You are on page 1of 49

LAPORAN KEGIATAN PENGENALAN LAPANGAN

PERSEKOLAHAN (PLP) II
SMP NEGERI 14 KOTA BENGKULU

Dosen Pembimbimg Lapangan PLP II:


Dr. Kasmantoni, M.Si

Disusun oleh:
Leli Aprini
2011270017

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Pengenalan Lapangan Persekolahan II


SMP Negeri 14 Kota Bengkulu

Leli Apriani NIM 2011270017

Laporan ditulis dalam rangka memenuhi persyaratan mata kuliah pengenalan


lapangan persekolahan II

Guru Pamong PLP II Dosen Pembimbing Lapangan PLP II

Lita Ernafida, S.Pd Dr. Kasmantoni, M.Si


NIP. 197107101995 NIP. 197510022003121004

Mengetahui

Kepala Sekolah SMPN 14 Kota Bengkulu

Annisyah S.Pd
NIP. 198509092009032012
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan laporan kegiatan pengenalan lapangan
pesekolahan (PLP) II di SMPN 14 Kota Bengkulu.
Laporan kegiatan pengenalan lapangan pesekolahan (PLP) II ini
digunakan untuk bukti selama saya mengikuti kegiatan (PLP) II dan untuk
memenuhi tugas mata kuliah (PLP) II guna mengenalkan dunia pendidikan secara
langsung kepada mahasiswa agar menjadi guru yang profesional nantinya.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu saya dalam pelaksanaan kegiatan (PLP) II ini, antara lain kepada :
1. Bapak Prof.Dr.KH. Zulkarnain, M.Pd selaku Rektor Univeristas Islam Negeri
Fatmawati Sukarno (UINFAS) Bengkulu.
2. Bapak Dr. Mus Mulyadi, S.Ag, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Tadris
Univeristas Islam Negeri Fatmawati Sukarno (UINFAS) Bengkulu.
3. Bapak Dr.Kasmantoni , M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
kelompok PLP II SMPN 14 Kota Bengkulu.
4. Ibu Annisyah S.Pd selaku Kepala Sekolah SMPN 14 Kota Bengkulu.
5. Ibu Lita Ernafida S.Pd selaku guru pamong mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS).
6. Ibu Dahliah,M.Pd selaku guru pamong mata pelajaran pendidikan agama
islam (PAI)
7. Ibu Tri Ramadhaniarti, M.Pd.selaku guru pamong mata pelajaran bahasa
inggris
8. Ibu Lindia Kusumawati,S.Pd selaku guru pamong mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam (IPA)
9. Bapak Dody Hardoyo,S.Pd selaku guru pamong mata pelajaran bahasa
indonesia.
10. Bapak/Ibu guru beserta Staf Tata Usaha SMPN 14 Kota Bengkulu yang telah
bersedia memberi dan membagi ilmu serta pengalamannya.
11. Semua siswa/siswi SMPN 14 Kota Bengkulu yang telah mau ikut membantu
saya selama proses PLP II berlangsung.
12. Semua teman Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno (UINFAS)
Bengkulu khususnya PLP II di SMPN 14 Kota Bengkulu yang telah kompak
dan solid baik itu proses PLP II atau pun dalam penyusunan laporan.
13. Semua pihak yang telah berperan serta memberikan bantuan moral maupun
material dalam penyusunan laporan pengenalan lapangan pesekolahan (PLP)
II ini
Pada Laporan Kegiatan pengenalan lapangan pesekolahan (PLP) II ini saya
menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan laporan ini, sehingga
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
laporan ini. Semoga bisa menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua.
Akhir kata semoga “Laporan Kegitan Pengenalan Lapangan Pesekolahan
(PLP) SMP Negeri 14 Kota Bengkulu” dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya.

Bengkulu, Oktober 2023

LELI APRIANI
2011270017
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESHAN…………………………….............................…….i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
DAFTAR BAGAN..............................................................................................v
DAFTAR TABEL..............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian PLP II................................................................................1
B. Landasan Hukum................................................................................2
C. Tujuan PLP II.....................................................................................2
D. Ruang Lingkup...................................................................................3
E. Capaian Pembelajaran .......................................................................3
BAB II LAPORAN PELAKSANAAN LATIHAN PEMBELAJARAN
A. Perangkat Pembelajaran.....................................................................4
B. Proses Pembelajaran..........................................................................20
C. Evaluasi Pembelajaran.......................................................................21
D. Jurnalreflektif......................................................................................34
BAB III ANALISIS HASIL LATIHAN PEMBELAJARAN
A. Perangkat Pembelajaran....................................................................33
B. Proses Pembelajaran..........................................................................35
C. Evaluasipembelajaran........................................................................35
BAB IV LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KEPENDIDIKAN
A. Senyum, Sapa, Salam.......................................................................37
B. Berpartisipasi Dalam Pemeliharaan Dan Penyalahgunaan Sarana
Pengajaran........................................................................................37
C. Menhadiri Pertemuan Dengan Dosen
Pembimbing .....................................................................................38
D. RapatSekolah....................................................................................39
E. Upacra Bendera................................................................................41
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................43
B. Saran...................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Silabus / ATP

Lampiran 1.2 Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) / Modul Ajar

Lampiran 1.3 Buku siswa

Lampiran 1.4 Lembar kerja siswa (LKS)

Lampiran 1.5 Kisi-kisi evaluasi, Soal Evaluasi, Kunci Jawaban.

Lampiran 1.6 lembar penilaian kognitif, afektif,psikomotor

Lampiran 1.7 foto media, foto penghargaan( reward)

Lampiran 1.8 instrumen observasi

Lampiran 1.9 Gambar/foto selama kegiatan PLP II


BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian PLP II
PLP adalah suatu tahapan dalam proses penyiapan guru profesional pada
jenjang Program Sarjana Pendidikan, berupa penugasan kepada mahasiswa untuk
mengimplementasikan hasil belajar melalui pengamatan proses pembelajaran di
sekolah/lembaga pendidikan, latihan mengembangkan perangkat pembelajaran,
dan belajar mengajar terbimbing, serta disertai tindakan reflektif di bawah
bimbingan dan pengawasan dosen pembimbing dan guru pamong secara
berjenjang.
Pengenalan Lapangan Persekolahan II (PLP II) adalah tahapan kedua
dalam Pengenalan Lapangan Persekolahan Program Sarjana Pendidikan yang
dilaksanakan pada semester keenam atau ketujuh. Sebagai tahap lanjutan dari
PLP I, PLP II dimaksudkan untuk memantapkan kompetensi akademik
kependidikan dan bidang studi melalui berbagai bentuk aktivitas di sekolah.

B. Landasan Hukum
1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Undang-undang RI Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
6. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI).
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
9. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 tahun
2015 tentang Standar Nasional PendidikanTinggi.
10. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 55 Tahun
2017 tentang Standar Pendidikan Guru.
11. Keputusan Bersama Empat Menteri Nomor 01/KB/2020, tanggal 5 Juni
2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada tahun ajaran
2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di masa Pandemi Corona Virus
Disease (Covid-19).

C. Tujuan PLP II
Setelah mengikuti kegiatan PLP II para mahasiswa diharapkan dapat
memantapkan kompetensi akademik kependidikan dan bidang studi yang
disertai dengan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir tingkat
tinggi melalui kegiatan sebagai berikut:
1. Menelaah kurikulum dan perangkat pembelajaran yang digunakan guru.
2. Menelaah strategi pembelajaran yang digunakan guru.
3. Menelaah sistem evaluasi yang digunakan guru.
4. Membantu guru dalam mengembangkan RPP, media pembelajaran, bahan
ajar, dan perangkat evaluasi.
5. Menelaah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran.
6. Latihan mengajar dengan bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing
PLP II, dengan tujuan merasakan langsung proses pembelajaran, serta
pemantapan jati diri calon pendidik.
7. Melaksanakan tugas-tugas pendampingan peserta didik dan kegiatan
ekstrakurikuler.
8. Membantu guru dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan administasi
guru.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup PLP II meliputi semua tugas guru, baik tugas akademik
maupun administrasi.

