextual
Teaching and Learning) adalah teori pembelajaran konstruktivistik. Teori ini pada
dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat
keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar lebih diwarnai
student centered dari pada teacher centered. Sebagian besar waktu proses belajar
mengajar berlangsung dengan berbasis pada aktivitas siswa.
Ide-ide konstruktivistik modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky yang
telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan pada
pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis kegiatan dan penemuan. Salah satu
prinsip kunci yang diturunkan dari teorinya adalah penekanan pada hakikat sosial dalam
pembelajaran. Ia mengemukakan bahwa siswa belajar melalui interaksi dengan orang
dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu (Slavin, 2000 dalam Heru Kuswanto, dkk,
2004). Berdasarkan teori ini dikembangkan pembelajaran kooperatif, yaitu siswa lebih
mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling
mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.
B. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah merupakan model
pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki
tingkat kemampuan yang berbeda (heterogen). Dalam menyelesaikan tugas kelompok,
setiap anggota kelompok saling bekerja sama dan membantu untuk memahami atau
menguasai suatu bahan pembelajaran.
1. Landasan Teoritik
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif-
konstruktivistik. Hal ini terlihat pada salah satu teori Vygotsky, yaitu tentang
penekanan pada hakekat sosiokultural dalam pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa
fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau
kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke
dalam individu tersebut. Implikasi dari teori ini dikehendakinya susunan kelas
berbentuk pembelajaran kooperatif. Penerapan model pembelajaran kooperatif ini
juga sesuai dengan prinsip-prinsip Contextual Teahing and Learning (CTL) yaitu
tentang learning community.
2. Tujuan dan Hasil Belajar Siswa
Model pembelajaran kooperatif disamping dikembangkan untuk mencapai hasil
belajar akademik, juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Beberapa praktisi dan ahli pendidikan berpendapat bahwa model pembelajaran
kooperatif ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
Para pengembang model pembelajaran ini telah menunjukkan bahwa model struktur
penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar
akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran
kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah (lower
group) maupun kelompk atas (upper group) yang bekerja bersama meyelasaikan
tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok
bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang memiliki orientasi
dan bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas akan
meningkat kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor
membutuhkan pemikiran yang lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang
terdapat dalam materi tertentu.
Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada
siswa keterampilan bekerjasama dan berkolaborasi. Keterampilan ini sangat penting
untuk dimiliki di dalam hidup bermasyarakat dimana banyak kerja orang dewasa
sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain
dimana masyarakat secara budaya semakin beragam.
3. Keterampilan Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, namun siswa
juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut
keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan
hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan
mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok, sedangkan peranan tugas
dapat dilakukan dengan membagi tugas antar anggota kelompok selama kegiatan.
Keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut antara lain sebagai berikut
(Lundgren, 1994 dalam Heru Kuswanto, dkk, 2004 : 12) :
1. Keterampilan kooperatif tingkat awal, meliputi :
 Menggunakan kesepakatan
 Menghargai kontribusi
 Mengambil giliran dan berbagi tugas
 Berada dalam kelompok
 Berada dalam tugas
 Mendorong partisipasi
 Mengundang orang lain untuk berbicara
 Menyelesaikan tugas pada waktunya
 Menghormati pebedaan individu
2. Keterampilan kooperatif tingkat menengah, meliputi :
 Menunjukkan penghargaan dan simpati
 Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima
 Mendengarkan dengan aktif
 Bertanya
Membuat ringkasan
 Mengatur dan mengorganisir
 Menerima tanggung jawab
 Mengurangi ketegangan
3. Keterampilan kooperatif tingkat mahir, meliputi :
 Mengelaborasi
 Memeriksa dengan cermat
 Menanyakan kebenaran
 Menetapkan tujuan
 Berkompromi
4. Tingkah Laku Mengajar (Sintaks)
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru
menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa belajar. Fase ini diikuti
oleh penyajian informasi, seringkali dengan bahan bacaan atau wacana daripada
secara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap
ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan
tugas bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi
hasil kerja kelompok, atau evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan
memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu.
Enam tahap pembelajaran kooperatif tersebut dapat dirangkum seperti dalam
tabel berikut ini :
Tabel : Sintaks Pembelajaran Kooperatif.
Fase-Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai pada proses
pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2 Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan demonstrasi atau
lewat bahan bacaan
Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien
Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka
Fase 5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai
baik upaya maupun hasil belajar individu maupun kelompok

