Professional Documents
Culture Documents
Kak Jembatan 2
Kak Jembatan 2
Metode Rencana Keadaan Batas sudah memperhitungkan variasi dan ketidakpastian pada baik beban
maupun kekuatan elemen struktur. Level keamanan yang relatif merata atau seragam bisa dicapai pada
struktur atas dan struktur bawah berdasarkan analisis risiko yang didapat dari teori reliabilitas. AASHTO
mulai memberlakukan metode LRFD kepada semua jembatan baru di Amerika Serikat sejak tahun 2007
(FHWA-NHI, 2015).
Dalam perencanaan setiap elemen dan sambungan pada struktur jembatan harus memenuhi Persamaan
1 untuk setiap keadaan batas.
E-1
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Keterangan:
ߛଵ adalah faktor beban ke-i
ŋ adalah faktor pengubah respon berkaitan dengan daktilitas, redundansi, dan klasifikasi
operasional
ŋ adalah faktor pengubah respon berkaitan dengan daktilitas
ŋோ adalah faktor pengubah respon berkaitan dengan redundansi
ŋ adalah faktor pengubah respon berkaitan dengan klasifikasi operasional
Ø adalah faktor reduksi
ܳ adalah pengaruh gaya
Rn adalah tahanan nominal
Rr adalah tahanan terfaktor
Faktor beban adalah faktor pengali beban yang didasarkan dari hasil analisis statistik, dan biasanya
lebih besar dari 1,0. Nilai faktor beban memperhitungkan kemungkinan variasi beban, akurasi analisis,
dan probabilitas terjadinya beban yang berbeda secara bersamaan. Nilai faktor beban juga terkait dengan
nilai statistik ketahanan melalui proses kalibrasi.
Faktor reduksi juga faktor pengali yang didasarkan pada hasil analisis statistik, tetapi dikalikan dengan
reduksi nominal. Nilai faktor reduksi umumnya lebih kecil atau sama dengan 1,0. Nilai faktor reduksi ini
memperhitungkan variasi karakteristik material, dimensi penampang elemen struktur dan kualitas
pengerjaan. Nilai faktor reduksi juga terkait dengan nilai statistik beban melalui proses kalibrasi.
E-2
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Contoh: pada kombinasi ekstrem I, dimana beban gempa diperhitungkan, faktor beban untuk beban
hidup hanya 0,5 bahkan bisa dipilih 0 (tergantung klasifikasi jembatan). Pada kombinasi ekstrem II juga
digunakan faktor beban hidup 0,5. Hal ini berdasarkan kecilnya kemungkinan terjadi beban hidup yang
maksimal pada saat kejadian ekstrem.
matematis dengan tidaklah selalu berarti kegagalan pada jembatan ataupun elemen
tersebut. Kondisi ini lebih menunjukkan bahwa jembatan atau elemen tersebut tidak lagi memenuhi
persyaratan. Persyaratan untuk setiap keadaan batas juga bersifat unik dan tidak semua keadaan batas
atau kombinasi bisa diterapkan pada semua jembatan. Perencana harus menetapkan keadaan batas
mana saja yang relevan dengan jembatan yang direncanakannya.
Keadaan batas yang dikenal pada BMS 1992 adalah keadaan batas ultimit atau runtuh dan keadaan
batas kelayanan. Keadaan batas pada AASHTO 2017 yang juga digunakan oleh SNI 1725-2016
Pembebanan untuk Jembatan dan BMS terbaru adalah:
1) Keadaan batas layan (service limit state)
2) Keadaan batas fatik dan fraktur (fatigue and fracture limit state)
3) Keadaan batas ultimit (strength limit state)
4) Keadaan batas kejadian ekstrem (extreme event limit state)
Setiap keadaan batas terdiri atas beberapa kombinasi beban. Setiap kombinasi beban
menggambarkan tipe beban dan nilai faktor beban yang berbeda. Perbedaan ini didasarkan pada kondisi
pembebanan yang diinginkan dan probabilitas terjadinya beberapa beban secara bersamaan.
Keadaan batas fraktur disyaratkan dalam perencanaan dengan menggunakan persyaratan kekuatan
material sesuai spesifikasi. Keadaan batas fatik dan fraktur dimaksudkan untuk membatasi terjadinya
retak akibat beban siklik yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya kegagalan fraktur selama
umur rencana jembatan.
E-4
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
dengan tahanan atau kapasitas elemen dan struktur. Faktor ini ditempatkan sebagai pengali beban, bukan
reduksi, karena penggunaannya terkait dengan kondisi beban.
C. Daktilitas (ηD)
Faktor daktilitas bisa dimodifikasi untuk kombinasi pada keadaan batas ultimit untuk menggambarkan
karakteristik daktilitas struktur. Nilai 1,05 digunakan pada struktur dengan sambungan dan elemen tidak
daktail. Nilai yang lebih rendah yaitu 0,95 bisa digunakan pada struktur dengan sambungan dan elemen
yang sudah teruji melebihi persyaratan daktilitas sesuai spesifikasi. Untuk kombinasi selain keadaan batas
ultimit, nilai faktor daktilitas yang digunakan adalah 1,0.
D. Redundansi (ηR)
Faktor redundansi digunakan untuk menggambarkan tingkat redundansi elemen dan struktur. Pada
kombinasi keadaan batas ultimit, nilai 1,05 digunakan jika elemen atau struktur tidak memiliki redundansi
yang cukup. Nilai 0,95 bisa digunakan pada elemen atau struktur dengan kondisi redundansi yang telah
terbukti melebihi kondisi umum. Nilai yang biasa digunakan pada elemen dan struktur konvensional adalah
1,0. Nilai faktor redundansi pada kombinasi selain keadaan batas ultimit diambil 1,0. Besaran nilai faktor
redundansi dapat bervariasi karena ditentukan berdasarkan engineering judgement perencana sehingga
bersifat subjektif.
