Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH Pengembangan Buk Adelina Kelompok 7
MAKALAH Pengembangan Buk Adelina Kelompok 7
ORGANISASI KURIKULUM
Sholeh Rambe
Lutfiah Humairah
Semester 5B
Puji syukur kepada Allah swt atas rahmat karunia dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul memahami pengembangan pembelajaran.
Kami sangat berharap semoga makalah kami ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan kita terutamanya didalam menjalankan serta menyampaikan tentang memahami
pengembangan pembelajaran.
Kami juga menyadari banyaknya kekurangan dalam pembuatan makalah kami ini, maka
dari itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran kepada seluruh pendengar untuk
melengkapi kekurangan dari makalah kami ini.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................i
Daftar isi..................................................................................................................ii
BAB 1 Pendahuluan................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan masalah.............................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................1
BAB 2 Pembahasan................................................................................................2
A. Pengertian Organisasi kurikulum......................................................................2
B. Prosedur pengorganisasian kurikulum..............................................................3
C. Organisasi kurikulum........................................................................................4
a. Kurikulum berdasarkan mata pelajaran (subject curriculum).....................5
1. Mata pelajaran terpisah (separate subject curriculum).........................5
2. Mata pelajaran gabungan (correlated curriculum)................................7
b. Kurikulum terpadu (integrated curriculum)................................................8
1. Kurikulum inti (core curriculum)..........................................................9
2. Kurikulum yg berlandaskan pada proses social dan fungsi kehidupan
(social functions and persistens situations)...........................................10
3. Ecxperience atau activity curriculum....................................................11
BAB 3 Penutupan....................................................................................................12
A. Kesimpulan......................................................................................................12
B. Saran................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu unsur penting dalam pendidikan. Dari itu kurikulum
merupakan perangkat program pengajaran yang wajib disusun oleh setiap lembaga satuan
pendidikan. kurikulum juga bagian dari unsur terpenting dalam pendidikan dan tiap lembaga
pendidikan memiliki ciri dan modelnya masing-masing sehingga penetapan kurikulum harus
disesuaikan dengan model satuan lembaga pendidikan.
Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan dan kurikulum
pula sangat menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Di samping sebagai alat untuk
mencapai tujuan pendidikan sekaligus merupakan kerangka pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran pada semua tingkat dan jenjang pendidikan. Untuk itu pendesainan kurikulum
mesti ekstra hati-hati dan mengarah pada ketercapaian tujuan pendidikan.
Menurut Deni kurniawan (2013), Pada hakikatnya kurikulum adalah sebuah acuan kerja
dalam proses pembelajaran. Inti dari semua kegiatan yang terjadi di sekolah hendaknya
berdasarkan pemetaan kurikulum yang jelas, tepat dan akurat. Dengan demikian segenap
komponen yang terdapat disekolah masing-masing berperan dengan skedul kerjanya dan
kurikulum yang berlaku.
