You are on page 1of 24

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Bab 5

Membuktikan Adanya Mekanisme Transportasi


Air pada Jaringan Xilem di Organ Batang

DISUSUN OLEH:

Matthew Kevin Imani Kaeng


2213041006
Kelompok 5 Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Kelas IIIA Pendidikan Biologi
Jurusan Biologi dan Perikanan Kelautan
Universitas Pendidikan Ganesha
Tahun Akademik 2023/2024, Semester Ganjil
a) Tujuan Praktikum
Agar peserta diduk mampu membuktikan eksistensi
transportasi air pada tumbuhan, khususnya organ batang.
Agar peserta didik dapat mengobservasi jaringan pada organ
batang yang digunakan dalam proses pengangkutan air.

b) Landasan Teori
Eksistensi Jaringan Pengangkut pada Tumbuhan
⧫ Menurut Campbell dkk (2010), jaringan pengangkut atau
jaringan vaskuler merupakan jaringan yang berfungsi
untuk mengangkut sekaligus mengedarkan air, mineral,
serta nutrien ke seluruh bagian tumbuhan.
⧫ Urry dkk (2017) menyatakan bahwa jaringan pengangkut
hanya dimiliki oleh tumbuhan berpembuluh
(Tracheophyta), yakni tumbuhan paku (Pteridophyta)
hingga tumbuhan berbiji (Spermatophyta) yang meliputi
tumbuhan berbiji terbuka (Gymonspermae) dan berbiji
tertutup (Angiospermae).
⧫ Secara eksistensial, jaringan vaskuler terdiri dari dua
jaringan yang asalnya, namun berbeda bentuk, struktur
dinding, serta isi selnya, yakni Xilem dan Floem
(Hidayat, 1995).
⧫ Lebih lanjut, Hidayat (1995) menyatakan bahwa
kelompok sel xilem & floem membentuk berkas atau
untai dalam tubuh tumbuhan dan lazimnya sejajar
dengan sumbu organ yang menjadi tempatnya.
Eksistensi Xilem
⧫ Menurut Mulyani (2019), xilem merupakan jaringan
vaskuler yang berfungsi untuk mengangkut dan
mengedarkan air dan unsur hara dari akar ke bagian
tumbuhan lainnya, khususnya daun.
⧫ Pada dasarnya, jaringan pengangkut ini terdiri atas xilem
primer yang berasal dari prokambium dan sistem
sekunder yang berasal dari aktivitas pembelahan
kambium vaskuler ke arah dalam (Adnyana, 2015).
⧫ Campbell dkk (2010) menyatakan bahwa xilem memiliki
sejumlah karakteristik fundamental sekaligus otentik
yang membedakannya dengan jaringan tumbuhan
lainnya. Adapun karakteristik xilem sebagai berikut.
➢ Tersusun atas sel-sel yang sebagian besar telah mati.
➢ Berdinding tebal dan mengandung lignin.
➢ Bersifat kuat dan keras.
➢ Tergolong dalam jaringan kompleks karena tersusun
atas berbagai komponen, yakni unsur trakeal, serat
xilem, dan parenkim xilem.
⧫ Lebih lanjut, berbagai komponen penyusun konstruksi
xilem dapat dijabarkan sebagai berikut.
➢ Unsur Trakeal
Urry dkk (2015) menyatakan bahwa unsur trakeal
merupakan komponen konduksi dalam xilem yang
tersusun atas sel-sel panjang yang saling
berhubungan membentuk suatu saluran.
Komponen ini berfungsi sebagai tempat beredar
dan ditransportasikannya air dan unsur hara
(Mulyani, 2019).
Lebih lanjut, Hidayat (1995) membedakan unsur
trakeal menjadi trakea dan trakeid yang pada
hakikatnya sama sama tersusun atas sel mati
dengan dinding samping yang terlignifikasi.
Menurut Campbell dkk (2010), karakteristik trakea
(pembuluh xilem) ialah sebagai berikut.
Bentuk memanjang dengan ujung yang datar
Relatif pendek dibandingkan trakeid, namun
lebih lebar.
Memiliki lubang di bagian ujung yang disebut
lempeng perforasi
Air mengalir melalui lempeng berpolasi dan
juga pits (noktah).
Hanya terdapat atau dijumpai pada
Angiospermae dan Ordo Gnetales.
Sementara itu, Adnyana (2015) menyatakan bahwa
karakteristik trakeid diuraikan sebagai berikut.
Bentuk memanjang dengan ujung yang runcing.
Panjangnya melebihi trakea tetapi
konstruksinya lebih sempit.
Tidak memiliki lempeng perforasi, hanya
memiliki pits.
Dimiliki semua tumbuhan berpembuluh.
Proses transportasinya hanya dapat dilakukan
melalui noktah yang saling menimpa.
Tergolong unsur trakeal utama pada
Gymnospermae dan Pteridophyta.

