You are on page 1of 160

Ketentuan Umum

dan Tata Cara


Perpajakan
KUP A
Argo Ginanjar B n Friend

Materi dan isi dari bahan ini adalah pendapat/penafsiran pribadi


penulis dan tidak mewakili pendapat atau kebijakan institusi DJP
Materi UKT KUP
KUP A
Kewajiban Pendaftaran Diri
Pembukuan dan Pencatatan
Pembayaran Pajak
Pelaporan Pajak KUP B
Pemeriksaan Pajak (PK)
SKP dan STP
Pembetulan (AR, PK)
Keberatan (PK)
Upaya Hukum dala Pasal 36 (1) UU KUP (PK)
Upaya Hukum di luar DJP dan Imbalan Bunga (PK)
Penagihan Pajak (Pelaksana)
MATERI KUP A

01 Pendaftaran NPWP dan


Pengukuhan PKP

02 Pembayaran Pajak 03 Pelaporan Pajak (SPT)

04 Penetapan dan
Ketetapan
HIERARKI KETENTUAN PERPAJAKAN

1. UUD 1945
2. Undang-Undang/Perpu
3. Peraturan Pemerintah (PP)
4. Peraturan Menteri Keuangan/Keputusan
Menteri Keuangan (PMK/KMK)
5. Peraturan Direktur Jenderal Pajak/Keputusan
Direktur Jenderal Pajak (PER/KEP)
6. Surat Edaran (SE)
7. Nota Dinas/Surat
PEMBERLAKUAN KETENTUAN UU HPP

1. Perubahan UU PPh → berlaku tahun pajak 2022


2. Perubahan UU PPN → berlaku mulai 1 April 2022
3. Perubahan UU KUP → berlaku mulai tanggal diundangkan (29 Okt 2021)
4. Program Pengungkapan Sukarela → berlaku 1 Januari s.d. 30 Juni 2022
5. Pajak Karbon → mulai berlaku 1 April 2022
6. Perubahan UU Cukai → berlaku mulai tanggal diundangkan
01 Pendaftaran NPWP
dan Pengukuhan PKP
DASAR HUKUM
UU No.6 Tahun 1983 s.t.d.t.d UU 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi
UU Peraturan Perpajakan

▪ 147/PMK.03/2017 Tentang Tata Cara Pendaftaran Wajib Pajak dan


Penghapusan NPWP serta Pengukuhan dan Pencabutan PKP
PER
MEN ▪ 231/PMK.03/2019 Tentang Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan
KEU Nomor Pokok Wajib Pajak, Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak, serta Pemotongan dan/atau Pemungutan,
Penyetoran, dan Pelaporan Pajak bagi Instansi Pemerintah

PER
DIR PER-04/PJ/2020 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Administrasi Nomor
Pokok Wajib Pajak, Sertifikat Elektronik, dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
JEN
Siapakah Wajib Pajak itu ?
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan
pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan perpajakan. (Pasal 1 UU KUP)

Ini Wajib Pajak ?


Jadi Siapakah WAJIB PAJAK itu ….?
Orang Pribadi & Termasuk Instansi
atau Badan/BUT Pemerintah/
Warisan Belum Terbagi Bendahara

MELIPUTI
Pembayar, Pemotong, atau Pemungut

yang mempunyai :
Hak & Kewajiban di bidang Perpajakan

Sesuai Ketentuan Perpajakan

Pasal 1 angka 2 UU KUP


OP Badan BUT Instansi
Pemerintah

1. ORANG Sekumpulan Orang


PRIBADI/INDIVIDU dan/atau Modal yang
merupakan kesatuan Merupakan
2. Warisan yang baik yang melakukan subjek pajak LN Instansi Pemerintah
belum terbagi yang perlakuan baik Pemerintah
sebagai satu
usaha maupun yang Pusat maupun
tidak melakukan usaha perpajakannya
kesatuan dipersamakan Daerah seperti
menggantikan PT, CV, BUMN, BUMD, dengan subjek Kementerian/
yang berhak FIRMA, KONGSI, KOPERASI, pajak badan DN Lembaga, Pemprov,
DANA PENISUN, PERSEK, Pemkab, Pemkot,
PERKUMPULAN, YAY, Desa, RSUD
ORMAS, lembaga, termasuk
kontrak investasi kolektif
KARTU NPWP

KEMENTERIAN KEUANGAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

NPWP : 07.213.056.0-005.000
NAMA : AHMAD SALAM
hanya untuk
NIK : 3612142302760002 WP OP
ALAMAT : JL. ELANG INDOPURA A7/15 JAKARTA
KPP : KPP PRATAMA JAKARTA
TERDAFTAR
04-08-2018

Jenis WP Nomor WP self checking digit Kode KPP Status WP


KARTU NPWP PASCA UU HPP
PENGGUNAAN NIK SEBAGAI NPWP ORANG PRIBADI

Untuk mengintegrasikan basis data


kependudukan dengan sistem administrasi
perpajakan dan mempermudah WP orang
pribadi melaksanakan pemenuhan kewajiban
hak dan kewajiban perpajakan
KARTU NPWP PASCA UU HPP
PENGGUNAAN NIK SEBAGAI NPWP ORANG PRIBADI

Penggunaan NIK sebagai NPWP tidak serta merta


menyebabkan setiap orang pribadi membayar pajak.

Pembayaran pajak dilakukan apabila:


a. Penghasilan setahun di atas batasan PTKP; atau
b. Peredaran bruto di atas Rp500juta/tahun bagi
pengusaha yang membayar PPh Final 0,5% (PP-
23/2018).
KARTU NPWP PASCA UU HPP
Pasal 2 ayat 5 KUP DIHAPUS

sebelumnya
“Jangka waktu pendaftaran dan pelaporan serta tata
cara pendaftaran dan pengukuhan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4)
termasuk penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak
dan/atau pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.“

Dipindah dan diatur di Pasal 44E UU KUP


FUNGSI NPWP
Pasal 6 ayat (1)
NPWP merupakan nomor identitas yang digunakan Wajib Pajak dalam
administrasi pelaksanaan hak dan/atau pemenuhan kewajiban perpajakan

2 Kewajiban Join Operation / KSO


Pemenuhan kewajiban PPh Badan sepanjang
memenuhi ketentuan sebagai subjek PPh
1 Administrasi Badan sesuai UU PPh

Pembayaran PPh bagi OP/Badan Pemotongan/pemungutan PPh


Pemotongan/pemungutan PPh Pemungutan PPN
Pemungutan PPN 3 Kewajiban Instansi Pemerintah
Pemungutan PPN atas penyerahan
Pembayaran PBB BKP / JKP
Penyetoran Bea Meterai Pemotongan/pemungutan PPh atau
PPN atas pembayaran yang bersumber
dari APBN/APBD/APB Desa
NPWP – Ketentuan Khusus
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
WANITA KAWIN (Pasal 2 PP 74 Tahun 2011)

Wanita Kawin yg Memiliki Penghasilan

hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki


Penghasilan isteri digabung dgn
secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan
suami
& harta

NPWP isteri = NPWP suami


YA TIDAK
(Hak & kewajiban perpajakan
digabung)
ingin melaksanakan hak &
memenuhi kewajiban perpajakan
bila telah memiliki NPWP sebelum terpisah dari hak & kewajiban
kawin maka harus mengajukan perpajakan suami
penghapusan

bila telah memiliki NPWP sebelum Isteri &suami masing-masing memiliki NPWP,
kawin maka tidak perlu mendaftarkan
(Hak & kewajiban perpajakan terpisah)
diri lagi
NPWP – Ketentuan Khusus
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
ANAK BELUM DEWASA (Pasal 2 PP 74 Tahun 2011)

Sesuai UU PPh 1984 dan perubahannya


Anak yg belum dewasa
belum berumur 18 tahun
dan
belum pernah menikah
kewajiban perpajakan digabung dgn
orang tuanya

NPWP ikut dgn orang tuanya


TATA CARA PENDAFTARAN NPWP

Secara Elektronik Secara Tertulis

1. Prosedur Registrasi
2. Prosedur Penelitian Kelengkapan

3. Prosedur Klarifikasi Kelengkapan


PROSEDUR REGISTRASI PENDAFTARAN
SECARA ELEKTRONIK
1 Aplikasi Registrasi
(Laman DJP)
1. Mengisi Formulir
2. Upload Dokumen
Dianggap telah ditandatangani
secara elektronik

2
Bukti Penerimaan
WAJIB Elektronik (BPE)
PAJAK
DJP

NPWP (1 Hari Kerja) 3


Melalui e-mail yang
digunakan saat mendaftar
PROSEDUR PENELITIAN KELENGKAPAN
PENDAFTARAN
SECARA ELEKTRONIK

menerbitkan Kartu
Persyaratan NPWP, SKT, dan EFIN
Lengkap max 1 hari kerja
4
setelah penerbitan NPWP
Atas NPWP yg telah diterbitkan,
KPP melakukan
penelitian KELENGKAPAN Persyaratan menerbitkan
tidak lengkap permintaan klarifikasi WAJIB
atas kelengkapan dokumen PAJAK
menerbitkan
Wajib Pajak
SK Penghapusan
Telah Terdaftar secara jabatan
PROSEDUR KLARIFIKASI KELENGKAPAN
PENDAFTARAN
SECARA ELEKTRONIK
5
Atas NPWP yg telah diterbitkan, KPP melakukan
penelitian KELENGKAPAN atas kelengkapan dokumen
6
Menyampaikan dokumen yg diminta
[max 15 hari sejak diterima permintaan]
KPP WAJIB
PAJAK

APABILA LENGKAP APABILA TIDAK LENGKAP/


WP TIDAK MENANGGAPI
menerbitkan Kartu NPWP, SKT, dan EFIN 7 Menetapkan sbg WP Non Efektif dan
[max 1 hari kerja setelah klarifikasi]
menerbitkan Kartu NPWP, SKT, dan EFIN
PENDAFTARAN
1 SECARA TERTULIS
Secara langsung, Pos/Ekspedisi
1. Mengisi dan menandatanganiFormulir
2. Melampirkan dokumen persyaratan

2
Lengkap ----> BPS
Tidak Lengkap ----> Dikembalikan
WAJIB
PAJAK KPP WIL. KERJA, TEMPAT
TINGGAL/KEDUDUKAN
menerbitkan Kartu NPWP, SKT, dan EFIN
[max 1 hari kerja setelah BPS]
TEMPAT PENDAFTARAN WAJIB PAJAK

MEMENUHI PERSYARATAN
SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF
WAJIB PAJAK
WAJIB
MENDAFTARKAN DIRI
Meliputi:

• orang pribadi;
• Warisan Belum Terbagi;
• Badan; dan
• Instansi Pemerintah
KPP atau KP2KP yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal
atau tempat kedudukan Wajib Pajak
TEMPAT TINGGAL DAN
TEMPAT KEDUDUKAN
Tempat Tinggal Tempat Tinggal
Orang Pribadi Warisan Belum Terbagi

1 Tempat tinggal tetap orang 1 Tempat tinggal tetap Wajib Pajak


pribadi beserta keluarganya; orang pribadi yang meninggalkan
warisan beserta keluarganya
2 Tempat pusat kepentingan sebelum meningggal dunia; atau
pribadi dan ekonomi dilakukan;
atau 2 Tempat pusat kepentingan
3 Tempat orang pribadi lebih lama ekonomi harta warisan berada;.
tinggal dalam kurun waktu 1
(satu) tahun kalender terakhir.
TEMPAT TINGGAL DAN
TEMPAT KEDUDUKAN
Tempat Kedudukan Badan Tempat Kedudukan Instansi Pemerintah

1 Tempat kantor pimpinan serta pusat 1 Tempat kantor kepala Instansi


administrasi dan keuangan berada ; Pemerintah Pusat, KPA, atau pejabat
yang melaksanakan fungsi tata usaha
2 Tempat kantor pimpinan serta pusat keuangan berada;
administrasi dan keuangan berada
menurut keadaan yang sebenarnya; 2 Tempat kantor kepala Instansi
Pemerintah Daerah atau pejabat yang
3 Tempat kantor pimpinan berada, dalam melaksanakan fungsi tata usaha
hal tempat kantor pimpinan terpisah dari keuangan pada satker perangkat daerah
tempat pusat administrasi dan keuangan berada; atau
serta tempat menjalankan kegiatan usaha;
atau 3 Tempat kantor kepala desa atau
4 Tempat menjalankan kegiatan usaha. perangkat desa yang melaksanakan
pengelolaan keuangan desa berada.
Tempat Pendaftaran Wajib Pajak

Tempat Kegiatan Usaha


Wajib Pajak juga wajib mendaftarkan diri pada KPP atau KP2KP yang wilayah
kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan untuk memperoleh NPWP
Cabang

Termasuk Tempat Kegiatan Usaha


objek pajak PBB Sektor Perkebunan;
objek pajak PBB Sektor Perhutanan;
objek pajak PBB Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi;
objek pajak PBB Sektor Pertambangan untuk Pengusahaan Panas Bumi;
objek pajak PBB Sektor Pertambangan Mineral atau Batubara; atau
objek pajak PBB Sektor Lainnya.
TEMPAT KEGIATAN USAHA
Tempat Kegiatan Usaha dapat berupa
▪ Lokasi Usaha; Yang digunakan untuk :
▪ Kantor Cabang; 1. Produksi;
▪ Kantor Perwakilan; 2. Distribusi;
▪ Gudang; 3. Pemasaran; atau
▪ Unit Pemasaran; atau Sejenisnya 4. Manajemen

PENGECUALIAN
1.Wajib Pajak yang memiliki 2 atau lebih tempat kegiatan usaha pada wilayah KPP yang sama, yang
berada pada wilayah kerja KPP yang berbeda dengan tempat tinggal atau tempat kedudukannya;
2.Instansi Pemerintah;
3.Wajib Pajak memiliki tempat kegiatan usaha dan tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak
berada pada wilayah kerja KPP yang sama;
4.Wajib Pajak jasa konstruksi yang berada lebih dari 1 KPP dan merupakan 1 kesatuan kontrak
Tempat Pendaftaran NPWP/PKP
NO WAJIB PAJAK KPP/KP2KP/e-Reg DASAR HUKUM KEWAJIBAN PAJAK

a. PPh Pasal 25/OP


b. PPN dan PPnBM
1 Orang Pribadi Tempat tinggal WP Pasal 2 ayat 1 UU KUP
c. PPh Psl 21/22/23/26
d. PPh Pasal 4 (2)

a. PPh Badan
b. PPN dan PPnBM
2 Badan Tempat kedudukan WP Pasal 2 ayat 1 UU KUP c. PPh Psl 21/22/23/26
d. PPh Pasal 4 (2)
e. PPh Ps 15

