Professional Documents
Culture Documents
Ummul Mukminin Khadijah Binti Khuwailid
Ummul Mukminin Khadijah Binti Khuwailid
binti Khuwailid
Mengenalnya
Dia adalah Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul
Uzza bin Qushay al-Quraisyiah al-Asadiyah. Ibunya bernama Fatimah binti
Zaidah bin Jundub. Beliau dilahirkan di Mekah tahun 68 sebelum hijrah. Ia
berasal dari keluarga bangsawan Quraisy. Khadijah dididik dengan akhlak
mulia dan terhormat sebagai seorang wanita. Sehingga tumbuhlah ia
dengan karakter yang kuat, cerdas, dan menjaga kehormatan.
Dari sini dapat kita petik pelajaran, saat tertarik dengan seorang laki-laki
atau perempuan, jangan tergesa-gesa menyatakan perasaan padanya. Uji
dulu akhlaknya, apakah kebaikan yang disampaikan seseorang tentangnya
benar atau hanya kabar burung saja. Khadijah adalah wanita yang cerdas, ia
tidak tergesa-gesa. Emosinya stabil. Sehingga ia bisa mengetahui kabar
tentang Nabi Muhammad, tanpa membuatnya merasa malu atau jatuh
harga dirinya.
Singkat cerita, terjadilah pernikahan antara dua orang yang mulia,
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Khadijah binti Khuwailid.
Maharnya adalah 500 dirham. Hal ini semakin menegaskan bahwa jodoh
seseorang sesuai dengan keadaan dirinya. Pernikahan ini berlangsung saat
Muhammad bin Abdullah belum mendapatkan kedudukan istimewa
sebagai seorang nabi dan rasul. Sebelum Muhammad dikenal dan memiliki
banyak pengikut. Sebelum Muhammad kaya dan menjadi pemimpin
negara. Rumah tangga keduanya berlangsung kurang lebih selama 25
tahun. Muhammad berusia 25 tahun dan Khadijah 40 tahun.
Kedua pasangan mulia ini terus bersama hingga Khadijah wafat di usia 65
tahun. Dan Rasulullah berusia 50 tahun. Ini adalah masa terlama
kebersamaan nabi bersama istrinya, dibanding dengan istri-istri yang lain.
Nabi tak menikahi wanita lain saat bersama Khadijah. Hal itu karena
kemuliaan yang dimiliki Khadijah. Ia juga memberi beliau putra dan putri.
Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan si bungsu Fatimah
adalah buah dari pernikahan keduanya.
Memeluk Islam
Allah Ta’ala menganugerahkan Ummul Mukminin Khadijah hati dan ruh
yang suci dan cahaya keimanan. Sehingga ia begitu siap ketika kebaikan
datang menghampirinya. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menerima wahyu pertama:
Nabi segera pulang dalam keadaan takut dan gemetar. Kemudian beliau
bertemu dengan istrinya. “Selimuti aku. Selimuti aku.”, kata Nabi. Khadijah
menyelimutinya sampai rasa cemasnya sirna. Nabi berkata,
“Khadijah, apa yang terjadi padaku? Aku khawatir terjadi apa-apa pada
diriku.” Khadijah menanggapi dengan kalimat yang sangat berarti bagi
pskisi Nabi, ia berkata,
وتكسب، وتحمل الكَّل، وتصدق الحديث، فوهللا إنك لتصل الرحم، فوهللا ال يخزيك هللا أبًدا،كال أبشر
وتعين على نوائب الحق، وتقري الضيف،المعدوم
Dalam keadaan yang aneh dan membingungkan itu, Khadijah lah orang
pertama yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Tentu hal ini semakin
meringankan beban psikis Nabi. Nabi tak pernah mendengar sesuatu pun
dari Khadijah yang membuat beliau tidak suka. Tidak mendustakannya dan
membuatnya bersedih. Melalui wanita mulia ini, Allah berikan banyak jalan
keluar dan kemudahan untuk beliau. Saat ia pulang mendakwahkan
risalahnya, Khadijah selalu membuatnya jiwa kembali teguh dan
bersemangat. Meringankan dan membenarkannya di saat orang-orang
mendustakannya.
Keutamaan Khadijah
Pertama: Wanita terbaik
Tidak diragukan lagi, wanita dengan keadaan demikian adalah wanita yang
terbaik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan lisannya sendiri
memuji kemuliaan Khadijah. Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َو َفاِط َم ُة ِبْنُت ُمَح َّمٍد َو آِس َيُة اْم َر َأُة ِفْر َع ْو َن، َو َخ ِد يَج ُة ِبْنُت ُخ َو ْي ِلٍد، َمْر َيُم اْب َنُة ِع ْم َر اَن: َح ْسُبَك ِم ْن ِنَساِء الَعاَلِم يَن
“Cukup bagimu 4 wanita terbaik di dunia: Maryam bintu Imran (Ibunda nabi
Isa), Khadijah bintu Khuwailid, Fatimah bintu Muhammad, dan Asiyah Istri
Firaun.” (HR. Ahmad 12391, Turmudzi 3878, dan sanadnya dishahihkan
Syuaib Al-Arnauth)
« َيا َر ُسوَل الَّلِه َهِذِه َخ ِد يَج ُة َقْد َأَتْت َمَع َها ِإَناٌء ِفيِه ِإَداٌم َأْو َطَعاٌم َأْو:قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم
َش َر اٌب َفِإَذا ِهَي َأَتْت َك َفاْق َر ْأ َع َلْي َها الَّس اَل َم ِم ْن َر ِّبَها َو ِمِّني َو َبِّش ْر َها ِبَبْي ٍت ِفي اْل َج َّنِة ِم ْن َقَص ٍب اَل َص َخ َب ِفيِه
]َو اَل َنَص َب » [أخرجه البخاري و مسلم
“Wahai Rasulallah shalallahu’alaihi wa sallam, Ini Khadijah telah datang.
Bersamanya sebuah bejana yang berisi lauk, makanan, dan minuman. Jika
dirinya sampai katakan padanya bahwa Rabbnya dan diriku mengucapkan
salam untuknya. Dan kabarkan pula bahwa untuknya rumah di surga dari
emas yang nyaman tidak bising dan merasa capai.” (HR. Bukhari no: 3820.
Muslim no: 2432).
Wafatnya
Ummul Mukminin Khadijah radhiallahu ‘anhu wafat tiga tahun sebelum
hijrahnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ke Madinah. Saat
itu beliau berusia 65 tahun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri
yang turun memakamkan jenazah sang istri tercinta. Dengan tangannya
yang mulia, beliau memasukkan jenazahnya ke kuburnya.