C. Gaya Belajar dan Implikasi Pembelajaran


Didalam proses pembelajaran untuk menyampaikan suatu materi pelajaran
tertentu selain guru harus menggunakan pendekatan, model atau metode yang tepat
juga harus pula memperhatikan gaya belajar anak dalam menerima rangsangan atau
informasi belajar. Ada beberapa gaya belajar anak dalam menerima rangsangan atau
informasi pembelajaran yaitu :
1. Gaya Belajar Visual
Karakteristik anak dengan gaya belajar visual dapat diuraikan sebagai berikut:
 Penampilan anak selalu rapi dan teratur
 Berbicara dengan cepat
 Teliti terhadap detail
 Mengingat apa yang dilihat dari pada apa yang didengar (asosiasi visual)
 Tidak mudah terganggu oleh keributan
 Sulit mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta
bantuan orang lain untuk mengulangi
 Pembaca cepat dan tekun
 Lebih suka membaca dari pada dibacakan
 Membutuhkan tinjauan menyeluruh sebelum mengambil keputusan
 Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban-jawaban singkat “ya” atau
“tidak”
 Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada berpidato
2. Gaya Belajar Auditorial
Karakteristik anak dengan gaya belajar auditorial dapat diuraikan sebagai berikut:
 Berbicara pada diri sendiri ketika bekerja
 Mudah terganggu oleh keributan
 Menggerakkan bibir dan mengucapkan ketika membaca
 Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
 Mampu mengulangi kembali dan menirukan nada, birama dan warna suara
 Merasa sulit menulis, tetapi hebat dalam bercerita
 Pembicara yang fasih
 Mengingat apa yang didengar dari pada apa yang dilihat
 Suka berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar
 Lebih pandai mengeja dari pada menulis
 Lebih suka humor dari pada membaca komik
3. Gaya Belajar Kinestetik
Karakteristik anak dengan gaya belajar kinestetik dapat diuraikan sebagai berikut:
 Berbicara dengan perlahan
 Menaruh perhatian pada hal-hal fisikal dan banyak bergerak
 Menyentuh orang untuk mendapat perhatian
 Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang lain
 Mempunyai tampilan otot yang kekar
 Belajar dengan manipulasi dan praktik
 Menghapal dengan berjalan dan melihat
 Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
 Banyak menggunakan isyarat tubuh
 Tidak mampu duduk diam dalam waktu lama
 Sulit mengingat geografi, kecuali pernah berada di tempat itu
 Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
 Suka melakukan banyak hal dan menyukai permainan yang menyibukkan
Berdasarkan uraian karakteristik setiap gaya belajar diatas, maka guru harus
mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan gaya belajar anak. Beberapa alternatif
pelayanan kepada anak dalam proses pembelajaran terkait dengan gaya belajar tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Implikasi Gaya Belajar Visual :
 Gunakan kertas dengan tulisan berwarna dari pada papan tulis
 Dorong anak untuk menggambarkan informasi dengan peta, diagram, struktur
berwarna dan sediakan cukup waktu untuk mengerjakannya
 Berdiri tenang saat menyajikan informasi dan perpindahan dari satu tempat ke
tempat lain lakukan saat jeda.
 Bagikan copy catatan kunci dan sisakan halaman kosong untuk membuat catatan
tambahan
 Beri kode warna untuk bahan ajar dan kelengkapannya, dorong anak menyusun
berbagai informasi yang dipelajari dengan aneka warna
 Gunakan simbul-simbul visual dalam presentasi, terutama untuk konsep-konsep
kunci.
2. Implikasi Gaya Belajar Auditorial
 Gunakan variasi vokal (nada, kecepatan dan volume) dalam presentasi
 Tatalah informasi sesuai dengan urutan saat anda melakukan evaluasiGunakan
pengulangan dengan meminta anak mengungkapkan kembali konsep-konsep
kunci
 Setelah setiap penyajian informasi, mintalah anak untuk mengungkapkan kembali
kepada anak yang lain konsep kunci yang telah ia pelajari
 Nyanyikan konsep kunci atau mintalah anak mengarang lagu mengenai konsep
kunci tersebut
 Gunakan musik kalau memungkinkan sebagai panduan kegiatan belajar
3. Implikasi Gaya Belajar Kinestetik
 Gunakan media manipulatif saat menyajikan informasi
 Ciptakan kondisi aktual dan riil mengenai konsep yang disajikan
 Bila beriteraksi secara individual, berdiri atau duduk disamping anak, bukan di
depan atau di belakangnya
 Usahakan berbicara dengan setiap anak secara pribadi meskipun hanya sekedar
salam ketika anak masuk kelas
 Peragakan konsep sambil memberi kesempatan anak mencoba langkah demi
langkah
 Ceritakan pengalaman belajar anda dan dorong anak melakukan hal yang sama
 Ijinkan anak berjalan-jalan di kelas

D. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)


Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated
Learning (CIL). Model pembelajaran CIL tersebut difokuskan untuk pembelajaran
keterampilan membaca dan menulis secara terpadu sehingga terjadilah model
pembelajaran kooperatif integratif / terpadu keterampilan membaca dan menulis yang
disebut model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
Menurut Steven dan Slavin, 1995 dalam Degeng, 2004, langkah-langkah pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) adalah sebagai berikut :
1. Membentuk kelompok belajar yang masing-masing kelompok anggotanya 4 atau
5 siswa secara heterogen.
2. Guru memberikan wacana / teks / kliping kepada setiap kelompok sesuai dengan
materi / kompetensi yang akan disajikan dalam proses pembelajaran.
3. Siswa bekerja / berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing tentang materi /
kompetensi yang disampaikan untuk menemukan ide pokok dan memberi
tanggapan terhadap wacana / teks / kliping tersebut dengan menuliskan hasil
kerjanya pada lembar kertas.
4. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dalam diskusi antar kelompok
/ diskusi kelas
5. Guru membuat kesimpulan bersama semua kelompok
6. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok maupun individu
7. Evaluasi dan penutup
Hasil beberapa penelitian yang sudah dilakukan terdahulu tentang penerapan
model pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran dalam berbagai bidang studi
menunjukkan bahwa pemerolehan atau hasil belajar peserta didik terdapat adanya
peningkatan nilai proses dan hasil akhir yang siknifikan. Dengan mendasarkan pada
kenyataan diatas, maka dalam penelitian ini, penulis mencoba mengembangkan model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang didasari
pendekatan CTL dan model pembelajaran kooperatif dengan memperhatikan gaya belajar
siswa. Dengan menerapkan model pembelajaran ini diharapkan minat dan motivasi
belajar peserta didik meningkat yang pada akhirnya meningkat pula hasil belajar mereka.
BAB III

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED


WRITING AND COMPOSITION (CIRC)