Gambar E.1 - Pelat Strip Untuk Analisis Struktur Beban Mati Pelat
Pengaruh beban mati yang terdiri dari momen dan geser (MA dan MS) pada pelat dihitung berdasarkan
lebar pelat strip selebar 1000 mm. Beban mati yang bekerja pada pelat terdiri dari berat sendiri pelat,
beban barrier dan lapisan permukaan jembatan (perkerasan jalan). Beban mati ini diasumsikan sebagai
beban merata yang bekerja pada pelat yang dihitung berdasarkan berat isi material yang digunakan. Nilai
berat isi material dapat dilihat pada Tabel 2 SNI 1725:2016. Pemodelan struktur pelat untuk perhitungan
pengaruh beban mati diperlihatkan pada Gambar E.1.
Pengaruh beban hidup truk (momen dan geser) pada pelat ditentukan berdasarkan lebar strip ekivalen.
Lebar strip ekivalen pelat bernilai berbeda yang mana nilai lebar ekivalen tergantung kepada jenis pelat yang
digunakan, arah strip utama yang ditinjau dan lokasi pelat yang ditinjau (kantilever, momen positif dan
E-6
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
momen negatif). Penentuan lebar pelat strip ekivalen untuk perhitungan pengaruh beban hidup kendaraan
pada pelat diperlihatkan pada Tabel E.1.
sg sg sg sg
(a)
300 1750 1200 1750
P P P P
sg sg sg sg
(b)
Gambar E.2 - Pemodelan struktur pelat untuk analisis pengaruh beban truk
Untuk kasus dimana jarak antar gelagar lebih besar dari jarak antar diafragma, sehingga pelat melentur
pada arah memanjang jembatan. Untuk kasus seperti ini, pelat dimodelkan sebagai elemen gelagar di
atas banyak tumpuan dengan tumpuannya adalah diafragma. Lebar efektif pelat yang digunakan
berdasarkan lebar strip seperti yang ditetapkan pada Tabel E.1. Beban truk yang bekerja pada pelat
adalah beban truk pada arah memanjang jembatan dengan konfigurasi sumbu seperti yang diatur dalam
SNI 1725:2016.
E-7
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Beton:
Cor di tempat Kantilever 1140 0,833X
Baja:
Grid terbuka Tulangan utama 0,007P4,0Sb
Pasal 3.6.2.1.8
Grid komposit tidak terisi Tulangan utama
Pasal 3.6.2.1.8
Kayu:
Glulam prafabrikasi
o Tidak saling terkoneksi Sejajar 2,0h 760
Tegak lurus 2, 0h 1020
o Saling terkoneksi Sejajar 2280 0,07L
Tegak lurus 4,0h 760
Laminasi dengan tegangan Sejajar 0,8S 2740
Tegak lurus 10S 610
Pemodelan struktur pelat untuk perhitungan pengaruh beban hidup diperlihatkan pada Gambar E.3.
Ketentuan-ketentuan pemodelan dan perhitungan pengaruh beban truk terhadap pelat adalah sebagai
berikut:
1) Beban roda terluar ditempatkan sejauh 300 mm dari sisi dalam barrier.
2) Jarak antar roda pada satu kendaraan adalah sebesar 1750 mm.
3) Jarak antar roda pada dua kendaraan yang berdekatan minimal sebesar 1000 mm.
E-8
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
4) Beban roda kendaraan ditempatkan sedemikian rupa pada pelat sehingga mewakili semua
kemungkinan posisi roda yang mungkin bekerja pada pelat, nilai pengaruh dari beban kendaraan
terhadap pelat ditentukan dari nilai envelope maksimum.
5) Nilai pengaruh akibat beban truk harus dibagi dengan lebar efektif pada lokasi yang ditinjau (di
kantilever, daerah momen positif atau momen negatif) untuk mendapatkan nilai pengaruh per meter
lebar pelat.
6) Nilai pengaruh kendaraan dikalikan dengan faktor pembesaran dinamis (FBD) sebesar 30% seperti
yang ditetapkan dalam SNI 1725:2016 pada Bagian 8.6 untuk semua keadaan batas kecuali
fatik. Untuk fatik, faktor FBD diambil sebesar 15%.
E-9
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
5) Diafragma,
6) RC pelat (pada beton pratekan).
Khusus untuk barrier yang dicor atau dipasang setelah pelat mengeras, berat total barrier diasumsikan
terbagi rata di semua gelagar. Untuk simplifikasi dan mempermudah perhitungan, diafragma dapat
diasumsikan sebagai beban merata pada gelagar yang dihitung dengan cara membagi berat total diafragma
dengan panjang gelagar dan dibagi secara merata ke semua gelagar.
Perhitungan pengaruh (momen dan geser) beban mati pada gelagar dilakukan dengan memodelkan
gelagar dan pelat dengan lebar tributari sebagai elemen balok satu dimensi yang dibebani dengan beban
merata. Jika jembatan adalah jembatan bentang sederhana, maka struktur dimodelkan sebagai elemen
balok di atas dua tumpuan sederhana. Gambar detail simplifikasi pemodelan analisis struktur terhadap
beban mati pada jembatan tipe gelagar-pelat diperlihatkan pada Gambar E.4.
sg sg sg sg
(a)
sg sg sg sg
(b)
bef = sg bef = sg
(c)
QMS dan QMA
E - 10
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
(d)
Gambar E.4 - Pemodelan struktur akibat beban mati pada jembatan tipe gelagar-pelat
Untuk analisis pengaruh beban “D”, beban lalu lintas dimodelkan sebagai beban merata (BTR) dan beban
terpusat (BGT) di atas balok satu dimensi. Beban BTR dan BGT diterapkan pada jembatan dengan area
penerapan beban adalah sepanjang jembatan dan selebar jalan raya pada jembatan. Besarnya beban
BTR dan BGT dihitung berdasarkan lebar tributari pelat dimana lebar tributari yang digunakan sama
dengan lebar tributari pelat untuk menghitung pengaruh beban mati seperti yang diperlihatkan pada
Gambar E.4 (c). Besar beban BTR diperoleh dari perkalian antara beban BTR (kN/m2) dengan lebar
efektif pelat sehingga diperoleh beban merata per meter panjang (kN/m). Beban garis BGT (kN/m) dikalikan
dengan lebar efektif sehingga diperoleh beban terpusat dengan satuan kN. Pemodelan struktur
jembatan terhadap beban “D” untuk kasus jembatan bentang sederhana diperlihatkan seperti pada
Gambar E.5. Untuk jembatan bentang menerus, pembebanan harus diatur sedemikian rupa sehingga
memberikan pengaruh geser dan momen maksimum sesuai dengan SNI 1725:2016.
