Professional Documents
Culture Documents
Pada Dasarnya Penegak Hukum Di Tuntut Untuk Menjalankan Tugas Sesuai Dengan Amanat Undang
Pada Dasarnya Penegak Hukum Di Tuntut Untuk Menjalankan Tugas Sesuai Dengan Amanat Undang
Ferdy Sambo, S.H., S.I.K., M.H. adalah seorang mantan perwira tinggi polri. Ia
terakhir kali menjabat sebagai Kadiv Propam Polri yang dimutasikan sebagai Pati
(Pejabat Tinggi) Yanma Polri dengan pangkat Inspektur Jendral Polisi. Ferdy Sambo
merupakan lulusan Akademik Kepolisian pada tahun 1994. Kemudian Putri
Candrawathi adalah seorang istri dari Irjen Pol Ferdy Sambo mantan Kadiv Propam
Polri. Putri Candrawathi berprofesi sebagai Dokter Gigi. Novriansyah Yosua
Hutabarat atau nama panggilan Prian (Brigadir J) adalah seorang ajudan Irjen Ferdy
Sambo. Seorang anggota polisi berpangkat Brigadir Polri, lulusan pada tahun 2012.
Richard Eliezer Pudihang Lumiu, Bharada E lahir di Manado. Richard merupakan
anggota polisi berpangkat Bhayangkara Dua (Bharada E) atau golongan Tamtama.
Selanjutnya, ada Kuat Ma’ruf adalah seorang warga sipil yang bekerja sebagai
Asisten Rumah Tangga (ART) Ferdy Sambo dan sebagai sopir pribadi Putri
Candrawathi.
Pada hari Jum’at, tanggal 8 Juli 2022. Brigadir J tewas. Peristiwa ini berawal dengan
diduga karena kasus pelecehan yang dilakukan oleh Brigadir J kepada istri Ferdy
Sambo, yang pada saat itu Ferdy Sambo sedang tidak ada dirumahnya. Dalam
tahap penyelidikan kematian Brigadir J, dengan adanya desakan publik yang curiga
adanya rekayasa pada kasus tewasnya Brigadir J. Kapolri Jendral L.Sigit
membentuk Tim Khusus, yang dipimpin oleh Wakapolri Komjen Gatot. Berdasarkan
SPRIN Nomor SPRIN/5647/VII/HUK.12.1/2022.
Pada tanggal 18 Juli 2022. Irjen Pol Ferdy Sambo dinonaktifkan sebagai Kadiv
Propam Polri. Kemudian, pada tanggal 27 Juli 2022, Jenazah Brigadir J diautopsi
ulang, dengan autopsi ulang demi keterbukaan dan diharapkan terungkap penyebab
kematian Brigadir J. Jenazah Brigadir J, dimakamkan secara kedinasan.
Kemudian, pada tanggal 07 Agustus 2022, Timsus menetapkan tersangka baru yaitu
Brigadir Ricky yang merupakan ajudan dari istri Irjen Ferdy Sambo. Pada tanggal 08
Agutus 2022, Bharada E mengaku tidak adanya baku tembak. Tentunya pernyataan
ini bertolak belakang dengan narasi awal yang menyebut Brigadir J tewas karena
baku tembak dengan Bharada E. Pada tanggal 09 Agustus 2022, Ferdy Sambo
ditetapkan sebagai tersangka karena disebut memberikan perintah kepada Bharada
E untuk membunuh Brigadir J. KaBareskim Komjen Agus menyatakan, Ferdy
Sambo memiliki peran yang besar terhadap kasus Brigadir J. Insiden ini dibuat
seolah-olah adanya terjadi tembak-menembak yang diatur skenarionya oleh Ferdy
Sambo.
Kelimanya diduga melakukan pembunuhan berencana dan dijerat Pasal 340 KUHP
Subsider Pasal 338 Juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP dengan ancaman
minimal/selama-lamanya 20 tahun penjara. Seiring berjalannya waktu, fakta-fakta
mulai terungkap. Dimulai dengan adanya hambatan penyidikan seperti intimidasi,
tekanan, intervensi, hingga menghilangkan barang bukti yang dilakukan oleh
beberapa anak buah Ferdy Sambo. Termasuk fakta CCTV yang ada di pos satpam,
diambil oleh Oknum Personel Divisi Propam Polri dan Bareskim Polri. Diduga yang
rekaman CCTV pada kasus ini adalah Kompol Chuck Putranto. Bharada E
mengungkapkan semua fakta, termasuk pembunuhan berencana yang didalangi
oleh Ferdy Sambo. Dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, Ferdy
Sambo sudah menjalani sidang Komisi Kode Etik pada Kamis, 25 Agustus 2022.