➢ Serat Xilem (Serabut Xiler)


Serat xilem merupakan salah satu bentuk jaringan
skelerenkim yang berfungsi dalam menyokong
jaringan xilem (Mulyani, 2019).
Menurut Hidayat (1995), serat xilem tersusun atas
sel yang sudah mati dengan bentuk panjang serta
dinding yang sudah mengalami penebalan
sekunder atau lignifikasi.

➢ Parenkim Xilem
Adnyana (2015) menyatakan bahwa parenkim
xilem merupakan jaringan dasar yang mengisi
konstruksi xilem.
Lebih lanjut, parenkim xilem tersusun atas sel yang
masih hidup serta berfungsi untuk menyimpan
cadangan makanan di xilem (Urry dkk, 2017).

Eksistensi Organ Batang Tumbuhan Pacar Air


(Impatiens balsamina)
⧫ Sejatinya, tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina)
merupakan tumbuhan dikotil.
⧫ Dengan demikian, organ batang tumbuhan ini memiliki
berkas pengangkut dengan tipe kolateral terbuka.
⧫ Menurut Hidayat (1995), kolateral terbuka adalah salah
satu tipe berkas pengangkut di mana xilem dan floem
berada dalam jari-jari lingkaran yang sama, dengan xilem
di dalam dan floem di luar. Keduanya dipisahkan oleh
eksistensi kambium vaskuler.

Mekanisme Pengangkutan Air pada Jaringan Xilem di


Organ Batang
⧫ Teori Kapilaritas
➢ Konsep Dasar
Salisbury dkk (1995) menyatakan bahwa
kapilaritas merupakan interaksi antara permukaan-
singgung dari suatu bahan cair dan padat sehingga
permukaan zat cair tersebut berubah bentuk, dari
datar menjadi agak mengerut.
Lebih lanjut, kapilaritas menyebabkan naiknya
cairan ke dalam tabung yang sempit serta terjadi
karena zat cair tersebut membasahi dinding tabung
(dengan gaya adhesi) lalu tertarik ke atas
(Salisbury dkk, 1995).
Dengan demikian, teori ini menyatakan air dapat
bergerak di sepanjang unsur trakeal xilem yang
sempit dikarenakan adanya eksistensi kapilaritas.

➢ Mekanisme Operasional
1) Ketika molekul-molekul air mencapai unsur
trakeal di Xilem, molekul-molekul tersebut
cenderung akan berikatan dengan dinding unsur
trakeal sebagai akibat adanya gaya adhesi.
2) Gaya adhesi inilah yang menyebabkan molekul air
yang berada di sekitar berikatan dengan dinding
unsur trakeal sehingga dapat merambat ke atas.
3) Melalui gaya kohesi, molekul air yang berada di
bagian tengah alias bagian rongga yang berjauhan
dari dinding unsur trakeal akan berikatan dengan
sejumlah molekul air yang telah berikatan dengan
dinding unsur trakeal sebelumnya.
4) Alhasil, ketika molekul air yang berikatan dengan
dinding unsur trakeal merambat ke atas maka
molekul air dari bagian rongga unsur trakeal yang
sebelummya telah berikatan dengannya akan turut
ikut merambat atau bergerak ke atas melewati
unsur trakeal yang sempit. Proses ini dikenal
dengan istilah kapilaritas.

