You are on page 1of 16

MAKALAH

ORGANISASI KURIKULUM

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum PAI

Dosen pengampu : Adelina Sari Pohan. M. Pd

Disusun Oleh Kelompok : 7

Sholeh Rambe

Lutfiah Humairah

Semester 5B

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS AL- WASHLIYAH LABUHANBATU
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah swt atas rahmat karunia dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul memahami pengembangan pembelajaran.

Kami sangat berharap semoga makalah kami ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan kita terutamanya didalam menjalankan serta menyampaikan tentang memahami
pengembangan pembelajaran.

Kami juga menyadari banyaknya kekurangan dalam pembuatan makalah kami ini, maka
dari itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran kepada seluruh pendengar untuk
melengkapi kekurangan dari makalah kami ini.

Rantauprapat, 24 Oktober 2023

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................i
Daftar isi..................................................................................................................ii
BAB 1 Pendahuluan................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan masalah.............................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................1

BAB 2 Pembahasan................................................................................................2
A. Pengertian Organisasi kurikulum......................................................................2
B. Prosedur pengorganisasian kurikulum..............................................................3
C. Organisasi kurikulum........................................................................................4
a. Kurikulum berdasarkan mata pelajaran (subject curriculum).....................5
1. Mata pelajaran terpisah (separate subject curriculum).........................5
2. Mata pelajaran gabungan (correlated curriculum)................................7
b. Kurikulum terpadu (integrated curriculum)................................................8
1. Kurikulum inti (core curriculum)..........................................................9
2. Kurikulum yg berlandaskan pada proses social dan fungsi kehidupan
(social functions and persistens situations)...........................................10
3. Ecxperience atau activity curriculum....................................................11

BAB 3 Penutupan....................................................................................................12
A. Kesimpulan......................................................................................................12
B. Saran................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu unsur penting dalam pendidikan. Dari itu kurikulum
merupakan perangkat program pengajaran yang wajib disusun oleh setiap lembaga satuan
pendidikan. kurikulum juga bagian dari unsur terpenting dalam pendidikan dan tiap lembaga
pendidikan memiliki ciri dan modelnya masing-masing sehingga penetapan kurikulum harus
disesuaikan dengan model satuan lembaga pendidikan.

Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan dan kurikulum
pula sangat menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Di samping sebagai alat untuk
mencapai tujuan pendidikan sekaligus merupakan kerangka pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran pada semua tingkat dan jenjang pendidikan. Untuk itu pendesainan kurikulum
mesti ekstra hati-hati dan mengarah pada ketercapaian tujuan pendidikan.

Menurut Deni kurniawan (2013), Pada hakikatnya kurikulum adalah sebuah acuan kerja
dalam proses pembelajaran. Inti dari semua kegiatan yang terjadi di sekolah hendaknya
berdasarkan pemetaan kurikulum yang jelas, tepat dan akurat. Dengan demikian segenap
komponen yang terdapat disekolah masing-masing berperan dengan skedul kerjanya dan
kurikulum yang berlaku.

B. Rumusan masalah
1. Apa yg dimaksud dengan struktur organisasi kurikulum ?
2. Bagaimana prosedur pengorganisasian kurikulum ?
3. Apa saja jenis-jenis struktur organisasi kurikulum ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian organisasi kurikulum
2. Untuk mengetahui prosedur pengorganisasian kurikulum
3. Untuk mengetahui jenis-jenis struktur organisasi kurikulum

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi Kurikulum

Menurut Soedijarto, kurikulum merupakan serangkaian pengalaman dan kegiatan belajar


