You are on page 1of 22
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Paket Pekerjaan PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN (KONTRAK LUMSUM) PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN ANGGARAN 2023 44, LATAR BELAKANG Kabupaten Kutai Kartanegara mengalami perkembangan yang sangat pesat, balk pertumbuhan penduduknya maupun sarana dan prasarana perkotaan yang dimilikinya. Untuk mendukung hal tersebut Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara selalu berupaya untuk memberikan layanan yang terbaik kepada warga kotanya yang salah satu diantaranya pada sarana dan prasarana transportasi Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas dan tanggung jawab salah satunya dalam penataan, pemeliharaan, pembangunan dan Pengembangan Sistem Jaringan Jalan Kabupaten. Tugas dan tanggung jawab tersebut dilakukan melalui kegiatan pembangunan, rekonstruksi, peningkatan kapasitas struktur, rehabiltasi dan pemeliharaan balk rutin maupun berkala dalam bentuk sebuah rancangan dan desain yang sesuai dengan peraturan, kriteria dan standar penyelenggaraan Jalan dan Jembatan Kabupaten yang berlaku Dengan adanya keterbatasan waktu dan tenaga di ingkungan Dinas Pekerjaan Umum, maka pada Tahun Anggaran 2023 penyelenggaran Perencanaan Pembangunan/ Penggantian Jembatan ‘akan dilaksanakan dengan menggunakan Jasa Konsultansi Konstruksi Perencaanaan Teknis Perencanaan Pembangunan/Penggantian Jembatan, melalui Program Penyelenggaraan Jalan; Kegiatan Penyelenggaraan Jalan Kabupaten’ Kota, Sub-keglatan Penyusunan Rencana, Kebijakan, dan Strategi Pengembangan Jaringan Jalan Serta Perencanaan Teknis Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan; pada paket pekerjaan Perencanaan Pembangunan Jembatan Teluk Singa Nala Dusun Kuyung Desa Sebemban, Konsultan Perencana sebagai pelaksana kegiatan Perencanaan Jasa Konsultansi dalam penyusunan dokumen Perencanaan pada pekerjaan ini nantinya diharapkan untuk mendapatkan output dan outcome hasil pelaksanaan pekerjaan sebaik mungkin dengan memperhatikan masa pelaksanaan pekerjaan, jenis pekerjaan, anggaran dan dokumen yang dihasilkan yang maksimal dan akurat sebagai dasar dalam penyusunan dokumen dan kegialan lanjutan agar terwujudnya suatu rencana Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan yang berkualitas dan menuju kondisi Jalan yang "Aman dan Nyaman’ serta pelaksanaan pekerjaan fisik yang tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya. Dalam melakukan perencanaan teknis (DED) jembatan standar maupun jemibatan khusus harus memenuhi Kriteria Dasar Perencanaan Teknis berikut ini a. Kekuatan dan stabiltas struktur (struktural safety); Keawetan dan kelayakan jangka panjang (durabiliy); Kemudahan pemeriksaan (inspectabily) Kemudahan pemelinaraan (maintainability); Kenyamanan bagi pengguna jembatan (rideabilty) Ekonomis; Kemudahan pelaksanaan; Estetika; dan Dampak pada lingkungan pada tingkat yang wajar dan cenderung minimal 12. 13. 14, 15. 16. 47. MAKSUD DAN TUJUAN, a) Maksud Tersedianya dokumen Perencanaan Pembangunan/ Penggantian Jembatan yang sesuai dengan Norma, Standar, Prosedur dan Kaldah (NSPK) yang berlaku saat ini dan dapat ‘menjadi acuan dalam pelaksanaan pekerjaan lanjutan nantinya b) Tujuan Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi ini bertujuan untuk menghasilkan dokumen pekerjaan perencanaan teknis jalan sesuai standar dan kaidah-kaidah yang berlaku, sehingga dokumen perencanaan tersebut dapat menjadi pedoman teknis pelaksanaan pekerjaan konstruksi secara tepat mutu dan tepat waktu TARGETISASARAN ‘Target ataupun sasaran dari Speksifikasi Teknis pada paket pekerjaan Perencanaan PembangunaniPenggantian Jembatan adalah sebagai berkut + Tersedianya Desain Perencanaan Teknik (Detailed Engineering Design) sesuai dengan kebutuhan yang tercantum pada Kerangka Acuan Kerja ini, serta dokumen perencanaan lainnya yang sesuai dengan standar Bina Marga dan mencakup segala persyaratan yang Gitetapkan dan dapat dipertanggungjawabkan secara lengkap dan terinc, seria mengusahakan sekecil mungkin adanya perbaikan-perbaikan atau perencanaan tambahan lainnya dikemudian har. + Tersedianya dokumen Laporan dan Oata Pendukung Perencanaan Pembangunan! Penggantian Jembatan di lokasi tersebut + Tercapainya tingkat pelayanen yang dinginkan selama umur rencana’ + Tersedianya dokumen pengadaan (Spesifikasi Teknis Umum dan/atau Khusus, Engineer Estimate (EE), Kerangka Acuan Kerja, Metode Pelaksanaan, Dokumen RKK dan Schedule pelaksanaan) untuk paket pekerjaan