➢ Kekurangan atau Kelemahan


Berdasarkan mekanisme operasionalnya, teori ini
memiliki kekurangan jika dijadikan satu-satunya
dasar dalam menjelaskan mekanisme
pengangkutan air pada xilem.
Kekurangan yang dimaksud adalah eksistensi
ketinggian maksimal sehingga teori ini dinilai tidak
mampu menjelaskan transportasi air pada xilem di
tumbuhan yang tinggi (Salisbury dkk, 1995).
⧫ Teori Tegangan Kohesi (Tarikan Transpirasi)
➢ Konsep Dasar
Teori tegangan kohesi adalah teori yang
menjelaskan keterlibatan tarikan transpirasi dalam
mekanisme transportasi air di xilem (Campbell
dkk, 2010).
Menurut teori ini, proses transpirasi akan
menimbulkan tegangan yang mampu menarik
molekul-molekul air di unsur trakeal Xilem masuk
ke bagian mesofil daun. Tegangan inilah yang
disebut tarikan transpirasi.
Menurut Salisbury dkk (1995), teori tegangan
kohesi memuat tiga unsur fundamental untuk
menjelaskan naiknya cairan pada xilem, yakni daya
penggerak, hidrasi (adhesi), hingga kohesi.

➢ Mekanisme Operasional
1) Ketika uap air dilepaskan ke atmosfer melalui
stomata (transpirasi), timbul suatu tegangan yang
menyebabkan air pada unsur trakeal di tulang
maupun urat daun tertarik ke bagian mesofil daun.
2) Sebagai konsekuensi logis dari adanya gaya
kohesi, ketika satu molekul air tertarik ke bagian
mesofil daun, maka molekul-molekul air lain juga
akan ikut tertarik ke bagian tersebut.
3) Kemudian, tarikan atau tegangan ini akan
merambat dari unsur trakeal yang terdapat di tulang
daun ke unsur trakeal di batang hingga akar.
4) Mekanisme operasional teori ini memiliki
kemiripan dengan peristiwa penghisapan cairan
menggunakan sedotan sehingga tarikan transpirasi
yang berperan signifikan dalam teori tegangan
kohesi lazim disebut daya hisap daun.

➢ Kekurangan atau Kelemahan


Teori tegangan kohesi dinilai mampu menjelaskan
secara konkret proses transportasi air pada
tumbuhan yang relatif tinggi.
Oleh karena itu, teori ini berposisi sebagai
komplementer yang melengkapi kekurangan atau
kelemahan teori kapilaritas.

Eksistensi Zat Pewarna Safranin


⧫ Nilamsari (2020) menyatakan bahwa safranin adalah
pewarna sintesis yang lazim diaplikasikan dalam
pewarnaan histologi dan sitologi.
⧫ Secara spesifik, safranin digunakan sebagai zat pewarna
merah pada jaringan tumbuhan (Nilamsari, 2020).
⧫ Menurut Jannah (2019), pembentukan warna merah pada
suatu jaringan tumbuhan dapat terjadi karena pengikatan
safranin pada jaringan tersebut akan menyerap sinar
dengan panjang gelombang definitif sehingga jaringan
tampak berwarna merah.
⧫ Lebih lanjut, tujuan dari pewarnaan jaringan tumbuhan
ialah untuk mempertajam dan memperjelas gambaran
jaringan sehingga mempermudah proses observasi di
bawah mikroskop (Jannah, 2019).
⧫ Sementara itu, Indasari (2013) menyatakan bahwa tujuan
dari pewarnaan tersebut adalah agar proses diferensiasi
atau pembedaan tiap-tiap bagian dari suatu jaringan
tumbuhan dapat dilangsungkan sehingga jaringan
tersebut mudah diamati menggunakan mikroskop.