E. Capaian Pembelajaran
Untuk memperkuat dan mengintegrasikan kompetensi pemahaman peserta
didik, pembelajaran yang mendidik, penguasaan bidang keilmuan dan/atau
keahlian, dan kepribadian, dan untuk memberikan kesiapan calon pendidik,
setelah mengikuti kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan 2 (PLP II) para
mahasiswa di bawah bimbingan guru pamong diharapkan memahami tentang:
1. Analisis kurikulum.
2. Penyusunan perangkat pembelajaran (RPP, media, LKS, bahan ajar,
instrumen penilaian).
3. Pkegiatan pembelajaran dengan menggunakan ragam strategi pembelajaran
dan media pembelajaran.
4. Pengelolaan kelas.
5. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.
6. Pelaksanaan penilaian dan evaluasi pembelajaran.
7. Pengelolaan kegiatan kokurikuler dan ektrakurikuler; dan
8. Pekerjaan administrasi guru.
BAB II
LAPORAN PELAKSANAAN LATIHAN PEMBELAJARAN

A. Perangkat pembelajaran
1. Silabus atau ATP
Silabus adalah perangkat pengajaran yang berfungsi sebagai rencana
dan pengaturan pelaksanaan pembelajaran serta penilaian. Silabus disusun
secara sistematis dan memuat komponen-komponen yang saling berkaitan
untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar. Silabus dibuat dengan tujuan
mempermudah, memperlancar, serta meningkatkan hasil proses belajar-
mengajar dan menyusun berbagai rencana pembelajaran secara profesional,
yang sistematis dan berdaya guna. Dengan berpedopan pada silabus, guru akan
meninjau, menganalisis, mengamati, serta memprediksi berbagai program
pembelajaran tentang berbagai kerangka kerja yang terencana dan logis .
Silabus adalah pedoman penyusunan buku siswa yang memuat materi
pelajaran, aktivitas peserta didik, serta evaluasi pembelajaran. Silabus berperan
sebagai acuan dalam penyusunan rencana pembelajaran ini maka setiap kajian
mata pelajaran, atau pengelolaan kegiatan pembelajaran serta pengembangan
penilaian dari hasil pembelajaran. Silabus juga berperan sebagai alat aktualisasi
kurikulum secara operasional pada suatu tingkat satuan pendidikan. Keberadaan
silabus akan memudahkan guru dalam melakukan berbagai pembelajaran.
Sebagai pedoman pengembangan perangkat pembelajaran lebih lanjut. Mulai
dari pengelolaan kegiatan pembelajaran, perencanaan, hingga pengembangan
penilaian.
Silabus adalah sumber pokok penyusunan rencana pembelajaran suatu
Standar Kompetensi atau satu Kompetensi Dasar. Kompetensi yang
direncanakan haruslah konkret, jelas, serta mudah untuk dipahami. Selain itu
juga dibutuhkan isi yang fleksibel dan lebih sederhana. Pengembangannya
sendiri bersifat utuh, menyeluruh dan jelas dalam hal pencapaiannya. Harus
terdapat koordinasi dengan komponen pelaksana program sekolah agar
kemudian tidak mengganggu jam pelajaran yang lain.
Silabus adalah suatu perangkat rencana dan pengaturan pelaksanaan
pembelajaran serta penilaian yang disusun secara sistematis dan memuat
komponen-komponen yang saling berkaitan untuk kemudian mencapai
penguasaan kompetensi dasar. Secara garis besar, silabus kemudian mencakup
berbagai kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran,
serta berbagai kegiatan pembelajaran. Hubungan logis di antara berbagai
komponen dalam silabus dari setiap mata pelajaran sendiri adalah langkah yang
harus dipersiapkan untuk kemudian mencapai standar kompetensi lulusan.
Adapun tujuan dari silabus dalam rencana pelaksanaan pembelajaran ialah
diantaranya mempermudah, memperlancar, serta meningkatkan hasil proses
belajar-mengajar dan menyusun berbagai rencana pembelajaran secara
profesional, yang sistematis dan berdaya guna.
Istilah silabus telah dikenal dan digunakan dalam dunia pendidikan.
Definisi silabus dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 13 Tahun
2015. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema
tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar. Silabus merupakan rencana pembelajaran pada mata pelajaran atau
tema tertentu dalam pelaksanaan kurikulum. Silabus dibuat oleh guru untuk
memberikan gambaran garis besar proses pembelajaran dalam satu semester.
a) Komponen Sillabus
Komponen sillabus mencakup :
1) Kompetensi inti, yaitu tingkat kemampuan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap
tingkat kelas atau program.
2) Kompetensi dasar, yaitu kemampuan untuk mencapai kompetensi inti
yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran.
3) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator ketercapaian kompetensi.
4) Kegiatan pembelajaran, memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi
dasar. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar
peserta didik, peserta didik dengan pendidik, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi.
5) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
6) Alokasi waktu, yaitu perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi
dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
7) Sumber belajar, yaitu rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik,
narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan
sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar
serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.
8) Sumber belajar, yaitu rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik,
narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan
sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar
serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.
b) Prinsip Pengembangan Silabus
Berdasarkan modul Pusdiklat Pegawai Kemendikbud, terdapat sejumlah
prinsip pengembangan silabus sebagai berikut :
1) Ilmiah. Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2) Relevan. Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian
materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
3) Sistematis. Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi.
4) Konsisten. Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman
belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5) Memadai. Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman
belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang
pencapaian kompetensi dasar.
6) Aktual dan Kontekstual. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman
belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata,
dan peristiwa yang terjadi.
7) Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi
keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi
di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8) Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi
(kognitif, afektif, psikomotor).
c) Tahap Pengembangan Silabus
Adapun tahap pengembangan silabus dijelaskan dalam modul Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Pusdiklat Pegawai Kemendikbud) sebagai berikut.
1) Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat diambil dari
standar isi yang biasanya sudah baku, kecuali yang belum ada dapat
disusun sendiri oleh penyusun/pengembang silabus.
2) Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang
pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan: potensi peserta
didik, relevansi dengan karakteristik daerah, tingkat perkembangan fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik, kebermanfaatan
bagi peserta didik, struktur keilmuan, aktualitas, kedalaman, dan keluasan
materi pembelajaran, relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan
tuntutan lingkungan.
3) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar
peserta didik, peserta didik dengan pendidik, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah
Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para
pendidik, khususnya pendidik, agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara profesional.Kegiatan pembelajaran memuat
rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara
berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
4) Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetesi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai
dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,
potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur
dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk
menyusun alat penilaian.
5) Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan
non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau
produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.Sistem penilaian harus
disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses
pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan
tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses
(keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil
melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
6) Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan
pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu
dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan,
kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.
Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh
peserta didik yang beragam.
7) Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan
elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan
budaya.Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi
dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.Demikian penjelasan
tentang silabus sesuai dengan panduan dari Pusdiklat Pegawai
Kemendikbud.

