You are on page 1of 14

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah: Pancasila


Dosen Pengampu: Dr. Carto Nuryanto, M. M., M. H

Disusun oleh:
Kelompok 4 / Kelas HKI C
Jannatan Kurniadi Sahbana (2320110082)
Oktavia Nafa ‘Aturrohmah (2320110098)
Abdul Muhyi (2320110111)
Bayu Setiaji (2320110116)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami kesempatan
untuk menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah pancasila. Sholawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman
yang penuh dengan cahaya keislaman. Semoga kita mendapat syafaatnya di akhirat
kelak.

Dalam kesempatan kali ini kami berterima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Carto Nuryanto, M. M., M. H. selaku dosen mata kuliah pancasila.
2. H. Nur Said, S. Ag., M. A., M. Ag. selaku kepala perpustakaan Institut Agama
Islam Negeri Kudus yang telah memberikan izin dan layanan perpustakaan
yang diperlukan dalam pembuatan makalah ini.

Akhirnya, kami menyadari bahwa bahwa pembuatan makalah ini masih


jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat diperlukan demi perbaikan makalah ini. Dan kami juga berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman semua.

Kudus, 15 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3

A. Pengertian Pancasila, Sistem, Dan Filsafat ................................................. 3


B. Manfaat Filsafat ............................................................................................. 5
C. Pancasila Dan Sistem Filsafat ....................................................................... 7
D. Landasan Pancasila Dan Sistem Filsafat ..................................................... 8

BAB lll PENUTUP ...................................................................................................10


Kesimpulan .................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang selalu bertanya. Ia menanyakan
segala sesuatu yang belum dimengerti. Jawaban atas pertanyaan tersebut dapat
diperoleh dengan berfikir sendiri (refleksi) atau ditanyakan kepada orang lain.
Pertanyaan kefilsafatan berhubungan dengan pertanyaan yang mendalam yang
mengacu pada hakikat sesuatu yang dipertanyakan baik tentang Tuhan, alam
maupun diri manusia sendiri. Jawaban atas pertanyaan kefilsafatan
menghasilkan suatu sistem pemikiran kefilsafatan. Pemikiran kefilsafatan
kemudian dinamakan menjadi pandangan kefilsafatan.
Filsafat negara merupakan pandangan hidup bangsa yang diyakini
kebenarannya dan diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat yang mendiami
negara tersebut. Bagi suatu bangsa, filsafat merupakan sumber dari segalam
sumber hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat, bangsa dan negara.
Indonesia merupakan salah satu negara yang juga memiliki filsafat
sebagai pandangan hidup bangsa. Filsafat yang dimaksud tak lain adalah yang
kita kenal dengan nama Pancasila yang terdiri dari lima sila. Kelima sila dalam
Pancasila merupakan sistem filsafat bangsa Indonesia yang mencerminkan
pandangan bangsa, dengan inti ajaran pada masing-masing silanya. Ajaran
dalam Pancasila sendiri mencakup wawasan filsafat yang meliputi bidang atau
aspek ontologi (kebenaran), epistemologi (pengetahuan), dan aksiologi (nilai-
nilai).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pancasila, sistem, dan filsafat?
2. Apa saja manfaat filsafat?
3. Apa saja landasan Pancasila dan sistem filsafat?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian Pancasila, sistem, dan filsafat
2. Untuk mengetahui apa saja manfaat filsafat dalam Pancasila
3. Untuk mengetahui landasan Pancasila dan sistem filsafat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila, Sistem, dan Filsafat


1. Pengertian Pancasila
Secara etimologis, istilah “Pancasila” berasal dari Bahasa
Sansekerta India dan bahasa rakyat jelata adalah prakerta. Menurut
Muhammad Yamin, kata “Pancasila” memiliki dua arti leksikal dalam
Bahasa Sansekerta:
• “Panca” berarti “lima”
• Vokal I pendek dalam “Syila” berarti “batu sendi atau pondasi”
• Vokal I panjang dalam “Shila” berarti “aturan perilaku yang baik
atau penting”.
Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan
tentang tingkah laku yang penting dan baik.
2. Pengertian Sistem
Sistem merupakan kumpulan elemen atau sebuah cara yang berhubungan
satu sama lain untuk menjalankan suatu proses pencapaian tujuan utama.

Ada beberapa pendapat para ahli mengenai sistem.


a. Menurut Fowler (1964), yang dimaksud dengan sistem adalah complex
whole, set of connected, things or parts, organized body of material or
immaterial things (keseluruhan yang kompleks, kumpulan hal-hal atau
bagian-bagian yang terhubung, tubuh materi atau hal-hal immaterial
yang terorganisir).
b. Menurut Webster’s New American Dictionary, yang dimaksud dengan
sistem adalah a combination of parts into whole, as the bodily system,
the digestive system, a railroad system, the solar system

3
(kombinasi bagian-bagian menjadi keseluruhan seperti system tubuh,
system pencernaan, system kereta api, tata surya).