yang direncanakan untuk dikuasai oleh siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan yang berwenang. Sedangkan menurut
Stephen P.Robbins bahwa organisasi adalah kesatuan (untity) sosial yang dikoordinasikan
secara sadar, dengan sebua batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar
yang relatif terus menerus untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi kurikulum adalah
struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang
di sampaikan kepada peserta didik guna tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran
yang ditetapkan. Menurut deni Kurniawan (2014), organisasi kurikulum merupakan pola atau
desain bahan/isi kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari
bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehinga tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Jadi, organisasi kurikulum merupakan asas yang
sangat penting bagi proses pengembangan kurikulum dan berhubungan erat dengan tujuan
pembelajaran, sebab menetukan isi bahan pembelajaran, menentukan cara penyampaian
bahan pembelajaran, menentukan bentuk pengalaman yang akan di sajikan kepada terdidik
dan menentukan peranan pendidik danterdidik dalam implementasi kurikulum. Menurut
Muhammad Zaini (2009), Organisasi kurikulum terdiri dari mata pelajaran tertentu yang
secara tradisional bertujuan menyampaikan kebudayaan atau sejumlah pengetahuan, sikap
dan ketrampilan yang harus diajarkan kepada anak-anak. Setiap organisasi kurikulum
memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing baik yang bersifat teoritis maupun
praktis. Implementasi kurikulum di pengaruhi dan bergantung kepada beberapa factor
terutama guru, kepala sekolah, sarana belajar dan orang tua murid.

Dalam proses pengembangan kurikulum organisasi berperan sebagai suatu metode untuk
menentukan seleksi dan pengorganisasian pengalaman-pengalaman belajar yang di
selenggarakan oleh sekolah, organisasi kurikulum menunjukkan peranan guru, peserta didik
dan lain-lain yang terlibat aktif dalam proses perencanaan kurikulum. Burhan Nurgiyanto
(1993) juga memaparkan bahwa, Struktur horizontal berhubungan dengan masalah
pengorganisasian atau penyusunan bahan pelajaran kedalam pola tertentu, sedangkan struktur

2
vertikal berhubungan dengan masalah sistem-sistem pelaksanann kurikulum sekolah,
termasuk didalamnya sistem pengalokasian waktu.1

B. Prosedur Pengorganisasian Kurikulum

Hamalik berpendapat di dalam bukunya Muhammad Zaini, pengorganisasian kurikulum


terdapat beberapa prosedur yang meliputi:
1. Prosedur Pembelajaran
Pemilihan isi kurikulum didasarkan atas materi yang terkandung didalam buku pelajaran
atau sejumlah buku pelajaran yang telah di pilih oleh sebuah panitia tertentu.
2. Prosedur survey pendapat
Pemilihan dan pengorganisasian isi kurukulum di lakukan dengan jalan mengadakan
survey atau penelitian terhadap pendapat berbagai pihak.
3. Prosedur studi kesalahan
Prosedur ini di laksanakan dengan jalan mengadakan analisis terhadap kesalahan,
kekeliruan, kelemahan atau kebaikan atas hasil-hasil atau pengalaman kurikuler.
4. Prosedur mempelajari kurikulum lainnya
Prosedur ini dapat disamakan dengan metode tambal sulam dengan mempelajari metode
sekolah lain, guru atau sekolah dapat menetapkan atau menentukan isi kurikulum untuk
sekolahnya sesuai dengan tujuan.
5. Analisis kegiatan orang dewasa
Melalui prosedur ini terlebih dahulu di adakan studi terhadap kegiatan-kegiatan dalam
kehidupan untuk menemukan sejumlah kegiatan yang di perkirakan berguna untuk di
pelajari oleh para siswa di sekolah. Kegiatan yang di analisis adalah yang berkenaan
dengan pekerjaan atau jabatan.
6. Prosedur fungsi social
Prosedur ini bertalian dengan prosedur analisis kegiatan masyarakat. Masyarakat
melakukan banyak fungsi social dalam kehidupannya yang bermacam ragam dan bentuknya,
dan berada dalam daerah kehidupan tertentu, fungsi yang telah di tentukan, di klasifikasikan
menjadi sejumlah area of living.

7. Prosedur minat kebutuhan


1
Sukmadinata, Nana Syaodih.2006..
3
Menurut prosedur ini, minat dan kebutuhan juga melibatkan persistent problem, tetapi
scope dan sequence-nya di dasarkan atas siswa dan berkenaan dengan fungsi-fungsi personal
dan sosial.