b) Daftar Alat yang Digunakan dalam Praktikum


Pisau Silet
Labu Erlenmeyer
Penjepit Tabung Reaksi
Wadah Penampung (Ember)
Pipet Tetes
Pengaduk
Gelas Objek
Gelas Penutup
Mikroskop Cahaya
Alat Dokumentasi (Smartphone)
Alat Tulis
c) Daftar Bahan yang Dibutuhkan dalam Praktikum
Tumbuhan Pacar Air (Impatiens balsamina)
Zat Warna Safranin
Air
Tisu
Kertas HVS A4

d) Tahapan atau Prosedur Praktikum


1) Mengisi labu erlenmeyer dengan aquades.
2) Menuang beberapa tetes safranin ke dalam labu erlenmeyer
berisi aqudes sehingga menghasilkan larutan safranin
berwarna merah.
3) Memotong akar dari batang tumbuhan pacar air (Impatiens
balsamina) yang masih egar dalam ember berisi air.
4) Memindahkan potongan batang tumbuhan pacar air
(Impatiens balsamina) ke dalam labu erlenmeyer berisi
larutan safranin.
5) Menahan bagian atas potongan batang tumbuhan pacar air
(Impatiens balsamina) dengan menggunakan penjepit
tabung reaksi sehingga irisan batang tersebut tidak
menempel rapat pada dasar labu erlenmeyer.
6) Mengobservasi pergerakan larutan safranin mulai dari
pangkal hingga ujung potongan batang tumbuhan pacar air
(Impatiens balsamina).
7) Membuat preparat irisan atau sayatan melintang dan
membujur dari batang tumbuhan pacar air (Impatiens
balsamina) yang menunjukkan transportasi larutan safranin.
8) Mengamati konstruksi jaringan xilem pada potongan batang
tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina) tersebut
menggunakan mikroskop.

e) Hasil Praktikum
Tabulasi Data Kenaikan Larutan Safranin di Potongan
Batang Tumbuhan Pacar Air (Impatiens balsamina)

Ketinggian Larutan
No Interval Waktu Safranin yang Teramati
pada Organ Batang

1 0 Menit 0 cm

2 30 Menit 3,1 cm

3 60 Menit 5 cm
Gambar Manual dan Mikrograf Penampang Melintang
Potongan Batang Tumbuhan Impatiens balsamina
Setelah Perendaman 60 Menit di Larutan Safranin
(Pembesaran 100x)
Gambar Manual dan Mikrograf Penampang Membujur
Potongan Batang Tumbuhan Impatiens balsamina
Setelah Perendaman 60 Menit di Larutan Safranin
(Pembesaran 100x)
f) Pembahasan atau Interpretasi Hasil Praktikum
Pergerakan Larutan Safranin pada Organ Batang
Tumbuhan Impatiens balsamina dan Keterkaitannya
dengan Eksistensi Xilem
⧫ Memerahnya bagian bawah potongan batang tumbuhan
Impatiens balsamina membuktikan secara konkret
adanya proses pengaliran larutan safranin yang berwarna
merah pada organ batang tumbuhan tersebut.
⧫ Secara spesifik, air sebagai komponen utama dari larutan
safranin, bergerak di dalam pembuluh xilem atau trakea
dari tumbuhan Impatiens balsamina.
⧫ Pembuluh xilem (trakea), dengan ditunjang oleh
komponen xilem lainnya, seperti serat xilem dan
parenkim xilem, bertugas untuk mengangkut atau
mengtransportasikan air pada larutan safranin dari organ
batang menuju daun tumbuhan Impatiens balsamina.
⧫ Nah, perambatan air berwarna merah sebagai imbas
penambahan zat warna safranin pada unsur trekeal dari
jaringan xilem batang tumbuhan terkait inilah yang
menyebabkan memerahnya bagian bawah potongan
batang.
⧫ Dengan demikian, larutan safranin berperan sebagai
indikator yang memfasilitasi proses observasi atau
pengamatan mekanisme transportasi air di dalam
jaringan xilem dari batang tumbuhan Impatiens
balsamina.
⧫ Lebih lanjut, ukuran (diameter) dari organ batang
tumbuhan terkait serta tingkat kesegarannya juga
memengaruhi proses pengangkutan air di dalam organ
vegetatif tersebut.
➢ Semakin besar diameter organ batang, semakin besar
pula diameter pembuluh xilem atau trakeanya.
Pembesaran diamater ini menyebabkan proses
pengaliran air pada jaringan xilem tumbuhan
Impatiens balsamina menjadi lambat dan lama.
➢ Sementara itu, peningkatan kesegaran tumbuhan
Impatiens balsamina berpengaruh positif terhadap
mekanisme transportasi air pada Xilem tumbuhan
terkait. Artinya, semakin segar tumbuhan Impatiens
balsamina, semakin cepat dan efisien pula proses
pergerakan air di organ batang tumbuhan tersebut.