Gambar E.5 - Pemodelan struktur jembatan dengan pembebanan beban lalu lintas “D”
E - 11
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Secara umum, konfigurasi sumbu roda truk memiliki jarak bervariasi 4000 mm sampai dengan 9000
mm untuk roda tengah dan roda belakang dan jarak konstan sebesar 5000 mm untuk roda tengah
dan roda depan. Namun, agar diperoleh pengaruh beban yang besar, untuk keadaan batas ultimit
dan layan, jarak antara roda depan dan roda tengah adalah sebesar 5000 mm, sedangkan jarak
antara roda tengah dan roda belakang adalah sebesar 4000 mm. Untuk kasus beban fatik,
konfigurasi gandar truk ditentukan berdasarkan Pasal 8.11.1 pada standar pembebanan jembatan
(SNI 1725:2016) yaitu jarak gandar tengah dan gandar belakang merupakan jarak konstan sebesar
5000 mm. Detail konfigurasi truk secara umum diperlihatkan pada Gambar E.6(a) dan untuk
keadaan batas ultimit dan layan diperlihatkan pada Gambar E.6(b) sedangkan untuk keadaan
batas fatik diperlihatkan pada Gambar E.6(c)..
Gambar E.6 - (a) Konfigurasi truk (b) keadaan batas ultimit dan layan (c) keadaan batas fatik
E - 12
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Pada kasus beban truk, momen maksimum pada jembatan bentang sederhana selalu terjadi tepat di
bawah sumbu tengah P2, dengan resultan gaya berat sumbu truk PR berada antara sumbu tengah dan
belakang dengan konfigurasi gaya seperti pada gambar di bawah ini:
Keterangan:
P1 adalah beban roda gandar belakang (kN)
P2 adalah beban roda gandar tengah (kN)
P3 adalah beban roda gandar depan (kN)
d1 adalah jarak antara roda tengah ke roda belakang (m)
d2 adalah jarak antara roda tengah ke roda depan (m)
L adalah panjang bentang jembatan (m)
x1 adalah jarak antara tengah bentang jembatan ke roda tengah (m)
x2 adalah jarak antara resultan gaya dengan roda tengah truk (m)
Pengaruh beban maksimum (momen) akibat beban truk pada keadaan batas ultimit dan layan dihitung
dengan persamaan-persamaan berikut:
E - 13
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Gaya geser maksimum yang bekerja pada jembatan akibat beban truk terjadi di dekat tumpuan.
Perhitungan gaya geser maksimum akibat beban truk pada keadaan batas ultimit dan layan
ditentukan dengan persamaan berikut:
Untuk keadaan batas fatik, gaya dalam momen dan geser ditentukan dengan persamaan di bawah
ini:
2) Pengaruh beban kendaraan ditentukan dengan mengalikan pengaruh beban yang ditentukan
pada tahap 1 dengan faktor distribusi yang terdiri dari :
a) Faktor distribusi momen untuk gelagar interior (gmi); nilai gmi ditentukan pada kondisi satu lajur
terbebani dan pada kondisi dua atau lebih lajur terbebani dengan persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
S adalah jarak antar gelagar (m)
L adalah panjang bentang jembatan (m)
ts adalah tebal pelat (mm)
b) Faktor distribusi geser untuk gelagar interior (gvi); nilai gvi ditentukan pada kondisi satu lajur
terbebani dan pada kondisi dua atau lebih lajur terbebani dengan persamaan sebagai berikut:
E - 14
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
c) Faktor distribusi momen untuk gelagar eksterior (g me); nilai gme pada kondisi satu lajur terbebani
ditentukan dengan aturan tuas. Aturan tuas adalah analogi prosedur perhitungan untuk
menentukan reaksi pada tumpuan struktur bentang sederhana dengan atau tanpa bagian
kantilever dibebani.
Re Ri Re Ri
sg sg
Tata cara penggunaan aturan tuas adalah dengan menempatkan roda kendaraan terluar sejauh
600 mm dari sisi dalam kerb. Jarak antar roda kendaraan diambil sebesar 1750 mm (berdasarkan
konfigurasi roda truk SNI 1725:2016). Resultan gaya R ditempatkan tepat di tengah-tengah
antara beban roda kiri dan roda kanan (lihat Gambar 2.8). Perlu diperhatikan bahwa penempatan
beban P yang mewakili beban roda truk di atas trotoar seperti yang diperlihatkan pada Gambar
2.8 (bagian kanan) tidak mewakili kondisi sebenarnya, namun hanya digunakan untuk
menghitung faktor distribusi beban saja. Dengan menggunakan prinsip kesetimbangan momen di
gelagar interior, maka :
Faktor distribusi momen akibat beban hidup pada gelagar eksterior diambil sebesar x⁄ ݏdimana
x adalah jarak antara resultan gaya berat roda truk dengan as gelagar interior, sedangkan S
adalah jarak antara gelagar eksterior dan gelagar interior. Jika aturan tuas digunakan, maka
faktor distribusi beban yang diperoleh harus dikalikan dengan faktor kepadatan lajur m seperti
E - 15
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
yang ditetapkan dalam Pasal 8.4.3 pada SNI 1725:2016 dimana m bernilai 1,2 untuk satu lajur
terbebani dan bernilai 1 jika dua atau lebih lajur terbebani. Dengan demikian, faktor distribusi
momen pada gelagar eksterior untuk satu lajur terbebani adalah:
Untuk perhitungan faktor distribusi momen akibat beban hidup pada kasus dua lajur atau lebih
terbebani, faktor distribusi momen pada gelagar eksterior diperoleh dengan cara mangalikan
suatu faktor dengan faktor distribusi momen terbesar
sehingga faktor distribusi momen akibat beban hidup pada gelagar eksterior ditentukan
dengan persamaan berikut:
Nilai de merupakan jarak antara kerb terhadap as badan (web) gelagar eksterior. de bernilai
positif jika badan dari gelagar eksterior terletak di sebelah kanan sisi dalam pembatas jalan (kerb)
dan bernilai negatif jika badan dari gelagar terletak di sebelah kiri kerb.