konsiruksi dan jasa konsultansi supervsi pada pekerjaan 4 lokasitersebut. + Mendata segala permasalahan yang ada selama perencanaan teknis dan kemungkinan terjadinya permasalahan- permasalahan saat pelaksanaan fisik di lapangan, beserta solus pemecanannya, LOKASI KEGIATAN LLokasi kegiatan adalah di Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutal Kartenegara, Propinsi Kalimantan Timur. ‘SUMBER PENDANAAN Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) Kabupaten Kulai Kartanegara Tahun Anggaran 2023, Pagu Anggaran Untuk pelaksanaan kegiatan ini adalah Rp. 629.640.000,00 (Enam Ratus Dua Puluh Sembilan Juta Enam Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah). NAMA DAN ORANGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN. Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Jembatan Teluk Singa Nala Dusun Kuyung Desa Sebemban PPK Ferry Yudha Mangiwa, ST Satuan Kerja: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Kartanegara DATA DASAR Data dasar yang tersedia yaitu tk koordinat lokasi pekerjaan perencanaan jembatan. 18, 19. STANDAR TEKNIS a) Spesifikasi Umum untuk pekerjaan jalan dan jombatan Tahun 2018 Revisi2/terakhir yang disesuaikan dengan kemapuan pelaksanaan di Kabupaten Kutai Kartanegara. b) Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017 dan Suplemen Desain Perkerasan Jalan Tahun 2021 ©) SNI1725:2016 - Perencanaan Beban Jembatan d) SI 2833:2016 - Perencanaan Jembatan Terhadap Beban Gempa fe) SNI.03-6816-2002 - Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton f) Panduan Bidang Jalan dan Jembatan Nomor O2/M/BM/2021 tentang Panduan Praklis Perencanaan Teknis Jembatan Volume 1 - Perencanaan Umum dan Survel Jembatan 9) Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 23/SE/M/2015 tentang Pedoman Perancangan Drainase Jembatan h)NSPK (Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria) lainnya yang terkait dengan lingkup pekerjaan/kegiatan. REFERENS! HUKUM a) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 38 Tahun 2006 tentang Jalan; b) Peraturan Pemerintah Republi Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan; ©) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan BarangiJasa Pemerintah; dd) Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan BarangiJasa Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan BaranglJasa Pemerintah Melalui Penyedia: fe) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2023 tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat. KRITERIA DESAIN Tabel 1 : Krteria perencanaan Elemen Desain/ Parameter ecto Lebar Lebar jembatan harus berdasarkan Konfigurasi minimum berikut: Perkerasan Jumtah lajur : 2 Jembatan Lebar jalan pada jembatan: Lebar jalur lal lintas pada jembatan harus sama dengan lebar jalur [alu lintas pada bagian rvas jalan di luar jembatan; + Apabila tidak tersedia bahu jalan, maka harus disediakan lajur tepian dengan perkerasan berpenutup di kiri dan kanan jalur lalu lintas paling sedikit 0,5 m; dan’ + Di kedua sisi jalur lalu lintas harus disediakan jalur trotoar sebagai fasiitas pejalan kaki dan petugas pemeliharaan dengan lebar 1,0 meter untuk kelas A dan 0,5 m untuk kelas B. Ruang Bebas | Jembatan di atas lintasan sungail selokan dari Muka Air Banjir 50, Vertikal tahunan: Jembatan ‘= Minimal 0,5 m untuk alran yang dapat dikontrol (saluran irigasi) = Minimal 1,0 m untuk aliran sungai yang tidak membawa benda hanyutan; dan ‘= Minimal 1,5 m untuk aliran sungal yang membawa benda hanyutan. Jembatan di atas Jalur Navigasi Air: ‘© Ruang bebas minimum jembatan adalah ketinggian kendaraan transportasi air yang melintas ditambah Muka Al Baniir terbesar 50 tahunan jembatan umum) Elemen Desain? Parameter citer Ruang Bebas | Jembatan di atas Jalur Navigasi Ar: Horizontal * Bentang jembatan harus diperhitungan terhadap ruang bebas Terhadap minimum horizontal yang ditentukan oleh otoritas navigasi air; dan Komponen + Pilar jembatan yang berada dalam jalur navigasi harus direncanakan Bangunan tethadap tumbukan dan membangun struktur_bangunan pengaman seperti fender atau dolphin sesuai dengan kondisi navigasi yang embatan berada pada sungal, ‘Akses Jalan | Apabila_ada_pemukiman penduduk i Kii-kanan jalan pondekat untuk Penduduk jembatan, maka dapat disediakan akses penduduk. Geometrik Jalan Pendekat (Oprit) Jalan pendekat haris didesain_sedemikian sehingga tidak ada erubahan alinyemen vertikal atau horizontal yang signifikan. Fasiltas Pemeriksaan Dan Pemelinaraan Tembatan harus dlengkapi dengan tangga dan/atau