Cabang, atau a. PPN dan PPnBM


Tempat kegiatan usaha
3 perwakilan dari Pasal 2 ayat 2 UU KUP b. PPh Psl 21/22/23/26
WP dilakukan
orang pribadi c. PPh Pasal 4 (2)

PER-04/PJ/2020 tentang Tempat Pendaftaran Wajib Pajak dan Pelaku Usaha Melalui Sistem Elektronik dan/atau
Tempat Pendaftaran Tempat Pelaporan Usaha Pengusaha Kena Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah
4
WP tertentu Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya
Tempat Pendaftaran NPWP/PKP

Dalam hal tempat tinggal; tempat kedudukan; atau tempat kegiatan usaha
dilakukan tidak dapat ditentukan, DJP berwenang menentukan KPP tertentu
sebagai tempat Wajib Pajak terdaftar.
Penentuan tempat pendaftaran Wajib Pajak dilakukan oleh:
1. Kepala Kanwil DJP atas nama Direktur Jenderal Pajak, dalam hal tempat tinggal
orang pribadi, tempat kedudukan Badan, atau tempat kegiatan usaha dilakukan
berada dalam 2 (dua) atau lebih wilayah kerja KPP dalam 1 (satu) wilayah kerja
Kanwil DJP; atau
2. Direktur Jenderal Pajak, dalam hal tempat tinggal orang pribadi, tempat
kedudukan Badan, atau tempat kegiatan usaha dilakukan berada dalam 2 (dua)
atau lebih wilayah kerja Kanwil DJP.
Pengukuhan PKP

Pengusaha
Omzet 1 tahun
> 4,8 Miliar
Wajib
Melakukan:
• Penyerahan BKP
• Penyerahan JKP PKP
• Ekspor BKP Berwujud Dapat
• Ekspor BKP Tidak Berwujud Omzet 1 tahun Memilih
• Ekspor JKP < 4,8 Miliar

PMK 197/PMK.03/2013
Wajib memungut,
menyetor, dan
Bermaksud melakukan Dapat melapor PPN
penyerahan/ekspor Memilih terutang

Pengusaha yang sejak semula bermaksud melakukan penyerahan, dapat melaporkan usaha untuk
dikukuhkan sebagai PKP
Pengukuhan PKP

Pengusaha kecuali pengusaha kecil ELEKTRONIK


SCR
JABATAN
mengisi dan menyampaikan Formulir PENELITIAN
Pengusaha kecil yang memilih 1 HARI KERJA
mengunggah (upload) salinan digital
Pengusaha kecil yang bemaksud (softcopy) dokumen yang disyaratkan
Telah menyampaikan SPT Tahunan
PPh 2 Tahun Pajak terakhir TERTULIS
mengisi dan menyampaikan Formulir
Tidak mempunyai utang pajak
kecuali telah memperoleh melampirkan dokumen yang
persetujuan mengangsur atau disyaratkan
menunda
Disampaikan langsung, pos, atau
Pengurus/Pimpinan memenuhi dengan jasa ekspedisi/jasa kurir
ketentuan 1 dan 2 TERTULIS
Jangka Waktu Pendaftaran NPWP
dan Pengukuhan PKP PASCA UU HPP
PMK-147/PMK.03/2017

NIK = NPWP PKP

Paling lambat:
1 bulan setelah saat
WP OP usaha mulai dijalankan Paling lambat:
Usahawan ✓ Sebelum penyerahan BKP/JKP
Paling lambat:
✓ Paling lama akhir bulan berikut setelah
pada akhir bulan berikutnya
s/d suatu masa dalam tahun buku nilai
apabila sampai dengan suatu
peredaran usaha melebihi batasan
bulan yang disetahunkan
WP OP Pengusaha Kecil
Memperoleh Penghasilan
Karyawan melebihi PTKP
Jangka Waktu Pendaftaran NPWP
dan Pengukuhan PKP PASCA UU HPP
PMK-147/PMK.03/2017

NIK = NPWP

Paling lambat:
1 bulan setelah saat usaha mulai dijalankan
WP OP
Usahawan
Berpotensi diubah dengan pertimbangan
BATAS PEREDARAN BRUTO
TIDAK DIKENAI PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

Bagi orang pribadi pengusaha dengan peredaran bruto sampai Rp500


juta setahun tidak dikenai PPh.
Jangka Waktu Pendaftaran NPWP
dan Pengukuhan PKP
PMK-147/PMK.03/2017

NPWP PKP

Paling lambat:
1 bulan setelah saat pendirian
dan 1 bulan setelah usaha Paling lambat:
WP Badan di tempat lain dijalankan
✓ Sebelum penyerahan BKP/JKP

Paling lambat: ✓ Paling lama akhir bulan berikut setelah


akhir bulan setelah OP s/d suatu masa dalam tahun buku nilai
yang meninggalkan warisan peredaran usaha melebihi batasan
WP Warisan Yang belum terbagi Pengusaha Kecil
Belum Terbagi Meninggal dunia
Jangka Waktu Pendaftaran NPWP
dan Pengukuhan PKP
PMK-231/PMK.03/2019

NPWP PKP

Paling lambat:
✓ Sebelum penyerahan BKP/JKP
Paling lambat:
Sebelum melakukan pemotongan/ ✓ Paling lama akhir bulan berikut setelah
WP Instansi Pemungutan pajak s/d suatu masa dalam tahun buku nilai
Pemerintah peredaran usaha melebihi batasan
Pengusaha Kecil
Jangka Waktu Penerbitan
NPWP dan Pengukuhan PKP
Berapa lama Proses Pembuatan NPWP dan NPPKP?

Untuk NPWP paling lama 1 (satu) hari kerja

Untuk SPPKP paling lama 1 (satu) hari kerja

Sejak permohonan diterima lengkap


Syarat Pendaftaran NPWP/NPPKP

WP ORANG PRIBADI

USAHAWAN/NON USAHAWAN WARISAN BELUM TERBAGI

MENGISI DAN MENANDATANGANI SENDIRI/KUASA KHUSUS


FORMULIR PENDAFTARAN SCR TERTULIS/ELEKTRONIK

Membawa data pendukung:


Membawa data pendukung: - Kartu NPWP salah satu ahli waris, atau
- KTP atau - akta wasiat, surat wasiat, atau dokumen lain yang
- PASPOR bagi orang asing dan KITAS/KITAP Bagi dipersamakan, atau
orang asing - dokumen penunjukan pihak yang mengurus harta
peninggalan dan Kartu NPWP pihak yang mengurus

• Diproses Paling Lama 1 Hari Kerja sejak Permohonan Diterima Lengkap


• Dalam hal NIK yang tercantum pada KTP telah tervalidasi dengan basis data kependudukan, permohonan
pendaftaran Wajib Pajak tidak perlu dilampiri fotokopi KT
Syarat Pendaftaran NPWP/NPPKP
WAJIB PAJAK

BADAN JOINT OPERATION INSTANSI PEMERINTAH

MENGISI DAN MENANDATANGANI SENDIRI/KUASA KHUSUS


FORMULIR PENDAFTARAN SCR TERTULIS/ELEKTRONIK

Membawa data pendukung:


Membawa data pendukung: Membawa data pendukung:
▪ Akte Pendirian dan Perubahan
▪ Perjanjian Kerjasama sbg ▪ Surat Penunjukan sbg
atau Surat Keterangan
JO/Akte Pendirian sbg JO Kepala Instansi dan NPWP
Penunjukan dari Kantor Pusat
▪ NPWP masing2 anggota JO OP Kepala Instansi
utk BUT
▪ NPWP/Paspor Pengurus JO dan ▪ Surat Penunjukan
▪ NPWP Pimpinan/Pngg Jwb
salah satu pengurus dari Bendahara Pengeluaran dan
▪ Paspor jika pengurus WNA dan
masing2 anggota JO NPWP OP Bend. ybs
NPWP jika telah trdftar sbg WP
Syarat Pendaftaran NPWP/NPPKP Pasal 45 ayat (8) PER-04/PJ/2020

SYARAT TAMBAHAN UNTUK PENGUKUHAN PKP BAGI:


1 Pengusaha kecil yang memilih untuk melaporkan usahanya guna dikukuhkan sebagai PKP

2 Pengusaha yang sejak semula bermaksud melakukan penyerahan Objek Pajak terutang PPN dan memilih
melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP

telah menyampaikan SPT Tahunan PPh untuk 2 (dua) Tahun Pajak terakhir yang telah menjadi
1 kewajibannya dan jangka waktu penyampaiannya telah jatuh tempo

OP/Warisan Badan Badan * * SPT Tahunan Pusat dari WP Cabang


BAGI: JO **
Belum Terbagi (Pusat) (Cabang) ** Untuk seluruh anggota JO

tidak mempunyai utang pajak, kecuali utang Pajak yang telah memperoleh persetujuan untuk
2 mengangsur atau menunda pembayaran pajak

OP/Warisan Badan Badan Instansi * Untuk seluruh


BAGI: JO * anggota JO
Belum Terbagi (Pusat) (Cabang) Pemerintah

MEMENUHI SYARAT NOMOR 1 DAN 2 UNTUK:


a. Seluruh Pengurus /penanggung jawab WP Badan Pusat
3 b. Pimpinan WP Badan Cabang
c. Seluruh Pengurus/penanggung jawab JO
Syarat Pendaftaran NPWP/NPPKP

Virtual Office
Fotokopi kontrak, perjanjian,
atau dokumen sejenis antara Pengurus
1
penyedia jasa Virtual Office
dan Pengusaha
nyata-nyata mempunyai wewenang ikut menentukan
kebijaksanaan dan/atau mengambil keputusan dalam menjalankan
Fotokopi keterangan izin
perusahaan
usaha
2
namanya tercantum dalam SPT Tahunan Pajak
Penghasilan Badan Tahun Pajak terakhir
3
harus menyerahkan fotokopi surat pengangkatan
pengurus yang bersangkutan atau surat keterangan dari
pimpinan yang berwenang dalam hal nama tidak tercantum dalam
SPT Tahunan Badan
PENERBITAN NPWP DAN ATAU PENGUKUHAN PKP SECARA JABATAN

DIRJEN PAJAK Dapat Menerbitkan NPWP/ Pengukuhan PKP


Secara Jabatan

Apabila Orang Pribadi atau Badan yang telah memenuhi syarat


sebagai WP/PKP tetapi tidak mendaftarkan diri/tidak melaporkan
usahanya

Kewajiban Perpajakan dimulai sejak dipenuhi persyaratan subjektif /objektif sebagai WP


paling lama 5 tahun sebelum diterbitkan NPWP / dikukuhkan sebagai PKP
BATAS PENDAFTARAN NPWP/PENGUKUHAN PKP

Timeline Pelaporan Pengukuhan PKP


Penyerahan Omzet > 4,8 M
Pra
produksi

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL

Dapat lapor
PKP
Dapat lapor
PKP
Wajib lapor
PKP p.l. akhir
Juni Tidak/Terlambat lapor
Pengusaha yang tidak/terlambat lapor untuk PKP
dikukuhkan sbg PKP, dapat dikenai sanksi sejak
omzetnya melebihi Rp 4, 8 M
Dapat dikenai sanksi
Perubahan Data NPWP/NPPKP
Akibat adanya perbedaan informasi
pada administrasi perpajakan dengan
keadaan yang sebenarnya

Perubahan identitas WP Tidak mengakibatkan pemindahan


tempat Wajib Pajak terdaftar
Perubahan alamat tempat tinggal atau tempat
kegiatan usaha Wajib Pajak, dalam wilayah Tidak mengubah bentuk badan
kerja KPP yang sama hukum untuk WP Badan
Perubahan sumber penghasilan WP Secara Permohonan
Perubahan Wajib Pajak menjadi WP WBT

Terdapat kesalahan tulis data Wajib Pajak Tertulis Elektronik Secara


pada administrasi Direktorat Jenderal Pajak Jabatan
Perubahan Data NPWP/NPPKP
Meliputi perubahan karena:
1. perubahan identitas Wajib Pajak/wakil Wajib Pajak;
2. perubahan identitas Wajib Pajak Badan yang tidak mengubah bentuk badan hukum;
3. perubahan Kepala Instansi Pemerintah dan/atau pejabat Bendahara Pengeluaran atau
Bendahara Penerimaan;
4. perubahan alamat tempat tinggal, tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak,
dalam wilayah kerja KPP yang sama;
5. perubahan sumber penghasilan Wajib Pajak;
6. perubahan jenis kegiatan usaha Wajib Pajak;
7. perubahan struktur permodalan atau kepemilikan Wajib Pajak Badan yang tidak mengubah
bentuk badan hukum;
8. terdapat kesalahan tulis data Wajib Pajak pada administrasi Direktorat Jenderal Pajak; atau
9. terdapat perbedaan antara data terkait kategori dan/atau bentuk badan pada basis data
perpajakan, dengan kategori dan/atau bentuk badan usaha Wajib Pajak yang sebenarnya dan
yang seharusnya tercatat dalam basis data perpajakan dari sejak terdaftar sesuai dengan
dokumen yang disampaikan oleh Wajib Pajak.
PEMINDAHAN TEMPAT WP TERDAFTAR
ELEKTRONIK BPE

KPP LAMA, KPP BARU


WP PUSAT / KP2KP BARU
WP CABANG
SECARA JABATAN

TERTULIS BPS POS/EKSPEDISI


dilakukan dengan:
Wajib Pajak Cabang Pindah
dilakukan dengan:
Mengisi dan menandatangani
Formulir Pemindahan Wajib Pajak
Mengajukan permohonan penghapusan
NPWP Cabang ke KPP Lama
Melampirkan/Mengunggah dokumen
yang menunjukkan bahwa tempat Mengajukan pendaftaran NPWP Cabang ke
tinggal/tempat kedudukan WP KPP Baru
pindah
Dilakukan tanpa menunggu penghapusan NPWP Cabang
PEMINDAHAN TEMPAT WP TERDAFTAR

BPE

Permohonan dikembalikan

Pemberitahuan Permohonan
Elektronik BPS
tidak dapat diproses
via email
Permohonan
KPP LAMA dikembalikan

BPS
KPP BARU/
KP2KP BARU Permohonan
Tertulis dikembalikan
POS/EKSPEDISI Pemberitahuan Permohonan
Tidak Dapat diproses via Pos
PEMINDAHAN TEMPAT WP TERDAFTAR
MAX
5 hari kerja

BPE BPS KPP


KPPLama
LAMA
WAJIB PAJAK
Penelitian : tempat tinggal/kedudukan tidak
Permohonan lagi di KPP Lama?

