You are on page 1of 13

ILMU DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN URGENSI MEMPELAJARI ILMU

Makalah

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Study Al-Qur’an Integratif

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Sam’ani, M.Ag.


Dr. Ahmad Tubagus Surur, M.Ag.

DIsusun Oleh:
Muhamad Rizal Arfani (20223019)
Ahmad Erwin Santoso (50223020)
Gunawan Saputro (50223025)

KELAS B

MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UIN K.H ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN
2023
PENDAHULUAN

Al-Qur’an merupakan sumber utama ajaran Islam, Al-Qur’an diyakini oleh umat
Islam sebagai kalamullah (firman Allah) yang mutlak kebenarannya, berlaku sepanjang
zaman,setra menjadi ajaran dan petunjuk bagi manusia yang berkaitan dengan
kehidupan manusia di dunia maupun di akhirat kelak. Al-Qur’an juga menjadi sumber
ilmu pengetahuan, karena banyak ilmu yang terkandung didalam Al-Qur’an.
Ilmu dalam perspektif Al-Qur'an, adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan
manusia yang dihargai, dianjurkan, dan diberi peran utama dalam pengembangan diri
serta masyarakat. Al-Qur'an, sebagai kitab suci dalam agama Islam, memberikan
pandangan mendalam tentang peran ilmu pengetahuan dalam menjalani kehidupan
yang seimbang, berkeadilan, dan penuh rahmat.
Ilmu pengetahuan tidak hanya dipandang sebagai alat untuk memahami aspek-
aspek dunia yang kompleks, tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada
Allah dan mengemban amanah-Nya. Oleh karena itu, dalam makalah ini, kita akan
menggali perspektif Al-Qur'an tentang ilmu pengetahuan, bagaimana Al-Qur'an
mendorong pencarian ilmu, dan bagaimana pengetahuan tersebut diarahkan untuk
menghasilkan manfaat bagi diri sendiri, sesama manusia, serta alam semesta yang
diciptakan oleh Allah.
Melalui pemahaman mendalam tentang pandangan Al-Qur'an tentang ilmu
pengetahuan, kita dapat merenungkan bagaimana Islam menggabungkan antara iman
dan akal, serta bagaimana ilmu pengetahuan dapat membantu manusia menjalani hidup
dengan lebih baik sesuai dengan tuntunan agama. Dengan demikian, makalah ini akan
mengeksplorasi tema-tema tersebut dalam rangka mendapatkan wawasan yang lebih
dalam tentang peran ilmu pengetahuan dalam pandangan Al-Qur'an.

1
PEMBAHASAN

A. Definisi Ilmu
Secara Etimologi kata Ilmu ini berasal dari bahasa Arab, yaitu `ilm ( ‫ ) علم‬yang
merupakan bentuk masdar dari ‘alima-ya’lamu-‘ilman memiliki makna
mengetahui, dan dalam bahasa Inggris, ilmu disebut dengan kata Science (sains)
serapan dari bahasa latin Scientia yang bermakna pengetahuan, mengetahui atau
memahami.1 Makna ilmu didalam Al-Qur’an dari berbagai bentuk termnya,
memiliki berbagai arti, diantaranya pengetahuan, mengetahui, ahli ilmu (orang yang
berpengetahuan) dan mengajarkan.
Sedangkan menurut M. Quraishy Shihab kata ‘ilm dari segi bahasa berarti
kejelasan, karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri
kejelasan, Ilmu adalah pengetahuan yang jelas tentang sesuatu.2

ََۗ‫ن َوالَّ ِذيْنَ َل يَ ْعلَ ُم ْون‬


ََۗ ‫قُ ْل ه َْل َي ْستَ ِوى الَّ ِذيْنَ يَ ْعلَ ُم ْو‬
Artinya: “Katakanlah “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-
orang yang tidak mengetahui?”. (Potongan Q.S Az Zumar: 9)