A. Proses Pembelajaran
1. Pra Kegiatan Pembelajaran
1.1. Pembagian angket pra pembelajaran
Angket ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal sebelum pelaksanaan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC). Angket dan hasil angket pra pembelajaran selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran.
1.2. Pembentukan kelompok
Setiap kelompok belajar terdiri dari 4 atau 5 anak dengan kemampuan yang heterogen,
artinya ada anak dengan kemampuan atas (upper), kemampuan menengah (middle) dan
kemampuan bawah (lower), serta memperhatikan jumlah siswa laki-laki dan perempuan.
Karena jumlah siswa dalam kelas VII-I adalah 38 anak maka terdapat 9 kelompok, tujuh
kelompok beranggotakan 4 anak dan dua kelompok anggotanya 5 anak.
1.3. Membuat label nama kelompok (kelompok 1 sampai 9), terbuat dari kertas karton.
1.4. Menyiapkan alat dan bahan dalam pembelajaran CIRC yang terdiri dari :
1.4.1. Amplop kit pembelajaran CIRC yang di dalamnya berisi :
 Jumbled sentences (kalimat acak) yang ditulis pada potongan kertas berwarna
(terdiri dari empat warna yaitu biru, hijau, kuning dan orange) dengan tujuan
untuk merangsang anak yang mempunyai gaya belajar visual, jumlah kalimat acak
dalam setiap amplop ada 12 kalimat (lihat pada lampiran).
 Needles (jarum pentul), setiap kelompok disediakan 1 set jarum pentul berwana-
warni yang berjumlah 40 buah, berguna untuk menempel atau menancap kalimat
acak yang sudah tersusun menjadi suatu paragraf yang padu pada stirred-foam
board yang sudah disediakan untuk setiap kelompok.
 Worksheet (lembar kerja kelompok), untuk menulis kalimat acak yang sudah
didiskusikan dalam kelompok sehingga mendapat susunan paragraf yang benar
dan padu sebelum menempel atau menancapkan kalimat acak tersebut pada
stirred-foam board. Di dalam lembar kerja kelompok ini juga diberikan
pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur pemahaman teks (reading skills) yang
sudah tersusun tadi.
1.4.2. Menyiapkan stirred-foam board presentasi untuk menempelkan potongan kertas
berwarna yang berisi kalimat-kalimat acak menggunakan jarum pentul.
1.5. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), selengkapnya pada lampiran.
1.6. Membuat alat penilaian berupa :
1.6.1. Lembar observasi kelompok beserta rubriknya : untuk menilai kerja sama antar
siswa selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC)
1.6.2. Worksheet (lembar kerja kelompok) : untuk menilai ketrampilan membaca dan
menulis (reading and writing skills) kelompok selama proses pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
1.6.3. Worksheet (lembar kerja individual) akhir pembelajaran : untuk menilai hasil
belajar siswa secara individual dalam hal ketrampilan membaca dan menulis (reading and
writing skills) setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
1.7. Menyiapkan penghargaan untuk kelompok terbaik berupa buku tulis.
1.8. Pembagian angket pasca pembelajaran : untuk mengetahui tanggapan anak terhadap
pelaksanaan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC).

2. Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan
1. Guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan “What do you study
English for?” Siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan secara
individu.
2. Guru memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan awal siswa tentang
genre atau jenis-jenis teks yang telah dipelajari “What kinds of text do you know?”.
Siswa diberi kesempatan menjawab pertanyaan secara individu.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan model pembelajaran Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) yang akan dilaksanakan.
b. Kegiatan Inti
1. Mempersilakan siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing sesuai dengan
label meja kelompok.
2. Mempersilakan siswa membuka amplop kit pembelajaran dan mengeluarkan semua
isinya, serta mengecek semua kelengkapan yang akan digunakan.
3. Mempersilakan siswa membaca semua kalimat acak yang telah dikeluarkan dari
amplop kit pembelajaran secara cepat dan cermat kemudian mendiskusikan dengan
anggota kelompoknya untuk menemukan urutan kronologis (the right order) dari
kalimat acak tersebut, hal ini dimaksudkan untuk melatih keterampilan anak dalam
membaca cepat (reading skills).
4. Guru memberikan bimbingan seperlunya dan melakukan observasi terhadap
kegiatan diskusi kelompok bersama kolaborator
5. Setelah siswa selesai diskusi kelompok dalam menyusun kalimat acak menjadi
sebuah paragraf padu (the right order) kemudian siswa menulis kembali paragraf
tersebut di dalam lembar kerja (worksheet) sehingga menjadi sebuah teks laporan
(report text) dan menempelkan atau menancapkan potongan-potongan kalimat acak
yang sudah tersusun secara kronologis tersebut pada stirred-foam board (papan
presentasi) dengan menggunakan needles (jarum pentul) yang sudah disediakan.
Kegiatan menyusun kalimat acak menjadi sebuah paragraf padu ini adalah untuk
memberikan pembelajaran keterampilan menulis (writing skills and composition).
6. Berdasarkan paragraf atau teks ini siswa diberikan beberapa pertanyaan untuk
mengukur pemahaman terhadap isi dari teks tersebut (reading skills) yang tertuang
di dalam lembar kerja (worksheet).
7. Setelah selesai mengerjakan lembar kerja (worksheet) dan menempelkan atau
menancapkan potongan-potongan kalimat acak (jumbled sentences) pada stirred-
foam board, kelompok menyerahkan stirred-foam (papan presentasi) dengan
susunan yang padu tersebut kapada guru serta menukarkan lembar kerja
(worksheet) dengan kelompok lain.
Setelah semua pekerjaan kelompok selesai sesuai batas waktu yang telah disepakati,
maka setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas.
8. Setelah setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, guru atau
kolaborator memberikan penilaian terhadap hasil kerja kelompok tentang susunan
kalimat acak pada stirred-foam board (papan presentasi) dengan kriteria “correct”
atau “incorrect”.
9. Langkah berikutnya adalah melaksanakan diskusi kelas untuk membahas
pertanyaan-pertanyaan tentang isi teks. Kegiatan ini bertujuan untuk pembelajaran
keterampilan membaca (reading skills).
10. Setelah selesai diskusi kelas guru dan kolaborator menentukan kelompok terbaik
dari nilai hasil diskusi kelompok dan nilai kerja kelompok dalam lembar kerja
(worksheet). Kemudian memberikan penghargaan berupa buku tulis kepada
kelompok yang mendapat nilai terbaik.

