You are on page 1of 6

1

Resensi Buku Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi


Karya : Suyatno, dkk

1. Identitas Buku
Judul buku : Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
Penulis : Suyatno, Tri Pujiati, Didah Nurhamidah
Luthfi Syauki Faznur
Tahun Terbit : 2017
Hak Cipta : Penulis
Penerbit : Penerbit IN MEDIA
Alamat : Vila Nusa Indah 3 Blok KD4 No. 1 Bojongkulur
– Gunung Putri - Bogor
Jumlah Halaman : 162 halaman
No. ISBN : 978-602-6469-37-3
Perpustakaan Nasional : Katalog dalam Terbitan (KDT)
Website : http//www.penerbitinmedia.co.id
E-mail : penerbitinmedia@gmail.com
Telp/Faks. : (021) 82425377 / (021) 82425377

2. Orientasi
Buku ini terdiri dari 162 halaman dan 12 bab yang difokuskan pada
memberikan panduan serta bahan ajar mengenai penggunaan yang benar
dan standar Bahasa Indonesia dalam lingkungan perguruan tinggi. Tujuan
utamanya adalah untuk memberikan bantuan kepada mahasiswa dan dosen
dalam memahami peraturan tata bahasa, konvensi penulisan ilmiah, dan
juga bagaimana berkomunikasi secara efektif dalam bahasa Indonesia.
Selain itu buku ini juga menawarkan panduan mengenai berbagai aspek
penting dalam bahasa Indonesia yang relevan untuk kperluan penelitian,
penyusunan makalah, serta presentasi akademik. Keseluruhan buku ini
dapat dianggap sebagai sumber yang berguna untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa Indonesia, terutama dalam konteks kepenulisan dan
unsur – unsur baha Indonesia lainnya di kalangan mahasiswa dan anggota
komunitas akademik di perguruan tinggi.

3. Tafsiran isi
- Bab 1
Bab pertama ini memberikan informasi tentang sejarah
perkembangan Bahasa Indonesia. Dalam bab ini, terdapat beberapa
sub-bab yang menjelaskan aspek-aspek berikut: asal-usul Bahasa
Indonesia, pengesahan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, alasan
mengapa Bahasa Melayu diangkat menjadi Bahasa Indonesia,
peristiwa-peristiwa penting yang terkait dengan perkembangan Bahasa
Melayu/Indonesia, serta peran dan fungsi Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia berkembang dari Bahasa Melayu, yang telah
digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca) bukan hanya di
Kepulauan Nusantara, tetapi juga di hampir seluruh Asia Tenggara.
Bahasa Indonesia secara resmi diakui pada tanggal 28 Oktober 1928
2

ketika para pemuda mengambil Sumpah Pemuda sesuai dengan isi


keputusan Kongres Pemuda Indonesia tahun 1928, yang terdiri dari
tiga butir keputusan penting. Pengakuan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi terdapat dalam butir ketiga Sumpah Pemuda yang
menyatakan bahwa “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.

- Bab 2
Dalam Bab 2 ini, terdapat penjelasan mengenai variasi bahasa.
Dalam pembahasannya, terdapat sub-bab yang mendukung penjelasan,
yaitu mengenai penting atau tidaknya Bahasa Indonesia. Aspek-aspek
ini dapat dinilai dari tiga sudut pandang, yaitu (1) jumlah penutur, (2)
jangkauan penggunaan, dan (3) pemakaian secara umum. Sub-bab
berikutnya membahas Ragam Lisan dan Ragam Tulis. Ini diikuti
dengan penjelasan mengenai Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku,
yang terbagi menjadi empat jenis, yakni Ragam Mantap, Dinamis,
Cendikia, dan Seragam. Sub-bab selanjutnya membicarakan Ragam
Baku Tulis dan Ragam Baku Lisan, Ragam Baku Sosial, dan Ragam
Fungsional. Terakhir, terdapat penjelasan mengenai kegunaan Bahasa
Indonesia yang sesuai dan benar.

- Bab 3
Bab 3 ini memberikan penjelasan mengenai "Kata" dan dilengkapi
dengan definisi bahwa kata merupakan unit terkecil dalam sebuah
kalimat yang memiliki makna dan dapat berdiri sendiri. Kata-kata
terbentuk dari kombinasi huruf atau morfem; atau kombinasi antara
huruf dan morfem. Hanya ketika suatu bentuk memiliki makna, maka
itu dianggap sebagai kata. Selain itu, bab ini juga menjelaskan tentang
Pengelompokan Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia, yang meliputi
kata kerja, kata sifat, kata benda, kata ganti, kata bilangan, kata
keterangan, kata tanya, kata penunjuk, artikel, proposisi, konjungsi,
kategori fatis, interjeksi, dan partikel.