d) Faktor distribusi geser untuk gelagar eksterior (gve); nilai faktor distribusi geser akibat beban truk
pada gelagar eksterior g ve pada kondisi satu lajur lalu lintas terbebani ditentukan berdasarkan
aturan tuas, sehingga nilai faktor distribusi geser satu lajur terbebani pada gelagar eksterior bernilai
sama dengan faktor distribusi momen satu lajur terbebani pada gelagar eksterior gme. Untuk dua
lajur terbebani, faktor distribusi geser ditentukan dengan persamaan:
E - 16
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
3) Faktor distribusi yang dihitung pada tahap 2 hanya berlaku untuk jembatan dengan struktur
tegak lurus terhadap tumpuannya (abutment atau pilar), yaitu jembatan tanpa sudut serong (skew)
pada tumpuannya. Untuk jembatan dengan sudut serong pada perletakannya, maka hitung faktor
koreksi distribusi beban hidup dan digunakan untuk memodifikasi faktor distribusi yang telah dihitung
pada tahap 2. Faktor koreksi kekuatan sudut serong dihitung dengan persamaan:
Dimana θ adalah sudut serong tumpuan jembatan, c1 bernilai 0 jika θ < dari 300 dan bernilai 0.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode faktor distribusi momen
pada jembatan tipe gelagar-pelat adalah sebagai berikut:
a) Faktor distribusi beban hanya bisa diterapkan jika persyaratan geometris jembatan yang
dianalisis terpenuhi. Adapun persyaratan geometris yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Jarak antar gelagar tidak boleh kurang dari 1100 mm dan tidak boleh lebih besar dari 4900
mm,
Tebal pelat tidak boleh kurang dari 110 mm dan tidak boleh lebih dari 300 mm,
Panjang bentang jembatan tidak boleh kurang dari 6 m dan tidak boleh lebih dari 73 m,
Jumlah gelagar minimal adalah 4,
Nilai parameter longitudinal Kg tidak boleh kurang dari 4x109 mm4 dan tidak boleh lebih
besar dari 3x1012 mm4.
E - 17
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
b) Faktor distribusi hanya diterapkan untuk beban truk (“T”) tidak berlaku untuk beban lajur “D”
(BTR dan BGT).
c) Pengaruh beban truk dikalikan dengan faktor pembesaran dinamis (FBD) sebesar 30%
untuk keadaan batas ultimit dan layan, untuk keadaan batas fatik nilai FBD yang digunakan
sebesar 15%.
Perlu diperhatikan bahwa gaya dalam akibat beban lalu lintas yang digunakan dalam perencanaan
ditentukan berdasarkan nilai pengaruh beban yang terbesar antara beban lajur “D” atau beban truk “T”.
E - 18
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
pelat, berat perkerasan jalan dan beban kerb yang nilainya ditentukan berdasarkan berat isi material yang
digunakan.
Gambar E.10 - Pemodelan struktur jembatan tipe pelat yang dibebani beban mati
E - 19
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
BTR BGT
Lb
1000 1000
(a)
BTR
(b)
Lb/2 Lb/2
Gambar E.11 - Jembatan pelat yang dibebani beban BTR dan BGT
Jika dua lajur atau lebih yang terbebani, lebar pelat ekivalen ditentukan berdasarkan
persamaan:
E 2100 0,12 L W WN L (23)
i i
E - 20
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Untuk jembatan dengan tumpuan serong, pengaruh beban kendaraan direduksi dengan faktor r
yang ditentukan dengan persamaan:
Keterangan:
E adalah lebar ekivalen (mm)
L1 adalah panjang bentang termodifikasi yang diambil sama dengan yang terkecil antara
bentang aktual atau 18000 (mm)
W1 adalah lebar jembatan tepi-ke-tepi termodifikasi yang diambil sama dengan yang terkecil
dari lebar aktual atau 18000 untuk pembebanan multi lajur, atau 9000 untuk pembebanan
satu lajur (mm)
W adalah lebar tepi-tepi fisik jembatan (mm)
NL adalah jumlah lajur rencana yang ditentukan sesuai Pasal 8.2 SNI 1725:2016
adalah sudut serong
2) Lebar strip ekivalen eksterior
Strip eksterior didefinisikan sebagai pelat strip yang terletak di bagian tepi jembatan. Dalam
perencanaan, pelat longitudinal eksterior ini dianggap sebagai gelagar semu “notional beam” yang
memikul beban satu roda truk.
Lb
Strip Strip
eskterio interior
r
Lebar ekivalen pelat strip eksterior ditentukan sebagai penjumlahan dari nilai jarak berikut
(lihat Gambar E.12 dan Gambar E.13):
a) Jarak antara sisi tepi jembatan dengan sisi dalam kerb, b) 300 mm,
c) Seperempat dari lebar strip interior.