2. RPP/Modul Ajar
Ngalimun Perencanaan pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar.Menurut Permendikbud No. 81A Tahun 2013
dalam Ngalimun tentang implementasi Kurikulum Pedoman Umum
Pembelajaran, bahwa tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar
proses yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan,
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selanjutnya
dijelaskan bahwa RPP adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan
secara rinci dari suatu pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus.
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud adalah rencana
pelaksanaan pembelajaran berorientasi pembelajaran terpadu yang menjadi
pedoman bagi guru dalam proses pembelajaran.
Komponen-komponen penting yang ada dalam rencana pembelajaran
meliputi: Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Hasil belajar,
Indikator pencapaian hasil belajar, strategi pembelajaran, sumber
pembelajaran, alat dan bahan, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan
Evaluasi. Berikut ini terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
pengembangan RPP :
a) Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas; makin konkret
kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang
harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.
b) Rencana pembelajaan harus sederhana dan fleksibel, serta dapat
dilaaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi
peserta didik.
c) Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dala RPP harus
menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
d) RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas
pencapaiannya.
e) Harus ada kordinasi antar komponen pelaksanaan program disekolah,
terutama apabila pembelajaran dilaksanaakan secara tim atau kelas.
a) Tujuan penyusunan RPP antara lain sebagai berikut:
1) Memberi kesempatan kepada pendidik untuk merencanakan
pembelajaran yang interaktif dan dapat digunakan untuk mengeksplorasi
semua potensi kecakapan yang dimiliki setiap pendidik.
2) Memberi kesempatan pendidik untuk merangsang pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan peserta didik, kemampuan pendidik, dan fasilitas
yang dimiliki sekolah.
3) Mempermudah pelaksanaan proses pembelajaran.
4) Mempermudah pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran, sebagai input
guna perbaikan pada peyusunan RPP selanjutnya.
b) Manfaat penyusunan RPP bagi guru dalam pembelajaran antara lain
sebagai berikut:
1) Meningkatkan kemampuan guru untuk merancang pembelajaran sebagai
bagian dari kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru.
2) Proses pembelajaran yang dilakukan akan lebih terarah karena tujuan
pembelajaran, materi yang akan diajarkan, dan penilian yang akan
digunakan telah direncanakan dengan berbagai pertimbangan.
3) Meningkatkan rasa peraya diri pendidik pada saat pembelajaran, karena
seluruh proses sudah direncanakan dengan baik.
c) Prinsip-prinsip RPP antara lain sebagai berikut:
1) Perbedaan idividu peserta didik
2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik
3) Mengembangkan budaya membaca dan menulis.
4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
5) Keterkaitan dan keterpaduan.
6) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
d) Komponen-komponen RPP antara lain:
1) Identitas mata pelajaran. Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan
pendidikan, kelas, semester, program/program,/program keahlian, mata
pelajaran atau tema materi pelajaran yang dibahas, dan jumlah jam
pelajaran.
2) Standar kompetensi. Standar kompetensi merupakan kualifikasi atau
kemampuan minimal peserta didik dalam menguasai pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas
dan /atau semester pada suatu mata pelajaran.
3) Kompetensi dasar. Kompetensi dasar sejumlah kemampuan yang
harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
4) Indikator pencapaian kompetensi. Indikator kompetensi adalah
perilaku yang dapat diukur dan /atau diobservasi untuk menunjukan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang yang menjadi acuan
penilaian mata pelajaran. Pencapaian indikator dirumuskan dengan
menggunakan kata-kata operasional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup pengetahuan sikap, dan keterampilan.
5) Tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses
dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai
dengan kompetensi dasar.
6) Materi pembelajaran. Materi pembelajaran memuat fakta, konsep,
prinsip, prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir
uraian sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7) Alokasi waktu Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan
untuk pencapaian KD dan beban belajar.
8) Metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan guru
hendaknya dapat menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran
yang kondusif agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau
seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode
pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik,
karakteristik dari setiap indikator, dan kompetensi yang hendak dicapai
pada pada setiap indikatormata pelajaran. Pendekatan pembelajaran
tematik digunakan untuk peserta didik.
9) Kegiatan pembelajaran.
a. Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu
pertemuan pembelajaran yang ditujukan untukmembangkitkan
motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisifasi aktif dalam proses pembelajaran.
b. Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, dan memberiksn rusng yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas,dan kemandirin sesuaidengan bakat minat, dan
perkembangan fisik sera psikologi peserta didik. Kegiatan ini
dilakukan secara sistematis melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
c. Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam
bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan reflesi ,
umpanbalik, dan tindak lanjut.
10) Penilaian hasil belajar.
Prosedur dan instrumen penilaian hasil proses danhasil belajar
disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu
pada standar penilaian.
11) Sumber belajar. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi
pembelajaran,kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi.

3. Pengertian Modul Ajar


Modul Ajar adalah salah satu jenis perangkat ajar dalam Kurikulum
Merdeka yang dirancang secara lengkap dan sistematis sebagai panduan dan
pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Perangkat ajar ini
merupakan bentuk penerapan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang
dikembangkan dari Capaian Pembelajaran (CP) dan dilengkapi dengan
langkah-langkah pembelajaran, rencana asesmen, hingga sarana yang
dibutuhkan agar dapat menjalani pembelajaran yang lebih terorganisir.
Mengingat pentingnya peranan Modul Ajar ini, maka harus disusun
secara lengkap dan sistematis. Lengkap artinya sebuah modul ajar harus
memuat semua komponen yang telah ditentukan, sedangkan sistematis berarti
modul ajar harus disusun secara urut mulai dari pembukaan, isi materi, dan
penutup sehingga memudahkan siswa belajar sekaligus memudahkan guru
dalam menyampaikan materi.
Modul Ajar yang tidak lengkap dan tidak sistematis akan menyebabkan
guru kesulitan dalam meningkatkan efektivitas mengajar. Dampak ini juga
dapat diterima siswa karena materi yang disampaikan guru tidak sistematis
sehingga siswa pun kebingungan dalam memahami materi. Selain itu, Modul
Ajar juga disusun sesuai dengan fase atau tahap perkembangan siswa,
mempertimbangkan apa yang akan dipelajari dengan tujuan pembelajaran, dan
berbasis perkembangan jangka panjang. Komponen Modul Ajar Pada saat
menyusun Modul Ajar, guru harus memperhatikan komponen-komponen yang
menjadi dasar dalam proses penyusunannya. Setiap komponen dalam Modul
Ajar dibutuhkan untuk kelengkapan persiapan pembelajaran. Selain itu, dalam
penyusunan komponen Modul Ajar ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan
guru dan mata pelajaran. Secara umum, modul ajar terdiri dari komponen
sebagai berikut:
a. Informasi Umum
Dalam bagian informasi umum terdapat komponen:
1) Judul Modul Ajar
2) Pemilihan satuan dan jenjang pendidikan
3) Pemilihan Fase dan kelas
4) Pemilihan mata pelajaran
5) Deskripsi umum modul ajar
6) Identitas penulis modul
b. Capaian dan Tujuan Pembelajaran
Adapun komponen yang terdapat pada bagian capaian dan tujuan
pembelajaran adalah:
1) Capaian Pembelajaran
2) Tujuan Pembelajaran dari keseluruhan Modul Ajar
3) Alur Tujuan Pembelajaran
4) Dimensi Profil Pelajar Pancasila
c. Detail Rancangan Penggunaan
Bagian detail rancangan penggunaan dalam Modul Ajar terdiri dari
komponen:
1) Total alokasi Jam Pembelajaran (JP) dan jumlah pertemuan
2) Penentuan model belajar (daring, luring, campuran)
3) Sarana Prasarana
4) Prasyarat Kompetens
d. Detail Pertemuan
Pada bagian detail pertemuan, ada tiga komponen penting yang harus
dimuat di dalamnya, yaitu:
1) Alokasi Jam Pembelajaran (JP) per pertemuan
2) Rincian Kegiatan Pembelajaran, yang disarankan terdiri dari:
3) Tujuan Pembelajaran
4) Indikator Keberhasilan
5) Pertanyaan Pemantik
6) Daftar perlengkapan ajar
7) Daftar lampiran materi pendukung
8) Langkah pembelajaran
9) Rencana asesmen
10) Rencana diferensiasi
11) Lampiran atau Materi Pendukung dapat terdiri dari:
12) Referensi materi / media pembelajaran
13) Lembar kerja / Latihan / Asesmen
14) Instrumen Refleksi.
e. Kriteria Modul Ajar
Selain komponen, guru juga perlu memperhatikan kriteria yang harus
dimiliki oleh sebuah Modul Ajar, yaitu:
1) Esensial.Modul ajar bersifat esensial artinya pemahaman konsep dari
setiap mata pelajaran bisa diambil dari pengalaman belajar dan lintas
disiplin.
2) Menarik, Bermakna, dan Menantang. Artinya, Modul Ajar dapat
menumbuhkan minat belajar siswa serta melibatkan mereka secara aktif
dalam proses belajar. Selain itu, Modul Ajar juga harus berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya
sehingga tidak terlalu kompleks, tetapi juga tidak terlalu mudah untuk
tahapan usia siswa sehingga siswa dapat mencapai Capaian
Pembelajaran dengan baik.
3) Relevan dan Kontekstual. Kriteria Modul Ajar berikutnya adalah relevan
dan kontekstual. Ini artinya, Modul Ajar dapat terhubung dengan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa sebelumnya, serta
sesuai dengan konteks di waktu dan tempat siswa berada.
4) Berkesinambungan. Berkesinambungan berarti adanya hubungan atau
keterkaitan alur kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan fase belajar
siswa.
5) Penyajian. Dalam penulisan modul ajar, guru sebaiknya menggunakan
bahasa dan visual yang sederhana, mudah dipahami, dan disajikan secara
menarik.
6) Kelengkapan. Kelengkapan berarti Modul Ajar memuat seluruh komponen
yang dibutuhkan, mulai dari informasi umum, capaian dan tujuan
pembelajaran, detail rancangan penggunaan, hingga detail pertemuan
f. Prinsip Dasar Penyusunan Modul Ajar
Sebelum membahas cara menyusun Modul Ajar, ada beberapa prinsip dasar
penyusunan Modul Ajar yang perlu Bapak/Ibu guru perhatikan. Berikut
prinsip-prinsip dasarnya yang dilansir dari laman PPG SIMPKB.
Karakteristik, kompetensi dan minat peserta didik di setiap fase.
1) Perbedaan tingkat pemahaman, dan variasi jarak (gap) antar tingkat
kompetensi yang bisa terjadi di setiap fase.
2) Melihat dari sudut pandang pelajar, bahwa setiap peserta didik itu unik.
3) Bahwa belajar harus berimbang antara intelektual, sosial, dan personal dan
semua hal tersebut adalah penting dan saling berhubungan.
4) Tingkat kematangan setiap peserta didik tergantung dari tahap
perkembangan yang dilalui oleh seorang peserta didik dan merupakan
dampak dari pengalaman sebelumnya.
g. Cara Menyusun Modul Ajar
Setelah memahami setiap komponen, kriteria, dan prinsip penyusunan
Modul Ajar, sekarang Bapak/Ibu guru sudah bisa menyusun modul Ajar.
Berikut langkah-langkah penyusunannya. Menganalisis kondisi dan
kebutuhan guru dan siswa berdasarkan latar belakang, serta sarana dan
prasarana yang tersedia di sekolah, sekaligus kemampuan dan kreativitas yang
dimiliki oleh guru. Mengidentifikasi dan menentukan dimensi Profil Pelajar
Pancasila. Pada langkah ini, guru dapat memilih beberapa dimensi Profil
Pelajar Pancasila yang paling memungkinkan untuk dikembangkan dalam
pembelajaran. Misalnya, untuk materi Pancasila pada mapel PPKn, dimensi
Profil Pelajar Pancasila yang dipilih adalah berkebinekaan global dan bernalar
kritis.
1) Menentukan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang akan dikembangkan
menjadi Modul Ajar.
2) Menyusun Modul Ajar berdasarkan komponen yang tersedia. Pada langkah
ini, guru juga bisa menambahkan komponen lain yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran.
3) Setelah Modul Ajar selesai disusun, guru dapat langsung menggunakannya
dalam kegiatan pembelajaran.
4) Setelah melakukan kegiatan pembelajaran, guru dapat melakukan evaluasi
mengenai efektivitas Modul Ajar dalam kegiatan pembelajaran sekaligus
menentukan tindak lanjut untuk pembelajaran selanjutnya.

