You are on page 1of 29
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 63 /KEP-BKIPM/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGENDALIAN AIR DAN ES UNTUK PENANGANAN DAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN Menimbang Mengingat KEAMANAN HASIL PERIKANAN bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Peraturan Menteri —-Kelautan = dan_—“Perikanan = Nomor. PER.19/MEN/2010 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan perlu menetapkan Petunjuk Teknis Pengendalian Air dan Es untuk Penanganan dan Pengolahan Hasil Perikanan dengan Keputusan Kepala Badan. a, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); b. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360); c. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216, Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584); d. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4424); e. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan; f. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 52A/KEPMEN-KP/2013 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi; g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2015 tentang Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan serta Peningkatan Nilai Tambah Produk Hasil Perikanan. MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA _IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS. PENGENDALIAN AIR DAN ES UNTUK PENANGANAN DAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN Menetapkan Petunjuk Teknis Pengendalian Air dan Es untuk Penanganan dan Pengolahan Hasil Perikanan sebagaimana yang tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini; Petunjuk Teknis yang dimaksud butir KESATU merupakan revisi dari Petunjuk Teknis Persyaratan Air dan Es untuk Penanganan dan Pengolahan Hasil Perikanan yang telah diterbitkan pada tahun 2013. Petunjuk teknis Pengendalian Air dan Es untuk Penanganan dan Pengolahan Hasil Perikanan yang dimaksud butir KESATU merupakan pedoman yang dijadikan acuan bagi Inspektur Mutu atau Pengawas Mutu dalam rangka Official Control untuk pengendalian air dan es yang digunakan selama proses _penanganan, KEEMPAT KELIMA KEENAM KETUJUH Pengolahan dan distribusi hasil perikanan; Petunjuk Teknis Pengendalian Air dan Es untuk Penanganan dan Pengolahan Hasil Perikanan yang dimaksud butir KESATU merupakan pedoman bagi pelaku industri dalam rangka Own Check untuk pengendalian air dan es yang digunakan selama proses _penanganan, Pengolahan dan distribusi hasil perikanan; Pengujian air dan es harus dilakukan di laboratorium yang terakreditasi sesuai dengan ruang lingkup parameternya Metode pengujian yang digunakan untuk melaksanakan Pengujian air dan es sebagaimana DIKTUM KESATU harus mengacu pada metode pengujian yang termutakhir; Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, Ditetapkan di: Jakarta Pada tanggal :10 Agustus 2016 KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN. HASIL PERIKANAN, Lampiran _Keputusan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Nomor. /KEP-BKIPM/ 63 /2016 tentang Petunjuk teknis Pengendalian Air dan Es untuk Penanganan dan Pengolahan Hasil Perikanan 1. PENDAHULUAN Air dan es merupakan komponen utama yang digunakan di unit penanganan dan pengolahan ikan sehingga menjadi salah satu aspek dari GMP/SSOP yang harus diperhatikan khususnya dari aspek mutu dan keamanan karena dapat mengkontaminasi produk selama proses penanganan dan pengolahan hasil perikanan. Oleh sebab itu air atau bahan baku es yang digunakan untuk proses penanganan dan pengolahan hasil perikanan harus air bersih dan mempunyai kriteria sebagai air minum (potable water). Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum. Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.492/MENKES/SK/IV/2010 dan standar internasional atau negara mitra yang terkait bahwa jenis-jenis air minum terdiri dari air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga, air yang didistribusikan melalui tangki, air dalam kemasan dan air yang digunakan untuk produk bahan makanan dan minuman yang disajikan pada masyarakat. Seiring dengan tuntutan jaminan mutu dan keamanan_hasil perikanan oleh negara mitra dan perkembangan teknologi, persyaratan kualitas air dan es yang memenuhi kriteria sebagai air minum terus mengalami perubahan termasuk juga persyaratan kualitas air untuk proses penanganan dan pengolahan hasil perikanan. Oleh karena itu perlu disusun petunjuk teknis pengendalian kualitas air dan es untuk penanganan dan pengolahan hasil perikanan sebagai pedoman bagi Inspektur Mutu atau Pengawas mutu, Unit Pengolahan Ikan dan laboratorium penguji. 2, RUANG LINGKUP Petunjuk teknis ini mengatur tentang pengendalian air dan es untuk penanganan dan pengolahan hasil perikanan yang meliputi persyaratan mutu monito: air dan es, persyaratan laboratorium penguji, metode pengujian, ring mutu air dan es dan metode sampling air dan es. 3, TUJUAN 3.1 3.2 3.3 Untuk menjamin kualitas air dan es yang digunakan dalam proses penanganan, pengolahan dan distribusi hasil perikanan memenuhi persyaratan mutu dan keamanan hasil perikanan. Sebagai pedoman bagi pelaku industri perikanan dalam menggunakan air dan es untuk proses penanganan, pengolahan dan distribusi hasil perikanan. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengendalian air dan es yang digunakan dalam proses penanganan, pengolahan dan distribusi hasil perikanan, 4, REFERENSI/ACUAN 41 4.2. 4.3. 44. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.19/MEN/2010 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan; Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan kualitas air minum; Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.KEP.01/MEN/2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada proses produksi, pengolahan dan distribusi; Council Directive CD/98/83/EC on the quality of water intended for human consumption; 45. 4.6. ISO 5667 Water quality- sampling part 3; Guidence on the preservation and handling water samples; SNI 6989.57 : 2008 Air dan Air limbah-Bagian 57 : Metode pengambilan sampel air permukaan; 4.7. Standar Methods “For Examination of Water and Waste Water “, 2012, 22 Edition APHA-AWWA-WPCF. 5, DEFINISI 5.1 Air minum adalah semua air untuk tujuan konsumsi yang melalui 5.2 proses pengolahan maupun tanpa pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air yang digunakan untuk konsumsi adalah semua air baik yang berasal dari sumber alami atau yang telah mengalami proses pengolahan yang digunakan untuk minum, memasak, proses pengolahan dalam setiap rantai produksi makanan yang memenuhi syarat kesehatan dan tidak menyebabkan timbulnya penyakit. 5.3 Es adalah air yang telah mengalami pembekuan dan berasal dari air 5.4 5.5 minum sesuai butir 5.1 dan digunakan untuk untuk penanganan, pengolahan dan distribusi hasil perikanan. Laboratorium penguji adalah suatu ruangan atau tempat yang digunakan untuk melakukan monitoring dan atau pengujian terhadap mutu produk, bahan baku, semi produk dan produk akhir serta subtansi bahaya selama proses produksi. Pengendalian adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Otoritas Kompeten untuk melakukan verifikasi terhadap kesesuaian antara penerapaan sistem mutu oleh pelaku dengan peraturan/ketentuan dalam rangka memberikan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. 5.6 Surveilen adalah kegiatan penilaian kesesuaian terhadap UPI yang dilakukan secara sistematis dan berulang dalam kurun waktu tertentu (sesuai rating) sebagai dasar untuk memelihara validitas pernyataan dalam suatu sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. 5.7 Sampling (Pengambilan Contoh) adalah suatu pengumpulan satu atau lebih unit sample yang diplih dari lot yang diinspeksi. Sampel terdiri atas semua unit yang ditarik untuk tujuan penilaian atau pengujian dari lot tertentu. 5.8 Unit Pengolahan Ikan yang selanjutnya di singkat UPI adalah tempat yang digunakan untuk penanganan dan atau pengolahan, baik yang dimiliki oleh perorangan, kelompok maupun badan usaha. 