Professional Documents
Culture Documents
Modul Matematika Dilla
Modul Matematika Dilla
MODUL
PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
"HIMPUNAN"
Perbankan Syariah
Fakultas Agama Islam dan Pendidikan Guru
UNIVERSITAS DJUANDA
2023
Disusun oleh :
Siti Fauziah Zulfadilla
Matematika
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayat-Nya, saya dapat
menyelesaikan modul pembelajaran mengenai materi “Himpunan”
dengan baik dan lancar.
Saya menyusun Modul ini guna memenuhi Ujian Akhir Semester
mata kuliah Matematika. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan tugas ini masih jauh dari kategori sempurna, oleh karena
itu penulis dengan hati dan tangan terbuka mengharapkan saran
dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas yang akan
datang. Kami juga berharap Modul ini dapat bermanfaat bagi yang
menbacanya.
Selanjutnya dalam kesempatan ini kami tidak lupa untuk
menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada dosen kami dan semua pihak yang telah memberikan
bantuan moral dan spiritual, langsung maupun tidak langsung
dalam menyelesaikan tugas ini.
Semoga Modul pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN...........................................................................1
PEMBAHASAN..............................................................................3
KONSEP HIMPUNAN..................................................................4
PENGERTIAN HIMPUNAN...................................................4
HIMPUNAN BAGIAN...........................................................11
IRISAN HIMPUNAN.............................................................13
GABUNGAN HIMPUNAN...................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................26
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Himpunan identik dengan kumpulan. Hanya saja tidak
sekadar kumpulan atau kelompok. Modul ini menguraikan
langkah-langkah untuk menjelaskan himpunan, himpunan
bagian, himpunan semesta, himpunan kosong, komplemen
himpunan, dan melakukan operasi biner pada himpunan
menggunakan masalah kontekstual. Dengan memahami modul
ini, berarti peserta didik akan lebih mengetahui bagaimana
langkah langkah menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan himpunan, himpunan kosong, himpunan
semesta, diagram venn, irisan, gabungan, sifat-sifat himpunan
serta operasi pada himpunan.
B. Relevansi
Konsep himpunan tidak hanya menjadi dasar dan
pengembangan cabang ilmu matematika lainnya, namun
banyak pula diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang
matematikawan Jerman bernama George Cantor (1845-1918)
yang pertama kali memperkenalkan himpunan menyatakan
bahwa himpunan adalah kumpulan atas objek.
PEMBAHASAN
Georg Cantor (1845 -1918) adalah ahli matematika Jerman, penemu
teori himpunan, penemu konsep bilangan lewat terhingga (transfinit),
doktor, guru besar, dan pengarang. Ia lahir di St Patersburg sekarang
Leningrad Rusia, pada tanggal 3 Maret 1845 dan meninggal di Halle,
Jerman, pada tanggal 6 Januari 1918 pada umur 73 tahun karena sakit
jiwa, sebab teorinya ditentang para ahli matematika sezamannya. Pada
umur 22 tahun ia mendapat gelar doktor. Tesisnya berjudul “Dalam
matematika, bertanya lebih berharga dari memecahkan soal”.
Kemudian ia bekerja di Universitas Halle sampai akhir hidupnya. Mula-
mula ia hanya digaji sebagai dosen tak tetap. Pada umur 27 tahun ia
diangkat jadi guru besar pembantu. Baru pada umur 34 tahun ia diangkat
jadi guru besar tetap. Cantor menikah pada umur 29 tahun di Interlaken,
Swiss, dengan Valley Guttman. Meskipun gajinya kecil, ia dapat
membangun rumah untuk istri karena mendapat warisan dari ayahnya.
Pada tahun 1873 pada umur 28 tahun, Cantor mengumumkan teorinya.
Selama 10 tahun ia terus-menerus menyebarluaskan teorinya dalam
tulisan-tulisannya. Teori himpunan dan Konsep Bilangan Transfinit-nya
menggemparkan dunia matematika. Tapi penemuannya itu tidak
menguntungkan Cantor. Ia mendapat tantangan hebat dari ahli-ahli
matematika pada waktu itu, terutama dari gurunya, ialah Kronecker.
Akan tetapi penemuan beliau sampai sekarang hampir seluruh orang di
dunia menerima Teori Himpunan.
KONSEP HIMPUNAN
A. Pengertian Himpunan
Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang terdefinisi dengan
jelas. Untuk lebih jelasnya, coba perhatikan contoh berikut ini.
