Professional Documents
Culture Documents
Ilmu Dalam Perspektif Al-Qur'an Dan Urgensinya
Ilmu Dalam Perspektif Al-Qur'an Dan Urgensinya
Makalah
DIsusun Oleh:
Muhamad Rizal Arfani (20223019)
Ahmad Erwin Santoso (50223020)
Gunawan Saputro (50223025)
KELAS B
Al-Qur’an merupakan sumber utama ajaran Islam, Al-Qur’an diyakini oleh umat
Islam sebagai kalamullah (firman Allah) yang mutlak kebenarannya, berlaku sepanjang
zaman,setra menjadi ajaran dan petunjuk bagi manusia yang berkaitan dengan
kehidupan manusia di dunia maupun di akhirat kelak. Al-Qur’an juga menjadi sumber
ilmu pengetahuan, karena banyak ilmu yang terkandung didalam Al-Qur’an.
Ilmu dalam perspektif Al-Qur'an, adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan
manusia yang dihargai, dianjurkan, dan diberi peran utama dalam pengembangan diri
serta masyarakat. Al-Qur'an, sebagai kitab suci dalam agama Islam, memberikan
pandangan mendalam tentang peran ilmu pengetahuan dalam menjalani kehidupan
yang seimbang, berkeadilan, dan penuh rahmat.
Ilmu pengetahuan tidak hanya dipandang sebagai alat untuk memahami aspek-
aspek dunia yang kompleks, tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada
Allah dan mengemban amanah-Nya. Oleh karena itu, dalam makalah ini, kita akan
menggali perspektif Al-Qur'an tentang ilmu pengetahuan, bagaimana Al-Qur'an
mendorong pencarian ilmu, dan bagaimana pengetahuan tersebut diarahkan untuk
menghasilkan manfaat bagi diri sendiri, sesama manusia, serta alam semesta yang
diciptakan oleh Allah.
Melalui pemahaman mendalam tentang pandangan Al-Qur'an tentang ilmu
pengetahuan, kita dapat merenungkan bagaimana Islam menggabungkan antara iman
dan akal, serta bagaimana ilmu pengetahuan dapat membantu manusia menjalani hidup
dengan lebih baik sesuai dengan tuntunan agama. Dengan demikian, makalah ini akan
mengeksplorasi tema-tema tersebut dalam rangka mendapatkan wawasan yang lebih
dalam tentang peran ilmu pengetahuan dalam pandangan Al-Qur'an.
1
PEMBAHASAN
A. Definisi Ilmu
Secara Etimologi kata Ilmu ini berasal dari bahasa Arab, yaitu `ilm ( ) علمyang
merupakan bentuk masdar dari ‘alima-ya’lamu-‘ilman memiliki makna
mengetahui, dan dalam bahasa Inggris, ilmu disebut dengan kata Science (sains)
serapan dari bahasa latin Scientia yang bermakna pengetahuan, mengetahui atau
memahami.1 Makna ilmu didalam Al-Qur’an dari berbagai bentuk termnya,
memiliki berbagai arti, diantaranya pengetahuan, mengetahui, ahli ilmu (orang yang
berpengetahuan) dan mengajarkan.
Sedangkan menurut M. Quraishy Shihab kata ‘ilm dari segi bahasa berarti
kejelasan, karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri
kejelasan, Ilmu adalah pengetahuan yang jelas tentang sesuatu.2
1
Retna Dwi Estuningtyas, Ilmu Dalam Perspektif Al-Qur’an, Jurnal Qof Vol. 2 No. 2, Juli 2018, hlm.
205.
2
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung:
Mizan, 2007), hlm. 571.
3
Andi Baso D., A. Abu Bakar, & M. Sadik Sabry, Konsep Ilmu dalam Perspektif Al-Qur’an, Jurnal
Risalah: Pendidikan dan Studi Islam Vol. 7, No. 1, Maret 2021, hlm. 115.