Via email terdaftar,


langsung, pos/jasa
ekspedisi/kurir
dengan BPS

Surat Pindah
Secara Jabatan *Surat Pemberitahuan Tidak
Penelitian KPP Dapat Dipindah (menolak) KPP BARU
(TEMBUSAN)
Lama/Baru
PEMINDAHAN TEMPAT WP TERDAFTAR

Tanggal pengukuhan PKP


sama dengan saat
pengukuhan di KPP
Lama, Status PKP di KPP
SURAT PINDAH (TEMBUSAN) KPP BARU
Lama tidak dicabut

Status PKP dicabut


PENELITIAN
WAJIB PAJAK NPWP LAPANGAN PKP
Via email terdaftar, langsung, pos/jasa
Penelitian Lapangan PKP :
ekspedisi/kurir dengan BPS
Tempat kegiatan usaha sesuai dengan
keadaan sebenarnya?
KRITERIA WP NON EFEKTIF
f
tidak menyampaikan SPT
a dan/atau tidak ada transaksi pembayaran pajak selama
tidak lagi melakukan kegiatan usaha 2 (dua) tahun berturut-turut;
atau pekerjaan bebas g
b tidak memenuhi ketentuan mengenai
tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan kelengkapan dokumen pendaftaran NPWP
bebas dan penghasilannya di bawah PTKP h
c tidak diketahui alamatnya dari penelitian lapangan
Hanya sebagai syarat administratif i
d diterbitkan NPWP Cabang secara jabatan
berada di luar negeri > 183 hari dalam jangka dalam rangka penerbitan SKPKB PPN atas
waktu 12 bulan yang dibuktian menjadi SPLN kegiatan membangun sendiri
dan tidak bermaksud meninggalkan Indonesia j
untuk selama-lamanya Instansi Pemerintah yang tidak memenuhi
e persyaratan sebagai pemotong dan/atau pemungut
WP yang mengajukan permohonan pajak namun belum dilakukan penghapusan NPWP
penghapusan NPWP dan belum k
diterbitkan keputusan tidak lagi memenuhi persyaratan subjektif
dan/atau objektif tetapi belum dilakukan
penghapusan NPWP
TATA CARA PERMINTAAN WP NON EFEKTIF
Elektronik BPE

Orang Pribadi Channel elektronik:


1. Aplikasi Registrasi
2. Contact Center
3. Saluran tertentu lainnya
KPP / KP2KP

Badan /
Instansi Pemerintah
BPS
dilakukan dengan: tertulis

Mengisi Formulir
Penetapan WP Non Efektif Wajib Pajak dengan NPWP Pusat tidak
dapat ditetapkan sebagai Wajib Pajak
Melampirkan Surat Pernyataan Non-Efektif, dalam hal masih memiliki
WP Non Efektif dan Dokumen NPWP Cabang yang berstatus aktif
Pendukung
Penghapusan NPWP
Pasal 2 ayat (6) dan (7) UU KUP; PMK 147/PMK.03/2017
Dilakukan dalam hal :
diajukan permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak oleh:
a. WP OP yang telah meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan;
b. WP OP yang telah meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya;
c. Wajib Pajak yang memiliki lebih dari 1 (satu) NPWP, tidak termasuk NPWP cabang;
d. WP OP yang berstatus sebagai pengurus, komisaris, pemegang saham atau pemilik dan pegawai yang telah
diberikan NPWP melalui pemberi kerja/ bendahara pemerintah dan penghasilan netonya tidak melebihi PTKP;
e. wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat perjanjian pemisahan harta dan
penghasilan serta tidak ingin melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya terpisah dari suaminya;
atau
f. wanita kawin yang memiliki NPWP berbeda dengan NPWP suami dan pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban
perpajakannya digabungkan dengan pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan suaminya;
g. penghapusan NPWP terhadap Wajib Pajak Warisan Belum Terbagi dalam hal warisan sudah selesai dibagi;
h. WP Bendahara yang sudah tidak lagi memiliki kewajiban sebagai bendahara; atau memiliki lebih dari 1 (satu)
NPWP
i. WP Badan dilikuidasi atau dibubarkan karena penghentian atau penggabungan usaha;
j. WP BUT yang telah menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia.

Dianggap perlu oleh Dirjen Pajak karena WP tidak lagi memenuhi Persyaratan
subjektif dan objektif
Penghapusan NPWP
Pasal 2 ayat (6) dan (7) UU KUP; Pasal 15 PMK 147/PMK.03/2017

Selain memenuhi syarat subyektif dan obyektif untuk dihapuskan NPWP,


JUGA HARUS memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. tidak mempunyai utang pajak;
b. tidak sedang dilakukan tindakan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan;
pemeriksaan bukti permulaan; penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan; atau penuntutan tindak pidana
di bidang perpajakan;
c. tidak sedang dalam proses penyelesaian persetujuan bersama (mutual agreement procedure);
d. tidak sedang dalam proses penyelesaian kesepakatan harga transfer (advance pricing agreement);
e. seluruh NPWP cabang telah dihapus; dan
f. tidak sedang dalam proses penyelesaian upaya hukum di bidang perpajakan (seperti keberatan; pengurangan
atau penghapusan sanksi administrasi; pengurangan atau pembatalan SKP; pengurangan atau pembatalan STP;
pembatalan hasil pemeriksaan, verifikasi, atau penelitian PBB; gugatan; banding; dan/atau peninjauan kembali.

KECUALI DALAM HAL


a. utang pajak yang penagihannya telah daluwarsa; dan/atau
b. utang pajak yang dimiliki oleh:
1. Wajib Pajak OP yang telah meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan; atau
2. Wajib Pajak yang tidak mempunyai harta kekayaan.
Pencabutan Pengukuhan PKP
Pasal 2 ayat (8) & (9) UU KUP; PMK 147/PMK.03/2017

Dilakukan dalam hal :


a. PKP tidak lagi memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1);
b. PKP dengan status Wajib Pajak Non-Efektif;
c. PKP yang tempat terutangnya PPN telah dipusatkan di tempat lain;
d. PKP menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak pengukuhan PKP yang telah mendapatkan putusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap;
e. PKP yang pindah alamat tempat tinggal, tempat kedudukan, dan/atau tempat kegiatan usaha ke wilayah
kerja KPP lainnya;
f. PKP yang telah dinonaktifkan sementara Sertifikat Elektroniknya dan tidak melakukan klarifikasi atau
klarifikasinya ditolak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (4); dan/atau
g. PKP dengan keadaan tertentu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak (Pasal 58 ayat (2) PER-
04/PJ/2020)

Pencabutan Pengukuhan PKP harus diselesaikan dalam jangka waktu 6 bulan sejak tanggal diterimanya
permohonan secara lengkap
Penghapusan NPWP & Pencabutan PKP

dalam hal Penghapusan NPWP

Diajukan permohonan Secara Jabatan

Dilakukan Pemeriksaan dengan Dilakukan Pemeriksaan dengan


Tujuan Lain Tujuan Lain
Penghapusan NPWP & Pencabutan PKP

dalam hal Pencabutan PKP

Diajukan permohonan Secara Jabatan

Dilakukan Pemeriksaan Dilakukan Pemeriksaan dengan


dengan Tujuan Lain Tujuan Lain; atau

Penelitian Administrasi
BATAS PENDAFTARAN NPWP/PENGUKUHAN PKP

CONTOH
Udin bersama rekan-rekannya bermaksud mendirikan sebuah Yayasan di bidang
pendidikan. Akte pendirian dibuat dihadapan Notaris pada tanggal 20 Mei 2019 dengan
nama Yayasan Bhakti Utama. Kegiatan usaha baru benar benar dilaksanakan secara aktif
pada 1 November 2019.

Yayasan Bhakti Utama wajib mendaftarkan diri paling lama 1 (satu) bulan setelah
PENDIRIAN

Yayasan Bhakti Utama wajib mendaftarkan diri paling lama tanggal


19 Juni 2019
BATAS PENDAFTARAN NPWP/PENGUKUHAN PKP

DISKUSI
Udin, seorang bujangan (TK/-) mulai bekerja pada tanggal 1 April 2018 sebagai karyawan
pada sebuah perusahaan swasta nasional dengan penghasilan neto sebulan sebesar
Rp4.700.000,00.

Bagaimana kewajiban NPWPnya?


SERTIFIKAT ELEKTRONIK
Direktorat Jenderal Pajak dapat memberikan Sertifikat Elektronik kepada Wajib
Pajak untuk memperoleh Layanan Perpajakan Secara Elektronik (LPSE)

a 1. Dikukuhkan sebagai PKP


Permintaan NSFP
b 2. Memiliki akun PKP yang telah
Pembuatan FP elektronik (e-faktur) diaktivasi
c
Pembuatan bukpot elektronik (e-bukpot)
d
Pengajuan surat keberatan secara elektronik
e
Pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT oleh
Wajib Pajak secara elektronik
f
Pengungkapan ketidakbenaran perbuatan Wajib
Pajak secara elektronik
g
LPSE lainnya
TATA CARA PERMINTAAN
SERTIFIKAT ELEKTRONIK

Dalam hal saluran


elektronik sudah tersedia
WAJIB PAJAK ELEKTRONIK

KPP/KP2KP

Secara bersamaan atau


BADAN/INSTANSI TERTULIS terpisah dari saat
permohonan NPWP
DILAKUKAN DENGAN 1 hari kerja

Mengisi Formulir Permintaan Sertifikat Elektronik


Mempersiapkan passphrase
melakukan kegiatan untuk verifikasi dan autentikasi identitas
TATA CARA PERMINTAAN
SERTIFIKAT ELEKTRONIK
DILAKUKAN DENGAN Kondisi tertentu:
• Sedang dalam perawatan di RS,
• menjalani masa hukuman
OP yang bersangkutan, bagi Wajib Pajak OP, kecuali kondisi tertentu pidana atau penyanderaan
sebagai penanggung pajak
dapat diwakili oleh pihak lain/wakil Wajib Pajak Warisan Belum Terbagi • kondisi tertentu lainnya
OP/WBT
Dibuktikan dengan dokumen
pendukung
/ +
KTP PASPOR NPWP
Untuk BUT
• Akta digantikan dengan surat
Salah satu pengurus yang ditunjuk mewakili Badan atau pimpinan keterangan penunjukan dari
cabang untuk WP Badan dengan status cabang. kantor pusat
BADAN Pengurus adalah: Untuk Join Operation
• Orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang • Ditambah SPT Tahunan Pajak
Penghasilan seluruh anggota
• Tercantum dalam SPT Tahunan PPh Badan Kerja Sama Operasi
• Memiliki surat pengangkatan sebagai pengurus Untuk Intansi Pemerintah
• Ditambah Surat Penunjukan
sebagai Kepala Instansi
Pemerintah sesuai dengan
/ + PMK-231 tentang Instansi
KTP PASPOR NPWP AKTA Pemerintah
TATA KELOLA SERTIFIKAT ELEKTRONIK

masa berlaku sertel 2 tahun sejak diberikan

Wajib Pajak dapat mengajukan permintaan Sertifikat Elektronik baru


ke Direktorat Jenderal Pajak dengan alasan sebagai berikut:

masa berlaku Sertifikat Elektronik akan/telah berakhir

terjadi penyalahgunaan Sertifikat Elektronik

terdapat potensi terjadinya penyalahgunaan

lupa passphrase

sebab lain sehingga Wajib Pajak harus meminta Sertifikat Elektronik baru
02 Pembayaran Pajak
DASAR HUKUM
UU No.6 Tahun 1983 s.t.d.t.d UU 7 Tahun 2021
UU
tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2011 Tata Cara


PP Pelaksanaan Hak Dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan s.t.d.t.d
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun 2021

PMK Nomor 242/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pembayaran dan


Penyetoran Pajak
PER s.t.d.t.d
MEN PMK Nomor 18/PMK.03/2021 Tentang Pelaksanaan Undang-undang
KEU Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja di Bidang Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, serta Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan
Pembayaran Pajak
SARANA PENYETORAN PAJAK
Pasal 10 ayat (2) UU KUP; PMK 242/PMK.03/2014

SSP
Termasuk BPN melalui
pembayaran via e-Billing, Bukti
Pbk, dan lainnya

MENGGUNAKAN SURAT SETORAN PAJAK (SSP)


SSPCP
ATAU SARANA ADMINISTRASI LAIN YG (Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak)
DIPERSAMAKAN DG SSP SSP yang digunakan oleh Importir atau
Wajib Bayar dalam rangka impor
Jatuh Tempo Pembayaran
Pasal 2 PMK 242/PMK.03/2014 SECARA UMUM

PPN Akhir bulan berikutnya

PPh 29 Sebelum SPT Tahunan disampaikan

PPh Pasal 4(2), Pasal 15, Pasal


Tanggal 10 bulan berikutnya
21/26, Pasal 22, dan Pasal 23/26

15
Yang dipotong/dipungut

PPh Pasal 4(2), Pasal 15, dan


Tanggal 15 bulan berikutnya
Pasal 25
Yang dibayar sendiri

BM Saat terutang Bea Meterai (BM)


Jatuh Tempo Pembayaran
Pasal 2 PMK 242/PMK.03/2014 & Pasal 23 PMK 231/PMK.03/2019 TERTENTU

