You are on page 1of 17

TIRANI MATAHARI TERBIT

KELOMPOK II

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:


1. Davin Sultan Fajar (10)
2. Candra Adi Jaya (09)
3. Dyva Syaharani Utami (11)
4. A’yunil Dwi Nadya C. (07)
5. Ayu’ Firnanda (05)

SMAN 3 LUMAJANG
JL.JEND.PANJAITAN NO 79 LUMAJANG 6312
TELP. (0334)881057
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan
hidayah nya, kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul TIRANI
MATAHARI TERBIT.
Tidak lupakami ucapkan terima kasih kepada Ibu Sulistyowati selaku guru
Mata Pelajaran Sejarah Indonesia yang telah membantu dalam mengoreksi
kesalahan kesalaahan yang ada di karya ilmiah ini. Kami ucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang telah berkontribus dalam membuat Makalah ini.
Makalah ini berisi tentang panduan panduan alasan sebab Tirani Matahari
Terbit dating ke Indonesia. Agar siswa-siswi maupun guru dapat mengetahui dan
memahami alasan sebab Tirani Matahari Terbit dating ke Indonesia
Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan pada Makalah ini. Oleh
sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan Makalah kami.
Kami juga berharap semoga Makalah ini mampu memberikan beberapa
pengetahuan tentang alasan datang Tirani Matahari Terbit ke Indonesia.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................5