Setelah lebar pelat ekivalen ditentukan, analisis struktur jembatan pelat yang dibebani dengan
beban truk dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
a) Jembatan dimodelkan sebagai gelagar satu dimensi yang dibebani oleh beban truk dengan
konfigurasi beban truk sama seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.6(b) dan 6(c) untuk
keadaan batas ultimit, layan dan fatik,
b) Pengaruh maksimum beban truk untuk keadaan batas layan dan ultimit dapat dihitung
dengan metode garis pengaruh dengan bantuan komputer. Untuk jembatan di atas dua tumpuan
sederhana, pengaruh maksimum (momen dan geser) dapat dihitung dengan menggunakan
Persamaan (7) dan (8), sedangkan pada keadaan batas fatik ditentukan berdasarkan
Persamaan (10) dan (11),
c) Pengaruh dari beban truk (momen dan geser) pada masing-masing strip yang ditinjau (eksterior
dan interior) harus dibagi dengan lebar pelat ekivalen untuk mendapatkan pengaruh beban per
meter lebar,
d) Pengaruh dari beban truk pada strip interior dan strip eksterior harus dikalikan dengan
faktor pembesaran dinamis (FBD) yang diatur dalam SNI 1725:2016 untuk keadaan batas ultimit
dan layan dan 15% untuk keadaan batas fatik.
E - 22
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
E - 23
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Gambar E.15 - Lebar pelat kantilever (wovh), lebar pelat antar sayap pada satu gelagar
(w1) dan lebar pelat antar gelagar yang berdekatan (a)
Perhitungan pengaruh (momen dan geser) beban mati pada gelagar U dilakukan dengan memodelkan
gelagar dan pelat dengan lebar tributari sebagai elemen balok satu dimensi yang dibebani dengan beban
merata (lihat Gambar 2.4(d)). Jika jembatan adalah jembatan bentang sederhana, maka struktur
dimodelkan sebagai elemen balok di atas dua tumpuan sederhana dan jika jembatan adalah bentang
menerus, maka gelagar dapat dimodelkan sebagai elemen balok di atas tumpuan menerus. Lebar pelat
tributari (lebar efektif) ditentukan dengan cara berikut (lihat Gambar E.15):
1) Untuk pelat pada sisi luar (eksterior), lebar efektif pelat lantai ditentukan dari lebar pelat kantilever
ditambah dengan setengah dari lebar pelat antar sayap pada satu gelagar.
1 (25)
bef _ eks wovh w
2 1
2) Untuk pelat pada sisi dalam (interior), lebar efektif ditentukan dari setengah dari lebar pelat antar sayap
atas pada gelagar yang sama ditambah dengan setengah dari lebar pelat antar sayap pada gelagar
yang berdekatan.
1 1
bef _ int w1 a (26)
2 2
3) Lebar pelat efektif gelagar adalah penjumlahan dari 1) dan 2).
E - 24
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
3) Jarak tengah ke tengah sayap tekan w pada setiap gelagar adalah sama,
4) Rasio kemiringan pelat badan tidak boleh melebihi 1 (horizontal) banding 4 (vertikal) pada suatu bidang
normal terhadap sayap bawah,
5) Lebar pelat kantilever termasuk kerb dan barrier tidak boleh melebihi 60 persen jarak antara
tengah ke tengah sayap atas pada gelagar yang berdekatan atau 1800 mm,
6) Rasio jumlah lajur rencana (NL) terhadap jumlah gelagar (Nb) memenuhi:
E - 25
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Faktor distribusi pada Persamaan (29) digunakan untuk menghitung pengaruh truk (momen dan geser)
terhadap gelagar U. Pemodelan gelagar yang dibebani beban truk dapat dilihat pada Gambar 6.
Dalam penggunaan faktor distribusi pada Persamaan (29), perlu diperhatikan bahwa untuk perhitungan
faktor distribusi pada keadaan batas ultimit dan layan, jumlah lajur yang digunakan (NL) adalah sama
dengan jumlah lajur rencana. Namun, untuk keadaan batas fatik, jumlah lajur (NL) yang digunakan adalah
1. Faktor multiple present (kepadatan lajur) pada Tabel 14 SNI 1725:2016 tidak perlu digunakan pada
persamaan ini.
E - 26
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Sebagai daerah yang memiliki wilayah perdesaan cukup banyak dengan daerah-daerah yang
jangkauannya sulit, Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki “pekerjaan rumah” dalam melaksanakan
pembangunan daerah yang merata dengan memfokuskan pada peningkatan kualitas kesejahteraan
masyarakat. Hal ini tentu saja menjadi suatu dorongan dalam penyusunan setiap rumusan perencanaan
pembangunan agar memiliki fokus dan arah yang sama dalam menapaki koridor pembangunan baik
daerah, Provinsi Kalimantan Timur maupun Nasional. Selain analisis dan data informasi pembangunan
yang akan disajikan, evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah akan menjadi titik tolak dalam
perencanaan pembangunan berikutnya. Selain itu, pada gambaran umum kondisi daerah ini akan
memberikan gambaran isu strategis sekaligus capaian-capaian Standar Pelayanan Masyarakat
maupun Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Sebagai pondasi dalam perumusan berbagai kebijakan pembangunan, maka perlu ditelaah dan dikaji
terkait fenomena-fenomena yang terjadi selama pelaksanaan pembangunan yang telah berlangsung
sehingga dapat terlihat permasalahan yang nantinya akan diantisipasi dan diselesaikan melalui
pelaksanaan pembangunan daerah. Berikut berbagai analisis dan kajian dalam meningkatkan kualitas
pembangunan Kabupaten Kutai Kartanegara di Tahun 2023.
Muara Wis. Kedua, zona tengah dengan kecenderungan karakteristik wilayah dataran, perbukitan dan
perairan sungai, potensi ekonomi didominasi pertanian, perikanan, perdagangan dan jasa, terdiri dari 6
(enam) kecamatan, yakni, Kecamatan Muara Kaman, Sebulu, Tenggarong, Tenggarong Seberang, Loa
Kulu dan Loa Janan. Ketiga, zona pesisir dengan kecenderungan karakteristik wilayah dataran, perbukitan
dan perairan laut dan muara, potensi wilayah didominasi oleh pertanian dan perikanan, terdiri dari 6
(enam) kecamatan, yakni Kecamatan Marangkayu, Muara Badak, Sanga-Sanga, Anggana, Muara Jawa
dan Samboja.