Secara terminologi ilmu adalah pengetahuan yang sistematis dan bersifat


ilmiah. Dalam pandangan Islam, ilmu adalah bentuk pengetahuan tentang sesuatu
yang datang dari Allah, yang mana ilmu tersebut diturunkan kepada para nabi dan
rasul serta alam yang diciptakan-Nya, termasuk manusia dan apa saja yang ada pada
diantara langit dan bumi ini, atau pengetahuan yang sistematis dan bersifat ilmiah.3

B. Term-Term Ilmu didalam Al-Qur’an


Ayat-ayat tentang ilmu banyak sekali, ditemukan tersebar di beberapa surah,
seperti: Q.S a l-Baqarah(2) : 145, 246, 255; Q.S Ali Imran(3): 61; Q.S al-Nisa(4):
162, 166; Q.S al-An’am(6): 100; Q.S Hud (11):14; Q.S Yusuf (12): 22; Q.S ar-

1
Retna Dwi Estuningtyas, Ilmu Dalam Perspektif Al-Qur’an, Jurnal Qof Vol. 2 No. 2, Juli 2018, hlm.
205.
2
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung:
Mizan, 2007), hlm. 571.
3
Andi Baso D., A. Abu Bakar, & M. Sadik Sabry, Konsep Ilmu dalam Perspektif Al-Qur’an, Jurnal
Risalah: Pendidikan dan Studi Islam Vol. 7, No. 1, Maret 2021, hlm. 115.

2
Rad(13): 43; Q.S al-Isra’ (17): 60; Q.S al-Kahfi (18): 65; 66, 91; Q.S Taha (20):
110; Q.S al-Anbiya (21): 7, 74, 79; Q.S al-Hajj (22): 54; Q.S Asy-Syu’ara (26): 21;
Q.S al—Naml (27): 40, 84; .Q.S al-Qasas (28): 78; Q.S al-Ankabut (29): 43; Q.S
Sad (38): 45.4
Jika kata ilmu ditelusuri lebih lanjut melalui ayat-ayat Alquran, di sana
disebutkan term ilmu atau al-‘ilm sebanyak 105 kali. Bahkan, angka sebanyak ini
semakin bertambah jumlahnya menjadi 744 kali bila disertakan derivasinya. Term-
term ilmu dan derivasinya dalam al-Qur’an dapat dirinci sebagai berikut ; term
‘alima disebut 35 kali; term ya’lamu disebut 215 kali; term i'lam disebut 31 kali;
term yu’lamu disebut 1 kali; term ilm disebut 105 kali; term ‘alim disebut 18 kali;
term ma’lum disebut 13 kali; term alamin disebut 73 kali; term ‘alam disebut 3 kali;
term a’lam disebut 49 kali; term ‘alim atau ulama disebut 163 kali; term ‘allama
disebut 4 kali; term a’lama disebut 12 kali; term yu’limu disebut 16 kali; term
‘ulima disebut 3 kali; term mu’lam disebut 1 kali; dan term ta’alama disebut 2 kali.5

Berikut sebagian term-term ilmu di dalam Al-Qur’an;

1. ‫( ْال ِع ْل َم‬al ‘ilm) – Ilmu (pengetahuan)


Kata al ‘ilm disebut sebanyak 105 kali didalam Al Qur’an. Diantaranya
adalah Allah Swt. berfirman dalam Qur’an Surat Al Mujadalah ayat 11

‫ّللاُ الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذيْنَ ا ُ ْوتُوا ا ْل ِع ْل ََۗم دَ َرجٰ ت‬ ُ ‫َواِذَا قِ ْي َل ا ْن‬
ُ ‫ش ُز ْوا فَا ْن‬
ٰ ‫ش ُز ْوا َي ْرفَ ِع‬
Artinya: “Apabila dikatakan, “Berdirilah,” berdirilah. Allah niscaya akan
mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu beberapa derajat”.