1.1 Latar Belakang................................................................................5

1.2 Tujuan Penulisan Makalah.............................................................5

BAB II PEMBAHASAN............................................................................6

2.1. Kedatangan Jepang ke Indonesia..................................................6

A. Masuknya Jepang ke Indonesia....................................................6

B. Sambutan Rakyat Indonesia..........................................................7

C. Pembentukan Pemerintahan Militer............................................8

D. Pemerintahan Sipil........................................................................8

2.2. Organisasi Pergerakan Masa Pendudukan Jepang........................9

A. Organisasi yang bersifat social kemasyarakatan...........................9

B. Organisasi Semi Militer...............................................................10

C. Organisasi Militer........................................................................11

2.3. Pengarahan dan Penindasan Versus Perlawanan.......................12

A. Ekonomi Perang.........................................................................12

B. Pengendalian di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan................12

C. Pengerahan Romusa...................................................................13

D. Perang Melawan Sang Tirani......................................................13


2.4. Drama Akhir Sang Tirani..............................................................14

A. Akibat Pendudukan Jepang di Indoneisa....................................14

B. Janji Kemerdekaan......................................................................15

C. PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)......................16

BAB III PENUTUP................................................................................17

3.1 Kesimpulan................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tirani Matahari Terbit, istilah Tirani digunakan untuk menggambarkan
tindakan otoriter dan kekejaman Jepang. Istilah “Matahari Terbit” digunakan
untuk penamaan tentara Jepang, sebab posisi Negara Jepang jika dilihat dari
Indonesia, terletak diarah Tmur atau samadengan arah saat Matahri terbit.
Sehingga Negara Jepang disebut Negara Matahari Terbit.
1.2 Tujuan Penulisan Makalah
Untuk mengetahui dan memahami tentang materi sejarah terjadinya
Tinari Matahari Terbit.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Kedatangan Jepang ke Indonesia
A. Masuknya Jepang ke Indonesia
Pada tanggal 11 Januari 1942, tentara Jepang Right Wing Unit dan
pasukan Angkatan Laut Kure yang berjumlah 20.000 mendarat di pantai
timur wilayah Tarakan, Kalimantan Timur. Terjadilah pertempuran dengan
Belanda yang sebelumnya memang sudah menduduki wilayah ini. Dalam
pertempuran ini, Belanda berusaha bertahan dengan 1.300 serdadu Batalion
VII Koninklijk Nederansch Indisch Leger (KNIL) dengan beberapa kapal
perang ringan, pesawat tempur, dan bomber.
Akhirnya, pasukan KNIL menyerah pada tanggal 12 Januari 1942. Lebih
dari setengah pasukan Belanda gugur dalam pertempuran ini. Dengan
demikian, Tarakan merupakan wilayah pertama yang jatuh ke tangan Jepang.
Kemudian, Jepang pun mulai menguasai wilayah Balikpapan, Samarinda,
Pontianak, Banjarmasin dan Palembang.
Setelah daerah luar Jawa dikuasai, Jepang kemudian memusatkan
penyerangannya di Pulau Jawa karena Pulau Jawa merupakan pusat dari
pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pada bulan Februari-Maret 1942,
Jepang melakukan serangan laut besar-besaran ke Pulau Jawa. Lalu, tanggal 1
Maret 1942 Jepang berhasil mendarat di tiga tempat sekaligus yaitu di Teluk
Banten, Eretan Wetan (Jawa Barat), dan Kragan (Jawa Tengah). Pertempuran
Laut Jawa pun terjadi antara armada laut Jepang dan armada gabungan yang
dipimpin oleh Laksamana Karel Doorman. Akhirnya, tanggal 5 Maret 1942
Batavia pun jatuh ke tangan Jepang. Tentara Jepang terus bergerak ke kota-
kota lain di Jawa sehingga dengan mudah kota-kota tersebut jatuh ke tangan
Jepang.
Pada tanggal 8 Maret 1942, dilakukan perundingan antara pihak Belanda,
Letnan Jenderal Ter Poorten, dan pihak Jepang, Jenderal Hitoshi Imamura