C. Organisasi kurikulum

Salah satu aspek yang perlu dipahami dalam pengembangan kurikulum adalah aspek
yang berkaitan dengan organisasi kurikulum. Organisasi kurikulum merupakan pola atau
desain bahan kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari
bahan pengajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Tujuan pendidikan yang dirumuskan
dapat mempengaruhi pola atau desain kurikulum, karena tujuan tersebut dapat
menentukan pola atau kerangka untuk memilih, merencanakan dan melaksanakan segala
pengalaman dan kegiatan belajar disekolah. Organisasi kurikulum sangat terkait dengan
pengaturan bahan pelajaran yang ada dalam pelajaran yang ada dalam kurikulum,
sedangkan yang menajadi sumber bahan pelajarn dalam kurikulum adalah nilai budaya,
nilai sosial, aspek siswa dan masyarakat serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam organisasi kurikulum


diantaranya berkaitan dengan: ruang lingkup (scope), urutan bahan (sequence),
kontinutas, keseimbangan, dan keterpaduan (integrated). Ruanglingkup (scope) dan
urutan bahan pelajaran merupakan salah satu faktor yangharus dipertimbangkan dalam
suatu kurikulum. Setiap pola kurikulum memiliki ruang lingkup materi pelajaran yang
berbeda. Organisasi kurikulum berdasarkan mata pelajaran lingkup materi pelajarannya
cendrung menyajikan bahan pelajaran yang bersumber dari kebudayaan dan informasi
atau pengetahuan hasil temuan masa lalu yang telah tersusun secara logis dan sistematis.
Sedangkan organisasi kurikulum integritas lingkup materi pelajarannya diambil dari
masyarakat maupun dari aspek siswa (minat, bakat, dan kebutuhan).

4
A. Kurikulum berdasarkan mata pelajaran ( subject curriculum)
1. Mata pelajaran terpisah (separate subjectcurriculum)
Menurut sulaiman (2013), separate subject curriculum dianggap berasal dari
zaman yunani kuno, orang yunani telah mengajarkan berbagai bidang studi seperti
kesusateraan, matematikam filsafat, danilmu pengetahuan ditambah dengan
musik. Seiring berjalannya waktu baru pada abad ke-19 mulai berkembang
berbagai mata pelajaran dengan pesatnya. Setiap mata pelajaran harus lebih dulu
berjuang sebelum diakuinya dan diterima sebagai mata pelajaran di sekolah
seperti bahasa ibu, bahasa asing, fisika, biologidan sebagainya. Juga timbul
sebagai mata pelajaran yang dianggap non akademik seperti tata buku, pekerjaan
tangan, pertanian, pendidikan jasmani, pendidikan kesejahtran keluarga dan
sebagainya. Untuk sekarang telah mengalami perkembangan yang sangat drastis
di setiap satuan lembaga pendidikan, baik di tingkat Perguruan Tinggi dan
lembaga satuan pendidikan sekolah. Demikianlah model kurikulum yang
berkembang dan digunakan oleh banyak negara dan Indonesia merupakan salah
satu negara yang menggunakan model kurukum seperti ini, baik di tingkat sekolah
dasar maupun sekolah tingkat menengah. Apa dan bagaimanakah separate subject
curriculum itu? Menurut Hari Sunaryo (2013), kurikulum ini menekankan pada
penyajian bahan pengajaran dalam bentuk pelajaran dalam bentuk bidang studi
atau mata pelajaran. Masing-masing mata pelajaran ditetapkan berdasarkan
disiplin keilmuan. Isinya ialah pengetahuan yang telah tersususun secara logis dan
sistematis dari masing-masing bidang keilmuan. Antar mata merupakan unsur
yang terpisah-pisah. Tidak ada pengaitan antar satu mata pelajaran dengan mata
pelajaran lain. Menurut Sulaiman (2013) yang dimaksud dengan mata pelajaran
merupakan hasil pengalaman umat manusia sepanjang masa, atau kebudayaan dan
pengetahuan yang dikumpulkan oleh umat manusia sejak dulu kala. Bahkan ini
lalu disusun secara logis dan sistematis, disederhanakan dan dibagikan kepada
anak-anak di sekolah sebagaimana pelajaran setelah disesuaikan dengan usia dan
kematangan peserta didik. Maka dari itu pembagian materi pelajaran yang
dibagikan disesuaikan dengan tinggi dan rendahnya kelas, jadi pengaturan materi
pelajaran harus diselaraskan dengan tingkat jenjang sekolah. Karena dalam
kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata
pelajaran yang terpisah-pisahsatu sama lain, seakan-akan ada batas pemisah antara