Allah Swt. berfirman dalam Qur’an Surat Ar Ra’d ayat 43

ِ ‫ش ِه ْيدًا َب ْي ِن ْي َو َب ْينَ ُك ْم َو َم ْن ِع ْن َده ِع ْل َُۗم ْال ِك ٰت‬


‫ب‬ َ ‫َو َيقُ ْو ُل الَّ ِذيْنَ َكف َُر ْوا لَسْتَ ُم ْر‬
ِ ٰ ‫س ًل قُ ْل َك ٰفى ِب‬
َ ‫اّلل‬
Artinya: “Orang-orang yang kufur berkata, “Engkau (Nabi Muhammad)
bukanlah seorang Rasul.” Katakanlah, “Cukuplah Allah dan orang yang
menguasai ilmu Kitab menjadi saksi antara aku dan kamu.”

4
Retna Dwi Estuningtyas …, hlm. 205.
5
Abdul Kallang, Ilmu Dalam Al-Qur’an, Jurnal Al Wahid Vol. 1 No. 1, Juni 2020, hlm. 2.

3
Kemudian Allah Swt. berfirman dalam Qur’an Surat Al Qashas ayat 80

‫صا ِل ًحا َو َل يُلَقٰى َها ا َِّل‬ َ ‫ّللا َخيْر ِِّل َم ْن ٰا َمنَ َو‬
َ ‫ع ِم َل‬ ُ ‫َوقَا َل الَّ ِذيْنَ ا ُ ْوتُوا ا ْل ِع ْل ََۗم َو ْيلَ ُك ْم ثَ َو‬
ِ ٰ ‫اب‬
َ‫ص ِب ُر ْون‬
ٰ ‫ال‬
Artinya: “Orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, “Celakalah kamu!
(Ketahuilah bahwa) pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan
beramal saleh. (Pahala yang besar) itu hanya diperoleh orang-orang yang
sabar.”

2. ‫( َي ْعلَ ُم ْو‬ya’lamu) – Mengetahui


Kata ya’lamu disebutkan sebanyak 215 kali didalam Al Qur’an.
Seperti berikut dalam potongan ayat pada Qur’an Surat Az Zumar ayat 9

ََۗ‫ن َوالَّ ِذيْنَ َل َي ْعلَ ُم ْون‬


ََۗ ‫قُ ْل ه َْل َي ْستَ ِوى الَّ ِذيْنَ َي ْعلَ ُم ْو‬
Artinya: “Katakanlah “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?”. (Q.S Az Zumar: 9)

Allah Swt. Berfirman dalam Qur’an Surat Al Baqarah ayat 216

َ ‫شيْـًٔا َّوه َُو َخيْر لَّ ُك ْم َو‬


َ ‫عسٰ ى اَ ْن ت ُ ِحب ُّْوا‬
‫شيْـًٔا‬ َ ‫عسٰ ى اَ ْن تَ ْك َره ُْوا‬ َ ‫علَ ْي ُك ُم ْال ِقتَا ُل َوه َُو ُك ْره لَّ ُك ْم َو‬ َ ‫ب‬ َ ِ‫ُكت‬

ٰ ‫َّوه َُو شَر لَّ ُك ْم َو‬
َ‫ّللاُ يَ ْعلَ َُۗم َواَ ْنت ُ ْم َل تَ ْعلَ ُم ْون‬
Artinya: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah
sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu benci sesuatu, padahal itu baik
bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah
mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui”.

Allah Swt. Berfirman dalam Qur’an Surat Al Hijr ayat 3

َۗ‫ف َي ْعلَ ُم ْو َن‬ َ َ‫ذَ ْر ُه ْم َيأ ْ ُكلُ ْوا َو َيتَ َمتَّعُ ْوا َوي ُْل ِه ِه ُم ْالَ َم ُل ف‬
َ ‫س ْو‬
Artinya: “Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan, bersenang-senang, dan
dilalaikan oleh angan-angan (kosong). Kelak mereka akan mengetahui (akibat
perbuatannya)”.