- Bab 4
Dalam bab keempat ini, terdapat penjelasan mengenai "Notasi
Ilmiah," yang melibatkan topik kutipan dan prinsip-prinsip notasi
ilmiah itu sendiri. Kutipan merupakan elemen yang sangat penting
dalam penulisan karya ilmiah, yang merujuk pada penggunaan kalimat
atau pendapat dari seorang penulis atau pernyataan yang dikenal, baik
yang terdapat dalam buku atau majalah (Keraf, 2001:179). Kutipan
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Kutipan Langsung dan Kutipan
Tidak Langsung. Dalam penulisan ilmiah, terdapat tiga teknik yang
umum digunakan di berbagai perguruan tinggi, baik negeri maupun
swasta, yaitu footnote, bodynote, dan endnote. Footnote merupakan
catatan kaki yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber suatu
kutipan, pendapat, gagasan, fakta, atau ringkasan. Teknik bodynote
mencantumkan sumber kutipan sebelum kutipan itu sendiri atau
mengintegrasikannya ke dalam narasi atau kalimat, sehingga sumber
3

tersebut menjadi bagian dari narasi atau kalimat tersebut. Teknik


endnote mengidentifikasi penulis setelah kutipan atau
mencantumkannya di akhir narasi. Terakhir, dalam penulisan ilmiah,
terdapat daftar pustaka yang berisi referensi spesifik dari berbagai
sumber, seperti buku, majalah, artikel, atau wawancara, yang
digunakan sebagai bahan bacaan atau referensi yang erat kaitannya
dengan tulisan yang disusun.

- Bab 5
Bab ini mengupas topik "Plagiarisme" dan didukung oleh sub-bab
yang menjelaskan tentang definisi plagiat. Plagiat, sering juga disebut
sebagai penjiplakan atau plagiasi, merupakan suatu tindakan
pelanggaran etika akademik yang sangat serius. Penjiplakan
(plagiarisme) merupakan tindakan mengambil atau mengklaim ide-ide
atau kata-kata seseorang lain sebagai milik sendiri tanpa
mencantumkan sumbernya (Hindun dan Fitriyah, 2012). Selanjutnya,
terdapat sub-bab yang membahas berbagai jenis plagiat, termasuk
plagiat ide, plagiat konten (seperti data penelitian), plagiat bahasa
(kata, kalimat, atau paragraf), dan plagiat total. Bab ini juga
memberikan penjelasan tentang implikasi hukum yang terkait dengan
tindakan plagiat sebagai sub-bab pendukung. Tindakan plagiat
menyebabkan ketidaknyamanan antara sesama penulis, karena
dianggap sebagai pencurian dan tidak menghargai kontribusi orang
lain. Selain itu, dalam bab ini juga disajikan contoh tindakan yang
dapat digolongkan sebagai plagiat dan tindakan yang tidak termasuk
dalam kategori plagiat.

- Bab 6
Bab keenam ini fokus pada topik "Resensi" dan didukung oleh sub-
bab yang menjelaskan definisi resensi. Resensi merupakan kegiatan
ilmiah yang bertujuan memberikan tanggapan dan evaluasi terhadap isi
sebuah buku. Dengan kata lain, resensi adalah bentuk pertimbangan,
diskusi, atau tinjauan kritis terhadap buku, yang melibatkan analisis
dan upaya untuk mengungkap makna dan inti dari buku tersebut
(Rahayu, 2007: 151). Selanjutnya, terdapat sub-bab yang menjelaskan
kriteria penulisan resensi. Sub-bab ini menguraikan unsur-unsur yang
harus ada dalam sebuah resensi, termasuk judul resensi, identitas buku,
pengantar resensi, isi pernyataan, dan penutup. Dengan kata lain,
resensi harus mencakup elemen-elemen ini agar dapat memberikan
tinjauan yang lengkap dan informatif tentang buku yang sedang diulas.