beserta Gubernur Jenderal A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer.
Hasilnya, tercapai Kapitulasi Kalijati yang menandai berakhirnya kekuasaan
Hindia Belanda di Indonesia yang digantikan oleh pihak Jepang.
B. Sambutan Rakyat Indonesia
Kedatangan Jepang di Indonesia pada awalnyba disambut dengan senang
hati oleh rakyat Indonesia. Jepang dielu-elukan sebagai “Saudara Tua” yang
dipandang dapat membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan Belanda.
Sikap simpatik bangsa Indonesia terhadap Jepang antara lain juga dipengaruhi
oleh kepercayaan ramalan Jayabaya.
Di mana-mana terdengar ucapan “banzai-banzai” (selamat datang-
selamat datang). Sementara itu, pihak tentara Jepang terus melakukan
propagandapropaganda untuk terus menggerakkan dukungan rakyat
Indonesia. Setiap kali Radio Tokyo memperdengarkan Lagu Indonesia Raya,
di samping Lagu Kimigayo. Bendera yang berwarna Merah Putih juga boleh
dikibarkan berdampingan dengan Bendera Jepang Hinomaru. Melalui siaran
radio, juga dipropagandakan bahwa barang-barang buatan Jepang itu menarik
dan murah harganya, sehingga mudah bagi rakyat Indonesia untuk
membelinya. Simpati dan dukungan rakyat Indonesia itu nampaknya juga
karena perilaku Jepang yang sangat membenci Belanda. Di samping itu,
diperkuat pula dengan berkembangnya kepercayaan tentang Ramalan
Jayabaya.
Tentara Jepang juga mempropagandakan bahwa kedatangannya ke
Indonesia untuk membebaskan rakyat dari cengkeraman penjajahan bangsa
Barat. Jepang juga akan membantu memajukan rakyat Indonesia. Melalui
program Pan-Asia Jepang akan memajukan dan menyatukan seluruh rakyat
Asia.
Untuk lebih meyakinkan rakyat Indonesia, Jepang menegaskan kembali
bahwa Jepang tidak lain adalah “saudara tua”, jadi Jepang dan Indonesia
sama. Bahkan untuk meneguhkan progandanya tentang Pan-Asia, Jepang
berusaha membentuk perkumpulan yang diberi nama “Gerakan Tiga A”.
C. Pembentukan Pemerintahan Militer
Pada pertengahan tahun 1942 timbul pemikiran dari Markas Besar
Tentara Jepang agar penduduk diaderah pendudukan dilibatkan dalam
aktivitas pertahanan dan kemiliteran (termasuk semi militer).
Diseluruh Kepulauan Indonesia bekas Hindia Belanda itu wilayahnya
dibagi menjadi 3 wilayah pemerintahan Militer:
a. Pemerintahan militer Angkatan Darat yaitu tentara kedua puluh lima
(Thomi Shudan) untuk Sumatera, tempatnya di Bukit Tinggi.
b. Pemerintahan militer Angkatan Darat yaitu tentara ke enam belas
(Asamu Shudan) untuk Jawa dan Madura. Pusatnya di Jakarta,
Kekuatan angkatan militer ini kemudian ditambah dengan kekuatan
Angkatan Laut (Dai Ni Nankenkantai).
c. Pemerintahan militer Angkatan Laut yaitu (Armada Selatan Kedua)
untuk daerah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Pusatnya di
Makasar.
D. Pemerintahan Sipil
Pada bulan Agustus 1942, pemerintahan militer berusaha meningkatkan
Sistem pemerintahan, UU No. 27 tentang aturan pemerintahan daerah dan
dimantapkan dengan UU No. 28 tentang pemerintahan shu serta
tokubetsushi.Menurut UU No. 28 ini, pemerintahan daerah yang tertinggi
adalah sh (karesidenan). Seluruh Pulau Jawa dan Madura, kecuali Kochi
Yogyakarta dan Kochi Surakarta, dibagi menjadi daerah-daerah shu
(karesidenan), shi (kotapraja), ken (kabupaten),gun (kawedanan), son
(kecamatan), dan ku(desa/kelurahan). Seluruh Pulau Jawa dan Madura dibagi
menjadi 17 shu. Pemerintahan shu itu dipimpin oleh seorang shucokan.
Shucokan memiliki
kekuasaan seperti gubenur pada zaman Hindia Belanda meliputi
kekuasaan legislatif dan eksekutif. Dalam menjalankan pemerintahan
shucokan dibantu olehCokan Kanbo (Majelis Permusyawaratan Shu). Setiap
Cokan Kanbo ini memiliki tiga bu (bagian), yakni Naiseibu (bagian
pemerintahan umum),Kaisaibu (bagian ekonomi), dan Keisatsubu (bagian
kepolisian).
2.2. Organisasi Pergerakan Masa Pendudukan Jepang
A. Organisasi yang bersifat social kemasyarakatan
a. Gerakan Tiga A
Gerakan Tiga memiliki tiga semboyan, yakni:
1. Nippon Pelindung Asia
2. Nippon Pemimpin Asia
3. Nippon Cahaya Asia
Gerakan Tiga A didirikan pada tanggal 29 April 1942, tepat dengan Hari
Nasional Jepang yakni kelahiran (Tencosetsu) Kaisar Hirohito. Gerakan ini
dipelopori oleh Kepala Departemen Propaganda (Sendenbu) Jepang, Hitoshi
Shimizu. Hitoshi Shimizu menunjuk tokoh pergerakan nasional, Mr
Syamsudin (Raden Sjamsoeddin) sebagai Ketua. Gerakan ini meliputi
