You are on page 1of 12

TEOLOGI SISTEMATIKA

“ BIBLIOLOGI ”

Kelompok 1 :

Gita Mambu

Syutrika Mamengko

Injilia Mewo

Kezia Euodia

Dosen Pengampu:

PDT. DR. INEKE TOMBENG, M.SI

YAYASAN GMIM D.s. A.Z.R. WENAS

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON

FAKULTAS TEOLOGI

PASCASARJANA

OKTOBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa dalam Yesus Kristus dan Roh Kudus atas berkat,
kasih dan kemurahan-Nya yang terus menganugerakan kesehatan, kemampuan dan hikmat
bagi kami kelompok 1 sehingga dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Teologi
Sistematika dengan materi “Bibliologi”.

Kami menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan dari penulisan makalah ini
karena itu kami memohon maaf atas kekurangan dari penulisan ini. Besar harapan kami
agar makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan, pemahaman dan
informasi baru bagi pembaca sekalian mengenai “Bibliologi”. Terima kasih Tuhan Yesus
memberkati.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................4

BAB II.......................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.......................................................................................................................5

2.1. Pengertian Bibliologi.......................................................................................................5

2.2. Tentang Alkitab...............................................................................................................6

2.3. Sifat Alkitab.....................................................................................................................7

BAB III....................................................................................................................................11

PENUTUP...............................................................................................................................11

3.1. Kesimpulan....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Teologi sistematika menggunakan teologi Alkitab, namun fokusnya adalah pada


pertemuan dan rangkuman pengajaran seluruh bagian Alkitab mengenai suatu topik
tertentu. Teolog Sistematika mungkin bertanya, "Apa yang mengajarkan seluruh Alkitab pada
kita saat ini tentang surga?" Teologi sistematika berupaya merangkum seluruh ajaran Alkitab
mengenai suatu subjek tertentu dengan pernyataan atau definisi yang ringkas. Hal ini
bertujuan untuk mengembangkan sistem ajaran alkitabiah yang koheren secara logistik dan
dapat dipertahankan secara rasional mengenai topik-topik teologis seperti Tritunggal, doktrin
Gereja, atau karunia-karunia rohani. Teologi sistematika sangat praktis.

Bibliologi berasal dari kata biblos dan logos. Kata biblos atau biblion dalam bahasa
Latin Biblia berarti gulungan buku yang dibuat dari papirus, kemudian artinya menjadi bahan
yang atasnya orang bisa menulis. Dalam perkembangannya, kata ini (biblos) menjadi "teks
itu sendiri". Logos adalah ilmu atau pengetahuan. Dengan demikian, bibliologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang Alkitab: asal-usul dan terbentuknya menjadi sebuah Kitab Suci,
mengapa disebut firman Allah, pengilhaman, dan ketidaksalahan Alkitab.

Arti etimologis (asal kata) Istilah "Bibliologi" berasal dari 2 kata Yunani, yaitu:
biblion atau biblia (jamak) artinya "buku- (buku)"; dan logos artinya "perkataan, uraian,
pikiran, ilmu" "Buku- (buku)" (atau "tulisan-tulisan") yang dimaksud adalah Alkitab (Firman
Allah).
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bibliologi

Definisi Bibliologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk sekitar
penulisan (Buku) Alkitab, dan peran Alkitab dalam iman kepercayaan Kristen. Alkitab
sendiri didefinisikan sebagai kumpulan Kitab-kitab yang diakui sebagai "kanonik", dan
diterima seluruhnya sebagai Firman Allah oleh gereja Kristen. Tempat Bibliologi dalam
Teologi Sistematika Dengan praanggapan:

a. bahwa manusia tidak mungkin tahu apapun tentang Allah kecuali Allah sendiri yang
menyatakan diri kepada manusia,

b. Dan bahwa Allah telah berkenan menyatakan Diri-Nya melalui Alkitab untuk dikenal
oleh manusia, maka, kita percaya bahwa Alkitab mempunyai peranan yang
menentukan sebagai pemegang otoritas tertinggi dan menjadi sumber utama untuk
mempelajari Teologi Sistematika; yaitu termasuk di dalamnya semua doktrin iman
kepercayaan Kristen. Oleh karena itu mempelajari doktrin Alkitab merupakan suatu
pengantar atau permulaan yang baik untuk mempelajari doktrin- doktrin yang lain.