jalan inepeksi mengeliingi kepala jambatan untuk pemeriksaan serta adanya dudukan fasiltas pomeriksaan dan pemeliharaan, Usiitas (Layanan) Tika jembatan harus momfasiiasi uilas, perlu drancang Kekuatan struktur (lerutama bangunan atas jembatan) terhadap keamanan, kestabilan, keselamatan struktur jombatan akibat lokasi, beban, porlaku utilitas, Jika memungkinkan, utiitas harus disembunyikan dari pandangan publik i dalam Bangunan atas jembatan, dan harus ada ketentuan untuk inspeksi, pemeliharaan, dan kemungkinan penggantian di masa mendatang, Material Matu-beton unluk bangunan alas beton bertulang, lantal jembatan, angunan bawah dan tiang bor minimal fe’ 30 Mpa. Mutu baja tulangan menggunakan BjTP 260 untuk < D13 dan BjTS 420A atau 4208 untuk > 013, BITS 4208 digunakan untuk baja tulangan yang menahan gempa. \Variasi diameter tulangan dibatasi paling banyak 5 ukuran. Untuk desain lantai jombatan, pada daerah momen negatif menggunakan BjTP 280, Mutu kawat (wire) prategang harus merupakan kawat kuat Tarik tinggi dengan Panjang menerus tanpa sambungan atau Kopel sesuai dengan ‘SNI1155:2016, Bangunan Atas Jembatan Pembebanan pada bangunan alas harus dirancang dengan BM-100 Lantai jembatan dihitung dengan menggunakan beban “T Struktur jembatan dirancang dengan pembebanan “BTR” atau “T” dengan memperhitungkan faktor beban sesuai dengan jenis bangunan atas yang digunakan. Lebar jembatan disesuaikan dengan lebar jalan yang ada dengan mempertimbangkan geometrik jalan pada keselurunan pekerjaan jembatan (termasuk jalan pendekat dan struktur jembatan) yang harus ipenuhi sesuai dengan fungsi dan ruas jalan, Tipe struktur jembatan harus disesuaikan dengan bentang jembatan, dengan mempertimbangan keamanan, kenyamanan, kemudahan pelaksanaan, adanya fasiitas pemeriksaan dan pemeliharaan, ekonomi dan estetka. Elemen Desain? Parameter Kriteria Bangunan alas disarankan menggunakan jenis bangunan atas standar sebagai beikut: ‘Gorong-gorong (single, double, triole) dengan bentang 6 m ~10 m; Gorong-gorong baja gelombang dengan bentang 6 m — 12 m; \Voided slab dengan bentang 6 m ~ 16 m; Gelagar beton bertulang tipe T dengan bentang 6 m - 20 m; ‘Gelagar beton pratekan tipe | dengan bentang 16 m 60m, ‘Gelagar beton pratekan tipe T dengan bentang 16 m — 60 m; Gelagar beton pratekan tipe boks dengan bentang 30 m ~ 60 m; Gelagar baja komposit dengan bentang 8 m — 60m; Gelagar baja komposit tipe boks dengan bentang 20 m 60 m; dan Rangka baja dengan bentang 40 m - 100 m. Desain bangunan atas harus berdasarkan: ‘+ Desain bangunan atas harus menggunakan cara Rencana Keadaan Batas berua ULS (Ultimate Limit States) dan SLS (Serviceabilty Limit States); + Lendutan maksimum akibat beban faly lintas dengan faktor_beban dinamis tidak boleh melebihi L/800 untuk struktur sederhana atau L400 untuk struktur kantilever. Lawan lendut harus didesain berdasarkan beban layan sebesar () = 150% (DL+/1LL) dimanaL = bentang jembatan; |= tinggi lawan lendut, |/DL= lendutan teorits akibat beban mati; LL= lendutan teorits akibat beban hidup; + Bangunan atas harus didesain dengan memperhatikan perilaku jangka panjang material dan kondisi lingkungan dengan mempertimbangkan tebal selimut beton, durabilitas beton, tebal ¢elemen baja, lapisan galvanis terhadap risiko korosi + Lantal jembatan harus didesain secara non komposit, walau dalam pelaksanaannya dibuat komposit dengan penulangan alas dan bawah (double layer}; dan + Permukaan lantai harus diberi lapisan waterproofing dan lapisan aspal setebal 5 cm danlatau adanya overlay setebal 3 om untuk masa datang, Bangunan Bawah Bentuk Upikal pilar disarankan: * Pilar balok cap digunakan untuk ketinggian pilar < 10 m dan diindarkan untuk daerah aliran sungai yang membawa benda hanyutan atau adanya jalur navigasi sungai + Pilar bentuk dinding penuh untuk tinggi < 25 m; + Pilar portal satu tingkat dengan tinggi < 15 m; * Pilar portal dua tingkat dengan tinggi < 25 m * Pilar kolom tunggal dengan tinggi < 15 m dan dinindari pada daerah gempa; + Bangunan bawah harus didesain berdasarkan perilaku jangka Panjang material dan kondisi lingkungan; dan » Selimut beton yang digunakan minimal 30 mm pada daerah normal dan 70 mm pada daerah agresif dan sesuai dengan ketenluan yang berlaku. Fondasi Jembatan > Fondasi didesain dengan WSD (Working Stress Design), + Fondasi harus di desain dengan memperhitungkan potensi gerusan ssesuai dengan analisis hidraulka; + Fondasi dangkal harus bebas terhadap gerusan yang terjadi dan kedalaman maksimum 3 m; + Fondasi