4. PROMES
Program semester atau prosem merupakan gambaran distribusi materi
selama satu semester berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang telah di rumuskan dalam standar isi. . Program semester adalah program
pengajaran yang harus dicapai selama satu semester, selama periode ini
diharapkan para siswa menguasai pengetahuan, sikap dan keterampilan
sebagai satu kesatuan utuh. Program semester dijabarkan dari Garis-Garis
Besar Program Pengajaran pada masing-masing bidang studi/mata pelajaran,
di dalamnya terdiri atas: pokok bahasan/ sub-pokok bahasan, alokasi waktu,
dan alokasi pertemuan kapan pokok bahasan/sub-pokok bahasan tersebut
disajikan.
Semester adalah satuan waktu yang digunakan untuk penyelenggaraan
program pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan untuk penyelenggaraan
program pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam semester itu ialah
kegiatan tatap muka, pratikum, keraja lapangan, mid semester, ujian semester
dan berbagai kegiatan lainya yang diberi penilaian keberhasilan. Satu semester
terdiri dari 19 minggu kerja termasuk penyelenggaraan tatap muka, mid
semester dan ujian semester.
Dalam program pendidikan semester dipakai satuan waktu terkecil,
yaitu satuan semester untuk menyatakan lamanya satu program pendidikan.
Masingmasing program semester sifatnya lengkap dan merupakan satu
kebulatan dan berdiri sendiri. Pada setiap akhir semester segenap bahan
kegiatan program semester yang disajikan harus sudah selesai dilaksanakan
dan mahasiswa yang mengambil program tersebut sudah dapat ditentukan
lulus atau tidak. Program semester adalah program yang berisikan garis-garis
besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester
tersebut.
Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan. Isi
dari program semester adalah tentang bulan, pokok bahasan yang hendak
disampaikan, waktu yang direncanakan, dan keterangan-
keterangan.Komponen-komponen program semester meliputi: Identitas
(satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas, semester), standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian
(teknik, bentuk instrumen, contoh instrumen), alokasi waktu, sumber belajar,
dan karakter. Langkah-langkah penyusunan program semester:
a. Menghitung jumlah minggu kalender dalam setiap semester.
b. Menghitung jumlah minggu tidak efektif dalam satu semester.
c. Menghitung minggu efektif dalam satu semester.
d. Menghitung jam tidak efektif dalam satu semester.
e. Menghitung jam efektif dalam satu semester (untuk semua mata
pelajarantematik).
f. Menjabarkan jam efektif untuk setiap kompetensi dasar.
g. Mengurutkan kompetensi dasar pada setiap semester.
h. Menuangkan hasil analisis ke dalam format program semester.
5. PROTA
Program tahunan atau prota merupakan batasan materi yang harus di
selesaikan dengan batas waktu yang tertera jelas pada tabel program tahunan.
Prota berisi distribusi materi selama satu tahun pelajaran yang terdiri dari dua
semester, prota terbentuk dari program semester.Di awal tahun ajaran baru,
seorang guru seharusnya sibuk menelaah Permendikbud Nomor 24 tahun
2016 tentang Kompetensi Dasar (KD) mata pelajarannya dan juga Kalender
Akademik (Kaldik). Saat itu seorang guru akan menyusun Prota dan Promes.
Prota merupakan rencana penetapan alokasi waktu satu tahun pembelajaran
untuk mencapai Kompetensi Inti, kompetensi dasar yang ada dalam
kurikulum.
Prota berdasarkan Kurikulum 2013 merupakan program umum
pembelajaran untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru. Prota tersebut
sebagai rencana umum pelaksanaan pembelajaran setelah diketahui kepastian
jumlah jam pelajaran efektif dalam satu tahun. Prota perlu dipersiapkan dan
dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran, karena merupakan
pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya, yakni Program
Semester, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Langkah-langkah
perancangan Prota:
a. Menelaah kalender pendidikan dan ciri khas satuan pendidikan
berdasarkan kebutuhan tingkat satuan pendidikan.
b. Menelaah jumlah Kompetensi Dasar (KD) suatu mata pelajaran.
c. Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif. Hari-
hari libur meliputi:Jeda tengah semester,Jeda antar semester, Libur akhir
tahun pelajaran, Hari libur keagamaan, Hari libur umum termasuk hari-hari
besar nasional, Hari libur khusus (kegiatan khusus satuan pendidikan) .
d. Menghitung jumlah Minggu Belajar Efektif (MBE) dalam satu tahun.
Minggu Belajar Efektif adalah hitungan hari-hari efektif yang ada pada
tahun pelajaran berlangsung. Adapun Cara menentukan MBE adalah
sebagai berikut ini:Menentukan jumlah minggu selama satu
tahun:Menghitung jumlah minggu tidak efektif selama satu tahun,
Menghitung jumlah minggu efektif dengan cara jumlah minggu dalam satu
tahun dikurang jumlah minggu tidak efektif, Menghitung jumlah jam
efektif selama satu tahun dengan cara jumlah minggu efektif dikali jumlah
jam pelajaran per minggu. 5.Mendistribusikan alokasi waktu Minggu
Belajar Efektif (MBE) ke dalam KD, Materi Pokok, dan Sub Materi Pokok.
Penentuan alokasi waktu harus mempertimbangkan: jumlah jam pelajaran,
struktur kurikulum, dan tingkat kedalaman materi yang harus dikuasai
peserta didik.
B. Proses Pembelajaran
Suasana di SMP Negeri 14 Kota Bengkulu terasa tenang dan nyaman untuk
belajar. Pengkondisian proses pembelajaran di SMP Negeri 14 Kota Bengkulu
berjalan dengan baik. Pada saat masuk kelas guru menyapa siswa terlebih dahulu,
agar para siswa tidak tegang dan merasa nyaman di kelas. Kemudian guru
mengecek kehadiran para siswa dikelas dan menanyakan materi pada pertemuan
sebelumnya. Selanjutnya guru mengulas sedikit materi pada pertemuan
sebelumnya dan masuk ke materi selanjutnya.

C. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk mendapatkan data dan
informasi yang diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana
pembelajaran yang telah berjalan agar dapat membuat penilaian (judgement) dan
perbaikan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan hasilnya. Istilah evaluasi
pembelajaran sering disamaartikan dengan ujian. Meskipun sangat berkaitan,
akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna evaluasi pembelajaran yang
sebenarnya. Ujian atau tes hanyalah salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk
menjalankan proses evaluasi.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat 1 yang menyatakan bahwa “evaluasi
dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai
bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak
berkepentingan, di antaranya terhadap peserta didik, lembaga dan program
pendidikan”. Sehingga kedudukan evaluasi pendidikan mencakup semua
komponen, proses pelaksanaan dan produk pendidikan secara total, dan di
dalamnya setidaknya terakomodir tiga konsep, yakni: memberikan pertimbangan
(judgement), nilai (value), dan arti (worth).
Tujuan dari penilaian hasil belajar tentunya sama bersinggungan dengan
tujuan evaluasi belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan. Evaluasi merupakan
faktor penting yang menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan proses
pembelajaran. Oleh karena itu, sangat penting untuk benar-benar mengetahui
tujuan evaluasi, agar hal yang ingin dicapai dalam proses evaluasi dapat terjadi.
Selain berbagai tujuan di atas, pentingnya evaluasi dalam pembelajaran dapat
dilihat dari fungsi atau kegunaan yang dimilikinya.
Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk mendapatkan data dan
informasi yang diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana
pembelajaran yang telah berjalan agar dapat membuat penilaian (judgement) dan
perbaikan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan hasilnya.Definisi di atas
didasari oleh pendapat Mahrens & Lehmann (1978 dalam Purwnto, 2013, hlm. 3)
yang menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses merencanakan,
memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat
alternatif-alternatif keputusan. Pengertian evaluasi pembelajaran menurut para
ahli
1. Arikunto : Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk
menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan
dapat tercapai (Arikunto, 2016, hlm. 3).
2. Rina Febriana :Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses berkelanjutan
tentang pengumpulan dan penafsiran informasi, dalam menilai (assessment)
keputusan yang dibuat untuk merancang suatu sistem pembelajaran
(Febriana, 2019, hlm. 1).
3. Zainal Arifin, Menurut Arifin (2017, hlm. 2) evaluasi adalah suatu komponen
penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui
keefektifan pembelajaran.
4. Ralph Tyler: Tyler dalam Arikunto (2016, hlm. 3) mendefinisikan bahwa
evaluasi pembelajaran merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk
menemukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan
sudah tercapai.
5. Norman E. Gronlund: Menurut Gronlund (1976) dalam (Purwanto, 2013, hlm.
3) evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau
membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran telah
dicapai oleh siswa.
6. Wringth: Wringht dkk berpendapat evaluasi pendidikan adalah penaksiran
terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan atau nilai-
nilai yang telah ditetapkan di dalam kurikulum (Wringth dkk dalam Purwanto,
2013, hlm. 3).
Tujuan Penilaian Hasil Belajar. Tujuan dari penilaian hasil belajar tentunya sama
bersinggungan dengan tujuan evaluasi belajar dan pembelajaran yang
dilaksanakan. Evaluasi merupakan faktor penting yang menjadi salah satu tolok
ukur keberhasilan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sangat penting untuk
benar-benar mengetahui tujuan evaluasi, agar hal yang ingin dicapai dalam
proses evaluasi dapat terjadi. Tujuan evaluasi hasil belajar menurut Arifin (2017,
hlm. 15) adalah sebagai berikut.
a) Mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah
diberikan.
b) Mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat dan sikap peserta didik
terhadap program pembelajaran.
c) Mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
d) Mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
e) Seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai dengan jenis
pendidikan tertentu.
f) Menentukan kenaikan kelas.
g) Menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
1. Tujuan Evaluasi Pembelajaran.
Selain itu, tujuan evaluasi dalam pembelajaran menurut Nana Sudjana
adalah sebagai berikut.
a. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata
pelajaran yang ditempuhnya.
b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah,
yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para
siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.
c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta
strategi pelaksanaannya.
d. Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
2. Fungsi Evaluasi Pembelajaran
Selain berbagai tujuan di atas, pentingnya evaluasi dalam pembelajaran dapat
dilihat dari fungsi atau kegunaan yang dimilikinya. Menurut Arifin fungsi
atau kegunaan yang dimiliki oleh evaluasi pembelajaran adalah sebagai
berikut.
a. Fungsi formatif yakni untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai
dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program
remedial jika diperlukan bagi peserta didik.
b. Fungsi sumatif yaitu menentukan nilai kemajuan atau hasil belajar peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai bahan untuk memberikan
laporan kepada berbagai pihak, penentuan kenaikan kelas, dan penentuan
lulus tidaknya peserta didik.
c. Fungsi diagnosik yakni untuk memahami latar belakang meliputi latar
psikologis, fisik, dan lingkungan peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan
kesulitan-kesulitan tersebut.
d. Fungsi penempatan yaitu menempatkan peserta didik dalam situasi
pembelajaran yang tepat (misalnya dalam menentukan program
spesialisasi) sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.
Sementara itu fungsi evaluasi menurut Sudjana dikelompokkan menjadi tiga
fungsi, yakni sebagai berikut Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan
instruksional. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Dasar
dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya.
3. Prinsip Evaluasi
Dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan pasal 5, dijelaskan bahwa prinsip evaluasi atau penilaian hasil
belajar antara lain adalah sebagai berikut.
a. Sahih, yang berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
d. Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang
sesuai, untuk memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta
didik.
g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
segimekanisme, prosedur, teknik, teknik, maupun hasilnya.
4. Pendekatan Evaluasi Pembelajaran
a. Pendekatan Tradisional
Menurut Arif pendekatan evaluasi tradisional berorientasi pada
praktik evaluasi yang telah berjalan selama ini di sekolah yang ditujukan
pada perkembangan aspek intelektual peserta didik. Aspek-aspek
keterampilan dan pengembangan sikap kurang mendapatkan perhatian
yang serius.Dengan kata lain, peserta didik hanya dituntut untuk
menguasai mata pelajaran. Kegiatan-kegiatan evaluasi juga lebih
difokuskan pada komponen produk saja, sementara komponen proses
cenderung diabaikan. Hasil kajian Spencer cukup memberikan gambaran
betapa pentingnya evaluasi pembelajaran.
b. Pendekatan Sistem
Evaluasi pendekatan sistem adalah evaluasi yang dilakukan melalui
sistem atau totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan
ketergantungan. Komponen evaluasi yang dimaksud meliputi komponen
kebutuhan dan feasibility, komponen input, komponen proses, dan
komponen produk. Komponen-komponen ini harus menjadi landasan
pertimbangan dalam evaluasi pembelajaran secara sistematis. Berbeda
dengan pendekatan tradisional yang hanya menyentuh komponen produk
saja. Mudahnya pendekatan ini tidak hanya mempertimbangkan penilaian
kognitif atau penguasaan mata pelajaran saja. Namun melibatkan seluruh
komponen yang ada, misalnya keaktifan, afeksi, karakter, atau berbagai
komponen lain yang dibutuhkan dalam suatu pembelajaran.
5. Jenis Evaluasi dalam Pembelajaran.
Membicarakan jenis evaluasi sebetulnya sangatlah bergantung dari
pembeda atau dikotomi apa yang digunakan dalam membedakan jenisnya.
Namun, pada umumnya evaluasi dalam pembelajaran biasa dibagi dari segi
teknik terlebih dahulu. Kemudian, masing-masing teknik akan memiliki
penilaian dan alat penilaian yang berbeda pula. Menurut (Teknik evaluasi
dibagi menjadi dua, yakni teknik tes dan teknik non-tes. Berikut adalah
penjelasannya.
a. Evaluasi Tes
Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi, tetapi jika
dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes bersifat lebih resmi karena
penuh dengan batasanbatasan. Tes mempunyai fungsi ganda, yaitu untuk
mengukur peserta didik dan untuk mengukur keberhasilan program
pengajaran. Menurut Heaton membagi tes menjadi empat bagian, yakni tes
prestasi belajar, tes penguasaan, tes bakat, dan tes diagnostik. Untuk
melengkapi pembagian jenis tes tersebut, Brown menambahkan satu jenis
tes lagi yang disebut tes penempatan. Masing-masing penjelasan mengenai
jenis tes tersebut sama saja dengan penjelasan fungsi evaluasi yang telah
dijelaskan sebelumnya di atas.
Evaluasi jenis tes sendiri dapat dibagi setidaknya menjadi dua jenis,
yakni: tes uraian (esai), dan tes objektif. Berikut adalah pemaparannya.
1) Tes Bentuk Uraian (Esai)
Disebut bentuk uraian, karena menuntut peserta didik untuk
menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan
kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu
dengan lainnya. Dilihat dari luas atau sempitnya materi yang
dinyatakan, bentuk tes uraian dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni
sebagai berikut. Uraian Terbatas Dalam menjawab soal bentuk uraian
terbatas ini, peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentu sebagai
batas-batasnya. Walaupun kalimat jawaban peserta didik itu beraneka
ragam, tetap harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam
sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan
dan dikehendaki dalam soalnya. Uraian Bebas yakni peserta didik bebas
untuk menjawab soal dengan cara dan sistematika sendiri. Peserta didik
bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya. Oleh
karena itu, setiap peserta didik mempunyai cara dan sistematika yang
berbeda-beda. Namun, guru tetap harus mempunyai acuan dan patokan
dalam mengoreksi jawaban peserta didik nanti.
2) Tes Objektif
Tes objektif adalah pengukuran yang berdasarkan pada penilaian
atas kemampuan siswa dengan soal menjelaskan jawaban yang benar
atau yang salah soal dengan bobot nilai yang tetap. Dalam tes ini
subjektivitas guru ketika melakukan pemberian nilai tidak ikut ambil
bagian atau ikut berpengaruh. Terdapat beragam macam tes objektif
meliputi beberapa jenis di bawah ini.
a) Tes pilihan alternatif bentuk tes pilihan alternatif ditandai oleh butir
soal yang diikuti oleh dua penilaian. Dari dua pilihan siswa diminta
memilih salah satu yang dianggap paling tepat.
b) Tes pilihan ganda tes jenis pilihan ganda adalah suatu bentuk tes
dengan jawaban tersedia atas 3 atau 4 serta option pilihannya dan
hanya satu jawaban yang tepat.
c) Tes pilihan menjodohkan soal bentuk menjodohkan atau
memasangkan terdiri dari suatu premis, suatu daftar kemungkinan
jawaban, dan suatu petunjuk untuk menjodohkan masing-masing
premis itu dengan suatu kemungkinan jawaban. Biasanya nama,
tanggal/tahun, istilah, frase, pernyataan, bagian dari diagram, dan
sejenisnya digunakan sebagai premis.
d) Tes bentuk benar atau salah benar tes benar salah ditekankan
mengandung atau tidaknya kebenaran dalam pernyataan yang hendak
dinilai peserta didik. Peseta didik menjawab dengan menetapkan
apakah pernyataan yang disajikan itu salah atau benar dalam arti
mengandung atau tidak mengandung kebenaran.
b. Evaluasi Non Tes.
Menurut Hasyim evaluasi non test adalah penilaian yang mengukur
kemampuan peserta didik secara langsung dengan tugas-tugas yang riil.
Evaluasi non tes memiliki sifat yang lebih komprehensif, artinya dapat
digunakan untuk menilai berbagai aspek dari individu sehingga tidak hanya
untuk menilai aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik,
yang dinilai saat proses pelajaran berlangsung. Beberapa jenis evaluasi non
tes menurut Arikunto adalah sebagai berikut.
1. Sekala bertingkat . Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk
angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Seperti Oppenheim
mengatakan “Rating gives a numerical value to some kind of
judgement” maka suatu skala selalu disajikan dalam bentuk angka.
2. Angket. Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
orang yang akan diukur (responden). Angket merupakan instrumen
evaluasi nontes yang berupaya mengukur diranah afektif di dalam kelas
maupun diluar kelas.
3. Daftar cocok. Yakni deretan pernyataan (yang biasanya singkat-
singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan
tanda cocok (√ ) ditempat yang sudah disediakan.
4. Wawancara. Merupakan suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan
jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab sepihak. Dikatakan
sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan
sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.
5. Pengamatan atau observasi. Pengamatan atau observasi adalah teknik
penilaian yang dilakukan oleh pendidik dengan menggunakan indra
secara langsung. Pengamatan atau observasi merupaka suatu kegiatan
yang dilakukan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan suatu tindakan
telah dilaksanakan dan untuk mengevaluasi ketepatan tindakan yang
dilakukan. Pengamatan dilakukan dengan cara menggunakan instrumen
(formulir) yang sudah dirancang sebelumnya.
BAB III
ANALISIS HASIL LATIHAN PEMBELAJARAN