6. PERSYARATAN MUTU AIR DAN ES Mutu air dan es yang digunakan dalam proses penanganan, pengolahan dan distribusi hasil perikanan harus memenuhi persyaratan parameter wajib mutu air minum sesuai dengan Tabel 1. Tabel 1. Persyaratan mutu parameter wajib untuk air dan es dalam proses penanganan, pengolahan hasil perikanan. No. Jenis parameter Satuan maksimum 1. | Parameter yang langsung berhubungan dengan kesehatan ‘a. Parameter Mikrobiologi 1) Total coliform Jumlah per 100 ml sampel ) I 2) Escherichia coli Jumlah per 100 ml sampel 0 3) Enterococci Tumilah per 100 ml sampel 0 | 4) Clostridium perfringens Jumlah per 100 ml sampel ° | (untuk air permukaan) b. Parameter kimia Anorganik (*terlarut ) | 1) Arsen (As)* ] melt O01 2) Fluorida (F)* mg/T 1s 3) Total kromium (Cr)* mg/1 0,05. |) @ Kadmium (ca mg/l 0,003 5) Nitrit, (sebagai NO2) mg/l 3 6) Nitrat, (sebagai NOs) mg/1 a 7) Sianida (Cn) me/! 0,07 8) Selenium (Say | me/l oor 2 | Parameter yang tdak langeung berhubungan dengan kesehatan f ‘a. Parameter fisik 1) Baw Tidak berbau_ 2) Warna TCU 15 3) Total padatan terlarut 1 mg/l ‘500 (ps) \ >) a) Kekeruhan NTU 5 5) Rasa Tidak berasa 6 Suku *C Suhu udara=3 b. Parameter kimiawi (* terlarut) 1) Aluminium (Alj* mg/I 02 2) Besi (Fe)* mg/l 0,3 3) Kesadahan mg/1 ‘500 | 4) Khlorida (Ch mg/l 250 5) Mangan (Mg)* mg/l 08 P 6) pH = 65-85 | 7) Seng (Zn mg/l 3 j 3) Sulfat mgt 250 9) Tembaga (Cuy" mg/l 2 To) Amonia (NF) T mg/l 1s Keterangan : * terlarut Sumber 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan kualitas air minum 2, Council Directive CD/98/83/EC on the quality of water intended for human consumption Selain parameter uji wajib, dapat juga dilakukan pengujian tambahan bila diperlukan terutama karena adanya indikasi pencemaran terhadap sumber air yang digunakan untuk proses pengolahan atau permintaan dari negara mitra oleh bahan tersebut (bycase) sesuai parameter yang tercantum Tabel 2. Tabel 2. Persyaratan mutu parameter tambahan untuk air dan es dalam proses penanganan, pengolahan hasil perikanan T T Kader maksimum | xo | Jenis Parameter Satuan | ong diperbolehican T_[KIMIAWI_ t ‘=| Bahan Ano: Ai Rees mg/l 0,001 ‘Antimon mg/l 0,02, Barium ‘mg/l 07 Boron mg/l 05 [Molybdenum mg/l 0,07 (——Triker mg/l 0,07, ‘Sodium mg/l 200 Timbal ‘mg/l 0.01 Uranium mg/l 0,015 b._| Bahan Organike Zat Organik (KMAnO:) mg/l 10 Deterjen mg/l 0,05, ‘Chlorinated alkanes [——] Carbon tetrachlonde mg/l 0,004 —Dichloromethane mgt 0,02 1,2:Dichloroethane mg/I 0.05) {Chlorinated ethenes | [1.2 -Dichloroethene mg/l 0.05) [_“Trichloroethene mg/1 (0,02, Tetrachloroethene ‘mg/l 0,04 ‘Aromatic hydrocarbons Benzene mg/l O01 | Toluene ‘mg/l 07 I jlenes. mg/l 05 Ethylbenzene mg/I 0,3 Styrene mg/l 0,02, Chlorinated benzenes 1,2-Dichlorobenzene (1,2-DCB] ma/ I 1,4-Dichlorobenzene (1,4-DCB) mg/l 03 Tain-lain Di(2-ethylhexyl)phthalate mg/I 0,008 ! Acrylamide mg/l 0,005. Epichlorohydrin mg, ‘0,0004 r I Hexachlorobutadiene [omg/i | 0,006. Kader maksimum No | Jenis Parameter Satuan | ong diperbolehican Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) | _mg/T 06 Nitrilotriacetic acid (NTA) mg/L 0.2 | Pestisida. ‘Alachlor - mg/l 0,02 ‘Aldicarb ‘mg/l 0,01 ‘Aldrin dan dieldrin - mg/T {,00003 ‘Atrazine mg/L 0,002 “[Carbofuran — mg/l (0,007 ‘Chlordane ‘mg/l 10,0002, ‘Chlorotoluron. ‘mg/l (0,03 DoT. ‘mg/l 0,001 1,2- Dibromo-3-chloropropane (DBCP] mg/l 0,001 2.4 Dichlorophenoxyacetic acid (2.4-D) mg/l 0,03 1,2-Dichloropropane mg/t 0,04 Tsoproturon ‘mg/l 0,009. Lindane ‘mg/t 0,002 MCPA mg/! 0,002 Methoxychlor ‘mg/l 0,02 Metolachlor ‘mg/l 0,01 ‘Molinate ‘mg/l 0,006 Pendimethalin mg/1 0,02. Pentachlorophenol (PCP) ‘mg/l 0,009 Permethrin. ‘mg/l 0,3 ‘Simazine ‘mg/l 0,002 Teiluralin mg/t 0,02 Chlorophenoxy herbicides selain 2,4-D dan MCPA 2.4-DB mgyt 0,090 Dichlorprop mg/t 0,10 Fenoprop mg/l 0,009 Mecoprop mg/t 0,001 2,4,5-Trichlorophenoxyacetic acid ‘mg/l 0,009 d_| Desinfektan dan Hasil Sampingannya [Desinfektan Chlorine mg/l = Hasil sampingan Erecats mag] 0,01 jorate H 07 Chiorite mall OF | Chlorophenols 2.46 -Trichlorophenol (2,4,6-1CP] “mgt 02 T=" Bromoform ‘mg/l 01 Dibromochioromethane [DBCM] mg/t Ont ‘Bromodichloromethane (BDCM) ‘mg/l 0,06 ‘Chloroform ‘mg/l 03 Satuan Kader maksimum No | Jenis Parameter sat yang diperbole! Chlorinated acetic acids Dichloroacetic acid mg, 0,05 Trichloroacetic acid mg, 0,02. Chloral hydrate Cc Halogenated acetonitrilies Dichloroacetonitrile mg/l 0,02 Dibromoacetonitrile mg/l 0,07 ‘Cyanogen chloride (sebagai CN) ‘mg/l 0.07 t 2._| RADIOAKTIFITAS Gross alpha activity Bq/t Oi L Gross beta activity Bq/! 