sumuran dengan diameter 3 m— 4m dengan kedalaman rmaksimum 6 m; + Fondasi tiang pancang pipa baja dengan diameter 400 mm — 1000 mm dengan kedalaman maksimum 60 m dengan isian beton jenis SCC mutu fe’ 30 Mpa: Elemen Desain? Parameter Kriteria ‘> Fondasitiang pancang beton pratekan dengan diameter 400 mm — 1200 mm dengan’ kedalaman maksimum 50 m dengan mempertimbangkan alat pancang dan kapasitas yang tersedia: + Fondasi tiang bor dengan diameter 800 mm ~ 1200 mm dengan kedalaman maksimum 60 m dan menggunakan beton SCC dengan mutu fe’ 30 MPa; + Mutu fondasi tiang pancang pipa baja grade-2 ASTM.252 yang diisi dengan beton bertulang non-shrinkago (semen tipe Il) dengan mut ‘fc’ 30 MPa ningga kedalaman 8 m gi bawah dasar sungal + Faktor keamanan tiang pancang untuk tumpu (point bearing) adalah 3 dan untuk geser (friction) adalah 5; + Faktor keamanan yang diterapkan untuk fondasi sumuran dan fondasi langsung, untuk daya dukung tanah = 2, untuk geser = 1,5, ddan untuk guling = 1,5; + Deformasi lateral fondasi tiang maksimum 2,5 cm pada bagian bawah pile cap (balok kepala tiang); + Penurunan fondasitiang diizinkan sebesar 1 om; + Apabila tanah keras berada > 50 m, maka fondasi didesain mengandalkan geser (friction) dan yang menjadi batasan adalah daya dukung dan penurunan; ‘+ Kelendering pada tiang pancang baja ©) 2,5 cm/10 pukulan dan untuk tiang pancang beton antara 3 cm — 5 om/10 pukulan untuk jenis tiang pancang jenis tumpu dengan menggunakan jen's hammer dan Kapasitas yang sesua + Desain fondasi tiang harus memenuhi syarat Faktor Keamanan Minimum sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Bina Marga Nomor (05/Se/Db/2017- Kriteria Dasain Jombatan; ‘Sistem struktur jembatan aman terhadap penurunan jembatan; ‘© Jenis pondasi yang direncanakan dapat dikonstruksi; dan = Apabila ditemukan tanah lunak pada lereng abutment, maka perlu dilakukan perbaikan tanah atau penanganan khusus untuk mencagah pergerakan abutment pada kondisi jangka panjang Drainase ‘Sistem dranase pada bagian bawah sambungan sar mua Tanta Jembatan harus dirancang sedemikian rupa_sehingga aliran air yang melintasi sambungan siar mual dapat mengallr. ‘Semua pipa drainase jembatan, balk eksternal maupun internal, harus dibuat dari bahan yang tahan lama, harus tahan korosi dan api, dan harus disembunyikan dari pandangan uum, Lubang drainase tanpa pipa pada lantal jembatan tidak boleh digunakan pada jembatan baru, dan pipa drainase harus mempunyai panjang yang ‘cukup sampai 20 cm di bawah elemen struktur jembatan, ‘Semua struktur drainase harus tahan terhadap kerusakan dan dapat diakses untuk pembersihan, pengoperasian dan pemelinaraan. ‘Sambungan Siar Mual {Expansion Joint) Celah sambungan Siar mual hans didesain sedemikian rupa dengan mempertimbangan pergerakan bangunan atas akibat muai susut struktur bangunan atas, pergerakan akibat lalu lintas (rem), gempa dan lain sebagainya Harus dirancang sedemikian sehingga ada kemudahan dan fasilitas, pemeriksaan, pemeliharaan dan penggantian pada jenis sambungan siar mmuai tertentu Elemen Desain? Parameter Kriteria Jenis sambungan siar_muai didesain sesual dengan celah (gap), pergerakan yang dapat ditahan oleh sambungan siar_muai yang ditentukan seperti jenis asphaltic plug joint, strip seal, modular dan lain sebagainya Untuk jenis sambungan siar muai patent atau yang difabrikasi oleh merk tertentu, harus ada sertfikat keaslian produk dan jaminan produk minimal 2 tahun Parletakan? Landasan Tandasan harus dihitung sesual dengan pergerakan akibat Kendaraan ddan muai susut yang terjadi pada struktur bangunan atas sesuai dengan jenisnya, Landasan yang digunakan harus disebutkan dalam laporan penjelasan teknis mengenai pengujian yang harus dilaksanakan sebelum dipasang, Rambu Pada Jalan Pendekat Panjang jalan pendekat yang panjangnya sekitar 500 m ~ 1000 mharus dilengkapi dengan + Rambu dan marka yang menunjukkan peringatan untuk merging apabila terdapat duplikas! jembatan dan jumlah lajur berkurang, baik pada jembatan maupun pada jalan pendekat, ‘+ Rambu peringatan jembatan: ‘+ Untuk jembatan dengan 4 lajur lal lintas, harus memasang larangan berjalan terus dan harus member prioritas pada lalu lintas ara berlawanan, dan diperkuat dengan tidak memasang marka garis, pada jembatan, dan marka garis harus berhenti pada kurang|ebih 20, m— 30 m sebelum kepala jembatan; ‘+ Rambu batas kecopatan sebelum memasuki jembatan; dan ‘+ Rambu peringatan pada jalan pendekat sesuai kebutuhan, misalnya jika setelan jembatan terdapat tkkungan tajam