A. Perangkat Pembelajaran
1. Mengajar Mata Pelajaran
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat
terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata
lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik. Pembelajaran diselenggarakan untuk merealisasikan apa
yang tercantum dalam dokumen baik yang telah dikembangkan Pemerintah,
pemerintah daerah, dan guru. Pada dasarnya, pembelajaran adalah realisasi
langsung dari rancangan guru yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen
kurikulum, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yaitu:
a) berpusat pada peserta didik,
b) mengembangkan kreativitas peserta didik,
c) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang,
d) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan
e) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai
strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif,
efisien, dan bermakna.
Materi Pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak terpisahkan
dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan
dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran. Secara garis besar dapat
dikemukakan bahwa Materi pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan.
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari
keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan
pembelajaran dapat mencapai sasaran. Materi pembelajaran dipilih seoptimal
mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi
dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan
pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan
terhadap materi pembelajaran tersebut.
2. Mendiagnosis Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang menimbulkan hambatan
dalam proses belajar siswa. Kesulitan belajar siswa bermacam-macam baik
dalam hal menerima pelajaran, menyerap pelajaran, atau keduanya. Setiap
siswa pada prinsipnya mempunyai hak untuk mencapai prestasi belajar yang
memuaskan. Namun kenyataannya, siswa memiliki perbedaan, baik dalam hal
kemampuan intelektual, maupun fisik, latar belakang keluarganya, kebiasaan
maupun pendekatan belajar yang digunakan. Perbedaan itulah yang
menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar setiap siswa sehingga
menimbulkan kesulitan dalam belajar.
Kesulitan atau hambatan belajar yang dialami oleh peserta didik dapat
berasal dari faktor fisiologik, psikologik, instrument, dan lingkungan belajar.
Beberapa kasus memperlihatkan bahwa kesulitan belajar ini mempengaruhi
banyak aspek kehidupan seseorang, baik itu di sekolah, rutinitas sehar-hari,
kehidupan keluarga, atau bahkan terkadang dalam hubungan persahabatan dan
bermain. Beberapa penderita menyatakan bahwa kesulitan ini berengaruh pada
kebahagiaan mereka. Sementara itu, bagi penderita lain, gangguan ini
menghambat proses belajar mereka, sehingga tentu saja pada gilirannya juga
akan berdampak pada aspek lain kehidupan mereka.
Maka dapat disimpulkan bahwa diagnosis kesulitan belajar merupakan
proses menentukan masalah atas ketidakmampuan peserta didik dalam belajar
dengan meneliti latar belakang penyebabnya dan atau dengan cara menganalisis
gejala-gejala kesulitan atau hambatan belajar yang nampak. Kesulitan belajar
yang kami temukan di SMPN 14 Kota Bengkulu :
a) Terdapat anak yang tidak memperhatikan guru saat pembelajaran
berlangsung.
b) Terdapat anak yang bermain saat belajar.
c) Terdapat anak yang sulit memahami pelajaran.
3. Analisis Soal
Analisis soal adalah pengujian terhadap mutu soal agar diperoleh
informasi tentang karakteristik soal tersebut. Analisis soal secara klasik adalah
proses penelaahan butir soal melalui informasi dari jawaban peserta didik guna
meningkatkan mutu butir soal yang bersangkutan dengan menggunakan teori
tes klasik. Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik
adalah setiap butir soal ditelaah dari segi tingkat kemudahan butir, daya
pembeda butir, dan penyebaran pilihan jawaban (untuk soal bentuk obyektif)
atau frekuensi jawaban pada setiap pilihan jawaban.

