Professional Documents
Culture Documents
Pemanfaatan Limbah Styrofoam Untuk Media
Pemanfaatan Limbah Styrofoam Untuk Media
MEDIA HIDROPONIK 1
ABSTRAK
Alih fungsi limbah styrofoam sebagai media hidroponik dapat dijadikan sebagai salah satu cara
untuk memberikan edukasi dan pengetahuan di bidang pertanian. Studi ini dapat dijadikan sebagai
upaya untuk mengubah pola pikir masyarakat terhadap sektor pertanian yang identik dengan
kotor, cangkul, dan lumpur. Kegiatan ini dilaksanakan dalam kurun waktu 3 bulan dengan sasaran
masyarakat adalah siswa dan siswi kelas 4-5 SD Aisyiyah Kota Sukabumi. Metode yang
digunakan yaitu sosialiasi tentang pentingnya pertanian dan metode pelatihan budidaya dengan
sistem hidroponik, serta pelatihan kewirausahaan bagi siswa. Hasil yang dicapai dalam program
ini adalah pengetahuan siswa dan siswi terhadap pertanian, proses budidaya tanaman dengan
sistem hidroponik meningkat, siswa dan siswi dapat melakukan teknik budidaya sistem
hidroponik dengan memanfaatkan boks styrofoam serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa.
ABSTRACT
The transformation ofwaste styrofoam can be used as one way to provide education and
agriculture knowledge from an early age. By way of utilizing waste Styrofoam into hydroponic
media. It can be used as an attempt to change the mindset of people to the agricultural sector
which is synonymous with dirty, hoe and mud. This activity is carried out within a period of 3
months with the goal of society is male and female students grade 4-5 SD Aisyiyah city of
Sukabumi. The method used is the socialization of the importance of agriculture and training
methods of cultivation with hydroponic systems, as well as entrepreneurship training for
students. The results achieved in this program is the knowledge of students, and students against
agriculture icreases, the hydroponic cultivation system increases, students can do cultivation
technique hydroponic system by utilizing a styrofoam, as well as foster the entrepreneurship
spirit of studets.
37
38 | Journal of Agrifish, Juli 2019, Vol. 1, No. 1: 37-44
di tempat yang minim cahaya matahari banyaknya unsur hara yang terlarut
untuk proses perkecambahan sekitar 1-2 dalam air dengan indikator penghantaran
hari. Setelah muncul kecambah listrik.
pindahkan baki semai ke tempat yang Unsur-unsur hara yang terdapat
terkena sinar matahari. Penyemaian dalam nutrisi hidroponik memiliki
dilakukan selama 2 minggu dengan kation dan anion, sehingga jumlah unsur
tetap memerhatikan kelembapan media hara yang terkandung dalam larutan
tanam. nutrisi dapat dideteksi dengan
Pada proses penyemaian selada banyaknya hantaran listrik pada kutub
terjadi etiolasi. Etiolasi ini terjadi karena positif dan negatif EC meter (Sesanti dan
bibit sayuran kurang mendapat sinar Sismanto 2016).
matahari. Bibit yang etiolasi ini disulam Proses pemindahan dilakukan
dengan bibit kangkung. Setelah itu bibit dengan cara memisahkan bibit satu
selada dan kangkung yang masih dalam persatu dengan memotong rockwool,
kondisi baik dipindah tanam pada pemotongan ini harus sesuai serat supaya
styrofoam yang telah di modifikasi terbentuk kubus yang rapi. Pindahkan
menjadi media hidroponik. Sebelumnya bibit ke dalam styrofoam dengan jarak
masing – masing styrofoam sudah berisi antar lubang tanam 10 cm. Tanaman
air dan nutrisi hidroponik. Nutrisi yang dapat dipanen sesuai dengan umur
digunakan oleh kebanyakan petani tanamannya. Untuk selada dapat dipanen
hidroponik adalah nutrisi AB mix. ketika sudah 45 Hari Sesudah Semai
Terdiri dari dua formula A dan formula (HSS).
B, dalam pengaplikasiannya digunakan Tahap selanjutnya setelah
secara bersama-sama. Untuk rumus yang pemindah tanaman adalah pemeliharaan.
digunakan adalah 5:5:1 artinya jika air Pemeliharaan tanaman hidroponik
yang akan digunakan sebanyak 1 liter dilakukan dengan cara membuang daun
maka nutrisi yang dibutuhkan sebanyak yang terkena penyakit agar tidak
5 ml formula A dan 5 ml formula B. menjalar ke yang lain. Selain itu kadar
Rumus ini sudah umum di kalangan nutrisi harus selalu dikontrol
petani hidroponik. Alat yang digunakan menggunakan alat EC meter.