Kabupaten Kutai Kartanegara mempunyai belasan sungai yang tersebar pada hampir semua kecamatan
dan merupakan sarana angkutan utama di samping angkutan darat, dengan sungai yang terpanjang
Sungai Mahakam dengan panjang sekitar 920 kilometer.
Kutai Kartanegara merupakan wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Bulungan, Kabupaten Kutai
Timur dan Kota Bontang di sebelah utara, Selat Makassar sebelah timur, Kabupaten Penajam Pasir Utara
dan Kota Balikpapan di sebelah selatan, dan dengan Kabupaten Kutai Barat di sebelah barat.
Daratan Kabupaten Kutai Kartanegara tidak terlepas dari gugusan gunung dan pegunungan yang terdapat
hampir di seluruh Kecamatan, yaitu ada sekitar 10 gunung. Gunung yang paling tinggi di Kutai
Kartanegara adalah Gunung Lengkup dengan ketinggian 485 meter yang terletak di Kecamatan
Loa Kulu. Danau di Kabupaten Kutai Kartanegara sebanyak 16 buah dengan danau yang paling luas
Danau Semayang sekitar 13.000 hektar.
E - 28
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
B. Topografi
Topografi wilayah sebagian besar bergelombang dan berbukit dengan kelerengan landai sampai curam.
Daerah dengan kemiringan datar sampai landai terdapat di beberapa bagian, yaitu wilayah pantai
dan daerah aliran sungai Mahakam. Pada wilayah pedalaman dan perbatasan pada umumnya merupakan
kawasan pegunungan dengan ketinggian antara 500 hingga 2.000 m di atas permukaan laut.
C. Geologi
Sesuai dengan kondisi iklim di Kabupaten Kutai Kartanegara yang tergolong dalam tipe iklim tropika
humida, maka jenis-jenis tanah yang terdapat di daerah ini pada umumnya tergolong kedalam tanah yang
bereaksi asam. Pada dasarnya jenis-jenis tanah di Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari: podsolik
(ultisol), alluvial (entisol), gleisol (entisol), organosol (histosol), lithosol (entisol), latosol (ultisol),
andosol (inceptisol), regosol (entisol), renzina (mollisol) dan mediteran (inseptisol).
Hampir seluruh wilayah Kabupaten Kutai Kartenagara didominasi oleh kompleks podsolik merah
kuning, dan organosol glei humus. Organosol glei humus terdapat di daerah cekungan di sekitar Sungai
Mahakam yang tergenang air, yaitu terdapat di Kecamatan Muara Muntai, Kota Bangun, Kenohan,
Kembang Janggut, Muara Kaman, Sebulu, Tenggarong dan Loa Kulu. Tanah podsolik merah kuning di
Kabupaten Kutai Kartanegara seluas 8.618,63 Km2 atau 27,72% dari luas wilayah. podsolik merah kuning
terbentuk dari dari batuan beku dan endapan pada daerah bukit dengan pegunungan lipatan.
D. Hidrologi
Potensi hidrologi wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara sangat besar terutama oleh adanya aliran
sungai utama (Sungai Mahakam) beserta anak-anak sungainya. Aliran Sungai Mahakam yang lebar dan
tenang memberikan pengaruh yang sangat besar terutama bagi kegiatan sosial ekonomi masyarakat.
Besarnya potensi air sungai yang mengalir sepanjang sungai dan anak Sungai Mahakam ini dapat
diakibatkan oleh penggunaan wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang merupakan kawasan hutan,
sehingga sangat berpotensiuntuk daya resap air (infiltrasi) di wilayah ini dan selanjutnya menghasilkan
volume/debit air yang sangat besar di daerah hulu. Bagi kepentingan sosial ekonomi masyarakat
sungai/anak Sungai Mahakam hingga saat ini dimanfaatkan sebagai air baku bagi penyediaan air minum
penduduk di sepanjang wilayah yang dilaluinya, sedangkan lebar dan dalamnya sungai dijadikan sarana
esensial bagi kegiatan transportasi air sebagai transportasi lokal maupun antar wilayah (transportasi
regional).
E - 30
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
E. Klimatologi
Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara beriklim tropis yang memilki dua musim yakni musim penghujan dan
musim kemarau, yang terlihat dari curah hujan yang tidak merata setiap tahun, curah hujan tertinggi pada
bulan Mei yaitu 291 mm dengan jumlah hari hujan 14 hari. Sedangkan hari hujan tertinggi di Kutai
Kartanegara berada di bulan September dengan 18 hari hujan dengan curah hujan sebesar 207 mm.
Gambar E-18
Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2020
F. Demografi
Penduduk merupakan titik sentral dalam proses pembangunan daerah, terutama terhadap pencapaian
pembangunan yang berkelanjutan. Penduduk merupakan subjek dan sekaligus objek pembangunan,
sehingga proses pembangunan sangat dipengaruhi oleh kapasitas penduduk yang bermukim di wilayah
Kabupaten Kutai Kartanegara. Jumlah, pertumbuhan dan pola sebaran penduduk menjadi bagian penting
dalam perumusan kebijakan pembangunan daerah. Adapun jumlah penduduk Kabupaten Kutai
Kartanegara sampai dengan tahun 2021 sebanyak 753.862 jiwa, dengan pertumbuhan penduduk sebesar
2,64 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Gambar E–19
Jumlah Penduduk (Jiwa) Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2016-2021
E - 31
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Jika dilihat dari sebaran penduduk, maka cenderung terkonsentrasi di wilayah perkotaan dengan tingkat
distribusi terbesar pada kecamatan Tenggarong sebesar 14,68 persen, Loa Janan 9,54 persen dan
Tenggarong Seberang 9,38 persen sedangkan distribusi penduduk yang paling kecil berada di Kecamatan
Muara Wis. Kepadatan penduduk di Kutai Kartanegara mencapai 56.28 jiwa per km2. Jika dilihat kepadatan
penduduk menurut kecamatannya, tertinggi di Kecamatan Tenggarong sebesar 272.64 jiwa per km2, diikuti
Kecamatan Tenggarong Seberang 157.90 jiwa per km2 dan Kecamatan Loa Janan sebesar 108.47 jiwa per
km2. Sedangkan terendah di kecamatan Tabang dengan kepadatan penduduk sebesar 1.53 jiwa per km2.
