Professional Documents
Culture Documents
Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Bab 5: Matthew Kevin Imani Kaeng 2213041006
Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Bab 5: Matthew Kevin Imani Kaeng 2213041006
DISUSUN OLEH:
b) Landasan Teori
Eksistensi Jaringan Pengangkut pada Tumbuhan
⧫ Menurut Campbell dkk (2010), jaringan pengangkut atau
jaringan vaskuler merupakan jaringan yang berfungsi
untuk mengangkut sekaligus mengedarkan air, mineral,
serta nutrien ke seluruh bagian tumbuhan.
⧫ Urry dkk (2017) menyatakan bahwa jaringan pengangkut
hanya dimiliki oleh tumbuhan berpembuluh
(Tracheophyta), yakni tumbuhan paku (Pteridophyta)
hingga tumbuhan berbiji (Spermatophyta) yang meliputi
tumbuhan berbiji terbuka (Gymonspermae) dan berbiji
tertutup (Angiospermae).
⧫ Secara eksistensial, jaringan vaskuler terdiri dari dua
jaringan yang asalnya, namun berbeda bentuk, struktur
dinding, serta isi selnya, yakni Xilem dan Floem
(Hidayat, 1995).
⧫ Lebih lanjut, Hidayat (1995) menyatakan bahwa
kelompok sel xilem & floem membentuk berkas atau
untai dalam tubuh tumbuhan dan lazimnya sejajar
dengan sumbu organ yang menjadi tempatnya.
Eksistensi Xilem
⧫ Menurut Mulyani (2019), xilem merupakan jaringan
vaskuler yang berfungsi untuk mengangkut dan
mengedarkan air dan unsur hara dari akar ke bagian
tumbuhan lainnya, khususnya daun.
⧫ Pada dasarnya, jaringan pengangkut ini terdiri atas xilem
primer yang berasal dari prokambium dan sistem
sekunder yang berasal dari aktivitas pembelahan
kambium vaskuler ke arah dalam (Adnyana, 2015).
⧫ Campbell dkk (2010) menyatakan bahwa xilem memiliki
sejumlah karakteristik fundamental sekaligus otentik
yang membedakannya dengan jaringan tumbuhan
lainnya. Adapun karakteristik xilem sebagai berikut.
➢ Tersusun atas sel-sel yang sebagian besar telah mati.
➢ Berdinding tebal dan mengandung lignin.
➢ Bersifat kuat dan keras.
➢ Tergolong dalam jaringan kompleks karena tersusun
atas berbagai komponen, yakni unsur trakeal, serat
xilem, dan parenkim xilem.
⧫ Lebih lanjut, berbagai komponen penyusun konstruksi
xilem dapat dijabarkan sebagai berikut.
➢ Unsur Trakeal
Urry dkk (2015) menyatakan bahwa unsur trakeal
merupakan komponen konduksi dalam xilem yang
tersusun atas sel-sel panjang yang saling
berhubungan membentuk suatu saluran.
Komponen ini berfungsi sebagai tempat beredar
dan ditransportasikannya air dan unsur hara
(Mulyani, 2019).
Lebih lanjut, Hidayat (1995) membedakan unsur
trakeal menjadi trakea dan trakeid yang pada
hakikatnya sama sama tersusun atas sel mati
dengan dinding samping yang terlignifikasi.
Menurut Campbell dkk (2010), karakteristik trakea
(pembuluh xilem) ialah sebagai berikut.
Bentuk memanjang dengan ujung yang datar
Relatif pendek dibandingkan trakeid, namun
lebih lebar.
Memiliki lubang di bagian ujung yang disebut
lempeng perforasi
Air mengalir melalui lempeng berpolasi dan
juga pits (noktah).
Hanya terdapat atau dijumpai pada
Angiospermae dan Ordo Gnetales.
Sementara itu, Adnyana (2015) menyatakan bahwa
karakteristik trakeid diuraikan sebagai berikut.
Bentuk memanjang dengan ujung yang runcing.
Panjangnya melebihi trakea tetapi
konstruksinya lebih sempit.
Tidak memiliki lempeng perforasi, hanya
memiliki pits.
Dimiliki semua tumbuhan berpembuluh.
Proses transportasinya hanya dapat dilakukan
melalui noktah yang saling menimpa.