B. Proses Pembelajaran
Suasana di SMP Negeri 14 Kota Bengkulu terasa tenang dan nyaman untuk
belajar. Pengkondisian proses pembelajaran di SMP Negeri 14 Kota Bengkulu
berjalan dengan baik. Pada saat masuk kelas guru menyapa siswa terlebih dahulu,
agar para siswa tidak tegang dan merasa nyaman di kelas. Kemudian guru
mengecek kehadiran para siswa dikelas dan menanyakan materi pada pertemuan
sebelumnya. Selanjutnya guru mengulas sedikit materi pada pertemuan
sebelumnya dan masuk ke materi selanjutnya.

C. Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses menentukan tingkat pencaaian
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya melalui cara yang
sistematis . evaluasi pembelajaran diSMP Negeri 14 Kota Bengkulu
menggunakan kegiata ulangan harian baik berupa pemberikan soal pilihan ganda
atau esay yang dilakukan oleh masing-masing mahasiswa PLP II sesuai dengan
prodi masing-masing dengan bimbingan guru pamong .
1) Membantu praktikan mengenal situasi sekolah secara umum dan
memberikan orientasi seputar program pembelajaran mata pelajaran yang
diampunya.
2) Memberikan penjelasan kepada praktikan tentang kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan di sekolah.
3) Membimbing praktikan dalam menyusun program PLP II.
4) Membantu praktikan menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan
dalam PLP II ".
5) Menyelenggarakan pembelajaran model untuk diobservasi oleh praktikan.
6) Memberikan tugas/bahan pembelajaran kepada praktikan dan membimbing
penyusunan Silabus dan/atau RPP.
7) Memantau dan mengevaluasi praktik pembelajaran.
8) Memberikan pembinaan (supervisi klinis) terhadap pelaksanaan pembelajaran,
segera sesudah praktik.
9) Memantau keaktifan praktikan dalam melaksanakan seluruh kegiatan PPL.
10) Menyerahkan seluruh instrumen penilaian kepada Dosen Pembimbing.
11) Memeriksa dan menilai laporan akhir PPL yang disusun praktikan.
BAB IV
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KEPENDIDIKAN

A. Kegitan Lain-lain
1. Piket
Jadwal Piket Mahasiswa PLP II SMPN 14 Kota Bengkulu
Hari Nama Nim Prodi

Senin Ratih Mustika Ayu Kencono Wungu 20112100004 PAI

Salsabila Mutia Maharani 2011210096 PAI

Lola Oktavia 2011260016 IPA

Selasa Imelia Dwita Anggraini 2011210094 PAI

Wina Ulandari 2011270059 IPS

Lence Ristiani 2011260034 IPA

Rabu Suci Dwi Nadiyah 2011210042 PAI

Bahasa
Edo Sugandi 2011290059
Indonesia

Bahasa
Putri Febela 2011230019
Indonesia

Kamis Leli Apriani 2011270017 IPS

Deya Rahma 2011210042 PAI

Bahasa
Jum`at Olivia Wedika Putri Tarigan 2011290098
indonesia

Intan Yuliana 2011230051 Bahasa inggris

B. Berpartisipasi Dalam Pemeliharaan Dan Pendayagunaan Sarana


Pengajaran
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan sangat penting agar sarana
dan prasarana pendidikan terpelihara dengan baik dan tepat. Semua pihak sekolah
baik kepala sekolah, peserta didik, maupun tenaga pendidik dan kependidikan
berkewajiban untuk melakukan pemeliharaan sarana prasarana dengan baik secara
bersama-sama. Jika sarana dan prasarana pendidikan di sekolah terpelihara dengan
baik dan benar, tentu akan berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan.
Dengan terawat dan terjaganya sarana dan prasarana pendidikan, maka akan dapat
berfungsi dan diguakan sesuai dengan yang seharusnya.

C. Menghadiri Pertemuan Dengan Dosen Pembimbing


1. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka persiapan dan pembekalan PPL di
kampus, dan berbagi pengalaman dalam kelompok di sekolah tempat praktik
minimal dilaksanakan 4 kali dalam satu periode PLP II.
2. Selama melaksanakan PLP II, praktikan berusaha membina hubungan dengan
personil sekolah.

D. Rapat Sekolah
Sekolah sering mengadakan rapat baik itu yang bersifat koordinasi, rapat
kinerja atau rapat bersama orangtua atau wali murid. Dalam rapat, diperlukan yang
namanya agenda, agar berjalannya acara sesuai dengan yang ditetapkan sejak
awal. Oleh karena itu, kali ini kosngosan akan memberikan kalian contoh agenda
rapat sekolah yang bisa membantu pihak administrasi. Sebenarnya tidak hanya
pihak sekolah yang sering menggelar acara, baik itu komite atau yayasan sekolah
(swasta) sampai organisasi ekstrakulikuler seperti
OSIS dan Pramuka juga pernah menggelar rapat di lingkungan sekolah.
Dalam rapat, tentunya membutuhkan notulen dalam mengkoordinir jalannya acara
teknis. Notulen sendiri merupakan pencatat setiap adanya forum diskusi, seminar
rapat kantor, rapat organisasi dan kegiatan lainnya. Notulen bisa saja berasal dari
guru atau pegawai sekolah lainnya. Rapat yang baik adalah yang mampu
menghadirkan semua pihak yang terkait dalam pembahasan rapat tersebut.
Misalnya pada agenda rapat sekolah bulanan, harus hadir kepala sekolah, para
wakil, guru bidang studi, guru wali kelas, pegawai sekolah dan perwakilan
kegiatan ekstrakulikuler.
Dengan demikian, setiap penyusunan program sekolah, tidak ada pihak
yang merasa tidak berkontribusi karena tidak diundang dalam rapat. Setiap pihak
akan memberikan ide dan pendapatnya mengenai perumusan program sekolah,
misalnya.
Walaupun demikian, rapat memiliki agenda yang jelas berbeda - beda,
antara sekolah dasar, sekolah menengah pertama hingga sekolah menengah akhir.
Bila contoh dibawah ini tidak mewakili apa yang kalian cari, bisa saja diganti dan
disesuaikan dengan kebutuhan sekolah ada siswa yang kurang tertib seperti
mengobrol saat kegiatan berlangsung.