1 Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan kualitas air minum. 7. PERSYARATAN LABORATORIUM PENGUJI Pengujian air dan es harus dilakukan di laboratorium yang terakreditasi sesuai dengan ruang lingkup parameter uji. 8, METODE PENGUJIAN MIKROBIOLOGI Health Association (APHA), Association of Analytical Communities (AOAC), Metode pengujian kimia untuk air dan es adalah metode nasional (SNI) atau metode yang diakui secara internasional (American Public International Organization for Standardization (ISO). Metode pengujian mikrobiologi untuk air dan es adalah metode nasional (SNI) dan/atau metode internasional seperti berikut ini : SNI ISO 9308-1:2014 : Kualitas air- deteksi dan penghitungan Coliform dan Escherichia coli bagian 1. Metode filtrasi dengan membran filter atau metode lain yang setara dan diakui Internasional. SNI ISO 7899-2:2010 : Kualitas air-deteksi dan penghitungan Enterococci intestinal bagian 2. Metode filtrasi dengan membran filter atau metode lain yang setara dan diakui Internasional. « ISO 14189:2013 (E) Water quality - Enumeration of Clostridium perfringens - Method using membrane filtration atau metode lain yang setara dan diakui Internasional. 9. FREKWENSI PENGENDALIAN MUTU AIR DAN ES Pengendalian mutu air dan es dilaksanakan dengan tujuan untuk memantau kualitas air yang digunakan dalam penanganan dan pengolahan tetap berada pada level yang sesuai persyaratan yang ditetapkan Frekuensi pengambilan dan pengujian sampel dalam rangka official control oleh Lembaga inspeksi dilakukan minimal 1 (satu) kali dalam 6 enam) bulan untuk parameter mikrobiologi dan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun untuk parameter kimia untuk semua parameter wajib. Frekuensi pengendalian air dan es yang dilakukan Unit Pengolahan Ikan (dalam rangka own check) harus sesuai kriteria sebagai berikut : a. Pengendalian internal (own check) oleh UPI dilakukan terhadap semua sistem jaringan distribusi air, mulai tandon air (reservoir) hingga air yang keluar dari kran yang dihubungkan oleh pipa-pipa (tergambar dalam mapping distribusi air), Untuk memudahkan pelaksanaan pengendalian, maka masing-masing kran (out let) yang akan digunakan untuk kegiatan penanganan dan pengolahan produk diberi penomoran. b. Frekuensi pengambilan dan pengujian sampel untuk pengendalian air secara internal (own check) dilakukan terhadap masing-masing kran (outlet) dengan minimal frekuensi 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan untuk parameter mikrobiologi dan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun untuk parameter kimia wajib c. Pengujian dapat dilakukan di laboratorium UPI atau sub kontrak ke laboratorium yang kompeten atau terakreditasi 10. VOLUME SAMPEL Volume sampel yang diambil dari setiap titik pengambilan sampel disesuaikan dengan kebutuhan mutlak dari metode pengujian yang digunakan, kebutuhan pengendalian mutu internal yang akan digunakan dan arsip sampel yang harus tetap disimpan (jika diperlukan untuk ulangan). Volume/jumlah sampel yang diambil untuk keperluan pemeriksaan di lapangan dan di laboratorium bergantung dari jenis pemeriksaan yang diperlukan sebagai berikut : a. Untuk pemeriksaan sifat fisik dan kimia air tergantung jenis pengujian (lihat Lampiran 1) b. Untuk pemeriksaan mikrobiologi lihat Tabel 3. ‘Tabel 3. Jumlah volume air yang diperlukan untuk pens jian mikrobiologi Total coliform z 100 Escherichia coli 100 Enterococci 100 Clostridium perfringens 100 Sumber : Council Directive CD/98/83/EC on the quality of water intended for human consumption 11,SAMPLING AIR DAN ES Pengambilan sampel untuk air dan es bertujuan untuk mengumpulkan sebagian material/bahan dalam volume yang cukup kecil yang mewakili material/bahan yang