Tergolong unsur trakeal utama pada
Gymnospermae dan Pteridophyta.
➢ Parenkim Xilem
Adnyana (2015) menyatakan bahwa parenkim
xilem merupakan jaringan dasar yang mengisi
konstruksi xilem.
Lebih lanjut, parenkim xilem tersusun atas sel yang
masih hidup serta berfungsi untuk menyimpan
cadangan makanan di xilem (Urry dkk, 2017).
➢ Mekanisme Operasional
1) Ketika molekul-molekul air mencapai unsur
trakeal di Xilem, molekul-molekul tersebut
cenderung akan berikatan dengan dinding unsur
trakeal sebagai akibat adanya gaya adhesi.
2) Gaya adhesi inilah yang menyebabkan molekul air
yang berada di sekitar berikatan dengan dinding
unsur trakeal sehingga dapat merambat ke atas.
3) Melalui gaya kohesi, molekul air yang berada di
bagian tengah alias bagian rongga yang berjauhan
dari dinding unsur trakeal akan berikatan dengan
sejumlah molekul air yang telah berikatan dengan
dinding unsur trakeal sebelumnya.
4) Alhasil, ketika molekul air yang berikatan dengan
dinding unsur trakeal merambat ke atas maka
molekul air dari bagian rongga unsur trakeal yang
sebelummya telah berikatan dengannya akan turut
ikut merambat atau bergerak ke atas melewati
unsur trakeal yang sempit. Proses ini dikenal
dengan istilah kapilaritas.
➢ Mekanisme Operasional
1) Ketika uap air dilepaskan ke atmosfer melalui
stomata (transpirasi), timbul suatu tegangan yang
menyebabkan air pada unsur trakeal di tulang
maupun urat daun tertarik ke bagian mesofil daun.
2) Sebagai konsekuensi logis dari adanya gaya
kohesi, ketika satu molekul air tertarik ke bagian
mesofil daun, maka molekul-molekul air lain juga
akan ikut tertarik ke bagian tersebut.
3) Kemudian, tarikan atau tegangan ini akan
merambat dari unsur trakeal yang terdapat di tulang
daun ke unsur trakeal di batang hingga akar.
4) Mekanisme operasional teori ini memiliki
kemiripan dengan peristiwa penghisapan cairan
menggunakan sedotan sehingga tarikan transpirasi
yang berperan signifikan dalam teori tegangan
kohesi lazim disebut daya hisap daun.
e) Hasil Praktikum
Tabulasi Data Kenaikan Larutan Safranin di Potongan
Batang Tumbuhan Pacar Air (Impatiens balsamina)
Ketinggian Larutan
No Interval Waktu Safranin yang Teramati
pada Organ Batang
1 0 Menit 0 cm
2 30 Menit 3,1 cm
3 60 Menit 5 cm
Gambar Manual dan Mikrograf Penampang Melintang
Potongan Batang Tumbuhan Impatiens balsamina
Setelah Perendaman 60 Menit di Larutan Safranin
(Pembesaran 100x)
Gambar Manual dan Mikrograf Penampang Membujur
Potongan Batang Tumbuhan Impatiens balsamina
Setelah Perendaman 60 Menit di Larutan Safranin
(Pembesaran 100x)
f) Pembahasan atau Interpretasi Hasil Praktikum
Pergerakan Larutan Safranin pada Organ Batang
Tumbuhan Impatiens balsamina dan Keterkaitannya
dengan Eksistensi Xilem
⧫ Memerahnya bagian bawah potongan batang tumbuhan
Impatiens balsamina membuktikan secara konkret
adanya proses pengaliran larutan safranin yang berwarna
merah pada organ batang tumbuhan tersebut.
⧫ Secara spesifik, air sebagai komponen utama dari larutan
safranin, bergerak di dalam pembuluh xilem atau trakea
dari tumbuhan Impatiens balsamina.
⧫ Pembuluh xilem (trakea), dengan ditunjang oleh
komponen xilem lainnya, seperti serat xilem dan
parenkim xilem, bertugas untuk mengangkut atau
mengtransportasikan air pada larutan safranin dari organ
batang menuju daun tumbuhan Impatiens balsamina.