E. Senam Sehat
Kegiatan senam dilakuakan pada hari sabtu di SMP Negeri 14 Kota
Bengkulu dilaksanakan dengan baik. Petugas senam telah dijadwalkan perkelas
setiap minggunya sehingga semua kelas akan merasakan menjadi petugas. Para
siswa cukup tertib tetapi masih ada siswa yang kurang tertib seperti mengobrol
saat kegiatan senam berlangsung.

F. Literasi agama
Kegiatan literasi agama dilakukan pada hari selasa, rabu, kamis di SMP
Negeri 14 kota bengkulu diaksanakan dengan baik .petugas literasi telah
dijadwalkan oleh guru PAI disetiap minggunya .mulai pukul 07.15 sampai
07.30 .kegiatan tersebut guna untuk membantu anak-anak lancar membaca al-
quran.dimulai dari surah al-fatihah sampai an-naba` . setiap harinya guru PAI
membacakan satu sampai 2 surat yang diulang-ulang sampai tiga kali.

G. Anjuran Menjaga Kebersihan


Anjuran menjaga kebersihan di SMP Negeri 14 Kota Bengkulu terlaksana
dengan baik. Hal itu dibuktikan dengan guru memberikan anjuran agar menjaga
kebersihan kepada siswa. Dibeberapa sudut sekolah juga tersebar beberapa kata-
kata pengingat untuk menjaga kebersihan, serta sekolah juga menyediakan banyak
kotak sampah di depan kelas dan tersebar ditempat lain yang strategis. Oleh karena
itu, lingkungan sekolah menjadi bersih walaupun kadang masih ada siswa yang
tidak menjaga kebersihan.

H. Anjuran Menjaga Ketenangan


Anjuran menjaga ketenangan di SMP Negeri 14 Kota Bengkulu terlaksana
dengan baik. Hal itu dibuktikan dengan saat jam pelajaran dimulai sekolah tampak
tenang sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih kondusif dan efektif.

I. Anjuran memanfaatkan waktu


Anjuran memanfaatkan waktu di SMP Negeri 14 Kota Bengkulu terlaksana
dengan baik. Guru memberi anjuran kepada siswa agar bisa memanfaatkan waktu
sebaik mungkin, baik disekolah maupun dirumah. Dengan adanya sarana dan
prasarana yang memadai seperti perpustakaan, peserta didik dapat memanfaatkan
waktunya dengan baik.
1. Kegiatan Ekstra dan Ko- kurikuler
a) Ekstrakurikuler merupakan pengetahuan tambahan yang didapatkan
oleh siswa diluar kelas untuk meningkatkan skill, kemampuan dan bakat
siswa. Berdasarkan hasil observasi, SMP 14 Kota Bengkulu memiliki
beberapa ekstrakurikuler yaitu basket, voly, paskib, pramuka, futsal.
b) Kegiatan Kokurikuler SMP Negeri 14 Kota Bengkulu memiliki
kokurikuler dan ekstrakulikuler yang sangat banyak. Seperti basket, futsal,
paskib, dan beberapa lainnya. Dalam hal ini, sekolah sudah memfasilitasi
siswa dengan pembinanya masing-masing. Sehingga siswa tidak akan
kebingungan dalam mengikuti kegiatan ini.

J. Kegiatan Lain-lain
Selain kegiatan diatas, ada beberapa kegiatan lain yang dilakukan ketika
Mahasiswa melakukan program PLP 1, diantaranya:
1. Penyerahan Kelompok PLP II SMP Negeri 14 Kota Bengkulu
Penyerahan kelompok PLP II SMP Negeri 14 Kota Bengkulu dilaksanakan
pada tanggal 7 Agustus 2023 bertempat di Laboratorium IPA SMP Negeri 14
Kota Bengkulu. Kegiatan penyerahan ini dihadiri oleh Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL) Dr.kasmantoni Sag,Msi, Kurikulum Ibu Lucy Evriani, SE,
M.Pd, beserta dewan guru, mahasiswa PLP II. Kegiatan penyerahan PLP II ini
bersifat sederhana diawali dengan pembukaan, kata sambutan dari ketua
kelompok PLP II kelompok 66 oleh Edo Sugandi kemudian dilanjutkan dengan
kata sambutan dari Dosen Dr.kasmantoni Sag,Msi Pembimbing Lapangan,
kepala sekolah SMP 14 Kota Bengkulu yang di wakili Waka kurikulum oleh
Ibu Lucy Evriani sekaligus penerimaan mahasiswa kelompok PLP II.
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan foto bersama.
K. Upacara Bendera
Upacara bendera merupakan salah satu kegiatan penting yang sering
dilakukan di sekolah. Umumnya, upacara bendera dilaksanakan pada hari Senin
dan hari-hari tertentu, seperti peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Menurut
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2018 tentang Pedoman Upacara Bendera di
Sekolah, upacara bendera di sekolah merupakan salah satu upaya untuk
mewujudkan tujuan pendidikan yang mencakup nilai-nilai penanaman sikap
disiplin, kerja sama, rasa percaya diri, dan tanggung jawab.
Dengan begitu, hal ini dapat mendorong lahirnya sikap dan kesadaran
berbangsa dan bernegara serta cinta tanah air di kalangan peserta didik. Salah
satu poin penting tujuan upacara bendera ialah menumbuhkan rasa nasionalisme
anak bangsa. Nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang harus
melekat selama negara ini masih berdiri. Oleh karena itu, upacara bendera
menjadi salah satu kegiatan penting untuk membentuk karakter bangsa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari kegiatan PLP II di SMPN 14 KOTA BENGKULU
selama 2 bulan, penulis dapat mengetahui bahwa proses kegiatan pembelajaran
yang dilakukan dikelas berjalan dengan baik dan juga fasilitas sarana dan
prasarananya sudah mendukung untuk kurikulum merdeka. Dari hasil
pengamatan yang dilakukan dalam program PLP II ini hasil yang diharapkan
dalam pengamatan ketujuh aspek tersebut terlaksanakan sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan.
Setelah mengikuti atau melaksanakan kegiatan PLP II ini, Dapat
disimpulkan bahwa dalam dunia kerja di perlukan tangung jawab, ketelitian,
kesabaran yang tinggi atas semua pekerjaan yang dikerjakan dan disiplin dalam
mengikuti peraturan bekerja dan disiplin waktu menjadi tanggung jawab kita
agar tugas-tugas yang diberikan dapat di selesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Maka dari itu kamia berharap semoga hasil dari kegiatan PLP II ini dapat
berguna bagi kami dan teman-teman ketika berada di lingkungan masyarakat
nantinya.

B. Saran
Mahasiswa PLP II harus melakukan observasi dengan serius dan
bertanggung jawab agar memperoleh data atau informasi sesuai dengan
kenyataaan di sekolah yang dituju.Dengan terlaksananya program PLP II ini
diharapkan bisa memahami dan mengaplikasikannya dalam program selanjutnya.
Tidak lupa pula mengucap rasa syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena kami telah menyelesaikan laporan PLP II dengan sebaik-baiknya meski
jauh dari kata sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Al-'Aliyy. 2006. Al-Quran dan Terjemahannya. Jawa Barat: Diponorogo. Aldofien,


Katuuk, Deitje. Manajemen Implementasi: strategi penguatan

Dani, Surdarman. 2013. Pengantar Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Fadillah, Mardianto, Wahyudin Nur Nasution. Implementasi Manajemen Kurikukum


dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMP Wira Swasta Batang
Kuis Kabupaten Deli Serdang, (Jurnal Pendidikan)

Fajri, Muhammad. Muhtarom, Moh. Mansrur. Implementasi Manajemen

Kesiswaan di MA Al-Falah Gunung Kasih Kec.Pugung Kab.Tanggamus, (e-jurnal


pendidikan, Vol-, No-,tth).h. 58.

Pamunkas, Muh. Tri Bintang. 2016. Skripsi: Pengaruh Intrakurikuler dan


Ekstrakurikuler terhadap soft skill Mahasiswa semester VII jurusan
pendidikan ilmu pengetahuan sosial fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Suplemen Pelaksanaan Magang II dan III Fakultas Tarbiyah IAIN Kediri. Diakses
dari ftik.IAIN kediri.ac.id.
L
A
M
P
I
R
A
N

You might also like