You are on page 1of 4

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK PROSES

EKSTRAKSI CAIR-CAIR

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
I. TUJUAN PERCOBAAN
a. Memahami prinsip ekstraksi cair-cair system Batch
b. Menentukan efektivitas pelarut dalam ekstraksi cair-cair terhadap waktu

II. DASAR TEORI

Ekstraksi adalah salah satu proses pemisahan atau pemurnian suatu senyawa dari
campurannya dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material suatu bahan lainnya. Ekstraksi
merupakan salah satu metode pemisahan yang menggunakan sifat fisis, yaitu perbedaan
kelarutan komponen-komponen dalam larutan dengan menggunakan larutan lain sebagai
media pemisah. Pemisahan larutan dengan ekstraksi digunakan untuk memisahkan
komponen-komponen yang mempunyai perbedaan titik didih yang relatif kecil kecil tetapi
mempunyai perbedaan kelarutan yang cukup besar dengan suatu pelarut. Ekstraksi cair-cair
menggunakan prinsip kesetimbangan dengan perpindahan massa zat terlarut (fasa dispersi)
dan larutan yang diekstraksi kelarutan yang digunakan sebagai pelarut (fasa kontinu).

Ekstraksi cair-cair (liquid extraction, solvent extraction liquid extraction, solvent


extraction) yaitu pemisahan solute dari cairan pembawa (diluen) menggunakan solven
cair. Campuran diluen dan solven tersebut bersifat heterogeny, tidak saling campur, dan
jika dipisahkan terdapat 2 fase, yaitu fase diluen (rafinat) dan fase solven (ekstrak). Fase
rafinat adalah fase residu berisi diluen dan sisa solut. Fase ekstrak adalah fase yang berisi
solut dan solven (McCabe, 1993).

Pemilihan solven menjadi sangat penting. Dipilih solven yang memiliki sifat antara lain:

a Solut mempunyai kelarutan yang besar dalam solven, tetapi solven sedikit atau tidak
melarutkan diluen.
b Tidak mudah menguap pada saat ekstraksi.
c Mudah dipisahkan dari solut, sehingga dapat dipergunakan kembali.
d Tersedia dan tidak mahal.

III. METODOLOGI PERCOBAAN


Alat:
a. Gelas beker
b. Pengaduk magnetik
c. Buret 50 mL
d. Pipet ukur 10 mL

Bahan:

a. Tetrachloroethylene (TCE)
b. Asam asetat 0,1 N
c. NaOH 0,1 N
d. Indicator pp

Metodologi Percobaan:

1) Masukkan 300 mL TCE dan 200 mL asam asetat 0,1 N ke dalam gelas beker
2) Rangkai alat seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Skema batch ekstraksi cair-cair

3) Lakukan pengadukan dengan kecepatan konstan.


4) Lakukan sampling sebanyak 10 mL setiap 10 menit sekali.
5) Titrasi sampel dengan NaOH 0,1 N yang telah distandarisasi
6) Catat volume titran yang menyebabkan perubahan warna dari tidak berwarna
menjadi merah muda.
7) Plot kurva antara % massa asam asetat terekstrak terhadap waktu pengadukan
IV. DATA PENGAMATAN

Konsentrasi Mol Massa CH3COOH


V. NaOH
menit CH3COOH CH3COOH CH3COOH terekstrak
(mL) (M) (mol) (g) (%)
0
10
20
30
40
50

V. PERHITUNGAN

massa CH COOH menit ke n


CH COOH terekstrak = × 100%
massa CH COOH awal

DAFTAR PUSTAKA

Warren L.Mc.Cabe, Unit Operation of Chemical Engineering, Mc. Graw Hill Book Company,
1985.

Wibawa, Indra. 2010. Ekstraksi Cair-Cair. Jurnal Teknik Kimia. Program studi Teknik Kimia
Universitas Lampung.

You might also like