You are on page 1of 19

REKAYASA IDE

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PRODI S1 PENDIDIKAN TARI


FAKULTAS BAHASA DAN SENI

PERKEMBANGAN SOSIAL DAN MORAL INDIVIDU


“MENGOLAH REMAJA MENJADI LEBIH POSITIVE”

NAMA MAHASISWA :

SISKA AJENG PRATIWI NIM : 2232441008

DEDEK IRWANSYAH HARAHAP NIM : 2232441018

INDRI TRIANI SITANGGANG NIM : 1220071413

GLORIA ANGELINA SIPANGKAR NIM : 1220081376

DOSEN PENGAMPU : Dra. Risma, M. Pd

MATA KULIAH : Perkembangan Peserta Didik

PROGRAM STUDI PENDIDIKATARI

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas Rekayasa Ide ini dengan tepat waktu. Tugas Rekayasa Ide ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Peserta Didik. Tak lupa saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas Rekayasa Ide ini, terutama kepada dosen saya
Ibu Dra. Risma, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah membimbing dalam pelaksanaan tugas
ini.Terlepas dari itu, saya meyakini bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
memohon maaf sebesar-besarnya apabila ada kesalahan baik dari susunan kalimat, kajian teoritis dan tata
bahasa. Maka, saya mengharapkan kritik dan saranyang membangun untuk perbaikan tugas ini kedepannya
agar lebih baik lagi. Saya berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada seluruh pembaca.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Medan, 30 Oktober 2023

Penulis
DAFTTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II REKAYASA IDE
2.1 Permasalahan Yang Terkait
2.2 Solusi atau Penyelesaian Masalah
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua manusia pada umumnya memiliki dorongan dan minat yang besar untuk mencapai atau
ingin memiliki sesuatu. Adanya perilaku seseorang dan munculnya berbagai kebutuhan seseorang
disebabkan oleh dorongan dan minat yang besar. Jika terpenuhi, itulah dasar dari pengalaman
emosionalnya. Perjalanan hidup seseorang satu dengan yang lainnya itu tidak
sama. Semua memiliki jalan sendiri-sendiri. Semua memiliki pola sendiri-sendiri pula. Jikaseseorang
bisa memenuhi apa yang mereka inginkan, maka mereka akan memiliki emosi yang stabil, dengan
demikian bisa menikmati hidupnya dengan sebaik-baiknya. Tetapi sebaliknya, jika seseorang tidak
bisa memenuhi apa yang mereka inginkan, maka mereka cenderung memiliki emosi yang tidak
stabil.
Seseorang manusia dalam menanggapi sesuatu lebih banyak diarahkan oleh penalaran dan
pertimbangan-pertimbangan objektif. Tetapi pada saat tertentu, dorongan emosional banyak
campur tangan dan mempengaruhi pemikiran-pemikiran dan tingkah lakunya. Oleh sebab itu,untuk
memahami emosional peserta didik, guru memang perlu mengetahui apa yang dia pikirkan dan dia
lakukan. Yang lebih penting lagi adalah mengetahui apa yang mereka rasakan. Gejala-gejala
emosional seperti marah, takut, malu, cinta, benci, dan lainnya perlu dicermati dan dipahami dengan
baik. Selanjutnya marilah kita tinjau secara rinci tentang perkembangan emosi pada peserta didik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian perkembangan emosi itu?
2. Bagaimana fase-fase perkembangan emosi itu?
3. Bagaimana karakteristik perkembangan emosi usia remaja?
4. Faktor–faktor apa yang mempengaruhi perkembangan emosi?
5. Bagaimana pengaruh emosi terhadap tingkah laku?