Realita Perambatan Larutan Safranin pada Organ


Batang Tumbuhan Impatiens balsamina dan
Keterkaitannya dengan Absensi Organ Akar
⧫ Meski tanpa akar, larutan safranin terbukti tetap dapat
ditransportasikan atau digerakan pada pembuluh xilem
atau trekea yang terdapat pada organ batang tumbuhan
Impatiens balsamina.
⧫ Hal ini dikarenakan eksistensi kapilaritas serta tarikan
transpirasi atau tegangan kohesi pada potongan batang
tumbuhan terkait yang terhubung langsung dengan organ
daunnya.
⧫ Operasional dari kedua teori inilah yang memungkinkan
terjadinya perambatan air yang terkandung dalam larutan
safranin secara perlahan serta kontinu menuju organ
daun tumbuhan Impatiens balsamina.
⧫ Lebih lanjut, kenyataan bahwa absensi akar tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap mekanisme
transportasi larutan safranin pada organ batang hingga
daun tumbuhan Impatiens balsamina menjadi irrefutable
evidence dari tidak mencukupi atau memadainya teori
tekanan akar dalam menjelaskan proses pergerakan air
pada tumbuhan.
⧫ Alhasil, keberlangsungan proses transportasi air pada
tumbuhan memang memerlukan koordinasi serta
operasional yang harmonis nan proporsional dari teori
kapilaritas, tekanan akar, hingga tegangan kohesi secara
berkesinambungan.

Transportasi Larutan Safranin pada Organ Batang


Tumbuhan Impatiens balsamina dan Konektivitasnya
dengan Teori Kapilaritas
⧫ Pada dasarnya, pergerakan larutan safranin pada organ
batang tumbuhan Impatiens balsamina mendukung
keabsahan kapilaritas batang.
⧫ Dalam hal ini, unsur treakeal yang dimiliki jaringan
xilem pada batang tumbuhan Impatiens balsamina
dipandang atau diasosiasikan sebagai kolom atau pipa
kapiler tempat terjadinya rambatan molekul air dalam
larutan safranin.
⧫ Nah, sebagaimana yang dinyatakan oleh Hamim (2019),
kolaborasi yang padu dari gaya adhesi antara air dan
molekul penyusun dinding pipa kapiler, tegangan
permukaan akibat gaya kohesi antar molekul air, hingga
gaya gravitasi di dalam kolom kapiler inilah yang
memungkinkan perambatan air pada larutan safranin
menuju bagian atas organ batang tumbuhan Impatiens
balsamina.
⧫ Lebih lanjut, ketinggian batang yang tidak terlalu tinggi
turut memfasilitasi mekanisme kapilaritas pada organ
batang tumbuhan terkait.
⧫ Meskipun demikian, teori ini belum sepenuhnya cukup
untuk menjelaskan proses transportasi air pada xilem
organ batang Impatiens balsamina sehingga tetap perlu
ditunjang oleh operasional teori tarikan transpirasi.