akan diperiksa secara tepat/teliti untuk dapat dibawa dengan mudah dan diperiksa di laboratorium, sehingga perbandingan atau konsentrasi relatif yang tepat dari semua komponen dalam sampel akan sama seperti dalam material yang disampling serta tidak mengalami perubahan-perubahan yang berarti dalam komposisinya sebelum pemeriksaan dilakukan. Pengambilan sampel air dan es dibedakan berdasarkan jenis parameter yang akan diuji yaitu pengambilan sampel untuk uji mikrobiologi dan pengambilan sampel untuk uji kimia sesuai dengan cara berikut : 11.1 Sampling uji mikrobiologi 1, Cara pengambilan sampel air a, Pengambilan sampel dari pipa atau kran 1. Pengambilan sampel air dan es harus menggunakan wadah /botol yang steril 2. Volume wadah sampel harus dapat menyisakan ruang udara antar air dengan tutup berjarak minimum 2.5 cm dari tutup botol, misalnya untuk mengambil sampel air 100 ml dapat digunakan botol kapasitas wadah 125 ml atau volume yang lebih besar) b. Tahapan pengambilan sampel Tahapan pengambilan sampel air dari pipa atau kran sebagai berikut 1. Pipa air di unit pengolahan harus di jaga dalam kondisi bersih dan tidak bocor karena pipa kran yang bocor sering ditumbuhi banyak biofilm 2. Pilihlah pipa atau kran yang bersih, sering digunakan, tidak bocor, terdapat di ruang proses yang airnya digunakan dalam setiap tahapan proses pengolahan. Jika pipa atau kran kotor maka dapat dibersihkan dengan Sodium Hypochlorite (100 mg/l NaOCl) atau semprotlah dengan etanol 70 %. Bakar mulut pipa atau kran dengan pembakar bunsen saat etanol belum menguap supaya biofilm yang terbentuk dapat mati secara cepat. Jika dirasa hal ini terlalu beresiko maka cukup dibakar saat pipa atau kran kering. Bila pipa atau kran terbuat dari plastik maka cukup disemprot dengan etanol 70%. 3.Cucilah tangan atau gunakan sarung tangan dan semprot dengan alkohol 70% sebelum mengambil sampel. 4. Sebelum ditampung dalam wadah (botol), alirkan air selama 2-3 menit dengan debit menengah atau besar dengan tujuan untuk mencuci pipa atau kran. 5.Gunakan botol yang sudah disterilkan, buka penutup botol dengan hati-hati, jangan membilas botol sebelum melakukan sampling dan jangan memegang bagian dalam botol atau penutup botol untuk menghindari kontaminasi. 6. Pada saat memasukkan air ke dalam botol sampel, debit air dikecilkan agar air yang masuk tidak terlalu deras dan menimbulkan cipratan. Isi botol dengan air sebanyak 100 ml - 250 ml, jangan sampai meluap (tumpah) dan sisakan ruang udara dengan jarak min 2,5 cm dari tutup botol. 7. Tatuplah botol sampel dengan rapat dan berilah label. 8.Letakkan sampel dalam wadah tertutup dengan kondisi gelap dan suhu antaralsC - 5°C selama perjalanan menuju laboratorium. Cara pengambilan sampel air dan pipa atau kran selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 1 Gambar 1. Sampling pengujian mikrobiologi Gb 1. Botol sampel Gb 2. Cara cuci tangan Gb 3. Pembersihan biofilm Gb.6 Pengisian dalam botol Gb.4 Kran air Gb.7 Penutupan botol Gb.8 Pencatatan c. Pengambilan sampel dari sumber air (bak, tandon, wadah penampungan lainnya) Tahapan pengambilan sampel air dari sumber air (bak, tandon, wadah penampungan lainnya) adalah sebagai berikut 1, Cucilah tangan atau gunakan sarung tangan dan semprot dengan alcohol 70% sebelum mengambil sampel 2. Gunakan botol yang sudah disterilkan, buka tutup botol lalu botol dimasukkan ke dalam air dengan posisi mulut botol kebawah. Mulut botol jangan sampai di pegang oleh tangan 3. Celupkan botol sampai kedalaman tertentu biasanya minimal 15 cm. Udara yang ada di dalam botol akan menekan dan mencegah air masuk. Hal ini bertujuan untuk menghindari terambilnya sampel air yang berada dekat dengan permukaan. 4. Miringkan botol sehingga air perlahan masuk. Hadapkan mulut botol melawan arus atau buat aliran sendiri dengan mendorong botol horizontal berlawanan arah dengan tangan sehingga air masuk ke dalam botol. 