1.3 Tujuan
1. Penyelesaian tugas Rekayasa Ide pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
2. Untuk mengetahui pengertian perkembangan emosi pada peserta didik.
3. Untuk mengetahui fase-fase perkembangan emosi pada peserta didik.
4. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan emosi remaja.
5. Untuk mengetahui Faktor–faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi pada pesertadidik.
6. Untuk mengetahui pengaruh emosi terhadap tingkah laku peserta didik.
BAB II
REKAYASA IDE
2.1 Permasalahan Yang Terkait

Banyak peserta didik khususnya remaja belum dapat mengendalikan emosi dalam dirinya.
Remaja masih tidak mampu mengolah emosi kearah positive, remaja masih cenderung
melampiaskan emosi ke arah yang negative. Seperti sekarang ini, banyak berita yang
menampilkan bagaimana siswa yang tidak dapat mengendalikan emosinya. Seperti siswa SMK
Ichthus, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Sulawesi Utara, siswa yang melakukan penikam
pada guru. Hal terlihat bahwa siswa itu tidak mampu untuk mengendalikan emosinya. Banyak
faktor yang menjadikan remaja tidak mampu mengendalikan emosinya, dimulai dari keputusasaan
remaja terhadap suatu hal, masalah yang mungkin terjadi dalam keluarga, maupun lingkungan
yang tidak mendukung remajatersebut, dan penguatan agama yang tidak ada dalam diri remaja.

2.2 Solusi Atau Penyelesaian Masalah

Peran orang tua dalam perkembangan sosial emosional anak usia dini akan tampak dalambeberapa
hal berikut ini:

1. Menunjukkan kasih sayang kepada anak

Peran orang tua dalam perkembangan sosial emosional anak usia dini salah satunya bisa dicapai
dengan menunjukkan kasih sayang kepada anak. Orang tua yang tidak segan menunjukkan
kasih sayang kepada anak akan sangat membantu perkembangan sosial emosional anak. Anak
akan mudah mengetahui bahwa dirinya disayangi dan bahwa orang tuanya akan selalu ada
untuk mendukungnya, karena itu ia juga dapat tumbuh danberkembang secara sosial dan
emosional dengan baik. Kasih sayang orang tua yang ditunjukkan dengan jelas dan proporsional
akan mendorong tumbuhnya rasa aman padaanak.

2. Mendorong anak untuk mencoba hal baru

Keberanian untuk mencoba hal – hal baru bagi seorang anak perlu ditumbuhkan dengan
dorongan orang tua, sebab dengan demikian ia juga akan mengalami perkembangan sosial dan
emosional yang pesat. Anak akan belajar bagaimana menangani hal – hal yangbaru di dalam
kehidupannya dan itu akan membantu membentuk kemampuannya untuk mengelola emosi serta
kemampuan sosialnya dengan baik. Hal ini juga dapat menjadi cara meningkatkan keberanian
pada anak dan cara meningkatkan percaya diri pada anak.

3. Memperkenalkan anak dengan teman sebayanya

Kemampuan sosial anak tidak dapat berkembang apabila ia tidak pernah bergaul dengan
teman – teman sebayanya. Orang tua perlu memperkenalkan anak dengan lingkungan
temansebaya untuk mengasah kemampuan sosial dan emosional anak. Bantulah anak dengan
memperkenalkan lingkungan teman sebayanya, agar anak bisa belajar bergaul dengan
beberapa anak lain dengan watak yang berbeda – beda.

4. Memperlihatkan perasaan dengan jelas

Peran orang tua dalam perkembangan sosial emosional anak usia dini bisa dilakukan dengan
memperlihatkan bagaimana perasaan orang tua terhadap berbagai situasi atau peristiwa.
Memperkenalkan emosi yang positif dan negatif kepada anak juga perlu dilakukan oleh orang tua.
Tunjukkanlah kepada anak bagaimana ekspresi Anda ketika sedang bahagia, senang, marah
ataupun sedih. Tentunya dengan porsi yang pas, dan dengan pengendalian diri yang baik agar
tidak membuat anak menjadi trauma dengan apayang dia saksikan.

5. Menetapkan rutinitas harian

Perkembangan sosial emosional anak juga akan terbantu dengan adanya disiplin dari orang tua.
Bentuk disiplin tersebut bisa berupa penetapan kegiatan harian anak di rumah dan tugas –tugas
apa saja yang perlu dilakukannya. Misalnya, penentuan kapan waktu belajar, bermain,
membereskan kamar, membantu orang tua di rumah, dan lain sebagainya. Penentuan kegiatan
rutin harian juga dapat menjadi cara meningkatkan fokuspada anak.