B. Rumusan masalah
1. Apa yg dimaksud dengan struktur organisasi kurikulum ?
2. Bagaimana prosedur pengorganisasian kurikulum ?
3. Apa saja jenis-jenis struktur organisasi kurikulum ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian organisasi kurikulum
2. Untuk mengetahui prosedur pengorganisasian kurikulum
3. Untuk mengetahui jenis-jenis struktur organisasi kurikulum
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam proses pengembangan kurikulum organisasi berperan sebagai suatu metode untuk
menentukan seleksi dan pengorganisasian pengalaman-pengalaman belajar yang di
selenggarakan oleh sekolah, organisasi kurikulum menunjukkan peranan guru, peserta didik
dan lain-lain yang terlibat aktif dalam proses perencanaan kurikulum. Burhan Nurgiyanto
(1993) juga memaparkan bahwa, Struktur horizontal berhubungan dengan masalah
pengorganisasian atau penyusunan bahan pelajaran kedalam pola tertentu, sedangkan struktur
2
vertikal berhubungan dengan masalah sistem-sistem pelaksanann kurikulum sekolah,
termasuk didalamnya sistem pengalokasian waktu.1
C. Organisasi kurikulum
Salah satu aspek yang perlu dipahami dalam pengembangan kurikulum adalah aspek
yang berkaitan dengan organisasi kurikulum. Organisasi kurikulum merupakan pola atau
desain bahan kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari
bahan pengajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Tujuan pendidikan yang dirumuskan
dapat mempengaruhi pola atau desain kurikulum, karena tujuan tersebut dapat
menentukan pola atau kerangka untuk memilih, merencanakan dan melaksanakan segala
pengalaman dan kegiatan belajar disekolah. Organisasi kurikulum sangat terkait dengan
pengaturan bahan pelajaran yang ada dalam pelajaran yang ada dalam kurikulum,
sedangkan yang menajadi sumber bahan pelajarn dalam kurikulum adalah nilai budaya,
nilai sosial, aspek siswa dan masyarakat serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
4
A. Kurikulum berdasarkan mata pelajaran ( subject curriculum)
1. Mata pelajaran terpisah (separate subjectcurriculum)
Menurut sulaiman (2013), separate subject curriculum dianggap berasal dari
zaman yunani kuno, orang yunani telah mengajarkan berbagai bidang studi seperti
kesusateraan, matematikam filsafat, danilmu pengetahuan ditambah dengan
musik. Seiring berjalannya waktu baru pada abad ke-19 mulai berkembang
berbagai mata pelajaran dengan pesatnya. Setiap mata pelajaran harus lebih dulu
berjuang sebelum diakuinya dan diterima sebagai mata pelajaran di sekolah
seperti bahasa ibu, bahasa asing, fisika, biologidan sebagainya. Juga timbul
sebagai mata pelajaran yang dianggap non akademik seperti tata buku, pekerjaan
tangan, pertanian, pendidikan jasmani, pendidikan kesejahtran keluarga dan
sebagainya. Untuk sekarang telah mengalami perkembangan yang sangat drastis
di setiap satuan lembaga pendidikan, baik di tingkat Perguruan Tinggi dan
lembaga satuan pendidikan sekolah. Demikianlah model kurikulum yang
berkembang dan digunakan oleh banyak negara dan Indonesia merupakan salah
satu negara yang menggunakan model kurukum seperti ini, baik di tingkat sekolah
dasar maupun sekolah tingkat menengah. Apa dan bagaimanakah separate subject
curriculum itu? Menurut Hari Sunaryo (2013), kurikulum ini menekankan pada
penyajian bahan pengajaran dalam bentuk pelajaran dalam bentuk bidang studi
atau mata pelajaran. Masing-masing mata pelajaran ditetapkan berdasarkan
disiplin keilmuan. Isinya ialah pengetahuan yang telah tersususun secara logis dan
sistematis dari masing-masing bidang keilmuan. Antar mata merupakan unsur
yang terpisah-pisah. Tidak ada pengaitan antar satu mata pelajaran dengan mata
pelajaran lain. Menurut Sulaiman (2013) yang dimaksud dengan mata pelajaran
merupakan hasil pengalaman umat manusia sepanjang masa, atau kebudayaan dan
pengetahuan yang dikumpulkan oleh umat manusia sejak dulu kala. Bahkan ini
lalu disusun secara logis dan sistematis, disederhanakan dan dibagikan kepada
anak-anak di sekolah sebagaimana pelajaran setelah disesuaikan dengan usia dan
kematangan peserta didik. Maka dari itu pembagian materi pelajaran yang
dibagikan disesuaikan dengan tinggi dan rendahnya kelas, jadi pengaturan materi
pelajaran harus diselaraskan dengan tingkat jenjang sekolah. Karena dalam
kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata
pelajaran yang terpisah-pisahsatu sama lain, seakan-akan ada batas pemisah antara
5
mata pelajaran yang satu dengan yang lain juga antara suatu kelas dengan kelas
lain.