5. Angkat botol ke permukaan dan sisakan ruang udara dengan jarak min 2,5 cm dari tutup botol. Kencangkan tutup botol. Cara pengambilan sampel dari bak tendon dan wadah penampung air lainnya dapat dilihat pada Gambar 2. a qa ae Z, a Gambar 2. Cara pengambilan sampel air dari sumber yang tidak mengalir 2, Penanganan sampel uji mikrobiologi Untuk pengujian mikrobiologi air dan es, waktu pengambilan sampel hingga analisa di laboratorium tidak lebih dari 6 jam dengan batas maksimum 24 jam, dengan Kondisi sampel disimpan dalam yondisi gelap dan subu dingin. Jika tidak memungkinkan untuk menggunakan es, transportasi sampel tidak boleh lebih dari 2 jam. Jika sampel mengandung chlorine, maka chlorine tersebut harus dinonaktifkan menggunakan 1 ml larutan sodium thiosulphate 10% ke dalam 100 ml sampel. Jika tidak, akan berpengaruh terhadap hasil analisis laboratorium. 3. Cara pengepakan dan pengiriman sampel Sampel yang telah diambil diberi label dengan mencantumkan keterangan mengenai lokasi pengambilan, tanggal dan jam pengambilan, jenis pengawet yang ditambahkan, petugas pengambil sampel dan sketsa lokasi. Wadah-wadah sampel yang telah ditutup rapat dimasulckan ke dalam kotak yang telah dirancang secara Khusus agar sampel tidak tumpah selama pengiriman ke laboratorium penguji dengan kondisi gelap dan suhu anatar 1°C - 5°C selama perjalanan menuju laboratorium. Setelah sampel sampai di laboratorium, suhu dan kondisi botol harus diperhatikan dan sampel harus segera diuji. Apabila sampel tidak langsung diuji_ (mengalami penundaan), laboratorium —_harus memperhatikan batas waktu pengujian tidak boleh lebih dari 24 jam dari pengambilan sampel dan sampel harus disimpan dalam refrigerator. 11.2 Sampling uji_ kimia 1, Peralatan pengambilan sampel Untuk pengambilan sampel air diperlukan peralatan yang berfungsi agar sampel yang diambil tidak mengalami perubahan fisik maupun komposisi yang terkandung didalamnya. Peralatan yang diperlukan antara lain a. Alat pengambil sampel berupa botol atau ember plastik yang dilengkapi dengan tali atau gayung plastik yang bertangkai panjang (Gambar 3) b. Alat penyaring c. Botol sampel (Gambar 4) Peralatan (wadah/botol) yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut a. Wadah terbuat dari bahan gelas atau plastic Poli Etilen (PE) atau Poli Propilen (PP) atau Teflon (Poli FluoroBtilen, PTFE) b. Wadah tidak berinteraksi dengan sampel (misalnya untuk keperluan pemeriksaan logam, maka alat pengambil sampel tidak terbuat dari logam) Mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya d. Sampel mudah dipindahkan ke dalam botol penampung/wadah penyimpan tanpa ada sisa bahan tersuspensi di dalamnya e. Mudah dan aman di bawa ke laboratorium Gambar 3. Alat pengambil sampel sederhana gayung bertangkai panjang Gambar 4. Jenis-jenis wadah pengambilan sampel 2. Persiapan wadah sampel Lakukan langkah-langkah persiapan wadah sampel, sebagai berikut : a. Untuk menghindari kontaminasi sampel di lapangan, seluruh wadah sampel harus benar-benar di bersihkan di laboratorium sebelum dilakukan pengambilan sampel. b. Wadah yang disiapkan jumlahnya harus selalu di lebihkan dari yang dibutuhkan sebagai cadangan. 3. Cara /langkah kerja persiapan wadah/botol untuk pengambilan sampel sesuai jenis pengujian/parameter uji 3.1 Wadah sampel untuk pengujian senyawa organik yang mudah menguap (volatile organic compound (VOC) Siapkan wadah sampel untuk senyawa organic yang mudah menguap dengan langkah kerja sebagai berikut : a. Cuci botol dengan deterjen, bilas dengan air biasa kemudian bilas dengan air bebas analit b. Bilas dengan methanol berkualitas analisis dan keringkan c. Setelah 1 jam keluarkan botol dan dinginkan dalam posisi terbalik di atas lembaran aluminium foil d. Setelah dingin tutup botol Catatan 1 : Saat pencucian wadah sampel, hindart penggunaan sarung tangan plastik atau karet dan sikat Catatan 2 : Untuk beberapa senayaw organic yang mudah menguap yang peka cahaya seperti senayawa yang, mengandung brom, beberapa jenis peptisida, senyawa organic poli-inti (Polt Aromatik Hidrokarbon, PAH) harus menggunakan botol berwarna coklat) 3.2 Wadah sampel untuk pengujian senyawa organic yang dapat diekstraksi Siapkan wadah sampel untuk senyawa organic yang dapat diekstraksi