6. Memahami perasaan anak

Peran orang tua dalam perkembangan sosial emosional anak usia dini akan terbantu dengan
orang tua yang selalu berusaha memahami perasaan sang anak. Orang tua dapat memahami
anak dengan cara menjadi pendengar yang baik dan memperluas perasaan empati terhadap
anak. Pentingnya anak merasa dipahami agar anak merasa dekat dengan orang tua dan ia tahu
bahwa orang tua adalah pihak yang dapat diandalkan dalam perkembangan sosial emosionalnya.

7. Membangun rasa percaya anak

Anak dapat mengetahui apakah komunikasi yang mereka lakukan diterima dengan baik oleh
orang tua atau tidak. Hal ini disebabkan karena insting mereka mulai terasah, dan kemampuan
belajarnya juga berkembang pesat. Bagaimana cara anak untuk menerima informasi dari
lingkungan sekelilingnya akan mempengaruhi dan memicu respons emosional.

8. Membangun ikatan dengan anak


Peran orang tua dalam perkembangan sosial emosional anak usia dini selanjutnya bisa dilakukan
dengan membangun ikatan antara orang tua dan anak yang erat. Cara ini bisa dilakukan apabila
orang tua menyediakan waktu berkualitas untuk bersama anak. Dengan menyediakan waktu untuk
beraktivitas bersama, kedua pihak akan dapat saling mengenali diri masing – masing, saling
memahami dan membentuk ikatan yang kuat yang akan mendasari perkembangan sosial
emosional anak.

9. Merespon kebutuhan anak

Setiap anak akan memiliki kebutuhan tersendiri, termasuk anak usia dini. Orang tua perlumenjadi
pihak yang tanggap terhadap kebutuhan – kebutuhan tersebut agar anak tidak mengalami
kesulitan. Kebutuhan anak termasuk kebutuhan fisik dan emosional perlu dipenuhi orang tua
dengan segera agar mereka dapat memiliki pihak yang dapat diandalkan.

10. Membangun kemandirian anak

Pola asuh yang benar akan membuat anak dapat membangun kemandiriannya sendiri. Orang
tua perlu memberikan kebebasan tertentu pada anak yang dapat membantu membangun
kemampuan anak untuk mandiri dan bisa mengelola perkembangan sosial emosionalnya
sendiri. Peran orang tua dalam perkembangan sosial emosional anak usiadini dapat dilakukan
dengan mengajarkan kemandirian pada anak. Misalnya, menyuruh anak berbelanja ke warung di
depan rumah, mengajarkan toilet training, makan sendiri, tidur sendiri, membereskan
keperluannya sendiri dan lain sebagainya.

11. Memberi batasan dan aturan

Orang tua perlu memberi batasan dalam keseharian anak untuk membuat anak tetap aman dan
mengetahui bagaimana cara memperlakukan orang lain dengan baik. Anda harus dapat
membedakan antara keinginan, keperluan dan kebutuhan anak dengan benar untuk dapat
menetapkan batasan – batasan tersebut. Pertimbangkan juga perasaan anak mengenai peraturan
– peraturan yang Anda buat, beri ia kesempatan untuk mengusulkan keinginannya. Jika dirasa
sesuai, Anda dapat mengabulkan permintaan anak, namun jika tidak memungkinkan maka beri ia
alasan yang masuk akal dan jujur.
12. Memperlihatkan perhatian kepada anak

Anak akan selalu membutuhkan perhatian dari orang tuanya dalam kondisi yang bagaimanapun,
karena itu orang tua tidak boleh lalai dalam memperhatikan anak. Orang tua dapat
memperlihatkan perhatian dengan selalu tanggap terhadap kondisi anak dan apa saja yang
dibutuhkannya dalam setiap aspek kehidupan anak. Misalnya mengetahui berbagai kebiasaan
anak, apa yang disukai dan tidak disukai, apa yang membuat anak kesal dan marah,
siapa teman terdekat anak, dan lain sebagainya. Termasuk kesabaran dalam menjawab
berbagai keingintahuan anak dan memperhatikan sebagai pendengar yang baik ketika anak
sedang berbicara.

13. Memberi pujian pada anak


Pujian merupakan salah satu bentuk penghargaan kepada kemampuan anak yang akan
mendorong rasa percaya diri anak dan juga sebagai cara meningkatkan harga diri pada anak.
Anak yang memiliki kepercayaan diri bagus akan menjadi anak yang lebih bahagia,lebih mudah
menyesuaikan diri dan berprestasi lebih baik di sekolah. Hal ini akan membangun rasa tanggung
jawab anak, membuatnya dapat menentukan keputusan dan pilihan yang tepat.