JENIS PAJAK ATAS TRANSAKSI JATUH TEMPO PEMBAYARAN


▪ bersamaan dengan saat pembayaran Bea
Masuk
PPh Pasal 22 dan PPN atau PPN dan PPnBM atas impor yang disetor
▪ saat penyelesaian dokumen pemberitahuan
sendiri importir yang bersangkutan
pabean impor dalam hal Bea Masuk ditunda
atau dibebaskan
PPh Pasal 22 dan PPN atau PPN dan PPnBM atas impor yang dipungut dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja setelah
DJBC dilakukan pemungutan pajak
paling lama 7 (tujuh) hari setelah tanggal
pelaksanaan pembayaran dengan mekanisme Uang
PPh Pasal 22 dan PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya
Persediaan; atau
dilakukan oleh Instansi Pemerintah Pusat dan Instansi Pemerintah Daerah
pada hari yang sama dengan pelaksanaan
pembayaran dengan mekanisme Langsung
PPh Pasal 22 dan PPN atau PPN dan PPnBM yang dipungut oleh Instansi paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya
Pemerintah Desa setelah pelaksanaan pembayaran
Jatuh Tempo Pembayaran
Pasal 2 PMK 242/PMK.03/2014 & Pasal 23 PMK 231/PMK.03/2019 TERTENTU

JENIS PAJAK ATAS TRANSAKSI JATUH TEMPO PEMBAYARAN


PPh Pasal 22 yang pemungutannya dilakukan oleh Wajib Pajak badan
tertentu sebagai Pemungut Pajak, termasuk ekspor komoditas tambang paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya
batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam yg dilaksanakan setelah Masa Pajak berakhir.
dengan cara penyetoran oleh eksportir yang bersangkutan
PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan oleh PKP paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa
Instansi Pemerintah yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak Pajak berakhir dan sebelum Surat Pemberitahuan
dan/atau Jasa Kena Pajak Masa PPN disampaikan
PPN yang terutang atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau JKP paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya
dari luar Daerah Pabean setelah saat terutangnya pajak
paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya
PPN yang terutang atas kegiatan membangun sendiri
setelah Masa Pajak berakhir
PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan oleh paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya
Pemungut PPN yang ditunjuk selain Instansi Pemerintah setelah Masa Pajak berakhir
Jatuh Tempo Pembayaran
Pasal 9 ayat (1) UU KUP; jo Pasal 9 PMK 242/PMK.03/2014

Jatuh Tempo:
▪ Pembayaran atau Penyetoran
▪ Pelaporan
bertepatan dengan Hari Libur

Dapat Dilakukan Pada Hari Kerja Berikutnya

Termasuk pengertian Hari Libur:


▪ Hari Sabtu
▪ Hari Libur Nasional
termasuk
• hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum
• cuti bersama secara nasional
yang ditetapkan oleh Pemerintah
Sanksi Adminitrasi
Keterlambatan Pembayaran Pajak
Pasal 9 ayat (2a) dan (2b) UU KUP stdtd UU CIKA

Pembayaran / Penyetoran Pajak DIKENAI


Setelah Tanggal Jatuh Tempo SANKSI ADIMINITRASI
Pembayaran / Penyetoran Pajak
*) Besaran sanksi administrasi berupa bunga per bulan
mengacu kepada suku bunga acuan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan yang
PAJAK TARIF berlaku pada tanggal dimulainya penghitungan
JUMLAH
SANKSI = KURANG X BUNGA X BULAN ** sanksi dibagi 12, ditambah uplift factor sesuai
BAYAR PER BULAN * tingkat kesalahan Wajib Pajak.
**) maksimal 24 bulan

✓ Dari Jumlah Pajak Yang Terlambat Dibayar/Disetor


✓ 1 Bagian Bulan Dihitung Satu Bulan sebelum UU CIKA berlaku, besarnya
✓ Perhitungan Jumlah Bulan Dihitung Dari : sanksi adalah 2% per bulan tanpa
▪ 9 (2a) SPT Masa : Tanggal jatuh tempo pembayaran batasan maks. 24 bulan
▪ 9 (2b) SPT Tahunan : Tanggal batas akhir Pelaporan SPT
s.d. Tanggal Pembayaran
Pengangsuran/Penundaan
Pembayaran Pajak
Pasal 9 ayat (4) UU KUP; jo PMK 242/PMK.03/2014 stdtd PMK 18/PMK.03/2021

Yang Dapat Diangsur/Ditunda

✓ Pajak yang masih harus dibayar dalam STP, SKPKB, SKPKBT,


SKep Pembetulan, Skep Keberatan, Putusan Banding, Putusan PK, SPPT PBB, skp PBB, SPT PBB
✓ Kekurangan pembayaran PPh Pasal 29 (SPT Tahunan PPh)

▪ Mengajukan permohonan sblm Jangka Waktu Pengajuan


▪ KPP harus menerbitkan keputusan dlm jangka waktu 7 hari kerja sejak
Tata permohonan diterima lengkap
Cara ▪ Keputusan dpt berupa menerima, menerima sebagian atau menolak
▪ Jika dlm jk wkt tsb KPP tidak menerbitkan keputusan, permohonan
WP dianggap diterima, dan Keputusan persetujuan harus diterbitkan paling lama 5
(lima) hari kerja setelah jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja tersebut berakhir
Pokok Pengaturan Pengangsuran atau Penundaan Pajak Terutang pada
SPT Tahunan

Waktu Dilampiri: Syarat jaminan: KEP persetujuan:


pengajuan:
bukti kesulitan likuiditas/ force Aset berwujud yang: Lama angsuran
lewat jangka majeur berupa laporan keuangan
Paling lama saat • dilampiri bukti atau penundaan
waktu interim, laporan keuangan, atau
JT penyampaian kepemilikannya, paling lama s.d.
permo- • Hanya untuk catatan tentang peredaran atau dan batas akhir
SPT Tahunan
penerimaan bruto dan/atau penyampaian SPT
honan angsuran • tidak sedang
penghasilan bruto. Tahunan
• Jaminan sebesar dijaminkan
berikutnya
utang pajak yang
diajukan angsuran

Paling lama 7 hari kerja sejak permohonan diterima


DJP HARUS Menerbitkan Keputusan
DASAR HUKUM Pasal 21, 22, 23, dan 25 PMK-242/2014 stdd PMK-18/2021
Pokok Pengaturan Pengangsuran atau Penundaan Utang Pajak PBB dan
Non-PBB (Kohir)

Waktu Dilampiri: Syarat jaminan: KEP persetujuan:


pengajuan: Aset berwujud :
bukti kesulitan likuiditas/ force • dilampiri bukti Paling lama 24
Paling lama
lewat jangka majeur berupa laporan keuangan bulan
kepemilikannya,
permo- sebelum SP waktu interim, laporan keuangan, atau dan
honan diberitahukan catatan tentang peredaran atau
oleh JSPN kepada • Hanya untuk angsuran • tidak sedang
• Jaminan sebesar utang penerimaan bruto dan/atau dijaminkan
Penanggung
pajak yang diajukan penghasilan bruto.
Pajak.
angsuran dan
Tidak ada tunggakan
PBB u/ utang pajak
PBB

Paling lama 7 hari kerja sejak permohonan diterima


DJP HARUS Menerbitkan Keputusan
DASAR HUKUM Pasal 21, 22, 23, dan 25 PMK-242/2014 stdd PMK-18/2021
Penyesuaian sanksi pengangsuran atau penundaan pembayaran pajak mengacu
pada Pasal 19 ayat (2) UU KUP
selain:
dikenai sanksi Pasal 19 ayat (2) UU KUP stdtd UU CIKA
STP
berupa tarif bunga berdasarkan KMK tarif bunga, atas saldo utang
SPPT
pajak, dari JT pembayaran s.d. angsuran/pelunasan, paling lama 24
Sejak terbit KEP persetujuan SKP PBB
bulan.
pengangsuran atau penundaan STP PBB
pembayaran pajak.

untuk:
dikenai sanksi Pasal 11 ayat (3) UU PBB
SPPT
Pasal 30 PMK-242/2014 stdd berupa bunga 2%, dari JT s.d. pembayaran, paling lama 24 bulan.
SKP PBB
PMK-18/2021 STP PBB

Surat permohonan pengangsuran atau penundaan dapat disampaikan secara elektronik


Pasal 21 ayat (7) PMK-242 stdd PMK-18

PERALIHAN:
Permohonan pengangsuran atau penundaan pembayaran pajak yang belum diselesaikan sampai dengan
Peraturan Menteri ini berlaku, diselesaikan berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak.

Pasal 112 PMK-18/2021


PENERBITAN STP PASCA UU HPP
Pasal 14 ayat (1) PENAMBAHAN huruf i

(1) Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak apabila:

i. terdapat jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar dalam jangka waktu
sesuai dengan persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran
pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4).

Sebelumnya:

Tidak ada ketentuan mengatur produk hukum untuk menagih angsuran atau
penundaan pembayaran pajak yang tidak dibayar sesuai jangka waktu persetujuan.
Pemindahbukuan (Pbk)
PMK 242/PMK.03/2014

1. Pbk karena adanya kesalahan dalam pengisian formulir SSP, SSPCP, baik menyangkut Wajib
Pajak sendiri maupun Wajib Pajak lain;
2. Pbk karena adanya kesalahan dalam pengisian data pembayaran pajak yang melalui sistem
pembayaran pajak secara elektronik (BPN);
3. Pbk karena adanya kesalahan perekaman atas SSP, SSPCP, yang dilakukan Bank Persepsi/Pos
Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Bank Persepsi Mata Uang Asing;
4. Pbk karena kesalahan perekaman atau pengisian Bukti Pbk oleh pegawai DJP;
5. Pbk dalam rangka pemecahan setoran pajak dalam SSP, SSPCP, BPN, atau Bukti Pbk menjadi
beberapa jenis pajak atau setoran beberapa Wajib Pajak, dan/atau objek pajak PBB;
6. Pbk karena jumlah pembayaran pada SSP, BPN, atau Bukti Pbk lebih besar daripada yang
terutang dalam SPT, skp, STP, SPPT, skpPBB atau STP PBB;
7. Pbk karena jumlah pembayaran pada SSPCP atau Bukti Pbk lebih besar daripada pajak yang
terutang dalam pemberitahuan pabean impor, dokumen cukai, atau surat tagihan/surat
penetapan; dan
8. Pbk karena sebab lain yang diatur oleh Direktur Jenderal Pajak.
Pembayaran Pajak (MAP/MAK)
KODE AKUN PAJAK/JENIS SETORAN KETERANGAN

411121 - 100 Pemotongan PPh Pasal 21 Non Final

Pemotongan PPh Pasal 21 Final atas Pembayaran Sekaligus Atas Jaminan Hari
411121 - 401 Tua, Uang Tebusan Pensiun, dan Uang Pesangon

Pemotongan PPh Pasal 21 Final atas honorarium/imbalan lain yg diterima


411121 - 402 Pejabat Negara, PNS, TNI/POLRI, dan pensiunannya

Pemungutan PPh Pasal 22 oleh Bendaharawan APBN


411122 - 910 (SSP atas nama Rekanan dan ditandatangani oleh Bendahara)

Pemungutan PPh Pasal 22 oleh Bendaharawan APBD


411122 - 920 (SSP atas nama Rekanan dan ditandatangani oleh Bendahara)

Pemungutan PPh Pasal 22 oleh Bendaharawan Dana Desa


411122 - 930 (SSP atas nama Rekanan dan ditandatangani oleh Bendahara)
Pembayaran Pajak (MAP/MAK)
KODE AKUN PAJAK/JENIS SETORAN KETERANGAN

411122 - 100 Pembayaran PPh Pasal 22 Masa

411122 - 401 Pemungutan PPh Pasal 22 Final atas atas Penebusan Migas

Pemungutan PPh Pasal 22 atas Penjualan Barang yang Tergolong


411122 - 403 Sangat Mewah
Pemungutan PPh Pasal 22 atas Ekspor Komoditas Tambang
411122 -404 Batubara, Mineral Logam, dan Mineral Bukan Logam

411123 - 100 Pembayaran PPh Pasal 22 masa atas impor


Pembayaran Pajak (MAP/MAK)
KODE AKUN PAJAK/JENIS SETORAN KETERANGAN

411124 - 100 Pembayaran masa PPh Pasal 23 (termasuk PPh Psl 23 atas sewa)

411124 - 101 Pemotongan PPh Pasal 23 atas Dividen

411124 - 102 Pemotongan PPh Pasal 23 atas Bunga

411124 - 103 Pemotongan PPh Pasal 23 atas Royalti

411124 - 104 Pemotongan PPh Pasal 23 atas Jasa


Pembayaran Pajak (MAP/MAK)
KODE AKUN PAJAK/JENIS SETORAN KETERANGAN

411125/26 - 100 Pembayaran angsuran masa PPh Pasal 25 (25 – OP / 26 – Badan)

411125/26 - 200 Pembayaran PPh Pasal 29 (Tahunan) (25 – OP / 26 – Badan)

Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas Diskonto/Bunga Obligasi dan


411128 - 401 Surat Utang Negara
Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas pengalihan hak atas tanah /
411128 - 402 bangunan

411128 - 403 Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas sewa tanah / bangunan
Pembayaran Pajak (MAP/MAK)
KODE AKUN PAJAK/JENIS SETORAN KETERANGAN
Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas Bunga Deposito / Tabungan,
411128 - 404 Jasa Giro dan Diskonto SBI

411128 - 405 Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas Hadiah Undian

411128 - 409 Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas Jasa Konstruksi

411128 - 410 Pemotongan PPh Final Pasal 15 atas Jasa Pelayaran Dalam Negeri

Pemotongan PPh Final Pasal 15 atas Jasa Pelayaran dan/atau


411128 - 411 Penerbangan Luar Negeri
Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas penghasilan Usaha yang
411128 - 420 Diterima/Diperoleh WP yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu (PP-23)
Pembayaran Pajak (MAP/MAK)
KODE AKUN PAJAK/JENIS SETORAN KETERANGAN