untuk mengecek kadar nutrisi adalah EC Parameter pH juga sangat penting
meter. Dalam satu box styrofoam dapat dalam pertumbuhan tanaman dengan
menampung 5 liter air, sehingga nutrisi sistem hidroponik. Secara umum rentang
yang dibutuhkan sebanyak 25 ml nutrisi pH pada tanaman adalah 5,5-6,5. Jika pH
A dan 25 ml nutrisi B. naik maka harus ditambahkan asam
Menurut Sutiyoso (2004), nilai EC sebanyak 10% untuk menurunkan
yang biasa digunakan untuk tanaman pHnya. Jika pH < 6,0 keasaman harus
sayuran berkisar antara 2-3 ml/cm. EC dinaikan, dengan menambahkan larutan
meter memiliki kutub negatif anoda dan KOH sebanyak 10%.
kutub positif anoda. Kation dalam nutrisi Pelatihan selanjutnya mengenai
akan mencari kutub negatif anoda, tahap panen dan pasca panen. kegiatan
sedangkan anion dalam nutrisi akan ini dilaksanakan pada tanggal 15 Juni
mencari kutub positif anoda. Nilai EC 2017. Pada tahap ini dimulai dengan
dalam nutrisi merupakan gambaran pemberian materi cara panen tanaman
Teti Febrianti dkk. Pemanfaatan Limbah Styrofoam untuk Media Hidroponik.... | 43
hidroponik dan materi pasca panen. media hidroponik untuk komoditas yang
Selanjutnya masing – masing siswa dan memiliki ukuran besar. Sistem sumbu
siswi melakukan kegiatan pemanenan lebih cocok digunakan sebagai media
dengan cara mengambil tanaman dari hidroponik komoditas sayuran daun.
lubang tanam tanpa memotong akar atau selain itu, ada kelemahan lain dari sistem
membuang rockwool. Kemudian sumbu yaitu pada sistem ini tanaman
dibersihkan dan membuang daun – daun tidak menyerap nutrisi secara merata
tanaman yang rusak. Tanaman yang karena air yang ada pada sistem sumbu
dipanen kemudian ditimbang dengan bersifat statis. Hal ini dapat
bobot 150 gram. Setelah itu selada dan menyebabkan terjadinya penumpukan
kangkung dikemas menyerupai buket racun pada media tanam yang berasal
bunga dengan kemasan plastik yang dari garam mineral pada nutrisi
telah disiapkan oleh Tim PKM. (Fahrurroji, 2016)
Hasil akhir dari kegiatan Pelatihan terakhir mengenai
pengabdian masyarakat mengenai kewirausahaan, yang dilaksanakan pada
pemanfaatan limbah styofoam adalah tanggal 15 Juni 2017 setelah kegiatan
siswa dan siswi SD Aisyiyah mulai panen dan pasca panen. Dalam
paham mengenai pertanian dalam arti perencanaan, kegiatan kewirausahaan
luas sejak dini. Khususnya pertanian dilakukan dengan cara siswa dan siswi
perkotaan atau sering kita dengan menjual hasil panen sayuran kepada
dengan sebutan urban farming. Selain itu Bapak/ Ibu guru. Namun kegiatan ini
setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini tidak terlaksana karena ada kendala
siswa dan bisa mengetahui cara waktu pelaksanaan yang bersamaan
berbudidaya dengan sistem hidroponik. dengan libur sekolah untuk semester
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini genap. Sehingga pada pelatihan
yang lebih penting adalah siswa dan kewirausahaan dilakukan dengan cara
siswi tetap bisa melanjutkan kegiatan diskusi dan tanya jawab, serta pemberian
budidaya hidroponik ini baik di sekolah materi mengenai pengenalan
dengan bimbingan para guru maupun di kewirausahaan sejak dini. Selain itu juga
rumah masing – masing siswa dan siswi. pada pelatihan kewirausahaan ini
Dengan memanfaatkan limbah diberikan pemahaman bagaimana cara
styrofoam kegiatan bercocok tanam packaging sayuran hidroponik yang baik
dapat dilakukan dihalaman rumah atau sebagai strategi promosi untuk menarik
dilahan yang sempit. Karena budidaya konsumen. Pada kegiatan ini siswa dan
dengan sistem hidroponik tidak perlu siswi antusias, menyimak dan
membutuhkan lahan yang luas. Sistem mempraktikan materi yang disampaikan.
sumbu menjadi alternatif bagi para Semoga dengan adanya pelatihan ini
pemula untuk melakukan kegiatan dapat menjadi peluang usaha atau bekal
budidaya. Namun pada sistem ini ada untuk siswa dan siswi SD Aisyiyah
kelemahannya, diantaranya sistem dalam menghadapi masa yang akan
sumbu tidak cocok digunakan sebagai datang.
44 | Journal of Agrifish, Juli 2019, Vol. 1, No. 1: 37-44