berbagai bidang pendidikan. Bidang pendidikan dapat memenuhi sasaran
untuk menampung pemuda-pemuda dalam jumlah besar.
b. Putera
Sebagai ganti Gerakan Tiga A yang dibubarkan karena tidak efektif,
Jepang memprakarsai Pusat Tenaga Rakyat atau Putera. Putera dipimpin oleh
tokoh nasional yang kerap dijuluki Empat Serangkai. Empat Serangkai terdiri
dari Soekarno, Moh Hatta, KH Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara.
Dengan restu Jepang, Putera pun didirikan pada 16 April 1943. Tujuan Putera
adalah membangun dan menghidupkan kembali hal-hal yang dihancurkan
Belanda.
Menurut Jepang, Putera bertugas untuk memusatkan segala potensi
rakyat guna membantu Jepang dalam perang.Selain tugas propaganda, Putera
juga bertugas memperbaiki bidang sosial ekonomi.Ada pimpinan pusat dan
pimpinan daerah yang dibagi sesuai tingkatnya yakni syu, ken, dan gun.
Gerakan ini tidak dibiayai pemerintah Jepang. Walaupun demikian, para
pemimpin bangsa diperbolehkan untuk menggunakan fasilitas Jepang seperti
koran dan radio.
Jepang menyadari Putera lebih banyak menguntungkan bagi pegerakan
nasional dibanding kepentingan Jepang sendiri. Maka pada 1944, Jepang
membubarkan Putera.
c. Fujikai
Setelah Putera dibubarkan, Jepang mempertahankan bagian wanitanya.
Bagian wanita itu dibuat organisasi sendiri pada Agustus 1943 bernama
Fujinkai.Selain beranggotakan para ibu, Fujinkai juga punya Bagian Pemudi
yang bernama Josi Saimentai. Anggotanya para gadis yang berusia di atas 15
tahun.
Fujinkai bertugas meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat.
Anggotanya menggelar kegitan pendidikan dan kursus-kursus. Anggota
Fujinkai dilatih membuat dapur umum dan pertolongan pertama. Mereka juga
melakukan kinrohoshi atau kerja bakti (wajib kerja tanpa upah).
Anggota Fujinkai juga diminta mengumpulkan dana wajib. Dana wajib
ini berupa perhiasan, bahan makanan, hewan ternak, maupun keperluan lain
yang bisa digunakan untuk membiayai perang Jepang. Bahkan pada April
1944 Fujinkai membentuk Barisan Wanita Istimewa yang disebut sebagai
Barisan Srikandi.
B. Organisasi Semi Militer
a. Seinendan
Seinendan atau disebut juga Korps Pemuda merupakan suatu organisasi
yang terdiri dari anggota pemuda yang memiliki rentang usia dari 14 hingga
22 tahun. Tujuan dari organisasi ini adalah melatih, mendidik dan
membiasakan para pemuda untuk menjaga serta mempertahankan bangsanya.
Organisasi ini difungsikan sebagai barisan cadangan yang mengamankan
garis belakang.
b. Keibodan
Organisasi semi militer bentukan Jepang berikutnya adalah Keibodan.
Keibodan merupakan barisan pembantu polisi yang dibentuk 29 April 1943
dengan tujuan utamanya adalah membantu tugas kepolisian Jepang di
Indonesia. Sebagai contoh, mengatur lalu lintas dan pengamanan desa.
Dalam melakukan perekrutannya, Keibodan berasal dari para pemuda
Indonesia berusia 23-25 tahun dengan syarat utama menjadi anggota
Keibodan adalah sehat secara fisik dan berkepribadian baik.
c. Barisan Pelopor
Barisan Pelopor merupakan organisasi yang memiliki suatu dewan
pertimbangan secara pusat. Tujuan organisasi ini adalah untuk
mengembangkan minat masyarakat dalam membantu Jepang melawan
sekutu. Ir. Soekarno merupakan ketua dari organisasi ini, dibantu oleh
beberapa pemuda seperti Otto Iskandardinata, Buntaran Martoatmojo dan R.P
Suroso.
C. Organisasi Militer
a. Heiho
Heiho (Pasukan Pembantu) adalah prajurit Indonesia yang langsung
ditempatkan di dalam organisasi militer Jepang baik Angkatan Darat maupun
Angkatan Laut. Syarat untuk menjadi tentara Heiho yaitu:
1. Umur harus 18-25 tahun
2. Berbadan sehat
3. Berkelakuan baik. Dam
4. Berpendidikan minimal sekolah dasar.
Tujuan pembentukan Heiho adalah membantu tentara Jepang.,dan
Kegiatannya antara lain, membangun kubu kubu pertahanan, menjaga kamp
tahanan, dan membantu perang tentara Jepang di medan perang.
b. Peta
Peta adalah organisasi militer yang pimpinan nya bangsa Indonesia yang
mendapatkan latihan kemiliteran. Mula mula yang ditugasi untuk melatih
anggota Peta adalah seksi khusus dari bagian intelejen yang disebut
Tokubetsu Han. Bahkan sebelum ada perintah pembentukan Peta, bagian
Tokuhetsu Han sudah melatih para pemuda Indonesia untuk tugas intelejen.
Latihan tugas Intelejen dipimpin oleh Yanagawa.
2.3. Pengarahan dan Penindasan Versus Perlawanan
A. Ekonomi Perang