Transportasi Larutan Safranin pada Organ Batang


Tumbuhan Impatiens balsamina dan Korelasinya
dengan Teori Tegangan Kohesi
⧫ Kenyataan bahwa terjadinya pergerakan larutan safranin
pada organ batang tumbuhan Impatiens balsamina
sekaligus kurang memadainya teori kapilaritas
mengindikasikan bahwa operasional teori tarikan
transpirasi atau tegangan kohesi turut andil secara
substansial dalam proses transportasi air di dalam
jaringan xilem organ batang tumbuhan terkait.
⧫ Dalam hal ini, proses transpirasi atau penguapan yang
terjadi pada daun tumbuhan Impatiens balsamina melalui
stomatanya akan menimbulkan tegangan yang mampu
menarik molekul-molekul pelarut larutan safranin (air)
yang terletak di unsur trakeal xilem sehingga masuk ke
bagian mesofil daun.
⧫ Lebih lanjut, eksistensi gaya kohesi pada molekul air
akan melanjutkan atau meneruskan tegangan yang telah
terbentuk ke organ batang sehingga memungkinkan
kolom air pada jaringan pengangkut atau pembuluh
mesofil daun untuk menarik air yang masih ada di dalam
pembuluh batang.
⧫ Pada akhirnya, air akan bergerak dalam bentuk kolom-
kolom yang tidak terputus alias saling sambung-
menyambung yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen
antaramolekul air mulai dari organ daun hingga batang.
⧫ Dengan demikian, teori tegangan kohesi atau tarikan
transpirasi ini absah berposisi sebagai komplementer
yang melengkapi kekurangan atau kelemahan teori
kapilaritas dalam menjelaskan proses perambatan air
pada organ batang menuju daun tumbuhan Impatiens
balsamina.

g) Kesimpulan Praktikum
Pergerakan larutan safranin pada organ batang tumbuhan
Impatiens balsamina membuktikan adanya proses
transportasi air pada jaringan xilem.
Eksistensi kapilaritas batang serta tegangan kohesi atau
tarikan transpirasi daun memungkinkan berlangsungnya
proses transportasi air pada jaringan xilem tumbuhan ini.

h) Daftar Pustaka
Adnyana, Putu Budi. 2015. Introduction to Plant Anatomy:
Cell and Tissue. Yogyakarta: Plantaxia.
Campbell, Neil A., dkk. 2010. Biology Ninth Edition. San
Francisco: Benjamin Cummings.
Fauziah, Arbaul. 2021. Pengantar Fisiologi Tumbuhan.
Tulungagung: Penerbit Biru Atmajaya.
Hamim. 2019. Fisiologi Tumbuhan. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji.
Bandung: Penerbit Institut Teknologi Bandung (ITB).
Indasari, Ica Nur., dkk. 2013. Wenter sebagai Pewarna
Alternatif dalam Pewarnaan Media Preparat Jaringan
Batang dan Akar Tumbuhan Pletekan (Ruellia sp.) dan
Beluntas (Pluchea indica). Berkala Ilmiah Pendidikan
Biologi (BioEdu). 2(1): 35-39.
Jannah, Nur., dkk. 2019. Pemanfaatan Filtrat Bunga
Flamboyan (Delonix regia (Hook.) Raf.) sebagai Pewarna
Alternatif dalam Pengamatan Preparat Jaringan Tumbuhan.
Jurnal Biosains dan Edukasi. 1(1): 5-9.
Mulyani, Sri. 2019. Anatomi Tumbuhan Edisi Revisi.
Yogyakarta: Penerbit PT Kanisius.
Nilamsari, Mei. 2020. Pemanfaatan Ekstrak Kulit Buah
Manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai Bahan Pewarna
Alternatif untuk Pewarnaan pada Preaparat Jaringan
Tumbuhan serta Sumbangannya pada Pembelajaran Biologi
SMA. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sriwijaya.
Salisbury, Frank B., dan Ross, Cleon W. 1995. Fisiologi
Tumbuhan Jilid Satu (Sel, Air, Larutan, dan Permukaan).
Bandung: Penerbit ITB.
Urry, Lisa A., Reece, Jane B., dkk. 2017. Biology Eleventh
Edition. New York: Pearson Education.

i) Lampiran Praktikum
Keadaan Awal Potongan Batang Tumbuhan Impatiens
balsamina di dalam Larutan Safranin
Keadaan Potongan Batang Tumbuhan Impatiens
balsamina Setelah Perendaman Selama 30 Menit di
Larutan Safranin
Keadaan Potongan Batang Tumbuhan Impatiens
balsamina Setelah Perendaman Selama 60 Menit di
Larutan Safranin
Laporan Awal Agenda Praktikum

You might also like