dan/atau_alinyemen verikal yang curam, antara lain rambu pengarah tikungan, rambu ‘ikungan, rambu cembungan, Parkerasan Tenis Perkerasan Umur Rencana Jalan Pendekat | Perkerasan lentur 20 tahun Jembatan Perkerasan kaku 40 tahun Jalan tanpa penutup 10 tahun. Daerah Alran | + Ruang pengawasan alan sungal untuk jembatan ke hulu dan fil ‘Sungai ‘minimal 100 m atau ditentukan berdasarkan sifat dan morfologi ssungai (minimal 5 kelokan untuk sungal yang berkelok); dan ‘+ Bagian sungai yang dievaluasi minimal 600 m ke hulu dan hilir dar jembatan meliputi hidrologi, pola aliran, morfologi sungai, lokasi gerusan yang mungkin membahayakan konstruks! jembatan, Perlimbangan Aspek Lingkungan dan Sosial + Penerapan perlimbangan aspek Iingkungan harus mengacu pada dokumen RKL atau UPL atau SPPL atau hasil investigasi/ survei lingkungan dalam pekerjaan desain; ‘+ Rekomendasi dari dokumen RKLIUKLISPPLihasil survei lingkungan harus diintegrasikan ke dalam desain yang dapat_berupa gambar desain, spesifikasi dan/atau persyaratan teknis; dan ‘* Jarak ‘antar sandaran horizontal arah vertikal_untuk daerah emukiman/banyak pejalan kaki dibuat lebih rapat yaitu maksimal 20 om. Elemen Desain? Parameter atten Keselamatan | Desain jombatan harus mempermhitungkan keselamatan jalan, baik pada Jembatan jembatan dan juga jalan pendekatnya (setidaknya 500 — 1000 m sebelum Jalan pendekat) sesuai dengan instruksi Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 02 Tahun 2012 tentang Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan. Pada daerah jembatan harus dllengkapi dengan ‘© Marka garis pemisah lajur! jalur apabila lebarjalur lau lintas minimal 6m; ‘+ Rambu larangan parkirdijembatan, dengan diperkuat dengan marka garis kuning berbiku-biku, + Rambu larangan berualan di sepanjang jembatan dan jalan ppendekat jembatan; dan + Rambu batas kecepatan (apabila dipertukan). Metode Perencanaan jembalan harus dllengkapi dengan metode konstruksi yang Konstruksi memperhatikan ketersediaan alat dan material Kondisi setempat serta dapat dilaksanakan 4.11, LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan ini meliputi a) ») Survey Pendahuluan 1) Persiapan termasuk studi literatur dan survei pendahuluan; 2) Konsultasi dengan pemangku kepentingan dan masyarakat: 3) Penyelidikan geoteknik dan geolog! (studi pustaka dan lapangan) ~ Mengidentikasi lokas tik pengulian pengeboran, = Pengeboran untuk tes boring = Test SondiniCPT ~ Pengujian laboratorium (index properties dan engineering properties) 4) lInvestigasi dan penilaian lingkungan: 5) Pemetaan kawasan sekitar lokasi jembatan dengan alat drone; 6) Sune’ alu lintas; 7) Survei topograti = Melaksanakan penentuan awal dan akhir pengukuran seria pemasangan patok BM (Benchmark). ~ Pengukuran tik kontrol Horisontal dan Vertical ~ Pengukuran Situasi = Pengukuran penampang Melintang dan Memanjang = Perhitungan dan Penggambaran Peta 8) Sune’ hidrologi dan hidraulika; 9) Identifkasi opst-opsi konsep strategis yang layak; 10) Rencana manajemen risiko proyek; 11) Desain konsep-konsep strategis; 42) Penentuan konsep yang dipith; 13) Menentukan batas-batas jalan untuk konsep yang diplin; 414) Identifkasi relokasiutlitas; dan 15) Dampak dan penyesuaian terhadap propert Tahap Perencanaan 41) Perencanaan detail struktur jembatan termasuk metode dan tahapan_konstruksi sebagai berikut: = Perencanaan bangunan bawah (kepala jembatan dan pllar) dengan mempertimbangkan hasil survei hidrologi dan hidraulika (untuk gerusan yang mungkin terjadi) dan ketinggian (elevasi) sesuai dengan jenis navigasi yang Sane 1 Rencan nasser + Gelssn unum 1 Spa goongen metang 5 Riven an dat Tal poten melars dan 2 Up Det 1 Denen dn daterehnyemen TP Pangan Wang] Cantar petngan maitang Sater oes Tera alas a pererasan, dn ded saroaan ton aS Para = tensa lar pagar San pan barter 1 Tene fru aan mark dar polegkapan jan Jafar tangranbu delta 5] Penerangan Jaan — Danan an ata pereranga at RL Rena ats Dena sya orl as daar dan 2 35 — Barberton —Derah-penbersban-pangan- dah penbasiian Seutar femeta, barguranbawah jarban, anaes dan > —| Bojan Popati Donat poejaon —popt, —rncana AST «Camber pein tana dasa pada daerah lan pordehat ka dp) «Boneh ota nstumer montoring goth KODE keLonboK | NAMA KELOMPOK TEER ‘GAMBAR, te Tain-Lain/ Pelengkap | + Denah bangunan pelengkap + Gambar informasi tambahan = merencanakan detail daerah tangkapan alr drainase; = merencanakan perincian jalur aliran di ‘alas perkerasan untuk pemeriksaan. aquaplaning; = denah yang menunjukkan jalur _belok kendaraan yang digunakan untuk desain rnci = detail potongan melintang perkerasan dan area pekerjaan tanah; + profil kerb jalan untuk tinjauan desain; = pemeriksaan jarak pandang; dan = diagram kebutuhan tik penghalang keamanan GAMBAR DALAM KELOMPOK ‘+ Gambar informasi tambahan harus dibuat sebagai agian dari proses desain dan dipertukan untuk berbagai tujuan. Gambar informasi ini adalah ‘sumber informasi latar belakang yang berharga dan sering kali dibutuhkan untuk acuan di masa mendatang. Meskipun gambar-gambar ini bukan merupakan bagian dari rangkaian gambar yang digunakan untuk seleksi, gambar-gambar ini harus disediakan sebagai bagian dari proses jaminan kualitas desain, Gambar informasi ini diperlukan untuk peninjauan desain dan tujuan verifkasi Laporan Akhir Laporan ini diperbanyak dengan jumlah 3 (tiga) buku. Format buku adalah A4 serta Soft Copy yang disimpan dalam bentuk media penyimpanan digital (SSD eksternal 1 Tb). Laporan akir minimal memuat: 1) Gambaran umum, latar belakang, organisasi pekerjaan desain, ruang lingkup pekerjaan 2) Desain jalan, termasuk ‘+ Ringkasan metodologi desain + Kriteria dan acuan desain + Elemen desain geometrik jalan termasuk perataan dan penampang vertikal dan Horizontal ‘+ Jarak pandang, desain pinggir jalan, keamanan, dan penghalang 3) Pengelolaan dan drainase air hujan, termasuk ‘+ Pengelolaan jalan raya dan drainase bawah tanah: ‘+ Drainase pada permukaan lantai struktur; ‘+ Elemen desain perkotaan yang sensiti terhadap air dan analisis kualitas air; dan + Penilaian garis kemiringan hidraulk, periode banjir rencana, kecepatan alan dan perlindungan gerusan. 4) Desain geoteknik, pekerjaan tanah termasuk perhitungan pendukung dan program pemantavan yang diperlukan: ‘= Desain dan analisis stabiltas abutment jembatan; ‘+ Desain perbaikan tanah dasar pada abutment jembatan (jka diperlukan); ‘+ Desain dan analisis geoteknik sistem pondasi jembatan; dan ‘+ Penentuan jenis dan jumlah instrumentasi geotoknik, yi integritas, dan uji pembebanan tiang. 5) Desain perkerasan; 6) Relokasi, perlindungan, dan perawatan layanan ullitas; 7) Papan tanda, termasuk papan tanda pesan variabel; 8) Penerangan jalan dan pencahayaan fitur apapun 9) Desain struktur, termasuk ‘+ Daftar semua standar desain dan kode yang digunakan untuk desain; ‘+ Ringkasan kriteria desain, pembebanan, asumsi, dan metodologi desain ‘© Ringkasan analisis desain dan perhitungan; ‘+ Metodologi dan urutan konstruksi ‘+ Metodologi desain geoteknik, asumsi, parameter, dan perhitungan ringkasan; dan ‘+ Ketahanan, pemeliharaan, dan akses. 10) Desain badan jalan dan perlengkapan jalan; 11) Pengadaan tanah (lokasi, as, warga terkena proyek, kendala pelaksanaan); 12) Pemeliharaan dan ketahanan semua elemen: 13) Keselamatan dalam desain; 414) Rancangan konseptual smkk; 15) Hal-hal yang dapat dikembangkan, sepert Konstruksi bertahap, perluasan masa depan atau laporan mengenai detail struktur pelebaran, desain jalan, dan pementasan perluasan masa depan jka berlaku: 16) Daftar lengkap penyimpangan/pengecualian desain yang diusulkan berbeda dari standar desain, termasuk rincian penyimpanganipengecualian tertentu dan pendekatan berbasis, risiko yang dlusulkan untuk menangani penyimpangan/pengecualian; 17) Petkiraan biaya dan boa: 18) Masalah atau keputusan desain yang belum terselesaikan atau spesifk lainnya yang terkalt dengan proyek yang akan dipertimbangkan dan diselesaikan sebelum atau selama konstruksi 19) Rekomendasi untuk pekerjaan desain lebin lanjut yang akan dilakukan atau perubahan dalam standar desain untuk disetujui oleh ppk; 20) Kesimpulan atau rangkuman tujuan desain dan manfaat yang telah dicapai sebagai hasil dari desain; 21) Summary atau ringkasan desain 22) Back Up Kuantitas Volume Pekerjaan; 23). Spesifikasi Umum dan Khusus (apabila ada); 24) Surat pernyataan Umur Konstruksi 25) Metode Pelaksanaan Pekerjaan; 26) Daftar Kuantitas (Bil OF Quantity); |. Foto Dokumentasi Memuat foto kegiatan selama melaksanakan kegiatan perencanaan yang berbentuk foto dokumentasi kegiatan. Jumiah buku adalah sebanyak 3 (tiga) buku. Format buku adalah Ad yang berisi foto kegiatan menggunakan kertas foto! glossy, serta Soft Copy yang disimpan dalam bentuk media penyimpanan digital (SSD eksternal 1 Tb) J. SSD eksternal 1 Tb File hasil perencanaan di copy kedalam bentuk media penyimpanan digital (SSD ekstemal 1 Tb), berjumiah 1 buah, 1.19, MEKANISME KERJA KONSULTAN PERENCANA a. Studi Pendahuluan (Reconnaissance Survey) Untuk pelaksanaan studi ini