411211 - 100 Pembayaran Masa PPN Dalam Negeri

411211 - 103 Pembayaran PPN atas Kegiatan Membangun Sendiri

411211 - 900 Pemungutan PPN oleh Selain Bendaharawan

Pemungutan PPN oleh Bendaharawan APBN


411211 - 910 (SSP atas nama Rekanan dan ditandatangani oleh Bendahara)
Pemungutan PPN oleh Bendaharawan APBD
411211 - 920 (SSP atas nama Rekanan dan ditandatangani oleh Bendahara)
Pemungutan PPN oleh Bendaharawan Dana Desa
411211 - 930 (SSP atas nama Rekanan dan ditandatangani oleh Bendahara)
03 Pelaporan Pajak (SPT)
DASAR HUKUM
UU No.6 Tahun 1983 s.t.d.t.d UU 7 Tahun 2021
UU
tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2011 Tata Cara


PP Pelaksanaan Hak Dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan s.t.d.t.d
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun 2021

PMK Nomor 243/PMK.03/2014 Tentang Surat Pemberitahuan (SPT)


PER s.t.d.t.d
MEN PMK Nomor 18/PMK.03/2021 Tentang Pelaksanaan Undang-undang
KEU Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja di Bidang Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, serta Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan
Surat Pemberitahuan (SPT)
Pasal 1 angka 11, 12, dan 13 UU KUP

Surat yg oleh WP digunakan untuk melaporkan:


▪ Penghitungan dan/atau Pembayaran Pajak,
▪ Objek Pajak dan/atau bukan Objek Pajak, dan/atau
▪ Harta dan Kewajiban

UNTUK SUATU UNTUK SUATU TAHUN PAJAK


MASA PAJAK ATAU BAGIAN TAHUN PAJAK

SPT MASA SPT TAHUNAN


Penyampaian SPT
KEWAJIBAN SPT
Pasal 3 UU KUP; PMK 243/PMK.03/2014 stdtd PMK 9/PMK.03/2018

SPT Tahunan SPT Masa


▪ PPh Pasal 21/26
▪ PPh Badan (1771 & 1771$) ▪ PPh Pasal 22
▪ PPh OP Usaha/Pekerjaan Bebas (1770) ▪ PPh Pasal 23/26
▪ PPh OP Karyawan/pegawai (1770 S) ▪ PPh Pasal 25
▪ PPh OP Karyawan/pegawai dg Pengh. ▪ PPh Pasal 4 (2)
<= 60 Jt (1770 SS) ▪ PPh Pasal 15
▪ PPN (1107) mulai Jan 2011: PPN (1111)
▪ PPN Pemungut (1107 PUT)

Berbentuk: Hard copy atau e-SPT


Jatuh Tempo Penyampaian SPT
Pasal 3 ayat (3) UU KUP; Pasal 9, 9A & 10 PMK 243/PMK.03/2014 stdtd
PMK 9/PMK.03/2018; dan
Pasal 25 PMK 231/PMK.03/2019
SECARA UMUM
Tahunan PPh OP 3 bulan sejak berakhirnya Tahun Pajak

Tahunan PPh Badan 4 bulan sejak berakhirnya Tahun Pajak

15 PPh Pasal 4(2), Pasal 15, Pasal


21/26*, Pasal 22**, Pasal 25* Tanggal 20 bulan berikutnya
dan Pasal 23/26

PPN*** Akhir bulan berikutnya

* Dalam hal dalam hal jumlah PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 yang dipotong pada Masa Pajak yang bersangkutan nihil (Nihil
bukan dikarenakan adanya Surat Keterangan Domisili) dan selain Masa Pajak Desember; dan angsuran PPh Pasal 25 nihil,
dikecualikan dari kewajiban pelaporan SPT Masa
** Termasuk SPT Masa PPh Pasal 22 atas pemungutan oleh Instansi Pemerintah (sebelum PMK 9/PMK.03/2018 adalah tanggal 14
bulan berikutnya)
*** Termasuk SPT Masa PPN atas Pemungutan oleh PKP Instansi Pemerintah dan PPN KMS (sebelum PMK 9/PMK.03/2018 Pelaporan
SPT Masa PPN PUT adalah tanggal 14 bulan berikutnya)
Jatuh Tempo Pelaporan
Pasal 11 PMK 243/PMK.03/2014 stdtd PMK 9/PMK.03/2018 TERTENTU

JENIS PAJAK ATAS TRANSAKSI JATUH TEMPO PELAPORAN


paling lama pada hari kerja terakhir minggu
PPh Pasal 22 dan PPN atau PPN dan PPnBM atas impor
berikutnya
paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa
Pajak berakhir
PPN KMS oleh OP atau Badan Non PKP dianggap telah melaporkan PPN dengan
melakukan pembayaran yg telah tervalidasi NTPN,
sesuai tanggal validasi pembayaran PPN KMS
paling lama akhir bulan berikutnya setelah saat
terutangnya pajak
PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari luar Daerah
dianggap telah melaporkan PPN dengan
Pabean oleh OP atau Badan Non PKP
melakukan pembayaran yg telah tervalidasi NTPN,
sesuai tanggal validasi pembayaran PPN KMS
Pengisian SPT
Pasal 4 UU KUP

PENGISIAN SPT

▪ BENAR
▪ LENGKAP
▪ JELAS
▪ DITANDATANGANI :
▪ BADAN :
WAKIL WP (PENGURUS/DIREKSI/KOMISARIS) ATAU
KUASA KHUSUS
▪ ORANG PRIBADI :
YG BERSANGKUTAN ATAU KUASA KHUSUS

WP YANG WAJIB PEMBUKUAN, DILENGKAPI DGN LAP.


KEUANGAN (NERACA, LABA RUGI & KETERANGAN LAIN)
Pengisian SPT
Pasal 3 ayat (1) dan (1a) UU KUP

SPT HARUS DIISI:

a. Dalam Bahasa Indonesia


b. Huruf latin
c. Menggunakan angka arab
d. Satuan mata uang rupiah

KECUALI:
WP yang telah mendapat izin Menkeu untuk menyelenggarakan pembukuan dengan
menggunakan bahasa asing dan mata uang selain rupiah, yaitu:
SPT dalam Bahasa Indonesia dan dalam mata uang US $
(kecuali lampiran berupa Laporan Keuangan)
PENANDATANGANAN SPT
Pasal 3 ayat (1b) UU KUP

PENANDATANGAN SPT DAPAT DILAKUKAN

SECARA TANDA TANGAN TANDA TANGAN


DIGITAL
BIASA STEMPEL ELEKTRONIK

YANG SEMUANYA MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM YANG SAMA


Penyampaian SPT
PMK 243/PMK.03/2014 stdtd PMK 9/PMK.03/2018

DENGAN CARA

Disampaikan langsung Dengan Cara


ke KPP/ KP2KP. Disampaikan melalui Kantor Pos Lain
dengan secara tercatat
jasa ekspedisi atau kurir dengan
bukti pengiriman surat
WP menerima tanda bukti dan Tanda bukti dan tanggal Pengiriman
tanggal penerimaan SPT dianggap sebagai tanda bukti dan
tanggal penerimaan e-filling melalui ASP
Penyampaian SPT
Pasal 3 ayat (7) UU KUP

SPT DIANGGAP TIDAK DISAMPAIKAN


APABILA

a. Surat Pemberitahuan tidak ditandatangani sebagaimana dimaksud pada ayat (1);


b. Surat Pemberitahuan tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau dokumen
sebagaimana dimaksud pada ayat (6); (Ex Laporan Keuangan)
c. Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar disampaikan setelah 3 (tiga) tahun
sesudah berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dan Wajib Pajak
telah ditegur secara tertulis; atau
d. Surat Pemberitahuan disampaikan setelah Direktur Jenderal Pajak melakukan
pemeriksaan atau menerbitkan surat ketetapan pajak.
Penyampaian SPT
Pasal 3 ayat 5a) UU KUP

apabila Surat Pemberitahuan (SPT) :


Tidak disampaikan pada waktu yang telah ditentukan
atau
Perpanjangan jangka waktu penyampaian terlampaui

DIRJEN PAJAK DAPAT MENERBITKAN


SURAT TEGURAN
Penyampaian SPT
Pasal 3 ayat 5a) UU KUP

apabila Surat Pemberitahuan (SPT) :


Tidak disampaikan pada waktu yang telah ditentukan
atau
Perpanjangan jangka waktu penyampaian terlampaui

DIRJEN PAJAK DAPAT MENERBITKAN


SURAT TEGURAN
Sanksi Administrasi Keterlambatan
Penyampaian SPT
Pasal 7 ayat (1) UU KUP

WP TERLAMBAT MENYAMPAIKAN SPT


DIKENAKAN SANKSI DENDA

SPT MASA SPT TAHUNAN

Selain SPT Masa PPN / Rp100.000 SPT Tahunan OP / Rp100.000

SPT Masa PPN / Rp500.000 SPT Tahunan Badan / Rp1.000.000


Perpanjangan Penyampaian SPT
Pasal 3 ayat (4), (5) dan (5a) UU KUP; PMK 243/PMK.03/2014 stdtd PMK 9/PMK.03/2018

APABILA SPT TAHUNAN TIDAK DAPAT DISAMPAIKAN PADA WAKTUNYA,


WP DAPAT MENUNDA PALING LAMA 2 BULAN DENGAN MENGAJUKAN PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN SPT TAHUNAN

SYARAT :
Diajukan Secara Tertulis Dg Menggunakan Form 1770-Y,
1771-Y, 1771-$Y atau eSPTy

Sebelum Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan Berakhir


Melampirkan :
- Laporan Keuangan Sementara utk Tahun Pajak Bersangkutan
- SSP atas Pelunasan Kekurangan Pembayaran Pajak
- Apabila diaudit KAP : Surat Pernyataan Audit Belum Selesai
Dapat diajukan lagi selama belum melewati 2 bulan di atas

Yang tidak memenuhi ketentuan dianggap bukan


Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan
Pembukuan & Pencatatan
Pasal 1 angka 29 UU KUP

proses pencatatan yang dilakukan secara teratur

data & informasi keuangan


harta kewajiban
ph & biaya modal

Jumlah Harga Perolehan & Penyerahan Barang/Jasa


Pembukuan

LAPORAN KEUANGAN
NERACA

LAPORAN LABA RUGI


Pembukuan & Pencatatan
Pasal 1 angka 29 UU KUP

YANG WAJIB PEMBUKUAN


(Pasal 28)

WPOP yang melakukan kegiatan usaha


atau pekerjaan bebas
WAJIB PEMBUKUAN
WP Badan

PENGECUALIAN:

WPOP yang diperbolehkan menghitung WPOP yang tidak melakukan


penghasilan neto dengan menggunakan kegiatan usaha atau pekerjaan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto bebas.
Pembukuan & Pencatatan
Pasal 28 UU KUP

Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan:

memperhatikan iktikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang
sebenarnya

menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan mata uang rupiah, dan disusun dalam bahasa
Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menkeu (PER-24/PJ/2020)

harus diselenggarakan di Indonesia

diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual dan stelsel kas

Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku harus mendapat


persetujuan dari Dirjen Pajak
Pembukuan & Pencatatan
Pasal 28 UU KUP

PENCATATAN

Terdiri atas peredaran atau


data yang dikumpulkan penerimaan bruto
secara teratur ttg dan/atau ph bruto sbg

dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk ph yang bukan objek
pajak dan/atau yang dikenai pajak yang bersifat final
(Bentuk dan tata cara Pencatatan diatur dgn PMK)
Pembukuan & Pencatatan
Pasal 28 UU KUP

KETENTUAN MENGENAI PENCATATAN

harus diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan


keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya

harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab,


satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa
asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan
Pembukuan & Pencatatan
Pasal 28 UU KUP

Penyimpanan Dokumen Pembukuan

Buku, catatan, dan DASAR 10 tahun


dokumen termasuk PEMBUKUAN/
hasil pengolahan data PENCATATAN
di Indonesia
Pembukuan & Pencatatan
Pasal 28 UU KUP

“Ketentuan mengenai tata cara melakukan pencatatan dan kriteria tertentu


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan/atau tata cara
menyelenggarakan pembukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan.”

Memberikan kemudahan bagi:


✓ Wajib Pajak untuk dapat menyelenggarakan pembukuan dengan cara
yang sederhana;
✓ Wajib Pajak orang pribadi dengan kriteria tertentu dalam melakukan
pencatatan,
yang diatur dengan peraturan menteri keuangan.