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan hal-hal sistem sebagai berikut:


• Suatu sistem memiliki banyak elemen atau bagian. Dalam sistem
abstrak, unsur ini berupa keyakinan tentang sesuatu.
• Unsur-unsur yang terdapat dalam sistem tersebut saling berhubungan
membentuk satu kesatuan yang utuh.
• Hubungan antara elemen-elemen ini tetap.
3. Pengertian Filsafat.
Secara etimologis, menurut Ali MUdhofir istilah filsafat dalam
Bahasa Indonesia memiliki padanan kata falsafah (Bahasa Arab),
Philosophy (Bahasa Inggris), Philosophia (Bahasa Latin), Philosophie
(Bahasa Jerman, Belanda, dan Prancis). Semua istilah tersebut bersumber
pada istilah Yunani Philosophia. Istilah Yunani Philein berarti ”mencintai”,
Philos berarti “teman”, dan Sophia berarti “kebijaksanaan”. Dengan
demikian, ada dua arti secara etimologis. Pertama, istilah filsafat mengacu
pada asal kata Philein dan Sophos, mengandung arti mencintai hal-hal yang
bersifat bijaksana. Kedua, filsafat mengacu pada kata Philos dan Sophia
yang artinya teman kebijaksanaan.1
Dari segi historis, istilah filsafat awal mulanya dipergunakan oleh
Phythagoras (582-496 SM), yaitu seorang matematika dan filsuf Yunani.
Pada masa itu istilah filsafat sangat luas yaitu untuk menyebut kedisiplinan
ilmu.

1
Karsadi, “Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi”,(2015):126.

4
B. Manfaat Filsafat
Menurut Ali Saifullah, yang dikutip oleh Astin Riyanto, banyak nilai
kegunaan atau manfaat yang dapat diperoleh dari mempelajari ilmu filsafat,
diantaranya:2
1. Meskipun kita harus menghindari timbulnya pandangan bahwa pengertian
sudah menjamin perbuatan, namun pengertian serba sedikit. Betapapun
kaburnya dan kesimpang siuran pengertian kebebasan dan individualitas
manusia, tetapi bilamana telah memiliki filsafat hidup, pandangan hidup
yang mantap yang akan menentukan kriteria baik buruknya tingkah laku
yang telah kita pilih dan yang atas dasar keputusan batin kita sendiri,
manusia telah memiliki kebebasan dan kepribadian sendiri.
2. Dalam keadaan masyarakat yang serba tidak pasti selalu mengalami
perubahan yang cepat dan dialami individu atau akibatnya mengalami
krisis batin, meskipun bervariasi tingkatannya. Dengan telah memiliki
pengertian tentang filsafat hidup, dapat kiranya dikurangi dan dihindari
gejala negatif hidup dan penghidupan sehingga lebih terarah dan tepat
tentang filsafat dapat digunakan sebagai pedoman dalam kenyataan
kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.

2
Munir, Umi Salamah, Suratman, “Pendidikan Pancasila”,(2016):103.

5
Menurut Muhammad Erwin, dengan memahami filsafat dapat dipetik tiga
manfaat, yakni:
1. Manfaat ideal
Manfaat ideal dapat ditemui oleh orang yang mempelajari filsafat terutama
terhadap pemahamannya tentang eksistensi manusia dan kemanusiaannya
dalam dinamika kehidupan.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis dengan mengkaji filsafat, dapat membuat semua manusia
mampu menggali, mengolah, dan memanfaatkan semua potensi atau
sumber daya yang ada.
3. Manfaat riil
Manfaat riil merupakan manfaat yang mengantarkan manusia kepada
sebuah pengertian dan kebijakan, bijaksana pada kebijaksanaan hidup untuk
menerima kenyataaan pada masa ini yang terlepas dari masa lalu dan yang
akan datang.
Dapat disimpulkan bahwa manfaat filsafat adalah:
• Merasakan hidup yang lebih sadar sebagai manusia.
• Menyebabkan kita lebih cerdas dan tangkas.
• Melatih kita berpandangan luas.