- Bab 7
Dalam bab ini, dipaparkan mengenai penggunaan huruf, di mana
huruf adalah sebuah grafem yang termasuk dalam sistem penulisan
tertentu, seperti alfabet Yunani atau aksara yang berkaitan dengannya.
Setiap huruf mengandung fonem, yang merupakan unit bunyi dalam
bahasa yang menggunakan huruf tersebut. Setiap huruf atau aksara
memiliki nilai fonem yang berbeda-beda. Bab ini juga memberikan
4

penjelasan tentang penggunaan huruf kapital (besar) dan huruf miring


(italik).

- Bab 8
Dalam bab kedelapan ini, dijelaskan mengenai "Pemakaian Tanda
Baca." Tanda baca adalah simbol yang digunakan dalam sistem
penulisan. Tanda baca memiliki peran penting dalam membantu
pembaca memahami makna teks dengan lebih tepat. Bayangkan jika
suatu teks tidak menggunakan tanda baca; hal ini pasti akan
membingungkan pembaca. Bab ini memberikan penjelasan tentang
berbagai jenis tanda baca, termasuk Tanda Titik (.), Tanda Koma (,),
Tanda Seru (!), Tanda Titik Koma (;), Tanda Titik Dua (:), Tanda
Hubung (-), Tanda Elipsis (…), Tanda Tanya (?), Tanda Kurung (),
Tanda Kurung Siku ([..]), Tanda Petik (“…”), Tanda Petik Tunggal
(‘..’), Tanda Garis Miring (/), Tanda Penyingkat (Apostrof) (‘), dan
Tanda Pisah (--).

- Bab 9
Dalam bab kesembilan ini, ditegaskan mengenai "Pilihan Kata
(Diksi)." Pilihan kata atau diksi sebenarnya merupakan hasil dari usaha
dalam memilih kata yang tepat untuk digunakan dalam suatu
komunikasi verbal. Ketika ada beberapa kata dengan makna yang
hampir sama atau serupa, pemilihan kata dilakukan untuk menentukan
kata yang paling sesuai untuk menyampaikan suatu makna. Dalam bab
ini juga diberikan informasi tentang sumber pilihan kata, yaitu kamus.
Selain itu, bab ini menjelaskan tentang tesaurus, yang merupakan
kumpulan kata-kata yang diorganisasi berdasarkan hubungan
konseptual sehingga memungkinkan pengguna untuk memilih kata
atau frasa yang sesuai (Keraf, 1988: 69). Bab ini juga mencakup
penjelasan mengenai syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan kata yang tepat. Untuk menjadi pemilih kata yang akurat,
seseorang harus memenuhi sejumlah persyaratan tertentu. Bab ini juga
membahas gaya bahasa dan idiom dalam konteks pemilihan kata.

- Bab 10
Dalam bab kesepuluh ini, konsep "Kalimat" dijelaskan dengan
mendalam. Kalimat memegang peranan utama dalam studi bahasa,
karena melalui kalimat seseorang dapat menyampaikan maksudnya
dengan lengkap dan jelas. Kalimat adalah unit ujaran yang memiliki
struktur dasar minimal, yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P),
serta intonasi yang menunjukkan bahwa ujaran tersebut telah selesai
dengan makna yang tersirat. Selain itu, dalam bab ini juga diuraikan
unsur-unsur yang membentuk sebuah kalimat, termasuk predikat,
subjek, objek, pelengkap, dan keterangan. Pola-pola dasar kalimat juga
dijelaskan, seperti Kalimat Dasar Tipe S-P (subjek-predikat), Kalimat
Dasar Tipe S-P-O (subjek-predikat-objek), Kalimat Dasar Tipe S-P-Pel
(subjek-predikat-pelengkap), Kalimat Dasar Tipe S-P-Ket (subjek-
predikat-keterangan), dan Kalimat Dasar Tipe S-P-O-Pel (subjek-
5

predikat-objek-pelengkap). Bab ini juga mencakup penjelasan tentang


berbagai jenis kalimat, termasuk jenis kalimat berdasarkan jumlah
klausa yang ada di dalamnya, serta jenis kalimat berdasarkan
fungsinya dalam konteks komunikasi..