14. Memberi contoh bagus


Anak – anak akan mempelajari banyak hal mengenai hubungan dengan orang lain dari
mengamati perilaku orang tuanya. Anda harus selalu memikirkan dampak dari perilaku diri Anda
kepada anak – anak, khususnya apa yang Anda lakukan dengan anak.
Perlakukan anak sebagaimana yang Anda inginkan dari orang lain untuk memperlakukananak
Anda dengan cara yang sama. Misalnya, Anda dapat memberi contoh berupa cara mengajari
anak mengelola emosi dengan benar.

15. Menghormati sudut pandang anak


Anak – anak memiliki sudut pandang yang unik mengenai berbagai hal didunia. Bantulah anak
untuk dapat mengenali mana saja hal yang nyata dan yang mana merupakan pura – pura.
Misalnya, anak mungkin menonton kartun mengenai orang yang bisa terbang, namun Anda harus
menjelaskan bahwa dalam dunia nyata tidak ada hal seperti itu.
Namun hal ini tidakberarti bahwa anak tidak dapat memiliki sedikit daya khayal yang aman,
tugas orang tua adalah untuk membatasi daya khayal tersebut agar tidak membahayakan
anak. Ikutlah bermain dengan anak sambil menjelaskan bahwa mengkhayal itu tidak
berbahaya selama tidak dilakukan di dunia nyata.

16. Menghormati perbedaan


Setiap anak memiliki kemampuan yang unik dan cara berpikirnya sendiri – sendiri dan tidak
terbatas kepada bidang akademik saja. Jangan bandingkan anak dengan teman sebayanya
yang mungkin Anda lihat lebih pintar, lebih baik atau lebih luwes dan lain sebagainya. Cobalah
menghormati perbedaan anak dengan anak lainnya sebagai bagian dari dirinya dan
kepribadiannya. Hargailah setiap pencapaian anak dan sediakan dukungan serta motivasi pada
setiap tantangan yang dihadapi anak.

17. Mengajarkan tanggung jawab


Untuk mengajarkan tentang rasa tanggung jawab, Anda dapat meminta anak untuk
menyelesaikan apa saja kegiatan yang telah dia lakukan. Memulai suatu kegiatan dari awal
hingga selesai akan memberikan anak perasaan penyelesaian. Contohnya, jika ia mengambil
buku dari rak untuk dibaca, maka anak juga harus mengembalikan kembali buku tersebut ke
tempatnya ketika selesai membaca.

Peran Guru dalam Pengembangan atau Pembelajaran Emosi pada Remaja

Terdapat lima cara/ strategi pengembangan emosi pada anak , yaitu:


a. Kemampuan untuk mengenali emosi diri
Untuk membantu mengenali emosi anak, dapat dilakukan dengan cara mengajarkan anak untuk
memahami perasaan-perasaan yang dialaminya. Orang tua ataupun guru dapat mengajak anak
untuk mendiskusikan mengenai berbagai emosi yang dirasakan berdasarkan pengalamannya.
Misalnya mengarahkan rasa amarah anak dengan suatu kegiatan bermain.

b. Kemampuan untuk mengelola dan mengekspresikan emosi secara tepat


Anak dapat dibiasakan untuk berfikir realiatis sehingga anak dapat menanggapi suatu kejadian
dengan perilaku yang tepat. Anak diajak untuk meredakan emosi marah atau kecewa dengan
cara mengalihkan emosi itu pada kegiatan lain yang berarti, misalnyamenggambar.

c. Kemampuan untuk memotivasi diri


Pengembangan kemampuan untuk memotivasi diri didorong oleh kemampuan anak dalam
menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu, orang tua dan guru diharapkan tidak mengabaikan
kemampuan anak untuk belajar banyak dan orang tua dan guru perlu mananamkan
optimisme pada anak.

d. Kemampuan untuk memahami perasaan orang lain


Untuk mengembangkan keterampilan anak dalam memahami perasaan orang lain maka upaya
pengembangan empati dan kepedulian terhadap orang lain menjadi sangat penting. Anak
sebaiknya mendapatkan pengalaman langsung dalam kehidupan nyata untuk merasakan
perasaan tersebut.

e. Kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain


Latihlah anak untuk bergabung dengan anak yang lain, bermain kelompok, dan
melakukan kerjasama.
Peran guru terhadap perkembangan emosi anak sangat penting setelah orang tua,
sehingga peran guru juga sangat menentukan dalam perkembangan anak. Untuk menciptakan
kondisi pembelajaran yang kondusif dalam rangka mengembangkan emosi, guru dapat melakukan
pengembangan emosi melalui pembiasaan sejak dini. Kerjasama antara Orang Tua dan Guru
dalam Perkembangan Emosi Anak Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak-
anaknya di rumah. Orang tua bertanggung jawab untuk mendidik atau mengasuh anak-anaknya
agar menjadi dewasa, berkelakuan baik,
memahami nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dan memiliki wawasan yang luas. Di samping itu
orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak agar anak mampu menjalani kehidupan.
Sedangkan sekolah memiliki tanggung jawab untuk melindungi dan membimbing anak-anak di
sekolah, memberikan pengajaran dan pendidikan kepada anak sesuai dengan kurikulum. Orang
tua dan guru merupakan orang-orang yang paling penting dalam menunjang perkembangan
anak.Program kerjasama orang tua dengan guru, akan membuka kekakuan komunikasi dan
kebutuhan komunikasi rumah dengan sekolah. Dengan program itu, akan saling terbuka wawasan
dan pemahaman tentang pentingnya menangani anak secara bersama-sama. Mulusnya
komunikasi rumah dan sekolah merupakan suatu yang sangat membantu, baik bagi pelayanan
anak maupun baikkesuksesan program sekolah.

Menurut Nugraha (2007: 12.21) kerjasama antara guru dan orang tua dapat berupa:

a. Guru mengadakan dialog dan pertemuan dengan orang tuanya.


b. Guru dapat melibatkan orang tua dalam pengambilan keputusan yang berkenaan
dengan usaha mendukung perkembangan anak.
c. Guru dapat melakukan kunjungan ke rumah anak didik
d. Orang tua dapat terlibat secara langsung dalam membantu proses pembelajarankelas.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan

Perkembangan emosional adalah proses perubahan dari potensi yang dimiliki oleh

individu yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas
(mendalam). Emosi sebagai perasaan bergejolak di dalam individu disertai dengan perubahan
perubahan fisiologis tubuh, misalnya: kontraksi-kontraksi otot, sekresi kelenjar-kelenjartertentu,
peredaran darah cepat, denyut nadi. Lain dari itu emosi dapat diklasifikasi dengan mempergunakan
tiga dimensi perasaan menurut Wundt sebagai berikut: Emosi takut, terkejut, marah, gembira, benci,
asmara, sedih nestapa, kecewa, rasa lega, danmurung. Dalam sebuah penelitian, perkembangan
emosi sangat dipengaruhi oleh duafaktor yaitu faktor kematangan dan faktor belajar. Kedua faktor
tersebut memiliki hubungan yang sangat erat satu sama lain dan akan mempengaruhi perkembangan
intelektual. Hal itu akan menghasilkan suatu kemampuan berpikir kritis, mengingat, menghapal, dan
reaktif terhadap rangsangan.

Berikut ada beberapa contoh tentang pengaruh emosi terhadap perilaku individu yaitu:

1. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah
dicapai.
2. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai
puncak darikeadaan ini ialahtimbulnya rasa frustasi.
3. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami
ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup (nervous) dan gagapdalam
berbicara.
4. Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
3.2 Saran

Kepada guru, orang tua, dan lingkungan sebaiknya berperan aktif dalam memacuperkembangan
emosi remaja ke arah yang lebih positive.
DAFTRA PUSTAKA
https://www.academia.edu/24812018/PERKEMBANGAN_EMOSI_REMAJA
https://manado.kompas.com/read/2019/10/29/05150001/fakta-di-balik-kasus-guru-smk-
yang-tewas-ditikam-siswanya-sekolah-kumpulan?page=all
https://desainwarkintin.wordpress.com/2012/05/17/perkembangan-emosi-dan-proses-
pembelajaran/
https://www.kompasiana.com/heruriswan/551fd36a81331141709de2e0/guru-dan-
perkembangan-emosi-remaja

You might also like