2
Rad(13): 43; Q.S al-Isra’ (17): 60; Q.S al-Kahfi (18): 65; 66, 91; Q.S Taha (20):
110; Q.S al-Anbiya (21): 7, 74, 79; Q.S al-Hajj (22): 54; Q.S Asy-Syu’ara (26): 21;
Q.S al—Naml (27): 40, 84; .Q.S al-Qasas (28): 78; Q.S al-Ankabut (29): 43; Q.S
Sad (38): 45.4
Jika kata ilmu ditelusuri lebih lanjut melalui ayat-ayat Alquran, di sana
disebutkan term ilmu atau al-‘ilm sebanyak 105 kali. Bahkan, angka sebanyak ini
semakin bertambah jumlahnya menjadi 744 kali bila disertakan derivasinya. Term-
term ilmu dan derivasinya dalam al-Qur’an dapat dirinci sebagai berikut ; term
‘alima disebut 35 kali; term ya’lamu disebut 215 kali; term i'lam disebut 31 kali;
term yu’lamu disebut 1 kali; term ilm disebut 105 kali; term ‘alim disebut 18 kali;
term ma’lum disebut 13 kali; term alamin disebut 73 kali; term ‘alam disebut 3 kali;
term a’lam disebut 49 kali; term ‘alim atau ulama disebut 163 kali; term ‘allama
disebut 4 kali; term a’lama disebut 12 kali; term yu’limu disebut 16 kali; term
‘ulima disebut 3 kali; term mu’lam disebut 1 kali; dan term ta’alama disebut 2 kali.5
ّللاُ الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذيْنَ ا ُ ْوتُوا ا ْل ِع ْل ََۗم دَ َرجٰ ت ُ َواِذَا قِ ْي َل ا ْن
ُ ش ُز ْوا فَا ْن
ٰ ش ُز ْوا َي ْرفَ ِع
Artinya: “Apabila dikatakan, “Berdirilah,” berdirilah. Allah niscaya akan
mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu beberapa derajat”.
4
Retna Dwi Estuningtyas …, hlm. 205.
5
Abdul Kallang, Ilmu Dalam Al-Qur’an, Jurnal Al Wahid Vol. 1 No. 1, Juni 2020, hlm. 2.
3
Kemudian Allah Swt. berfirman dalam Qur’an Surat Al Qashas ayat 80
صا ِل ًحا َو َل يُلَقٰى َها ا َِّل َ ّللا َخيْر ِِّل َم ْن ٰا َمنَ َو
َ ع ِم َل ُ َوقَا َل الَّ ِذيْنَ ا ُ ْوتُوا ا ْل ِع ْل ََۗم َو ْيلَ ُك ْم ثَ َو
ِ ٰ اب
َص ِب ُر ْون
ٰ ال
Artinya: “Orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, “Celakalah kamu!
(Ketahuilah bahwa) pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan
beramal saleh. (Pahala yang besar) itu hanya diperoleh orang-orang yang
sabar.”
َۗف َي ْعلَ ُم ْو َن َ َذَ ْر ُه ْم َيأ ْ ُكلُ ْوا َو َيتَ َمتَّعُ ْوا َوي ُْل ِه ِه ُم ْالَ َم ُل ف
َ س ْو
Artinya: “Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan, bersenang-senang, dan
dilalaikan oleh angan-angan (kosong). Kelak mereka akan mengetahui (akibat
perbuatannya)”.
4
3. ( ْالعُلَمٰٰۤ ُؤal ulama) – Ahli Ilmu (orang yang berilmu)
Kata al ulama disebutkan dalam Al Qur’an sebanyak 163 kali, diantaranya
yaitu didalam Surat Fatir ayat 28 dan Surat Asy-Syu’ara’ ayat 197, berikut
potongan ayat Qur’an Surat Fathir ayat 28
اِنَّ َما َي ْخشَى ّٰللاَ ِم ْن ِع َبا ِد ِه ا ْلعُلَ ٰۤم َُۗؤا
Artinya: “Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para
ulama.”
Allah Swt. Berfirman dalam Qur’an Surat Asy-Syu’ara’ ayat 197
علَ ٰۤم ُؤَۗا بَنِ ْي اِس َْر ٰۤا ِء ْي َل
ُ اَ َولَ ْم يَ ُك ْن لَّ ُه ْم ٰايَةً اَ ْن يَّ ْعلَ َمه
Artinya: “Apakah tidak (cukup) menjadi bukti bagi mereka bahwa ia (Al-
Qur’an) diketahui oleh para ulama Bani Israil?”
Kata ulama memiliki sinonim ‘alimun, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-
‘Ankabūt ayat: 43
ِ ََّو ِت ْلكَ ْاْل َ ْمثَا ُل نَض ِْربُ َها ِللن
َ اس َو َما يَ ْع ِقلُ َها إِ َّل ا ْلعَا ِل ُم
َۗون
Artinya: “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia, dan
tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu”.
4. علَّ َم
َ (‘allama) – Mengajarkan
Allah Swt. berfirman dalam Qur’an Surat Al-Alaq ayat 4 dan ayat 5
علَّ ََۗم بِ ْالقَلَ ِم
َ ِي ْ الَّذ
سانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم َ ال ْن ِ ْ علَّ ََۗم
َ
Artinya: “Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia
apa yang tidak diketahuinya.”