Alkitab dari kata Inggris bible, berasal; dari bahasa Yunani biblion, yang berarti
"kitab" atau 'gulungan'. Nama ini berasal dari biblos, yang menunjuk pada pohom papirus
yang banyak tumbuh di wara-rawa, atau pinggiran sungai sepanjang sungai Nil. Bentuk
jamak biblia digunakan oleh orang Kristen yang berbahasa latin untuk menunjuk pada semua
kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Kata kitab Suci merupakan terjemahan dari kata Yunani graphe, yang artinya adalah
"tulisan". Kitab suci berkata, berarti hampir sama dengan mengutif perkataan Allah (Rom.
4:3; 9:17; 10:11; Gal. 4:30; 1 Tim. 5:18). Istilah-istilah lain yang dipakai adalah kitab suci
(Rom. 1:2) dan "tulisan-tulisan yang Sakral" dalam bahasa Yunani hiera grammata, (2 Tim.
3:15). Ayat klasik 2 Tim. 3:16 menekankan bahwa tulisan-tulisan ini bukan merupakan
tulisan biasa tetapi pada faktanya "dinafaskan oleh Allah", dengan demikian tulisan itu
berotoritas dan tanpa salah dalam semua pengajarannya.
2.2. Tentang Alkitab

Pertama-tama tentang Alkitab. Mengenai ini, mereka menyebut bibliologi. Bibliologi


mereka didasarkan pada satu rumusan pendek yang baku, bahwa Alkitab adalah firman Allah.
Bertolak dari rumusan pendek ini, yang bagi mereka sudah merupakan segalanya. Bahan
dengan hak galanya mengenai Alkitab, mereka menarik dari Alkitab secara harafiah pelbagai
pandangan dan keyakinan lainnya mengenai banyak hal. Antara lain mengenai Alkitab
sendiri dan ajaran-ajaran gereja lainnya. Mengenai Alkitab, lebih jauh dikatakan, bahwa hal-
hal apapun yang dikatakannya, menyangkut pula peristiwa sejarah yang dicatatnya, pasti
benar dan tepat. Dalam hal ini, Alkitab bukan hanya kitab keagamaan, tetapi juga kitab
sejarah.

Doktrin inerrancy ini membawa konsekuensi lebih jauh dalam pandangan dan sikap
terhadap Alkitab. Misalnya bahwa, apapun juga jenis tulisan dalam Alkitab, semua kitab di
dalamnya hanya punya satu kebenaran, yaitu kebenaran pewahyuan dari Allah sendiri,
sebagai Kitab yang "dinafasi oleh Allah" sendiri. Karena itu memahami kebenaran-kebenaran
tulisan-tulisan dalam Alkitab berdasarkan jenis-jenis sastranya yang masing-masing punya
kebenaran sendiri seperti yang dianut ole pendekatan "modern" terhadap Alkitab, adalah
sesuatu yang menyesatkan.

Meskipun diakui bahwa yang menulis Alkitab itu manusia di dalam dunia dan
kebudayaannya, tetapi sama sekali manusia, dunia dan kebudayaannya itu tidak
mempengaruhi isi wahyu Allah yang diterimanya. Allah sebagai Arsitek Agunglah satu-
satunya yang menyebabkan Alkitab itu ada dan menjaganya. Karena sumber keberadaan
Alkitab adalah Allah yang satu, maka semua hal yang dikemukakan Alkitab mustahil tidak
harmonis, sebab mustahil Allah, sebagai Pembicara Tunggal dalam Alkitab, bertentangan
dalam diri-Nya sendiri. Karena yang berbicara adalah Allah sendiri, maka berhadapan dengan
segala kewibawaan lainnya, misalnya gereja, dunia ataupun ilmu pengetahuan manusia,
Alkitab menempati tempat pertama, dan dialah yang pertama-tama dan satu-satunya yang
harus didengar dan ditaati.