c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan akhir sebagai penutup pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini :
1. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan semua kegiatan yang sudah
dilaksanakan baik dalam kegiatan diskusi kelompok maupun dalam diskusi kelas.
2. Mengajak siswa untuk merefleksikan apa yang sudah mereka peroleh dalam
pembelajaran.
3. Memberikan tugas tambahan untuk pemantapan, yaitu menulis sebuah teks
laporan (report text) untuk dikerjakan secara individual sebagai pekerjaan rumah.
Jadi dari seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa dalam
kelompok tersebut terdapat banyak kegiatan yang bersifat kooperatif dengan
materi pembelajaran yang bersifat integratif / terpadu, yaitu materi pembelajaran
keterampilan membaca (reading skills) dan keterampilan menulis (writing skills).

B. Proses Penilaian Pembelajaran


a. Tujuan Penilaian
Penilaian dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) bertujuan untuk :
 Meningkatkan kompetensi atau keterampilan kerja sama antar siswa dalam
meningkatkan keterampilan membaca dan menulis wacana pendek berbentuk teks
laporan (report text) dalam Bahasa Inggris.
 Meningkatkan hasil belajar siswa dalam keterampilan membaca dan menulis
wacana pendek yang berbentuk teks laporan (report text).
b. Alat Penilaian
Untuk mengetahui keberhasilan atau ketercapaian tujuan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC), digunakan alat penilaian berikut :
 Penilaian proses berupa tes unjuk kerja (performance test), dilakukan pada saat
siswa melakukan diskusi kelompok untuk menyusun kalimat-kalimat acak
menjadi teks laporan (report text) dalam Bahasa Inggris.
 Hasil kerja (product test), penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menyusun
kalimat-kalimat acak menjadi suatu paragraf padu.
BAB IV
HASIL PEMBELAJARAN

Penilaian dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran


Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dilakukan dalam tiga langkah
kegiatan penilaian, yaitu :
1. Penilaian proses berupa penilaian kegiatan diskusi kelompok (hasil observasi
kerja kelompok)
2. Penilaian proses berupa penilaian hasil diskusi kelompok (penilaian worksheet).
3. Penilaian hasil belajar, berupa hasil tugas individu untuk menyusun kalimat acak
menjadi teks laporan (report text) dan menjawab pertanyaan tentang isi teks untuk
menilai keterampilan membaca dan menulis (reading and writing skills) siswa
secara individu.