⧫ Nah, perambatan air berwarna merah sebagai imbas
penambahan zat warna safranin pada unsur trekeal dari
jaringan xilem batang tumbuhan terkait inilah yang
menyebabkan memerahnya bagian bawah potongan
batang.
⧫ Dengan demikian, larutan safranin berperan sebagai
indikator yang memfasilitasi proses observasi atau
pengamatan mekanisme transportasi air di dalam
jaringan xilem dari batang tumbuhan Impatiens
balsamina.
⧫ Lebih lanjut, ukuran (diameter) dari organ batang
tumbuhan terkait serta tingkat kesegarannya juga
memengaruhi proses pengangkutan air di dalam organ
vegetatif tersebut.
➢ Semakin besar diameter organ batang, semakin besar
pula diameter pembuluh xilem atau trakeanya.
Pembesaran diamater ini menyebabkan proses
pengaliran air pada jaringan xilem tumbuhan
Impatiens balsamina menjadi lambat dan lama.
➢ Sementara itu, peningkatan kesegaran tumbuhan
Impatiens balsamina berpengaruh positif terhadap
mekanisme transportasi air pada Xilem tumbuhan
terkait. Artinya, semakin segar tumbuhan Impatiens
balsamina, semakin cepat dan efisien pula proses
pergerakan air di organ batang tumbuhan tersebut.
g) Kesimpulan Praktikum
Pergerakan larutan safranin pada organ batang tumbuhan
Impatiens balsamina membuktikan adanya proses
transportasi air pada jaringan xilem.
Eksistensi kapilaritas batang serta tegangan kohesi atau
tarikan transpirasi daun memungkinkan berlangsungnya
proses transportasi air pada jaringan xilem tumbuhan ini.
h) Daftar Pustaka
Adnyana, Putu Budi. 2015. Introduction to Plant Anatomy:
Cell and Tissue. Yogyakarta: Plantaxia.
Campbell, Neil A., dkk. 2010. Biology Ninth Edition. San
Francisco: Benjamin Cummings.
Fauziah, Arbaul. 2021. Pengantar Fisiologi Tumbuhan.
Tulungagung: Penerbit Biru Atmajaya.
Hamim. 2019. Fisiologi Tumbuhan. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji.
Bandung: Penerbit Institut Teknologi Bandung (ITB).
Indasari, Ica Nur., dkk. 2013. Wenter sebagai Pewarna
Alternatif dalam Pewarnaan Media Preparat Jaringan
Batang dan Akar Tumbuhan Pletekan (Ruellia sp.) dan
Beluntas (Pluchea indica). Berkala Ilmiah Pendidikan
Biologi (BioEdu). 2(1): 35-39.
Jannah, Nur., dkk. 2019. Pemanfaatan Filtrat Bunga
Flamboyan (Delonix regia (Hook.) Raf.) sebagai Pewarna
Alternatif dalam Pengamatan Preparat Jaringan Tumbuhan.
Jurnal Biosains dan Edukasi. 1(1): 5-9.
Mulyani, Sri. 2019. Anatomi Tumbuhan Edisi Revisi.
Yogyakarta: Penerbit PT Kanisius.
Nilamsari, Mei. 2020. Pemanfaatan Ekstrak Kulit Buah
Manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai Bahan Pewarna
Alternatif untuk Pewarnaan pada Preaparat Jaringan
Tumbuhan serta Sumbangannya pada Pembelajaran Biologi
SMA. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sriwijaya.
Salisbury, Frank B., dan Ross, Cleon W. 1995. Fisiologi
Tumbuhan Jilid Satu (Sel, Air, Larutan, dan Permukaan).
Bandung: Penerbit ITB.
Urry, Lisa A., Reece, Jane B., dkk. 2017. Biology Eleventh
Edition. New York: Pearson Education.
i) Lampiran Praktikum
Keadaan Awal Potongan Batang Tumbuhan Impatiens
balsamina di dalam Larutan Safranin
Keadaan Potongan Batang Tumbuhan Impatiens
balsamina Setelah Perendaman Selama 30 Menit di
Larutan Safranin
Keadaan Potongan Batang Tumbuhan Impatiens
balsamina Setelah Perendaman Selama 60 Menit di
Larutan Safranin
Laporan Awal Agenda Praktikum