6
C. Pancasila dan Sistem Filsafat
Menurut pendapat Abdulghani (1986) Pancasila dan sistem filsafat
kemudian menjelma sebagai suatu ideologi bangsa yang dijadikan pedoman
hidup bagi manusia untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurut pendapat Kaelan (200:164) Pancasila sebagai suatu sistem
filsafat serta ideologi maka Pancasila harus memiliki unsur rasionalitas yang
paling utama kedudukannya adalah sebagai suatu sistem pengetahuan.
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara. Philosophiche Gronslag dari
negara mengandung konsekuensi bahwa dalam segala hal bentuk
penyelenggaraan. Negara hendaknya harus sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila yang menyangkut hal ini seperti penetapan
peraturan Undang-Undang Negara, kekuasaan negara, pemerintahan yang
menyangkut rakyat, wawasan nusantara, dan aspek lainnya.3
Abdurrahman Wahid (1991:163) menjelaskan Pancasila sebagai
falsafah negara berkedudukan sebagai kerangka berpikir yang wajib diikuti
dalam proses penyusunan Undang-Undang dan produk hukum yang lain, dalam
merumuskan kebijakan pemerintah dan dalam mengatur hubungan formal antar
lembaga-lembaga dan perorangan yang hidup dalam kawasan negara ini.
Dengan maksud bahwa Pancasila merupakan sumber hukum dasar Negara
Indonesia, sehingga semua yang mengandung peraturan hukum positif
Indonesia akan dijabarkan dari nilai-nilai Pancasila.

3
Junaedi,”Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Dalam Penerapan Konsep Negara Hukum”,
Jurnal Ilmiah Indonesia, (2018):99-100.

7
D. Landasan Pancasila dan Sistem Filsafat
1. Landasan Ontologi
Secara ontologis, kesatuan sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem yang
bersifat hirarki dan berbentuk seperti piramida. Bahwa hakikat adanya Tuhan
adalah ada karena diri-Nya sendiri, Tuhan sebagai Causa Prima.4 Oleh karena
itu, segala sesuatu yang ada termasuk manusia merupakan ciptaan Tuhan (sila
pertama). Adapun manusia sebagai subjek pendukung pokok negara, karena
negara adalah persekutuan hidup bersama, yang anggotanya adalah manusia
(sila kedua). Negara ada karena akibat adanya manusia yang bersatu (sila
ketiga), sehingga terbentuklah persekutuan hidup bersama yang disebut rakyat.
Rakyat adalah sebagai totalitas individu-individu dalam negara yang bersatu
(sila keempat). Keadilan merupakan keadilan dalam hidup secara bersama.
Dengan kata lain keadilan sosial pada hakikatnya sebagai tujuan dari lembaga
hidup bersama yang disebut negara (sila kelima).
2. Landasan Epistemologis
Persoalan epistemologis dalam hubungannya dengan Pancasila
dapat dirinci sebagai berikut.
Pertama, tentang sumber pengetahuan Pancasila sebagaimana
dipahami bersama bahwa sumber pengetahuan Pancasila adalah nilai-nilai
yang ada pada bangsa Indonesia sendiri. Kedua, tentang teori kebenaran
pengetahuan Pancasila. Pancasila mengakui kebenaran rasio yang
bersumber pada akal manusia. Ketiga, tentang watak pengetahuan Pancasila
terkandung pada wataknya yang hirarkis dan berbentuk piramida. Maka
kebenaran konsensus didasari aaoleh kebenaran wahyu serta kodrat
manusia yang bersumber pada kehendak.

4
Munir, Umi Salamah, Suratman, “Pendidikan Pancasila”,(2016):103.

8
Sebagai suatu paham epistemologis, Pancasila mendasarkan pada
pandangannya bahwa ilmu pada hakikatnya tidak bebas nilai karena harus
diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas religius
dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan yang mutlak
dalam kehidupan manusia.
3. Landasan Aksiologis
Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-
nilai Pancasila (subscriber of value Pancasila), yaitu bangsa yang
berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang bersatu, yang berkerakyatan,
dan berkeadilan sosial. Pengakuan, penerimaan, dan penghargaan atas nilai-
nilai Pancasila itu nampak dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa
Indonesia, sehingga mencerminkan sifat khas sebagai filsafat Negara
Indonesia.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Inti dari Pancasila sebagai sistem filsafat adalah Pancasila digunakan
bangsa Indonesia sebagai sebuah pemikiran yang telah disususun untuk
menerapkan pedoman hidup Bangsa Indonesia.

Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan


tentang tingkah laku yang penting dan baik. Sistem merupakan kumpulan hal-
hal atau bagian-bagian yang saling terhubung. Filsafat merupakan segala hal
pemikiran yang bersifat kebijaksanaan.
Ada beberapa manfaat filsafat diantaranya:
• Merasakan hidup yang lebih sadar sebagai manusia.
• Menyebabkan kita lebih cerdas dan tangkas.
• Melatih kita berpandangan luas.
Menurut pendapat Abdulghani (1986) Pancasila dan sistem filsafat
kemudian menjelma sebagai suatu ideologi bangsa yang dijadikan pedoman
hidup bagi manusia untuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Landasan
Pancasila sebagai sistem filsafat meliputi:
• Landasan Ontologi.
• Landasan Epistemologis.
• Landasan Aksiologis.

10
DAFTAR PUSTAKA

Junaedi. (2018). Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Dalam Penerapan Konsep Negara
Hukum Indonesia. Syntax Literate, 3-5.
Karsadi. (2015). Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Suratman, M. U. (2016). Pendidikan Pancasila. Malang: Madani Media.

11

You might also like