5
mata pelajaran yang satu dengan yang lain juga antara suatu kelas dengan kelas
lain.
Penyusunan separete-subject curriculum biasanya dilakukan tim
pengembangan yang telah ditunjuk di tingkat nasional. Tim ini menentukan
seluruh pengalaman edukatif, luas bhan pelajaran (scope) yang harus disajikan
dan dipelajari siswa, serta waktu penyajian bahan pembelajaran. Hal ini penting
dalam pengorganisasian kurikulum ialah pengurutan (sequence) bahan pelajaran,
agar benar-benar terjaga kesinambungan bahan dan terhindar dari keterulangan
bahan pelajaran juga keterlewatan bahan pelajaran yang dipelajari siswa dikelas
sebelumnya. Menurut Sulaiman (2013), Secara fungional bentuk kurikulum ini
mempunyai kekurangan dan kelebihan, adapun kelebihan dari separated subject
curriculum adalah sebagai berikut:

1. Bahan pelajran disajikan secara sistematis dan logis.


2. Organisasi kurikulum ini sederhana: mudah disusun mudah ditambah atau
mudah dikurangi jumlah pelajaran yang diperlukan (mudah direorganisir).
3. Penilaian lebih mudah karena biasanya bahan pelajaran ditentukan
berdasarkan buku-buku pelajaran tertentu sehingga dapat diadakan ujian
umum atau tes hasil belajar yang seragam (uniform) diseluruh negara.
4. Kurikulum ini memudahkan guru dalam melaksanakan pengajaran karena
bersifat “Subject Centered ”; guru-guru yang sudah berpengalaman dan
menguasi seluruh bahan pelajaran dari buku maka pekerjaannya menjadi rutin
setiap tahun hanya mengulang yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.
5. Kebanyakan orang beranggapan bahwa sekolah adalah persiapan masuk
perguruan tinggi; di perguruan tinggi biasanya organisasi kurikulum sesuai
dengan prinsip terpisah-pisah itu. Jadi organisasi kurikulum sekolah dasar dan
menengah dengan begitu sesuai dengan organisasi di Perguruan Tinggi2

2
Nurgiyantoro, Burhan, 1998, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah
, BPFE: Yogyakarta
6
2. Mata pelajaran gabungan (correlated curriculum)

Pada dasarnya organisasi kurikulum ini menghendaki agar mata pelajaran itu satu
sama lain ada hubungan, bersangkut paut (correlated ) walaupun mungkin batas-batas
yang satu dengan yanglain masih dipertahankan.Menurut Nana Syodih Sukmadinata
(2006), Correlated curriculum adalah pola organisasi materi atau konsep-konsep yang
dipelajari dalam suatu pelajaran dikorelasikan dengan pelajaran lainnya. Model
kurikulum mengintegrasikan semua bidang ilmu, jadi antara satu ilmu dengan ilmu
lain saling berhubungan atau mata pelajaran disajikan saling berhubungan antar satu
dengan yang lain, sehinga model kurikulum ini bisa dilihat keterpaduan antara semua
mata pelajaran. Menuerut Hari Sunaryo (2013), Adanya upaya menata keterhubungan
antara berbagai mata pelajaran inilah yang kemudian melahirkan bentuk kurikulum
yang dikenal dengan correlated subject. Akan tetapi ada hal yang harus Anda catat,
bahwa dalam correlated subject ini tidak berarti kita memaksakan adanya hubungan
antar sejumlah mata pelajaran. Kita harus tetap sadar dan mempertahankan adanya
batas-batas yang ada. Menurut Muhammad Zaini (2009), Yaitu kurikulum yang
menekankan perlunya hubungan diantara satu pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya, tetapi tetap memperhatikan ciri atau karakteristik tiap bidang studi tersebut.
Misalnya Sejarah dan Ilmu Bumi dapat diajarkan untuk saling memperkuat. Ada tiga
jenis korelasi yang sifatnya bergantung dari jenis mata pelajaran, yaitu:

a) Korelasi faktual, misalnya sejarah dan kesusastraan. Fakta-fakta sejarah disajikan


melalui penulisan karangan sehingga menambah kemungkinan menikmati
bacaannya oleh siswa.
b) Korelasi deskriptif, korelasi ini dapat dilihat pada penggunaan generalisasi yang
berlaku untuk dua atau lebih mata pelajaran. Misal psikologi dapat berkorelasi
dengan sejarah atau Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan prinsip-
prinsip yang ada dalam psikologi untuk menerangkan kejadian-kejadian sosial.
c) Korelasi normatif, hampir sama dengan korelasi deskriptif, perbedaannya terletak
pada prinsipnya yang bersifat moral sosial.Sejarah dan kesusastraan dapat
dikorelasikan berdasarkan prinsip-prinsip moral sosial dan etika. Beberapa
kelebihan kurikulum iniadalah: Dengan korelasi, pengetahuan murid lebih
integral, tidak terlepas-lepas (berpadu).

7
b. Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum)
Kurikulum ini lebih cenderung memandang bahwa dalam suatu pokok
bahasan harus terpadu (integrated) secara menyeluruh. Keterpaduan inidapat
dicapai melalui pemusatan pelajaran pada satu masalah tertentu dengan alternatif
pemecahan melaui berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran yang diperlukan,
sehingga batas-batas antara mata pelajaran dapat dicapai melalalui pemusatan
pelajaran pada satu masalah tertentu dengan alternatif pemecahan malalui
berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran yang diperlukan, sehingga batas-batas
antara mata pelajaran dapat ditiadakan. Kurikulum ini memberikan kesempatan
pada siswa untuk belajar secara kelompok maupun secara individu, lebih
memberdayakan masyarakat sebagai sumber belajar, memungkinkan
pembelajaran bersifat individu terpenuhi, serta dapat melibatkan siswa dalam
mengembangkan program pembelajaran.Ciri-ciri Integrated Curriculum menurut
Hari Sunaryo (2013) adalah sebagai berikut
a. Merupakan kesatuan utuh bahan pelajaran. Faktor yang menyatukan antar
bahan pelajaran itu ialah masalah-masalah yang harus diselidiki dan dipecahkan
anak didik. Seluruh bahan pelajaran digunakan untuk memecahkan masalah.
b. Unit disusun berdasarkan kebutuhan anak didik, yang bersifat pribadi maupun
sosial, baik yang menyangkut kejasmanian maupun kerohanian. Dengan
sistem unit ini sengaja ditingkatkan perkembangan sosial anak dengan cara
berkeja sama melalui kerja kelompok.
c. Dalam unit, anak dihadapkan pada berbagai situasi yang mengandung
permasalahan yang berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari (lifecentered)
yang dikaitkan dengan pelajaran di sekolah. Dengan demikian,anak dilatih
untuk memecahkan masalah dengan metode berpikir ilmiah,yang dilakukan
dengan langkah-langkah: (1) merumuskan masalah, (2) mencari jawaban
dengan mencari dan mengumpulkan keterangan- keterangan dari buku ataupun
sumber lain, (3) menganalisis, mengamati dan melakukan percobaan, (4)
mengambil kesimpulan, dan (5) melakukan tindakan sesuai dengan hasil yang
diperoleh.
d. Unit mempergunakan dorongan-dorongan sewajarnya pada diri anak dengan
melandaskan diri pada teori-teori belajar. Anak diberi kesempatan melakukan
kegiatan sesuai dengan minatnya. Anak pun harus diikutsertakan dalam
menetapkan pokok-pokok masalah yang akan dipelajarinya.
8
e. Pelaksanaan unit biasanya memerlukan waktu yang lebih lama dari pada
model pelajaran biasa. Untuk memecahkan satu masalah bisa jadi diperlukan
waktu berjam-jam.3