DASAR HUKUM Pasal 10A PP-74/2011 stdd PP-9/2021


Pembetulan SPT Pasal 8 ayat (2) dan (2a) UU KUP stdtd UU HPP

WP dapat membetulkan SPT dengan syarat DJP belum menyampaikan:

Surat pemberitahuan Pemeriksaan (SP2) 1

Surat pemberitahuan Pemeriksaan Bukti Permulaan secara terbuka 2

DASAR HUKUM Pasal 20 ayat (5) dan (6) PMK-243 stdtd PMK-18
Pembetulan SPT Pasal 8 ayat (2) dan (2a) UU KUP stdtd UU HPP

▪ SPT Yang Pengisiannya Terdapat Kekeliruan DIKENAI


▪ Dengan Kemauan Sendiri Dapat dilakukan SANKSI ADIMINITRASI
PEMBETULAN SPT
▪ Sepanjang belum dilakukan pemeriksaan *) Besaran sanksi administrasi berupa bunga per bulan
mengacu kepada suku bunga acuan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan yang
berlaku pada tanggal dimulainya penghitungan
PAJAK TARIF sanksi dibagi 12, ditambah uplift factor sesuai
JUMLAH
SANKSI = KURANG X BUNGA X BULAN ** tingkat kesalahan Wajib Pajak.
BAYAR PER BULAN *
**) maksimal 24 bulan Jika SPT Rugi/LB:
Pembetulan dapat dilakukan
paling lambat
✓ Dari Jumlah Pajak Yang Terlambat Dibayar/Disetor 2 Thn Sblm Daluwarsa
✓ 1 Bagian Bulan Dihitung Satu Bulan
✓ Perhitungan Jumlah Bulan Dihitung Dari :
sebelum UU CIKA berlaku, besarnya
▪ 8 (2a) SPT Masa : Tanggal jatuh tempo pembayaran
sanksi adalah 2% per bulan tanpa
▪ 8 (2) SPT Tahunan : Tanggal batas akhir Pelaporan SPT
batasan maks. 24 bulan
s.d. Pembayaran atas Pajak Yang Kurang Dibayar Tersebut
Pengungkapan Ketidakbenaran
Perbuatan atas Kemauan Sendiri
Pasal 8 ayat (3) UU KUP stdtd UU HPP

SPT TELAH DISAMPAIKAN

WP Telah Diperiksa, Tetapi Belum Disidik,


Sehubungan dengan Tindak Pidana Pasal 38 dan 39 ayat (1) huruf c dan d UU KUP

WP TIDAK AKAN DISIDIK Pasal 7 PP 74 Tahun 2011


stdtd PP 9 Tahun 2021
sepanjang mulainya
APABILA WP : Penyidikan belum
diberitahukan kepada
✓ Mengungkapkan ketidakbenaran perbuatan atas kemauan sendiri
Penuntut Umum melalui
✓ Melunasi pajak yg kurang dibayar + denda 100% dari jumlah pajak penyidik pejabat Polisi
yang kurang dibayar (Sebelum UU Cika berlaku sanksi denda 150%) Negara Republik Indonesia
Pengungkapan Ketidakbenaran
Perbuatan atas Kemauan Sendiri
Pasal 8 ayat (3) UU KUP stdtd UU CIKA

Menghapus ketentuan 1 Menegaskan ketentuan terkait 2 Mengubah ketentuan terkait 3


format Surat pembayaran jumlah pajak yang pembayaran atas
Pemberitahuan dalam sebenarnya terutang dan sanksi pengungkapan ketidakbenaran
administrasinya terkait perbuatan yang tidak
Pengungkapan
pemulihan kerugian pada
Ketidakbenaran Perbuatan memenuhi ketentuan
pendapatan negara

Untuk memberikan Pembayaran jumlah pajak yang Pembayaran atas pengungkapan


kemudahan bagi Wajib Pajak sebenarnya terutang dan sanksi ketidakbenaran yang tidak
administrasi berupa denda dalam memenuhi ketentuan tetap dapat
dalam melakukan diperhitungkan sebagai pengurang
pengungkapan ketidakbenaran
pengungkapan perbuatan merupakan pemulihan kerugian pada pendapatan negara
ketidakbenaran perbuatan kerugian pada pendapatan negara pada tahap Penyidikan.

Pasal 7 ayat (2) PP-74/2011 stdd PP- Pasal 7 ayat (2a) PP-74/2011 stdd PP- Pasal 25 ayat (1) PMK-239 stdd
9/2021 , Pasal 23 ayat (5) PMK-239 9/2021, Pasal 23 ayat (5a) PMK-239
PMK-18/2021
stdd PMK-18/2021 stdd PMK-18/2021
Pengungkapan Ketidakbenaran
Perbuatan atas Kemauan Sendiri
Pasal 8 ayat (3) UU KUP stdtd UU CIKA

Menegaskan bahwa atas pembayaran 4 5


atas pengungkapan ketidakbenaran Menegaskan ketentuan terkait
perbuatan yang tidak memenuhi pelaksanaan Bukper setelah
ketentuan tidak dapat dipindahbukukan Pengungkpan Ketidakbenaran Perbuatan
atau diminta kembali

Untuk memberikan kepastian hukum bagi Apabila setelah Wajib Pajak melakukan
Wajib Pajak. Sebelumnya, ketentuan pengungkapan ketidakbenaran perbuatan masih
terkait hal ini hanya mengatur bahwa atas ditemukan data yang menyatakan lain dari
pengungkapan ketidakbenaran perbuatan
pembayaran tersebut tidak dapat diminta tersebut, terhadap Wajib Pajak tetap dapat
kembali. dilakukan Pemeriksaan Bukti Permulaan.

Pasal 25 ayat (3) PMK-239 stdd PMK-


Pasal 7 ayat (4) PP-74/2011 stdd PP-9/2021
18/2021
Pengungkapan Ketidakbenaran
Perbuatan atas Kemauan Sendiri
Pasal 8 ayat (3) UU KUP stdtd UU CIKA

Ketentuan Peralihan

Terhadap pengungkapan ketidakbenaran perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8


ayat (3) UU KUP stdtd UU CIKA yang diajukan oleh Wajib Pajak sejak tanggal 2 November
2020, pengenaan sanksi administrasinya sesuai dengan UU KUP stdtd UU CIKA (100%).
DASAR HUKUM Ketentuan Peralihan Pasal 9 PP-9/2021 dan Pasal 116 PMK-18/2021
Pengungkapan Ketidakbenaran SPT
atas Kesadaran Sendiri
Pasal 8 ayat (4) & (5) UU KUP stdtd UU HPP

Perubahan Pasal 8(4) KUP


Sekalipun Telah Dilakukan Pemeriksaan, Namun Sebelum Pemeriksa
Belum Diterbitkan SKP menyampaikan SPHP

WP DAPAT MENGUNGKAPKAN KETIDAKBENARAN


SPT ATAS KESADARAN SENDIRI, DALAM LAPORAN TERSENDIRI
SYARAT

▪ PAJAK YG HARUS DIBAYAR MENJADI LEBIH BESAR ATAU menjadi lebih kecil
▪ RUGI FISKAL MENJADI LEBIH KECIL ATAU menjadi lebih besar
▪ JUMLAH HARTA MENJADI LEBIH BESAR ATAU menjadi lebih kecil
▪ JUMLAH MODAL MENJADI LEBIH BESAR atau menjadi lebih kecil
▪ MELUNASI PAJAK YG KRG DIBAYAR + SANKSI ADMINISTRASI*
Pengungkapan Ketidakbenaran SPT
atas Kesadaran Sendiri
Pasal 8 ayat (4) & (5) UU KUP stdtd UU HPP

*) Besaran sanksi administrasi berupa bunga per bulan


PAJAK TARIF mengacu kepada suku bunga acuan yang
JUMLAH ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan yang
SANKSI = KURANG X BUNGA X BULAN **
BAYAR PER BULAN * berlaku pada tanggal dimulainya penghitungan
sanksi dibagi 12, ditambah uplift factor sesuai
tingkat kesalahan Wajib Pajak.
sebelum UU CIKA berlaku, besarnya **) maksimal 24 bulan
sanksi adalah 50% dari pajak yang
kurang dibayar hasil pengungkapan
ketidakbenaran

Tarif Suku bunga Pengenaan Sanksi Administratif Pajak atas:


+ 10%
bunga acuan
per bulan
= ✓ Pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari
12
pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT.
Aturan sebelumnya

Besaran sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% dari pajak yang kurang dibayar.
Pengungkapan Ketidakbenaran SPT
atas Kesadaran Sendiri
Pasal 8 ayat (4) & (5) UU KUP stdtd UU HPP

KETENTUAN PERALIHAN

terhadap pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT yang diajukan sejak tanggal


2 November 2020, pengenaan sanksi administratifnya dihitung menggunakan tarif
bunga sesuai dengan KMK yang mengatur mengenai tarif bunga yang berlaku untuk
periode November 2020.

✓ Pasal 8 ayat (1), ayat (2), dan ayat (6) PP-74/2011 stdd PP-9/2021; ✓ Penghapusan Pasal 8 ayat (7) PP-74/2011 stdd PP-9/2021
✓ Pasal 61 ayat (1) dan ayat (3); dan Pasal 62 ayat (5) dan ayat (7) ✓ Penghapusan Pasal 62 ayat (7) PMK-17/2013 stdtd PMK-18/2021
PMK-17/2013 stdtd PMK-18/2021

DASAR HUKUM Ketentuan Peralihan Pasal 9 PP-9/2021 dan Pasal 116 PMK-18/2021
Kewajiban Secara Umum Wajib Pajak
Wajib Pajak
Badan Orang Pribadi
Kewajiban Pajak Instansi
Usaha/ Cabang Usaha/ Karyawan/ Pemerintah
Pusat Cabang
Pekerjaan Bebas Pekerjaan Bebas Pegawai

SPT Tahunan PPh / Psl 29 PPh ✓ ✓ ✓

Angsuran Psl 25 PPh * ✓ ✓ ✓*

PPh Final PP23 ** ✓ ✓ **


PPh Pot/Put selain
✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Psl 21/26 PPh
Pasal 21/26 PPh * ✓ ✓ ✓ ✓ ✓

PPN & PPnBM *** ✓ ✓ *** ✓ ✓ *** ✓ ***


Kewajiban Secara Umum Wajib Pajak
KETERANGAN
* Dalam hal dalam hal jumlah PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 yang dipotong pada Masa Pajak yang
bersangkutan nihil (Nihil bukan dikarenakan adanya Surat Keterangan Domisili) dan selain Masa Pajak
Desember; dan angsuran PPh Pasal 25 nihil, dikecualikan dari kewajiban pelaporan SPT Masa.
Untuk WP OP OPPT kewajiban angsuran PPh Pasal 25 (7) hanya dilakukan ketika terdapat omzet pada
bulan/Masa Pajak ybs sama halnya dengan angsuran PPh Pasal 25.
** PPh Final PP 23 bagi WP yang berhak dan memilih menggunakan fasilitas PP 23 dan Omzet 1 tahun di atas
Rp500 Juta sesuai UU HPP.
*** Kewajiban PPN dan PPnBM untuk cabang usaha, dalam hal dilakukan Pemusatan Tempat PPN terutang maka
kewajiban terkait PPN & PPnBM hanya dilakukan oleh WP tempat dipusatkannya PPN tersebut.
Untuk WP Instansi Pemerintah, bagi yang berstatus sebagai PKP maka terdapat kewajiban PPN & PPnBM
seperti halnya WP secara umum. Selain itu, kewajiban PPN bagi Instansi Pemerintah adalah kewajiban PPN
PUT (1107)
TAMBAHAN:
▪ Kewajiban penyampaian SPT untuk PPh Pot/Put selain PPh Pasal 21 hanya dilakukan/timbul ketika ada
pemotongan/pemungutan/pembayaran pajak.
▪ Untuk kewajiban penyampaian SPT Masa PPN & PPnBM tiap Masa Pajak dilakukan baik ketika terdapat
penyerahan BKP/JKP maupun ketika tidak ada penyerahan (NIHIL).
04 Penetapan & Ketetapan
DASAR HUKUM
UU No.6 Tahun 1983 s.t.d.t.d UU 7 Tahun 2021
UU
tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2011 Tata Cara


PP Pelaksanaan Hak Dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan s.t.d.t.d
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun 2021

PMK Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaan dan


PMK Nomor 145/PMK.03/2012 Tentang Tata Cara Penerbitan Surat
PER Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak
MEN s.t.d.t.d
KEU PMK Nomor 18/PMK.03/2021 Tentang Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja di Bidang Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, serta Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan
Penetapan & Ketetapan Pajak
skp STP
SKPKB Pasal 13 (1) UU KUP Denda Psl 7 KUP Bunga Psl 9(2a) KUP Bunga Psl 9(2b) KUP
Sanksi Adm Bunga (UU CIKA)
Pasal 13 (2), (2a), serta Pasal 13 (3) huruf a Bunga Psl 8(2) KUP Bunga Psl 8(2a) KUP Bunga Psl 14(3) KUP
dan b jo Pasal 13 ayat (3b) UU KUP
Denda Psl 14(4) KUP Bunga Psl 19(1) KUP Bunga Psl 19(2) KUP
Sanksi Adm Kenaikan
Pasal 13 (3) huruf c dan d UU KUP
Bunga Psl 19(3) KUP STP Pasal 14(1) huruf h dan i KUP
SKPKBT Pasal 15 (1) UU KUP
*) Besaran sanksi administrasi berupa bunga per bulan mengacu kepada suku
Sanksi Adm Kenaikan bunga acuan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan yang berlaku
Pasal 15 (2) UU KUP pada tanggal dimulainya penghitungan sanksi dibagi 12, ditambah uplift
factor sesuai tingkat kesalahan Wajib Pajak.
SKPN Pasal 17A (1) UU KUP **) maksimal 24 bulan

SKPLB Pasal 17 (1) UU KUP


Daluarsa penerbitan skp/STP adalah 5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau
berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak. Untuk STP ada
pengecualian sebagaimana diatur pada Pasal 14 (5c) UU KUP
Sanksi Adm. Bunga
UU CIPTA KERJA

PASAL

POKOK PERUBAHAN Pasal 19 ayat (1), ayat (2), & ayat (3) 113
*) Besaran sanksi administrasi berupa bunga per bulan
PAJAK TARIF mengacu kepada suku bunga acuan yang ditetapkan oleh
BUNGA JUMLAH Menteri Keuangan dan yang berlaku pada tanggal
SANKSI = KURANG X PER X BULAN ** dimulainya penghitungan sanksi dibagi 12, ditambah
BAYAR BULAN * uplift factor sesuai tingkat kesalahan Wajib Pajak.

**) maksimal 24 bulan.

Tarif Suku bunga


+ 0%
Pengenaan Sanksi Administratif Pajak atas:
bunga acuan
= ✓ Bunga penagihan;
per bulan 12
✓ Angsuran/penundaan pembayaran pajak;
✓ Kurang Bayar (KB) penundaan penyampaian SPT Tahunan.

Aturan sebelumnya

Besaran sanksi administrasi berupa bunga per bulan dengan tarif tetap sebesar 2%.
Sanksi Adm. Bunga
UU CIPTA KERJA

PASAL

POKOK PERUBAHAN Pasal 8 ayat (2) & ayat (2a)


Pasal 9 ayat (2a) & ayat (2b)
113
Pasal 14 ayat (3)
*) Besaran sanksi administrasi berupa bunga per bulan
TARIF mengacu kepada suku bunga acuan yang ditetapkan oleh
PAJAK Menteri Keuangan dan yang berlaku pada tanggal
BUNGA JUMLAH
SANKSI = KURANG X PER X BULAN **
dimulainya penghitungan sanksi dibagi 12, ditambah
BAYAR BULAN * uplift factor sesuai tingkat kesalahan Wajib Pajak.