- Bab 11
Dalam bab kesebelas ini, konsep "Kalimat Efektif" dijabarkan.
Kalimat efektif merujuk pada kalimat yang mampu dengan tepat
mengungkapkan gagasan penutur atau penulis sehingga dapat
dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat. Dalam konteks
ini, efektifitas mengacu pada kemampuan sebuah kalimat dalam
menghasilkan gagasan atau pemahaman yang jelas dan tepat pada
pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah
kalimat yang mampu mengkomunikasikan pikiran penulis atau
pembicara secara akurat sehingga pendengar atau pembaca dapat
dengan mudah, jelas, dan sepenuhnya memahami apa yang
dimaksudkan oleh penulis atau pembicara. Bab ini juga menjelaskan
tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kalimat agar
dianggap efektif, termasuk kesatuan, kepaduan (koherensi),
keparalelan, ketepatan, kelogisan, dan kehematan. Selain itu, dalam
bab ini juga diberikan penjelasan mengenai beberapa kasus kalimat
yang tidak efektif, seperti kasus yang melibatkan penyerahan sepeda
motor, dosen yang berhalangan hadir, pengamatan perilaku seorang
anak, dan lain sebagainya.

- Bab 12
Bab kedua belas, yang merupakan bab terakhir dalam buku ini,
membahas topik "Penulisan Karangan." Dalam bab ini, diberikan
pengertian mengenai proses mengarang dan karangan itu sendiri.
Pengertian karangan, menurut penulis, adalah hasil penjabaran formal
dan terstruktur dari suatu gagasan mengenai suatu topik atau pokok
bahasan. Idealnya, setiap karangan adalah suatu penjelasan yang lebih
mendalam atau lebih komprehensif daripada alinea. Bab ini juga
menjelaskan pengelompokan karangan berdasarkan beratnya isi, yaitu
Karangan Ilmiah, Semiilmiah, dan Nonilmiah, serta memberikan ciri-
ciri dari Karangan Ilmiah dan Semiilmiah. Selain itu, terdapat
penjelasan mengenai pengelompokan karangan berdasarkan cara
penyajiannya dan tujuan penyampaiannya, seperti Karangan Deskripsi,
Karangan Narasi, Karangan Eksposisi, Karangan Argumentasi,
Karangan Persuasi, dan Karangan Campuran.

4. Evaluasi/Penilaian Buku
Evaluasi untuk buku ini belum dilengkapi dengan tata cara
kepenulisa penelitian seperti format menulis karya tulis ilmiah, format
menulis makalah yang benar atau bahkan sampai format kepenulisan
skripsi secara lebih spesifik. Karena menurut saya buku Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi seharusnya dilengkapi dengan bab tersebut
dimana hal tersebut adalah kebutuhan bagi mahasiswa utamanya. Namun,
6

secara keseluruan buku ini sudah cukup dapat bermanfaat di lingkungan


perguruan tinggi. Kelebihan dari buku ini yaitu mudah didapatkan melalui
website, tidak berbayar sehingga dapat memudahkan mahasiswa yang
ingin membaca buku ini. Kelemahannya yaitu kurangnya cover seperti
buku – buku pada umumnya sehingga terkadang mahasiswa yang
menemukan buku ini masih ragu tentang adanya buku ini. Ditakutkan ini
sebuah buku yang belum terkenal dan diakui.

5. Rangkuman
Buku ini terdiri dari 162 halaman dan 12 bab, dan merupakan
bagian dari proses akademik yang diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi mahasiswa dan pembaca pada umumnya. Sebagaimana diketahui, ada
kecenderungan di kalangan sebagian orang Indonesia, termasuk pengajar
bahasa Indonesia, yang merasa telah menguasai bahasa Indonesia sehingga
tidak tertarik untuk menggunakan kamus atau membaca buku yang
berkaitan dengan bahasa Indonesia.Buku ini dirancang sebagai materi
pembelajaran di perguruan tinggi untuk mendukung interaksi antara
mahasiswa dan dosen dalam aktivitas perkuliahan.
Dimulai dengan menjelaskan perkembangan bahasa Indonesia
hingga topik penulisan karangan, berbagai uraian dalam buku ini
diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan bagi mahasiswa yang
mengambil mata kuliah Bahasa Indonesia, yang merupakan bagian dari
kurikulum dasar di perguruan tinggi. Mari bersama-sama kita tingkatkan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam setiap aspek
kehidupan di perguruan tinggi. Mata kuliah bahasa Indonesia di perguruan
tinggi diwajibkan baik di universitas negeri maupun swasta, dengan tujuan
utama agar mahasiswa dapat menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan
benar, serta mampu mengaplikasikannya dalam aktivitas sehari-hari. Ini
sangat relevan dengan tugas-tugas seperti penulisan laporan, makalah, dan
skripsi yang merupakan bagian integral dari kurikulum akademik, dan
semua materi yang ada di dalam buku ini turut mendukung upaya ini.

You might also like