Contoh 1
"Kumpulan bunga-bunga yang indah". Kalimat pertama ini tidak
dapat kita sebut himpunan karena bunga yang indah itu relatif (bunga
yang indah menurut seseorang belum tentu indah menurut orang lain).
Dengan kata lain, kumpulan bunga indah tidak dapat didefinisikan
dengan jelas.
Contoh 2
"Rombongan siswa SMPN 15 Tangerang yang berwisata ke pulau
dewata". Kalimat kedua ini adalah himpunan. Mengapa? Karena
dengan jelas pada kalimat tersebut dikatakan bahwa yang berwisata ke
pulau Dewata adalah siswa-siswi SMPN 15 Tangerang.
Contoh 3
"Kumpulan makanan enak". Kalimat ini bukan merupakan suatu
himpunan, karena makanan enak seseorang belum tentu enak menurut
orang lain. Dengan kata lain, objek yang terdapat pada kalimat
tersebut tidak terdefinisi dengan baik.
Contoh 4
"Kumpulan bilangan cacah yang kurang dari 5". Kalimat ini
merupakan himpunan karena anggotanya dapat disebutkan yaitu 0, 1,
2, 3 dan 4.
Contoh 2
Misalkan I adalah himpunan huruf-huruf pada kata
“MATEMATIKA” maka I adalah himpunan yang anggota-
anggotanya terdiri atas huruf-huruf M, A, T, E, M, A, T, I, K
dan A. Huruf M, A, T, E, M, A, T, I, K dan A termasuk
anggota himpunan I. Banyaknya anggota himpunan I adalah 10
buah, yaitu M, A, T, E, M, A, T, I, K dan A ditulis n(I) = 10.
Himpunan Kosong
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki
anggota. Himpunan kosong dinyatakan dengan lambang "{}"
∅
atau " ".
Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh 1
Himpunan A adalah himpunan yang anggotanya merupakan
bilangan asli antara 3 dan 4.
Jawab:
A= ∅ atau A = {} karena tidak ada bilangan asli antara 3 dan
4.
8
Diagram Venn
Himpunan dapat dinyatakan dalam bentuk gambar yang
dikenal sebagai diagram Venn. Diagram Venn diperkenalkan
oleh pakar Matematika, Inggris pada tahun 1834-1923 bernama
John Venn dalam membuat diagram Venn yang perlu
diperhatikan
yaitu:
1. Himpunan semesta (S) digambarkan sebagai persegi
panjang atau persegi, sedangkan anggota-anggotanya
digambarkan dengan noktah.
2. Setiap himpunan yang dibicarakan (selain himpunan
kosong) ditunjukkan oleh kurva tertutup sederhana.
3. Jika suatu himpunan anggotanya terlalu banyak atau tak
berhingga maka noktahnya tidak perlu di gambarkan.
Contoh :
10
E. Himpunan Bagian
Himpunan A adalah himpunan bagian dari B, jika dan hanya
jika setiap anggota dari A merupakan anggota dari B. Ditulis A
⊂ B, dibaca "A himpunan bagian B".
Perhatikan himpunan-himpunan berikut:
A = {himpunan hewan}
B = {himpunan hewan berkaki empat)
C = {himpunan hewan berkaki empat yang bertelur}
Misalkan A, B dan C adalah sebagai berikut:
A = {kucing, anjing, buaya, kura-kura, burung}
B = {kucing, anjing, buaya, kura-kura}
C = {buaya, kura-kura}
Jika kita perhatikan, setiap anggota himpunan B merupakan
anggota himpunan A, ditulis B ⊂ A dan setiap anggota
himpunan C merupakan anggota himpunan B, ditulis C B. ⊂
Namun, kita tidak dapat menuliskan A ⊂ B karena ada
anggota A yang bukan merupakan anggota B, yaitu burung.
⊄
Oleh karena itu himpunan yang demikian ditulis A B.
Menentukan Banyak Himpunan Bagian yang Mungkin (Rumus)
Banyaknya suatu himpunan, dengan mudah dapat kita tentukan
dengan menggunakan rumus.
Perhatikan himpunan-himpunan berikut! A = {a}, banyaknya
himpunan bagian ada 2 yaitu {a} dan ∅
A = {a, b}, banyaknya himpunan bagian ada 4 yaitu {a} {b} {a,
b} dan ∅
A = {a, b, c }, banyaknya himpunan bagian ada 8 yaitu {a} {b}
∅
{c} {a, b} {a, c} {b, c} {a, b, c} dan
11
12
F. Irisan Himpunan
Irisan dari himpunan A dan B adalah himpunan yang
anggotanya merupakan anggota A sekaligus menjadi anggota B.
