You are on page 1of 3

YAYASAN SEKOLAH KRISTEN INDONESIA

SMA KRISTEN YSKI


Terakreditasi A
Jalan Sidodadi Timur Nomor 23 Kota Semarang
Telp. (024) 8414377 Fax. (024) 8414320

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Komponen Layanan : Layanan Dasar


Bidang Layanan : Pribadi
Topik / Tema Layanan : Self-Harm
Kelas : 10
Durasi : 1 x 45 menit
Fungsi Layanan : Pengembangan
Fase : E
Aspek Perkembangan : Kematangan Emosi
Capaian Layanan : Mengembangkan ragam ekspresi perasaan diri sendiri
secara bebas dan terbuka tanpa menimbulkan konflik

1. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian Self-Harm
2. Peserta didik/konseli dapat memahami jenis-jenis Self-Harm
3. Peserta didik/konseli dapat memahami akibat dari Self-Harm
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode: Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media: LCD, Power Point tentang Self-Harm
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4. Menanyakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1. Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
2.2. Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
2.3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
3. Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
3.4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses: Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil: Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan, pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.

Semarang, Juni 2023


Mengetahui
Kepala SMA Kristen YSKI Guru BK

Drs. Haryono, MM Aldino Husein, S. Psi


SELF-HARM

Masa remaja merupakan masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa yang ditandai dengan perubahan atau peralihan baik dalam aspek hormonal, aspek
kognitif, aspek fisik, maupun aspek psikososial. Pada masa ini dipandang sebagai masa yang
penuh konflik, dan remaja dituntut untuk bisa beradaptasi dengan baik. Sehingga, tak jarang
individu-individu tersebut mengalami tekanan atau stres. Ketidakmampuan remaja dalam
mengatasi masalahnya menimbulkan emosi negatif dan efek negatif dan ketika emosi negatif ini
tidak terkendali, remaja sering kali cenderung melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri,
seperti melukai diri, mengonsumsi narkoba, melakukan penyimpangan sosial, dan lain
sebagainya.
Perilaku melukai diri sendiri atau self-harm atau self-injury tersebut merupakan suatu
bentuk perilaku yang dilakukan untuk mengatasi tekanan emosional atau rasa sakit secara
emosional dengan cara menyakiti dan merugikan diri sendiri tanpa bermaksud untuk melakukan
bunuh diri. Non-Suicidal Self-Injury (NSSI) didefinisikan sebagai perilaku melukai diri sendiri
yang disengaja, yang dapat menyebabkan pendarahan, memar, dan rasa sakit yang ditujukan
untuk menyebabkan kerusakan tubuh yang ringan tanpa disertai niat untuk bunuh diri.
Perilaku self-harm yang paling sering dilakukan ialah mengiris atau menyayat kulit
menggunakan silet atau benda tajam lainnya. Perilaku ini biasa diistilahkan dengan self-cutting.
Berdasarkan kuesioner self-harm inventory (SHI) hasil konsensus ahli diantaranya:

Overdosis Mengkonsumsi alkohol berlebihan

Membenturkan kepala dengan sengaja Mencakar tubuh

Tidak mengobati luka Sengaja membuat kondisi penyakit medis


memburuk

Memilih bersetubuh dengan siapa saja Memposisikan diri pada hubungan yang
ditolak

Menyalahgunakan resep pengobatan Menjauhkan diri dari Tuhan sebagai


hukuman

Terlibat hubungan yang menyiksa pasangannya Terlibat hubungan yang menyiksa


secara emosional/psikis pasangan secara seksual

Melakukan percobaan bunuh diri

Beberapa faktor remaja melakukan perilaku melukai diri atau NSSI :


1. Merasa kesepian
Kesepian yang dirasakan bukan hanya karena remaja dikucilkan atau tidak memiliki
teman, namun individu remaja merasa telah gagal untuk memiliki hubungan sosial
dengan orang-orang yang di sekitarnya. Kesepian yang dialami juga berupa:
Emotional Loneliness yang dibagi menjadi 2 yakni Family loneliness dan Romantic
loneliness dan Social Loneliness.
2. Kesulitan dalam menanggapi pengalaman yang negatif
3. Toleransi yang rendah terhadap masalah yang dihadapi
4. Cenderung mengatasi masalah dengan emotion focus coping
5. Pola komunikasi yang buruk dengan orang tua.

Pandangan Kristen terkait Self-harm


Dalam kitab 1 Korintus 6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh
Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu
bukan milik kamu sendiri? Sebagai orang Kristen, tubuhmu adalah tempat tinggal pribadi Roh
Kudus di mana Roh itu merupakan tanda dari Allah yang menyatakan bahwa kamu menjadi
milik-Nya). Karena Roh itu tinggal di dalam dirimu dan saudara menjadi milik Allah, tubuhmu
sama sekali tidak boleh dicemarkan oleh kenajisan atau kejahatan apapun, baik oleh pikiran,
keinginan, tindakan, film, buku maupun majalah cabul. Maka dapat disimpulkan Self-harm
adalah tindakan yang tidak diperbolehkan oleh Tuhan.

Dampak dari Self-Harm


Dampak yang ditimbulkan oleh Self-Harm akan membuat para pelakunya menjadi
kecanduan. Dan dampak jangka panjang dari self-harm yakni
1. Patah tulang
2. Isolasi sosial
3. Perasaan malu, jijik, dan bersalah
4. Harga diri dan citra diri yang buruk
5. Muncul jaringan parut permanen
6. Tendon, saraf, pembuluh darah, dan otot yang cedera
7. Kelemahan permanen atau mati rasa di area tertentu
8. Kehilangan anggota badan
9. Kerusakan multi-organ
10. Infeksi
11. Keracunan darah
12. Kematian

Mengatasi Self-Harm
Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi Self-Harm
1. Mencari Bantuan
Individu yang mengalami sedang berjuang dalam mengatasi self-harm dapat mencari
teman terdekat untuk dapat berbicara tentang kondisi dan perasaan yang dialami.
Dengan membicarakan secara langsung maka dapat membantu mengurangi dorongan
untuk self-harm. Dan kepada orang yang terdekatnya adalah pelaku self-harm untuk
dapat menanggapi dengan penuh kasih sayang bukan dengan judge
2. Mengenali Kondisi Diri
Individu perlu untuk mengenali kondisi dan situasi seperti apa yang mendorong
individu untuk melakukan self-harm. Individu perlu untuk menjauhkan barang-barang
yang biasa digunakan untuk melakukan self-harm, seperti pisau, gunting, cutter, silet,
dsb.
3. Ekspresikan Emosi negatif yang dirasakan
Individu yang pada suatu kondisi sedang merasa sedih, untuk dapat diluapkan emosinya
seperti berteriak, menangis. Diluapkan juga dalam arti jangan sampai melukai diri
sendiri. Dan diarahkan kepada individu untuk dapat menuliskan perasaan negatif yang
sedang dirasakan, dengan begitu individu dapat menyimpulkan perasaan apa yang
sedang dirasakan.
4. Temukan Perilaku Pengganti
Individu yang merasakan kesedihan yang berpikiran untuk melakukan self-harm untuk
dapat mengalihkan perhatian kepada kegiatan yang bermanfaat. Kegiatan seperti
bermain bola, bermain slime, bermain musik, dan kegiatan lain yang dapat menyita
waktu dan perhatian.

You might also like