**) maksimal 24 bulan.

Pengenaan Sanksi Administratif Pajak atas:


Tarif Suku bunga
+ 5%
bunga acuan
= ✓ Kurang Bayar Pembetulan SPT Tahunan atau SPT Masa;
per bulan 12 ✓ Pembayaran/penyetoran pajak yang dilakukan setelah tanggal jatuh
tempo pembayaran/penyetoran pajak atau jatuh tempo pelaporan
SPT Tahunan;
✓ PPh dalam tahun berjalan tidak/kurang dibayar atau dari hasil
penelitian terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat
Aturan sebelumnya
salah tulis dan/atau salah hitung.
Besaran sanksi administrasi berupa bunga per bulan dengan tarif tetap sebesar 2%.
Sanksi Adm. Bunga
UU CIPTA KERJA

PASAL

POKOK PERUBAHAN Pasal 8 ayat (5) 113


*) Besaran sanksi administrasi berupa bunga per bulan
TARIF mengacu kepada suku bunga acuan yang ditetapkan oleh
PAJAK Menteri Keuangan dan yang berlaku pada tanggal
BUNGA JUMLAH
SANKSI = KURANG X PER X BULAN **
dimulainya penghitungan sanksi dibagi 12, ditambah
BAYAR BULAN * uplift factor sesuai tingkat kesalahan Wajib Pajak.

**) maksimal 24 bulan.

Tarif Suku bunga


+ 10%
Pengenaan Sanksi Administratif Pajak atas:
bunga acuan
= ✓ Pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari
per bulan 12
pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT.

Aturan sebelumnya

Besaran sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% dari pajak yang kurang dibayar.
Sanksi Adm. Bunga
UU CIPTA KERJA

PASAL

POKOK PERUBAHAN Pasal 13 ayat (2) & ayat (2a) 113


*) Besaran sanksi administrasi berupa bunga per bulan
TARIF mengacu kepada suku bunga acuan yang ditetapkan oleh
PAJAK Menteri Keuangan dan yang berlaku pada tanggal
BUNGA JUMLAH
SANKSI = KURANG X PER X BULAN **
dimulainya penghitungan sanksi dibagi 12, ditambah
BAYAR BULAN * uplift factor sesuai tingkat kesalahan Wajib Pajak.

**) maksimal 24 bulan.

Tarif Suku bunga Pengenaan Sanksi Administratif Pajak atas:


+ 15%
bunga acuan
=
per bulan 12 ✓ Sanksi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB);
✓ Pengembalian Pajak Masukan (PM) dari PKP yang tidak
berproduksi.

Aturan sebelumnya

Besaran sanksi administrasi berupa bunga per bulan dengan tarif tetap sebesar 2%.
POKOK PERUBAHAN ILUSTRASI BESARAN SANKSI ADMINISTRASI – UU KUP

▪ Apabila Menteri Keuangan menetapkan suku bunga


Formula BesaranTarifSanksi: acuan pada bulan April 2021 sebesar 4,96%; dan
▪ terdapat jumlah kurang bayar sebesar Rp1.000.000
(𝒔𝒖𝒌𝒖 𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂 𝒂𝒄𝒖𝒂𝒏 + 𝒖𝒑𝒍𝒊𝒇𝒕 %)
=
Uplift 𝟏𝟐 Sanksi
Bulan
/
Jenis Sanksi

Self Assessment +0%


Sanksi bunga KMK 0,41% ✓ Bunga penagihan (Ps.19(1)) ✓ Kurang Bayar (KB) penundaan SPT
Besaran Sanksi (Rp) Rp4.133 ✓ Angsuran/penundaan bayar (Ps.19(2)) Tahunan (Ps.19(3))
Self Assessment +5%
Sanksi bunga KMK 0,83% ✓ Pembetulan SPT (Ps.8(2);(2a)) ✓ Pajak tidak/kurang dibayar akibat
✓ Terlambat bayar (Ps.9(2a);(2b)) salah tulis/hitung atau PPh tahun
Besaran Sanksi (Rp) Rp8.300 berjalan (Ps.14(3))
Self Assessment +10%
Sanksi bunga KMK 1,25% ✓ Pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT (Ps.8(5))
Besaran Sanksi (Rp) Rp12.467
Official Assessment +15%
Sanksi bunga KMK 1,66% ✓ Sanksi SKPKB (Ps.13(2))
Besaran Sanksi (Rp) Rp16.633 ✓ Pengembalian Pajak Masukan (PM) dari PKP yang tidak berproduksi (Ps.13(2a))
POKOK PERUBAHAN ILUSTRASI PENGENAAN SANKSI ADMINISTRASI PERPAJAKAN (UPLIFT + 5%)

“Tuan A menyampaikan SPT Tahunan PPh OP Tahun Pajak Sanksi bunga keterlambatan pembayaran atas SPT
2020 pada tanggal 17 Juli 2021. Tahunan [Ps.9 ayat (2b) KUP] dihitung sejak berakhirnya
Jumlah kurang bayar sebesar Rp1.000.000 dilunasi Tuan A jatuh tempo penyampaian SPT Tahunan s.d. tanggal
pada tanggal 16 Juli 2021.” pembayaran.

Tarif sanksi administratif (suku bunga acuan + 5%)


2021
Maret April Mei Juni Juli Agustus
0,81% 0,83% 0,85% 0,87% 0,89% 0,91%

1 April 1 Mei 1 Juni 1 Juli 16 Juli 1 Agustus 2 Agustus

Bulan I + Bulan II + Bulan III + 16 hari = 4 bulan STP terbit


(bagian bulan dihitung
Sebagai contoh, Menteri Keuangan menetapkan suku bunga acuan untuk bulan April 2021 penuh menjadi 1 bulan)
sebesar 4,96%, maka sanksi administrasi yang dihitung mulai bulan April 2021
dikenakan tarif sebesar 0,83% per bulan ((4,96% + 5%)/12).

Gunakan tarif saat sanksi mulai dihitung 1 April 2021


= Rp1.000.000 x 0,83% x 4 bulan
= Rp8.300 x 4 bulan
= Rp33.200
Pasal 13 ayat (1), (2), dan (2a) UU KUP stdtd UU CIKA
PENERBITAN SKPKB

▪ Berdasarkan hasil pemeriksaan/ keterangan


Dapat Diterbitkan lain pajak yg terutang tidak/ kurang dibayar
SKPKB Pasal 13(2) KUP ▪ WP diterbitkan NPWP & dikukuhkan PKP
secara Jabatan

*) Besaran sanksi administrasi berupa bunga per bulan mengacu kepada suku bunga
acuan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan yang berlaku pada tanggal
dimulainya penghitungan sanksi dibagi 12, ditambah uplift factor 15%.
**) maksimal 24 bulan.
SEBELUM UU HPP
Pasal 13 ayat (1) dan (3) UU KUP
PENERBITAN SKPKB
Dapat Diterbitkan SKPKB Pasal 13(3) KUP
a) SPT tidak disampaikan sesuai jangka waktunya dan setelah ditegur secara tertulis tidak
disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dinyatakan dalam surat teguran
b) Kewajiban Pasal 28 & 29 UU KUP tidak dipenuhi sehingga tidak dapat diketahui besarnya
pajak yg terutang
c) Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai PPN & PPnBM tidak
seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenai tarif 0%

Dikenakan Sanksi Kenaikan dari jumlah Pajak:


50% untuk PPh OP/Badan
100% untuk PPN dan PPh Pot-put
SETELAH UU HPP
PENERBITAN SKPKB Perubahan Pasal 13(1) UU KUP

(1) Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dalam jangka waktu 5
(lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau
Tahun Pajak setelah dilakukan tindakan pemeriksaan dalam hal sebagai berikut:
a. terdapat pajak yang tidak atau kurang dibayar;
b. surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (3) dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan
dalam Surat Teguran;
c. terdapat Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah ternyata tidak seharusnya
dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenai tarif 0% (nol persen);
d. terdapat kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29 yang tidak dipenuhi
sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang;
e. kepada Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak secara jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4a); atau
f. Pengusaha Kena Pajak tidak melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak
dan/atau ekspor Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dan telah diberikan pengembalian
Pajak Masukan atau telah mengkreditkan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(6e) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya
SETELAH UU HPP
Pasal 13 ayat (1) dan (3) UU KUP
PENERBITAN SKPKB
Atas SKPKB Pasal 13(3) KUP karena
Kewajiban yang tidak dipenuhi oleh WP sesuai Pasal 13 ayat (1) huruf b, c, dan d KUP:
• WP tidak menyampaikan SPT
• PPN Tidak seharusnya dikompensasikan LBnya atau tidak seharusnya dikenai tarif 0%
• tidak membuat pembukuan dan tidak melaksanakan kewajiban dalam pemeriksaan

Uraian KUP lama UU HPP

Sanksi bunga per bulan →


PPh kurang dibayar 50% suku bunga acuan + uplift factor 20% (maks. 24 bulan)
Sanksi bunga per bulan →
PPh kurang dipotong 100% suku bunga acuan + uplift factor 20% (maks. 24 bulan)

PPh dipotong tetapi tidak disetor 100% 75%

PPN & PPnBM kurang dibayar 100% 75%


Pasal 15 ayat (1), (2), dan (3) UU KUP
PENERBITAN SKPKBT

▪ Data baru dan/atau


▪ Data yg semula belum terungkap yang berakibat
jumlah pajak terutang bertambah

Keterangan tertulis
Ditemukan
dari WP atas
oleh FISKUS
kehendak sendiri

dikenakan sanksi tidak dikenai sanksi


KENAIKAN 100% kenaikan
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 13 ayat (3a)
PASAL
113
Penerapan satu jenis sanksi administrasi yang tertinggi nilai
besaran sanksinya antara sanksi bunga dan sanksi kenaikan dalam
pemeriksaan atas PPN dan PPnBM, untuk memberikan keadilan bagi
PKP dengan tidak dibebani sanksi administrasi perpajakan yang
berlebihan.

Aturan sebelumnya

(tidak diatur mengenai penerapan jenis sanksi).


UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 13A
PASAL
113
Pemberian kepastian hukum bagi WP sehubungan dengan unsur kealpaan
yang pertama kali yang selama ini sulit dibuktikan dalam pelaksanaan
pemeriksaan bukti permulaan dihapus

Aturan sebelumnya

WP yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT, tetapi isinya
tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga
dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, tidak dikenai sanksi pidana apabila
kealpaan tersebut pertama kali dilakukan dan WP tersebut wajib melunasi kekurangan
pembayaran jumlah pajak yang terutang beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar
200% (dua ratus persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar yang ditetapkan melalui
penerbitan SKPKB.
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 13 ayat (4)
PASAL
113

SPT menjadi pasti apabila dalam 5 tahun tidak diterbitkan SKP, kecuali WP melakukan
tindak pidana di bidang perpajakan

Aturan sebelumnya

WP melakukan tindak pidana di bidang perpajakan (tidak dikecualikan)


UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 13 ayat (5) & Pasal 15 ayat (4)
PASAL
113

Pengaturan mengenai pidana pajak yang telah diputus tetap dapat diterbitkan
ketetapan pajak dihapus.

Aturan sebelumnya

Apabila jangka waktu 5 tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat, SKPKB/SKPKBT tetap
dapat diterbitkan ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar 48% dari jumlah pajak yang
tidak atau kurang dibayar, dalam hal Wajib Pajak setelah jangka waktu 5 tahun tersebut dipidana
karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
Pasal 17A ayat (1) UU KUP
PENERBITAN SKPN
SETELAH DILAKUKAN PEMERIKSAAN

JLH KREDIT PAJAK/ PAJAK TIDAK TERUTANG


JLH PAJAK YG DIBAYAR DAN
= TIDAK ADA KREDIT PAJAK /
JLH PAJAK YG TERUTANG PEMBAYARAN PAJAK
Pasal 17 ayat (1) UU KUP
PENERBITAN SKPLB
SETELAH DILAKUKAN PEMERIKSAAN THD SPT LB TANPA
PERMOHONAN RESTITUSI, SPT KB, DAN SPT NIHIL

JLH KREDIT PAJAK/ TELAH DILAKUKAN


JLH PAJAK YG DIBAYAR PEMBAYARAN PAJAK
> YANG TIDAK
JLH PAJAK YG TERUTANG SEHARUSNYA TERUTANG
Pasal 14 ayat (4) UU KUP
PENERBITAN STP
Terhadap pengusaha atau Pengusaha Kena Pajak (PKP) sebagaimana berikut:
▪ pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP, tetapi tidak membuat faktur pajak
atau terlambat membuat faktur pajak;
▪ pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP yang tidak mengisi Faktur Pajak secara
lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) & ayat (6) UU PPN 1984 dan
perubahannya, selain identitas pembeli BKP atau penerima JKP serta nama dan tanda
tangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b & huruf g UU PPN 1984
dan perubahannya dalam hal penyerahan dilakukan oleh PKP pedagang eceran;
masing-masing, selain wajib menyetor pajak yang terutang, dikenai sanksi
administratif berupa denda sebesar 1% dari Dasar Pengenaan Pajak

Aturan sebelumnya

Sanksi PKP terlambat membuat Faktur Pajak atau tidak mengisi Faktur Pajak
dengan lengkap, berupa denda sebesar 2% Dasar Pengenaan Pajak.
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 14 ayat (1) huruf h
PASAL
113

Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan STP untuk menagih kembali imbalan
bunga yang seharusnya tidak diberikan.

Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak apabila terdapat imbalan
bunga yang seharusnya tidak diberikan kepada Wajib Pajak, dalam hal:
1. diterbitkan keputusan;
2. diterima putusan; atau
3. ditemukan data atau informasi
yang menunjukkan adanya imbalan bunga yang seharusnya tidak diberikan kepada Wajib
Pajak.
Aturan sebelumnya

(tidak diatur).
PENERBITAN STP PASCA UU HPP
Pasal 14 ayat (1) PENAMBAHAN huruf i

(1) Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak apabila:

i. terdapat jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar dalam jangka waktu
sesuai dengan persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran
pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4).

Sebelumnya:

Tidak ada ketentuan mengatur produk hukum untuk menagih angsuran atau
penundaan pembayaran pajak yang tidak dibayar sesuai jangka waktu persetujuan.
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 14 ayat (5b) & ayat (5c)
PASAL

Menyesuaikan perubahan ketentuan Pasal 14 ayat


113
(5b) dan Pasal 14 ayat (5c) UU KUP stdtd UU CIKA.

• Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) dalam jangka
waktu 5 tahun.
• Dikecualikan dari ketentuan jangka waktu penerbitan sebagaimana dimaksud di atas:
a. STP bunga penagihan
b. STP denda penagihan Pasal 25 ayat (9) (50%)
c. STP denda penagihan Pasal 27 ayat (5d) (100%)
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 14 ayat (5b) & ayat (5c)
PASAL

Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) 113
dalam jangka waktu 5 tahun.

▪ STP diterbitkan paling lama 5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak,
bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak.

▪ Dikecualikan dari ketentuan jangka waktu penerbitan sebagaimana dimaksud di atas:


a. STP bunga penagihan diterbitkan paling lama sesuai dengan daluwarsa penagihan SKPKB serta SKPKBT, dan
SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan PK yang menyebabkan jumlah pajak yang masih
harus dibayar bertambah;
b. STP denda penagihan Pasal 25 ayat (9) (50%) dapat diterbitkan paling lama 5 tahun sejak tanggal penerbitan
SK Keberatan apabila Wajib Pajak tidak mengajukan upaya banding; dan
c. STP denda penagihan Pasal 27 ayat (5d) (100%) dapat diterbitkan paling lama dalam jangka waktu 5 tahun
sejak tanggal Putusan Banding diucapkan oleh hakim Pengadilan Pajak dalam sidang terbuka untuk umum.

Aturan sebelumnya

(tidak diatur mengenai daluwarsa penerbitan STP).


Pengenaan Sanksi Administratif sejak Berlakunya UU Cipta Kerja

KETENTUAN PERALIHAN

✓ terhadap skp atau STP yang diterbitkan sejak tanggal 2 November 2020 yang memuat sanksi
administratif berupa bunga, yang penghitungan sanksi administratifnya dimulai sebelum tanggal 2
November 2020, pengenaan sanksi administratifnya dihitung menggunakan tarif bunga sesuai dengan
KMK yang mengatur mengenai tarif bunga yang berlaku untuk periode November 2020.

✓ terhadap sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4) UU KUP stdtd UU CIKA
yang dikenakan melalui STP yang diterbitkan sejak tanggal 2 November 2020, pengenaan sanksi
administratifnya sebesar 1%.

DASAR HUKUM Ketentuan Peralihan Pasal 9 PP-9/2021, Pasal 113 dan Pasal 116 PMK-18/2021

www.pajak.go.id
Pelaksanaan Ketentuan Perpajakan Secara Elektronik
Pelaksanaan secara elektronik untuk WP
✓ Dapat melaksanakan hak dan/atau memenuhi kewajibannya secara elektronik
✓ Menggunakan sertifikat elektronik tersertifikasi maupun sertifikat elektronik yang tidak tersertifikasi
✓ Sertifikat elektronik tersertifikasi diberikan oleh penyelenggara sertifikat elektronik yang ditunjuk oleh
Menteri Keuangan
✓ Diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan
✓ Menkeu dapat bekerja sama dengan pihak lain untuk menyediakan fasilitas pelaksanaan hak dan
pemenuhan kewajiban perpajakan secara elektronik

Pelaksanaan secara elektronik untuk DJP


✓ Dirjen Pajak dapat menerbitkan dan menandatangani keputusan dan
ketetapan secara elektronik
✓ Berkekuatan hukum sama dengan keputusan dan ketetapan yang tertulis
✓ Jika telah dibuat bentuk elektronik, maka tidak dibutuhkan lagi dokumen
tertulis

Diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan

DASAR HUKUM Pasal 63A dan 63B PP-74/2011 stdd PP-9/2021


MITIGASI RISIKO
Mitigasi temuan BPK, atas data piutang pajak cfm SE-41/PJ/2014:
✓ Kewajiban KPP untuk menerbitkan SP2B/SP2G untuk sengketa yang kewenangannya ada di Kepala
KPP untuk Putusan Pengadilan Pajak dan menerbitkan SP2PK untuk Putusan Mahkamah Agung.
✓ Mengirimkan salinan Putusan Pengadilan Pajak ke Kantor Wilayah dalam hal atas sengketa gugatan
wewenang penerbitan SP2G ada di Kepala Kantor Wilayah.
✓ Kewajiban KPP untuk menerbitkan STP Denda Penagihan atas hasil SK Keberatan yang tidak
diajukan Banding atau hasil Putusan Banding, yang menyebabkan masih adanya kekurangan
pembayaran pajak dari selisih KB menurut SK Keberatan/Putusan Banding dengan yang dibayar
sebelum mengajukan Keberatan.
Mitigasi Data Suspend RAS (Revenue Accounting System) terkait Upaya Hukum:
✓ RAS hanya mengambil data sistem, kalau input data benar harusnya bisa posting RAS, input yang
tidak benar akan disuspend.
✓ Solusinya, untuk Input SK Pembetulan oleh KPP tolong memperhatikan kolom dan pertanyaan yang
relevan. Jika tidak sesuai ketentuan akan menjadi data suspend, yang akhirnya perlu ditindaklanjuti
Contoh Kasus Perhitungan Sanksi Administrasi
dengan di-Lasis-kan.
Contoh:
Berdasarkan UU KUP stdtd UU CIKA
Kesalahan pada Keterangan Pembayaran:
Tertulis: LAP-xxxx000/WPJ.24/KP.xxxx/2021 (Nomor Lap),
Seharusnya : Hasil dari SK Pasal 16/36 No: KEP-000xx/WPJ.24/KP.xxxx/2021 tanggal 22-xx-
21(Nomor KEP)
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
Tarif Bunga Sesuai KMK Bunga Acuan sejak Berlakunya UU Cipta Kerja

Tarif Bunga
No Sanksi Adminitrasi
Nov-20 Des-20 Jan-21 Feb-21 Mar-21 Apr-21
1 Pasal 19 (1), Pasal 19 (2), Pasal 19 (3) 0,57% 0,53% 0,51% 0,51% 0,52% 0,56%
2 Pasal 8 (2), Pasal 8 (2a), Pasal 9 (2a), Pasal 9 (2b), Pasal 14 (3) 0,99% 0,94% 0,93% 0,92% 0,94% 0,97%
3 Pasal 8 (5) 1,40% 1,36% 1,34% 1,34% 1,35% 1,39%
4 Pasal 13 (2), Pasal 13 (2a) 1,82% 1,78% 1,76% 1,76% 1,77% 1,81%

Dalam KMK tersebut sudah memperhitungkan uplift factor untuk masing-masing jenis sanksi
admnisitrasi, yang bertujuan memudahkan perhitungan. Sehingga, tidak perlu lagi dilakukan
penambahan dengan uplift factor dan dibagi dengan 12. Tarif Bunga tersebut sudah hasil dari
Bunga Acuan KMK dan uplift factor dibagi 12.

Tarif Bunga sesuai KMK tersebut, berlaku pada tanggal dimulainya penghitungan sanksi.
CONTOH 1
Wajib Pajak PT Andromax, melakukan
pembayaran Gaji 20 orang pegawainya
pada bulan Agustus 2018 sebesar Rp120 juta.
PPh Pasal 21 yang dipotong dari gaji tersebut
sebesar Rp5 juta. PT Andromax melakukan
penyetoran PPh Pasal 21 tersebut pada
tanggal 14 November 2018, dan pelaporan
SPTnya dilakukan pada tanggal 20 November
2018.

Bagaimana Perhitungan STPnya, jika STP


diterbitkan pada tanggal 04 November 2020?
JAWABAN

PT Andromax terlambat melakukan penyetoran pajak dan


pelaporan SPT Masa PPh Pasal 21.
✓ Jatuh Tempo penyetoran PPh Pasal 21 Masa Pajak Agustus 2018
adalah 10 September 2018.
✓ Jatuh Tempo penyampaian SPT PPh Pasal 21 Masa Pajak Agustus
2018 adalah 20 September 2018.
PT Andromax dikenai sanksi administrasi:
1. Denda Pasal 7 UU KUP sebesar Rp100.000
2. Bunga Pasal 9 (2a) UU KUP stdtd UU CIKA sebesar:
Rp5.000.000 x 0,99% x 3 = Rp148.500 → Memakai KMK Nov 2020
Jumlah Sanksi Administrasi yang dikenakan sebesar total Rp248.500
CONTOH 2
Wajib Pajak PT Mantul, melakukan
pembayaran angsuran PPh Pasal 25 Masa
Pajak Januari 2020 sebesar Rp20 juta pada
tanggal 17 Februari 2020.

Bagaimana Perhitungan STPnya, jika STP


diterbitkan pada tanggal 01 November 2020?
JAWABAN

PT Andromax terlambat melakukan penyetoran pajak PPh Pasal 25.


✓ Jatuh Tempo penyetoran PPh Pasal 25 Masa Pajak Januari 2020
adalah 15 Februari 2020.
✓ Jatuh Tempo penyampaian SPT PPh Pasal 25 Masa Pajak Januari
2020 adalah 20 Februari 2020.
PT Andromax dikenai sanksi administrasi:
1. Bunga Pasal 9 (2a) UU KUP sebesar:
Rp20.000.000 x 2% x 1 = Rp400.000 → Memakai UU KUP sebelum UU CIKA
Jumlah Sanksi Administrasi yang dikenakan sebesar total Rp400.000
CONTOH 3
Wajib Pajak PT Solutip, melakukan
pembayaran angsuran PPh Pasal 25 Masa
Pajak Januari 2021 sebesar Rp20 juta hanya
sebesar Rp10 juta pada tanggal 12 Februari
2021.
Atas kekurangan Pajak Penghasilan Pasal 25
tersebut diterbitkan Surat Tagihan Pajak
pada tanggal 18 Maret 2021.

Bagaimana Perhitungan STPnya?


JAWABAN

Tagihan pada STP (tanggal 18 Maret 2021) atas PPh Pasal 25 Masa
Pajak Januari 2021:
KB PPh Pasal 25 = (Rp20.000.000 – Rp10.000.000) = Rp 10.000.000
Bunga 14 (3) KUP = 2 x 0,92% x Rp10.000.000 = Rp 184.000
Memakai KMK Feb 2021

Jumlah yang harus dibayar dalam STP = Rp10.184.000


CONTOH 4
Wajib Pajak PT Alamak, melakukan
pengungkapan ketidakbenaran pengisian
SPT Masa PPN Masa Pajak Januari 2020,
dengan ada tambahan Pajak yang Kurang
Dibayar sebesar Rp200 juta pada 22
Desember 2020.

Atas pengungkapan ketidakbenaran


pengisian SPT tersebut, bagaimana
Perhitungan sanksi administrasinya?
JAWABAN

Sanksi Administrasi atas Pengungkapan Ketidakbenaran SPT Masa


PPN Masa Pajak Januari 2020:
KB PPN = Rp 200.000.000
Bunga 8 (5) KUP = 10 x 1,40% x Rp200.000.000 = Rp 28.000.000
Memakai KMK Nov 2020, sanksi dihitung sejak berakhirnya JT Pembayaran
sampai dengan tanggal pembayaran KB.

Jumlah sanksi administrasi yang harus dibayar = Rp28.000.000


CONTOH 6

Wajib Pajak menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp100.000.000,00 yang
diterbitkan pada tanggal 2 Maret 2021 atas kewajiban PPN Masa Pajak Desember 2020 dengan
batas akhir pelunasan tanggal 1 April 2021. Wajib Pajak tersebut diperbolehkan untuk
mengangsur pembayaran pajak dalam jangka waktu 5 (lima) bulan (dimulai tgl 30 April 2021)
dengan jumlah yang tetap sebesar Rp20.000.000,00. Sanksi administrasi berupa bunga untuk
setiap angsuran dihitung sbb:
angsuran ke-1 : 0.56% x Rp100.000.000,00 = Rp560.000,00.
angsuran ke-2 : 0.56% x Rp80.000.000,00 = Rp448.000,00.
angsuran ke-3 : 0.56% x Rp60.000.000,00 = Rp336.000,00.
angsuran ke-4 : 0.56% x Rp40.000.000,00 = Rp224.000,00.
angsuran ke-5 : 0.56% x Rp20.000.000,00 = Rp112.000,00.

Apabila Wajib Pajak di atas diperbolehkan untuk menunda pembayaran pajak sampai dengan
tanggal 30 Agustus 2021. Sanksi administrasi berupa bunga atas penundaan pembayaran Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar tersebut sebesar 5 x 0.56% x Rp100.000.000,00 = Rp2.800.000,00.

Memakai KMK April 2021, sanksi dihitung sejak berakhirnya JT Pembayaran sampai dengan
tanggal pembayaran .
CONTOH 7
Wajib Pajak PT Soleh, dilakukan pemeriksaan
atas kewajiban PPN Masa Pajak Desember
2020 (SPT PPN status KB), yang menimbulkan
PPN KB sebesar Rp150 juta. Pemeriksaan
selesai dilakukan pada tanggal 25 Mei 2021
sesuai infromasi LHP.

Bagaimana Perhitungan SKPKB-nya, jika


SKPKB diterbitkan pada tanggal 27 Mei 2021?
JAWABAN

Informasi SKPKB atas kewajiban PPN Masa Pajak Desember 2020:


KB PPN = Rp 150.000.000
Bunga 13 (2) KUP = 5 x 1,76% x Rp150.000.000 = Rp 13.200.000
Memakai KMK Jan 2021

Jumlah yang harus dibayar dalam SKPKB = Rp163.200.000


CONTOH 8
Wajib Pajak PT Nakal, dilakukan pemeriksaan
atas kewajiban PPN Masa Pajak Desember
2018 (SPT PPN status KB), yang menimbulkan
PPN KB sebesar Rp100 juta. Pemeriksaan
selesai dilakukan pada tanggal 12 Desember
2020 sesuai infromasi LHP.

Bagaimana Perhitungan SKPKB-nya, jika


SKPKB diterbitkan pada tanggal 14 Desember
2020?
JAWABAN

Informasi SKPKB atas kewajiban PPN Masa Pajak Desember 2018:


KB PPN = Rp 100.000.000
Bunga 13 (2) KUP = 24 x 1,82% x Rp100.000.000 = Rp 43.680.000
Memakai KMK Nov 2020

Jumlah yang harus dibayar dalam SKPKB = Rp143.680.000


THANK
YOU

You might also like