Apabila dituliskan dengan notasi pembentuk himpunan akan
∩ ∈ ∈
seperti berikut. A B = {x | x A dan x B}
Contoh :
A = {bilangan asli yang kurang dari sama dengan 5}
B = {bilangan asli antara 3 dan 7}
∩
Tentukan A B
Jawab : A = {1,2,3,4,5}
B = {4,5,6}
∩
Maka A B = {4,5}, karena 4 dan 5 adalah anggota himpunan
A sekaligus menjadi anggota himpunan B.
G. Gabungan Himpunan
Gabungan dari dua buah himpunan akan menghasilkan suatu
himpunan baru yang anggotanya terdiri dari anggota kedua
himpunan tersebut. Operasi gabungan pada himpunan
∪
disimbolkan dengan “ ”.
Gabungan dari himpunan A dan B adalah himpunan yang
anggotanya merupakan anggota A atau anggota B.
Apabila dituliskan dengan notasi pembentuk himpunan akan
seperti berikut.
∪ ∈
𝑨 𝑩 = {𝒙|𝒙 𝑨 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒙 𝑩} ∈
∪
Catatan : 𝐴 𝐵 dibaca A gabungan B atau A union B.
13
14
1. Sifat Idempoten
Sifat idempoten yang berlaku pada operasi irisan dan
gabungan antara lain:
∩
1. A A
∪
2. A A
Contoh : Diketahui K = {4, 5, 6}. Tentukan:
∩
a. K K
∪
b. K K
Penyelesaian
∩ ∩
a. K K = {4, 5, 6} {4, 5, 6} = {4, 5, 6}
∩
K K=K
∪ ∪
b. K K = {4, 5, 6} {4, 5, 6} = {4, 5, 6}
∪
c. K K = K
2. Sifat Identitas
Sifat identitas yang berlaku pada operasi irisan dan gabungan
antara lain:
1. A∩∅ ∅ =
∩
2. A S = A
3. A∪∅ ∪
= A 4. A S = S
15
Contoh :
Diketahui S = himpunan bilangan asli kurang dari 10 dan J =
{2, 3, 5, 7}. Tentukan:
∩∅
a. J
∩
b. J S
∪∅
c. J
∪
d. J S
Penyelesaian :
S = himpunan bilangan asli kurang dari 10 maka S = {1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8, 9}
∩∅
a. J ∩
= {2, 3, 5, 7} { } ( Ingat irisan dua himpunan
didapat dengan mencari anggota yang sama)
∩∅ ∅
J =
∩ ∩
b. J S = {2, 3, 5, 7} {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
∩
J S = {2, 3, 5, 7}
∩
J S=J
∪∅
c. J ∪
= {2, 3, 5, 7} { } (Ingat gabungan dua himpunan
didapat dengan menggabungkan semua anggota kedua
himpunan tersebut)
J∪∅ = {2, 3, 5, 7}
J∪∅ =J
∪ ∪
d. J S = {2, 3, 5, 7} {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
∪
J S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
∪
J S=S
16
3. Sifat Komutatif
Sifat komutatif pada operasi himpunan hanya berlaku pada
operasi irisan dan gabungan, yaitu A ∩ B=B ∩ A dan A ∪ B
∪
= B A.
Contoh :
Diketahui dua himpunan A = {3, 4, 5, 6} dan B = {2, 3, 4}.
Tunjukkan bahwa A ∩ B = B ∩ A dan A ∪ B = B ∪ A.
Penyelesaian :
∩
A B=B A ∩
Perhatikan anggota-anggota pada himpunan A dan B. Anggota
A ∩ B merupakan persekutuan dari anggota pada himpunan A
dan himpunan B. Anggota himpunan A yang terdapat di
himpunan B adalah 3, 4. Dengan demikian, A ∩ B = {3,4}.
Selanjutnya, kita tentukan B ∩ A. Anggota di himpunan B
yang terdapat di himpunan A adalah 3, 4. Dengan demikian, B
∩ A = {3, 4}. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa A
∩ ∩
B = B A.