Dengan pandangan dan keyakinan yang demikian itu menge-nai Alkitab, orang-
perorangan dan kelompok-kelompok militan dalam gereja menyerang setiap pandangan lain
mengenai hal yang sama. Mereka dengan keras menolak pendekatan-pendekatan “modern”
terhadap Alkitab yang memperlakukan Alkitab selain sebagai Kitab Suci gereja, juga sebagai
sebuah Kitab yang terbentuk dalam dunia budaya dan sejarah manusia sehingga dapat diteliti
secara ilmiah menurut prosedur-prosedur keilmuan yang absah dan jujur seperti yang
dikenakan pada karya-karya sastra sekuler.

2.3. Sifat Alkitab

1. Kewibawaan (Authority)

Seluruh Alkitab adalah Firman Allah; tidak mempercayai. atau mentaati Alkitab
berarti tidak percaya atau tidak taat kepada Allah. Dengan kata lain, Alkitab memegang
otoritas tertinggi dan terakhir untuk iman dan kehidupan orang percaya, karena Alkitab
adalah Firman yang datang dari Allah sendiri. Penerimaan akan kewibawaan (otoritas)
Alkitab Penerimaan orang percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah adalah dari keyakinan
yang diberikan oleh Roh Kudus dalam hati manusia yang sudah diperbaharui. Dengan
demikian penerimaan akan kewibawaan (otoritas) Alkitab dalam kehidupan orang percaya
adalah karena iman, bukan datang dari manusia sendiri.

2. Inerensi (Inerrancy)

Secara umum, inerensi diartikan bahwa Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru) adalah seluruhnya Firman Allah yang ditulis tanpa salah pada naskah aslinya. Istilah
"inerrancy" sering kali dibingungkan dengan istilah "infallabili." "Infallability" artinya
Alkitab tidak mungkin menyesatkan karena semua ajarannya adalah kebenaran (tidak
melawan ajaran moral).

Dasar penerimaan ineransi Penerimaan inerensi bukan berdasarkan akan kemampuan


manusia dalam menilai Alkitab, namun berdasarkan keyakinan bahwa:

a. Allah adalah kebenaran. Oleh karena itu, segala sesuatu yang difirmankan Allah
adalah benar.

b. Allah tidak pernah berdusta, jadi apa yang dikatakan-Nya pasti benar. (Ibr 6:18; 2Ti
2:13)

c. Alkitab sendiri menyebut diri-Nya sempurna (Maz 19:8) murni (Maz 19:9): tepat
(Maz 19:9); benar (Maz 119:43), kekal (Maz 119:89; Mat 24:34).

d. Ukuran kebenaran Alkitab adalah "a-rasional", akal manusia bukanlah standard


ukuran yang dipakai.

Teori Inerensi Ada beberapa macam teori inerensi yang diajukan:

a. Full Inerancy (Ineransi penuh). Alkitab bukanlah kitab ilmiah ataupun sejarah, oleh
karena itu tidak dituntut ketepatan yang empiris. Dengan mengerti konteks dan latar
belakang budaya kemungkinan besar ketidak tepatan belum tentu suatu kesalahan.

b. Absulute Inerancy (Ineransi mutlak). Semua data dalam Alkitab adalah benar,
termasuk hal-hal yang menyangkut kebenaran ilmiah dan sejarah. Kebenaran Alkitab
juga seharusnya dapat dibuktikan dari semua sudut termasuk ilmiah dan sejarah.

c. Limited Inerancy (Ineransi terbatas). Kebenaran Alkitab dapat dibuktikan hanya dari
segi ajaran doktrinnya yang berhubungan dengan keselamatan. Kalau ada kesalahan
data yang lain, tidak apa-apa karena itu tidak menjadi kepentingan Alkitab