konsullan diwajibkan untuk mengamati kondisi lapangan dan permasalahan desain yang mungkin timbul. Personii yang akan ditugaskan_diharuskan berkonsultansi dengan pejabat pemerintahan setempat untuk mendiskusikan segala hal yang bersangkutan dengan jembatan yang akan ditangani ‘Survey ini diharapkan mampu memberikan saran dan bahan pertimbangan terhadap survey detail lanjutan, Survey pendahuluan merupakan lanjutan dar hasil persiapan desain yang sudah disetujui ‘sebagai panduan pelaksanaan survey di lapangan yang meliputi Kegiatan 1) 2) 3) 4) Koordinasi dengan instansi terkait. Tim melaksanakan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi) unsur-unsur terkait di daerah sehubungan dengan dilaksanakannya survey pendahuluan, ‘Survey pendahuluan upah, harga satuan dan peralatan. Tim melaksanakan pengumpulan data upah, harga satuan, dan data peralatan yang akan digunakan dalam perhitungan kuantitas dan biaya. ‘Studi Geometrik + Mengidentifikasi/ memperkirakan secara tepat penerapan desain geometrik (alinemen horisontal dan vertikal) berdasarkan pengalaman dan keablian yang harus dikuasai ‘sepenuhnya oleh Highway Engineer yang melaksanakan pekerjaan ini dengan melakukan pengukuran-pengukuran secara sederhana dan benar (jarak, azimut, kemiringan dengan helling meter) dan membuat sketsa desain alinemen horizontal maupun vertikal secara khusus untuk lokasi-lokasi yang dianggap sulit untuk memastikan trase yang dipilin akan dapat memenuhi persyaratan geomettik yang dibuktkan dengan sketsa horizontal dan penampang memanjang rencana trase jalan. + Didalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal dan vertkal harus sudah diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi-iokasi galian dan timbunan, + Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan sewaktu mengambil keputusan dalam ppemilihan lokasi jembatan dengan anggota team yang saling terkait dalam pekerjaan ini + Dilapangan harus diberi‘dibuat tanda-tanda berupa patok dan tanda banjir dengan diberi tanda bendera sepanjang daerah rencana dengan interval 50 m untuk memudahkan tim pengukuran, serta pembuatan foto-foto penting untuk pelaporan dan panduan dalam ‘melakukan survey detail selanjutnya. * Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bisa dihitung perkiraan volume: ppekerjaan yang akan timbul serta bisa dibuatkan perkiraan rencana biaya secara sederhana dan diharapkan dapat mendekati final desain, Studi Rencana Jembatan * Menentukan dan memperkirakan fotal panjang, lebar, kelas pembebanan jembatan, tipe konstruksi, dengan pertimbangan terkait dengan LHR, estetika, lebar sungai, kedalaman dasar sungai, profl sungai/ada tidaknya palung, kondisi arus dan arah aliran, sifat-sifat ssungai, scouring vertkal /horizontal, jenis material bangunan atas yang tersedia dan paling efisien + Menentukan dan memperkirakan ukuran dan bahan tipe abutmen, pilar, fondasi, bangunan pengaman (bila diperlukan) dengan mempertimbangkan lebar dan kedalaman sungai, sifat tebing, sift aliran, endapan/sedimentasi material, benda hanutan, scouring yang periah terladi. ‘+ Memperkirakan elevasi muka jembatan dengan mempertimbangkan MAB (banjir), MAN (normal), MAR (rendah) dan baniir terbesar yang perah terjadi + Menentukan dan memperkirakan lokasi jembatan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi sekitarlokasi, profil sungai, arah arusialiran sungai, scouring, segi ekonomi, sosial estetixa yang terkait dengan alinyemen jalan, kecepatan lalu lintas rencana, jembatan darurat, pembebanan tanah timbunan dan quarry. Studi Topografi 1) Lingkup kegiatan pengukuran * Sebelum melakukan pengukuran harus diadkan pemeriksaan alat yang balk yang sesual dengan ketelitian alat dan dibuatkan daftar hasil pemeriksaan alat tersebut; * Awal pengukruan dilakukan pada tempat yang mudah dikenal dan aman, dibuat titk tetap (8M) yang diambil dar tik; + Koridor adalah 300 meter, 150 m kiri dan 150 m kanan dari as jembatan, 2) Pengukuran Titk Kontrol Horizontal Skala 1: 1000, 3) Pengukuran Titk Vertikal Skala 1 : 100. 4) Pengukuran Situasi skala 1 : 1000. 5) Pengukuran Penampang Memanjang, 6) Pengukuran Penampang Melintang, 7) Pengukuran Khusus Jembatan. 8) Pemasangan Patok-patok. 