4
3. ‫( ْالعُلَمٰٰۤ ُؤ‬al ulama) – Ahli Ilmu (orang yang berilmu)
Kata al ulama disebutkan dalam Al Qur’an sebanyak 163 kali, diantaranya
yaitu didalam Surat Fatir ayat 28 dan Surat Asy-Syu’ara’ ayat 197, berikut
potongan ayat Qur’an Surat Fathir ayat 28
‫اِنَّ َما َي ْخشَى ّٰللاَ ِم ْن ِع َبا ِد ِه ا ْلعُلَ ٰۤم َُۗؤا‬
Artinya: “Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para
ulama.”
Allah Swt. Berfirman dalam Qur’an Surat Asy-Syu’ara’ ayat 197
‫علَ ٰۤم ُؤَۗا بَنِ ْي اِس َْر ٰۤا ِء ْي َل‬
ُ ‫اَ َولَ ْم يَ ُك ْن لَّ ُه ْم ٰايَةً اَ ْن يَّ ْعلَ َمه‬
Artinya: “Apakah tidak (cukup) menjadi bukti bagi mereka bahwa ia (Al-
Qur’an) diketahui oleh para ulama Bani Israil?”

Kata ulama memiliki sinonim ‘alimun, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-
‘Ankabūt ayat: 43
ِ َّ‫َو ِت ْلكَ ْاْل َ ْمثَا ُل نَض ِْربُ َها ِللن‬
َ ‫اس َو َما يَ ْع ِقلُ َها إِ َّل ا ْلعَا ِل ُم‬
َۗ‫ون‬
Artinya: “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia, dan
tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu”.

4. ‫علَّ َم‬
َ (‘allama) – Mengajarkan
Allah Swt. berfirman dalam Qur’an Surat Al-Alaq ayat 4 dan ayat 5
‫علَّ ََۗم بِ ْالقَلَ ِم‬
َ ‫ِي‬ ْ ‫الَّذ‬
‫سانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬ َ ‫ال ْن‬ ِ ْ ‫علَّ ََۗم‬
َ
Artinya: “Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia
apa yang tidak diketahuinya.”

Allah Swt. Berfirman dalam Qur’an Surat Ar-Rahman ayat 2 dan ayat 4
َ‫علَّ ََۗم ْالقُ ْر ٰان‬
َ
Artinya: “Yang telah mengajar Al-Qur’an”
َ‫علَّ َم َۗهُ ْالبَيَان‬
َ
Artinya: “Mengajarnya pandai berbicara”

5
C. Konsep Ilmu Menurut Al-Qur’an
1. Allah Swt. Maha mengetahui (Allah Swt. Sang pemilik Ilmu)
Allah Swt. berfirman pada Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 231

‫ع ِلي َْۗࣖم‬
َ َۗ‫ّللاَ ِبك َُِۗل ش َْيء‬
َٰۗ ‫ن‬ََّۗ َ‫ّللاَ َوا ْعلَ ُم ْوا ا‬
ٰ ‫َواتَّقُوا‬
Artinya: “Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah Bahwasanya Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Berdasarkan potongan ayat pada surat Al-Baqarah ayat 231, bahwasanya
Allah Swt. Maha Mengetahui segala sesuai, yang artinya Allah Swt. pemilik
pengetahuan, pemilik ilmu. Pengetahuan-Nya, Ilmu-Nya tidak terbatas, Allah
mengetahui apa-apa yang sudah terjadi, sesuatu yang sedang terjadi, dan
segala sesuatu yang belum terjadi.