3. Kejelasan

Kejelasan Alkitab diartikan bahwa Alkitab ditulis sedemikian rupa sehingga jelas
maksud pemberitaan dan pengajaranNya, sehingga dapat dimengerti oleh setiap orang yang
sungguh-sungguh membaca dan mencari pertolongan Tuhan serta bersedia melakukan
Firman Tuhan itu. Namun demikian tidak berarti bahwa semua bagian Alkitab akan dapat
dimengerti dengan mudah. Tidak juga berarti bahwa setiap orang akan mengertinya dengan
benar. Kesulitan manusia untuk mengerti/menafsir isi Alkitab sering kali dikarenakan pikiran
manusia yang dibutakan oleh dosa, bukan karena kemampuan intelektual. (1Ko 1:18-3:4; Ibr
5:14; 2Pe 3:5).

Bagaimana kita bisa mengerti atau menafsirkan isi Alkitab secara jelas, benar dan tepat?

a. Hanya dengan penerangan Roh Kuduslah manusia dapat mengerti Firman Tuhan
dengan benar dan tepat Efe 3:4, 5; 1Ko 2:12, 13; Yoh 14:26; 16:13-15; 2Pe 1:21.

b. Mempunyai motivasi yang benar, tidak untuk kesombongan, keserakahan,


kepentingan diri sendiri dan tidak karena kurang iman (tidak percaya). Luk 24:25;
2Ko 4:3-4.

c. Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang cukup untuk menafsir. Dengan


menerapkan prinsip-prinsip menafsir yang sehat dan mengembangkannya sebagai
ketrampilan maka kita akan dapat menafsir dengan baik. Alat-alat menafsir juga
sangat memengaruhi dalam mendapatkan data yang lengkap.

4. Keperluan mutlak

Keperluan mutlak Alkitab artinya Alkitab diperlukan secara mutlak untuk mengenal
Kristus, agar kita bisa diselamatkan. Karena hanya Alkitablah yang memberitakan kebenaran
"kabar baik" tentang Kristus (Rom 1:16). Penekanan di sini bukanlah keperluan untuk
mengenal Allah dalam arti keberadaan dan sifat-sifat umum Allah, dan hal-hal tentang
moralitas (karena itu sudah diberikan Allah dalam Penyataan Umum), tetapi secara khusus
keperluan untuk keselamatan, untuk memelihara kehidupan rohani dan untuk mengetahui
kehendak Allah.

Bukti-bukti keperluan mutlak Alkitab Roma 10:13-17: Untuk manusia bisa


diselamatkan, maka ia harus mendengar Firman Injil Yesus Kristus. Kis 4:12: Tidak ada
keselamatan di luar Kristus. 1Ti 2:5-6: Tidak ada Pengantara yang lain selain Yesus Kristus,
untuk menjadi Pendamai antara manusia dengan Allah. Karena Alkitab adalah satu-satunya
sumber untuk mengenal Kristus; Injil yang mempunyai kuasa yang menyelamatkan, maka
manusia harus membaca Alkitab atau mendengar dari orang lain Firman dalam Alkitab.

5. Kecukupan

Kecukupan Alkitab diartikan bahwa Alkitab berisi semua Firman Allah yang
dibutuhkan oleh orang percaya untuk keselamatannya dan untuk hidup di dalam
keselamatannya, Dengan demikian kita percaya bahwa Alkitab adalah cukup sebagai satu-
satunya sumber Firman Allah yang diperlukan oleh manusia untuk selamat dan hidup dalam
keselamatannya. Bukti-bukti kecukupan Alkitab dalam Alkitab 2Ti 3:15-17 Yak 1:18 1Pe
1:23 Wah 22:18,19.