Allah Swt. Berfirman dalam Qur’an Surat Ar-Rahman ayat 2 dan ayat 4
َعلَّ ََۗم ْالقُ ْر ٰان
َ
Artinya: “Yang telah mengajar Al-Qur’an”
َعلَّ َم َۗهُ ْالبَيَان
َ
Artinya: “Mengajarnya pandai berbicara”
5
C. Konsep Ilmu Menurut Al-Qur’an
1. Allah Swt. Maha mengetahui (Allah Swt. Sang pemilik Ilmu)
Allah Swt. berfirman pada Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 231
ع ِلي َْۗࣖم
َ َّۗللاَ ِبك َُِۗل ش َْيء
َٰۗ نََّۗ َّللاَ َوا ْعلَ ُم ْوا ا
ٰ َواتَّقُوا
Artinya: “Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah Bahwasanya Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Berdasarkan potongan ayat pada surat Al-Baqarah ayat 231, bahwasanya
Allah Swt. Maha Mengetahui segala sesuai, yang artinya Allah Swt. pemilik
pengetahuan, pemilik ilmu. Pengetahuan-Nya, Ilmu-Nya tidak terbatas, Allah
mengetahui apa-apa yang sudah terjadi, sesuatu yang sedang terjadi, dan
segala sesuatu yang belum terjadi.
Allah Swt. berfirman pada Qur’an Surat Al-Alaq ayat 4 dan ayat 5
علَّ ََۗم بِ ْالقَلَ ِم
َ ِي ْ الَّذ
سانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم َ ال ْن ِ ْ علَّ ََۗم
َ
Artinya: “Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia
apa yang tidak diketahuinya.”
6
Berdasarkan ayat tersebut, dapat diketahui bahwasanya Allah swt. maha
mengetahui, Allah swt. Sang penguasa ilmu. Ilmu atau pengetahuan itu
kemudian diajarkan oleh Allah swt. kepada manusia, diajarkan kepada manusia
baik secara lansung (seperti pada Nabi Adam as) melalui pena (tulisan). Dalam
tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa Dia (Allah) mengajarkan dengan pena
(tulisan/catatan) tentang hal-hal yang telah diketahui manusia sebelumnya dan
Dia mengajarkan manusia (tanpa pena) apa yang belum diketahui sebelumnya.6
6
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati,
2002), hlm. 401.
7
kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur’an) dan hikmah (sunah),
serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.”
Di antara penyempurnaan nikmat itu ialah dengan mengutus seorang rasul,
yaitu Muhammad saw, yang membacakan ayat-ayat Allah, membebaskan umat
dari penyakit syirik dan kejahatan-kejahatan jahiliyah, mengajarkan Al-Qur'an
serta hikmah, dan mengajarkan apa yang belum mereka ketahui, sehingga umat
Islam menjadi umat yang memimpin manusia ke arah kemajuan dan
kebahagiaan.
َۗ ّللاُ الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذيْنَ ا ُ ْوت ُوا ا ْل ِع ْل ََۗم د ََرج
ت ُ َواِذَا قِ ْي َل ا ْن
ُ ش ُز ْوا فَا ْن
ٰ ش ُز ْوا يَ ْرفَ ِع
Artinya: “Apabila dikatakan, “Berdirilah,” berdirilah. Allah niscaya akan
mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu beberapa derajat”.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah akan mengangkat derajat orang yang
beriman, taat dan patuh kepada-Nya, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi
larangan-Nya, berusaha menciptakan suasana damai, aman, dan tenteram dalam
masyarakat, demikian pula orang-orang berilmu yang menggunakan ilmunya
8
untuk menegakkan kalimat Allah. Dari ayat ini dipahami bahwa orang-orang
yang mempunyai derajat yang tinggi di sisi Allah ialah orang yang beriman dan
berilmu. Ilmunya itu diamalkan sesuai dengan yang diperintahkan Allah dan
rasul-Nya.
ّللاَ قَ ْد اَ ْهلَكَ ِم ْن قَ ْب ِله ِمنَ ْالقُ ُر ْو ِن َم ْن ه َُو َْۗ قَا َل اِنَّ َما ا ُ ْوتِ ْيتُه عَلى ِع ْلمَۗ ِع ْند
ٰ ِي اَ َولَ ْم َي ْعلَ ْم اَ َّن
َع ْن ذُنُ ْو ِب ِه ُم ْال ُمجْ ِر ُم ْون
َ شدُّ ِم ْنهُ قُ َّوة ً َّواَ ْكثَ ُر َج ْم ًعا َو َل يُسْـَٔ ُل
َ َا
Artinya: “Dia (Qarun) berkata, “Sesungguhnya aku diberi (harta) itu semata-
mata karena ilmu yang ada padaku.” Tidakkah dia tahu bahwa sesungguhnya
Allah telah membinasakan generasi sebelumnya yang lebih kuat daripadanya
dan lebih banyak mengumpulkan harta? Orang-orang yang durhaka itu tidak
perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka.”