2. Ilmu bersumber dari Allah Swt.


Allah Swt. berfirman pada Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 31

ِ ‫علَى ْال َم َلئِ َك ِة فَقَا َل أَ ْن ِبئُونِي ِبأ َ ْس َم‬


‫اء َه ُؤ َل ِء ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم‬ َ ‫ض ُه ْم‬ َ ‫ع َّل ََۗم آدَ َم ْاْل َ ْس َما َء ُكلَّ َها ث ُ َّم‬
َ ‫ع َر‬ َ ‫َو‬
َ‫صا ِدقِين‬
َ

Artinya: “Dia mengajarkan Adam semua nama-nama (benda), kemudian


menampilkan semuanya di hadapan malaikat, lalu mengatakan, “Sebutkanlah
kepada-Ku nama-nama semua benda itu jika kamu memang benar orang-orang
yang benar”.

Allah Swt. berfirman pada Qur’an Surat Al-Alaq ayat 4 dan ayat 5
‫علَّ ََۗم بِ ْالقَلَ ِم‬
َ ‫ِي‬ ْ ‫الَّذ‬
‫سانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬ َ ‫ال ْن‬ ِ ْ ‫علَّ ََۗم‬
َ
Artinya: “Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia
apa yang tidak diketahuinya.”

6
Berdasarkan ayat tersebut, dapat diketahui bahwasanya Allah swt. maha
mengetahui, Allah swt. Sang penguasa ilmu. Ilmu atau pengetahuan itu
kemudian diajarkan oleh Allah swt. kepada manusia, diajarkan kepada manusia
baik secara lansung (seperti pada Nabi Adam as) melalui pena (tulisan). Dalam
tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa Dia (Allah) mengajarkan dengan pena
(tulisan/catatan) tentang hal-hal yang telah diketahui manusia sebelumnya dan
Dia mengajarkan manusia (tanpa pena) apa yang belum diketahui sebelumnya.6

3. Ilmu bersumber dari Kitab (Al-Qur’an)


Allah Swt. berfirman pada Q.S Al-A’raf ayat 52
َ‫ع ٰلى ِع ْلمَۗ ُهدًى َّو َرحْ َمةً ِلِّقَ ْوم يُّؤْ ِمنُ ْون‬
َ ُ‫ص ْل ٰنه‬
َّ َ‫َولَقَ ْد ِجئْ ٰن ُه ْم بِ ِك ٰتب ف‬
Artinya: “Sungguh, Kami telah mendatangkan kepada mereka Kitab (Al-
Qur’an) yang telah Kami jelaskan secara terperinci atas dasar pengetahuan
sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
Ayat ini menjelaskan tentang kitab yang telah diturunkan kepada manusia,
yaitu Al-Qur'an kitab samawi yang mengandung penjelasan-penjelasan dan
petunjuk-petunjuk bagi manusia dalam ayat-ayat yang cukup jelas dan terang
karena telah dijelaskan oleh Allah kepada manusia dengan perantaraan Rasul-
Nya Muhammad saw. Al-Qur'an itu menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman yang mempercayai bahwa Al-Qur'an adalah wahyu dari
Allah.

4. Rosulullah Muhammad Saw. diutus untuk menyampaikan Ilmu (Al-


Qur’an)
Allah Swt. berfirman pada Q.S Al-Baqarah ayat 151
ََۗ ‫علَ ْي ُك ْم ٰا ٰيتِنَا َويُزَ ِ ِّك ْي ُك ْم َويُعَ ِل ُم ُك َُۗم ا ْل ِكت‬
‫ب َو ْال ِح ْك َمةَ َويُ َع ِلِّ ُم ُك ْم َّما‬ ُ ‫س ْلنَا فِ ْي ُك ْم َر‬
َ ‫س ْو ًل ِ ِّم ْن ُك ْم يَتْلُ ْوا‬ َ ‫َك َما اَ ْر‬
َ‫لَ ْم تَ ُك ْونُ ْوا تَ ْعلَ ُم ْون‬
Artinya: “Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat kepadamu),
Kami pun mengutus kepadamu seorang Rasul (Nabi Muhammad) dari
(kalangan) kamu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Kami, menyucikan

6
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati,
2002), hlm. 401.