1. Penilaian Kegiatan Diskusi Kelompok


Penilaian ini dilaksanakan oleh seorang kolaborator terhadap kegiatan siswa
selama melaksanakan diskusi kelompok. Aspek-aspek yang dinilai dalam penilaian
kegiatan diskusi kelompok ini antara lain adalah :
a. Kesiapan siswa dalam kelompok untuk mengikuti pembelajaran.
b. Kerjasama siswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas kelompok.
c. Ketepatan siswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas kelompok sesuai
dengan lembar kerja yang diberikan.
d. Ketepatan siswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas kelompok sesuai
dengan alokasi waktu yang disediakan.
e. Komposisi dan kerapian hasil kerja kelompok

Hasil penilaian kegiatan diskusi kelompok selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
Tabel : Hasil Penilaian Kegiatan Diskusi Kelompok
No Aspek Yang Dinilai Kelompok Perolehan Skor
1. Kesiapan Mengikuti Pembelajaran 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2. Saling membantu dalam 4 3 2 2 3 3 4 3 3
mengerjakan tugas kelompok
3. Mengerjakan tugas kelompok 3 2 2 2 3 2 3 2 3
dengan benar
4. Mengerjakan tugas kelompok tepat 2 2 2 3 2 2 2 2 2
waktu
5. Komposisi dan kerapian hasil kerja 3 3 3 3 3 4 4 3 3
kelompok
Jumlah Skor 16 14 13 14 15 15 17 14 15
Skor Maksimum 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Nilai 80 70 65 70 75 75 85 70 75
Rata 73,9

2. Penilaian Hasil Kerja Diskusi Kelompok


Penilaian ini bertujuan untuk menilai ketrampilan membaca dan menulis (reading
and writing skills) kelompok dengan menilai hasil pekerjaan pada worksheet yang
meliputi aspek-aspek :
a. Penilaian keterampilan menulis (writing skills) yang berupa kemampuan
kelompok dalam menyusun kalimat-kalimat acak (jumbled sentences) menjadi
paragraf padu (the right order).
b. Penilaian keterampilan membaca (reading skills) yang berupa kemampuan
kelompok dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan pemahaman tentang isi teks
laporan tersebut.

Adapun hasil penilaian tersebut dapat dilihat seperti dalam tabel berikut ini :
Tabel : Penilaian Hasil Kerja Diskusi Kelompok
No Nama Kelompok Writing Skills Reading Skills
1. Kelompok 1 70 70
2. Kelompok 2 75 80
3. Kelompok 3 60 65
4. Kelompok 4 60 65
5. Kelompok 5 60 65
6. Kelompok 6 65 70
7. Kelompok 7 80 80
8. Kelompok 8 70 70
9. Kelompok 9 75 80
Rata-rata Keterampilan 68 72
Rata-rata kedua Keterampilan 70

3. Penilaian Hasil Belajar Individu


Dilakukan setelah kegiatan pembelajaran untuk menilai hasil belajar individu
setelah mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan memberikan tugas kepada siswa
untuk mengerjakan lembar kerja (worksheet). Aspek yang dinilai adalah :
a. Keterampilan menulis (writing skills) yang berupa kemampuan dalam menyusun
kalimat-kalimat acak (jumbled sentences) menjadi paragraf padu (the right order).
b. Keterampilan membaca (reading skills) yang berupa kemampuan dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan pemahaman tentang isi teks laporan tersebut.

Adapun hasil penilaian tersebut dapat dilihat seperti dalam tabel berikut ini :
Tabel : Hasil Penilaian Individu Akhir Pembelajaran