Ayat ini menerangkan bahwasanya Allah melarang hambanya bersikap
sombong dengan mengingkari bahwa atas apa yang ia dimiliki apa, yang ia
capai adalah atas ilmunya sendiri atau usahanya sendiri, padalah seseorang itu
dikaruniai sesuatu semata-mata atas nikmat dari tuhannya. Orang yang
sombong akan binasa, sebagaimana Allah Swt. membinasakan orang-orang
yang terdahulu yang bersikap sombong yang mengingkari nikmat tuhannya.
9
masa di zaman lampau menjadi pusat pengembangan ilmu dan kebudayaan. Di
masa yang akan datang kejayaan yang telah ada itu, Insyaallah akan datang kembali
kalau pemeluk agama Islam menyadari makna firman Allah Saw.: “kalian adalah
umat terbaik yang yang dilahirkan untuk manusia, mempelajari dan mengamalkan
agama Islam secara menyeluruh.7
7
Junaidi, Urgensitas Ilmu Menurut Konsep Islam, Jurnal IAIN LANGSA, Vol. X No. 2, Edisi Juli-
Desember 2018, hlm. 58.
8
Junaidi, …., hlm. 59.
10
PENUTUP
Kesimpulan
Ilmu ini berasal dari bahasa Arab, yaitu `ilm ( ) علمyang merupakan bentuk
masdar dari ‘alima-ya’lamu-‘ilman memiliki makna mengetahui. Menurut
pandangan Islam, ilmu adalah bentuk pengetahuan tentang sesuatu yang datang
dari Allah, yang mana ilmu tersebut diturunkan kepada para nabi dan rasul serta
alam yang diciptakan-Nya, termasuk manusia dan apa saja yang ada pada
diantara langit dan bumi ini, atau pengetahuan yang sistematis dan bersifat
ilmiah.
Makna ilmu didalam Al-Qur’an dari berbagai bentuk termnya, memiliki
berbagai arti, diantaranya adalah, ( ْال ِع ْل َمal ‘ilm) yang berarti Ilmu (pengetahuan),
( يَ ْعلَ ُم ْوya’lamu) yang berarti Mengetahui, ( ْالعُلَمٰٰۤ ُؤal ulama) yang berarti Ahli
Ilmu (orang yang berilmu), dan علَّ َم َ (‘allama) yang berarti Mengajakan.
Ilmu dalam pandangan Al-Qur’an, bahwasanya Allah Swt. Maha
mengetahui (Allah Swt. Sang pemilik Ilmu), Ilmu bersumber dari Allah Swt.,
Ilmu bersumber dari Kitab (Al-Qur’an), Rosulullah Muhammad Saw. diutus
untuk menyampaikan Ilmu (Al-Qur’an), Orang-orang yang berilmu menjadi
saksi ke-Esaan Allah Swt., Orang yang memiliki Ilmu ditinggikan derajatnya
(keutamaan memiliki Ilmu), Larangan bersikap sombong dengan Ilmu yang
dimiliki.
Betapa pentingnya kita mempelajari dan memahami ilmu, diantaranya yaitu,
hanya orang-orang yang berakal yang dapat menerima pelajaran, hanya orang
yang berilmu yang mempu memahami hakikat sesuatu yang disampaikan Allah
melalui perumpamaan-perumpamaan, dan orang yang mencari ilmu termasuk
melakukan ibadah.
Manfaat mempelajari ilmu bagi kehidupan kita, yaitu, akan mendapatkan
pahala secara terus menerus bagi yang mengajarkannya. Ilmu memberikan
kepada yang memiliki pengetahuan untuk membedakan apa yang terlarang dan
yang tidak, menerangi jalan kesurga, kawan diwaktu sepi dan teman ketika kita
kehilangan sahabat. Ilmu memimpin kita kepada kebahagiaan, menghibur kita
dalam duka, perhiasan dalam pergaulan, perisai terhadap musuh. Hamba Allah
mencapai kebaikan, memperolah kedudukan yang mulia, dapat berhubungan
dengan raja-raja di dunia, kebahagiaan akhirat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Andi Baso D., A. Abu Bakar, & M. Sadik Sabry. 2021. Konsep Ilmu dalam
Perspektif Al-Qur’an. Jurnal Risalah: Pendidikan dan Studi Islam Vol.
7, No. 1, Maret
Estuningtyas, Retna Dwi. 2018. Ilmu Dalam Perspektif Al-Qur’an. Jurnal Qof
Vol. 2 No. 2, Juli
Junaidi. 2018. Urgensitas Ilmu Menurut Konsep Islam. Jurnal IAIN LANGSA,
Vol. X No. 2, Edisi Juli-Desember
Kallang, Abdul. Ilmu Dalam Al-Qur’an. Jurnal Al Wahid Vol. 1 No. 1, Juni
12