dengan langkah sebagai berikut : a. Cuci botol dengan detergen, bilas dengan air biasa kemudian bilas dengan air bebas analit b.Masukkan 10 ml aseton berkualitas analisis ke dalam botol dan rapatkan tutupnya, kocok botol dengan baik agar aseton tersebar merata di permukaan dalam botol serta mengenai lining Teflon dalam tutup. Buka tutup botol dan buang aseton, biarkan botol mengering dan kemudian kencangkan tutup botol agar tidak terjadi kontaminasi baru 3.3. Wadah sampel untuk pengujian logam total dan terlarut Siapkan wadah sampel untuk pengujian logam total dan terlarut dengan langkah kerja sebagai berikut : a. Cuci botol gelas atau plastic dan tutupnya dengan detergen kemudian bilas dengan air bersih b. Bilas dengan asam nitrat (HNO3) 1 : 1, kemudian bilas lagi dengan bebas analit sebanyak 3 kali dan biarkan mengering c. Setelah kering tutup botol dengan rapat 3.4 Wadah sampel untuk pengujian Biological Oksigen Demand (BOD), Chemical Oksigen Demand (COD) dan Nutrien Siapkan wadah sampel untuk pengujian BOD, COD dan nutrient dengan langkah sebagai berikut a. Cuci botol dan tutupnya dengan detergen bebas fosfat kemudian bilas dengan air bersih b. Cuci botol dengan asam asam khlorida (HCL) 1 : 1 dengan bilas lagi dengan air bebas analit sebanyak 3 kali dan biarkan mengering. c. Setelah kering tutup botol dengan rapat. 3.5 Wadah sampel untuk pengujian anorganik non logam Siapkan wadah sampel untuk pengujain anorganik non logam dengan langkah kerja sebagai berikut : a. Cuci botol dengan detergen, bilas dengan air bersih kemudian bilas dengan air bebas analit sebanyak 3 kali dan biarkan hingga mengering b. Setelah kering tutup botol dengan rapat 4. Volume sampel Volume sampel yang diambil untuk keperluan pemeriksaan di lapangan dan laboratorium bergantung dari jenis pemeriksaan yang diperlukan (hat lampiran 1) 5. Cara pengambilan sampel 5.1 5.2 5.3 Cara pengambilan sampel untuk pengujian kualitas air secara umum dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a. Siapkan alat pengambil sampel yang sesuai dengan keadaan sumber airnya b. Bilas alat pengambil sampel dengan air yang akan diambil sebanyak 3 (tiga) kali c. Campurkan dalam penampung sementara, kemudian homogenkan d. Masukkan ke dalam wadah yang sesuai peruntukkan analisis e. Untuk pengawetan sampel yang direkomendasikan sebelum sampai di analisa lihat lampiran 1. Pengambilan sampel untuk uji kandungan’ senyawa organic dan logam hendaknya tidak membilas alat 3 kali dengan sampel air tapi menggunakan botol yang bersih dan siap Pengambilan sampel untuk pengujan total logam dan terlarut dilakukan sebagai berikut a. Bilas botol sampel dan tutupnya dengan sampel yang akan dianalisa. b. Buang air pembilas dan isi botol dengan sampel hingga beberapa cm di bawah tutup botol. Sisakan ruang pada botol untuk menambahkan pengawet dan melakukan pengocokan. c. Sampel untuk pengujian logam terlarut dilakukan penyaringan sampel 6. Pengawetan sampel Apabila jarak antara lokasi pengambilan sampel dan laboratorium cukup jauh maka sampel perlu diawetkan, Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi persyaratan bahan kimia untuk analisis. Pengawetan setelah pengambilan sampel dapat dilihat pada lampiran 1 7. Cara pengepakan dan pengiriman sampel Sampel yang telah dimasukkan ke dalam wadah harus diberi label. Pada label tersebut dicantumkan keterangan mengenai lokasi pengambilan, tanggal dan jam pengambilan, jenis pengawet yang ditambahkan, petugas pengambil sampel dan sktesa lokasi. Wadah- wadah sampel yang telah ditutup rapat dimasukkan ke dalam kotak yang telah dirancang secara khusus agar sampel tidak tumpah selama pengiriman ke labaoratorium penguji. 8. Kondisi khusus 8.1 Dalam melaksanakan pengujian kimia ada beberapa parameter yang pelaksanaan pengujiannya dilakukan langsung setelah pengambilan sampel (in situ), parameter tersebut adalah pH, suhu, residu, chlor dan kekeruhan. 