Adapun rasio jenis kelamin di Kutai Kartanegara sebesar 109.52 yang mengindikasikan bahwa jumlah
penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan (diantara 100 penduduk
perempuan terdapat 109.52 penduduk laki-laki).
Tabel E-2
Jumlah Penduduk dan Distiburi Penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2021
E - 32
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Jika dibandingkan se-Provinsi Kalimantan Timur, jumlah penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara
menjadi yang terbesar kedua setelah Kota Samarinda. Sehubungan dengan hal tersebut, tantangan lima
tahun ke depan lebih ditekankan kepada penyediaan fasilitas publik; penguatan solidaritas dan ketahanan
sosial; dan peningkatan keterampilan dan keahlian menghadapi persaingan penduduk dari luar dalam
membangun Ibu Kota Negara.
E - 33
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
E.3.2. EKONOMI
A. Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara sampai saat ini masih sangat bergantung pada sektor
pertambangan yang mayoritas diekspor ke pasar global. Hal ini menyebabkan perekonomian Kabupaten
Kutai Kartanegara secara umum dipengaruhi oleh perekonomian global. Secara umum, perekonomian
Kutai Kartanegara yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas
dasar konstan pada tahun 2019 sebesar Rp. 126.160.167,12 (juta), mengalami kenaikan dibanding
tahun sebelumnya. Namun dikarenakan Pandemi Covid-19 yang telah memberikan dampak signifikan pada
gejolak perekonomian nasional maupun internasional, maka PDRB Kabupaten Kutai Kartanegara pada
tahun 2020 turun cukup drastis mencapai Rp. 120.556.603,4 (juta). Hal ini tentu saja berdampak pada
pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh Kutai Kartanegara dimana pada tahun 2020 terjadi kontraksi
pertumbuhan ekonomi sebesar -4,44 persen.
Namun seiring pemulihan perekonomian Nasional yang diikuti oleh berbagai upaya pemulihan
perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara, maka pada tahun 2021 Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Kutai Kartanegara tumbuh sebesar 2,67 persen. Performa perekonomian yang mulai menguat
saat ini diharapkan menjadi pijakan bagi stailitas perekonomian Kutai Kartanegara pasca Pandemi
COVID-19.
Gambar E–20
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2012-2021
Berdasarkan data realisasi tahun 2020, Ada empat sektor dominan yang berpengaruh tinggi terhadap
PDRB dengan migas pada tahun 2020 yaitu sektor Pertambangan (berperan 59,81 persen terhadap
perekonomi Kutai Kartanegara), sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan (14,92 persen),
sektor Konstruksi (8,56 persen) dan sektor industri pengolahan (4,49 persen). Sedangkan sektor-sektor
yang lain secara keseluruhan berperan sebesar 12,22 persen terhadap perekonomian Kutai Kartanegara.
E - 34
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Sedangkan jika dihitung dengan mengeluarkan sektor pertambangan dan penggalian, maka pertumbuhan
PDRB Kabupaten Kutai Kartanegara justru semakin rendah. Hal ini menunjukkan bahwa sektor
pertambangan dan penggalian merupakan sektor yang mempunyai keterkaitan erat baik keterkaitan ke
depan maupun ke belakang (forward and backward linkage). Pada tabel berikut akan ditunjukkan
bagaimana pentingnya.
Tabel E-4
Distribusi PDRB ADHB Menurut Lapangan Usaha (%) Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2016-2021
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.27 0.29 0.33 0.34 0.29
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.61 0.66 0.76 1.04 0.99
Secara umum PDRB Kabupaten Kutai Kartanegara menduduki peringkat pertama terhadap pembentukkan
PDRB Kalimantan Timur. Hal ini tentu menjadi dorongan serta tantangan bagi pemerintah daerah untuk
terus meningkatkan perekonomian dengan memaksimalkan potensi sumber daya yang ada. Tantangan
E - 35
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
lima tahun ke depan adalah optimalisasi manfaat kegiatan ekonomi untuk meningkatkan nilai tambah dan
pendapatan masyarakat; memperluas akses masyarakat terhadap pengembangan Ibu Kota Negara.
Gambar E–21
PDRB per Kapita Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2017-2021
Di sisi lain, Jika dibandingkan dengan wilayah lain di Kalimantan Timur, PDRB per Kapita Kutai Kartanegara
masih tergolong cukup tinggi. PDRB perkapita Kabupaten Kutai Kartanegara menduduki peringkat ketiga
setelah Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur. Meskipun begitu, angka ini masih cukup luas untuk
menginformasikan kesejahteraan masyarakat secara mikro. Oleh karena itu, masih perlu kajian dan analisis
terhadap indikator lain untuk menyempurnakan analisis terkait kesejahteraan masyarakat.
E - 36
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
Gambar E–22
Perbandingan PDRB per Kapita di wilayah Kalimantan Timur
Tabel E-9
Panjang dan Kondisi Jalan
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2017-2021
pedesaan. Karakteristik geografis yang beragam membutuhkan pendekatan yang berbeda dalam
pelaksanaan pembangunan. Pusat-pusat pertumbuhan di Kabupaten Kutai Kartanegara sebagian besar
berlokasi di zona perkotaan yang lebih dekat dengan pusat pemerintahan dan pusat pertumbuhan ekonomi.