1. Kurikulum inti (care curriculum)

Kurikulum ini bertujuan untuk mengembangkan integrasi, melayani kebutuhan


siswa dan meningkatkan keaktifan belajar dan hubungan antara kehidupan dan belajar.
Ciri yang membedakan kurikulum inti, yaitu: Kurikulum inti menekankan kepada nilai-
nilai sosial, unsur universalitas dalam suatu kebudayaan memberikan stabilitas dan
kesatuan pada masyarakat. Struktur kurikulum inti ditentukan oleh problem sosial.
Karakteristik yang dapat dikaji dalam kurikulum ini adalah : Kurikulum ini
direncanakan secara berkelanjutan (continue), selalu berkaitan dan direncanakan secara
terus-menerus. Isi kurikulum yang dikembangkan merupakan rangkaian dari
pengalaman yang saling berkaitan. Isi kurikulum selalu mengambil atas dasar masalah
atau problema yang dihadapi secara aktual. Isi kurikulum cenderung mengambil atau
mengangkat substansi yang bersifat pribadi maupun sosial. Isi kurikulum ini difokuskan
berlaku untuk semua siswa, sehingga kurikulum ini sebagai kurikulum umum, tetapi
substansinya bersifat problema, pribadi, sosial dan pengalam pribadi. Manfaat
kurikulum inti adalah: Segala sesuatu yang dipelajari dalam unit bertalian erat
Kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar. Kurikulum ini
memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat. Kurikulum ini
sesuai dengan paham demokrasi. Kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat.
Menurut Deni Kurniawan (2014), Deni Kurikulum ini merupakan bagian dari
kurikulum terpadu (integrated curriculum). Beberapa karakteristik yang dapat dikaji
dalam kurikulum ini adalah

1. Kurikulum ini dilaksanakan secara berkalanjut (continue) selalu berkaitan dan


direncanakan secara terus menerus

2. Isi kurikulum yang dikebangkan merupakan rangkaian dari pengalaman yang saling
berkaitan

3
Zaini, Muhammad, 2009,
Pengembangan Kurikulum: Konsep Implementasi dan Inovasi
, Teras: Yogyakarta
9
3. Isi kurikulum yang dikembangkan merupakan rangkaian dari pengalaman yang saling
berkaitan

4. Isi kurikulum selalu mengambil atas dasar masalah maupun problema yang dihadapi secara
actual

5. Isi kurikulum ini lebih difokuskan berlaku untuk semua siswa, sehingga kurikulum ini
sebagai kurikulum umum tetapi substansinya bersifat problema, pribadi, sosial, dan
pengalaman yang terpadu.

2. Kurikulum yang berlandaskan pada proses social dan fungsi kehidupan (social
functions and persistens situdions)

Social funtions merupakan bagian dari kurikulum terpadu, kurikulum ini didasar atas
analisis kegiatan-kegiatan manusia dalam masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
manusia sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat diantaranya: 1) memeliharan
menjaga keamanan masyarakat; 2) perlindungan dan pelestarian hidup, kekayaan dan sumber
alam; 3) komunikasi dan transformasi; 4) kegiatan rekreasi; 5) produksi dan distribusi barang
dan jasa; 6) ekspresi rasa keindahan; 7) kegiatan pendidikan; 8) integrasi kepribadian; 9)
konsumsi benda dan jasa. Dalam social functions ini di angkat berbagai kegiatan-kegiatan
manusia yang dapat dijadikan sebagai topik pembelajaran. Kegiatan-kegiatan manusia
dimasyarakat setiap saat akan berubah sesuai dengan perkembangan maupun era globalisasi,
sehingga substansi social functions pun harus bersifat dinamis. Sebagai modifikasi dari sosial
functions adalah persistent life situations, kajian substansi dalam kurikulum bentuk ini lebih
mendalam dan terarah. Dalam persistent life situations karakteristiknya adalah situasi yang
diangkat senantiasa yang dihadapi manusia dalam hidupnya, masa lalu, saat ini dan masa
yang akan datang. Secara umum ada 3 kelompok situasi yang akan dihadapi manusia.4