8.2 Laboratorium yang belum mampu melakukan pengujian air dan es untuk parameter uji kimia dan mikrobiologi dapat melakukan pengujian di laboratorium Lampiran 2 dan 3. Lampiran 1. Persyaratan pengambilan dan penanganan/pengawetan sampel a L Bad sO at le 1, Logas | PIA), GIA), 300 Untuklogam =| 6 bulan 1.1, Antimon (At) | terlarut, saring 1.2. Arsenik (As) segera, 1.3. Kadmium (Cd) tambahkan 1.4, Kromium(Cr) HINOs sampai pH 1.5. Tembaga (Cu) 2 1.6. Timbal (Pb) 1.7. Merkcuri (Hg) 1.8. Nikel (Ni) 1.9, Selenium (Se) 1.10. Seng (Zn) | 1.11, Aluminium (Al) | 1.12. Besi (Fe) 1.13. Mangan (Mn) 2. Pestisida GS), Setiap | Suhu chilling, Thani 2.1. Acrylamide tutup ulir | parameter | tambahkan 100 2.2. 1,2, \ TRE | 300 | mg NazS.0s/1, | dicthlroretane jika ada 2.3. Bpichlorohydrin endapan Klorin. 2.4, Pestisida 2.5. Pestisida total. 2.6. Tetrachloroethene dan Trichloroethene 2.7. Trihalomethane total 3. pH PG > Tidak bisa jam Segera diawetkan dianalisa 4 Bau c 300 | Dianalisa Thani sesegera mungkin, suhu chilling $. Warna PG 300 | Suhu chilling 48 jam (6. Rasa c 500 | Dianalisa 24 jam sesegera mungkin, suhu | chilling Kekerahan PG Dianalisa pada 24 jam hari yang sama, | | simpan di ruang | gelap sampai 24 jam @-Total baban terlarat 9. Temperatur PG | Segera dianalisa 10. Boron (Bo) P 100 | Tidak dilalukan 28 hari pengawetan Ti. Nitrogen = Ti. Nitzat (NOs) BG Joo | Tambahkan jam Hy8Os 95-97% | sampai pH<2, | suhu chilling T1.2, Nitzit (NOs) PG TOO |Analisa sesegera | Tidak ada mungkin atau suhu chilling atau dibelukan pada suhu - 20°C. 11.3. Amonium (NH) | PC 300 | Analisa sesegera Than | mungkin atau | tambahkan | HS 95-97% sampai pH<2, suhu chilling 12, Sianida (CN) PG 500 24 jam 13, Fluorida (F) P 300 | Tambahkan 28 hart NaOH sampai pH>12, simpan | di suhu chilling | suasana gelap 14. Sulfat (502) ro] Te hart { 15, Akrilamida Tidak diperlukan 16. Benzene (Caffe) Sahu chilling 17. Benzopyrene Tidak diperlukan [18. Bromat (Br) PG Tambahkan 28 hari H2SO. 95-97% sampai pH<2, subu chilling 19.Polyciclye aromatic | P, G 100 Than hydrocarbons (PAH) 20. Vinil klorida | {Bi Kiorida (CH) PG Too | Tidak diperlukan ‘22, Residu khlorin PG 300 | Analisa segera OS jam mungkin 23.BOD PG 1000 | Suhu chiling Shark (2.c0D BG 700 | Analis segera Thani | mungkin atau | tambahkan Ha | SOs pH<2 Keterangan : P = Plastik (Polyethylen atau yang sejenis); G = bahan gelas © Pia) dan G(A) = plastik dan gelas yang sudah dibilas dengan HNOS (1+1) - G{S)= gelas yang sudah dibilas dengan pelarut organic ‘Acuan ; Standar Methods * For Examination of Water and Waste Water, 2012. 22 Edition. APHA-AWWA-WPCF é suoqresorphy | 2 ‘ onmpurose 179K At0d TROL — SopPAsed Sepronseg aN SeHIN PN Eno PET ‘SpHON » uLpAqoropyodg SUBTSOIOTIOND-CT ‘aprTEAS wedde5 | — >) >>| > ale >| >| >| >I > >| >| >| >] >| >| >| TI wmTUTORS >| >| >| =| >| >] >] >] >] >] >] >] >] > >| >) >| >| >| >) >| >| wanraEpED SeUIOIG woIoE r - ‘suorAdTejoztog | - ‘ouaatiog 7 ® x ® 6 ® - STUSSY ~ wouUy >| \> eprure;kioy ‘erurpy ffnBued umprozer0qey eyed "7 wedureT ynftrey yrqer Supoyuow weep sNyeIP WEY (reswaroy umutus are) sowed weSuap syeruoy Sues are yryUN uefa, =e 950P SAF EOTPUT TOL = GOBEL ALIAILOVoIava APL TOU) woaTes OTTERS TROL EL >| >| >| >|> WETIpOS, areudInS RTAESIPREO FHOPO SsoTeTTEA >| >) >| >| ‘wom >) >| >|> ~[aonenussuos wor uatompaH RianonpuoD ROjOS (so1ods Sunpnyoun) susBurspiod unIpEAsoig SPUOTID TnMoMay I TAT sovexypUT soyourereg >PHOTUD TGA —TmOy — ssuEyTOMIOTEMAL SUSyISOIONOUL pure SuSTASOIONUTENAL wns ‘Lampiran 3. Daftar laboratorium penguji mikrobiologi Laboratorium Parameter uit a Beott Bateracoee | Clostridium | ] MBRIO Food Laboratory PT. Angler BioChemLab | PT. SGS Indonesia PT. Saraswanti Indo | Genetech [PT Sucofindo Balai Pengujian Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan Provinsi DKI Jakarta ‘UPT. Laboratorium, Pengendalian dan Pengujian Mutu Hasil | Perikanan Surabaya Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil | Perikanan Cilacap | Laboratorium Pengujian dan Pengawasan Mutu | Hasil Perikanan (LPPMHP) Semarang, | 10. Laboratorium Pengujian | dan Pengawasan Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Propinsi Kalimantan Selatan 10. Balai Perindustrian dan Standardisasi Medan

You might also like