Rekontruksi ulang Brigadir J pun sudah dilaksanakan pada selasa, 30 Agustus 2022.
FAKTOR NON-YURIDIS
Irjen Pol Ferdy Sambo adalah salah satu terdakwa yang banyak disorot publik
karena dianggap otak dalam kasus pembunuhan Brigadir J. Dari beberapa
terdakwa, Ferdy Sambo merupakan terdakwa pertama yang dijatuhi vonis oleh
Majelis Hakim. Dari tuntutan pidana seumur hidup, Majelis Hakim menjatuhkan vonis
lebih tinggi yakni pidana mati. Menilai vonis yang dijatuhkan tersebut, tidak semata-
mata didasarkan pada faktor yuridis. Namun juga faktor non-yuridis seperti kedaan
terdakwa, cara terdakwa melakukan tindak pidana, keadaan korban tindak pidana,
dan lainnya.
Menurut Majelis Hakim, ada banyak alasan yang memperberat pidana Ferdy
Sambo, antara lain kedudukan Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam Polri, korban
adalah ajudan yang telah mengabdi selama 3 tahun, perbuatan Ferdy Sambo
mengakibatkan duka yang mendalam bagi keluarga korban, dan perbuatan Ferdy
Sambo menimbulkan keresahan bagi masyarakat luas. Penjatuhan pidana mati
menunjukkan bahwa hakim cenderung menggunakan teori tujuan pemidanaan
retributif atau pembalasan (quia peccatum) dengan berpandangan bahwa perbuatan
Ferdy Sambo yang sangat keji dan tidak manusiawi patut diganjar dengan pidana
yang setimpal (talio beginsel)
PUTUSAN AKHIR
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan membacakan hasil akhir dari putusan kasus
Ferdy Sambo pada Senin tanggal 13 Februari 2023. Hasilnya, memvonis Ferdy
Sambo hukuman pidana mati dan memvonis Putri Chandrawathi dengan 20 tahun
penjara. Setelah adanya hasil putusan tersebut, Ferdy Sambo mengajukan
permohonan banding atas putusan hakim. Pejabat Humas PT DKI Jakarta Binsar
Pamopo Pakpahan menjelaskan perkara banding Sambo Cs telah diterima,
diregister, dan ditangani oleh majelis hakim yang ditunjuk. Namun, Majelis Hakim
banding memutuskan menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang
menjatuhkan tetap memvonis hukuman pidana mati.
Dari kasus ini telah dilakukan sidang etik terhadap eks Kadiv Propam Polri Ferdy
Sambo, tersangka pembunuhan Brigadir J. Tercatat sudah 24 anggota polisi terbukti
melakukan pelanggaran etik di kasus pembunuhan Brigadir J atau Nofriansyah
Yosua Hutabarat alias di rumah Irjen Ferdy Sambo. Hal ini resmi tertuang dalam
Surat Telegram Kapolri dengan nomor ST/1751/VIII/KEP./2022 tertanggal 22
Agustus 2022 yang ditandatangani AS SDM Polri Irjen Pol Wahyu Widada.
Pelanggaran tersebut diketahui disebabkan karena telah membantu tersangka Irjen
Pol Ferdy Sambo untuk menghalangi penyidikan kematian Brigadir J. Dengan
demikian, anggota tersebut dianggap tidak profesional dalam menjalankan tugas.
Aturan kode etik tertuang dalam Peraturan Kepala Kepolisian (Perkap) Negara
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian.
Merujuk Perkap tersebut, ada empat kode etik yang perlu diketahui di antaranya
etika kenegaraan, etika kelembagaan, etika kemasyarakatan, etika kemasyarakatan.