3. Ecxperience atau activity curriculum


4
Muhaimin, 1991,
Konsep Pendidikan Islam
, CV.Ramadhani: Solo
10
Sering disebut juga dengan activity curriculum, kurikulum ini cenderung
mengutamakan kegiatan-kegiatan pengalaman siswa dalama rangka membentuk
keamapuan yang terintegrasi denfan lingkungan maupun dengan poternsi siswa. Pada
kurikulum ini intinya yaitu siswa berbuat dan melakukan kegiatan-kegiatan yang
sifatnya vokasional tetapi tidak meniadakan aspek intektual atau akademik siswa.
Salah satu karakteristik dari kurikulum ini adalah untuk memberikan pendidikan
keterampilan atau kejuruan tetapi didalamnya tercakup pengembangan kemampuan
intelektual dan akademik yang berkaitan dengan aspek keteramilan yang sedang
dipelajari. Ada 4 tipe pembelajaran proyek yang dapat dikembangkan dalam activity
curriculum di antaranya:
1.) Construction on creative project
Pembelajaran ini bertujuan untuk mengembangkan idea-idea atau merealisasikan
suatu ide dalam suatu bentuk tertentu misalnya: membuat payung, membuat tas
dengan mode tertentu, menulis gagasan atau surat, atau menciptakan permainan
2.) Appreciation on enjoyment project.
Pembelajaran ini betujuan menikmati pengalaman-pegalaman dlaan bentuk apresiasi
estentis (estetika), misalnya menyaksikan permainan drama, mendengarkan musik,
menghayati gambar hasil seni, mendengarkan cerita, atau membaca karangan
3.) The problem project.
Pembelajaran ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang besiifat intelektual
tetapi pada substansi yang ada keterampilannya (vokasional). Misalnya bagaimana
penanggulangan penyebaran flu burung ?
Permasalahan tersebut memerluakan jawaban yang bersifat intelektual, tetapi tidak
menutup kemungkinan dibahas tentang bagaimana cara membersihkan kandang
unggas dengan cara simulasi
4.) The drill or specfic project
Pembelajaran ini bertujuan untuk memeperoleh beberapa item atau tingkat
keterampilan, misalnya bagaimana mengoperasikan kamera digital, bagaimana cara
menulis makalah yang benar dan sebagainya.

BAB III
11
PENUTUP

A. Kesimpulan
Organisasi kurikulum merupakan salah satu upaya pendukung untuk mencapai
tujuan tersebut. Organisasi kurikulum ini juga bagian dari penyempurnaan dalam
kurikulum agar kurikulum dan perkembangan IPTEK sejalan. Usaha-usaha ini
terus dilakukan untuk terlihat adanya relevansi dalam pengembangan kurikulum
dan berbagai aspek lainnya termasuk peserta didik. Ada beberapa faktor yang
harus dipertimbangkan dalam organisasi kurikulum diantaranya berkaitan dengan
ruang lingkup (scope), urutan bahan (suquence), kontinyunitas, keseimbangan,
dan keterpaduan (integrated). Secara Umum terdapat dua bentuk organisasi
kurikulum yaitu :
1. Kurikulum berdasarkan Mata Pelajaran ( subject Curriculum)
a. Mata pelajaran yang Terpisah-pisah (Separated Subject curriculum)
b. Mata pelajaran Gabungan (correlated Curriculum)

2.Kurikulum Terpadu ( Integrated Curriculum)


a. Kurikulum inti (Core Curriculum)
b. Social fungction dan persistent situation
c. Experience atau Activity Curriculum

DAFTAR PUSTAKA
12
Sukmadinata, Nana Syaodih.2006.

Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek

,Cet VIII, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. Nurgiyantoro, Burhan, 1998,

Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah

,BPFE: YogyakartaZaini, Muhammad, 2009,

Pengembangan Kurikulum: Konsep Implementasi dan Inovasi

, Teras: YogyakartaMuhaimin, 1991,

Konsep Pendidikan Islam

, CV.Ramadhani: SoloKurniawan, Deni. 2014. Model dan Organisasi Kurikulum. Bandung:


RosdaKaryaSunaryo, Hari. 2013. Organisasi
Kurikulum.File.upi.edu>JUR._PEND._LUAR._BIASASulaiman. 2013. Jurnal Ilmiah
Didaktika. Vol.XIV No.I. aceh: IAIN Ar-RaniryBanda Aceh

13

You might also like