Kondisi tersebut menyebabkan sarana dan infrastruktur yang diukur dari ketersediaan prasarana pelayanan
dasar, kondisi infrastruktur; dan aksesibilitas/transportasi di hampir sebagian desa lebih banyak tertingal
dibandingkan di wilayah perkotaan. Ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu kunci utama
pembangunan wilayah. Infrastruktur menjadi media kegiatan berbagai sektor di suatu wilayah. Ketersediaan
infrastruktur akan memperlancar aksesibilitas, arus produksi dan kegiatan lainnya.
Untuk menggambarkan tingkat kesulitan geografis yang dialami masyarakat desa dalam mengakses
layanan dasar dapat dilihat melalui Indeks Kesulitan Geografis. Semakin tinggi nilai IKG, maka semakin
tinggi pula tingkat kesulitan geografisnya. Tingkat IKG Kutai Kartanegara di sajikan seperti gambar
berikut:
Gambar E–23
Indeks Kesulitan Geografis Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2018-2021
C. Kondisi Irigasi
Irigasi menjadi bagian penting dari proses pembangunan sektor pertanian, kondisi pelayanan
irigasi di Kabupaten Kutai Kartanegara sampai dengan tahun 2020 dalam kondisi baik mencapai 77.42
persen dengan total luas wilayah irigasi sebesar 23,154.13 Hektar.
Tabel E-10
Kondisi Irigasi Kabupaten Kutai Kartanegara, Tahun 2017-2021
E - 38
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
D. Penataan Ruang
Perhitungan Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Kutai Kartanegara, dihitung berdasarkan atas luasan
wilayah daratan yakni sebesar 27.263,10 km2. Sedangkan Luas Ruang Terbuka Hijau pada tahun 2020
sebesar 7.450,18 km2.
Tabel E-11
Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Kutai Kartanegara, Tahun 2017-2021
Tabel E-12
Kondisi Fasilitas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Kutai Kartanegara, Tahun 2017-2021
Selain daripada tabel diatas berdasarkan data Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, rasio
pemenuhan air bersih pada tahun 2020 menunjukan presentase sebesar 65,72 persen dan air minum
hanya 68,55 persen, kondisi ini menandakan bahwa salah satu masalah pokok yang dihadapi adalah
E - 39
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
kurang tersedianya sumber air bersih, belum meratanya pelayanan penyediaan air bersih terutama di
pedesaan dan sumber air bersih yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal.
Kawasan kumuh merupakan permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat
kepadatan bangunan yang tinggi dan kualitas bangunan serta sarana prasarana yang tidak memenuhi
syarat. Kriteria kawasan kumuh ini, meliputi bangunan, jalan lingkungan, penyediaan air minum, drainase
lingkungan, pengelolaan air limbah, pengelolaan persampahan dan pengamanan kebakaran. Termasuk
juga pemenuhan ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau. Kawasan kumuh di Kutai Kartanegara
sesuai dengan SK Bupati Tahun 2019 tentang Penetapan Kawasan Kumuh Kutai Kartanegara seluas
168,11 Ha. Sampai dengan Tahun 2020 Kawasan kumuh yang sudah tertangani seluas 30,26 Ha dan ada
seluas 137,85 Ha yang perlu diselesaikan. Ada 9 lokasi kawasan Kumuh sesuai dengan SK Penetapan
Kawasan Kumuh Kutai Kartanegara antara lain,Tenggarong, Kecamatan Samboja, Muara Badak, Loa
Janan, Loa Kulu, Sebulu, Tenggarong Seberang, Kota Bangun dan Kecamatan Tabang.
F. Perhubungan
Aksesibilitas perhubungan di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, saat ini secara umum dilalui melalui
dua jalur transportasi yakni jalan darat dan perairan, dari aspek kemudahan aksesibilitas jalan darat menjadi
pilihan terbaik, mengingat biaya dan waktu tempuh yang lebih singkat, dengan demikian untukmemberikan
pelayanan terhadap aksesibiltas masyarakat maka keberadaan angkutan darat menjadi tolok ukur
tingkat aksesibilitas masyarakat, jumlah angkutan darat Kabupaten Kutai Kartanegara hingga tahun
2021 mencapai 4,437 angkutan dengan jumlah penumpang sebesar 11,515 orang.
Gambar E–24
Jumlah Angkutan Darat dan Penumpang Angkutan Darat
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2017-2021
E - 40
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PT. ………………………….
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN TELUK SINGA NALA
DUSUN KUYUNG DESA SEBEMBAN
Tahun Anggaran 2023
A. Perhubungan
1) Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan
Status jalan yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari Jalan Kabupaten sepanjang 2.193.02
km, Jalan Provinsi sepanjang 246.19 km, dan Jalan Nasional sepanjang 335.95 km. Sehingga jumlah
total panjang jalan di Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2021 adalah sepanjang 2,775.16 km. Rasio
panjang jalan per jumlah kendaraan dari tahun ke tahun semakin menurun, artinya bahwa dengan panjang
jalan tetap, jumlah kendaraan semakin bertambah, kepadatan kendaraan semakin bertambah. Jumlah
kendaraan bermotor di Kabupaten Kutai Kartanegara mengalami kenaikan yang sangat cepat yaitu sebesar
403.811 unit di Tahun 2017 dan meningkat tajam pada tahun 2020 sebanyak 446.882 hingga rasionya
menjadi sebesar 161 kendaraan, namun mengalami sedikit penurunan pada tahun 2021 karena kebijakan
PPKM Nasional sebesar 417.982 unit dengan rasio 151 kendaraan.
Tabel E-34
Rasio Panjang Jalan Terhadap Jumlah Kendaraan Kabupaten Kutai Kartanegara, Tahun 2017-2021
dengan angkutan sungai selama 3 (tiga) tahun terakhir. Pada tahun 2019 terangkut sebanyak 85,668 orang
dan 42,687 barang, sedangkan tahun 2021 mengalami peningkatan terangkut sebanyak 154,909 orang dan
11,515 barang. Data tahun 2021 menunjukkan kenaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Tabel E-35
Rasio Penduduk dan Rumah Tangga Pengguna Air Bersih
Kabupaten Kutai Kartanegara, Tahun 2016-2021
E - 42