9) Perhitungan dan Penggambaran Peta. Penginderaan Jauh Penginderaan jauh merupakan limu, teknik, dan seni untuk memperoleh informasi suatu objek, wilayah atau gejala yang berada dipermukaan bumi dengan cara menganalisis data- data yang iperoleh dari suatu alat (wahana, sensor, dan lain-lain) tanpa ditakukan kontak langsung dengan objek tersebut, Gambar 1. Contoh hasil penginderaan jauh menggunakan drone Penginderaan jauh untuk survei detail jembatan memanfaatkan pesawat tanpa awak atau drone yang dilengkapi dengan sensor (kamera) guna merekam informasi objek. Penginderaan jauh ‘menggunakan pesawat ini memilki keunggulan memberkan resolusi spasial yang lebih detall Solan tu ponginderaan jauh jnis ini juga memilki resolu tomporal yang fleksibel,artnya kapan ‘saja ingin mengambil data selama cuaca mendukung maka kita dapat mengambilnya, Data yang diporoieh ari pengolahan foto udara secara fotogrameti dan Geograthc Information System (GIS) yang dapat dihasikan drone tersebut yatu 4) Peta foto. 2) Visualisas 3 dimenst 3) Digital surface model 4) Digital terainn model 5) Peta kontur. Stud Geoteknik 4) Mengamati socara visual Kons lapangan yang berkitan dengan karataritk tanh 2) Mengamati perkiraan lokasi sumber material (quarry) sepanjang lokasi pekerjaan 3) Melakutan pemotretan paca lokastiokasikhusus (awan longsor, dl) 4) Mencatat iokasi yang akan dilakukan pengeboran maupun lokasi untuk test pit 5) Membuat rencana kerja untuk tim survey detail Kegiatan penyelidikan geoteknik dalam pekerjaan ini antara lain meliputi antara lain namun tidak terbatas pada 1) Melakukan Pengeboran Mesin/SPT yaitu 1 (satu) tik boring, 2) Melakukan Uji Sondir yaitu 1 (satu) titk di darat 3) Pemetaan penyebaran tanah/batuan dasar termasuk kisaran tebal tanah pelapukan, 4) Memberikan informasi mengenai stabilitas tanah Pomboran Mesin Pemboran mesin dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan berkut 1) Pada dasamya mengacu pada ASTM D 2113-94. 2) Pemboran mesin dilakukan pada pada rencana abutment jembatan 3) Pendalaman dilakukan dengan menggunakan sistem putar (rotary driling) dengan diameter ‘mata bor minimum 75 mm. 4) Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan dengan kecepatan maksimum 1 putaran per detik. 5) Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm per det 6) Pengeboran dilakukan dengan cara Core Drilling. 7) Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah deposit yang lunak dilakukan dengan menggunakan bentonite (driling mud) atau casing dengan diameter minimum 100 mm 8) Apabila driling mud digunakan pelaksana harus menjamin bahwa tidak terjadi tekanan yang berlebih pada tanah 9) Apabila casing digunakan, casing dipasang setelah mencapai 2 m atau lebih. Posisi dasar ‘casing minimal berjarak 50 cm dari posisi pengambilan sampel berikutnya 10) Pada setiap interval kedalaman 2,0 meter harus diakukan Standard Penetration Test (SPT) ddan harus dlambil contoh tanahnya. 11) Pemboran berhenti pada kedalaman ketika sudah terdapat tanah keras (N-spt > 60) hingga kedalaman 10m (5x test Nesp!) atau dihentikan setelah konfirmasi dengan pemberi tugas 12) Pada setiap kedalaman yang itentukan (bila tidak ditentukan lain maka rata-rata kedalaman 250 kglcm?, alat sondir terangkat ke atas, apabila pembacaan manometer belum menunjukan angka yang maksimum, maka alat sondir perlu diberi pemiberat yang diletakan pada baja kanal jangkar. Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau perlawanan penetrasi Konus dan jumlah hambatan pelekat (JHP). Grafik yang dibuat adalah perlawanan penetrasi konus (go) pada tiap kedalaman dan jumlah hambatan pelekat (JHP) secara kumulati ‘Studi Hidrologi dan Hidrolika 1) Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan sehubungan dengan bentuk dan kemiringan yang akan mempengaruhi pola alin. 2) Mengamati tata guna lahan. 3) Menginventarisasi bangunan drainase eksisting 4) Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi penting 5) Membuat rencana kerja untuk survey detall 6) Mengamati karakteristi aliran sungai / morfologi yang mungkin berpengaruh terhadap konstruksi dan saran-saran yang diperlukan untuk menjadi pertimbangan dalam perencanaan. 7) penentuan debit banji rencana (elevasi muka air banii) 8) perencanaan drainase, 9) Bangunan pengaman terhadap gerusan. 1.20. ALIH PENGETAHUAN Penyedia Jasa Konsultansi berkewaliban untuk menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil kegiatan Pejabat Pembuat Komitmen / Direksi Teknis. 1.21, PENUTUP Hal-hal teknis yang belum tercakup dalam KAK ini akan disampaikan dalam acara rapat penjelasan (aanwizing) dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak pekerjaan, Tenggarong, 22 September 2023 Dibuat Oleh, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) FERRY ¥ODHA MANGIWA, ST. NIP, 1988092920101 1002

You might also like