Dari hasil sidang kode etik, ada tujuh kode etik yang dilanggar Sambo dalam perkara
kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yoshua (Brigadir J). Ketujuh kode
etik itu merujuk pada aturan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1
Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian RI dan Peraturan
Kepolisian Nomor 7 Tahun 2022 tentang Kode Etik Profesi dan Komisi Kode Etik
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Anggota Kepolisian RI dapat diberhentikan tidak hormat dari dinas Polri karena
melanggar sumpah atau janji anggota Polri, sumpah atau janji jabatan, dan atau
kode etik Polri juncto setiap pejabat Polri dalam etika kelembagaan wajib menjaga
dan meningkatkan citra, soliditas, kredibilitas, reputasi, dan kehormatan.
4. Pasal 13 ayat 1 PP 1/2003 juncto Pasal 10 ayat 1 huruf F Perpol 7/2022 Bunyi:
Anggota Kepolisian RI dapat diberhentikan tidak hormat dari dinas Polri karena
melanggar sumpah atau janji anggota Polri, sumpah atau janji jabatan, dan atau
kode etik Polri juncto setiap pejabat Polri dalam etika kelembagaan dilarang
melakukan permufakatan pelanggaran kepp, atau disiplin atau tindak pidana.
5. Pasal 13 ayat 1 PP 1/2003 juncto Pasal 11 ayat 1 huruf A Perpol 7/2022 Bunyi:
Anggota Kepolisian RI dapat diberhentikan tidak hormat dari dinas Polri karena
melanggar sumpah atau janji anggota Polri, sumpah atau janji jabatan, dan atau
kode etik Polri juncto setiap pejabat polri sebagai atasan dilarang berikan perintah yg
bertentangan dgn norma hukum, agamam dan kesusilaan.
6. Pasal 13 ayat 1 PP 1/2003 juncto Pasal 11 ayat 1 huruf B Perpol 7/2022 Bunyi:
Anggota Kepolisian RI dapat diberhentikan tidak hormat dari dinas Polri karena
melanggar sumpah atau janji anggota Polri, sumpah atau janji jabatan, dan atau
kode etik Polri juncto setiap pejabat Polri yang berkekedudukan sebagai atasan
dilarang menggunakan wewenangnya secara tidak bertanggung jawab.
7. Pasal 13 ayat 1 PP 1/2003 juncto Pasal 13 huruf M Perpol 7/2022 Bunyi: Anggota
Kepolisian RI dapat diberhentikan tidak hormat dari dinas Polri karena melanggar
sumpah atau janji anggota Polri, sumpah atau janji jabatan, dan atau kode etik Polri
juncto setiap pejabat Polri, dalam etika kepribadian dilarang melakukan tindakan
kekerasan, berperilaku kasar, dan tidak patut.
Wajah Polri Presisi yang telah berhasil dicapai harus ternodai tatkala
munculnya kasus penembakan tersebut, menurunnya tingkat kepercayaan
masyarakat menjadi sebuah catatan penting bagi Polri bahwa hal ini harus menjadi
batu loncatan mereka agar segera melakukan evaluasi dan perubahan dalam
rangka merebut kembali kepercayaan masyarakat.
Namun, dari yang penulis lihat, selain dari putusan hakim yang memberikan ferdy
sambo hukuman mati membuat masyarakat puas, meski belum tentu
mengembalikan kepercayaan msyarakat terhadap instansi kepolisian sepenuhnya,
salah satu upaya yang dilakukan kepolisian republik indonesia dalam membuat
situasi dari kasus ini kondusif dalam artian tidak ada yang ditutup-tutupi dan keadilan
berlaku bagi setiap orang bahkan untuk penegak hukum itu sendiri, kepolisian
republik indonesia setidaknya trasnparan dalam memeberikan pengawalan terhadap
perkembangan kasus ini. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa terlepas dari kasus
tersebut diatas, kejahatan yang dilakukan oleh seorang penegak hukum tidak hanya
polisi, kode etik menjadi penyeimbang segi negatif profesi disetiap institusi. Dengan
adanya kode etik kepercayaan masyarakat akan suatu profesi dapat diperkuat,
karena setiap kliem mempunyai kepastian bahwa kepentingannya akan terjamin.
Kode etik ibarat kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan
sekaligus juga menjamin mutu moral profesi itu di mata masyarakat. Supaya kode
etik berfungsi dengan baik, kode etik harus menjadi self-regulation (pengaturan diri)
dari profesi. Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitas atas
putih niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya hakiki, yang
tidak pernah dipaksakan dari luar.