7
kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur’an) dan hikmah (sunah),
serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.”
Di antara penyempurnaan nikmat itu ialah dengan mengutus seorang rasul,
yaitu Muhammad saw, yang membacakan ayat-ayat Allah, membebaskan umat
dari penyakit syirik dan kejahatan-kejahatan jahiliyah, mengajarkan Al-Qur'an
serta hikmah, dan mengajarkan apa yang belum mereka ketahui, sehingga umat
Islam menjadi umat yang memimpin manusia ke arah kemajuan dan
kebahagiaan.

5. Orang-orang yang berilmu menjadi saksi ke-Esaan Allah Swt


Allah Swt. berfirman pada Q.S Ali Imran ayat 18
ٰۤ
‫ْط َل ا ِٰلهَ ا َِّل ه َُو ْالعَ ِزي ُْز ْال َح ِك ْي ُم‬
ِ ‫ّللاُ اَنَّه َل ا ِٰلهَ ا َِّل ه َُو َو ْال َم ٰل ِٕى َكةُ َواُولُوا ا ْل ِع ْل َِۗم قَ ٰۤا ِٕى ًما بِ ْال ِقس‬
ٰ َ‫ش ِهد‬
َ
Artinya: “Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia, (Allah) yang
menegakkan keadilan. (Demikian pula) para malaikat dan orang berilmu.
Tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”
Ayat ini menegaskan bahwa dalil-dalil yang bisa menguatkan keimanan
sudah begitu jelas. Allah menyatakan, yakni menjelaskan kepada seluruh
makhluk bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia, dan tidak ada
sekutu bagi-Nya. Demikian pula para malaikat dan orang-orang berilmu juga
menyaksikan atas keesaan-Nya.

6. Orang yang memiliki Ilmu ditinggikan derajatnya (keutamaan memiliki


Ilmu)
Allah Swt. berfirman pada Q.S Al-Mujadilah ayat 11

َۗ ‫ّللاُ الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذيْنَ ا ُ ْوت ُوا ا ْل ِع ْل ََۗم د ََرج‬
‫ت‬ ُ ‫َواِذَا قِ ْي َل ا ْن‬
ُ ‫ش ُز ْوا فَا ْن‬
ٰ ‫ش ُز ْوا يَ ْرفَ ِع‬
Artinya: “Apabila dikatakan, “Berdirilah,” berdirilah. Allah niscaya akan
mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu beberapa derajat”.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah akan mengangkat derajat orang yang
beriman, taat dan patuh kepada-Nya, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi
larangan-Nya, berusaha menciptakan suasana damai, aman, dan tenteram dalam
masyarakat, demikian pula orang-orang berilmu yang menggunakan ilmunya

8
untuk menegakkan kalimat Allah. Dari ayat ini dipahami bahwa orang-orang
yang mempunyai derajat yang tinggi di sisi Allah ialah orang yang beriman dan
berilmu. Ilmunya itu diamalkan sesuai dengan yang diperintahkan Allah dan
rasul-Nya.