Konsep ekonomi perang diterapkan selama masa pendudukan Jepang di
Indonesia karena semua kekuatan ekonomi di Indonesia dilakukan untuk
menopang kegiatan perang. Sebelum Perang Dunia II, Jepang telah
berkembang menjadi negara industri dan kelompok negara imperialis di Asia
sehingga Jepang melakukan berbagai upaya untuk memperluas wilayahnya.
Di bidang ekonomi, Indonesia sangat menarik bagi Jepang karena negara
kepulauan yang sangat kaya akan berbagai sumber daya. Kekayaan Indonesia
ini sangat cocok untuk kepentingan industri Jepang. Indonesia juga dijadikan
tujuan ekspor produk-produk industrinya
Adapun beberapa sektor perekonomian yang diambil alih oleh Jepang,
antara lain: Kegiatan ekonomi di bidang pertanian, di Bidang perkebunan ,
dan lain nya.
B. Pengendalian di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan
Pemerintah Jepang mulai membatasi kegiatan pendidikan. Jumlah
sekolah juga dikurangi secara drastis. Jumlah sekolah dasar menurun dari
21.500 menjadi 13.500 buah. Sekolah lanjutan menurun dari 850 menjadi 20
buah. Kegiatan perguruan tinggi boleh dikatakan macet. Jumlah murid
sekolah dasar menurun 30 dan jumlah siswa sekolah lanjutan merosot sampai
90. Begitu juga tenaga pengajarnya mengalami penurunan secara signifikan
Banyak anak usia sekolah yang harus masuk organisasi semimiliter
sehingga banyak anak yang meninggalkan bangku sekolah.Bagi Jepang,
pelaksanaan pendidikan bagi rakyat Indonesia bukan untuk membuat pandai,
tetapi dalam rangka untuk pembentukan kader- kader yang memelopori
program Kemak muran Bersama Asia Timur Raya. Oleh karena itu, sekolah
selalu men jadi tempat indoktrinasi kejepangan.
C. Pengerahan Romusa
Romusha adalah sistem kerja paksa yang diterapkan Jepang kepada
penduduk Indonesia saat masa penjajahan. Jepang mendirikan
Persemakmuran Asia Timur Raya dengan menyerang pangkalan militer
Amerika Serikat di Pearl Harbour, Kepulauan Hawai .Serangan tersebut
menjadi awal penaklukan wilayah Asia Pasifik di tangan Jepang. Di
Indonesia, armada Jepang sampai di pantai utara Jawa Barat. Ketika itu,
tujuan Jepang ingin menguasai Bandung sebagai basis militer Belanda di
Indonesia.
Perlu diketahui bahwa untuk menopang Perang Asia Timur Raya, Jepang
mengerahkan semua teaga kerja dari Indonesia. Tenaga kerja inilah yang
kemudian dikenal dengan Romusha. Mereka diperkejakan di lingkungan
terbuka, misalnya dilingkungan Pembangunan kubu kubu pertahanan, jalan
raya, lapangan udara.
D. Perang Melawan Sang Tirani
Jepang yang mula-mula disambut dengan senang hati, kemudian berubah
menjadi kebencian. Rakyat bahkan lebih benci pada pemerintah Jepang
daripada pemerintah Kolonial Belanda. Jepang seringkali bertindak
sewenangwenang. Rakyat tidak bersalah ditangkap, ditahan, dan disiksa.
Oleh karena itu, wajar kalau kemudian timbul berbagai perlawan:
1. Aceh Angkat Senjata
Salah satu perlawanan terhadap Jepang di Aceh adalah
perlawananan rakyat yang terjadi di Cot Plieng yang dipimpin oleh
Abdul Jalil. Karena melihat kekejaman dan kesewenangan pemerintah
pendudukan Jepang,terutama terhadap romusha, maka rakyat Cot
Plieng melancarkan perlawanan.Abdul Jalil memimpin rakyat Cot
Plieng untuk melawan tindak penindasan dan kekejaman yang
dilakukan pendudukan Jepang.
2. Perlawanan di Singaparna
Singaparna merupakan salah satu daerah di wilayah Jawa Barat,
yang rakyatnya dikenal sangat religius dan memiliki jiwa patriotik.
Rakyat Singaparna sangat anti terhadap dominasi asing. Oleh karena
itu, rakyat Singaparna sangat benci terhadap pendudukan Jepang,
apalagi ketika mengetahui perilaku pemerintahan Jepang yang sangat
kejam. Kebijakan kebijakan Jepang yang diterapkan dalam kehidupan
masyarakat, banyak yang tidak sesuai dengan ajaran Islam—ajaran
yang banyak dianut oleh masyarakat Singaparna. Atas dasar pandangan
dan ajaran Islam, rakyat Singaparna melakukan perlawanan terhadap
pemerintahan Jepang. Perlawanan itu juga dilatarbelakangi oleh
kehidupan rakyat yang semakin menderita.
3. Perlawanan Indramayu
Latar belakang dan sebab-sebab perlawanan itu tidak jauh
berbeda dengan apa yang terjadi di Singaparna. Para petani dan rakyat
Indramayu pada umumnya hidup sangat sengsara. Jepang telah
bertindak semena-mena terhadap para petani Indramayu. Mereka harus
menyerahkan sebagian besar hasil padinya kepada Jepang. Tentu