Penyusunan separete-subject curriculum biasanya dilakukan tim
pengembangan yang telah ditunjuk di tingkat nasional. Tim ini menentukan
seluruh pengalaman edukatif, luas bhan pelajaran (scope) yang harus disajikan
dan dipelajari siswa, serta waktu penyajian bahan pembelajaran. Hal ini penting
dalam pengorganisasian kurikulum ialah pengurutan (sequence) bahan pelajaran,
agar benar-benar terjaga kesinambungan bahan dan terhindar dari keterulangan
bahan pelajaran juga keterlewatan bahan pelajaran yang dipelajari siswa dikelas
sebelumnya. Menurut Sulaiman (2013), Secara fungional bentuk kurikulum ini
mempunyai kekurangan dan kelebihan, adapun kelebihan dari separated subject
curriculum adalah sebagai berikut:
2
Nurgiyantoro, Burhan, 1998, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah
, BPFE: Yogyakarta
6
2. Mata pelajaran gabungan (correlated curriculum)
Pada dasarnya organisasi kurikulum ini menghendaki agar mata pelajaran itu satu
sama lain ada hubungan, bersangkut paut (correlated ) walaupun mungkin batas-batas
yang satu dengan yanglain masih dipertahankan.Menurut Nana Syodih Sukmadinata
(2006), Correlated curriculum adalah pola organisasi materi atau konsep-konsep yang
dipelajari dalam suatu pelajaran dikorelasikan dengan pelajaran lainnya. Model
kurikulum mengintegrasikan semua bidang ilmu, jadi antara satu ilmu dengan ilmu
lain saling berhubungan atau mata pelajaran disajikan saling berhubungan antar satu
dengan yang lain, sehinga model kurikulum ini bisa dilihat keterpaduan antara semua
mata pelajaran. Menuerut Hari Sunaryo (2013), Adanya upaya menata keterhubungan
antara berbagai mata pelajaran inilah yang kemudian melahirkan bentuk kurikulum
yang dikenal dengan correlated subject. Akan tetapi ada hal yang harus Anda catat,
bahwa dalam correlated subject ini tidak berarti kita memaksakan adanya hubungan
antar sejumlah mata pelajaran. Kita harus tetap sadar dan mempertahankan adanya
batas-batas yang ada. Menurut Muhammad Zaini (2009), Yaitu kurikulum yang
menekankan perlunya hubungan diantara satu pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya, tetapi tetap memperhatikan ciri atau karakteristik tiap bidang studi tersebut.
Misalnya Sejarah dan Ilmu Bumi dapat diajarkan untuk saling memperkuat. Ada tiga
jenis korelasi yang sifatnya bergantung dari jenis mata pelajaran, yaitu:
7
b. Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum)
Kurikulum ini lebih cenderung memandang bahwa dalam suatu pokok
bahasan harus terpadu (integrated) secara menyeluruh. Keterpaduan inidapat
dicapai melalui pemusatan pelajaran pada satu masalah tertentu dengan alternatif
pemecahan melaui berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran yang diperlukan,
sehingga batas-batas antara mata pelajaran dapat dicapai melalalui pemusatan
pelajaran pada satu masalah tertentu dengan alternatif pemecahan malalui
berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran yang diperlukan, sehingga batas-batas
antara mata pelajaran dapat ditiadakan. Kurikulum ini memberikan kesempatan
pada siswa untuk belajar secara kelompok maupun secara individu, lebih
memberdayakan masyarakat sebagai sumber belajar, memungkinkan
pembelajaran bersifat individu terpenuhi, serta dapat melibatkan siswa dalam
mengembangkan program pembelajaran.Ciri-ciri Integrated Curriculum menurut
Hari Sunaryo (2013) adalah sebagai berikut
a. Merupakan kesatuan utuh bahan pelajaran. Faktor yang menyatukan antar
bahan pelajaran itu ialah masalah-masalah yang harus diselidiki dan dipecahkan
anak didik. Seluruh bahan pelajaran digunakan untuk memecahkan masalah.
b. Unit disusun berdasarkan kebutuhan anak didik, yang bersifat pribadi maupun
sosial, baik yang menyangkut kejasmanian maupun kerohanian. Dengan
sistem unit ini sengaja ditingkatkan perkembangan sosial anak dengan cara
berkeja sama melalui kerja kelompok.
c. Dalam unit, anak dihadapkan pada berbagai situasi yang mengandung
permasalahan yang berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari (lifecentered)
yang dikaitkan dengan pelajaran di sekolah. Dengan demikian,anak dilatih
untuk memecahkan masalah dengan metode berpikir ilmiah,yang dilakukan
dengan langkah-langkah: (1) merumuskan masalah, (2) mencari jawaban
dengan mencari dan mengumpulkan keterangan- keterangan dari buku ataupun
sumber lain, (3) menganalisis, mengamati dan melakukan percobaan, (4)
mengambil kesimpulan, dan (5) melakukan tindakan sesuai dengan hasil yang
diperoleh.