7. Larangan bersikap sombong dengan Ilmu yang dimiliki


Allah Swt. berfirman pada Q.S Al-Qasas ayat 78

‫ّللاَ قَ ْد اَ ْهلَكَ ِم ْن قَ ْب ِله ِمنَ ْالقُ ُر ْو ِن َم ْن ه َُو‬ َْۗ ‫قَا َل اِنَّ َما ا ُ ْوتِ ْيتُه عَلى ِع ْلمَۗ ِع ْند‬
ٰ ‫ِي اَ َولَ ْم َي ْعلَ ْم اَ َّن‬
َ‫ع ْن ذُنُ ْو ِب ِه ُم ْال ُمجْ ِر ُم ْون‬
َ ‫شدُّ ِم ْنهُ قُ َّوة ً َّواَ ْكثَ ُر َج ْم ًعا َو َل يُسْـَٔ ُل‬
َ َ‫ا‬
Artinya: “Dia (Qarun) berkata, “Sesungguhnya aku diberi (harta) itu semata-
mata karena ilmu yang ada padaku.” Tidakkah dia tahu bahwa sesungguhnya
Allah telah membinasakan generasi sebelumnya yang lebih kuat daripadanya
dan lebih banyak mengumpulkan harta? Orang-orang yang durhaka itu tidak
perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka.”
Ayat ini menerangkan bahwasanya Allah melarang hambanya bersikap
sombong dengan mengingkari bahwa atas apa yang ia dimiliki apa, yang ia
capai adalah atas ilmunya sendiri atau usahanya sendiri, padalah seseorang itu
dikaruniai sesuatu semata-mata atas nikmat dari tuhannya. Orang yang
sombong akan binasa, sebagaimana Allah Swt. membinasakan orang-orang
yang terdahulu yang bersikap sombong yang mengingkari nikmat tuhannya.

D. Urgensi Mempelajari Ilmu


Betapa pentingnya kita mempelajari dan memahami ilmu, yaitu :
1. Perbedaan yang jelas antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak
berilmu.
2. Hanya orang-orang yang berakal yang dapat menerima pelajaran ( Q.S 39 : 9 )
3. Hanya orang yang berilmu yang mempu memahami hakikat sesuatu yang
disampaikan Allah melalui perumpamaan-perumpamaan ( Q.S 29 : 43 )
4. Allah memerintahkan agar manusia berdo’a agar ilmunya bertambah.
5. Orang yang mencari ilmu berjalan dijalan Allah, telah melakukan ibadah.
Pentingnya ilmu menurut agama Islam, dorongan serta kewajiban mencari dan
menuntut ilmu seperti disebutkan diatas, telah menjadikan dunia Islam pada suatu

9
masa di zaman lampau menjadi pusat pengembangan ilmu dan kebudayaan. Di
masa yang akan datang kejayaan yang telah ada itu, Insyaallah akan datang kembali
kalau pemeluk agama Islam menyadari makna firman Allah Saw.: “kalian adalah
umat terbaik yang yang dilahirkan untuk manusia, mempelajari dan mengamalkan
agama Islam secara menyeluruh.7

E. Manfaat Mempelajari Ilmu


Manfaat mempelajari ilmu bagi kehidupan kita, yaitu :
1. Akan mendapatkan pahala secara terus menerus bagi yang mengajarkannya.
2. Ilmu memberikan kepada yang memiliki pengetahuan untuk membedakan apa
yang terlarang dan yang tidak, menerangi jalan kesurga, kawan diwaktu sepi
dan teman ketika kita kehilangan sahabat.
3. Ilmu memimpin kita kepada kebahagiaan, menghibur kita dalam duka,
perhiasan dalam pergaulan, perisai terhadap musuh.
4. Hamba Allah mencapai kebaikan, memperolah kedudukan yang mulia, dapat
berhubungan dengan raja-raja di dunia, kebahagiaan akhirat.
Carilah ilmu sampai ke Negeri Cina, peribahasa diatas mengandung arti
bahwa ilmu yang dituntut yang dicari tidak hanya ilmu agama tetapi semua ilmu
yang bermanfaat bagi hidup dan kehidupan di dunia ini maupun di akhirat kelak.
Seperti dalam sabda Nabi SAW : “ barang siapa yang menginginkan kebaikan
di dunia hendaklah ia mencari ilmu, barang siapa yang menginginkan kebaikan
di akhirat hendaklah ia mencari ilmu dan barang siapa yang menginginkan
kedua-duanya hendaklah ia mencari ilmu.” . Sebab kebaikan kehidupan dunia
dan di akhirat hanya dapat dicapai dengan ilmu.8

7
Junaidi, Urgensitas Ilmu Menurut Konsep Islam, Jurnal IAIN LANGSA, Vol. X No. 2, Edisi Juli-
Desember 2018, hlm. 58.
8
Junaidi, …., hlm. 59.

