GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH
REPUBLIK INDONESIA
KATA SAMBUTAN
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sejak sebelum menerima amanah sebagai Gubernur Jawa,Tengah pada Agustus
2013 silam, segala keluh dan harap dari masyarakat maupun rekdn sesama politisi saya
rangkum dan petajari. Lahirlah konsep “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi” (tidak
korupsi dan tidak membohongi). Bukan sekadar slogan, “Mboten Korupsi Mboten
Ngapusi” menjelma jadi laku yang mesti terus saya tepatl
Dalam khasanah Jawa, laku merupakan upaya berpantang pada hawa nafsu
untuk menggapai kemuliaan. Agar kriwikan ora dadi grojogan, geguyon ora dadi
tangisan (perkara kecil tidak menyebabkan bencana, gurauan tidak melahirkan petaka)
Ya, menggapai kemuliaan. Tindak korupsi sebenarnya sebuah keniscayaan.
Layaknya kita tidak boleh mencuri, menyakiti apalagi sampai membunuh; agar mulia
kehidupan kita. Maka keburukan dari korupsi sebenarnya telah jelas, sejelas perbedaan
antara siang dengan mala. Namun seringnya kita dibuat terlena. Sepertinya dengan
korupsi akan membuat kita kaya dan bahagia. Padahal justru sebaliknya. Ibaratnya, kita
hendak menerangi rumah namun dengan cara membakarnya.
Bagaimana agar kita tidak dibuat terlena? Harus dengan ilmu. Agar kita sadar dan
tahu laku yang benar. Bukan justru mencari pembenaran pada laku yang kita kerjakan.
Buku Seri Pendidikan Antikorupsi yang hadir sampai lima jlid ini mendorong kita
agar terus memegang kesadaran itu. Siapapun harus membaca dan mempelajari buku
ini. Meski berjudul "pendidikan” bukan berarti buku ini hanya diperuntukkan bagi para
peserta didik atau siswa sekolah. Karena upaya pencegahan dan pemberantasan
korupsi harus didukung dan dilaksanakan siapapun. Ini bukan hanya wilayah kerja KPK,
kepolisian, kejakszan, pemerintah dan lembaga pendidikan. Ini kerja kemanusiaan.
Semoga buku ini bakal melahirkan agen-agen antikorupsi di manapun demi
kemuliaan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Merdeka!
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.