d. Unit mempergunakan dorongan-dorongan sewajarnya pada diri anak dengan
melandaskan diri pada teori-teori belajar. Anak diberi kesempatan melakukan
kegiatan sesuai dengan minatnya. Anak pun harus diikutsertakan dalam
menetapkan pokok-pokok masalah yang akan dipelajarinya.
8
e. Pelaksanaan unit biasanya memerlukan waktu yang lebih lama dari pada
model pelajaran biasa. Untuk memecahkan satu masalah bisa jadi diperlukan
waktu berjam-jam.3
2. Isi kurikulum yang dikebangkan merupakan rangkaian dari pengalaman yang saling
berkaitan
3
Zaini, Muhammad, 2009,
Pengembangan Kurikulum: Konsep Implementasi dan Inovasi
, Teras: Yogyakarta
9
3. Isi kurikulum yang dikembangkan merupakan rangkaian dari pengalaman yang saling
berkaitan
4. Isi kurikulum selalu mengambil atas dasar masalah maupun problema yang dihadapi secara
actual
5. Isi kurikulum ini lebih difokuskan berlaku untuk semua siswa, sehingga kurikulum ini
sebagai kurikulum umum tetapi substansinya bersifat problema, pribadi, sosial, dan
pengalaman yang terpadu.
2. Kurikulum yang berlandaskan pada proses social dan fungsi kehidupan (social
functions and persistens situdions)
Social funtions merupakan bagian dari kurikulum terpadu, kurikulum ini didasar atas
analisis kegiatan-kegiatan manusia dalam masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
manusia sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat diantaranya: 1) memeliharan
menjaga keamanan masyarakat; 2) perlindungan dan pelestarian hidup, kekayaan dan sumber
alam; 3) komunikasi dan transformasi; 4) kegiatan rekreasi; 5) produksi dan distribusi barang
dan jasa; 6) ekspresi rasa keindahan; 7) kegiatan pendidikan; 8) integrasi kepribadian; 9)
konsumsi benda dan jasa. Dalam social functions ini di angkat berbagai kegiatan-kegiatan
manusia yang dapat dijadikan sebagai topik pembelajaran. Kegiatan-kegiatan manusia
dimasyarakat setiap saat akan berubah sesuai dengan perkembangan maupun era globalisasi,
sehingga substansi social functions pun harus bersifat dinamis. Sebagai modifikasi dari sosial
functions adalah persistent life situations, kajian substansi dalam kurikulum bentuk ini lebih
mendalam dan terarah. Dalam persistent life situations karakteristiknya adalah situasi yang
diangkat senantiasa yang dihadapi manusia dalam hidupnya, masa lalu, saat ini dan masa
yang akan datang. Secara umum ada 3 kelompok situasi yang akan dihadapi manusia.4
BAB III
11
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi kurikulum merupakan salah satu upaya pendukung untuk mencapai
tujuan tersebut. Organisasi kurikulum ini juga bagian dari penyempurnaan dalam
kurikulum agar kurikulum dan perkembangan IPTEK sejalan. Usaha-usaha ini
terus dilakukan untuk terlihat adanya relevansi dalam pengembangan kurikulum
dan berbagai aspek lainnya termasuk peserta didik. Ada beberapa faktor yang
harus dipertimbangkan dalam organisasi kurikulum diantaranya berkaitan dengan
ruang lingkup (scope), urutan bahan (suquence), kontinyunitas, keseimbangan,
dan keterpaduan (integrated). Secara Umum terdapat dua bentuk organisasi
kurikulum yaitu :
1. Kurikulum berdasarkan Mata Pelajaran ( subject Curriculum)
a. Mata pelajaran yang Terpisah-pisah (Separated Subject curriculum)
b. Mata pelajaran Gabungan (correlated Curriculum)
DAFTAR PUSTAKA
12
Sukmadinata, Nana Syaodih.2006.
13