kebijakan ini sangat menyengsarakan rakyat. Begitu juga kebijakan
untuk mengerahkan tenaga romusa juga terjadi di Indramayu, sehingga
semakin membuat rakyat menderita.
2.4. Drama Akhir Sang Tirani
A. Akibat Pendudukan Jepang di Indoneisa
Pendudukan Jepang di Indonesia membawa dampak pada kehidupan
masyarakat Indonesia, baik di bidang politik, ekonomi, sosial-budaya,
pendidikan maupun di bidang birokrasi dan militer.
a. Bidang Politik
Dalam bidang politik, Jepang melakukan kebijakan dengan melarang
penggunaan bahasa Belanda dan mewajibkan penggunaan bahasa Jepang.
Struktur pemerintahan dibuat sesuai dengan keinginan Jepang,
b. Bidang Ekonomi dan Sosial Budaya
Guna membiayai Perang Pasifik, Jepang mengerahkan semua tenaga kerja
dari Indonesia. Mereka dikerahkan untuk membuat benteng-benteng
pertahanan. Mula-mula tenaga kerja dikerahkan dari Pulau Jawa yang padat
penduduknya. Kemudian di kota-kota dibentuk barisan romusa sebagai sarana
propaganda. Propaganda yang kuat itu menarik pemuda-pemuda untuk
bergabung dengan sukarela.
c. Bidang Pendidikan
Pada masa pendudukan Jepang, keadaan pendidikan di Indonesia semakin
memburuk. Pendidikan tingkat dasar hanya satu, yaitu pendidikan enam
tahun. Hal itu sebagai politik Jepang untuk memudahkan pengawasan. Para
pelajar wajib mempelajari bahasa Jepang. Mereka juga harus mempelajari
adat istiadat Jepang.
B. Janji Kemerdekaan
Pertahanan Jepang sudah rapuh dan bayangan kekalahan pun sudah
semakin nyata di depan mata. Tetapi meskipun dalam keadaan seperti itu,
Jepang masih tetap berusaha menarik simpati bangsa Indonesia ,yaitu dengan
"menjanjikan kemerdekaan di kemudian hari" kepada bangsa Indonesia. Janji
kemerdekaan kepada bangsa Indonesia disampaikan oleh Perdana Menteri
Koiso pada tanggal 17 September 1944 di dalam sidang istimewa Parlemen
Jepang di Tokyo. Koiso mengumumkan bahwa daerah Indonesia
diperkenankan merdeka di kelak lalu hari
Pada akhirnya pada tanggal 1 maret 1945 diumumkan pembentukan
Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
atau dalam bahasa Jepang disebut "Dokuritsu Junbi Cosakai" Yang mana
tujuan dibentuknya BPUPKI ialah untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal
penting yang berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut pembentukan
Negara Indonesia Merdeka.
Adapun tujuan pemberian janji kemerdekaan itu adalah untuk mencegah
timbulnya pandangan pada diri Bangsa Indonesia pada Sekutu sebagai
pasukan pembebas dari cengkraman Jepang, melainkan sebaliknya sebagai
pasukan penyerbu yang akan menghambat kemerdekaan Bangsa Indonesia.
C. PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
BPUPKI kemudian dibubarkan setelah tugas-tugasnya selesai.
Selanjutnya dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
pada 7 Agustus 1945. Badan itu beranggotakan 21 orang, yang terdiri dari 12
orang wakil dari Jawa, tiga orang wakil dari Sumatra, dan dua orang dari
Sulawesi dan masing-masing satu orang dari Kalimantan, Sunda Kecil,
Maluku, dan golongan penduduk Cina, ditambah enam orang tanpa izin dari
pihak Jepang. Panitia inilah yang kemudian mengesahkan Piagam Jakarta
sebagai pendahuluan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, 18
Agustus 1945.
BAB III
PENUTUP
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Gerakan kedatangan Jepang untuk menguasai Indonesia berlangsung begitu
cepat dan merata. Hal ini disebabkan oleh perkembangan sebelumya. Dimana
Jepang berkembang pesat menjadi negara industri dan sebagai imperialis.
Untuk memenuhi kebutuhannya Jepang menginginkan Indonesia yang
memiliki sumber daya alam yang melimpah.
2. Pada saat itu rakyat Indonesia menyambut baik kedatangan Jepang karena
rakyat Indonesia menganggap Jepang sebagai negara yang membebaskan
mereka dari belenggu negara barat yaitu Belanda. Yang membuat rakyat
Indonesia sangat menderita dengan kebijakan-kebijakannya.
3. Tujuan pertama yaitu agar penduduk di daerah pendudukan dilibatkan dalam
aktivitas pertahanan dan kemiliteran. Dan juga untuk pembagian administrasi
yangt mana memeiliki perbedaan kepentingan Jepang di tiap-tiap daerah di
Indonesia. Dari segi ekonomi dan politik, pulau Jawa merupakan pusat
pemerintahan
4. Dilarangnya lagu kebangsaan Indonesia Raya karena Pemerintahan Jepang
secara perlahan melakukan pengikisan terhadap budaya atau kultur asli
Indonesia.

You might also like