6. Tidak Pernah Gagal dalam Maksudnya

Maksud dan tujuan Alkitab adalah memberikan berita tentang Allah dan rencana
keselamatanNya kepada manusia. Dalam menyampaikan beritanya ini Alkitab tidak pernah
gagal mencapai maksudnya, baik untuk orang yang menerima keselamatan atau pun untuk
mereka yang menolak. Untuk orang yang diselamatkan Firman Allah memberikan damai
sejahtera dan hidup yang kekal, untuk orang yang menolak FirmanNya, Allah menyatakan
keadilanNya dengan menghukum mereka ke dalam nyala api selama-lamanya.

7. Kesatuan

Alkitab mempunyai satu kesatuan isi dan berita, yaitu Allah yang menyatakan diri
kepada manusia umat pilihanNya dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Alkitab adalah "unik"
Kesatuan Alkitab itu menunjukkan bahwa Alkitab adalah lain dari pada kitab-kitab yang lain;
sangat unik. Mengapa? Berikut ini adalah daftar yang membuktikan bahwa Alkitab adalah
sangat unik.

a. Satu-satunya kitab yang ditulis dalam jangka waktu 1600 tahun dan melibatkan kisah
dari 60 generasi.

b. Ditulis oleh kurang lebih 40 penulis dari berbagai kalangan (raja, nabi, nelayan,
penulis puisi, orang kaya, petani, ahli filsafat, negarawan, ahli politik, gembala,
militer, dokter

c. Ditulis di tempat-tempat yang berbeda (dipenjara, dipandang belantara, dibukit,


diistana, dipulau terpencil

d. Ditulis dalam zaman dan waktu, tempat (3 benua) dan keadaan yang berbeda-beda.

e. Ditulis dalam 3 macam bahasa (Ibrani, Aramaic, Yunani).

f. Buku yang paling jujur menceritakan semua kebaikan dan kejelekan sifat manusia.

g. Buku yang berisi nubuatan dan yang kebenaran nubuatannya sudah terbukti.

h. Alkitab juga adalah buku yang dapat bertahan melalui waktu, penganiayaan, kritikan,
pengerusakan dll.

i. Alkitab adalah buku pertama yang diterjemahkan berulang-ulang, dalam jumlah


bahasa yang terbanyak, dan sudah disebarkan ke seluruh penjuru dunia.

j. Mempunyai pengaruh luar biasa, karena orang berdosa besarpun dapat diubahkan
menjadi orang yang baik dan berbudi.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

 Bibliologi adalah ilmu yang mempelajari tentang isi Alkitab, dan peran Alkitab dalam
iman kepercayaan Kristen. Yang diterima seluruhnya sebagai Firman Allah oleh gereja
Kristen. Tempat Bibliologi dalam Teologi Sistematika Dengan praanggapan:

a. bahwa manusia tidak mungkin tahu apapun tentang Allah kecuali Allah sendiri yang
menyatakan diri kepada manusia,

b. Dan bahwa Allah telah berkenan menyatakan Diri-Nya melalui Alkitab untuk dikenal
oleh manusia, maka, kita percaya bahwa Alkitab mempunyai peranan dan menjadi
sumber utama untuk mempelajari Teologi Sistematika.

 Tentang Alkitab: Alkitab bahwa hal-hal apapun yang dikatakannya, menyangkut pula
peristiwa sejarah yang dicatatnya, pasti benar dan tepat. Dalam hal ini, Alkitab bukan
hanya kitab keagamaan, tetapi juga kitab sejarah.

 Sifat-sifat Alkitab:

1. Kewibawaan

2. Inerensi

3. Kejelasan

4. Keperluan mutlak

5. Kecukupan

6. Tidak Pernah Gagal dalam Maksudnya

7. Kesatuan
DAFTAR PUSTAKA

Jonar T.H Situmorang, Kamus Alkitab & Theologi: Memahami Istilah-istilah Sulit dalam
Alkitab dan Gereja (Yogyakarta: ANDI, 2016)

Dr. Wendy Sopmady Hutahaean, Dogmatika (Malang: 2020)

You might also like