Kelompok Nama Nilai Nilai Nilai Nilai Rata- Prediket


Writing Reading Individu rata Kelompok
Kelompok

1 AULIA GUSTI 75 70 72,5 75,0 Baik


WULANDARI

CELSI CITRA 70 75 72,5


LESTARI

Decha Okta 80 80 80
Syaftina Fitri

Desi Hervi 75 75 75

2 Fitrianis 70 75 72,5 78,0 Baik

GUSTRIA 80 75 77,5
NINGSIH

HADELIA ECI 80 80 80
PUTRI
HAFIFI 80 80 80
NURHAIMA SARI

HAFIZA 75 80 82,5
GUSTIANI

3 80 75 77,5 79,4 Baik


HANIFATUL
KHAIRA

Indah Rahmadani 80 85 82,5

Izatul Asni 80 80 80

Jol Amira Putri 80 75 77,5

4 JULIA ANELTA 80 75 77,5 75,0 Baik

KASIH 75 80 77,5
IKHFATUL AZIZI

KAYLA 75 70 72,5
SAHARATU
ANDITA

KHAIRA 75 70 72,5
SALSABILA

5 LISA SEPTI 75 80 77,5 78,1 Baik


LESTARI

Lovely Angel Aryo 75 80 77,5

Monica Septya 80 75 77,5


Nanda

Mutia Zahra M 80 80 80

6 NAILA AFIFAH 80 75 77,5 77,5 Baik

Risqi Amanda Putri 75 80 77,5

Salwa Al Zahrah 80 85 82,5

7 Saskia Fitri 85 85 85 86,9 Hebat


Wulandari

SISKA 90 90 90
FEBRIYANTI

SITI HAWANI 85 90 87,5

SITI RAHMA 85 85 85

8 TAZKIA 70 75 72,5 73,8 Baik


MAFAZA

75 70 72,5
TAZKIYA JUITA
RAHMA MUFI
Vyesha Anggraini 75 80 77,5

WIDHIA 75 70 72,5
DESMALA SARI

9 Exsria Jumaira Az 75 70 72,5 75,6 Baik


Zahra

FHATIYA AMAL 75 75 75
IKHTIFARIN

Hafiza Fuadiah 80 80 82,5

Salsabila 75 70 72,5

Nilai Rata-rata 77,6 77,6 77,6

Keterangan :
Nilai individu = Rat-rata nilai writing dengan nilai reading
Nilai rata-rata kelompok = Jumlah nilai individu dalam kelompok dibagi jumlah anggota
kelompok

Predikat Kelompok :
Kelompok Super : Nilai rata-rata kelompok = 91-100
Kelompok Hebat : Nilai rata-rata kelompok = 81-90
Kelompok Baik : Nilai rata-rata kelompok = 71-80
Kelompok Cukup : Nilai rata-rata kelompok = 61-70
Kelompok Kurang : Nilai rata-rata kelompok =  60

Dari data-data hasil penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapkan model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat
meningkatkan nilai proses dan nilai hasil belajar siswa kelas VII-I MTsN 4 Pasaman Barat
Tahun Pelajaran 2020/2021. Hal itu ditunjukkan oleh meningkatnya keaktifan siswa
selama proses pembelajaran dan peningkatan hasil belajar siswa.
Nilai rata-rata keaktifan siswa yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata hasil observasi
kelompok = 73,9. Nilai rata-rata hasil diskusi kelompok untuk aspek writing dan reading
= 70. Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 untuk aspek writing dan
reading telah mencapai 100% dengan nilai rata-rata 77,6. Hasil angket pasca penelitian
menunjukkan bahwa 97% siswa menginginkan agar penerapan model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) diteruskan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tujuan penelitian telah tercapai dan juga mengisyaratkan perlunya
peningkatan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Kelas VII-I MTsN 4 Pasaman Barat pada tahun berikutnya.
BAB V
SIMPULAN

Berdasarkan hasil penilaian guru dan kolaborator terhadap kegiatan siswa dalam
diskusi kelompok dan hasil kerja diskusi kelompok dalam proses pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) terbukti dapat meningkatkan keterampilan
kerja sama antar siswa dalam kelompok.
2. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) terbukti dapat meningkatkan keterampilan
membaca (reading skills) dan menulis siswa (writing skills).
3. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam Bahasa Inggris.
DAFTAR PUSTAKA

Bima M, Bachtiar, dkk. 2005. Based on Literacy Approach Let’s Talk, Bandung
: PT Pakar Raya.
Degeng, Nyoman S. 2004. Paradigma Baru Sistem Pembelajaran, Malang :
Universitas Negeri Malang.
Degeng, Nyoman S. 2004. Teori Belajar dan Konsep Mengajar, Malang :
Universitas Negeri Malang.
Echols, John M. 1996. Kamus Inggris Indonesia, Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Setiaji, Syamsu, dkk. 2008. PR Bahasa Inggris Untuk SMP dan MTs Kelas VII
Semester I, Klaten : PT Intan Pariwara.
Kuswanto, Heru, dkk. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Sains, Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

You might also like