∪
A B=B A ∪
Untuk menentukan A ∪ B, kamu dapat menuliskan kembali
semua anggota A dan B, yaitu 3, 4, 5, 6, 2, 3, 4. Oleh karena ada
dua nilai yang sama untuk 3 dan 4, maka dapat ditulis satu kali
saja, sehingga A ∪ B = {2, 3, 4, 5, 6}. Begitu pula untuk
menentukan B ∪ A. Dengan menuliskan kembali semua
anggota B dan A dengan anggota yang sama ditulis satu kali,
yaitu 2, 3, 4, 5, 6, sehingga diperoleh B ∪ A = {2, 3, 4, 5, 6}.
∪
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa A B = B A. ∪
17
4. Sifat Asosiatif
Sifat asosiatif pada operasi himpunan hanya berlaku pada
operasi irisan dan gabungan, yaitu (A ∩ ∩ B) C=A ∩ ∩(B
∪ ∪
C) dan (A B) C = A (B C). ∪ ∪
Contoh :
Diketahui A = {p, q, r, s}, B = {r, s, t} dan C = {q, r, s}.
∩ ∩
Tunjukkan bahwa (A ∩ ∩ B)∪ C=A (B C) dan (A B)
∪ ∪ ∪
C = A (B C).
∩ ∩
Penyelesaian : (A ∩ ∩B) C = A (B C) Anggota
himpunan A yang juga terdapat di himpunan B adalah r, s,
∩
sehingga diperoleh A B = {r, s}. Adakah anggota himpuanan
∩
C yang sama dengan anggota di A B? Ternyata ada yaitu r, s.
∩ ∩
Dengan demikian, (A B) C = {r, s}. Selanjutnya,
perhatikan anggota himpunan B yang terdapat di himpunan C
∩
yaitu r, s, sehingga B C = {r, s}. Amati anggota himpunan A
∩
yang terdapat di himpunan B ∩ C yaitu r, s, sehingga (A B)
∩ C = {r, s}.
∩ ∩
Dengan demikian dapat ditunjukkan bahwa (A B) C=A
∩ ∩(B C).
∪ ∪ ∪ ∪
(A B) C = A (B C)
∪ ∪
Kita tentukan dahulu (A B) C.
∪ ∪ ∪ ∪
(A B) C = ({p, q, r, s} {r, s, t}) {q, r, s}
∪ ∪ ∪
(A B) C = {p, q, r, s, t} {q, r, s}
∪ ∪
(A B) C = {p, q, r, s, t}
∪ ∪
Kemudian, kita tentukan A (B C).
∪ ∪ ∪ ∪
A (B C) = {p, q, r, s} ({r, s, t} {q, r, s})
∪ ∪ ∪
A (B C) = {p, q, r, s} {q, r, s, t}
∪ ∪
A (B C) = {p, q, r, s, t} 19
18
19
20
21
2) Diketahui:
A = { x | 4 ≤ x ≤ 8, x ⋲ bilangan asli }.
B = { x | 6 ≤ x ≤ 10, x ⋲ bilangan cacah }.
Maka tentukanlah anggota dari A B ?∪
Pembahasan
A = { 4, 5, 6, 7, 8}
B = {6, 7, 8, 9, 10}
∪
A B merupakan himpunan yang anggotanya adalah
gabungan semua anggota A dan semua anggota B, maka:
∪
A B = { 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
∪
Jadi, anggota dari himpunan A B adalah { 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}.
3) Di ketahui :
P = { x | 5 < x < 25, x ⋲ bilangan prima }.
Q = { x | 4 < x < 14, x ⋲ bilangan ganjil }.
Maka tentukanlah anggota dari A B ?∩
Pembahasan
P = {7, 11, 13, 17, 19, 23}
Q = {5, 7, 9, 11, 13}
∩
A B merupakan himpunan yang anggotanya merupakan
anggota P sekaligus merupakan anggota Q, maka:.
∩
A B = {7, 11, 13}
∩
Jadi, anggota dari himpunan A B adalah {7, 11, 13}.
22
23
24
25
DAFTAR PUSTAKA
Ponidi, dkk. 2020. Modul Pembelajaran SMP Terbuka
Matematika. Jakarta: Direktorat Sekolah Menengah
Pertama. Matematika_Modul 3_Himpunan.pdf
Septiani N., Meliya. 2020. Himpunan.
pdfcoffee.com_modul-himpunan-kelas-vii-pdf-free.pdf
Sukirman. 2017. Teori Himpunan. PEMA4315-M1.pdf
d’Ambrosio, U. (1985). Ethnomathematics and its place in
the history and pedagogy of mathematics. For the Learning
of Mathematics, 5(1), 44–48.
https://www.jstor.org/stable/40247876
26