10
PENUTUP
Kesimpulan
Ilmu ini berasal dari bahasa Arab, yaitu `ilm ( ‫ ) علم‬yang merupakan bentuk
masdar dari ‘alima-ya’lamu-‘ilman memiliki makna mengetahui. Menurut
pandangan Islam, ilmu adalah bentuk pengetahuan tentang sesuatu yang datang
dari Allah, yang mana ilmu tersebut diturunkan kepada para nabi dan rasul serta
alam yang diciptakan-Nya, termasuk manusia dan apa saja yang ada pada
diantara langit dan bumi ini, atau pengetahuan yang sistematis dan bersifat
ilmiah.
Makna ilmu didalam Al-Qur’an dari berbagai bentuk termnya, memiliki
berbagai arti, diantaranya adalah, ‫( ْال ِع ْل َم‬al ‘ilm) yang berarti Ilmu (pengetahuan),

‫( يَ ْعلَ ُم ْو‬ya’lamu) yang berarti Mengetahui, ‫( ْالعُلَمٰٰۤ ُؤ‬al ulama) yang berarti Ahli
Ilmu (orang yang berilmu), dan ‫علَّ َم‬ َ (‘allama) yang berarti Mengajakan.
Ilmu dalam pandangan Al-Qur’an, bahwasanya Allah Swt. Maha
mengetahui (Allah Swt. Sang pemilik Ilmu), Ilmu bersumber dari Allah Swt.,
Ilmu bersumber dari Kitab (Al-Qur’an), Rosulullah Muhammad Saw. diutus
untuk menyampaikan Ilmu (Al-Qur’an), Orang-orang yang berilmu menjadi
saksi ke-Esaan Allah Swt., Orang yang memiliki Ilmu ditinggikan derajatnya
(keutamaan memiliki Ilmu), Larangan bersikap sombong dengan Ilmu yang
dimiliki.
Betapa pentingnya kita mempelajari dan memahami ilmu, diantaranya yaitu,
hanya orang-orang yang berakal yang dapat menerima pelajaran, hanya orang
yang berilmu yang mempu memahami hakikat sesuatu yang disampaikan Allah
melalui perumpamaan-perumpamaan, dan orang yang mencari ilmu termasuk
melakukan ibadah.
Manfaat mempelajari ilmu bagi kehidupan kita, yaitu, akan mendapatkan
pahala secara terus menerus bagi yang mengajarkannya. Ilmu memberikan
kepada yang memiliki pengetahuan untuk membedakan apa yang terlarang dan
yang tidak, menerangi jalan kesurga, kawan diwaktu sepi dan teman ketika kita
kehilangan sahabat. Ilmu memimpin kita kepada kebahagiaan, menghibur kita
dalam duka, perhiasan dalam pergaulan, perisai terhadap musuh. Hamba Allah
mencapai kebaikan, memperolah kedudukan yang mulia, dapat berhubungan
dengan raja-raja di dunia, kebahagiaan akhirat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Andi Baso D., A. Abu Bakar, & M. Sadik Sabry. 2021. Konsep Ilmu dalam
Perspektif Al-Qur’an. Jurnal Risalah: Pendidikan dan Studi Islam Vol.
7, No. 1, Maret

Estuningtyas, Retna Dwi. 2018. Ilmu Dalam Perspektif Al-Qur’an. Jurnal Qof
Vol. 2 No. 2, Juli

Junaidi. 2018. Urgensitas Ilmu Menurut Konsep Islam. Jurnal IAIN LANGSA,
Vol. X No. 2, Edisi Juli-Desember

Shihab, M. Quraish. 2007. Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai


Persoalan Umat. Bandung: Mizan

Kallang, Abdul. Ilmu Dalam Al-Qur’an. Jurnal Al Wahid Vol. 1 No. 1, Juni

https://quran.nu.or.id/, diakses pada 2 Oktober 2023.

12

You might also like